Perubahan konsep siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel menggunakan metode demonstrasi - USD Repository

  PERUBA POKO PAR HAN KON OK BAHA RALEL ME NSEP SISW ASAN RAN ENGGUN WA DALA NGKAIAN NAKAN M AM PEMB N SERI DA ETODE D BELAJARA AN RANGK DEMONST AN FISIKA KAIAN TRASI A Skripsi

  Diaju ukan untuk Memenuhi Salah Satu u Syarat M Memperoleh Gelar Sarja ana Pendidiikan Program S Studi Pendidikan Fisik ka Oleh ALF FONSA AR RVINA JURUS PRO AN PENDI FAKULT U NIM 021424028

OGRAM ST TUDI PEND DIDIKAN FISIKA

DIKAN MA ATEMATIKA ALAM A DAN ILM MU PENGE ETAHUAN TAS KEGUR RUAN DAN N ILMU PENDIDIKAN N UNIVERSIT TAS SANATA DHARM MA YOGYAKAR RTA

  2008

  Aku ini, A i, Tuhan, , Allahm mu, mem megang t tangan k kananm mu

dan ber rkata kep padamu u :

“Jang ganlah ta akut, Ak kulah ya ang men nolong en ngkau”

Seb bab ranc canganK Ku buka anlah ra ancangan nmu

dan n jalanm mu bukan nlah jala anKu

( Yesay ya 41 : 13 3, 55 : 8) )

  T Teruntuk yang kuc inta : ♥ ♥

  

Allah B Bapa dan Yesus K Kristus, Ju uru Selam mat dan Penebusk ku,

sumber r kekuatan n dan peng ghiburanku u.

  ♥ Bunda MMaria. ♥ ♥Mama te ercinta yan ng selalu m memperjuan ngkan yang g terbaik u untukku † † Papa ya ang telah m mengirimka an semanga at dan cint ta dari So orga ♥ ♥Abangku u Severian us Susanto o dan Adi kku Marti inus Alfre ed Ferro Little anngel : Euag geliony Ezr ra Rezmali isa ♥ ♥ Hardian nus D yang g selalu me engasihiku Sahabat,, Keluarga a besar dan n almamate erku. alm Agus stina Aye “k kau tetap sa ahabat yang g terbaik… maaf, aku nggak bisa

  † †

menjagan ya untukmu u…moga tid dur panjang gmu indah dan damai di sisi Bapa a”

  

“ aku tid dak pern nah tahu masa dep epan sepe erti apa y yang aka an

menan ntiku..na amun aku u mau pe ercata ba ahwa Al llah telah h

mem milih satu u jalan te erbaik un ntukku”

  

Dengarkan nlah naseha at dan teri imalah didi ikan,supay ya engkau b bijak dimas sa

depan

(Amsal 19: 2 (

  20

  ABSTRAK

Alfonsa Arvina. 2008. Perubahan Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Fisika

Pokok Bahasan Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel

  Menggunakan Metode Demonstrasi. Skripsi S-1. Yogyakarta: Pendidikan Fisika. JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan konsep siswa mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan rangkaian seri dan rangkaian parallel. Untuk menentukan ada tidaknya perubahan konsep siswa mengenai konsep rangkaian seri dan rangkaian parallel, peneliti membandingkan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan demonstrasi.

  Penelitian ini dilakukan di SMA Angkasa Adisudjipto Yogyakarta, pada bulan September-November 2007. Subyek dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas XII IPA.

  Penelitian ini didesain mencakup enam tahap, yang terdiri dari pemilihan instrument, mengerjakan soal tertulis kemudian pemilihan partisipan, membuat peta konsep dan wawancara sebelum pembelajaran, pembelajaran dengan demonstrasi, membuat peta konsep dan wawancara setelah pembelajaran dengan demonstrasi kemudian menganalis data peta konsep dan wawancara sebelum dan sesudah pembelajaran.

  Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tertulis, peta konsep dan wawancara. Test tertulis berupa soal-soal esai berjumlah 20 pertanyaan, yang mencakup konsep pokok yang berhubungan dengan rangkaian seri dan rangkaian paralel tidak termaksud dalam data yang akan dianalisis dan hanya digunakan sebagai data untuk menentukan partisipan.

  Treatment yang dilakukan adalah mendemosntrasikan cara mengukur tahanan suatu beban, mengukur beda potensial dan mengukur kuat arus Peta konsep dianalisis berdasarkan system penilaian menurut Novak dan Gowin. Hasil wawancara dituangkan dalam bentuk tulusan kemudian dicoding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebelum pembelajaran dengan demonstrasi, siswa memiliki pemahaman yang tidak lengkap dan pemahaman yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya mengenai rangkaian seri dan rangkaian parallel, (2) setelah pembelajaran dengan demonstrasi, terjadi perubahan konsep yakni pemahaman yang tidak lengkap menjadi lengkap dan pemahaman yang tidak benar menjadi benar sehingga miskonsepsi yang terjadi dapat diperbaiki, (3) metode demonstrasi dapat membantu perubahan konsep siswa.

  ABSTRACT

Alfonsa Arvina. 2008. Students Conceptual Changes on Series and Parallel

Circuits Using Demonstration Method. Thesis S-1.

  Yogyakarta. Physics Education. JPMIPA. FKIP. Sanata Dharma University.

  This research is a descriptive qualitative study. It was aimed to find out the students conceptual changes about the concepts that are related to series and parallel circuits. To determine the students conceptual changes about series and parallel circuits, the researcher compared the students concept before and after they studied using demonstration.

  The research was done in SMA Angkasa Adisudjipto Yogyakarta, on September-November 2007. The subjects of this research were students science class on grade XII.

  The research was designed in six steps, namely the choice of instrument, the test to choose participants, concept map design and the interview before and after studied by using demonstration and than analyze data concept map and interview before and after using demonstration.

  The instrument of this research was written test, concept maps and interview. Written test contained of 20 question covered the main concept series circuits and parallel circuits.

  The treatment of this research was demonstration strategy Concept map was analyzed based on valuing systems developed by Novak and Gowin. Interviews was analyzed with coding manual.

  This research showed that (1) before and after studied by demonstration, the students had incomplete and unsurtable understanding about the real concept of series and parallel circuits; (2) there was conceptual changes that was the incomplete understanding becoming complete and unsuitable understanding become suitable the miss-concept can be corrected. (3) demonstration method can be used to change students concept.

KATA PENGANTAR

  Puji dan Syukur pertama-tama penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan penyertaan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menuyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pedidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang Perubahan Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Menggunakan Metode Demonstrasi

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa proses yang panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

  1. Romo Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar serta memberikan banyak masukan kepada penulis.

  2. Bapak Drs. Domi Saverinus, M.Si selaku KaProdi Pendidikan Fisika JPMIPA.

  3. Dosen-dosen yang pernah memberikan banyak ilmu dan membimbing selama perkuliahan yang ditempuh penulis : Ibu Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bp. T. Sarkim, Ph.D., Bp. Sinaradi, M.Pd., Bp. A.Admadi, M.Si., Bp. Drs. Kartika Budi, M.Pd., Bp. R. Rohandi, M.Ed.

  4. Dosen penguji, terima kasih atas saran dan kritiknya.

  5. Pak Narjo dan Pak Sugeng yang banyak membantu di Sekretariat.

  6. Kepala Sekolah, guru fisika dan siswa-siswi SMU kelas III IPA Angkasa Adisudjipto Yogyakarta

  7. Ibu Dortina, A.Md selaku orang tua penulis yang telah berjuang sendirian untuk membesarkan dan memberikan yang terbaik buat penulis dari kecil sampai terselesaikannya skripsi ini (tanpa mama, Al nggak akan seperti ini, maaf..Al banyak menyusahkan mama, mama orang terhebat dalam hidup Al..Al BANGGA). Bapak Alm Ambrosius (bapak senyum ya dalam tidur panjang disisi Bapa dan moga makin indah, Al yakin Bapak melihat Al mewujudkan keinginanmu..restui selalu langkah-langah Al kedepan..Al rindu sama bapak)

  8. Abangku Santo, Adikku Ferro, Iparku dan keponakanku “terima kasih atas supportnya selama ini, aku mencintai kalian dalam hari-hariku”

  9. Abangku Hardianus D : “makasih yach Abe udah sayang, setia dan mengerti selama hampir dua tahun ini, moga kita bisa berjalan bersama hingga mencapai satu titik tujuan kebersamaan kita”

  10. Keluarga besarku di Toho, Pakumbang, Seilaki, Pontianak dan Menjalin…terima kasih atas dukungan nasehat, dan doanya.

  11. Keluarga Emonku di Silung (bapak, mama’, kak eka…semuanya ..trimakasih atas support yang diberikan), Keluarga di Nangka dan Nyawan.

  12. Keluarga di Salatiga (papi, mami mba’Anna, Mas Ben, Mas Eko, Kezia, special to Cristina T.H, S.Farm,.Apt “my baby Bear, my best friend, my best sister…thanks pernah nangis dan tertawa bersama”) dan Djogja ( Da Al, Uni Nike, Dina, Rahma).

  13. Sahabat baikku: Miftahul Jennah, Natassa Natalia Stg, S.Pd “makacih atas kebersamaan dalam tawa, gila-gilaan dan terpuruk bersama ..you’re the best”

  14. Teman-teman P.Fis’02 : Asti, Ting

  2

  , Dono, Win, Aka, Rita, Vina, Andre, Dedi’, Ecin, Dina, Chichie, Titik, Nitnot, Atik, Idang, Wisnu, Heru, Eko, Katamso, Sulis, Ari Cebol, Ari Kambing “ kapan kita akan bertemu lagi?????”

  15. Anak-anak kost Paingan 126 : Indra, X tien, Ika, Flor, Diyah dan eks 126 , Leny Emelia, S.Farm.,Apt.

  16. Teman-teman KKN : Jeng Bhita, Jeng Bhayu, Jeng Vicka, Ishoikhun, Jane, Tien

  2

  , Jevie, KeceBur (Ratna), Nataka (thanks atas abstrak inggrisnya) : makasih kalian pernah masangin kaos kaki terbalik untukku dan senang bisa out bound bersama selama 21 hari ditenda ‘massai ceria’

  17. Julius Nikko dan Fransiskus Itop “thanks pernah memberikan banyak support dan menciptakan kebersamaan dalam hari-hariku yang lalu, aku tetap sayang kalian...kembalilah padaNya, DIA mencintaimu dengan kasihNya yang Agape”.

  18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran, kritik dan sebagainya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih bila ada saran dan kritik yang dapat membangun penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca.

  Yogyakarta, 29 Mei 2008 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... Iii HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ V ABSTRAK..................................................................................................... vi ABSTRACT.................................................................................................. vii KATA PENGANTAR................................................................................... viii DAFTAR ISI................................................................................................. xi DAFTAR TABEL......................................................................................... xv DAFTAR BAGAN........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviii

  BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5

  BAB II. LANDASAN TEORI A. Konsep...................................................................................................... 6

  1. Pengertian Konsep................................................................................ 6

  2. Memahami Konsep............................................................................... 9

  3. Tingkat Pencapaian Konsep.................................................................. 10

  4. Proses Perubahan Konsep..................................................................... 11

  5. Aplikasi Teori Perubahan Konsep Dalam Pembelajaran Fisika................................................................................................... 15

  B. Miskonsepsi.............................................................................................. 21

  1. Miskonsepsi dalam Listrik.................................................................... 22

  2. Penyebab Miskonsepsi.......................................................................... 25

  3. Miskonsepsi dari Sudut Filsafat Konstruktivisme................................ 26

  4. Mendeteksi Miskonsepsi....................................................................... 27

  C. Peta Konsep.............................................................................................. 30

  D. Metode Demonstrasi................................................................................. 36

  1. Pengertian Demonstrasi........................................................................ 36

  2. Fungsi Demonstrasi............................................................................... 37

  3. Persiapan dan Pelaksanaan Demonstrasi.............................................. 40

  4. Keunggulan, Kelemahan dan manfaat Demonstrasi............................. 45

  E. Rangkaian Listrik...................................................................................... 48

  1. Rangkaian Seri...................................................................................... 48

  2. Rangkaian Paralel.................................................................................. 50

  F. Kaitan Teori dengan Penelitian................................................................. 51

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian...................................................................................... 53 B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................... 54 C. Subyek Penelitian...................................................................................... 55 D. Treatment.................................................................................................. 56 E. Instrument Penelitian................................................................................ 58 F. Metode Analisis Data................................................................................ 61 BAB IV. DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi penelitian.................................................................................. 64 B. Data dan Analisis...................................................................................... 65

  1. Gambaran Umum Konsep Awal Siswa Pokok Bahasan Rangkaian Seri.................................................................................... 66

  2. Gambaran Umum Konsep Akhir Siswa Pokok Bahasan Rangkaian Seri.................................................................................... 76

  3. Gambaran Umum Konsep Awal Siswa Pokok Bahasan Rangkaian Paralel................................................................................ 86

  4. Gambaran Umum Konsep Akhir Siswa Pokok Bahasan Rangkaian Paralel................................................................................ 94

  5. Gambaran Umum Menenai Pengaruh Rangkaian Terhadap Arus Listrik......................................................................................... 102

  6. Peta Konsep........................................................................................ 104

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................................... 108 B. Saran......................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 112

  DAFTAR TABEL Tabel 1 : Contoh data hasil jawaban soal tertulis siswa................................

  55 Tabel 2 : Rangkuman konsep awal dan konsep akhir partisipan mengenai rangkaian seri......................................

  84 Tabel 3 : Rangkuman konsep awal dan konsep akhir partisipan mengenai rangkaian paralel................................. 100 Tabel 4 : Rangkuman konsep awal dan konsep akhirpartisipan mengenai pengaruh rangkaian terhadap kuat arus........................ 103 Tabel 5 : Tujuan dan Soal Tertulis................................................................ 117 Tabel 6 : Data Hasil Soal Tertulis................................................................. 158 Tabel 7 : Coding Hasil Wawancara............................................................... 189

  DAFTAR BAGAN Bagan 1 : Desain Penelitian...........................................................................

  54 Bagan 2 : Peta Konsep Rangkaian Listrik yang belum lengkap....................

  60 Bagan 3 : Contoh penskoran Peta Konsep....................................................

  63 Bagan 4 : Pretest Peta Konsep Rangkaian Listrik Partisipan 1..................... 161 Bagan 5 : Pretest Peta Konsep Rangkaian Listrik Partisipan 2..................... 162 Bagan 6 : Pretest Peta Konsep Rangkaian Listrik Partisipan 3..................... 163 Bagan 7 : Posttest Peta Konsep Rangkaian Listrik Partisipan 1................... 164 Bagan 8 : Posttest Peta Konsep Rangkaian Listrik Partisipan 2................... 165 Bagan 9 : Posttest Peta Konsep Rangkaian Listrik Partisipan 3................... 166

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Jaringan Listrik terbuka.............................................................

  22 Gambar 2 : Rangkaian Listrik dengan tiga lampu........................................

  23 Gambar 3 : Rangkaian Listrik dengan dua lampu A dan B..........................

  24 Gambar 4 : Peta Konsep Paling Sederhana..................................................

  30 Gambar 5 : Peta Konsep yang memuat konsep perantara............................

  31 Gambar 6 : Peta Konsep yang konsep perantaranya dijadikan bagian dari proposisi..................................................................

  31 Gambar 7 : Dua buah penghambat dirangkai secara seri.............................

  49 Gambar 8 : Hambatan pengganti R

  1

  dan R

  

2

.................................................

  49 Gambar 9 : Dua penghambat disusun paralel................................................

  50 Gambar 10 : Hambatan pengganti susunan paralel.......................................

  50

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian................................................................. 115 Lampiran 2 : Surat Telah Melaksanakan Penelitian...................................... 116 Lampiran 3 : Tujuan dan Soal Penelitian...................................................... 117 Lampiran 4 : Petunjuk Demonstrasi.............................................................. 128 Lampiran 5 : Petunjuk Wawancara............................................................... 143 Lampiran 6 : Contoh Hasil Soal Tertulis Partisipan...................................... 148 Lampiran 7 : Data Hasil Soal Tertulis........................................................... 158 Lampiran 8 : Pretest Peta Konsep Rangkaian Listrik.................................... 162 Lampiran 9 : Posttest Peta Konsep Rangkaian Listrik.................................. 164 Lampiran 10 : Transkip Wawancara Pretest.................................................. 167 Lampiran 11 : Transkip Wawancara Posttest................................................ 178 Lampiran 12 : Coding Hasil Wawancara...................................................... 189

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran fisika di sekolah sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi

  siswa yang sedang mempelajarinya. Selain karena fisika terkadang sulit untuk dipahami siswa, fisika juga penuh dengan rumus – rumus yang dianggap susah untuk dimengerti oleh siswa. Seringkali rumus-rumus tersebut hanya dijadikan sebagai hafalan sehingga fisika menjadi suatu pelajaran yang dianggap sukar, membosankan dan membuat siswa tidak tertarik untuk mempelajarinya.

  Selain dari sukarnya pelajaran fisika dimengerti oleh siswa, terkadang materi fisika yang disampaikan juga tidak didukung oleh media pembelajaran yang bisa mendukung siswa memahami peristiwa sebenarnya. Kurangnya media pendukung ini bisa disebabkan karena sekolah tidak mampu untuk menyediakan media untuk praktikum karena harganya yang mahal. Hal ini terlebih terjadi di sekolah-sekolah yang berada di daerah – daerah yang jauh dari pusat pemerintahan, sehingga materi yang seharusnya disertai dengan praktikum untuk memperjelas materi, hanya disampaikan secara lisan oleh pendidik. Akibatnya pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa, tidak mencapai hasil yang optimal. Karena keterbatasan ini, maka terkadang pengetahuan yang didapat siswa merupakan hasil transfer dari pendidik dan bukan dari hasil pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa sendiri, sehingga konsep atau pengetahuan yang mereka dapatkan terkadang kurang berkembang. Hal ini bertentangan dengan gagasan kaum konstruktivis yang menyatakan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri (Suparno, 1997), tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (murid). Lebih lanjut Suparno menjelaskan bahwa proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan konsep pada diri siswa yang sedang belajar (Suparno, 2000).

  Meskipun proses perubahan konsep tidaklah mudah, apalagi perubahan konsep yang salah ke konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah, akan tetapi bagi guru yang ingin memajukan siswanya dalam pembelajaran perlu mengusahakan metode-metode yang secara efisien mampu membantu siswanya dalam perubahan konsep. Untuk itu para pendidik perlu berupaya untuk memberikan suatu metode pembelajaran yang dapat diterima dan sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga membantu siswa menangkap materi yang disampaikan, memahaminya dan mengembangkan pengetahuan yang mereka punyai.

  Ada beberapa metode pembelajaran fisika yang dapat membantu proses perubahan konsep salah satunya adalah metode demonstrasi. Dalam demonstrasi proses perubahan konsep siswa dapat dikembangkan karena media yang digunakan dapat membantu siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu media pembelajaran tersebut juga dapat membuat siswa terpacu untuk mencari dan melibatkan diri dalam mengobservasi, mengukur, mengklasifikasikan data, melakukan eksperimen, mengaplikasikan data serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapatkan dalam lingkungan sekitarnya. Metode demonstrasi ini juga memungkinkan untuk meminimalkan pengeluaran sekolah untuk biaya pengadaan media-media yang harganya tidak terjangkau.

  Model pembelajaran demonstrasi dapat bersifat konstruktivis bila dalam demonstrasi guru tidak hanya menunjukkan proses atau pun alatnya, tetapi disertai banyak pertanyaan yang mengajak siswa berpikir dan menjawab persoalan yang diajukan. Adapun prisip-prinsip konstruktivisme yang dipakai, antara lain seperti berikut: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar, (3) murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah, (4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus (Suparno, 1997). Selain menunjukkan alat-alat demonstrasi dan mengajukan banyak pertanyaan, satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau konsep- konsep mereka. Dari kesempatan yang dimiliki oleh siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau konsep-konsep inilah akan diketahui salah konsep yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat memperbaikinya.

  Dari prinsip-prinsip konstruktivisme diatas, diharapkan melalui demonstrasi, siswa dapat terbantu dalam pembelajaran terutama dalam perubahan pengetahuan atau perubahan konsep yang mereka miliki. Perubahan ini secara umum dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu pengembangan konsep seseorang dari yang belum sempurna atau belum lengkap menjadi lebih lengkap dan pembetulan konsep yang tidak tepat atau salah menjadi konsep yang benar atau sesuai dengan konsep yang disepakati para ahli fisika.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah terdapat miskonsepsi siswa dalam pelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel?

  2. Apakah metode demonstrasi dapat membantu dalam mengatasi miskonsepsi siswa dalam belajar fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel.

  3. Apakah metode demonstrasi dapat membantu perubahan konsep siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel.

  C. Tujuan Penelitian.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  1. Apakah terdapat miskonsepsi pada siswa dalam pelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel.

  2. Apakah metode demonstrasi dapat membantu dalam mengatasi miskonsepsi siswa dalam belajar fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian parallel.

  3. Apakah metode demonstrasi dapat membantu perubahan konsep siswa dalam pelajaran fisika pokok bahasan rangkian seri dan rangkaian paralel.

  D. Manfaat Penelitian.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

  1. Bagi Guru dan calon guru Fisika Hasil penelitian ini dapat dipakai oleh guru dan calon guru fisika sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pengajaran yang sesuai dalam pembelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel sehingga hasil belajar yang dicapai lebih optimal.

  2. Bagi Siswa.

  Memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel, dan membantu siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.

  3. Bagi Penelitian Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai contoh dalam penelitian selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI Konsep A.

1. Pengertian Konsep

  Euwee van Berg berpendapat bahwa dalam fisika konsep adalah segala pengertian yang sudah ada mengenai benda-benda, gejala-gejala atau peristiwa- peristiwa, kondisi-kondisi dan ciri – ciri yang menjadi obyek dalam proses belajar mengajar fisika, penelitian, dan penerapannya untuk berbagai kepentingan (Kartika Budi, 1992: 39). Rosser (1984) mendefinisikan konsep sebagai salah satu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Ratna Willis Dahar menyimpulkan bahwa suatu konsep merupakan abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulus (1989: 80-81).

  Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dijumpai berbagai macam konsep. Neil Bolton (1977) mengklasifikasikan konsep-konsep itu atas tiga kelompok (dalam Kartika Budi, 1992: 39) yaitu :

  a. Konsep-konsep fisis (physical concepts) Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada: 1). Obyek

  Konsep-konsep yang mengacu pada suatu obyek baik yang konkrit maupun yang abstrak dan mengacu pada atribut yang menyatu pada obyek.

  2). Sifat yang menyatu (inherent) pada objek

  Misalnya massa, panjang, intensitas cahaya, kuat medan magnet, panjang gelombang, berat, dan sebagainya.

  3). Proses yang terjadi pada obyek Misalnya pemuaian, pembiasan, difraksi, interferensi, dan polaritas.

  4). Relasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain Misalnya bila benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mengalami gaya keatas b. Konsep-konsep logika matematis (logico-mathematical concepts)

  Konsep-konsep logika matematis adalah konsep tentang segala sesuatu yang diluar objek, yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap suatu objek.

  c. Konsep-konsep filosofis (philosophical concepts) Konsep-konsep filosofis adalah konsep-konsep yang berkaitan dengan sifat manusia .

  Pengkategorian stimulus atau gambaran mental yang kita persepsikan harus mengungkap hakekat atau ciri esensialnya untuk membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain. Flavell (1970) mengungkapkan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi (dalam Ratna Willis Dahar, 1989:79-80), yaitu: a. Atribut. Setiap komponen mempunyai sejumlah atribut yang berbeda baik secara fisik maupun secara fungsional. Contohnya, konsep meja harus mempunyai permukaan yang datar, dan sambungan-sambungan yang mengarah kebawah yang mengangkat permukaan itu dari lantai. b. Struktur yaitu menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut. Ada tiga macam struktur yaitu (1) stuktur konjunktif yaitu konsep dimana terdapat dua atau lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat-syarat sebagai konsep, misalnya percepatan adalah perubahan kecepatan tiap selang waktu. Dua atribut yaitu perubahan kecepatan dan selang waktu harus ada agar memenuhi konsep percepatan, (2) konsep-konsep disjunktif yaitu konsep-konsep dimana satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada, (3) konsep-konsep relasional yaitu konsep yang menyatakan hubungan tertentu antara atribut-atribut konsep.

  c. Keabstrakkan. konsep-konsep yang dapat dilihat dan konkret, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain.

  d. Keinklusifan, mengacu pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep.

  e. Generalisasi atau keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya, misalnya energi merupakan superordinat dari energi kinetik.

  f. Ketepatan, menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.

  g. Kekuatan, ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting.

  Oleh karena orang mengalami stimulus-stimulus yang berbeda-beda, maka orang membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus-stimulus dengan cara yang tertentu. Karena konsep-konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman, dan karena tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang sama persis, maka konsep-konsep yang dibentuk orang mungkin berbeda juga.

2. Memahami Konsep

  Untuk dapat memutuskan apakah seorang (siswa, mahasiswa) memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa inikator yang dapat menunjukkan pemahaman seseorang akan suatu konsep (Kartika Budi, 1992: 114) antara lain : a. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri.

  b. Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain.

  c. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam satu hukum.

  d. Dapat menerapkan konsep untuk: 1) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus, 2) memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, 3) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu terpenuhi, 4) mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, 5) membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan, 6) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan (Hurt, 1970: 70-71; Martin, 1972: 138-140; Berg, 1991: 11; Kartika Budi, 1990 dalam Kartika Budi, 1992: 114).

3. Tingkat Pencapaian Konsep

  Klausmeier, 1977 (dalam Ratna Willis Dahar, 1989: 88) menghipotesakan bahwa ada empat tingkat pencapaian konsep. Tingkat-tingkat ini muncul dalam urutan yang bervariasi. Empat tingkat konsep ini adalah :

  a. Tingkat konkret Seseorang telah mencapai konsep pada tingkat konkrit apabila orang itu mengenal suatu benda yang telah dihadapinya sebelumnya.

  b. Tingkat identitas Seseorang akan mengenal suatu obyek (a) sesudah selang suatu waktu,

  (b) bila orang itu mempunyai orientasi ruang yang berbeda terhadap obyek itu, atau (c) obyek itu ditentukan melalui suatu cara indera yang berbeda.

  Selain ketiga operasi yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat konkret, yaitu : memperhatikan, mendiskriminasi dan mengingat, siswa harus dapat mengadakan generalisasi, untuk mengenal bahwa dua bentuk atau lebih yang indentik dari benda yang sama adalah anggota dari kelas yang sama.

  c. Tingkat klasifikatori Siswa dapat mengklasifikasikan contoh-contoh dan noncontoh- noncontoh dari konsep, sekalipun contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh itu mempunyai banyak atribut-atribut yang mirip.

  d. Tingkat formal Siswa mencapai tingkat formal bila siswa itu dapat memberi nama konsep itu, mendefinisikan konsep itu dalam atribut-atribut kriterianya, mendikriminasi dan memberi nama-nama atribut yang membatasi dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh-contoh dan noncontoh dari konsep.

4. Proses Perubahan Konsep Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah suatu bentuk perubahan konsep.

  Dalam belajar siswa setiap kali memperkembangkan atau merubah konsep yang sudah mereka punyai dalam berhadapan dengan pengalaman, persoalan, ataupun informasi yang baru. Menurut Suparno, inti belajar fisika adalah terjadinya perubahan konsep pada diri seseorang yang sedang belajar (2000: 15). Perubahan ini secara umum dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu :

  a. Pengembangan konsep seseorang dari yang belum sempurna atau belum lengkap menjadi lebih lengkap.

  b. Pembetulan konsep yang tidak tepat atau salah menjadi konsep yang benar atau sesuai dengan konsep yang disepakati para ahli fisika.

  Posner, Strike, Hewson, dan Gertzog (1982, dalam Suparno, 2005: 85) menjelaskan adanya dua fase yang dapat dibedakan dari perubahan konsep dalam filsafat sains, yaitu: central commitments dan the center commitment in need of

  

modification. Dalam central commitments, para ilmuan mendefinisikan persoalan,

strategi menghadapi persoalan itu dan menentukan kriteria untuk penyelesaian.

  Dalam center commitment in need of modification, ilmuwan harus mengubah “central commitments” bila itu bertentangan dengan asumsi dasar mereka.

  Perubahan itu harus dilakukan, bila definisi, strategi, dan kriteria yang digunakan ternyata menghasilkan akibat-akibat yang berlawanan dengan asumsi dasar para ilmuan.

  Menurut Posner dkk. (1982, dalam Suparno, 2005: 87), dalam proses pembelajaran ada dua proses yang analog dengan dua fase perubahan konsep yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam asimilasi, siswa menggunakan konsep- konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa penyesuaian. Melalui asimilasi ini juga, seseorang menyesuaikan rangsangan dengan skema pemikiran yang ada, sehingga skemanya tidak dirombak tetapi hanya diperluas. Dalam akomodasi, siswa harus menganti atau merubah konsep-konsep pokok mereka yang lama karena tidak cocok lagi dengan persoalan yang baru, dengan kata lain seseorang mengubah skema yang ada untuk dicocokkan dengan rangsangan yang dihadapi. Posner dkk. menjelaskan bahwa proses akomodasi memerlukan keadaan tertentu untuk terjadi (Suparno, 2005: 90), antara lain:

  1. Harus ada ketidak puasan terhadap konsep yang ada. Siswa mengubah konsep mereka jika mereka percaya bahwa konsep yang telah mereka punyai tidak dapat lagi digunakan dalam menghadapi situasi, pengalaman atau gejala yang baru. Jadi konsep lama sudah usang tidak dapat berlaku lagi.

  2. Konsep yang baru harus intelligible (dapat dimengerti). Siswa dapat mengerti bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat didekati dengan konsep-konsep baru tersebut.

  3. Konsep yang baru harus masuk akal, yaitu mempunyai kemampuan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu, dan konsisten dengan teori dan pengalaman lain atau dengan pengalaman yang lama.

  4. Konsep baru harus berguna, berguna untuk program riset dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan dan membuka penemuan yang baru.

  Carey menguraikan adanya dua perubahan konsep yaitu restrukturisasi kuat dan restrukturisasi lemah. Dalam restrukturisasi kuat seseorang mengubah konsep lama yang telah mereka punyai, sedangkan dalam proses restrukturisasi lemah seseorang tidak mengubah konsep lama mereka, melainkan hanya memperluasnya (Dykstra dkk,1992 dalam Suparno, 1997: 51). Untuk dapat membuat rekonstruksi kuat, perlu metode pengajaran yang dapat mengubah konsep. Strategi yang membuat disekuilibrium (ketidak seimbangan) dalam pikiran siswa akan mudah menyebabkan perubahan konsep. Rekonstruksi lemah ini sesuai dengan istilah

  

asimilasi dari Posner, sedangkan rekonstruksi kuat sesuai dengan istilah

akomodasi .

  Dykstra, Boyle, dan Monarch (1992) mengelompokkan perubahan konsep dalam suatu taxonomi non hirarkis. Menurut Dykstra dkk, ada tiga tipe perubahan konsep yaitu : diferensiasi, klas extensi, dan rekonseptualisasi. Diferensisasi terjadi bila konsep-konsep baru muncul dari konsep-konsep yang sudah ada yang lebih umum. Klas ekstensi terjadi bila konsep yang kelihatan berbeda, ternyata adalah merupakan suatu kasus dari konsep yang sebelumnya. Rekonseptualisasi terjadi bila perubahan yang significan dalam sifat, hubungan antara konsep- konsep terjadi (Suparno, 2005: 89-90) Menurut Posner, sumber ketidakpuasan dengan konsep yang telah ada adalah keadaan anomali (dalam Suparno, 2005: 91). Keadaan anomali ini terjadi bila siswa tidak dapat mengasimilasikan sesuatu atau tidak dapat membuat mengerti sesuatu (Suparno, 2000: 17). Bila siswa mengalami peristiwa anomali mereka akan merevisi dan mengubah konsep yang lama untuk menghindari konflik dipikirannya. Chinn (1993, dalam Suparno, 2005: 92), menjelaskan beberapa sikap yang sering dilakukan oleh siswa atau ilmuan dalam menghadapi data anomali, antara lain sebagai berikut:

  1. Mengesampingkan atau menolaknya. Melihat bahwa kenyataan yang dihadapi berbeda dengan konsep yang telah ia punyai, siswa atau ilmuwan tidak mau menggunakan kenyataan atau data itu. Mereka menolaknya. Dengan demikian tidak terjadi perubahan konsep.

  2. Mengeluarkan data itu dari teori yang ada. Data yang berlainan dari konsep yang dipikirkan itu dikeluarkan dari teori yang digunakan. Dengan demikian data dianggap sebagai perkecualian saja dari teori yang telah dibangunnya. Sehingga tidak terjadi perubahan konsep kearah yang lebih benar.

  3. Menginterprestasikan kembali data itu. Melihat data yang berlainan tersebut, siswa atau ilmuwan menginterprestasikan kembali atau mengartikan kembali data itu. Dengan menginterprestasikan yang baru dapat terjadi data diterima sehingga terjadi perubahan, tetapi dapat juga terjadi dan tidak diterima sehingga tidak terjadi perubahan konsep.

  4. Menginterprestasikan data itu dengan perubahan-perubahan pada teori yang sudah ada secara perlahan-lahan. Data yang dihadapi diartikan dan digunakan untuk mengubah konsep yang ada secara perlahan-lahan. Dalam hal ini jelas terjadi perubahan kecil dari konsep yang dipunyai siswa atau ilmuan.

  5. Menerima data itu dan mengubah teorinya. Data yang berlainan dengan konsep yang telah dipunyai diterima. Akibatnya, konsep yang tidak cocok dengan data itu harus diubah. Maka terjadi proses akomodasi secara kuat.

5. Aplikasi Teori Perubahan Konsep Dalam Pembelajaran Fisika

  Menurut Suparno, proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan konsep. Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam arti siswa memperluas konsep, dari konsep belum lengkap menjadi lebih lengkap, dari konsep yang belum sempurna menjadi lebih sempurna. Perubahan lain adalah mengubah dari konsep yang salah menjadi benar atau sesuai dengan konsep para ahli fisika (Suparno, 2005: 94-95). Sedangkan pembelajaran fisika yang baik adalah yang memungkinkan perubahan konsep itu secara cepat dan efisien, diantaranya adalah sebagai berikut ini :

a. Proses Perluasan Konsep

  Beberapa cara membantu siswa menambah konsep atau pengetahuan mereka tentang bahan fisika, antara lain: 1) Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa.

  Pemberian informasi baru atau tambahan konsep-konsep baru dapat dilakukan antara lain dengan : guru menjelaskan konsep yang baru sesuai dengan kurikulum yang telah direncanakan. Sistem pengajaran bab per bab lebih untuk menambah konsep siswa agar lebih luas. Model pengajaran ceramah termaksud disini. 2) Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu sehingga konsepnya bertambah. Disini diperlukan bantuan pengarahan dari guru. Inilah model belajar mandiri. 3) Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan-bahan baru yang telah disediakan, baik dari buku maupun multimedia fisika.

b. Pembetulan Konsep yang Salah

  Untuk proses ini tidak cukup guru menambah bahan fisika dalam pembelajaran, tetapi harus memikirkan strategi yang tepat untuk membetulkan miskonsepsi yang dialami siswa. Banyak ahli dan peneliti mengusulkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang menyediakan pengalaman anomali bagi siswa. Siswa disadarkan bahwa konsep awal mereka tidak tepat, salah atau tidak sesuai dengan situasi yang ada. Siswa ditantang untuk memikirkan kembali konsepnya dan tertantang untuk mengubah konsep awal mereka.

  Joan Davis, 2001 (dalam Suparno, 2005: 97), mengajarkan perubahan konsep menyangkut dua hal pokok : 1) Membuka konsep awal siswa. Dalam langkah ini gagasan awal siswa diungkapkan agar menjadi jelas dan eksplisit. Maka diperlukan kepiawaian guru untuk membantu siswa berani mengungkapkan pikiran atau gagasan mereka.

  2) Menggunakan beberapa teknik untuk membantu siswa mengubah

  kerangka berpikir awal tersebut . Dalam langkah ini guru mencari

  beberapa teknik yang sesuai untuk menantang agar siswa mengubah gagasan mereka yang tidak benar.

  Untuk dapat membantu mengubah kerangka berpikir awal siswa, guru perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu pengetahuan dan kepercayaan yang dipunyai siswa. Hal itu meliputi antara lain: 1) Pengetahuan awal siswa atau konsep yang telah ada dalam diri siswa.

  2) Relasi antara konsep-konsep tersebut dalam pikiran siswa. 3) Pengetahuan baru tentang konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. 4) Keyakinan epistemologis siswa, yaitu keyakinan siswa yang membuat siswa percaya bahwa pengetahuannya benar. Keyakinan ini sangat penting agar dapat membantu siswa mengubah keyakinan. Tanpa perubahan keyakinan ini, siswa akan sulit mengubah konsep dan gagasan mereka.

  Duit (1999, dalam Davis, 2001 dalam Suparno, 2005 : 98), menjelaskan bahwa perubahan konsep bukan hanya disebabkan oleh faktor kognitif siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor afeksi, sosial, dan konteks. Dalam mengajar untuk perubahan konsep perlu dimengerti bahwa konsep awal siswa resisten terhadap perubahan. Lebih lanjut Duit mengemukakan bahwa strategi yang perlu dikembangkan dalam perubahan konsep agar lebih efektif menyangkut dua hal pokok : 1) Guru membuat situasi sedemikian rupa sehingga konsep awal siswa menjadi eksplisit dan tampak jelas.

  2) Guru menantang agar muncul konflik kognitif pada siswa dan terjadi disekuilibrium dalam pengertian siswa. Bila ini terjadi maka siswa akan merasa tidak nyaman pikirannya dan akan lebih mudah menerima pengertian baru yang lebih intelligible (dapat dimengerti), plausible (masuk akal), dan fruitful (bermanfaat).

c. Strategi Pengajaran Perubahan Konsep

  Davis, Scott, Asoko, Driver dalam Davis, (dalam Suparno, 2005: 99), merangkumkan beberapa strategi pengajaran perubahan konsep sebagai berikut: 1) Strategi Berdasarkan Konflik Kognitif

  Strategi pengajaran perubahan konsep yang didasarkan pada konflik kognitif dan resolusinya ada beberapa pendekatan yaitu: (a) mengungkapkan konsep awal siswa secara eksplisit, (b) membahas dan mengevaluasi konsep awal siswa, (c) menciptakan konflik konseptual terhadap konsep awal, (d) menyemangati dan mengarahkan siswa merestrukturisasi konsep mereka

  2) Strategi Berdasarkan Perkembangan Ide Siswa Menurut Scott, Asoko, Driver (1999: dalam Suparno, 2005: 101) dalam strategi ini digunakan gagasan dasar yang ada pada siswa, lalu dibantu dengan pengajaran dan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mengembangkan dan memperluas gagasan mereka ke arah pandangan yang bersifat ilmiah