ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN: TERMOREGULASI DENGAN HIPERTERMIA PADA AN. F DI RUANG MELATI RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

ASUHAN KEPERAWATAN

  TERMOREGULASI DENGAN HIPERTERMIA PADA AN. F DI RUANG MELATI RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif

  Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun oleh :

  Hendri Priyanto A01301757 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

  2016 i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING Laporan Hasil Ujian Komprehensif telah Diterima dan Disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Diploma DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong pada : Hari/Tanggal : 01 Agustus 2016 Tempat : STIKes Muhammadiyah Gombong

  Pembimbing ( Bambang Utoyo, M.Kep. Ns) ii

ASUHAN KEPERAWATAN

  iii

  TERMOREGULASI DENGAN HIPERTERMIA PADA AN. F DI RUANG MELATI RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

  Yang dipersiapkan dan disusun oleh Hendri Priyanto

  A01301757 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

  Pada tanggal 02 Agustus 2016 Susunan Dewan Penguji 1. Bambang Utoyo, M.Kep. Ns.

  (.........................)

  (.........................) Mengetahui,

2. Sawiji, S.Kep.Ns. M.Sc

  Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

  (Sawiji, S.Kep.Ns. M.Sc) Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah KTI, Agustus 2016 1 2 Hendri Priyanto , Bambang Utoyo, M.Kep. Ns.

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN: TERMOREGULASI

DENGAN HIPERTERMIA PADA AN. F DI RUANG MELATI

  

RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

LatarBelakang: Kebutuhan keamanan dan perlindungan thermoregulasi dengan hipertermi.

Kebutuhan termoregulasi: hipertermi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang perlu

dipenuhi, karena jika tidak dipenuhi akan terjadi komplikasi yang dapat terjadi yaitu dehidrasi,

kekurangan oksigen, demam di atas 42 C, dan kejang demam, hingga kematian.

  Tujuan: Penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang asuhan

keperawatan kebutuhan keamanan dan perlindungan: thermoregulasi pada klien An. F dengan

hipertermi.

  

Pembahasan: Diagnosis keperawatan pada kasus ini adalah hipertermi berhubungan dengan

proses infeksi, Cemas berhubungan dengan status kesehatan dan Gangguan pola tidur

berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh. Intervensi yang dilakukan berupa monitor suhu

klien, monitor tanda-tanda vital, sarankan untuk meningkatkan istirahat, berikan pengobatan untuk

mencegah terjadinya demam, kolaborasi pemberian obat, beri kompres hangat bila diperlukan,

bina hubungan saling percaya, berikan penyuluhan kesehatan, libatkan keluarga, berikan

lingkungan yang nyaman, berikan reinfocement untuk menggunakan sumber koping yang efektif,

anjurkan agar orang tua selalu disamping anak atau klien, jika perlu cek suhu, ganti pakaian klien

dengan bersih dan nyaman, libatkan keluarga untuk meninabobokan klien, anjurkkan untuk

istirahat, kolaborasi dalam pemberian obat. Implementasi yang sudah dilakukan berupa memonitor

tanda-tanda vital, memberikan infus paracetemol 4x300 mg, mengganti lagi dengan infus RL 18

tetes permenit, menyarankan untuk meningkatkan istirahat, memberikan lingkungan yang nyaman,

membina hubungan saling percaya. memberikan penyuluhan, melibatkan keluarga, memberikan

reinfocement untuk menggunakan sumber koping yang efektif,menganjurkan agar orang tua selalu

disamping anak, menganjurkan klien untuk istirahat.

  Hasil : Evaluasi yang dilakukan selama dua hari ditemukan bahwa hipertermia itu terselesaikan, kecemasan dan gangguan pola tidur yang sementara terselesaikan.

  Kata kunci: kebutuhan rasa aman dan perlindungan, hipertemia, cemas, gangguan pola tidur.

1. Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

  2. iv

DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

  Nursing Care Report, August 2016 1 2 Hendri Priyanto , Bambang Utoyo, M.Kep. Ns.

  

ABSTRACT

NURSING CARE OF FULFILLING SECURE AND PROTECTION NEED,

THERMOREGULATION (HYPERTHERMIA) TOA CHILD “F” ATMELATI WARD

  

Dr. SOEDIRMAN STATE HOSPITAL OF KEBUMEN

Background: Secure and protection need, thermoregulation (hyperthermia). Thermoregulation

need of hyperthermia is one of the basic human needs needed to fulfill. Complications may occur

if it is not handled very well. They are dehydration, lack of oxygen, fever above 40

  C, febrile seizures, and finally death.

  Objective: to describe nursing care of fulfilling secure and protection need, thermoregulation (hyperthermia) to a child “f” at Melati Ward Dr. Soedirman State Hospital of Kebumen.

  

Discussions: Nursing diagnoses were hyperthermia related to the infection process, anxious

related to health status, sleep pattern disorder related to an increase of body temperature.

  

Interventions were monitoring vitalsigns, suggesting to take more rest, providing treatment to

prevent the occurrence of fever, collaborating medicines as order, giving a warm compress as

necessary, building a trust relationship, giving health education, involving the patient’s family,

providing a comfortable environment, giving reinforcement to use effective coping resources,

suggesting that parentsshould always beside the child or client, keeping the patient clean and

comfort, involving the family to lull the patient. Implementations were monitorin vital signs,

giving paracetemol infusion of 4x300 mg, switching again to the infusion of RL 18 drops per

minute, recommending to increase more rest, providing a comfortable environment, building a

trust relationship, providing counseling, involving family, giving reinforcement to use effective

coping resources, recommending parents should always beside the child.

  

Results : the evaluation conducted for two days found that hyperthermia was resolved, anxiety and

sleeping pattern disorder were temporarily resolved. Keywords: secure and protection need, hyperthermia, anxiety, sleeping pattern disorder

  

1. Students of Diploma III of Nursing Program Muhammadiyah Health Science Institute of

Gombong.

  

2. Lecturer, Diploma III of Nursing Program Muhammadiyah Health Science Institute of

Gombong.

  v

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

  Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Perlindungan: Termoregulasi Dengan Hipertermia Pada An. F di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen

  Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

  1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.

  2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Muhammadiyah Gombong.

  3. Bapak Bambang Utoyo, S.Kep. Ns. M. Kep. selaku dosen pembimbing serta penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

  4. Bapak dr. Bambang Suryanto, M.Kes selaku Direktur RSUD dr.

  Soedirman Kebumen yang telah memberikan tempat dan kerjasama dalam melaksanakan studi kasus.

  5. Ibu Rini Amborowati, S.Kep. Ns selaku pembimbing di Ruang Melati RSUD dr. Soedirman Kebumen yang telah memberikan bimbingan dan kerjasama dalam melaksanakan studi kasus.

  6. Ibu Nurlaila, M.Kep selaku pembimbing dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong selama studi kasus di Ruang Melati yang telah memberikan bimbingan dan dalam melaksanakan studi kasus. vi

  7. Bapak Hendri Tamara, M.Kep, bapak Sarwono, SKM, bapak Bambang Utoyo, M.Kep., Ns. Ibu Mardiati, M.Kep Sp. Kep J, dan Ibu Ernawati, M.Kep selaku Pembimbing dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong beserta seluruh staff dan karyawan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.

  8. Kedua orang tua tercinta bapak Gatot Susilo dan ibu Sri Sugiarti yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan baik materi, moral maupun spiritual dan banyak hal lain yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu.

  9. Teman-teman seperjuanganku Heri Siswanto, Ikhlas Arif Mukhtamar, Janrizky Praerda syandi, Imam sechudin, Imam Kurniawan, Ludi Nur Kurniawan di kelas 3 B Program Studi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong yang senantiasa selalu membantu dan mendukung penulis dalam memenuhi target dalam menempuh studi.

  10. Kekasih tercinta Siti Mahfiyah, Amd. Keb. yang selalu memberikan motivasi, perhatian dan kasih sayang sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada pihak lain sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang penyakit febris. Walaupun dalam penulisan ini, penulis masih mempunyai banyak kekurangan, tetapi dengan kekurangan tersebut penulis mendapatkan masukan dari pihak lain sehingga penulis mampu melengkapinya dan menjadikan lebih sempurna serta dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis.

  Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh

  Gombong, 01 Agustus 2016 Penulis vii

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii ABSTRAK .............................................................................................. iv ABSTRACK . ......................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................ vi DAFTAR ISI ........................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

  1

  1 A. Latar Belakang .....................................................................

  4 B. Tujuan ...................................................................................

  5 C. Manfaat .................................................................................

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

  6

  6 A. Konsep Termoregulasi ........................................................

  6 1. Definisi ..........................................................................

  6 2. Jenis-Jenis Termoregulasi .............................................

  7 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh .........

  8 4. Temperatur Suhu Tubuh ...............................................

  9 B. Konsep Dasar Hipertermia ...................................................

  9 1. Definisi Demam ............................................................

  10 2. Etiologi Demam ............................................................

  12 3. Dampak Demam............................................................

  13 4. Patofisiologi Demam .....................................................

  14 5. Klasifikasi Demam ........................................................

  16 6. Gambaran Klinis Demam .............................................

  17 7. Penanganan Demam ......................................................

  21 8. Pencegahan Hipertermia Pada Anak. ............................

  21 C. Inovasi Tindakan Dengan Bawang Merah ...........................

  BAB III RESUME KEPERAWATAN ...................................................

  24

  24 A. Pengkajian ............................................................................. viii

  1. Identitas Klien ................................................................ ` 24

  24 2. Riwayat Kesehatan .........................................................

  25 3. Pengkajian Fokus ...........................................................

  27 B. Analisa Data ..........................................................................

  27 C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi .......................................

  BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................

  31

  31 A. Asuhan Keperawatan............................................................

  39 A. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan ...............................

  Bab V PENUTUP ...................................................................................

  42

  42 A. Kesimpulan...........................................................................

  43 B. Saran ..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ix

  1 BAB I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Berdasarkan penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dijelaskan bahwa nilai kasus demam diseluruh dunia mencapai 18-34 juta jiwa per tahun, anak merupakan paling rentang terkena demam, meskipun gejala yang diderita anak bisa lebih ringan dari dewasa. Kejadian demam banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun hampir disemua daerah. Sedangkan di Indonesia yang merupakan negara berkembang tidak jarang ditemui anak yang menderita demam, hal ini bisa terjadi karena adanya pergantian cuaca dari musim hujan kemusim kemarau ataupun sebaliknya (Suriadi, 2010).

  Sedangkan menurut hasil penelitian dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 mengemukakan bahwa anak yang berusia 5 sampai 15 tahun angka kejadian demam yang terjadi mencapai 11,66% atau 28.594.060 orang. Dalam penelitian yang sudah dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2010 kejadian demam pada anak sudah mencapai 971 pasien anak. (Nugroho, 2011).

  Namun kania (2007) mengemukakan bahwa seringkali demam pada anak menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan yang tersendiri (fobia) bagi banyak ibu. Hasil penelitian menunjukkan hampir 80% orang tua mempunyai fobia demam. Banyak orang tua yang mengira bahwa bila tidak diobati, demam anaknya akan semakin tinggi. Karena teori ataupun ide yang salah ini, banyak orang tua mengobati demam ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati.

  Hipertermia merupakan suatu peningkatan suhu tubuh yang berkaitan dengan ketidaksanggupan atau ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Demam juga bisa diartikan sebagai suatu gejala penyakit atau infeksi dimana ketika kondisi otak membatasi suhu di atas pengaturan normal yaitu di atas 38

  C. Suhu tubuh yang normal adalah antara 36ºC sampai 37ºC. Jika anak demam dengan

  

1

  2 temperatur yang diukur melalui mulut atau telinga 37,8ºC atau melalui rektum 38ºC dan 37,2ºC melalui ketiak, kemungkinannya anak terserang demam. Anak-anak biasanya terserang demam lebih tinggi dari pada orang dewasa. Akibat tuntutan peningkatan pengaturan tersebut maka tubuh akan memproduksi panas. (Purwanti, 2008).

  Penyebab demam umumnya karena adanya infeksi virus, paparan panas yang berlebihan (overhating), adanya suatu pelepasan zat pirogen (Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam atau bahan yang dibentuk oleh mikroorganisme) dari dalam lekosit atau sel darah putih (bertugas melindungi tubuh agar tahan menghadapi serangan kuman), adanya proses infeksi, adanya peningkatan suhu pada 0-72 jam, dehidrasi atau kekurangan cairan, menurunnya kemampuan untuk berkeringat, aktivitas yang berlebihan, maupun dikarenakan gangguan sistem imun (Purwanti, 2008).

  Dampak bisa ditimbulkan oleh adanya demam ada dua macam yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif demam adalah sebagai mekanisme pertahanan yang dibutuhkan sebagai salah satu bentuk perlawanan tubuh terhadap infeksi, namun terjadinya demam juga disertai dengan hal-hal yang negatif. Sedangkan dampak negatif demam meliputi hal-hal yang harus diberikan perhatikan yang tinggi pada orang tua yang di antaranya: peningkatan resiko dehidrasi, kemungkinan bisa kekurangan oksigen, demam di atas 42 c sangat jarang sekali menyebabkan kerusakan neurologis (kerusakan saraf), kejang demam, demam seringkali diikuti dengan gejala lain seperti lemas, nyeri otot sakit kepala, dan menurunnya nafsu makan. (Purwanti, 2008).

  Awal mula terjadinya peningkatan suhu tubuh adalah ketika timbul infeksi bakteri virus atau juga cidera jaringan yang menimbulkan radang atau inflamasi (satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi). Akumulasi atau pengumpulan sel darah putih seperti monosit, makrofag, sel T helper serta fibroblas (fibroblas merupakan suatu elemen utama pada proses perbaikan untuk pembentukan protein struktural yang

  3 berperan dalam pembentukan jaringan), sehingga timbul adanya pelepasan pirogen endogen (faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ketubuh). Adanya pelepasan pirogen endogen memicu pembentukan prostaglandin otak dan merangsang hipotalamus untuk meningkatkan titik patokan suhu atau yang disebut dengan set point. Sehingga akan mengakibatkan adanya peningkatan suhu adan terjadilah demam. (Susanti, 2009).

  Penanganan yang perlu dilakukan untuk mengatasi peningkatan suhu ada beberapa cara yaitu dengan cara medis dan nonmedis, yang pertama adalah dengan pemberian obat antipiretik seperti dengan ibuprofen, paracetamol, asam mefenamat, aspirin. Cara yang kedua dengan cara fisik seperti dengan kompres hangat, batasi aktifitas penderita yang demam, cegah dehidrasi dll. Sedangkan cara yang ketiga adalah dengan cara herbal salah satunya dengan kunyit. (Susanti, 2009).

  Dalam hal inovasi keperawatan untuk menurunkan peningkatan suhu tubuh menurut penelitian Rachmad (2013) mengemukakan bahwa ramuan herbal peredam demam dengan bawang merah secara turun temurun sudah diwariskan dan tak kalah manjur dari obat herbal yang lainnya. Disamping itu bawang merah merupakan sayuran umbi yang cukup multiguna bawang merah memiliki fungsi membantu mengatasi menurunkan suhu tubuh, menurunkan kadar kolesterol, mengobati kencing manis, memacu enzim pencernaan, batuk, peluruh haid, dan peluruh air seni. Sedangkan manfaatnya adalah sebagai bumbu masakan, selain itu juga sebagai obat tradisional bias menurunkan panas pada anak tanpa zat kimia dengan efek samping yang minimal. Untuk itu inovasi tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan bawang merah sebagai cara alternatif yang mudah untuk mengatasi demam pada anak.

  Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan penulis pada hari tanggal

31 Mei 2016 jam 15.00 WIB di ruang Melati RSUD dr. Soedirman

  Kebumen, didapatkan hasil data obyektif diantaranya badan badan klien panas dan kondisi klien nafsu makan menurun, klien juga sulit tidur. Selama

  4 dikaji kondisi klien terlihat lemah. Klien hanya bisa berbaring di tempat tidur, badan teraba hangat, mukosa bibir kering. Dari hasil pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 105 kali permenit, pernafasan 36 kali permenit, suhu: 38,2

  o

  C. Keadaan tersebut menandakan peningkatan suhu tubuh yang dikatakan hipertermi. Untuk itu penulis sangat tertarik untuk mengambil kasus ini dalam suatu asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan

  Kebutuhan Kemanan dan perlindungan: Thermoregulasi Dengan Hipertermi Pada An.F di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

B. Tujuan

  1. Tujuan Umum Tujuan umum penulisan karya tulis ini adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan asuhan keperawatan pemenuhan keamanan dan perlindungan: termoregulasi dengan hipertermi pada An. F di ruang Melati RSUD dr. Soedirman Kebumen.Mahasiswa mampu memberikan wawasan dan pengetahuan tentang penanganan hipertermi pada anak.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mendeskripsikan pengkajian pada klien dengan gangguan termoregulasi dengan hipertermi pada An. F b. Mendeskripsikan analisa data dan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan termoregulasi dengan hipertermi pada An. F c. Mendeskripsikan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan termoregulasi dengan hipertermi pada An. F d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada klien dengan gangguan termoregulasi dengan hipertermi pada An. F e. Mendeskripsikan evaluasi tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan termoregulasi dengan hipertermi pada An. F f. Mendeskripsikan analisa tindakan pada klien dengan gangguan termoregulasi dengan kompres hangat, pemberian infus paracetamol pada An. F

  5 C. Manfaat

1. Manfaat Keilmuan

  a. Bagi Instansi Menjadi wacana dan bahan masukan dalam proses belajar mengajar terhadap pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan temoregulasi

  b. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan tindakan preventif dengan memberikan penyuluhan meliputi berbagai hal yang dapat mencegah timbulnya penyakit demam

  c. Bagi klien dan keluarga Sebagai media informasi tentang demam dan cara penanganan pasien demam serta peningkatan kebutuhan nutrisi pada anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh.

2. Manfaat Aplikatif

  Manfaat aplikatif karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai inovasi keperawatan dengan cara alternatif dalam menangani demam (hipertermia) pada anak yaitu dengan bawang merah.

DAFTAR PUSTAKA

  Andre, Hanalde dkk. (2015). Perancangan Modifikasi Antena Kupu

  • – Kupu Panjang Dual Frekuensi Untuk Aplikasi Hypherthermi. Jurnal

  Nasional Teknik Elektro. Program Studi Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Siteba, Padang. Vol: 4, No. 2, ISSN: 2302 - 2949

  Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing

  Diagnoses: Definitions & Classification, 2015

  • –2017. Oxford: Wiley Blackwell.

  Howells, James. (2013). Excitability and the safety margin in human axons during hyperthermia.

  The Journal of Physiology. Institute of Clinical Neurosciences, Royal Prince Alfred Hospital and The University of Sydney, Sydney, Australia.

  Penatalaksanaan Demam Pada Anak, Kania, Nia, (2010). http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/penatalaksan

aa n_demam_pada_anak.pdf. Diakses 11 Februari 2012

  Moss, Ralph W. (2014). Narrowing The Gap: The Position Of Hyperthermia

  Between Academic And Complementary Oncology. Oncothermia

  Journal 10:33-33 Lemont PA, USA Muhammad, Fatmawati. (2009). Efektifitas Kompres Hangat Dalam

  Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis

  . Staf Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.

  Nugroho, Taufan (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan

  Penyakit Dalam . Yogyakarta: Nuha Medika

  Pujiarto, Purnamawati Sujud, (2008). Demam Pada Anak, Yayasan Orangtua Peduli, Jakarta Volume: 58. http://www.sehatgroup.web.id/?p=65.

  Diakses 23 Juni

  2012 Purwanti, Sri (2008). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Anak Hipertermia di Ruang Rawat Inap RSUD .

  Dr. Moewardi Surakarta, Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 4. No 2.

  ISSN: 2302 – 2949.

  http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/484/2f.

  pdf?sequen ce=1. Diakses 23 Juni 2012 Pusparini, Yesy (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kualitas Tidur

  Pasien Di Ruang Intensif. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia

  Vol. 10. No. 2, RSUP DR. Hasan Sadikin, Bandung Rachmad, (2013) Penentuan Efektivitas Bawang Merah Dan Ekstrak Bawang

  Merah (Allium Cepa Var. Ascalonicum) Dalam Menurunkan Suhu

Bahan. Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, UNHAS. Makassar

  Suriadi, Yuliani (2010). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keperawatan

  Pada Anak. Edisi 2. Jakarta. Sagung seto hal 63-64

  Suryono, dkk (2012). Efektifitas Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu

  Tubuh Pada Anak Febris Usia 1

  • – 5 Tahun : Dosen Akper Pamenang Pare Kediri.

  Susanti, Nurlaili (2009). Efektifitas Kompres Dingin Dan Hangat Pada

  Penataleksanaan Demam. Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maliki Malang. http://publikasiilmiah.uin.ac.id/bitstream/handle/123456789/287/sai ntis.pdf?sequ ence=2. Diakses 23 Juni 2012

  Szasz, A. (2007). Hyperthermia, A Modality In The Wings. St. Istvan University, Budapest, Hungary. Volume 3 - Issue 1. [Downloaded free from

  http://www.cancerjournal.net on Wednesday, June 22, 2016, IP:

  36.81.10.11]

  • – Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Ed. 9 Jakarta: EGC.

  

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

DEMAM

  Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

  Disusun oleh : Hendri Priyanto

  A01301757 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN 2016

  

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG DEMAM FEBRIS

  Bidang Studi : Keperawatan Anak Topik : Gangguan Sistem Termoregulasi Sub topik : Demam Sasaran : Keluarga An. F Hari/ tanggal : Rabu, 1 Juni 2016 Jam : 12.15 – 12.35 WIB Waktu : 20 Menit Tempat : Ruang Melati RSUD dr. Soedirman Kebumen A.

IDENTIFIKASI MASALAH

  Berdasarkan penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dijelaskan bahwa nilai kasus demam di seluruh dunia mencapai 18-34 juta jiwa pertahun, anak merupakan paling rentang terkena demam, meskipun gejala yang diderita anak bisa lebih ringan dari dewasa. Kejadian demam banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun hampir disemua daerah. Sedangkan di Indonesia yang merupakan negara berkembang tidak jarang ditemui anak yang menderita demam, hal ini bisa terjadi karena adanya pergantian cuaca dari musim hujan ke musim kemarau ataupun sebaliknya. (Suriadi, 2010).

B. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

  Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami dan mengerti tentang febris atau demam.

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

  Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu:

  a. mengetahui tentang pengertian demam,

  b. mengetahui tentang penyebab demam,

  c. mengetahui tentang tanda dan gejala demam, d. mengetahui tentang dampak demam,

  e. mengetahui tentang cara mengatasi demam ketika dirumah,

  f. mengetahui tentang pencegahan demam C.

   Materi

  1. Pengertian demam

  2. Penyebab demam

  3. Tanda dan gejala demam

  4. Dampak demam

  5. Cara penanganan demam dirumah

  6. Pencegahan demam D.

   Metode Penyuluhan

  1. Ceramah

  2. Tanya Jawab E.

   Media

  1. Materi SAP

  2. Leaflat

  3. Lembar balik F.

SETTING TEMPAT

  Keterangan: : keluarga klien : klien : perawat

G. Kegiatan Pembelajaran No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

  1 3 menit Menjawab salam

  Pembukaan:

  1. Memberikan salam

  2. Mendengarkan

  2. Menjelaskan tujuan dan pembelajaran memperhatikan

  3. Kontrak waktu

  4. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di sampaikan 2 10 menit Pelaksanaan materi: Menyimak dan

  Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan secara berurutan dan teratur. Materi:

  1. Pengertian demam

  2. Penyebab demam

  3. Tanda dan gejala demam

  4. Dampak demam

  5. Cara penanganan demam dirumah

  6. Pencegahan demam 3 5 menit Evaluasi : Bertanya dan

  1. Menyimpulkan isi penyuluhan menjawab

  2. Memberi kesempatan untuk pertanyaan bertanya.

  3. Memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan. 4 2 menit

  Menjawab salam

  Penutup:

  Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam.

H. Evaluasi

  1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab

  2. Jenis pertanyaan : lisan

  3. Jumlah soal : 3 pertanyaan

  PERTANYAAN

  1. Sebutkan 3 (tiga) dari penyebab demam?

  2. Sebutkan 3 (tiga) bagaimana cara penanganan demam ketika dirumah?

  3. Sebutkan 3 (tiga) pencegahan demam?

  JAWABAN

  1. Penyebab demam adalah : a. Adanya proses infeksi.

  b. Terpajan pada lingkungan yang panas dalam waktu yang lama (overhating) dan olah raga atau aktivitas yang berlebihan akan meningkatkan suhu meningkat.

  c. Penyakit atau trauma dapat mengganggu fungsi pengaturan suhu tubuh.

  2. Penanganan demam ketika dirumah meliputi :

  a. Dengan berikan kompres hangat

  b. Dengan memberikan banyak minum dan memberikan minuman kesukaan seperti sari buah, minuman ion, juz, teh manis, air susu, air limun, dll.

  c. Ganti baju yang basah akibat keringat dengan baju tipis bertujuan agar kulit terpapar oleh udara.

  3. Pencegahan demam meliputi : a. Jaga kondisi kesehatan lingkungan.

  b. penyediaan air minum yang memenuhi syarat serta Makan makanan yang bersih dan sehat.

  c. Pembuangan sampah dan kotoran manusia pada tempatnya.

  I. Pengesahan

  Kebumen, 31 Juni 2016 Sasaran Mahasiswa (Keluarga An. F) (Hendri Priyanto)

  

Mengetahui,

  Pembimbing dan Penguji Dosen Pembimbing Klinik

  Akademik Rini Amborowati, S. Kep. Ns Nurlaila, M. Kep.Ns

  J. Lampiran Materi

  1. Pengertian demam Demam bukanlah suatu penyakit. Demam bisa merupakan suatu gejala penyakit atau infeksi dimana ketika kondisi otak membatasi suhu di atas pengaturan normal yaitu di atas 38

  C. Suhu tubuh yang normal adalah antara 36ºC sampai 37ºC. Jika anak Anda demam dengan temperatur yang diukur melalui mulut atau telinga 37,8ºC atau melalui rektum 38ºC dan 37,2ºC melalui ketiak, kemungkinannya anak Anda terserang demam. Anak-anak biasanya terserang demam lebih tinggi dari pada orang dewasa. Akibat tuntutan peningkatan pengaturan tersebut maka tubuh akan memproduksi panas. (Purwanti, S., & Ambarwati, W. N. 2008).

  2. Penyebab demam Menurut (Purwanti, S., & Ambarwati, W. N. 2008). Hipertermi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : a. Adanya proses infeksi. Infeksi tersebut seperti saluran nafas atas, infeksi saluran kemih, otitis media (infeksi pada telinga), sinusitis

  (peradangan di sekitar rongga hidung), pneumonia (radang paru- paru), dan gastroenteritis. Infeksi tersebut karena adanya mikroorganisme yang hidup dalam tubuh. Akibatnya akan mengalami beberapa perubahan. Mikroorganisme tersebut memperbanyak diri dengan caranya masing-masing dan menyebabkan cedera jaringan dengan berbagai mekanisme yang mereka punya, salah satunya adalah mengeluarkan toksin (zat beracun).

  b. Terpajan pada lingkungan yang panas dalam waktu yang lama atau paparan panas yang berlebihan (overhating) bisa mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.. Karena dengan kehilangan cairan dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. c. Menurunnya kemampuan untuk berkeringat karena kehilangan elektrolit.

  d. Olah raga atau aktivitas yang berlebihan akan meningkatkan suhu meningkat. Dengan kondisi tersebut akan mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.

  e. Penyakit atau trauma dapat mengganggu fungsi pengaturan suhu tubuh.

  f. Reaksi imun. Reaksi imun atau respon imun merupakan sistem kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, termasuk virus yang menyebabkan penyakit, akibatnya akan menyebabkan munculnya infeksi atau penyakit defisiensi imun (aneka penyakit yang memiliki satu atau lebih dari ketidaknormalan sistem imun).

  3. Tanda dan gejala demam Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita hipertermia menurut Suriadi & Y. Rita. (2012) meliputi taki kardi, sakit kepala dan pusing, kulit bisa kemerahan, teraba hangat, menggigil dan berkeringat, peningkatan suhu tubuh, kehilangan nafsu makan dehidrasi, diare dan muntah-muntah, batuk-batuk, badan lemah dan nyeri otot, jika demam yang sangat tinggi antara 39,4ºc

  • – 41,1ºc dapat menyebabkan halusinasi, kebingungan, mudah marah, bahkan kejang-kejang.

  4. Dampak demam Menurut Saini dkk., (2009). mengemukakan bahwa dampak negatif demam meliputi hal-hal yang harus diberikan perhatikan yang tinggi pada orangtua yang , di antaranya:

  a. Peningkatan resiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Terjadinya dehidrasi disebabkan oleh peningkatan penguapan cairan tubuh saat anak demam, sehingga anak bisa mengalami kekurangan cairan dan merasa lemah.

  b. Kemungkinan bisa kekurangan oksigen. Ketika demam, anak dengan penyakit paru-paru atau penyakit jantung, pembuluh darah bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga penyakit paru-paru atau kelainan jantungnya infeksi saluran napas akut.

  c. Demam di atas 42 C bisa menyebabkan kerusakan neurologis (kerusakan saraf). Akan tetapi hal ini sangat jarang sekali terjadi.

  Sampai saat ini belum ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa demam di bawah 42 C bisa menyebabkan kerusakan otak.

  d. Kejang demam, disebabkan oleh suhu badan naik, demam tinggi dan tidak mendapatkan perawatan yang semestinya. Namun Kejang demam tidak menyebabkan gangguan neurologis (kerusakan saraf) dan biasanya hilang dengan sendirinya.

  e. Demam seringkali diikuti dengan gejala lain seperti lemas, nyeri otot sakit kepala, dan menurunnya nafsu makan (anoreksia).

  5. Cara penanganan demam dirumah Ada beberapa penanganan dirumah menurut Fatmawati M.

  (2009). yaitu:

  a. Pemberian kompres hangat Pemberian kompres hangat cukup mudah dilakukan, murah dan aman.

  b. Batasi aktifitas penderita yang demam, bertujuan untuk menghemat energi dan menurunkan kebutuhan oksigen. Karena pada saat demam metabolisme tubuh meningkat meskipun penderita tidak beraktifitas pasti akan terasa capai sekali karena energi banyak digunakan. anjurkan penderita banayk istirahat

  c. Cegah dehidrasi (kekurangan Cairan) dengan memberikan banyak minum dan memberikan minuman kesukaan seperti sari buah, minuman ion, juz, teh manis, air susu, air limun, dll.

  d. Ganti baju yang basah akibat keringat dengan baju tipis bertujuan agar kulit terpapar oleh udara, karena udara dapat memindahkan panas dan dapat membantu memberi rasa nayaman saat demam.

  e. Atur suhu ruangan lebih dingin

  Mengatur suhu ruangan lebih dingin dengan tujuan agar panas berpindah ke ruangan. misalnya membuka jendela.

  f. lakukan terapi aktifitas bermain di tempat tidur seperti mewarnai, menonton TV, bercerita atau tidur ditemani orang tua.

  6. Pencegahan demam Menurut Isnayani. (2012). Dalam upaya pencegahan demam

  (hipertermi) pada anak, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Jaga kondisi kesehatan lingkungan.

  b. penyediaan air minum yang memenuhi syarat.

  c. Pembuangan sampah dan kotoran manusia pada tempatnya.

  d. Makan makanan yang bersih dan sehat

  e. Jangan biasakan anak jajan sembarangan

  f. Pemberantasan lalats seperti dengan kipas angin, lem lalat, lilin, plastik bening yang diisi air, jeruk lemon, apel dan cengkeh, atau gunakan obat atau semprotan pembasmi serangga

DAFTAR PUSTAKA

  Purwanti, S., & Ambarwati, W. N. (2008). Pengaruh Kompres Hangat

  Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Anak Hipertermia di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 4. No 2. ISSN: 2302 -

  2949 Isnayani. (2012). External Cooling in the Management of Fever. Clinical

  Infectious Disease. Volume 31 Suriadi, Yuliani (2010). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan

  Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta. Sagung seto hal 63-

  64 Fatmawati M. (2009). Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan

  Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis . Staf Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.

  

EFEKTIFITAS KOMPRES DINGIN DAN HANGAT PADA

PENATALEKSANAAN DEMAM

Nurlaili Susanti

  

Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maliki Malang

email : dr.santie@gmail.com

ABSTRACT

  Fever is a symptom that accompanies some infectious and non infectious

diseases. Fever cause metabolic consequences such as dehydration, increasing oxygen

consumption and metabolic rate. Treatment of fever can reduce patient discomfort and

another symptoms such as fatigue, myalgia, diaphoresis and chills.In addition to

antipyretic, the use of physical methods to reduce fever has been widely applied.

  

Physical methods of cooling are the treatment of choice for hyperthermia, but their

value in the treatment of fever remains uncertain. Fever treated with tepid-water

sponging and combined with antipyretic drugs are more effectively than those treated

with antipyretic drugs alone. Tepid-water sponging represents a simple, nonsedating

method to combat the metabolic impact of shivering and to induce cutaneous

vasodilatation that increases heat loss.

  

PENDAHULUAN dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi

Demam diartikan sebagai respon maupun karena gangguan sistem imun.

  fisiologis tubuh terhadap penyakit yang Gejala demam dapat dipastikan di perantarai oleh sitokin dan ditandai dari pemeriksaan suhu tubuh yang lebih dengan peningkatan suhu pusat tubuh tinggi dari rentang normal. Dikatakan dan aktivitas kompleks imun. Demam demam, apabila pada pengukuran suhu

  o o

  merupakan gejala yang menyertai rektal >38 C (100,4

  F) atau suhu oral

  o o

  beberapa penyakit infeksi maupun >37,8 C atau suhu aksila >37,2 C

  o

  penyakit radang non infeksi. Pada (99

  F). Sedangkan pada bayi berumur penyakit infeksi, demam dapat kurang dari 3 bulan, dikatakan demam

  o

  diakibatkan oleh infeksi virus yang apabila suhu rektal > 38 C dan pada bersifat self limited maupun infeksi bayi usia lebih dari 3 bulan apabila suhu

  o

  bakteri, parasit, dan jamur. Demam aksila dan oral lebih dari 38,3 C. dapat juga disebabkan oleh paparan Penatalaksanaan demam sangat panas yang berlebihan (overhating), bermanfaat untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien. Selain

  Efektifitas Kompres Dingin dan Hangat

  F). Hal ini disebabkan karena adanya pernafasan dari mulut. Temperatur membran timpani lebih mendekati temperatur inti tubuh, tetapi pemeriksaannya lebih sulit. Tubuh senantiasa berupaya untuk mempertahankan set poin suhu pada kisaran 37

  C (99,9

  o

  F) harus dipertimbangkan sebagai demam. Temperatur rektal secara umum lebih tinggi dari pada oral yaitu sekitar 0,6

  o

  C (1,0

  o

  o

  F) atau suhu sore hari > 37,7

  C, dengan variasi sirkadian <

  1

  o

  C (36,3-37,2

  o

  C) pada pengukuran suhu aksila.

  Termoregulasi

  o

  o

  terapi simptomatis dan kausatif dengan menggunakan obat-obatan, demam dapat diturunkan dengan kompres kulit. Telah dikenal dua macam cara kompres kulit, yaitu kompres dingin dan kompres hangat. Kompres dingin telah dikenal secara luas penggunaannya di masyarakat dibandingkan kompres hangat. Tulisan ini akan mencoba mengulas efektifitas pemakaian kompres dingin dan hangat. Penjelasan yang mengacu pada proses fisiologis yang terjadi pada pemakaian kompres diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai efektifitas pemakaian kompres dingin dan hangat pada penatalaksanaan demam.

  o

  Temperatur Normal Tubuh

  Temperatur tubuh bervariasi setiap saat pada suatu rentang normal yang dikontrol oleh pusat termoregulasi yang berlokasi di hipotalamus. Tubuh secara normal mampu mempertahankan temperatur karena pusat termoregulasi hipotalamus menyeimbangkan produksi panas berlebih yang dihasilkan dari aktivitas metabolisme di otot dan hepar dengan kehilangan panas dari kulit dan paru.

  Individu normal, rata-rata temperatur oral untuk usia 18-40 tahun adalah 36,8 ± 0,4

  o

  C (98,2 ± 0,7

  o

  F) dengan level terendah pada pukul 6 pagi dan level tertinggi pada pukul 4 (37,7

  C / 99,9

  C (98,9

  o