Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida: kajian terhadap praperlakuan jangka waktu 30 menit - USD Repository

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL-AIR DAUN

  

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS TERINDUKSI

KARBON TETRAKLORIDA :

KAJIAN TERHADAP PRAPERLAKUAN JANGKA WAKTU 30 MENIT

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Fransisca Devita Risti Wijayanti NIM : 098114095

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL-AIR DAUN

  

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS TERINDUKSI

KARBON TETRAKLORIDA :

KAJIAN TERHADAP PRAPERLAKUAN JANGKA WAKTU 30 MENIT

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Fransisca Devita Risti Wijayanti NIM : 098114095

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Jika Anda cukup berani untuk mencintai maka kadang menang dan kadang

kalah; jika Anda mau mencoba, maka kadang berhasil dan kadang tidak; jika

Anda cukup berani untuk bermimpi dan menemukan Anda bersama dengan

impian-impian yang tidak terwujud, maka Anda bisa melihat kembali dari

puncak gunung tempat Anda berdiri ke dalam mimpi-mimpi itu. Dan

sadarilah bahwa betapa penuhnya hidup Anda dan betapa banyaknya

kenangan indah yang terkadang tertutup oleh impian yang hancur tersebut.

  

(Harold S. Kushner)

Karya kecil ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, kekasih jiwaku

  Orang tuaku, ungkapan rasa hormat dan baktiku Kakakku Yustinus Anang, penyemangatku Keluarga besar Joyokartono dan Trisnomartoyo, pendukungku Sahabat-sahabatku tersayang

  Almamaterku tercinta Terima kasih Tuhan, sebab Engkau menciptakan aku di antara mereka,

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  Yogyakarta, 2 April 2013 Penulis (Fransisca Devita Risti Wijayanti)

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransisca Devita Risti Wijayanti Nomor Mahasiswa : 098114095

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

  

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida : Kajian Terhadap

Praperlakuan Jangka Waktu 30 Menit

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 2 April 2013 Yang menyatakan (Fransisca Devita Risti Wijayanti)

  

PRAKATA

  Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

  

“Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida : Kajian Terhadap

Praperlakuan Jangka Waktu 30 Menit

  dengan baik dan lancar.

  Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan

skripsi, tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing, atas segala

  arahan, bantuan, dukungan, motivasi, pengertian, kesabaran, dan ketulusannya selama membimbing penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

  3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji, atas masukan dan saran kepada penulis.

  4. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji, atas masukan dan saran kepada penulis.

  

5. Ibu Rini Dwiatuti, M. Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Farmasi, atas ijin

penggunaan semua fasilitas laboratorium guna penelitian skripsi.

  

6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., yang telah membantu peneliti dalam

determinasi tanaman Macaranga tanarius L.

  7. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas didikan, bimbingan, dan pendampingannya dalam proses perkuliahan.

  8. Ibu drh. Ari, Pak Parjiman, Pak Heru, Pak Wagiran, Pak Kayat, Pak Agung,

  Mas Sigit, Pak Parlan, Ibu Hartini, dan Pak Asran yang telah banyak membantu menyediakan bahan dan fasilitas yang dibutuhkan dalam penelitian.

  

9. Komite Etik Universitas Gadjah Mada, atas ijin penggunaan hewan uji dalam

penelitian.

  10. Sahabat “Macaranga” Nanda Chris N., Theresia Garri W., M. R. Biri Koni

  Tiala, Christine Herdyana F., Bernadetta Amilia R., A. M. Inggrid Silli, dan Luluk Rahendra M., atas kerja sama, bantuan, perjuangan, kebersamaan, dan suka duka dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.

  11. Sahabat-sahabat

  “Bermain dan Belajar” tersayang Apriliawati Galuh A., Lucia Shinta R., Niken Ambar S., M. R. Biri Koni Tiala, Christine Herdyana

  F., Bernadetta Amilia R., dan A. M. Inggrid Silli, atas senyum, tawa, dan keceriaan penuh semangat yang memotivasi penyelesaian skripsi. Hari terindahku terjadi karena senyum dan tawamu.

  12. Sahabat-

  sahabat Farmasi 2009 “Together We Can” atas kebersamaan dan canda tawa selama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  13. Sahabat-sahabat Rokat Namche, atas doa dan dukungannya.

  14. Sahabat-sahabat OMK St. Ignatius Tridadi, atas doa dan dukungannya.

  

15. Sahabat-sahabat KKN XLV Kepuharjo, atas dukungan semangat dan

  pengalaman hidup bersama yang sangat berharga dalam pengabdian masyarakat.

  

16. Semua pihak yang telah membantu, memudahkan, dan memperlancar proses

skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 2 April 2013 Penulis

  (Fransisca Devita Risti Wijayanti)

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi PRAKATA........................................................................................................ vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xviii

  INTISARI.......................................................................................................... xx

  

ABSTRACT ........................................................................................................ xxi

  BAB I. PENGANTAR ................................................................................. 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1

  1. Perumusan masalah ............................................................ 3

  2. Keaslian penelitian ............................................................. 4

  3. Manfaat penelitian.............................................................. 5

  B. Tujuan........................................................................................ 5

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 6 A. Anatomi Fisiologi Hati .............................................................. 6 B. Kerusakan Hati .......................................................................... 8 C. Hepatotoksin............................................................................. 10 D. Karbon tetraklorida................................................................... 11 E. Metode Hepatotoksisitas ........................................................... 14 F. Macaranga tanarius L. ............................................................. 16

  1. Klasifikasi........................................................................... 16

  2. Nama daerah....................................................................... 16

  3. Kandungan kimia ............................................................... 16

  4. Khasiat dan kegunaan ........................................................ 18

  G. Metode Penyarian...................................................................... 18

  H. Keterangan Empiris ................................................................... 19

  BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................. 20 B. Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 20

  1. Variabel penelitian ............................................................. 20

  2. Definisi operasional............................................................ 21

  C. Bahan Penelitian........................................................................ 22

  1. Bahan utama ....................................................................... 22

  2. Bahan kimia........................................................................ 22

  D. Alat Penelitian ........................................................................... 23

  1. Alat pembuatan serbuk kering daun M. tanarius................ 23

  2. Alat pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius ...... 23

  3. Alat uji hepatoprotektif ...................................................... 23

  E. Tata Cara Penelitian .................................................................. 23

  1. Determinasi tanaman M. tanarius L................................... 23

  2. Pengumpulan bahan............................................................ 24

  3. Pembuatan serbuk daun M. tanarius .................................. 24

  4. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius .................... 24

  5. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.............. 25

  6. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak .................................. 25

  7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius ...... 26

  8. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1% ....................... 26

  9. Pembuatan larutan hepatotoksin karbon tetraklorida 50%..................................................................................... 26

  10. Uji pendahuluan ................................................................. 27

  11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji ........................ 28

  12. Pembuatan serum................................................................ 28

  13. Penetapan aktivitas serum kontrol dan serum ALT-AST... 29

  F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................ 29

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 31 A. Determinasi tanaman ................................................................. 31 B. Penetapan Kadar Air Serbuk Daun M. tanarius........................ 31 C. Bobot Pengeringan Tetap dan Rendemen Ekstrak Metanol- Air Daun M. tanarius ................................................................ 32

  D. Uji Pendahuluan ........................................................................ 33

  1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ............. 33

  2. Penentuan waktu pencuplikan darah .................................. 34

  E. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida dengan Pengaruh Praperlakuan Jangka Waktu 30 Menit ...................................... 38

  1. Kontrol olive oil 100% dosis 2 ml/kgBB ........................... 41

  2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 50% dosis 2 ml/kgBB ............................................................................. 42

  3. Kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB ............................................................................ 44

  4. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................................................. 45

  5. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................................................. 46

  6. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................................................. 48

  7. Perbandingan efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840, 1280, dan 426 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ..... 50

  F. Rangkuman Pembahasan........................................................... 52

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 54 A. Kesimpulan................................................................................ 54 B. Saran .......................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55 LAMPIRAN...................................................................................................... 59 BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 90

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa toksik .............................................................................................. 14 Tabel II. Nilai purata ± SE aktivitas serum ALT-AST darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam .................................................................. 34

  Tabel III. Hasil uji Scheffe aktivitas ALT serum darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam ................................................................................. 37

  Tabel IV. Hasil uji Mann Whitney aktivitas AST serum darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam ................................................................................. 37

  Tabel V. Purata ± SE nilai aktivitas serum ALT dan AST darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................. 38

  Tabel VI. Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ................................................................... 39

  Tabel VII. Hasil uji Scheffe nilai aktivitas AST serum darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi

  karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ................................................................... 40 Tabel VIII. Hasil uji statistik perbandingan nilai aktivitas ALT serum darah tikus pada pemberian olive oil 2 ml/kgBB jam ke-0 dan 24 .......... 41 Tabel IX. Hasil uji statistik perbandingan nilai aktivitas AST serum darah tikus pada pemberian olive oil 2 ml/kgBB jam ke-0 dan 24 .......... 41

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Pembuluh yang masuk dan keluar hati........................................... 6 Gambar 2. Struktur mikroskopik hati............................................................... 7 Gambar 3. Struktur karbon tetraklorida ........................................................... 11 Gambar 4. Mekanisme terjadinya steatosis oleh CCl

  4

  ..................................... 13 Gambar 5. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius ............................. 17 Gambar 6. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas ALT serum darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam ....................................................... 35

  Gambar 7. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas AST serum darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam ....................................................... 36

  Gambar 8. Diagram batang purata ± SE aktivitas ALT serum darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................. 39

  Gambar 9. Diagram batang purata ± SE aktivitas AST serum darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ............................................. 40

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Foto daun M. tanarius ............................................................... 60 Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius ............................... 60 Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius ................... 60 Lampiran 4. Surat determinasi tanaman M. tanarius..................................... 61 Lampiran 5. Ethical clearance penelitian ...................................................... 62 Lampiran 6. Analisis statistik nilai aktivitas serum ALT pada penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji .......................................... 63 Lampiran 7. Analisis statistik nilai aktivitas serum AST pada penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji .......................................... 66 Lampiran 8. Analisis statistik nilai aktivitas ALT serum darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit......................................... 70

  Lampiran 9. Analisis statistik nilai aktivitas AST serum darah tikus akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ........................................ 80

  Lampiran 10. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ............................... 85 Lampiran 11. Perhitungan konversi waktu untuk manusia.............................. 86 Lampiran 12. Perhitungan efek hepatoprotektif .............................................. 86 Lampiran 13. Penetapan kadar air serbuk M. tanarius .................................... 87

  Lampiran 14. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius ............. 88 Lampiran 15. Bobot pengeringan tetap ekstrak metanol-air daun M.

  tanarius ...................................................................................... 88

  Lampiran 16. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas.................................. 89

  

INTISARI

  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

  Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus sejumlah 30 ekor yang kemudian dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi perlakuan hepatotoksin karbon tetraklorida 50 % dosis 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Kelompok II (kontrol negatif) diberi perlakuan olive oil 100% dosis 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB. Kelompok IV sampai dengan kelompok VI masing-masing diberi ekstrak metanol-air daun M. tanarius dengan dosis 3840, 1280, dan 426 mg/kgBB secara per oral, kemudian 30 menit setelahnya diberi hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Dua puluh empat jam kemudian, pada semua kelompok perlakuan dilakukan pencuplikan darah melalui sinus

  orbitalis mata untuk pengukuran aktivitas serum ALT dan AST.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 1280 mg/kgBB merupakan dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.

  

Kata kunci : efek hepatoprotektif, praperlakuan 30 menit, ekstrak metanol-

air, Macaranga tanarius, karbon tetraklorida

  

ABSTRACT

  This study aimed to determine the most effective dose of methanol-water extract of Macaranga tanarius L. leaves toward carbon tetrachloride induced rats, the effect of 30 minutes pretreatment. This research is a pure experimental design with randomized complete unidirectional pattern.

  This research used 30 rats were divided randomly into six treatment groups. The first group (hepatotoxin control) was given carbon tetrachloride 50% 2 ml/kgBW by intraperitoneal injection. The second group (negative control) was given olive oil 100% 2 ml/kgBW by intraperitoneal injection. Third group (extract control) was given methanol-water extract of M. tanarius leaves 3840 mg/kgBW. The fourth until sixth group was given methanol-water extract of M. tanarius leaves dose 3840, 1280, and 426 mg/kgBW orally and then successively at 30 minutes after were given carbon tetrachloride 2 ml/kgBW by intraperitoneal injection. Twenty-four hours later, the blood on all of the treatments group was collected from the orbital sinus eye to be measured ALT and AST serum activity.

  The result showed that dose 1280 mg/kgBW is the most effective dose of methanol-water extract of M. tanarius L. leaves toward carbon tetrachloride induced rats, the effect of 30 minutes pretreatment.

  

Keywords : hepatoprotective effect, 30 minutes pretreatment, methanol-

water extract, Macaranga tanarius, carbon tetrachloride

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hati merupakan organ yang mempunyai fungsi utama dalam tubuh, yaitu untuk sintesis, ekskresi, dan metabolisme (Chandrasoma dan Taylor, 1995). Sebagai organ metabolisme, hati berperan dalam pembentukan dan ekskresi

  empedu; metabolisme lemak; penimbunan vitamin, besi, dan tembaga; konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen (Price dan Wilson, 2005).

  Kerusakan hati dapat disebabkan karena induksi obat, infeksi viral, dan reaksi imunologi (Williamson, David, dan Fred, 1996). Penelitian tentang kerusakan hati yang disebabkan oleh induksi obat perlu dilakukan karena jumlah pasien yang menderita penyakit kuning diperkirakan 2% disebabkan oleh induksi obat. Penelitian terbaru melaporkan bahwa 15-40% kasus penyakit hati akut diperantarai oleh obat-obatan (Cadman, 2000).

  Hepatotoksin merupakan senyawa yang dalam penggunaan jangka panjang atau pada dosis berlebih dapat menimbulkan gangguan hati (Zimmerman, 1978). Salah satu hepatotoksin yang dapat digunakan sebagai senyawa model untuk menimbulkan kerusakan hati adalah karbon tetraklorida. Karbon tetraklorida merupakan molekul sederhana, yang jika diberikan kepada berbagai spesies, menyebabkan sentrilobular nekrosis hepatik dan perlemakan di hati (Timbrell, 2008).

  2 Penggunaan obat tradisional dari bahan alam, di Barat dan Cina telah terbukti secara farmakologis dapat mengurangi adanya kerusakan hati (Williamson, et al., 1996). Di Indonesia, yang merupakan negara dengan sumber daya alam melimpah, tanaman obat untuk menanggulangi masalah kerusakan hati belum banyak diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian.

  Macaranga merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis Afrika, Madagaskar, Asia Tenggara, Australia, serta kawasan Pasifik. Macaranga

  

tanarius L., di Malaysia dan Thailand digunakan untuk obat tradisional sebagai

  antitusif dan antipiretik. Sedangkan, di Taiwan dan China digunakan sebagai minuman herbal (Lim, Lim, dan Yule, 2009). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa Macaranga tanarius L. memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak metanol daun Macaranga tanarius L. yang mengandung macarangiosida dan malofenol terbukti dapat menunjukkan aktivitas penangkapan radikal bebas terhadap DPPH (Matsunami, Takamori, Shinzato, Aramoto, Kondo, Otsuka, et al., 2006).

  Phommart, Sutthivaiyakit, Chimnoi, Ruchirawat, dan Sutthivaiyakit (2005), melaporkan bahwa senyawa yang terkandung dalam Macaranga tanarius L., yaitu tanariflavanon C, tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, dan nymphaeol C memiliki aktivitas antioksidan dan dapat berfungsi sebagai agen antiinflamasi.

  Adrianto (2011) melaporkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426; 1,280; dan 3,840 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi parasetamol. Windrawati (2013) juga melaporkan bahwa dosis 3840 mg/kgBB merupakan dosis paling efektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius

  3 yang memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka panjang (6 hari).

  Dari uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit. Dalam penelitian ini digunakan praperlakuan jangka waktu 30 menit karena menurut Tiala (2013) waktu tersebut merupakan waktu paling efektif pemakaian secara jangka pendek ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB dalam memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat diketahui dosis paling efektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dapat memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit sehingga dapat digunakan untuk membandingkan dengan dosis paling efektif pada praperlakuan jangka panjang.

1. Perumusan masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Berapakah dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit?

  4 2.

   Keaslian penelitian

  Penelitian menggunakan daun M. tanarius pernah dilakukan oleh Matsunami, et al. (2006) dan Phommart, et al. (2005). Matsunami, et al. (2006) melaporkan bahwa ekstrak metanol daun Macaranga tanarius L. mengandung macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, dan malofenol B mempunyai aktivitas antioksidan. Phommart, et al. (2005), melaporkan bahwa

  

Macaranga tanarius L. mengandung senyawa tanariflavanon C, tanariflavanon D,

nymphaeol

  A, nymphaeol B, dan nymphaeol C yang memiliki aktivitas antioksidan dan dapat berfungsi sebagai agen antiinflamasi.

  Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun

  

M. tanarius pada tikus terinduksi parasetamol pernah dilakukan oleh Adrianto

  (2011). Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang infusa daun M. tanarius pada tikus terinduksi parasetamol juga telah dilakukan oleh Mahendra (2011), sedangkan efek hepatoprotektif jangka pendek infusa daun M. tanarius pada tikus terinduksi parasetamol dilakukan oleh Nugraha (2011). Mereka membuktikan bahwa ekstrak metanol-air dan infusa daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi parasetamol.

  Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun

  

M. tanarius pada tikus terinduksi karbon tetraklorida telah dilaporkan oleh

  Windrawati (2013) dengan hasil dosis 3840 mg/kgBB merupakan dosis paling efektif. Tiala (2013) juga telah melaporkan bahwa praperlakuan jangka waktu 30 menit merupakan waktu paling efektif penggunaan secara jangka pendek ekstrak

  5 metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB dalam memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

  Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai efek hepatoprotektif jangka waktu 30 menit ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya untuk bidang kefarmasian.

  b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan masyarakat dalam penggunaan tanaman M. tanarius khususnya sebagai alternatif pencegahan penyakit hati.

B. Tujuan

  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Anatomi Fisiologi Hati Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak di bagian teratas

  dalam rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga-iga (Pearce, 2009). Hati berbentuk seperti prisma segitiga dengan sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis 1,05. Hati merupakan organ yang lunak, kenyal, tetapi juga rapuh. Permukaannya licin, berwarna coklat kemerahan, dan dilintasi oleh berbagai pembuluh darah (Wijayakusuma, 2008).

  

Gambar 1. Pembuluh yang masuk dan keluar hati (Pearce, 2009)

  Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma; permukaan bawah tidak rata pembuluh yang masuk-keluar hati (lihat Gambar 1). Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen

  

falsiformis memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan atas hati. Hati

  terbagi menjadi empat lobus (kanan, kiri, kaudata, dan kuadrata) yang terdiri atas 50.000-100.000 lobulus. Lobulus berbentuk polihedral (segibanyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati (Pearce, 2009).

  

Gambar 2. Struktur mikroskopik hati (Chandrosoma dan Taylor, 1995)

Hepatosit (sel parenkim hati) merupakan bagian terbesar dari organ hati.

  Hepatosit bertanggung jawab terhadap peran utama hati dalam metabolisme. Sel- sel ini terletak di antara sinusoid yang terisi darah dan saluran empedu (lihat Gambar 2). Sinusoid hati dilapisi oleh sel Kupffer yang merupakan bagian penting dari sistem retikuloendotelial tubuh (Lu, 1995). Sel Kupffer berfungsi menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Oleh sebab itu, hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik (Price and Wilson, 1984).

  Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil dinamakan kanalikuli, yang berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati (Price and Wilson, 1984).

  Hati mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari 500 fungsi. Fungsi-fungsi utama hati antara lain adalah menampung darah; membersihkan darah untuk melawan infeksi (pertahanan tubuh); memproduksi dan mensekresikan empedu; membantu menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat); membantu metabolisme lemak (memproduksi dan merombak kolesterol menjadi garam empedu, membuat fosfolipid serta mengubah karbohidrat dan protein menjadi lemak); membantu metabolisme protein (tempat menyusun asam amino menjadi protein, memproduksi sebagian besar protein plasma, memproduksi faktor pembekuan darah, mengubah amonia menjadi urea); metabolisme vitamin dan mineral; medetoksifikasi zat-zat beracun dalam tubuh; serta mempertahankan suhu tubuh (Wijayakusuma, 2008).

B. Kerusakan Hati

  Kerusakan sel hati akut umumnya diakibatkan nekrosis sel hati yang luas dan akut yang dapat disebabkan oleh virus hepatitis, obat dan bahan kimia yang toksik. Kerusakan hati akut dapat digolongkan menjadi jaundice (kuning), hipoglikemia, kecenderungan untuk perdarahan yang disebabkan kegagalan sintesis faktor pembeku darah dalam hati, gangguan elektrolit dan asam basa, hepatik ensefalopati, sindrom hepatorenal, dan kenaikkan serum enzim yang berhubungan dengan kasus nekrosis sel hati. Kerusakan sel hati akut memiliki angka kematian yang tinggi (Chandrasoma and Taylor, 1995).

  Kerusakan sel hati kronis biasanya diakibatkan oleh sirosis, yang berkaitan dengan nekrosis sel hati, fibrosis, dan regenerasi nodular. Efek dari kerusakan hati kronis, yaitu penurunan sintesis albumin; menyebabkan rendahnya serum albumin; edema; dan ascites; penurunan protrombin dan faktor VII, IX, dan X yang menimbulkan perdarahan (Chandrasoma and Taylor, 1995).

  Berdasarkan manifestasi klinik dan pola spesifik pada histopatologi, kerusakan hati menjadi:

  1. Nekrosis sentrilobular, terjadi pada induksi obat hepatotoksik yang mangakibatkan adanya produksi metabolit beracun dari suatu senyawa.

  2. Steatonecrosis, kerusakan sel hati akut yang ditandai dengan penumpukan lemak pada sel-sel hati dan terjadi karena adanya senyawa yang mempengaruhi proses oksidasi asam lemak di dalam mitokondria.

  3. Phospholipidosis, merupakan akumulasi dari phospholipid sebagai pengganti asam lemak.

  4. Nekrosis hepatoselular tergeneralisasi, hampir mirip dengan terjadinya perubahan karena adanya infeksi hati oleh virus (DiPiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2008).

C. Hepatotoksin

  Hepatotoksin merupakan zat yang mempunyai efek toksik pada hati dengan dosis berlebih atau diberikan dalam jangka waktu lama sehingga dapat menimbulkan kerusakan hati akut, subkronik, maupun kronik (Zimmerman, 1978).

  Obat atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Hepatotoksin teramalkan (intrinsik) Merupakan obat atau senyawa yang bila diberikan dapat mempengaruhi sebagian besar orang yang menelan senyawa tersebut dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek toksik. Hepatotoksin teramalkan bergantung kepada dosis pemberian. Contoh dari obat-obat tipe ini adalah parasetamol, salisilat, tetrasiklin (Forrest, 2006).

  Hepatotoksin teramalkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

  a. Hepatotoksin kerja langsung Hepatotoksin kerja langsung meliputi zat beracun (zat induk atau metabolitnya) yang mampu menimbulkan luka secara langsung pada membran plasma, retikuloendoplasma, dan organel lain hepatosit. Prototipenya adalah karbon tetraklorida.

  b. Hepatotoksin kerja tak langsung Hepatotoksin kerja tak langsung meliputi zat beracun yang menimbulkan luka dengan cara mengganggu jalur atau proses metabolik yang khas, yang mengakibatkan kerusakan atau kekacauan struktur sel hati. Prototipenya etionin dan galaktosamina (Zimmerman, 1978).

  2. Hepatotoksin tak teramalkan (idiosinkratik) Senyawa yang termasuk golongan ini, yaitu senyawa yang mempunyai sifat tidak toksik pada hati, akan tetapi dapat menyebabkan penyakit hati pada individu yang hipersensitif terhadap senyawa tersebut yang diperantarai oleh mekanisme alergi (misalnya sulfonamid, halotan) atau karena keabnormalan metabolik menuju penumpukan metabolit toksik (misalnya iproniazid, isoniazid) (Zimmerman, 1978; Donatus, 1992).

  Kerusakan hati yang ditimbulkan oleh hepatotoksin golongan ini tidak dapat diperkirakan dan tidak tergantung pada dosis (Donatus, 1992).

D. Karbon tetraklorida

  

Gambar 3. Struktur karbon tetraklorida (Dirjen POM, 1995)

  Karbon tetraklorida (Gambar 3) merupakan cairan jernih yang mudah menguap, tidak berwarna, bau khas, dan memiliki rumus molekul CCl

  4 . Karbon

  tetraklorida memiliki BM 153,82 dan sangat sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol mutlak dan dengan eter (Dirjen POM, 1995).

  Karbon tetraklorida merupakan molekul sederhana, jika diberikan kepada perlemakan di hati. Pemberian atau pemejanan secara kronis menyebabkan sirosis hati, tumor hati dan juga kerusakan ginjal. Dosis rendah karbon tetraklorida menyebabkan perlemakan hati dan destruksi sitokrom P-450, terjadi terutama di sentrilobular dan daerah tengah hati. Hal ini juga selektif untuk isoenzim tertentu, CYP2E1 di tikus, sedangkan isoenzim lain seperti CYP1A1 tidak terpengaruh. Penghancuran CYP2E1 dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia (Timbrell, 2008).

  Karbon tetraklorida akan mengalami reduksi dehalogenasi di hati dengan adanya katalis enzim sitokrom P-450 sehingga membentuk radikal bebas

  • 3

  triklorometil ( CCl ). Radikal bebas ini jika bereaksi dengan oksigen akan

  • membentuk radikal triklorometilperoksi ( OOCCl

  3 ) yang lebih reaktif. Saat 2+

  konsumsi CCl

  4 telah mencukupi, Ca dalam sitoplasma intrasel meningkat maka 2+

  dapat menyebabkan kematian sel. Peningkatan Ca ini terjadi karena gangguan

  2+

  dalam mekanisme transport Ca sehingga menyebabkan ketidakseimbangan

  2+ antara pemasukan dan pengeluaran Ca (Gregus dan Klaaseen, 2001).

  Toksisitas CCl 4 banyak digunakan untuk model kerusakan sel-sel hati. Pemberian CCl

  4 secara intragastrikal, subkutan, intraperitoneal, dan inhalasi dapat

  menunjukkan ciri kerusakan nekrosis sentrilobular dan steatosis (Zimmerman, 1978). Mekanisme nekrosis dapat terjadi karena adanya gangguan pada mitokondria dalam sel, dimana mitokondria merupakan penghasil ATP. Gangguan

  2+

  ini terjadi karena meningkatnya Ca di sitoplasma sehingga mengakibatkan

  2+ pengambilan Ca ke dalam mitokondria meningkat dan sintesis ATP terganggu.

  Jika gangguan terjadi di seluruh mitokondria, maka dapat mengakibatkan penurunan ATP yang sangat tinggi dan menyebabkan pecahnya sel atau nekrosis (Gregus dan Klaaseen, 2001).

  • Radikal bebas CCl

  3 merusak retikulum endoplasma

  putusnya mekanisme kopling tidak sempurnanya transport trigliserida apoprotein membentuk lipoprotein melalui membran plasma lipoprotein pembawa (VLDL) sistem transport dari hati terhambat penumpukan lemak steatosis

  Gambar 4. Mekanisme terjadinya steatosis oleh CCl 4 (Zimmerman, 1978)

  Mekanisme terjadinya steatosis oleh CCl

  4 (Gambar 4) diduga menyangkut

  • adanya pembentukan radikal bebas ( CCl

  3 ) yang bersifat merusak retikulum

  endoplasma. Membran retikulum endoplasma menjadi terganggu sehingga menyebabkan sistem transportasi lemak yang keluar hati terhambat (Cheville, 1976). Hambatan terjadi karena mekanisme kopling trigliserida dengan apoprotein membentuk molekul lipoprotein pembawa (VLDL) terputus atau sintesis apolipoprotein tidak sempurna, dan mungkin karena transport lipoprotein melalui membran plasma tidak sempurna. Hal tersebut mengakibatkan penumpukan lemak di dalam hati sehingga terjadi steatosis (Zimmerman, 1978).

  Ketika steatosis, terjadi gangguan integritas membran yang menyebabkan keluarnya berbagai isi sitoplasma. Enzim ALT yang ada di dalam sel akan keluar dan masuk peredaran darah sehingga jumlah enzim ALT meningkat (Wahyuni, 2005). Menurut Zimmerman (1999), peningkatan aktivitas AST dan ALT ketika terjadi steatosis akibat pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida masing-masing adalah empat dan tiga kali lipat dibanding nilai normal (Tabel I).

  Tabel I.

  Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa toksik (Zimmerman, 1999).

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT-AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 111

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka pendek.

0 1 111

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida: kajian terhadap praperlakuan jangka waktu 30 menit.

0 3 114

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

0 1 109

Efek hepatoprotektif infusa daun Macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi parasetamol - USD Repository

0 0 86

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 121