Perancangan media informasi Boneka Tambang melalui audio visual

(1)

RIWAYAT HIDUP

Identitas :

Nama : Sari Nengsih

Tempat /Tgl. Lahir : Bandung, 5 April 1990

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Dago pojok gang bunisari no 24G/161c RT o6 RW 05

Bandung

Telepon : 085724091442

Email : bolabekels@yahoo.com

PENDIDIKAN Pendidikan Formal:

Sekolah Tempat Tahun Pelajaran

TK.AISYIYAH-V Bandung 1995-1996

SD Coblong 3 Bandung 1996-2002

SMP Negeri 35 Bandung 2002-2005

SMA Pasundan 7 Bandung 2005-2008

Perguruan Tinggi Jurusan Tahun

Universitas Komputer Indonesia Desain Komunikasi Visual (S1) 2008-2012

Keahlian Desain:

Software Tingkat

Adobe Photoshop Baik

Adobe Premire Baik

Adobe Flash Baik

Adobe Illustrator Baik

Adobe InDesign Baik

Adobe After Effect Baik


(2)

(3)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI AUDIO VISUAL

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011/2012

Oleh : Sari Nengsih 51908009

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(4)

iii KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb

Puji syukur kepada kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Laporan tugas akhir ini merupakan syarat kelulusan dalam menyelesaikan perkuliahan. Laporan tugas akhir ini mengenai Boneka Produksi UKM (Boneka Tambang). Dengan selesainya Laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan tugas akhir dapat bermanfaat bagi semua dan penulis pada khususnya .Amin

Wassalamua’laikum .Wr.Wb

Bandung, 11 Juli 2012

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Fokus masalah ... 2

I.4 Tujuan Perancangan ... 2

BAB II PERANCANGAN BONEKA TAMBANG DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL...4

II.1 Sejarah Boneka ... 4

II.2 Definisi Promosi ... 4

II.3 Media Audio Visual ... 5

II.3.1 Keunggulan Media Audio Visual ... 6

II.4 Profil Galeri “ Corax Art “ ... 6

II.4.1 Bahan Utama dan Bahan Baku Pendukung ... 8

II.4.2 Cara Pengemasan Boneka Tambang ... 9

II.4.3 Perkembangan Boneka Tambang ... 10

II.4.4 Cara Penjualan Boneka Tambang ... 13

II.5 Analisa SWOT ... 13

II.6 Target Audience ... 13

II.6.1 Primer ... 14

II.6.2 Sekunder ... 14

II.7 Hasil Observasi Boneka Tambang ... 15


(6)

v

III.1 Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 17

III.1.2 Strategi Kreatif ... 17

III.1.3 Strategi Media ... 18

III.1.4 Strategi Distribusi ... 18

III.2 Konsep Visual ... 19

III.2.1 Format Desain ... 19

III.2.2 Tata Letak ( Layout ) ... 21

III.2.3 Tipografi ... 22

III.2.4 Warna ... 23

III.2.5 Audio... 24

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 25

IV.1 Material Produksi ... 25

IV.1.1 Perngkat Keras (Hardware) ... 25

IV.1.2 Perngkat Lunak (software) ... 25

IV.2 Teknis Produksi ... 26

IV.2.1 Pra Produksi ... 26

IV.2.2 Produksi ... 27

IV.2.3 Media Pendukung ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Andreas, Avellino. (2005). Panduan Praktis Menguasai Macromedia Flash MX.. Yogyakarta: Teknomedia Press.

Boediman, S., Andi. (2007). Photoshop Master Class, Escaeva. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Hendratman, Hendi. (2005). The Magic Of Adobe After Effects. Jakarta: Gramedia.

Nitisusastro, H., Mulyadi. (2009). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.

Offset, Andi. (2010). Adobe Premiere Pro CS5. Jakarta: Penerbit Andi Offset

Suherman, Eman. (2011). Praktik Bisnis dari UKM mrnuju bisnis besar, sebuah contoh pengembangan bisnis.

Whela, M., Bride. (1994). Color Harmony 2, Rockprot.

Situs internet :

Anonim. 2012 (22 Mei). Sejarah Perkembangan Boneka. Tersedia di: http://www.bonekaanak.com/sejarah-perkembangan-boneka/ [2 Juni 2012]

Anonim. 2012 (12 April). Boneka. Tersedia di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Boneka [2 Juni 2012]

Juliantara, Ketut. 2010(11 April). Media Audio Visual. Tersedia di:

http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/ [30 Mei 2012]

Mutaqin, Juniar. 2010(3 Januari). Angklung. Tersedia di:

http://www.angklung.webs.com/ANGKLUNG%20DOGDOG%20LOJO. HTML [26 April 2012]

Rahmana, Arif. 2008(08 November). Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tersedia di:

http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/keragaman-definisi-ukm-di- indonesia/ [16 Maret 2012]


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Sumber daya alam tersebut banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian. Usaha Kecil Menengah atau UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitupun juga dengan negara Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptanya lapangan kerja baru.

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah kementrian negara Koprasi dan Usaha Kecil Menengah. Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan keputusan keuangan pada tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Menurut kementrian negara Koperasi, UKM adalah “kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara manyoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. (arief rahmana.wordpress : 2011).

Salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada di Indonesia adalah usaha kerajinan tangan. Kerajinan tangan adalah kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan baku. Dari kerajinan yang di produksi menghasilkan bermacam-macam hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Daerah yang termasuk kerajinan tangan di Indonesia salah satunya adalah kota Bandung. Di kota Bandung banyak sekali Usaha Kecil Menengah (UKM), salah satunya adalah usaha kerajinan boneka.

Usaha boneka tambang merupakan usaha kerajinan tangan di kota Bandung, yang bertempatan di Jl.Cihampelas Gang Bongkaran 53/25. Boneka Tambang adalah boneka yang terbuat dari bahan baku seperti tambang. Boneka tambang terbuat dari


(9)

bahan alami seperti tali pandan, batang pohon asem, batang sapu, dan dudukan yang terbuat dari batu. Boneka tambang diproduksi disebuah galeri yang bernama “Corax Art”. Galeri didirikan pada tahun 1999. Sebagian masyarakat belum terlalu banyak mengenal galeri ini.

Oleh karena itu, kegiatan promosi melalui strategi media audio visual “ video stop motion” yang menginformasikan tantang produk boneka tambang, dapat menjadi tolak ukur dari permasalahan yang ada. Dengan demikian boneka tambang sebagai produk yang masih terbilang baru dapat dikenal oleh khalayak luas sehingga dapat bertahan di industri pasar boneka di Indonesia.

I. 2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas yang terjadi pada boneka tambang untuk masyarakat kurang mengetahui boneka tambang ini, bentuknya pun cenderung masih gampang rusak dan mengakibatkan menurunnya pemasaran yang dikarenakan kurangnya media promosi yang kuat agar meyakini para konsumen untuk membeli boneka tambang.

Mengacu kepada kurangnya masyarakat yang tidak mengetahuinya boneka tambang menjadi permasalahan dalam penjualan boneka tambang. Hal ini menjadikan untuk mengembangkan media promosi. Pemilik juga akan mengembangkan bentuk-bentuk boneka tambang dengan memberikan baju dan bahan baku pendukung lainya

I. 3 Fokus Masalah

Fokus masalah ini adalah kurangnya upaya untuk mempromosikan boneka tambang kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang mengenal boneka tambang tersebut.

I. 4 Tujuan Perancangan

Dari Fokus Permasalahan diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari perancangan adalah:


(10)

masyarakat lebih mengenal akan adanya produksi boneka tambang.

Banyak masyarakat yang kurang tahu tentang boneka tambang ini karena promosinya masih kurang untuk menarik perhatian para masyarakat.


(11)

BAB II

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

I I. 1 Sejarah Boneka

Boneka merupakan salah satu mainan tradisional yang paling tua, karena boneka sudah ada pada Zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir Kuno. Namun dilihat dari fungsi, bentuk bahan pembuatannya ternyata berbeda sekali antara dulu sampai dengan sekarang. Boneka berasal dari bahasa Protugis “Boneca” yaitu sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam,terutama manusia atau hewan. Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun terkadang boneka digunakan untuk bahan ritual yang berhubungan dengan alam atau hal-hal yang bersifat gaib ataupun mistik misalnya berupa upacara-upacara ritual keagamaan pada zaman dahulu, permainan jelangkung, sihir ataupun upacara pemanggilan roh. (boneka anak : 2012)

Sejak masa sebelum masehi, boneka sudah ada. Saat itu, rata-rata boneka terbuat dari tulang, tanah liat, patahan kayu, dan potongan kain. Saat itu, bentuk boneka masih sangat sederhana sekali selain itu pun fungsinya masih sama untuk bahan upacara ritual. Boneka pun berkembang, pada zaman dulu boneka masih dijadikan untuk bahan upacara ritual namun saat ini memproduksikan boneka sangat handal dengan menghasilkan boneka yang bisa berbicara, bajunya pun bisa diganti, dan serta kaki dan tanganya pun bisa bergerak.

Semakin lama, bentuk boneka kian berkembang pesat. Berbagai model dan karakter boneka bermunculan di pasar. Wajah boneka pun sudah memperlihatkan ekspresi dan bahkan bisa bersuara seperti suara anak-anak. Salah satu boneka yang menjadi favorit anak perempuan adalah boneka Barbie. (wikipedia.org : 2012)

I I. 2 Definisi Promosi

Promosi adalah suatu usaha dari pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkan.


(12)

Sehingga konsumen tertarik dan membeli atau mencoba untuk menggunakan produknya itu, banyak sekali yang dilakukan untuk mempromosikan suatu produknya dan tidak tanggung mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi menarik perhatian para konsumen, ada juga yang melakukan suatu kerja sama dari pihak-pihak tertentu demi melancarkan promosinya itu.

I I. 3 Media Audio Visual

Perkembangan teknologi demikian pesatnya, yang semula memiliki fungsi sebagai alat bantu dalam menyelesaikan persoalan dan masalah dalam segala bidang kemudian memasuki fungsi sebagai penghibur. Hal ini ditandai dengan banyak produk-produk elektronik yang berteknologi tinggi dalam dunia hiburan. Salah satu dunia hiburan yang banyak diminati adalah animasi yang dikemas dalam bentuk film atau audio visual.

Sebuah audio visual merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi. Dalam pembicaraan sehari-hari pun ada semacam teknik dan etika sehingga komunikasi tidak hanya untuk menyampaikan pesan saja, melainkan juga menghibur. Lebih dari itu, audio visual dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan pembelajaran yang sangat efektif. (Mu’tadin, 2002).

Media audio visual sangat populer dan ditonton banyak orang. Audio visual dapat ditampilkan dalam bentuk film atau iklan. Media ini dapat dilihat oleh orang seluruh dunia di mana pun dan kapan pun. Media ini merupakan media yang praktis. Hampir semua orang dapat menggunakannya. Alat bantu media memberikan sumbangan yang sangat besar dalam menambah minat, variasi dampak serta kemampuan mengingat lebih lama dibandingkan dengan kata-kata. Orang paling banyak belajar dan menyimpan memori melalui observasi minimal 85 persen, sedangkan data yang dikumpulkan dan yang disimpan berasal dari penglihatan dan suara bisa melebihi batas normal (Munter dalam Rohmawati, 2007).


(13)

I I. 3.1 Keunggulan Media Audio Visual

Alat bantu dengan menggunakan media audio visual memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan media lainnya, diantaranya sebagai berikut:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis atau terlalu banyak kata-kata dan tulisan.

b. Penggunaan gambar lebih banyak sehingga visualisasi lebih jelas.

c. Lebih menarik dan menghibur karena memilki unsur audio visual.

d. Penyampaian pesan dapat lebih terstandar.

e. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

f. Merangsang kemampuan visual, auditori dan kinestetik.

I I. 4 Profil Galeri “ Corax ART “

Galeri ini bergerak dibidang pengrajin. Pemilik galeri ini bernama kang Dadang, berawal dari hobi beliau pun menjadikan sebuah galeri yang didalamnya menghasilkan banyak karya-karya yang beliau buat.

Pada tahun 1999 kang Dadang ( Pemilik Galeri ) membuka galeri sendiri yang bernama “ Corax ART “. Galeri ini bertahan lama hingga sampai saat ini, namun masyarakat kurang mengetahui keberadaan galeri tersebut. Banyak sekali karya-karya yang beliau buat di galeri ini. Galeri “ Corax ART “ Menjadi tempat favorit untuk beliau, karena semua ide-idenya bisa ia tumpahkan dan mengahasilkan suatu karya yang sangat menarik dan uniki. Salah satu karya yang beliau buat yaitu boneka tambang. Galeri ini juga mempunyai keunggulan dalam karya-karyanya kebanyakan terbuat dari bahan sisa limbah yang sudah tidak terpakai.


(14)

Gambar II.1 Pemilik Galeri “ Corax ART “ ( Pembuat Boneka Tambang ) Sumber ( dokumen pribadi pemilik )

Galeri ini terletak di Jalan Cihampelas Gang Bongkaran 53/25 Bandung. Galeri ini menciptakan custom karya seni yang berbeda-beda. Salah satu karya yang unik dan menarik yaitu boneka tambang.

Gambar II.2 Galeri “ Corax ART “ Gambar II.3 Galeri “ Corax ART “ Sumber ( dokumen pribadi pemilik )

Gelari ini mengusung tema “tambang pun berkembang” yang arti tali tambang yang bisa hidup dan menjadi sebuah karya seni yang unik dan dapat memiliki banyak ekspresi yang berbeda-beda. Kenapa galeri ini mengusung tema tersebut karena diambil dari kesenangan berkreasi dengan mengolah sesuatu yang dianggap tidak bisa menghasilkan apa-apa menjadi sebuah kaya seni yang unik dan menarik. Pemikiran kang Dadang (pendiri galeri “Corax ART”).

Dalam menjalani karya seni boneka tambang ini banyak perubahan yang positf, dari mulai hidupnya yang mulai bermanfaat sehingga menguntung dan kan banyak pihak dan tidak merugikan orang lain seperti kang Dadang sudah memiliki 3


(15)

kariyawan yang membantu. Boneka tambang ini mempunyai keunggulan dalam mengunakan tali. Tali yang digunakan adalah tali tambang pandan. Tali tambang pandan adalah tali yang berukuran lebih kecil dari tambang biasanya, tali pandan lebih memiliki kelebihan yang dimana tali pandan lebih mudah untuk dijadikan sebuah bentuk, salah satunya boneka tambang.

Gambar II.4 Tali Tambang Pandan Sumber ( dokumen pribadi pemilik ) I I. 4.1 Bahan baku utama Dan Bahan baku pendukung

Bahan baku utama yang digunakan yaitu tali tambang pandan. Tali tambang pandan sangat mudah sekali untuk dijadikan bentuk-bentuk dikarenakan tali tambang pandan, tali yang tidak begitu keras bahannya. Bahan baku pendukung untuk badan boneka tambang mengunakan batang sapu yang sudah tidak terpakai.

Bahan baku pendukung lainya seperti angklung, tas sekolah, meja makan, dudukan yang terbuat dari batu, batang kayu pohon asem, gitar, kuda-kudaan, dan masih banyak yang lainnya. Secara umum tentang bahan baku keseluruhan itu mengunakan bahan limbah yang sudah tidak terpakai.


(16)

Gambar II.5 Tali Tambang Pandan Sumber ( dokumen pribadi pemilik )

Gambar II.6 Angklung Sumber : www.angklung.webs.com I I. 4.2 Cara Pengemasan Boneka Tambang

Boneka tambang telah selesai di produksi. Boneka tambang siap untuk diberikan kemasan. Ada pun beberapa cara pengemasan yaitu:

1. Diawali dengan pembuat sketsa tabung dengan panjangnya sama seperti ukuran pada boneka tambang.

2. Dilanjutkan cara pembuatan dengan bahan baku duplex yang dijadikan bentuk tabung, dan diberi mika bening sehingga terlihat seperti kaca. Agar konsumen bisa melihat boneka tambang tersebut tanpa harus dibuka.

3. Setelah kemasan selesai dibuat, boneka tambang dimasukan, sebelum dimasukan bahan baku pendukung seperti dudukan yang terbuat dari kayu dilem terlebih dahulu, lalu dimasukan kedalam kemasan yang sudah dibuat. (dokumentasi pribadi pemilik)


(17)

Gambar II.7 Cara Pengemasan Boneka Tambang Sumber ( dokumen pribadi pemilik ) I I. 4.3 Perkembangan Boneka Tambang

Perkembangan boneka tambang dari pertama hingga saat ini banyak sekali perubahan. Dimana kang Dadang sekarang pun masih melakukan perkembangan terhadap boneka tambang.

1. Boneka tambang pertama kali dibuat

Gambar II.8 Boneka Tambang Gambar II.9 Boneka Tambang Sumber ( dokumen pribadi pemilik ) Sumber ( dokumen pribadi pemilik )


(18)

Gambar II.10 Boneka Tambang Gambar II.11 Boneka Tampang Sumber ( dokumen pribadi pemilik ) Sumber ( dokumen pribadi pemilik )

Gambar II.12 Boneka Tambang Sumber ( dokumen pribadi pemilik )

2. Boneka tambang berkembang sudah memiliki mata

Gambar II.13 Boneka Tambang Gambar II.14 Boneka Tambang Sumber ( dokumen pribadi pemilik )


(19)

3. Boneka tambang berkembang sudah memiliki rambut

Gambar II.15 Boneka Tambang Gambar II.16 Boneka Tambang Sumber ( dokumen pribadi pemilik )

4. Boneka tambang berkembang sudah memakai baju

Gambar II.17 Boneka Tambang Sumber ( dokumen pribadi pemilik )


(20)

I I. 4.4 Cara Penjualan Boneka Tambang

Cara penjualan boneka tambang tersebut hanya dibatasi dengan media online dan dari mulut ke mulut. Jarang sekali para konsumen datang kegaleri “ Corax Art “ untuk membeli boneka tambang tersebut. Harga dari boneka tambang sendiri sekitar Rp 15.000 rupiah sampai dengan ratusan ribu rupiah.

I I. 5 Analisa SWOT Strength (Kekuatan):

 Boneka yang mengunakan bahan baku tali tambang pandan

 Bentuk memiliki banyak varian

 Harga lebih ekonomis

Weakness (Kelemahan):

 Dari cara pengemasannya kurang rapih

 Bentuk dari boneka belum terlihat sempurna

 Dari cara memproduksinya belum terlalu rapih Opportunities (Peluang):

 Dengan harga yang relatif dan terjangkau penjualan produk boneka tambang akan cepat meningkat

Threat (Ancaman):

 Banyak munculnya pesaing-pesaing boneka baru yang unik menimbulkan kurangnya minat konsumen

I I. 6 Target Audience

Banyak masyarakat yang kurang mengenal adanya produksi boneka tambang ini karena letaknya yang kurang strategis dan usaha mempromosikannya masih dianggap kurang .


(21)

I I. 6.1 Primer

Demografis

Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan (siswa dan siswi, mahasiswa dan mahasiswi, orang dewasa )

Usia: 10 sampai 30 tahunan

Kelas sosial: Menengah

Psikografis

Karya seni pengrajin, mempunyai kepuasan khusus dalam kerajinan dan orang-orang yang menganggap seni pengrajin itu sebagai seni yang cukup tinggi nilainya.

Geografis

Daerah sekitar kota Bandung yang sering banyak dijadikan tempat pameran karya-karya seni.

I I. 6.2 Sekunder

Demografis

Dari segi demografis, target sasarannya adalah semua masyarakat, jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Psikografis

Mengajak dan menyampaikan kalau memproduksi boneka tambang itu satu hal yang sangat menyenangkan sehingga konsumen tertarik akan seni boneka tambang dan mencintai karya seni boneka tambang.

Geografis


(22)

I I. 7 Hasil Observasi Boneka Tambang

Observasi yang dilakukan diwilayah padat kota Bandung, yakni di daerah kecamatan Cihampelas. Observasi dilakukan dengan menyebar angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar Boneka Tambang 50 orang responden. Adapun hasil observasi tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Dari pertanyaan pertama yang menanyakan tentang menyukai atau tidaknya responden terhadap Boneka, menghasilkan 27 dari 50 responden yang menyukai Boneka.

2. Dari pertanyaan kedua Boneka yang seperti apa yang disukai a. Boneka Accessories (boneka gantungan kunci, dll)

b. Boneka asli (boneka teddy bear, spongebob, Barbie, dll)

Dan menghasilakan 35 dari 50 responden lebih menyukai boneka asli, dan 15 dari 50 responden lebih menyukai boneka accessories.

3. Dari pertanyaan ketiga yang menanyakan tentang mengetahui atau tidak responden terhadap “Galeri Corax Art”, menghasilkan 40 dari 50 responden yang tidak mengetahui “Galeri Corax Art”.

4. Dari pertanyaan keempat yang menanyakan tentang seperti apa daya tarik mu terhadap boneka tambang

a. Biasa saja

b. Menarik dan ingin lebih mengenal banyak mengenai produksi boneka tambang

Dan menghasilkan 39 dari 50 responden lebih tidak tertarik terhadap produksi boneka tambang.

alasannya: karena boneka seperti boneka tambang belum terlalu banyak pemasaran dan memiliki keunikan tersendiri.

5. Dari pertanyaan kelima yang menanyakan tentang dari segi bentuk, apakah boneka tambang telah memiliki bentuk yang sempurna

a. Jelek dan masih terlihat biasa b. Terlihat baik

Dan menghasilkan 18 dari 50 responden lebih memilih jawaban jelek dan masih terlihat biasa akan bentuk boneka tambang.


(23)

alasannya: karena kalau dilihat dari boneka susah sekali untuk menggerakan tangan dan kaki untuk berubah bentuk awal.

6. Dari pertanyaan keenam yang menanyakan tentang boneka tambang memiliki ukuran 10 hingga 15cm, apakah ukuran boneka tambang sudah terlihat baik Dan menghasilkan 35 dari 50 responden lebih memilih ya dengan alasan: karena boneka terlihat lebih kecil, menarik, bisa dibawa kemana-mana, tapi cenderung cepat hilang.

7. Dari pertanyaan ketujuh yang menanyakan tentang perlu atau tidak cara pengemasan boneka tambang

Dan menghasilakan 46 dari 50 responden memilih perlu dengan alasan: karena pengemasaan lebih utama agar barang yang dibeli tidak cepat rusak.

Kesimpulan dari data diatas adalah responden sekaligus target market Corax Art sebagian besar tidak mengetahui mengenai adanya produksi boneka tambang, namun dari segi bentuk boneka tambang tersebut lebih banyak yang menjawab jelek dan telihat biasa, jadi seharusnya bentuk boneka tambang lebih diteliti sehingga menghasilkan bentuk yang baik, dan dari segi ukuran boneka tambang lebih banyak diterima oleh responden karena dengan ukuran yang sudah ditentukan bonaka tambang bisa dibawa dan menjadi khiasan.

Kurang dikenalnya Corax Art yang memproduksi boneka tambang oleh khalayak dikarenakan Corax Art belum melakukan kegiatan promosi yang efektif dan tepat pada target audiens produksi boneka tambang.


(24)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL I I I. 1 Strategi Perancangan

Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya media promosi yang dilakukan agar boneka tambang semakin diketahui oleh masyarakat sekitar wilayah-wilayah kota Bandung.

Dalam perancangan media promosi boneka tambang, perlu adanya strategi perancangan yang tepat agar pesan yang akan disampaikan kepada target penerima dapat diterima dengan baik dan efektif. Strategi perancangan yang tepat akan menghasilkan suatu bentuk pendekatan yang baik dengan media audio visual.

I I I. 1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan yang dilakukan adalah berkarya mengunakan “bahan limbah itu sangat menyenangkan”. Cara yang digunakan adalah mempromosikan kepada konsumen tentang boneka tambang. Agar konsumen mengnali dan mengetahuin akan adanya produksi boneka tambang, salah satunya melalui komunikasi visual melalui audio visual berupa sebuah film dengan media pendukung seperti visual poster. Pendekatan dilakukan dengan emosional, Karena pesan yang disampaikan merupakan media promosi dengan melalui audio visual berupa sebuah film dengan media pendukung seperti visual poster, karena agar pesan yang disampaikan melalui audio visual berupa sebuah film dengan media pendukung seperti visual poster dapat dipahami dengan baik.

I I I. 1.2 Strategi Kreatif

Menciptakan sebuah media promosi melalui audio visual berupa sebuah film agar memperkuat untuk mempromosikan boneka tambang. Konsep yang dilakukan untuk membuat film ini adalag vintage. Perancangan film dengan menggunakan editing foto secara vintage supaya pembuaatan film lebih terlihat zaman dahulu.


(25)

Judul yang digunakan untuk media utama adalah “PERNYATAAN CINTA BONEKA TAMBANG”. Sesuai dengan semua karakter yang disiapkan untuk membuat film.

I I I. 1.3 Strategi Media

Pemilihan media bertujuan agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerimanya yaitu media audio visual berupa sebuah film. Alasan memilih film adalah karena didalamnya terdapat unsur audio visual, yang dimana dalam boneka tambang memiliki daya tarik tersendiri yang harus di tampilkan.

a) Media Utama

Media utama yang dilakukan adalah melalui audio visual (stop motion). Teknik film yang digunakan adalah film dengan melakukan pengambilan gambar langsung dengan menggunakan efek – efek visual yang sesuai dengan yang seharusnya.

b) Media Pendukung

Sebagai penunjang media utama, maka media pendukung yang digunakan yairu: - Poster

- X-Banner

- Flyer - Stiker

- Kaos

- Cover CD

I I I. 1.4 Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan strategi yang secara khusus dipersiapkan dalam upaya penyebaran media yang digunakan untuk mendukung tercapainya target sasaran. Adapun yang menjadi bagian dari strategi distribusi media, yaitu distribusi media berdasarkan lokasi penyebarannya.


(26)

mempromosikan. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan tercapai atau tepat sasaran.

PRODUSEN

Pemilik Boneka Tambang

AGEN

Video Maker dan Mempromosikan

Melalui media online

Bonekatambang.blogspot.com Youtube = boneka tambang

Gambar III.1 Penyebaran Media

I I I. 2 Konsep Visual

Vintage, dalam proses editing foto mengunakan warna-warna vintage supaya terliahat lebih lembut dan foto yang diedit terlihat lebih zaman dahulu.

I I I. 2.1 Format Desain

Dalam video stop motion ini format akhir yang digunakan adalah format DVD dengan ukuran video 720 x 576 pixel (16:9) dan di publish ke dalam format file *.vod (DVD), karena disesuaikan dengan standar medianya. Durasi yang dibutuhkan ± 3 menit atau disesuaikan dengan materi pesan yang akan disampaikan.


(27)

Gambar III.2 Ukuran Video setelah di Rendering dan sudah menjadi video for windows Sumber ( dokumen pribadi )

Gambar III.3 Video seteleh menjadi video for windows dan di burn ke DVD Sumber ( dokumen pribadi )

Spesifikasi format video:

Video editing = Adobe Premiera pro dan Adobe After Affect/DV NTSC

Costum video for windows - Frame size: 720 X 576 pixel - Frame rate: 25.000 frame/second

- Pixel Aspect Ratio: NTSC widescreen 16:9 - Color Depth: 24 bit


(28)

Audio setting

- Sample rate: 4800Hz - Format audio: mp3

- Compressor: Uncompressed - Quality: 100%

Video Rendering - Fields: No Fields

- Compressor: Indeo Video5.06 - Compression Control: smoothness - Date rate: 3000 kb/s

Video Encoding

- Conopus Pro Encoder

I I I. 2.2 Tata Letak ( Layout )

Layout merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh dalam mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti huruf, teks, garis, bidang, gambar dan lain sebagainya. Layout pada video ini berupa layout yang tidak beraturan yang mengkombinasikan elemen visual pada video, animasi gambar bitmap, teks dan audio yang bersifat atraktif dan emosional.

Gambar III.4 Tata layout Sumber ( dokumen pribadi )


(29)

I I I. 2.3 Tipografi

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Penempatan tipografi pada video ini tidak terlalu dominan, hanya muncul sebagai penjelasan konsep visual. Selain di dalam video, penerapan tipografi juga diaplikasikan pada media - media pendukung.

- Font Type: Lucida handwriting. Memberikan kesan yang sangat dominan untuk film boneka tambang

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg

Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu

Vv Ww Xx Yy Zz

1234567890$%&!?/()*-

Gambar III.5 Font yang digunakan

- Font Type: Lucida calligraphy. Memberikan kesan yang sangat dominan untuk film boneka tambang

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg

Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu

Vv Ww Xx Yy Zz

1234567890$%&!?/()*-

Gambar III.6 Font yang digunakan


(30)

Gambar III.7 Tata letak Tipografi yang digunakan Sumber ( dokumen pribadi )

I I I. 2.4 Warna

Karena media video ini sebagian besar produksinya menggunakan teknik editing foto yang mengunakan warna vintage jadi warna yang di gunakan adalah warna yang melalui proses editing dari foto sehingga menjadi sebuah film


(31)

Gambar III.9 Foto yang sudah selesai proses editing Sumber ( dokumen pribadi )

Gambar III.10 Tampilan video yang menjadi media utama Sumber ( dokumen pribadi )

I I I. 2.5 Audio

Audio merupakan bagian penting dari sebuah media video. Karena tanpa unsur audio pesan yang ingin disampaikan tidak akan tersampaikan seutuhnya. Jenis audio pada media ini terdiri dari musik, sound effect, dan narasi. Depepape Instrumental Musik itu sangat cocok untuk video di saat adegan ciko menyatakan perasaanya terhadap linsi. Sedangkan untuk sound effect-nya disertakan pada efek-efek khusus.


(32)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA I V. 1 Material Produksi

Dalam pembuatan video sebagai media tontonan yang menghibur ini diperlukan spesifikasi komputer yang memiliki kemampuan untuk mengolah data agar mencapai hasil akhir yang diharapkan. Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

I V. 1.1 Perangkat Keras (Hardware) a. Spesifikasi komputer

- Processor: AMD Sempron 2,2 GHz - Memory (RAM): 512 MB

- Hardisk: 40 GB

- Memory VGA: 256 MB - Monitor: Fujitec

- CD-R/+RW: Samsung 52-32-52

- USB Drive: 2 slot - Speaker: Simbadda

b. Printer EPSON C 90 (output)

I V. 1.2 Perangkat Lunak (Software)

Software merupakan elemen yang sangat penting dalam pembuatan sebuah media video. Pemilihan software sangat menentukan dalam tahap produksi. Beberapa software yang penulis gunakan dalam pembuatan video adalah sebagai berikut:

a. Sistem operasi menggunakan Windows XP Profesional (service pack 2).

b. Microsoft Office Word 2007, digunakan untuk menyusun teks dalam tampilan video, menyusun skenario dan storyline, juga digunakan untuk menyusun laporan pengantar proyek tugas akhir ini.


(33)

c. Corel Draw X4, adalah software yang penulis gunakan untuk membuat media pendukung seperti flyer, cover DVD, packaging, dll.

d. Adobe Photoshop CS, digunakan dalam pengolahan editing foto.

e. Adobe After Effects 5.5, digunakan dalam menyusun dan menjalan scene-scene. Visual-visual animasi yang telah dibuat penulis biasanya diberi efek khusus pada software After Effects ini.

f. Adobe Premiere Pro CS4, biasanya digunakan penulis untuk menggabungkan beberapa scene yang telah siap untuk dirender menjadi sebuah movie. Penulis juga menambahkan unsur audio baik itu musik, efek suara, maupun narasi dalam software ini.

I V. 2 Teknis Produksi

Dalam suatu perancangan media video dilakukan beberapa tahap teknis produksi yaitu pra produksi, dan produksi diantaranya sebagai berikut:

I V. 2.1 Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan proses perancangan yang dilakukan sebelum membuat sebuah media. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa fase, diantaranya:

a. Menentukan Cerita

Cerita yang penulis pilih adalah cerita yang tidak nyata mengenai boneka yang menyatakan perasaannya, berupa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber lalu diolah kembali menjadi sebuah cerita yang siap dibuat menjadi sebuah film/video.

b. Membuat Storyline Merupakan pengembangan dari skenario video yang membahas alur cerita yang akan dibuat berisi keterangan visual, audio (efek suara, musik dan narasi), juga penentuan durasi yang dibahas secara verbal.

c. Membuat Storyboard


(34)

perencanaan urutan gambar per-frame secara visual. Penulis menggunakan storyline sebagai panduan dalam membuat visualisasi dan keterangan gambar pada storyboard.

d. Objek dan Karakter

Menggambarkan atau foto untuk mencari referensi terhadap tokoh boneka tambang tersebut sebagai berikut:

Gambar IV.1 Tokoh Sumber ( dokumen pribadi ) I V. 2.2 Produksi

Pada tahap ini merupakan proses pengolahan visual dari gambar sketsa (storyboard) menjadi gambar bergerak / video dan diberi unsur audio dan akhirnya menjadi sebuah film.

 Tahap produksi editing Adobe Photoshop

- lalu lakukan dengan memilih picture action untuk merekam foto yang di edit lebih awal

- Selective Color - Curves

- Masking - Color Balance

- Finising menggunakan plug-in photoshop nix color effect

- Nix software - color effect pro 3.0 Compelet - Crose Prosecing - C41 70 E6 - LO2

 Pengolahan menggunakan software Adobe Premiere dan Adobe After Effects sebagai untuk menambahkan animasi. Langkah-langkah dan Proses Editing :


(35)

Stop motion terdiri dari banyak gambar yang tersusun sehingga menghasilkan suatu pergerakan pada benda atau objek tertentu sesuai dengan apa yang akan dibuat. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

- Menyusun setiap gambar sesuai dengan alur yang ditetapkan dari awal hingga akhir.

- Setelah tersusun, lalu masukan pada editor dengan menentukan jeda antar gambar menjadi 0,25 detik.

- Setelah itu lalu render.

- Setelah kumpulan gambar sebelumnya menjadi sebuah file video, buat sequence baru untuk menampung semua file video (termasuk animasi).

- Susun semua video dan animasi menjadi suatu kesatuan alur dari awal hingga akhir.

- Setelah tersusun, langkah selanjutnya adalah memberikan efek untuk mengkoreksi atau menentukan warna pada video sesuai dengan yang diinginkan.

- Pilih bagian adegan ketika di taman, pilih panel Effects Video Effects  Color Correction  RGB Curves. Lalu set nilainya seperti dibawah ini.

Gambar IV.2 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )


(36)

- Efek selanjutnya adalah dengan menambahkan efek Channel Mixer. Untuk penambahan nilai yang ditentukan seperti dibawah ini:

Gambar IV.3 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )

- Langkah terakhir adalah melakukan export media (ctrl+M) menjadi sebuah file yang diinginkan. Untuk pengaturannya bisa dilihat seperti dibawah ini.

Gambar IV.4 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )


(37)

Tools yang digunakan (After Effect):

Untuk pembuatan animasi pada After Effect ini hanya menggunakan text untuk animasi. Hal ini dilakukan karena hanya digunakan untuk intro pada setiap bagian saja. Untuk font nya menggunakan “Lucida handwriting” warna putih dengan background warna hitam.

Pembuatan animasi ini, kebanyakan menggunakan efek pengaturan opacity yang nantinya menghasilkan efek fade-in dan fade-out. Sedangkan ada satu yang berbeda yaitu pada penampilan judul “Boneka Tambang”. Pada bagian tersebut menggunakan efek Stroke. Sehingga yang dihasilkannya adalah efek seperti menulis tulisan dari awal sampai akhir. Langkah-langkah pembuatannya seperti di bawah ini:

1. Buat tulisan “Boneka Tambang” dengan menggunakan font “Lucida Handwriting”. Untuk ukuran font bisa disesuaikan.

2. Setelah tulisan dibuat, pilih menu Effect  Generate  Stroke.

3. Pilih tools pen pada toolbar di atas lalu buatlah path menyesuaikan dengan bentuk tulisan yang telah dibuat.

Gambar IV.5 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )


(38)

4. Setelah itu pada panel Effect Control stroke sebelah kiri, atur brush size sehingga menutupi tulisan yang telah dibuat. Centang pada checkbox All Masks dan Stroke Sequentially, dan pada paint style pilih Reveal Original Image.

Gambar IV.6 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )

5. Langkah terakhir adalah menjalankan animasinya. Pilih current time pada posisi detik ke berapa animasi akan dimulai. Setelah ditentukan, maka aktifkan End dengan cara menekan icon jam, lalu set nilai End pada 0%. Selanjutnya menentukan pada detik ke berapa animasi akan berakhir. Setelah menentukan current time, rubah nilai End menjadi 100%.

Gambar IV.7 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )


(39)

 Pengkopian (Mastering)

Movie yang sudah diberi efek khusus dan ditambahkan unsur audionya masih dalam bentuk file *.avi belum di encode ke dalam bentuk file *.vob (DVD). Tahap encoding dilakukan pada tahap mastering dalam proses pasca produksi. Setelah semua proses produksi selesai dan menghasilkan sebuah bentuk visualisasi video dalam format file *.avi, maka dilakukan tahap mastering, yaitu proses encoding menjadi format file *.vob atau DVD.

Proses ini dilakukan agar video yang telah dibuat dapat disaksikan dalam bentuk home video melalui pemutar DVD atau DVD player.

 Penyelesaian (finising)

Setelah media video selesai dibuat, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan media pendukung dan pengemasan (packaging) video. Tahap ini merupakan tahap finishing dalam pembuatan sebuah video. Media pendukung dan pengemasan dilakukan dengan menggunakan teknik cetak.


(40)

I V. 2.3 Media Pendukung

Poster

Poster adalah promosi dan informasi, baik jasa, barang biasa maupun barang-barang hasil produksi industri. Material art papper laminasi doff, ukuran A2 = 59 cm x 42 cm, cetak media dengan cetak offset.


(41)

X Banner

X-Banner ini akan dipasang di depan toko tersebut agar banyak di lihat orang. Material vynil atau glossy laminasi doff, ukuran 160 cm x 60 cm, cetak media dengan cetak offset.


(42)

Stiker

Stiker diberikan sebagai bahwa pelanggan telah membeli boneka tambang ditoko. Material menggunakan kertas stiker, berukuran 5 cm x 8 cm, cetak media dengan cetak offset.

Gambar IV.9 Stiker

Flyer

Flyer adalah media yang sangat simpel untuk menyampaikan suatu informasi dan promosi. Material art papper 120gr, ukuran 10 cm x 21 cm, cetak media dengan cetak offset.


(43)

Kaos

Kaos dibuat untuk para pegawai agar terlihat lebih cocok dan serasi. Dengan cara sablon.

Gambar IV.11 Kaos

Cover DVD

Cover DVD untuk dipasangkan ditempat DVD agar terluhat lebih rapih dan bagus. Material art papper 260gr, ukuran 28,37 ccm x 18,9 cm, cetak media dengan cetak offset.


(1)

4. Setelah itu pada panel Effect Control stroke sebelah kiri, atur brush size sehingga menutupi tulisan yang telah dibuat. Centang pada checkbox All Masks dan Stroke Sequentially, dan pada paint style pilih Reveal Original Image.

Gambar IV.6 Proses editing Sumber ( dokumen pribadi )

5. Langkah terakhir adalah menjalankan animasinya. Pilih current time pada posisi detik ke berapa animasi akan dimulai. Setelah ditentukan, maka aktifkan End dengan cara menekan icon jam, lalu set nilai End pada 0%. Selanjutnya menentukan pada detik ke berapa animasi akan berakhir. Setelah menentukan current time, rubah nilai End menjadi 100%.


(2)

 Pengkopian (Mastering)

Movie yang sudah diberi efek khusus dan ditambahkan unsur audionya masih dalam bentuk file *.avi belum di encode ke dalam bentuk file *.vob (DVD). Tahap encoding dilakukan pada tahap mastering dalam proses pasca produksi. Setelah semua proses produksi selesai dan menghasilkan sebuah bentuk visualisasi video dalam format file *.avi, maka dilakukan tahap mastering, yaitu proses encoding menjadi format file *.vob atau DVD.

Proses ini dilakukan agar video yang telah dibuat dapat disaksikan dalam bentuk home video melalui pemutar DVD atau DVD player.

 Penyelesaian (finising)

Setelah media video selesai dibuat, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan media pendukung dan pengemasan (packaging) video. Tahap ini merupakan tahap finishing dalam pembuatan sebuah video. Media pendukung dan pengemasan dilakukan dengan menggunakan teknik cetak.


(3)

I V. 2.3 Media Pendukung

Poster

Poster adalah promosi dan informasi, baik jasa, barang biasa maupun barang-barang hasil produksi industri. Material art papper laminasi doff, ukuran A2 = 59 cm x 42 cm, cetak media dengan cetak offset.


(4)

X Banner

X-Banner ini akan dipasang di depan toko tersebut agar banyak di lihat orang. Material vynil atau glossy laminasi doff, ukuran 160 cm x 60 cm, cetak media dengan cetak offset.


(5)

Stiker

Stiker diberikan sebagai bahwa pelanggan telah membeli boneka tambang ditoko. Material menggunakan kertas stiker, berukuran 5 cm x 8 cm, cetak media dengan cetak offset.

Gambar IV.9 Stiker

Flyer

Flyer adalah media yang sangat simpel untuk menyampaikan suatu informasi dan promosi. Material art papper 120gr, ukuran 10 cm x 21 cm, cetak media dengan cetak offset.


(6)

Kaos

Kaos dibuat untuk para pegawai agar terlihat lebih cocok dan serasi. Dengan cara sablon.

Gambar IV.11 Kaos

Cover DVD

Cover DVD untuk dipasangkan ditempat DVD agar terluhat lebih rapih dan bagus. Material art papper 260gr, ukuran 28,37 ccm x 18,9 cm, cetak media dengan cetak offset.