Proses internalisasi sabda bahagia Yesus dalam menghayati kaul kemiskinan di tengah budaya media televisi melalui katekese audio visual di Novisiat Ursulin Bandung - USD Repository

  

PROSES INTERNALISASI SABDA BAHAGIA YESUS

DALAM MENGHAYATI KAUL KEMISKINAN

DI TENGAH BUDAYA MEDIA TELEVISI

MELALUI KATEKESE AUDIO VISUAL

DI NOVISIAT URSULIN BANDUNG

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Angela Yayah Rodiah

NIM: 021124024

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta Orang tua dan kakak,

  Tarekat Ordo Santa Ursula, Para Novis dan

  Magistra Novisiat Ursulin

  

MOTTO

  “Bertindaklah, Majulah,

  Percayalah, Yakinlah, Berserulah kepada-Nya dengan segenap hati Anda,

  Anda akan menyaksikan hal-hal yang mengagumkan bila Anda mengarahkan segalanya demi kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa”.

  (Prakata Nasihat St. Angela No. 17-18)

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah: PROSES INTERNALISASI SABDA BAHAGIA

  

YESUS DALAM MENGHAYATI KAUL KEMISKINAN DI TENGAH

BUDAYA MEDIA TELEVISI MELALUI KATEKESE AUDIO VISUAL DI

NOVISIAT URSULIN BANDUNG. Penulis memilih judul ini sebagai upaya untuk

  menginternalisasikan Sabda Bahagia Yesus dalam penghayatan kaul kemiskinan dengan katekese audio visual. Kekuatan katekese audio visual dengan pendekatan yang penuh gambar, imajinasi, dan cerita yang mampu menyentuh emosi seseorang secara mendalam bisa menjadi salah satu cara dalam upaya menginternalisasikan Sabda Bahagia Yesus di jaman ini.

  Sabda Bahagia Yesus yang dihayati dalam penghayatan kaul kemiskinan menuntut penyangkalan diri, askese, kesederhanaan dan kerendahan hati, sedangkan nilai-nilai sabda bahagia modern yang diusung melalui media televisi menawarkan nilai-nilai yang bertentangan dengan Sabda Bahagia Yesus. Pola hidup yang ditawarkan sabda bahagia modern adalah dengan pola hidup yang serba cepat, serba mudah dan praktis serta mengagungkan aspek kenikmatan, kesenangan, dan kepuasan sesaat. Manusia dijauhkan dari makna hidup dan hanya mengejar segala bentuk kebahagiaan sesaat yang membuat manusia kian terasing dengan dirinya, sesama dan lingkungannya bahkan dengan Tuhan pemberi kehidupan dan kebahagiaan sejati. Budaya yang ditawarkan sabda bahagia modern adalah budaya kematian dan kehancuran di segala aspek kehidupan, namun memberikan keuntungan bagi segelintir orang

  Penelitian terhadap para novis Ursulin dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pergulatan para novis dalam upaya menghayati Sabda Bahagia Yesus dalam kaul kemiskinan di tengah tantangan budaya media televisi. Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara terstruktur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai-nilai sabda bahagia modern seperti cari mudah, cari gampang, praktis, cari kesenangan dan kepuasan sendiri menjadi faktor penghambat dalam proses olah diri dan olah rohani. Para novis juga menyadari bahwa tantangan ini harus dihadapi dengan sungguh- sungguh. Pendampingan dalam pembinaan baik segi rohani maupun dalam perkembangan kepribadian dan hidup bersama secara intensif diikuti dengan kesungguhan. Latihan terus menerus dari hal-hal yang sederhana, merefleksikan dan memaknainya dalam terang iman.

  Eksperimen katekese audio visual dengan metode SOTARAE dan naratif eksperiensial yang dilaksanakan di Novisiat Ursulin memperoleh tanggapan positif baik dari peserta maupun dari pembimbing novis. Dari pelaksanaan eksperimen sederhana ditemukan manfaat katekese audio visual. Pertama: katekese audio visual membantu peserta untuk menganalisis media dan membangun sikap kritis terhadap pengaruh-pengaruhnya. Kedua: katekese audio visual membantu proses internalisasi Sabda Bahagia Yesus dalam penghayatan kemiskinan dengan menjadikan Kristus satu-satunya harta. Ketiga: katekese audio visual merupakan sumbangan dalam proses pembinaan di novisiat untuk semakin meningkatkan kualitas hidup religius dan kualitas pewarta Kerajaan Allah supaya semakin banyak orang mengalami kebahagiaan sejati seperti yang dijanjikan oleh Kristus sendiri.

  

ABSTRACT

  The title of this thesis is: THE INTERNALIZATION PROCESS OF THE BEATITUDES OF JESUS IN INSPIRING THE VOW OF POVERTY IN THE MIDST OF TELEVISION CULTURE THROUGH AUDIO VISUAL CATECHISM AT NOVISIAT URSULIN BANDUNG. The writer chooses this title as an efforts to internalize the beautitudes of Jesus in inspiring the vow of poverty through audio visual catechism. The power of the audio visual catechism through pictures, imagination and stories can be a way to internalize the beautitudes of Jesus.

  In one side, the beautitudes of Jesus, especially the implementation of the vow of poverty, demands a self denial, ascetic, simplicity, and modesty. In other side, the beautitudes of modern time brought by the television culture offer values which are against the beautitudes of Jesus. The beautitudes of modern time offer instant pleasure and easy-practical life styles. Human beings are kept away from the meaning of life and are invited to look for all kinds of temporal happiness that make them being alienated from their self, others, environment, and even from God. the beautitudes of modern time offer a culture of death and the destruction of all aspects of life, and just give the benefit for certain group of people.

  A research was organized among the novices of St. Ursula Congregation to get the description of how the novices struggle to implement the beautitudes of Jesus, especially the vow of poverty in the midst of television culture. In this survey the writer used a qualitative approach to get the data, i.e. through structured interview. From this research, the writer knows that the values of modern life style such as instant pleasure, self satisfaction and easy going mentality become the barrier of formation of self and spirituality. The novices realize that these challenges should be faced seriously. The formation of spiritual life should be followed intensively and seriously. The novices should spend time for simple spiritual training, reflection of all aspects of life, and getting meaning in faith perspectives.

  The experiment of audio visual catechism using SOTARAE and a narrative- experiential method was conducted at Novisiat Ursulin. This experiment got positive responds both from the novices and novices’ counselor. There are some advantages audio visual catechism. First, the audio visual catechism helps the novices to analyze media and to form critical thinking among the novices toward the effects of media. Second, the audio visual catechism helps the novices to internalize the beautitudes of Jesus especially the vow of poverty. They realize that Jesus is only their property. Third, the study attempts to make the audio visual catechism as contribution to the process of formation for the novices, to improve the quality of religious life and the quality of the proclamation of the kingdom of God, so that many people will exsperience happiness as Jesus had promised to them.

KATA PENGANTAR

  “Pujilah Tuhan hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” (Mzm 103:1-2). Bersama pemazmur penulis melambungkan syukur dan pujian kepada Allah yang selalu setia dan mencintainya tiada batas. Ia telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi tuntutan akademis untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanatha Darma Yogyakarta.

  Penulis juga bersyukur atas bantuan banyak pihak yang mendukung penulis dengan tulus baik secara materiil maupun moril. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan limpah terima kasih dan penghormatan yang sebesar- besarnya kepada:

  1. Drs. Y.I. Iswarahadi, S.J., M.A, selaku dosen pembimbing utama yang selalu meluangkan waktu, memberi arahan, pengertian yang tulus dan kesabaran dalam membimbing, memotivasi dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini.

  2. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku dosen penelitian dan pembimbing dua yang telah bersedia membimbing dengan penuh perhatian, sabar, dan teliti dalam proses penelitian.

  3. P. Banyu Dewa, HS, S.Ag., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik dan penguji yang selalu memberikan semangat, mengingatkan, dan membantu dalam kelancaran studi sampai pada penulisan skripsi ini.

  4. Sr. Maria Dolorosa Sasmita, OSU dan para dewan Ordo St Ursula Propinsi Indonesia yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, dukungan dan pengertian kepada penulis untuk menempuh studi di IPPAK-USD.

  5. Sr. Martini Suwitahartana, OSU dan saudari-saudariku tercinta di komunitas Ursulin Yogyakarta yang senantiasa membangun suasana penuh keakraban dan kekeluargaan yang sangat mendukung dalam proses studi, perkembangan kepribadian dan peneguhan dalam hidup panggilan.

  6. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J, M.Ed, selaku Kaprodi IPPAK-USD dan staff dosen dan karyawan yang selalu sabar, penuh pengabdian dan ketulusan dalam membagikan ilmu dan selalu berusaha menciptakan suasana kampus yang penuh persaudaraan dan keakraban selama kami studi.

  7. Sr. Reinilda Wuga, OSU dan para novis Ursulin yang selalu siap sedia membantu dengan penuh keterbukaan dan persaudaraan dalam proses penelitian dan eksperimen katekese audio visual di Novisiat Ursulin.

  8. Sr. Herlina Nogo Manuk, OSU dan Sr. Elisabeth Janul, OSU yang telah bersedia menjadi pengamat dengan penuh ketulusan dan kesabaran sehingga memperlancar proses eksperimen katekese audio visual.

  9. Keluarga besar Studio Audio Visual Puskat yang selalu memberikan tempat bimbingan dan membantu dalam hal sarana yang menunjang penulisan skripsi ini.

  10. Para sahabat dan rekan mahasiswa khususnya angkatan 2002 dengan segala kekhasannya yang membuat suasana selalu gembira, saling mendukung dan penuh persahabatan dalam studi maupun dalam mengembangkan kepribadian masing-masing.

11. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan cinta, perhatian, dukungan dan doa untuk kelancaran studiku maupun dalam menjalani hidup panggilanku.

  12. Para sahabat dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang dengan caranya masing-masing memberikan bantuan, dukungan, cinta dan doa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini dengan terbuka dan senang hati.

  Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membutuhkannya. Dan semoga semua orang sungguh berbahagia.

  Yogyakarta, 29 Maret 2007 Penulis

  Angela Yayah Rodiah

  

DAFTAR SINGKATAN

A. SINGKATAN KITAB SUCI

  Q : Quelle adalah “sumber” huruf atau kode yang menunjukkan suatu “tradisi rangkap”, yaitu tradisi yang melatarbelakangi Matius dan Lukas yang independen dari Markus.

  KS : Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan yang terdapat dalam daftar singkatan Alkitab

  Deuterokanonika (1995) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.

B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA

  IM : Inter Mirifica adalah dekrit tentang upaya-upaya komunikasi sosial yang disusun oleh Paus Paulus VI bersama dengan Bapa- bapa Konsili Vatikan II

  PC : Perfectae Caritatis adalah dekrit Konsili Vatikan II tentang Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965

  LG : Lumen Gentium adalah konstitusi dogmatis tentang Gereja, Konsili Vatikan II , 21 november 1964

  VC : Vita Consecrata adalah anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus

  II tentang Hidup Bakti bagi para Religius yang dikeluarkan pada Hari Raya Santa Perawan Maria menerima Warta Gembira, 25 Maret 1996 AN : Aetatis Novae adalah suatu Instruksi Pastoral yang baru tentang komunikasi sosial, tanggal 17 Maret 1992 Kan : Kanon

  KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 januari 1983.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di dunia dewasa ini, 7 Desember 1975 C.

SINGKATAN LAIN

  Art. : Artikel St : Santo/Santa Konst : Konstitusi TV : Televisi Kor : Korintus Lih : Lihat OSU : Ordo Santa Ursula SOTARAE : Suatu petunjuk untuk menganalisa sebuah dokumen dari kelompok group media (Situasi, Observasi, Tema, Analisis,

  Rangkuman, Aksi dan Evaluasi) PAK : Pendidikan Agama Katolik AV : Audio Visual

  VCD : Video Compact Disk Dokpen : Departemen Komunikasi dan Penerangan KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

  BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH................................................................................... 8 C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................... 8 D. MANFAAT PENULISAN ................................................................................ 9 E. METODE PENULISAN.................................................................................... 9 F. SISTEMATIKA PENULISAN.......................................................................... 10 BAB II. SABDA BAHAGIA YESUS MENURUT MATIUS 5 : 1-12 TERHADAP PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN A. SABDA BAHAGIA YESUS MENURUT MATIUS 5 : 1-12 .......................... 12 1. Teks dan Bentuk Sastranya.......................................................................... 12 2. Perbandingan Teks Matius dan Lukas ........................................................ 14 3. Pembagian Teks Sabda Bahagia Yesus dalam Matius 5:1-12..................... 17 4. Tafsir Sabda Bahagia Yesus dalam Matius 5:1-12 ..................................... 17 B. SABDA BAHAGIA YESUS BAGI PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN ............................................................................................... 35 1. Pengertian Kaul Kemiskinan ...................................................................... 35

  2. Kaul Kemiskinan dalam Ordo Santa Ursula ............................................... 37 3.

  Sabda Bahagia Yesus bagi Penghayatan Kaul Kemiskinan ........................ 39

  BAB III. SABDA BAHAGIA YESUS BAGI PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN DI TENGAH BUDAYA MEDIA TELEVISI A. PERAN MEDIA TELEVISI DAN PENGARUHNYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA ...................................................................................................... 42 1. Lahirnya Media Televisi dan Sumbangan Positifnya.................................. 42 2. Dampak Media Televisi bagi Kehidupan Masyarakat ................................ 47 a. Program-Program Siaran Televisi ........................................................ 48 b. Hasil Analisis Program Siaran Televisi ............................................... 55 c. Pengaruh Media Televisi terhadap Kehidupan Masyarakat ................. 58 3. Seruan Bapa Gereja terhadap Penggunaan Media ...................................... 62 a. Inter Mirifica ......................................................................................... 62 b. Aetatis Novae ........................................................................................ 64 c. Seruan Paus Benediktus XVI ................................................................ 66 4. Analisis Kritis terhadap Media Televisi ...................................................... 68 a. Semiotik: membaca TV sebagai Tanda dan Simbol ............................ 69 b. Pendekatan Psikologi: Membaca TV sebagai Pabrik Mimpi .............. 69 c. Pendekatan Kritis Ideologis .................................................................. 69 B. TANTANGAN PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN DI TENGAH BUDAYA MEDIA TELEVISI ....................................................................... 71 1. Televisi dan Nilai-Nilai Sabda Bahagia Modern ........................................ 71 a. Situasi dan kenyataan hidup yang mau diangkat .................................. 72 b. Nilai-nilai yang membentuk gaya hidup .............................................. 72 c. Mentalitas yang dimunculkan .............................................................. 74 2. Sabda Bahagia Yesus di Tengah Tantangan Nilai Sabda Bahagia Modern

  yang Diusung Media Televisi .................................................................... 75 3. Sabda Bahagia Yesus dalam Penghayatan Kaul Kemiskinan di Tengah Budaya Media Televisi .............................................................. 81 a.

  Praktik Lama ........................................................................................ 83

  b.

  Keadaan Jaman ..................................................................................... 83 c. Reorientasi ............................................................................................ 84 d.

  Kendala dan Persoalan ........................................................................ 85 e. Pembaharuan Hidup ............................................................................. 86

  

BAB IV. PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

MENGENAI MEDIA TELEVISI DAN SABDA BAHAGIA DALAM PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN PARA NOVIS URSULIN BANDUNG A. GAMBARAN PENELITIAN DI NOVISIAT URSULIN ................................ 89 1. Latar Belakang ........................................................................................... 89 2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 92 3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 93 4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 93 B. ACUAN TEORI ............................................................................................... 93 1. Budaya Media Televisi ............................................................................... 93 2. Sabda Bahagia Yesus dalam Penghayatan Kaul Kemiskinan ..................... 94 3. Katekese Audio Visual ................................................................................ 95 a. Pengertian Katekese Audio Visual........................................................ 95 b. Kekhasan Katekese Audio Visual ......................................................... 99 c. Kekuatan dan Kelemahan Katekese Audio Visual................................ 99 d. Beberapa Metode Katekese Audio Visual ............................................ 102 4. Kerangka Pikir............................................................................................. 106 5. Fokus .......................................................................................................... 107 6. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 108 a. Budaya Media Televisi.......................................................................... 108 b. Sabda Bahagia dalam Penghayatan Kaul Kemiskinan.......................... 108 c. Katekese Audio Visual.......................................................................... 109 C. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 109 1. Pendekatan Penelitian.................................................................................. 109 2. Pemilihan Setting/Tempat ........................................................................... 110

  3. Subyek Penelitian ........................................................................................ 110 4.

  Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 110 5. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data........................................................... 111 a.

  Validitas ................................................................................................ 111 b.

  Reliabilitas ............................................................................................ 111 c. Obyektivitas........................................................................................... 112 6. Teknik Analisis Data Penelitian .................................................................. 112 a.

  Pengumpulan Data ................................................................................ 112 b.

  Reduksi Data ........................................................................................ 112 c. Penyajian Data ...................................................................................... 112 d.

  Kesimpulan............................................................................................ 113 7. Hasil Penelitian............................................................................................ 113 a.

  Budaya Media Televisi ......................................................................... 113 b.

  Sabda Bahagia dalam Penghayatan Kaul Kemiskinan.......................... 116 c. Katekese Audio Visual.......................................................................... 119 8. Pembahasan Penelitian ............................................................................... 119 9. Penarikan Kesimpulan................................................................................. 123 10.

  Keterbatasan Penelitan .............................................................................. 124 a.

  Keterbatasan Waktu ............................................................................. 124 b.

  Penelitian Semi Partisipatif ................................................................... 125

  BAB V. INTERNALISASI SABDA BAHAGIA YESUS DALAM UPAYA MENGHAYATI KAUL KEMISKINAN MELALUI KATEKESE AUDIO VISUAL A. USULAN PROGRAM KATEKESE AUDIO VISUAL .................................. 126 1. Arti Program ................................................................................................ 126 2. Tujuan Program ........................................................................................... 127 3. Latar Belakang Program.............................................................................. 127 4. Usulan Program Katekese Audio Visual ..................................................... 129 B. PENGEMBANGAN PROGRAM ................................................................... 137 1. Satuan Persiapan Katekese Audio Visual I ................................................. 137

  2. Satuan Persiapan Katekese Audio Visual II ................................................ 147 C. LAPORAN PELAKSANAAN KATEKESE AUDIO VISUAL I .................. 155 1.

  Laporan Persiapan Teknis ........................................................................... 155 2. Laporan Pelaksanaan Katekese Audio Visual I........................................... 156 3. Laporan Evaluasi Pelaksanaan Katekese Audio Visual I............................ 161 a.

  Evaluasi dari Peserta ............................................................................ 162 b.

  Evaluasi dari Pengamat ......................................................................... 163 D. LAPORAN PELAKSANAAN KATEKESE AUDIO VISUAL II .................. 163 1.

  Laporan Persiapan Teknis ........................................................................... 163 2. Laporan Pelaksanaan Katekese Audio Visual II ......................................... 164 3. Laporan Evaluasi Pelaksanaan Katekese Audio Visual II........................... 168 a.

  Evaluasi dari Peserta ............................................................................ 169 b.

  Evaluasi dari Pengamat ......................................................................... 169 E. REFLEKSI PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KATEKESE AUDIO

  VISUAL I DAN II ............................................................................................ 170

  BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN.................................................................................................. 173 B. SARAN ............................................................................................................. 175

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 177

LAMPIRAN ........................................................................................................... 180

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Dengan Novis Ursulin........................................ (1) Lampiran 2 : Lembar Evaluasi Peserta Katekese Auido Visual ........................... (9) Lampiran 3 : Lembar Evaluasi Dari Pengamat ..................................................... (10) Lampiran 4 : Hasil Evaluasi Pelaksanaan Katekese Audio Visual I..................... (11) Lampiran 5 : Hasil Evaluasi Pelaksanaan Katekese Audio Visual II ................... (14) Lampiran 6: Dokumentasi Pelaksanaan Katekese Audio Visual.......................... (17)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia merindukan dan mendambakan “kebahagiaan” dalam hidupnya. Kebahagiaan adalah hal yang pertama dan utama dalam hidup manusia. Manusia ada dan diciptakan dalam dunia ini untuk hidup bahagia. Hidup bahagia adalah hak manusia yang paling dasar sekaligus kodrat manusia hidup di dunia ini. Permasalahannya “apakah setiap orang di dunia ini sugguh-sungguh merasa bahagia

  dalam hidupnya?” Mengapa impian untuk hidup bahagia tidak terwujud seperti yang diharapkan? Dalam kenyataan hidup sehari-hari kata “bahagia” seringkali menjadi kata yang asing, jauh dari jangkauan dan sulit untuk mendapatkannya. Banyak faktor yang menghambat manusia untuk bahagia di antaranya: kekecewaan, kesedihan, luka hati, dsb. Kekecewaan dan luka hati yang dalam, tidak hanya menjauhkan orang dari kebahagiaan tetapi sekaligus menjadi racun dalam hidup manusia (Powel,1992:11- 14). Manusia terus berjuang untuk mengupayakan kebahagiaan dalam hidupnya dengan berbagai cara dan jalan. Manusia seringkali salah menilai dan menafsirkan arti kebahagiaan, apalagi di jaman yang mudah berubah ini.

  Kemajuan di bidang ilmu dan teknologi yang begitu pesat membawa dampak tersendiri dalam kehidupan manusia terlebih dalam cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak. Kerinduan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan pandangan manusia tentang kebahagiaan seringkali dikacaubalaukan oleh berbagai kepentingan, sehingga tidak mampu membedakan antara kebahagiaan, kesenangan dan kepuasan. hingar-bingar perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi dengan ideologi- ideologinya yang tampaknya membuat hidup menjadi serba indah dan mudah.

  Salah satu perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu dan teknologi yang sangat mempengaruhi pola hidup, pola pikir, dan pola bertindak manusia adalah media komunikasi. Perkembangan di bidang media komunikasi ini sering disebut zaman lisan kedua, kebudayaan baru, kebudayaan audio visual, atau zaman informasi.

  Media komunikasi yang populer dan dimiliki oleh sebagian besar masyarakat dari berbagai kalangan adalah televisi. Televisi menampilkan daya pikat dan pesona yang luar biasa. Melalui televisi kita bisa mendengarkan dan melihat, lalu ikut merasakan, ikut meraba, ikut terlibat dan ikut percaya. Bahasa televisi adalah bahasa simbolis, bahasa yang membujuk, bukan mengajar, bahasa yang menggetarkan hati dan karenanya menggerakkan seluruh jiwa raga; bahasa yang penuh resonansi dan irama.

  Keunggulan media televisi ini dengan mudah dikuasai oleh kelompok kapitalis untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Kecanggihan alat komunikasi ini menjadi sarana yang utama untuk menarik hati para konsumen melalui hasil produksi yang dihasilkan (Iswarahadi, 2003: 28-29).

  Tawaran-tawaran yang disampaikan melalui televisi sifatnya instan, menggiurkan dan tampaknya memberi kebahagiaan. Pandangan dan perasaan manusia diarahkan supaya memiliki cara pemikiran yang ditawarkan mereka. Dengan demikian pemirsa tertarik untuk menjadi seperti yang ditawarkan dengan cara membeli atau langsung memakai produk-produk tersebut. Lalu orang ketagihan dengan dalih agar bisa merasakan kebahagiaan. Singkatnya, media massa terutama televisi adalah salah satu media penyebar virus hedonisme dan kosumerisme. menawarkan nilai-nilai yang mendorong kita untuk bersikap konsumtif dan hedonistik.

  Penggemar televisi bukan hanya ada di kalangan awam saja tetapi juga di kalangan kaum berjubah. Sebuah penelitian dilakukan oleh redaksi ROHANI dengan responden para Biarawan/ti (Imam, Bruder, Suster) yang berkarya di Kabupaten dan Kodya Magelang. Hasil penelitian menyebutkan bahwa televisi menjadi salah satu pilihan utama untuk mengisi waktu luang atau saat rekreasi di dalam komunitas.

  Kendati sebagian besar responden menjawab tidak menikmati jenis-jenis sinetron yang ditonton, namun hal ini bukan suatu kepastian bahwa kaum religius tidak terpengaruh oleh virus hedonisme dan konsumerisme yang disebarkannya. Hal ini merupakan tantangan besar bagi penghayatan hidup religius di zaman sekarang.

  Tantangan baru yang mesti dijawab adalah bagaimanakah cara kita menyikapi berbagai pesan yang disampaikan lewat media termasuk pesan-pesan yang saleh, agar kita tidak dimanipulasi, dibodohi dan disesatkan (Hani Hartoko, 2002:10-17).

  Kehidupan kaum religius ditinjau dari segi ekonomi bila disejajarkan dengan kehidupan kaum awam termasuk golongan menengah ke atas. Hal ini tampak dari fasilitas gedung maupun peralatan di dalammya, dari segi mencukupi kehidupan sehari-hari seperti sandang, pangan juga kebutuhan pribadi. Di samping itu kaum religius memiliki fasilitas-fasilitas modern yang juga dimiliki oleh kaum awam menengah ke atas seperti televisi, mobil, motor, komputer, handphone, dsb.

  Fasilitas-fasilitas yang tersedia seperti disebutkan di atas lebih memudahkan orang dalam tugas dan karya pelayanan di berbagai bidang. Namun dengan berbagai kemudahan itu tidak jarang kaum religius kemudian terperosok dalam gaya hidup diri, “kacang lupa pada kulitnya” atau kehilangan orientasi hidup sehingga menjadi korban dari perkembangan ilmu dan teknologi. Bapa Suci Yohanes Paulus II dalam naskah apostolik Vita Consecrata memperlihatkan dan mengingatkan betapa besar dan luhurnya anugerah panggilan hidup bakti. Beliau juga memaparkan dengan sangat jelas tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh hidup bakti. Tantangan itu berasal dari pengaruh budaya hedonisme, materialisme dan faham-faham kebebasan baik terhadap penghayatan kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Seruan ini mengingatkan, mengarahkan sekaligus memberi wejangan agar kaum religius senantiasa waspada dan bijaksana dalam penghayatan kehidupan religiusnya. Hal ini tentu saja menjadi bahan refleksi dan permenungan bagi kaum religius dalam menjawab tantangan jaman ini (VC, art.133-139).

  Yesus dalam kotbah-Nya di bukit seperti dikutip oleh St. Matius memberikan gambaran yang jelas mengenai kebahagiaan sejati. Sabda Bahagia adalah getaran cinta tak terbatas yang diwartakan Sabda Ilahi kepada kita. Madah pujian kebahagiaan adalah anugerah inkarnasi karena cinta yang tak terbatas. Allah adalah cinta yang tak terbatas. Ia telah mengaruniakan Putera-Nya yang tunggal untuk menebus dan menyelamatkan manusia. Setiap sabda kebahagiaan dari Madah Pujian

  

Kebahagiaan merupakan kepingan-kepingan kecil yang mengandung seluruh wahyu

  Kristus, seluruh berita yang dibawa-Nya. Merenungkan sabda-sabda kebahagiaan, kita menyambut Kristus yang datang dalam bentuk Sabda. Kita mestinya mencurahkan Injil ke dalam diri kita, mencurahkan berita keselamatan ke dalam jiwa kita agar kita dilebur, diresapi dan diubah (Farano,1975:14-15).

  Siapa yang bisa dikatakan bahagia? Tanggapan Yesus terhadap seorang yang menyusui Engkau” adalah “yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk. 11:27-28). Dalam peristiwa itu Yesus hendak menegaskan bahwa Bunda Maria bukan hanya ibu secara jasmani, tetapi sekaligus sosok teladan yang sungguh mendengarkan firman Allah dan memeliharanya, sehingga ia sungguh berbahagia.

  Setiap orang dipanggil untuk hidup bahagia dengan cara hidup yang berkenan kepada Allah. Kaum religius menempuh jalan kebahagiaan dengan mempersembahkan seluruh hidupnya bagi pelayanan sebagai bentuk cinta kepada Tuhan dan sesama. Hidup religius merupakan jawaban manusia atas kemurahan kasih Allah dengan mempersembahkan diri kepada Allah seutuhnya, maka hidup religius merupakan hidup yang berpusat kepada Allah (LG, art. 44). Seorang religius mencari dan menuju kepada Allah (PC, art.5), mencintai Allah melebihi segala-galanya (PC art. 6). Hidup religius adalah cara hidup yang mau langsung menghayati semangat Injil bahkan mau menjadikan semangat Injil ini sebagai pilihan hidup dan dihayati secara total, radikal dan konsekuen dengan hati yang tidak terbagi dan terpusat pada Tuhan dan oleh karena itu ditandai dengan tiga kaul, yakni kaul keperawanan, kemiskinan dan ketaatan (Mardiprasetyo, 1993:76). Dari pemahaman ini sangat jelas bahwa kaum religius ingin merealisasikan Sabda Bahagia Yesus dalam cara hidup yang khusus. Mereka hidup senantiasa terfokus pada Kristus dan melepaskan diri dari segala kelekatan yang tidak teratur, terlebih berkaitan erat dengan nilai-nilai yang ditawarkan dunia. Sabda Bahagia sendiri menjadi pedoman dalam penghayatan ketiga kaul dan terutama dalam penghayatan kaul kemiskinan. Di mana ada unsur pengosongan dan memberikan diri untuk diisi oleh orang yang dicintai yakni Kristus

  Tantangan-tantangan dalam menghayati hidup religius dengan ketiga kaulnya di tengah jaman ini adalah tantangan serius yang perlu juga dihadapi dengan serius.

  Hal ini telah menjadi bahan refleksi dan permenungan oleh kaum religius sendiri. Berbagai upaya terus diusahakan baik secara pribadi, komunitas, tarekat maupun usaha bersama kaum religius. Kekayaan tradisi yang sudah tahan uji dalam rentang jaman yang tertuang dalam konstitusi, kharisma pendiri, spiritualitas dan sejarah tarekat tidak boleh pernah diabaikan begitu saja. Inilah relevansi dari aktualisasi Sabda Kristus yang dengan dorongan Roh Kudus telah dihayati oleh para pendiri dan pendahulu dan mereka sungguh merasa bahagia.

  Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana hal ini tetap terus aktual dan dihidupi di sepanjang zaman. Bagaimana kaum muda religius yang hidup di zaman ini mampu menghayati hal ini sesuai konteks jamannya? Menerapkan Sabda Bahagia Yesus berhadapan dengan tawaran sabda bahagia modern dalam penghayatan kaul kemiskinan tidak mudah, sekalipun telah ditandai dengan ikrar tripasetya. Kesulitan dan keprihatinan dalam penghayatan hidup religius berhadapan dengan tantangan dunia masa kini yang serba canggih perlu juga dihadapi secara canggih pula. Oleh sebab itu, perlulah suatu cara pewartaan iman yang relevan dan kontekstual terhadap perkembangan iman juga dalam pembinaan para calon religius. Berbagai pengaruh dari media massa terlebih televisi perlu dihadapi dengan hal yang kurang lebih sama, maka muncul katekese audio visual di mana media audio visual menjadi sarana utamanya.

  Katekese audio visual adalah penyampaian pengalaman pribadi sebagai seorang Kristiani, tujuannya bukan untuk memperoleh kemampuan intelektual

  (Ernestine & Adisusanto, 2001:7). Dengan katekese ini diharapkan bahwa religius muda semakin kritis dalam menganalisis media terutama televisi. Di samping itu mereka juga mampu bersikap kritis terhadap ideologi-ideologi televisi yang berupa sabda bahagia modern dengan budaya konsumtif dan hedonisnya yang bertentangan dengan Sabda Bahagia Yesus. Hal ini sekaligus juga merupakan tantangan bagi penghayatan ketiga kaul terutama kaul kemiskinan.

  Katekese audio visual juga bisa menjadi salah satu cara dalam upaya menginternalisasikan Sabda Bahagia Yesus. Sabda Bahagia Yesus yang merupakan cerminan dari kaul kemiskinan sempurna dan kaul kerendahan hati yang paling luhur yang terdapat dalam seluruh pribadi Yesus. Sabda Bahagia ini perlu terus dihayati secara lebih mendalam dalam pembinaan para calon Suster Ursulin. Hal ini merupakan sesuatu yang terus diupayakan untuk membantu para calon dalam mengolah seluruh hidupnya untuk menjadi seorang religius. Dengan demikian para calon semakin memiliki daya “kekebalan” dari berbagai pengaruh negatif yang ditawarkan media televisi, mampu menggunakannya secara tepat guna, sehingga mampu menjadi seorang religius yang tangguh dan profesional dalam bidang rohani.

  Oleh sebab itu untuk mewujudkan harapan penulis terhadap usaha ini, penulis menyampaikan gagasan dan gambaran tersebut dalam bentuk karya tulis yang berjudul: PROSES INTERNALISASI SABDA BAHAGIA YESUS DALAM

  

MENGHAYATI KAUL KEMISKINAN DI TENGAH BUDAYA MEDIA

TELEVISI MELALUI KATEKESE AUDIO VISUAL DI NOVISIAT

URSULIN BANDUNG

B. RUMUSAN MASALAH 1.

  Bagaimana menghayati Sabda Bahagia Yesus dalam penghayatan kaul kemiskinan di tengah budaya media televisi dengan nilai-nilai sabda bahagia modern yang ditawarkannya? 2. Bagaimana usaha para novis dalam menghayati Sabda Bahagia Yesus yang diaktualisasikan dalam penghayatan kemiskinan di tengah tawaran dunia modern yang serba indah dan memukau? 3. Bagaimana peranan katekese audio visual dalam usaha menginternalisasikan

  Sabda Bahagia Yesus dalam menghayati kemiskinan di Novisiat Ursulin? C.

TUJUAN PENULISAN 1.

  Memaparkan nilai-nilai Sabda Bahagia Yesus dalam penghayatan kaul kemiskinan di tengah tantangan budaya media televisi dengan tawaran nilai- nilai sabda bahagia modern.

  2. Menguraikan usaha para novis Ursulin dalam menghayati Sabda Bahagia Yesus yang diaktualisasikan dalam penghayatan kemiskinan di tengah tawaran dunia modern yang serba indah dan memukau.

  3. Mengetahui peranan katekese audio visual dalam usaha menginternalisasikan Sabda Bahagia Yesus dalam menghayati kemiskinan di Novisiat Ursulin.

  4. Untuk memenuhi syarat kelulusan Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

D. MANFAAT PENULISAN 1.

  Menumbuhkan sikap kritis terhadap penggunaan media televisi dalam penghayatan kaul kemiskinan bagi para Novis Ursulin

  2. Meningkatkan kreativitas penggunaan sarana-sarana audio visual dalam berkatekese bagi upaya pembinaan di Novisiat Ursulin.

  3. Memberikan sumbangan gagasan dan pemikiran bagi upaya internalisasi Sabda Bahagia Yesus dalam penghayatan kaul kemiskinan di Novisiat Ursulin.

  4. Sebuah refleksi bagi penulis sendiri sebagai seorang biarawati untuk semakin mampu menghayati nilai-nilai Sabda Bahagia dalam penghayatan kaul kemiskinan di tengah budaya media televisi.

E. METODE PENULISAN

  Metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitis dengan mendasarkan tulisannya pada studi kepustakaan. Dengan kata lain penulis mengumpulkan, mengolah dan menganalisis masalah sehubungan dengan tema bersumber dari tulisan atau teori-teori yang relevan. Penulis juga mengadakan penelitian yang dilaksanakan di Novisiat Ursulin Bandung untuk memperoleh data-data mengenai penghayatan kemiskinan dan tantangan yang dihadapi di jaman televisi. Hasil perolehan data berfungsi sebagai acuan untuk membuat usulan progam. Penulis juga membuat eksperimen sederhana yang berupa pelaksanaan katekese audio visual langsung di Novisiat Ursulin.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi dengan judul “Proses Internalisasi Sabda Bahagia Yesus dalam Menghayati Kaul Kemiskinan di Tengah Budaya Media Televisi Melalui Katekese Audio Visual di Novisiat Ursulin Bandung” akan membahas permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah dan selanjutnya diuraikan pada bab-bab skripsi ini.

  Bab I menguraikan latar belakang pemilihan judul penulisan, merumuskan permasalahan yang menjadi fokus dalam penulisan beserta tujuan penulisan dan manfaat penulisan. Dalam bab I juga diuraikan metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II terbagi dalam dua bagian. Bagian yang pertama menguraikan Sabda Bahagia Yesus yang meliputi teks, bentuk sastra, struktur, tafsir dan misinya. Bagian kedua membahas Sabda Bahagia Yesus bagi penghayatan kaul kemiskinan. Bab III bagian pertama membahas peranan media dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia: sumbangan positifnya, dampak negatifnya yang menantang manusia untuk bersikap kritis terhadap tawarannya terutama yang berupa sabda bahagia modern. Bagian kedua membahas tantangan dalam menghayati kaul kemiskinan di tengah budaya media televisi, sehingga kaul kemiskinan dan nilai- nilainya tetap aktual di jaman ini.

  Bab IV menguraikan seluk beluk mengenai penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Novisiat Ursulin mulai dari persiapan, pelaksanaan penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan.

  Bab V menguraikan usulan program, latar belakang program beserta pengolahan dan penjabarannya secara matang serta proses pelaksanaan beserta refleksi dan evaluasinya.

  BAB VI berisi kesimpulan akhir dari topik-topik yang dibahas dalam skripsi ini. Bagian saran merupakan usulan dan harapan sekaligus sumbangan pemikiran bagi pengguna skripsi ini.

BAB II SABDA BAHAGIA YESUS MENURUT MATIUS 5: 1 -12 TERHADAP PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN A. SABDA BAHAGIA YESUS MENURUT MATIUS 5: 1-12 1. Teks dan Bentuk Sastranya Sebelum menjelaskan makna Sabda-Sabda Bahagia Yesus, marilah kita

  terlebih dahulu mencermati teks Sabda Bahagia Yesus yang terdapat dalam Matius 5:1-12

  Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

  Sabda Bahagia yang diucapkan oleh Yesus dalam Matius 5:1-12 memiliki bentuk sastra yang merupakan warisan dari Perjanjian Lama, yakni ucapan kebahagiaan yang terdapat dalam Kitab Mazmur 1. Bentuk sastra Sabda Bahagia dalam Kitab Mazmur mempunyai dua bagian yang terpisah, yakni pertama, mereka yang melakukan perbuatan itu atau memiliki sikap itu dan kedua, ganjaran atau hukuman dari apa yang mereka perbuat. Berkat atau kutuk yang dialami oleh manusia tergantung dari hasil perbuatan yang mereka lakukan. Hal ini secara lebih jelas diungkapkan dalam Mazmur 1:1-3 yang merupakan suatu contoh kebahagiaan bagi mereka yang melaksanakan Taurat Tuhan.

  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkannya siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Dokumen yang terkait

Efektivitas pemanfaatan media audio visual vidio pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (penelitian kelas di SMP Bina Sejarah Depok)

2 9 235

Efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra Tahun pelajaran 2013-2014

2 20 195

Peningkatan kemampuan pemahaman cerita melalui media audio visual di Kelas VII-D Madrasah Tsanawiyah Al-Alawiyah Kranji-Bekasi Barat Tahun pelajaran 2014/2015

1 3 177

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Efektivitas penggunaan audio visual sebagai media pembelajaran pendidikan agama islam di SD Islam Al-Azhar 12 Cikarang -Bekasi

0 26 99

Perancangan media informasi Boneka Tambang melalui audio visual

0 8 43

A. Latar Belakang Masalah - Efektifitas pemanfaatan media pembelajaran audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pai kelas VII di Smp Negeri 3 Tulang Bawang Tengah - Raden Intan Repository

0 0 98