Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan
Oleh : NAHDIAH NIM: 1810011000100
PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK
JENJANG S-1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013/2014
(2)
(3)
(4)
(5)
Meningkatkan HasH Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran Fikih di MTs Fatahillah Buncit Jakarta Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan Media Audio Visual terhadap materi yang dipelajari melalui media Audio Visual.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan desain
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini lebih bersifat memecahkan suatu masalah yang hasilnya dideskripsikan secara menyeluruh. Subyek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas VII MTs Fatahillah Jakarta Selatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya materi shalat jenazah pada mata pelajaran Fikih selama penerapan Media Audio Visual mengalami peningkatan, terlihat dari rata-rata nilai sebelum dilakukan penerapan adalah 64,00, setelah penerapan Media Audio Visual maka hasil belajar pada siklus I meningkat dengan rata-rata nilai 72,81 dan pada siklus II mencapai 87,91. Maka, penggunaan media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih khususnya pada shalat jenazah di MTs Fatahillah Jakarta.
(6)
(7)
(8)
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 6
C. BatasanMasalah ... 6
D. RumusanMasalah ... 6
E. TujuanPenelitian ... 7
F. ManfaatPenelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Media Pembelajaran ... 8
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8
b. Fungsi Media Pembelajaran ... 10
c. klasifikasimacam – macamdanjenis – jenis media pembelajaran 10 B. Konsep Media Audio Visual ... 11
a. PengertianMedia Audio Visual ... 11
b. Jenis – JenisMedia Audio Visual ... 11
c. KarakteristikMedia Audio Visual ... 16
d. FungsiMedia Audio Visual ... 16
e. ManfaatMedia Audio Visua ... l7 f. TahapanPenggunaanMedia Audio Visual ... 18
(9)
v
c. Factor – Factor Yang MempengaruhiHasilBelajar ... 23
D. Konsep Mata PelajaranFikih... 23
a. PengertianFikih ... 23
b. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28
c. KerangkaBerfikir ... 29
d. HipotesisTindakan ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TempatdanWaktuPenelitian ... 32
1. tempatpenelitian ... 32
2. WaktuPenelitian ... 32
B. Metodepenelitiandanrancangansikluspenelitian ... 32
C. SubjekPenelitian ... 35
D. Peran Dan PosisiPenelitiDalamPenelitian ... 35
E. TahapIntervensiTindakan ... 36
F. HasilIntervensiTindakan ... 40
G. Data Dan Sumber Data ... 40
H. InstrumenPengumpulan Data... 40
I. TeknikPemeriksaanKeterpercayaan ... 41
J. Analisis Data danInnterpretasi Data ... 44
K. PengembanganPerencanaanTindakan... 45
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46
1. IdentitasSekolah ... 46
2. VisidanMisi ... 46
(10)
vi
4. PembelajaranSiklus II ... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(11)
vii
Tabel 4.2 Data Jumlah Peserta Didik 47
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana 47
Tabel 4.5 Jadwal Pelajaran Fikih 51
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus 52
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus I 59
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus II 67
(12)
1
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini khususnya dalam dunia pendidikan dituntut untuk bisa mengembangkan atau memajukan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa harus bisa dimunculkan dengan melahirkan suatu sistem pendidikan yang berkualitas berdasarkan filosofis bangsa. Oleh sebab itu, usaha untuk melahirkan suatu sistem pendidikan nasional yang berkualitas yang sesuai dengan kondisi Negara yaitu berdasarkan Pancasila harus terus dilaksanakan. Dan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).1
Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar
1
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press 2010), hlm 1.
(13)
mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.2
Untuk itu seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik yaitu memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran.3
Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika berlangsung dalam kondisi dan situasi yang kondusif, menarik, nyaman, dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat memanfaatkan dan menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, dan efesien serta melakukan usaha-usaha inovasi dalam pembelajaran.
Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran keagamaan dalam hal ini Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan belum optimal. Demikian itu, lebih dirasakan bila dikaitkan dengan perkembangan di bidang tekhnologi informasi dan komunikasi.
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
2
Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra Utama, 2002), hlm.1
3
(14)
mengimani, dan saling menghormati.4 Serta usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa memahami ajaran Islam secara menyeluruh, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur’an Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Adapun Pendidikanm Agama Islam dalam penyusunan skripsi ini adalah pada mata pelajaran fikih, yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail).5
Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (menyeluruh).6 Untuk itu diperlukan suasana pembelajaran yang kondusif, menarik, nyaman dan menyenangkan. Maka dalam proses pembelajaran diperlukan pemanfaatan media secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa kelas VII MTs.Fatahillah Buncit Jakarta Selatan beserta guru mata pelajaran fikih,
4
Abdul majid dan Dian Andayani, Pendididkan Agama Islam berbasis Kompetensi
(Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2006) cet ke 2, hlm 130. 5
Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011) cet ke 15, hlm 2.
6
Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,
(15)
diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang disampaikan cenderung dikuasai oleh guru dengan metode ceramahnya yang monoton, sehingga siswa hanya duduk mendengarkan dengan sesekali diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.7 Dan ketika mereka sudah tidak dapat lagi berkonsentrasi, merasa jenuh, menunjukkan kelesuhan, sebagian mereka lebih memilih diam, termenung, menggeleng ketika ditanya, tidak mau bertanya ketika tidak memahami pelajaran, dan meletakkan wajah mereka di atas meja. Hal tersebut disebabkan karena kurang bervariasinya penggunaan pendekatan pembelajaran dan metode yang sesuai dengan materi ajar dan kondisi siswa, masih sangat terbatasnya media yang disediakan sekolah dan masih lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media pembelajaran. Keadaan ini sangatlah tidak menguntungkan terutama bagi peserta didik dalam pencapaian hasil belajar mereka.
Kenyataan yang ada di kelas VII MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan yang didapati peneliti adalah setiap kali diadakan pretest hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan baik yakni sekitar 10 dari 40 siswa atau 25%, rendahnya hasil ulangan harian dan nilai tugas dalam beberapa mata pelajaran dikarenakan rendahnya motivasi dan minat belajar siswa di satu sisi dan banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas sehingga menyebabkan siswa sulit untuk berkosentrasi, serta besarnya pengaruh negatif yang datang dari tekhnologi sendiri seperti hand phone,
7
Hasil wawancara dengan ibu Kurniatul Hasanah, guru mata pelajaran fiqih kelas VII MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan
(16)
internet, play station dan lain-lain disisi lain menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran fikih.
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka perlu diterapkan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran fikih, salah satunya dengan memanfaatkan media audio visual karena audio visual dapat menyampaikan informasi dengan cara yang lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan. Dengan melihat sekaligus mendengar, orang yang menerima materi pelajaran dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti.
“ Kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang
kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, dan 50 % dari apa yang kita lihat
dan dengar”. (Vernon A. Magnesen)8
dikutip oleh Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno.
Berdasarkan latar belakang masalah inilah, peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang penggunaan media pembelajaran audio visual, untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran fikih lebih menyenangkan dan tidak
membosankan. Untuk itu penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “
Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta
Selatan”.
8
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlm 3.
(17)
B. Identifikasi Masalah
Berpijak dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan masalah ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran cenderung dikuasai guru.
2. Penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi.
3. Masih lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media pembelajaran.
4. Masih rendahnya minat belajar siswa.
5. Masih rendahnya hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran fikih.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah, maka penelitian dibatasi pada:
1. Penggunaan Media Audio Visual jenis Film Gerak Bersuara dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di MTs. Fatahilllah Buncit Jakarta Selatan.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai evaluasi siswa kelas VII MTs.Fatahillah pada mata pelajaran Fikih materi salat jenazah.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual pada mata pelajaran Fikih?
(18)
2. Apakah penggunaan media Audio Visual dapat menigkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual di MTs. Fatahillah pada mata pelajaran Fikih.
2. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran Audio Visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
Memberikan suasana baru yang menyenangkan dalam pembelajaran melalui media Audio Visual.
2. Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual.
3. Peneliti
Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai peran media pembelajaran Audio Visual dalam meningkatkan daya paham dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
(19)
8
A. Deskripsi Teoritik 1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pemblajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “ perantara” atau
“pengantar”.Assocition for Education and Communication Technology
(AECT) mendefenisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assocition (NEA) mendefenisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhu efektifitas program instruksional.1
Lesle J. Briggs , sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya
menyatakan bahwa media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.2
Media sering juga diganti dengan kata mediator, menurut Fleming sebagaimana yang dikutip oleh Azhar Arsyad adalah alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya, Mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari pendidik sampai kepada peralatan
1
Basyiruddin Usman dan Asnawir, op. cit., hlm. 11. 2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana. 2009) Cet ke 2, hlm. 204.
(20)
yang paling canggih. Ringkasnya, media adalah alat yang mengantarkan atau menyampaikan pesan-pesan pembelajaran.3
Adapun yang dimaksud dengan media pembelajaran menurut para ahli adalah:
1. Yudhi Munadi menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.4
2. Dalam Wina Sanjaya, Rossi dan Breidle , mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya.
3. Sedangkan Lesle J. Briggs menyatakan bahwa media sebagai “the physical means of conveying instructional content ………. book, films, videotapes, ect 5
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
Artinya: “ Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 13 4
Yudhi Munadi. Op. cit., hlm. 7 5
(21)
Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia dengan apa yang tidak diketahuinyas”. (QS. Al-Alaq 1-5)6
Ayat di atas membuktikan bahwa penggunaan media tidak hanya dilakukan pada zaman sekarang melainkan sejak zaman Nabi Muhammad
SAW. Hal ini dapat kita lihat pada kata “ bilqalam” dalam ayat 4, yang
artinya dengan perantara kalam” maksud dari kata tersebut adalah Allah SWT memerintahkan Nabi untuk mengajarkan manusia dengan menggunakan kalam (baca-tulis), sebagai salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Secara khusus media pembelajaran memilki fungsi sebagai berikut: 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
4. Memiliki nilai praktis.
c. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Dilihat dari sifatnya, media pembelajaran dapat dibagi ke dalam:
1. Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
6
(22)
2. Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk gambar yang dicetak.
3. Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
2. Konsep Media Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.7
Kemampuan media audio visual ini dianggap lebih baik dan lebih menarik dibandingkan dengan media auditif dan media visual saja, Karena media audio visual ini mengandung dua unsur, unsur suara yang dapat didengar dan unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
b. Jenis-jenis Media Audio Visual
Media audio Visual dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1) Media audio visual murni adalah media audio visual yang
dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit. Seperti film gerak bersuara, televisi dan video.
7
(23)
- Film gerak bersuara
Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap, karena suara atau rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus suara. Film yang dimaksudkan di sini ialah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Gambar hidup atau film bersuara memang wajar digunakan di kelas sebab bukan saja dapat memberikan fakta-fakta tetapi juga menjawab berbagai persoalan tentang kehidupan. Secara singkat apa yang dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata bagi audien. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R. yaitu “ The right
film in the right place at the right time used in the right way”.8
- Televisi (TV)
Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini mengubah cahaya dan suara ke dalam
8
(24)
gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.9 Oemar Hamalik mengemukakan “ Television is an electrinic motion picture with conjoinded or ettendent sound; both picture and sound reach tht eye and ear simultaneously from a remote broadcast point”.10 Defenisi tersebut menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara.
Menurut Gopper menyampaikan pelajaran melalui televisi untuk mengajarkan pelajaran di sekolah lanjutan akan mencapai tujuan tingkat rendah, sedangkan tujuan-tujuan tingkat yang lebih tinggi akan dapat dicapai apabila program televisi mengandung situasi yang memungkinkan siswa untuk secara aktif memberikan respon terhadap program tersebut.11 Dalam hal ini televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya, Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran
9
Azhar Aryad, op. cit., hlm. 51. 10
Ibid. hlm 102. 11
(25)
tersebut sam seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas.12
- Video
Video adalah tekhnologi pemrosesan sinyal elektronik meliputi gambar gerak dan suara.13 Video yang semula dirancang untuk pemakaian rumah (home use) ini telah menyusup ke segala bidang kegiatan, baik itu hiburan, industri maupun pengajaran/pendidikan. Sama halnya dengan film, video juga sangat membantu proses pembelajaran efektif karena melibatkan dua indera, yakni pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
2) Media audio visual tidak murni adalah media audio visual yang fungsi peralatan suara dan gambar dari unit yang berbeda. Seperti slide, OHP dan lain-lain.
- Slide
Slide merupakan media yang diproyeksikan, dapat dilihat dengan mudah oleh para siswa di kelas. Slide adalah sebuah gambar transparan yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor. Biasanya ukuran slide 2 x 2 atau 3 x 4 cm. Ada slide yang hanya menunjukkan satu gambar saja,teknisnya juga satu persatu. Ada juga slide yang berupa sound slide atau rupa
12
Arsyad, op. cit,. hlm. 52. 13
(26)
rungu berupa hasil perpaduan antara gambar diam dengan suara. Sound slide ini mampu menimbulkan kesan yang paling dalam dan sulit dilupakan oleh anak didik. Dengan kesan yang mendalam pada diri anak didik sewaktu melihat dapat mengembangkan pengajaran lebih lanjut agar tujuan instruksional tercapai.14
- OHP
Overhead projector (OHP) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memproyeksikan bahan-bahan visual yang dibuat di atas lembar transparan.15 Transparansi yang diproyeksikan adalahvisual baik berupa gambar, lambing, huruf, grafik atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastic yang dipersiapkan untuk di proyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor. Kemampuan proyektor memperbesar gambar membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan di depan kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau menatap siswanya. Beberapa pendidik menggunakan seluruh program pengajaran dengan menggunakan transparansi atau OHP. Namun demikian OHP sebaiknya tidak dianggap sebagai
14
Basyiruddin Usman dan Asnawir, op. cit., hlm. 72. 15
(27)
pengganti papan tulis atau media yang lain, tetapi sebagai pelengkap saja.
c. Karakteristik media audio visual 1. Bersifat linear;
2. Menyajikan visual yang dinamis;
3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya;
4. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;
5. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;
6. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.16
d. Fungsi media audio visual
Dalam dunia pendidikan media pembelajaran audio visual berfungsi antara lain sebagai:
1. Sumber belajar;
2. Fungsi semantik, yaitu menambah perbendaharaan kata.
3. Fungsi manipulatif, yaitu memanipulasi keadaan yang sebenarnya guna mengatasi batas-batas ruang, waktu, dan inderawi.
4. Fungsi atensi, meningkatkan perhatian terhadap materi ajar.
16
(28)
5. Fungsi afektif, menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
6. Fungsi kognitif, memiliki kemampuan untuk merepresentasikan atau menghadirkan objek-objek yang ada dalam diri melalui gagasan dan tanggapan yang dituangkan melalui kata-kata.
7. Fungsi imajinatif, meningkatkan dan mengembangkan imajinasi. 8. Fungsi motivasi, mendorong siswa untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. e. Manfaat media audio visual, antara lain adalah:
1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.
3. Dapat diulang-ulang untuk menambah kejelasan. 4. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
5. Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat peserta didik.
6. Memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit.
7. Semua peserta didik dapat belajar melalui media audio visual, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.
8. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.17
17
(29)
f. Tahapan penggunaan media audio visual dalam mengajar
Ada enam langkah yang dapat ditempuh guru dalam mengajar yang mempergunakan media, yakni:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual.
2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa dan kelas disiapkan sebelum pelajaran dengan media dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, dan menghayati pelajaran.
4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran.
5. Langkah kegiatan belajar siswa. Siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran dan mempraktekkannya sendiri atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.
6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.18
18
(30)
g. Kelebihan dan kekurangan media audio visual
Adapun kelebihan dari penggunaan media audio adalah: 1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2. Dapat diulang-ulang untuk menambah kejelasan. 3. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
4. Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat peserta didik.
5. Memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit. 6. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Selain kelebihan-kelebihan di atas, media audio visual pun tidak lepas dari kelemahannya yaitu terlalu menekankan pentingnnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut dan harganya relatif lebih mahal dari media-media yang lainnya.
3. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Banyak defenisi para ahli tentang belajar, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
(31)
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 19
2. Skinner , mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 3. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu ,
mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif , mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain. 20
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara
19
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995). hlm.2
20
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm. 5.
(32)
sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scholastic achievement” atau “academic achievement” menurut Briggs dalam buku Ekawarna adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nila-nilai berdasarkan tes hasil belajar.21
Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan, kemampuan intelektual, ketrampilan motorik dan sikap.22
Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap, dan ketrampilan. Hasil belajar itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya.23
Sementara Bloom, membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (ketrampilan motorik).24
21
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: GP Press group, 2013), hlm. 69) 22
Ibid. 23
Ibid., hlm. 70. 24
(33)
Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tahap kemampuan yang harus dicapai. Untuk ranah pengetahuan mulai dari mengingat kembali, memahami, penerapan, analisis, sintesis sampai evaluasi. Ranah sikap mulai dari menangkap/merespon pasif, bereaksi dengan sukarela/ merespon aktif, mengapresiasi, menghayati, sampai akhirnya menjadi karakter di dalam dirinya. Sedangkan ranah psikomotorik mulai dari tingkat mengamati, membantu melakukan, melakukan sendiri, sampai melakukan dengan lancar secara otomatis.
Dari uraian-uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah cermin dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, dibutuhkan tiga tahap kegiatan yaitu; (1) persiapan belajar, (2) pelaksanaan belajar, dan (3) pengendalian belajar. Maka pada tahap persiapan yang harus dilakukan oleh siswa kelas VII di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan adalah menyiapkan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan yaitu meliputi; menyiapkan ruang belajar yang bersih, pencahayaan dan ventilasi yang baik, memelihara kesehatan, mengatur waktu belajar, menyiapkan bahan ajar dan alat tulis yang dibutuhkan.
Pada tahap pelaksanaan belajar, yang harus dilakukan adalah membaca, menghafal, membuat catatan, menjawab pertanyaan, mengerjakan latihan, diskusi atau bertanya jawab. Sedangkan pada
(34)
tahap pengendalian belajar, yang dilakukan adalah mengevaluasi efektivitas hasil belajar.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal). Menurut Yudhi Munadi (2010:24) yang termasuk faktor internal adalah; (1) faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan letih dan capek, tidak cacat jasmani dan sebagainya, (2) faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah; (1) faktor lingkungan seperti lingkungan fisik maupun social, (2) faktor instrumental seperti kirikulum, sarana dan fisilitas, dan guru.
4. Konsep Mata Pelajaran Fikih Di MTs
a. Pengertian Fikih
Dilihat dari sudut bahasa, fikih berasal dari kata faqaha ( هقف)
yang berarti “memahami” dan “mengerti”.
Sedangkan dalam istilah syar’i, ilmu fikih adalah ilmu yang
berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam
(35)
terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash (al-Qur’an dan Hadis).25
Sedangkan menurut Muhamad Abu Zahrah fikih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail).26
Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin, dan tanggung iawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan sosial.27
a. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih Di MTs
Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukun Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
25
Alaiddin Koto, Pengantar Ilmu Fiqih dan Ushul fiqih, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 2).
26
Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011) cet ke 15, hlm 2.
27
Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FTIK Press Fkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010) cet ke I, hlm. 578.
(36)
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
1. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
2. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.28
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran fikih di kelas VII adalah sebagai berikut:
Semester I
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Melaksanakan ketentuan taharah (bersuci)
1.1Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara taharahnya (bersucinya)
1.2Menjelaskan hadas kecil dan tatacara taharahnya
1.3Menjelaskan hadas besar dan tatacara taharahnya
1.4Mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas
2. Melaksanakan tatacara 2.1Menjelaskan tatacara salat
28
(37)
salat fardu dan sujud sahwi
lima waktu
2.2Menghafal bacaan-bacaan salat lima waktu
2.3Menjelaskan ketentuan waktu salat lima waktu
2.4Menjelaskan ketentuan sujud sahwi
2.5Mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi
3. Melaksanakan tatacara azan, iqamah, salat jamaah
3.1Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah
3.2Menjelaskan ketentuan salat jamaah
3.3Menjelaskan ketentuan makmum masbuk
3.4Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa 3.5Menjelaskan cara mengingatkan imam yang batal
3.6Mempraktikkan azan, iqamah, dan salat jamaah
4. Melaksanakan tatacara berzikir dan berdoa setelah salat
4.1Menjelaskan tatacara berzikir dan berdoa setelah salat 4.2Menghafalkan bacaan zikir
dan doa setelah salat
4.3Mempraktikkan zikir dan doa
(38)
Semester II
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Melaksanakan tatacara salat wajib selain salat lima waktu
1.1Menjelaskan ketentuan salat dankhutbah jum’at
1.2Mempraktikkan khutbah dan salat jum’at
1.3Menjelaskan ketentuan salat Jenazah
1.4Menghafal bacaan-bacaan salat jenazah
1.5Mempraktikkan salat jenazah 2. Melaksanakan tatacara
salat jamak, qasar, dan jamak qasar serta salat dalam keadaan darurat
2.1Menjelaskan ketentuan salat jamak, qasar, dan jamak qasar
2.2Mempraktikkan salat jamak, qasar, dan jamak qasar 2.3Menjelaskan ketentuan salat
dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan
2.4Mempraktikkan salat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di
(39)
kendaraan 3. Melaksanakan tatacara
salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad
3.1Menjelaskan ketentuan salat sunnah muakkad
3.2Menjelaskan macam-macam salat sunnah muakkad 3.3Mempraktikkan salat sunnah
muakkad
3.4Menjelaskan ketentuan salat sunnah ghairu muakkad 3.5Menjelaskan macam-macam
salat sunnah ghairu muakkad 3.6Mempraktikkan salat sunnah
ghaitu muakkad
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelaahan yang lebih detail, penulis berusaha untuk melakukan kajian terhadap beberapa contoh penelitian yang temanya dititikberatkan pada media audio visual, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Edi Junaedi Abdillah, dalam penelitiannya yang berjudul “ Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta” dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran
(40)
pendidikan agama Islam mempunyai efektivitas yang signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa dengan perolehan nilai rata-rata 77,90.
2. Titin Dwi Jayanti sebagai skripsi di Fakultas Tarbiyah UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang Tahun 2010 berjudul “Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih di MTs Sunan Giri Probolinggo” pada penelitian ini Titin lebih menekankan pada proses pembelajaran dari pada hasil belajar.
3. Fithonah, dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Media
Audio Visual pada Materi Hak dan Kewajiban dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas I MI. Fatahillah Pancoran Jakarta
Selatan” yang memperoleh hasil bahwa aktifitas peserta didik
mengalami perubahan yang signifikan yaitu berkisar 50 pada siklus I dan meningkat menjadi 60 pada siklus II.
Ketiga penilitian di atas tentunya merupakan hal yang penting sebagai data awal sekaligus menjadi bahan pendukung bagi peneliti dalam memberikan gambaran terhadap proses pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Sebagaimana yang telah dikemukakan Dick dan Reiser bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan, kemampuan intelektual, ketrampilan motorik dan sikap. Untuk memperoleh
(41)
hasil belajar yang optimal, dibutuhkan tiga tahap kegiatan yaitu; (1) persiapan belajar, (2) pelaksanaan belajar, dan (3) pengendalian belajar. Pada tahap persiapan yang harus dilakukan oleh siswa adalah menyiapkan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan yaitu meliputi; menyiapkan ruang belajar yang bersih, pencahayaan dan ventilasi yang baik, memelihara kesehatan, mengatur waktu belajar, menyiapkan bahan ajar dan alat tulis yang dibutuhkan.
Pada tahap pelaksanaan belajar, yang harus dilakukan adalah membaca, menghafal, membuat catatan, menjawab pertanyaan, mengerjakan latihan, diskusi atau bertanya jawab. Sedangkan pada tahap pengendalian belajar, yang dilakukan adalah mengevaluasi efektivitas hasil belajar dan menguji apakah hasil belajar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Agar siswa dapat menyiapkan ketiga tahap kegiatan belajar tersebut diperlukan suatu media pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat melakukan persiapan belajar, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan belajarnya dengan baik. Salah satu media pembelajaran yang dapat dipilih untuk keperluan tersebut adalah media pembelajaran audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat sehingga dengan keduanya hal-hal yang bersifat abstrak diterima siswa dapat lebih menjadi konkret yang pada akhirnya siswa dapat memperoleh informasi yang lebih baik. Belajar dengan menggunakan indera ganda -pandang dan dengar- akan memberikan keuntungan bagi siswa dalam
(42)
mencapai hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan kata dengan konsep. Perbandingan perolehan hasil belajar dapat dilihat dari peryataan Vernon A. Magnesen sebagaimana yang dikutip Pupuh Fathurrohman dan M.
Sobry ” Kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa
yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, dan 50% dari apa yang kita
lihat dan dengar”.
Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran audio visual dalam proses pembelajaran akan sangat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka secara hipotesis dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran media audio visual memiliki hubungan yang positif dengan hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan yang dilakukanoleh penulis, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Jika proses pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru mata pelajaran fikih divariasikan dengan media pembelajaran audio visual, maka dimungkinkan akan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
(43)
32
A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Fatahillah yang terletak di Jalan Buncit Raya No. 67 Kalibata Pulo Rt. 001/05 Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada semester II mulai dari bulan Februari sampai bulan April tahun pelajaran 2013-2014
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus PenelitianPenelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan nama Classroom Action Research, dimana menurut Kusnandar seperti yang dikutip oleh Ekawarna, PTK yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.1
PTK merupakan tindakan pemecahan masalah yang terdiri atas siklus-siklus yang masing-masing meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut akan berulang dalam setiap siklus, siklus satu akan menjadi landasan
1
(44)
bagi siklus dua; siklus dua akan menjadi dasar bagi siklus tiga; demikian seterusnya sampai PTK berakhir. Desain penelitian yang digunakan merujuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart yang dikutip oleh Ekawarna, digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini:
Model Action Research Kemmis & Taggart2
2
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: GP Press Group. 2013), hlm.20.
Siklus I
RefleksiRevisi Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Penga-matan
Revisi Perencanaan Perencanaan
Pelak-sanaan
Penga-matan
Pelak-sanaan
(45)
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi’uddin, 1997)
penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Pada umumnya peneliti memulai penelitian dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Refleksi Awal
Adalah kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian, seperti melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya sehingga dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian untuk dapat menetapkan tujuan penelitian.
2. Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal yang secara rinci mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
(46)
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Adapun jenis tindakan yang dilakukan dalm PTK hendaknya harus selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
4. Pengamatan (Observasi)
Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
5. Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam PTK. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.
C.
Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII/3 Madrasah Tsanawiyah Fatahillah, dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 18 orang perempuan dan 21 orang laki-laki. Pada materi salat jenazah.
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam PenelitianPeran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer sekaligus guru yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran sebagai
(47)
partner untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran dengan menerapkan media audio visual pada mata pelajaran fikih dalam hal ini pada materi shalat jenazah.
E.
Tahap Intervensi TindakanTindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja dan prosedur tindakan yang diawali dengan penelitian pendahuluan (refleksi awal) dan dilanjutkan dengan perencanaan, pelaksanaan, pangamatan, dan refleksi pada siklus I dan seterusnya.
1. Penelitian Pendahuluan a. Observasi kegiatan belajar
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Fikih pada siswa kelas VII/3 MTs. Fatahillah Pancoran Jakarta Selatan.
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan terhadap guru mata pelajaran fikih dan siswa kelas VII/3 untuk menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran fikih sebelum tindakan ini dilakukan. Kemudian menganalisis hasil wawancara dengan memfokuskan pada permasalahan yang akan diteliti.
2. Kegiatan Penelitian ( Siklus I) a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari:
(48)
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. Menetapkan materi bahan ajar, dalam penelitian ini bahan ajar yang disiapkan peneliti adalah shalat jenazah
3. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual
4. Menyusun alat evaluasi berupa soal test
5. Menyiapkan instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data berupa lembar observasi dan pedoman wawancara
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu 4X40 menit (2X pertemuan), yaitu:
1. Kegiatan Awal berupa pendahuluan, appersepsi dan motivasi 2. Kegiatan Inti berupa eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi 3. Kegiatan Akhir berupa penutup
c. Tahap pengamatan dan Evaluasi
Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran fikih yang menjadi mitra kerja dalam PTK ini. Variabel yang diobservasi dengan menggunakan lembar observasi meliputi:
1. Aktivitas guru dalam menerapkan media pembelajaran audio visual, dan
(49)
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti skenario pembelajaran dari awal hingga akhir.
Sedangkan tahap evaluasi dimulai dengan melakukan tes formatif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pemberian tes pada setiap akhir kegiatan siklus.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru (observer) melakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul baik melalui observasi maupun hasil tes, kemudian mendiskusikan kelemahan-kelemahan pembelajaran selama proses belajar mengajar berlangsung. Kelebihan yang ada pada tahap ini akan dipertahankan, sedangkan kelemahannya akan diperbaiki pada siklus II.
3. Kegiatan Penelitian (Siklus II) a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini tidak jauh berbeda dengan persiapan-persiapan yang dilakukan pada siklus I yaitu:
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Menetapkan materi bahan ajar
3. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual
4. Menyusun alat evaluasi berupa soal test
5. Menyiapkan instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data berupa lembar observasi dan pedoman wawancara
(50)
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu 2X40 menit ( 1X pertemuan) sebagai penyempurnaan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu:
1. Kegiatan Awal berupa pendahuluan, appersepsi dan motivasi 2. Kegiatan Inti berupa eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi 3. Kegiatan Akhir berupa penutup
c. Tahap pengamatan dan Evaluasi
Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran fikih yang menjadi mitra kerja dalam PTK ini, untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran dengan media pembelajaran audio visual dan membandingkannya dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
d. Tahap Refleksi
Setelah menyelesaikan dua siklus, peneliti bersama guru (observer) mendiskusikan pelaksanakan tindakan dan menyimpulkan penelitian.
(51)
F.
Hasil Intervensi TindakanHasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya media audio visual dalam proses pembelajaran fikih siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar kognitif yang diperoleh siswapun dapat meningkat mencapai batas rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 703 dengan ketuntasan belajar kelas 80%.
G.
Data dan Sumber dataSumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran fikih kelas VII MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014, dokumentasi kegiatan pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, catatan observasi peneliti serta hasil evaluasi belajar siswa.
H.
Instrumen Pengumpulan DataInstrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.4 Untuk menjaring data yang diperlukan, peneliti menggunakan tes, observasi, dan wawancara.
Tes digunakan untuk menilai dan mengetahui output pembelajaran fikih, dan observasi untuk menjaring data dari proses pembelajaran yang diamati dan diteliti, sedangkan wawancara digunakan untuk mencek kebenaran informasi yang diperoleh.
3
berdasarkan kesepakatan hasil rapat dewan guru pada awal semester di tahun ajaran baru 2013-2014
4
(52)
I.
Analisis Data dan Interpretasi DataAnalisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai sumber, baik berupa data kauntitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pre test dan post test dan hasil belajar pada setiap siklus.
Gain adalah selisih antara nilai pre test dan post test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.
N-Gain =
Dengan kategori perolehan: G tinggi = nilai (g) 0,70 G sedang = 0,70 (g) 0,30 G rendah = nilai (g) 0,30
J.
Pengembangan Perencanaan TindakanTahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tidakan pertam dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan refleksi. Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada
(53)
siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan, maka dilakukan rancangan ulang yang terbaik dan jika perlu disusun RPP baru yang kemudian digunakan pada siklus II agar dapat mencapai hasil yang optimal.
(54)
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Identitas Sekolah
a. Nama : Madrasah Tsanawiyah Fatahillah
b. NSS : 121231740041
c. NPSN : 20102766
d. NIS : 212317140010
e. Status : Swasta
f. Akriditasi : A tahun 2010
g. Alamat : Jl. Buncit Raya No. 67 Kalibata Pulo
Pancoran Jakarta Selatan 12740
h. Telepon : 021- 7984769
i. Proses KBM : Pagi
j. Email : Mtsfatahillah67@gmail.com
k. No. Izin Operasional : Kw.09.4/4/Pp.07/103944/2012
2. Visi dan Misi
a. Visi sekolah
“Mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi serta hidup di dalam masyarakat dengan
(55)
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dilandasi nilai-nilai
agama”.
b. Misi sekolah
1. Mempersiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan menengah di sekolah yang berkualitas tinggi
2. Mempersiapkan anak didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai warga Negara yang baik
3. Memperluas dan meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat sebagai bekal kemampuan dasar yang diberikan sekolah sebelumnya
4. Memperluas dan meningkatkan keberagaman yang bermanfaat sebagai bekal kemampuan dasar yang diberikan sebelumnya
5. Memperluas dan meningkatkan ketrampilan yang bermanfaat sebagai bekal kemampuan dasar yang diberikan sebelumnya
3. Kondisi Obyektif Sekolah
Secara kuantitatif, keadaan jumlah tenaga pendidik di M.Ts Fatahillah berjumlah 27 orang, sedangkan jumlah peserta didik berjumlah 395 orang. Sebagai satu lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Fatahillah Jakarta dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar, disamping memiliki bangunan sendiri, sekolah ini juga ditunjang oleh
(56)
adanya lapangan olah raga yang cukup memadai. Untuk lebih mengetahui lebih jelas keadaan Madrasah Tsanawiyah Fatahillah ini, secara terperinci dapat diurutkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Jumlah Tenaga Pendidik tahun 2013/2014
No Nama Pendidikan
Terakhir
Bidang Studi
Kelas
Abd. Mukti SM. IAIN/86 Seni Budaya 8
2. H. Asrul Effendi, S.Pd SI. Unisma/06 PKn 7&9
3. M. Siddik R, BA SM. IAIN/80 B.Arab,Fikih 7&8
4. Drs. H. Mardani SI. IAIN/80 SKI,Aqidah A 8&9
5. A. Sahlani H.A MAN/76 B.Indonesia 7
6. Abd. Maaz D.3 IKIP/85 Penjaskes 7,8,9
7. Mushonif RM, BA SM. IAIN/81 Fikih, PLKJ 9,7,8
8. H. Nasruddin Toha SM. Afrija/76 B.Arab 8
9. Drs. Rozali Yusuf SI. IAIN/88 Aqidah Akhlak 7,8
10. Khairuddin MZ, BA SM. IAIN/86 Qur’an Hadits, Khot
8,9
11. Drs. Asmawi MA SI. IKIP/88 IPS, PKn 7,8
12. Ir. Yusnitari SI. STTJ/93 IPA 7,8
13. Taufiq. A, S.Pd SI. IKIP/02 B.Inggris 9
14. Drs. Fauzi SI. IAIN/02 Matematika 7,8
(57)
16. Dra. Muchlisoh SI. IAIN/93 Matematika 8.9
17. Nahdiah, A.Md D.3 IAIN/01 SKI, B.Arab 7,9
18. Abd. Latif, S.Pd SI. IKIP/04 B.Inggris 8
19. H. Yenni R, S.Pd SI. IKIP/96 B.Indonesia, BP 9,7
20. Moh. Amin, A.Ma D.2 IAIN/03 Qur’an Hadits,
Seni Budaya
7,7,8
21. Krisna Prayoga D.3 UMB/96 TIK 8,9
22. Dra. Hindun SI. IAIN/93 Matematika.
B. Indonesia
7,8
23. Patmawati, S.Pd SI. UNM/07 IPA 7,9
24. Kurniatul Hasanah,S.Pd SI. IAIN/2000 IPS, Fikih 8,7
25. A. Farhan Mah Smt VIII B.Inggris 7
26. Drs. Dadi SI. IKIP IPS 9
(58)
Tabel 4.2
Data Jumlah Peserta Didik tahun 2013/2014
No Tingkat Jumlah
Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. VII 3 68 57 125
2. VIII 4 77 70 147
3. IX 4 64 68 132
Jumlah 11 209 195 404
4. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana
No Nama Jumlah
1. Ruang Kelas 11 ruang
2. Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
3. Ruang Guru 1 ruang
4. Ruang Tata Usaha 1 ruang
5. Ruang Perpustakaan 1 ruang
6. Ruang Lab. Komputer 1 ruang
7. Ruang Lab. Bahasa 1 ruang
8. Ruang Lab. IPA 1 ruang
(59)
10. Koperasi Sekolah 1 ruang
11. Kantin 1 ruang
12. Musholla 1 ruang
13. Dapur 1 ruang
14. Toilet/WC Guru 2 ruang
15. Toilet/ WC Siswa 2 ruang
(60)
Mengetahui, Yayasan Pendidikan & Sosial
Ketua
H. Moh. Alakfi, SH
Jakarta, 14 Juli 2013 Kepala MTs. Fatahillah
Abd. Mukti, BA
TATA USAHA Moh. Yasin BP
Ahmad Zaki
KEPALA SEKOLAH Abd. Mukti, BA
KOMITE SEKOLAH Usman Hamid
WALI KELAS KESISWAAAN
M. Amin, A.Ma
SAR PRAS
Abd. Ma’az, BA
WALI KELAS VII/1 Dra. Hindun
WALI KELAS IX/1 Taufiq, Abdullah S.Pd WALI KELAS VII/2
Moh. Amin, A.Ma
WALI KELAS IX/2 Patmawati, S.Pd
WALI KELAS VII/3 Nahdiah, A.Md
WALI KELAS IX/3 Dra. Muchlisoh Ruzianah, S.Pd
G U R U – G U R U
STRUKTUR ORGANISASI MTS. FATAHILLAH
S I S W A – S I S W A
WALI KELAS VIII/3 Zakiah. S.Ag WALI KELAS VIII/2
Khairuddin, MZ WALI KELAS VIII/1
Abd. Latif, S.Pd
WALI KELAS VIII/4 Drs. Rozali PPTQ
Drs. Rozali
KURIKULUM H. Asrul Effendi, S.pd
HUMAS Khairuddin, MZ
BA
WALI KELAS IX/4 Yenny Ruzianah, S.Pd
(61)
B. Analisis Data
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) di MTs. Fatahillah Jakarta, pada hari Selasa 4 Februari 2014, kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Fikih dan beberapa peserta didik kelas VII Mts Fatahillah, serta melakukan observasi pada proses pembelajaran Fikih di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi peserta didik serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. MTs. Fatahillah Jakarta telah menetapkan bahwa untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Fikih kelas VII tahun 2013/2014 adalah 70. Kegiatan belajar mengajar di MTs. Fatahillah Jakarta setiap harinya dimulai pada pukul 06.30 sampai dengan pukul 14.20 WIB.
(62)
Tabel 4.5
Jadwal Pelajaran Fikih
Kelas Hari Jam ke- Waktu
VII/3 Kamis 5 dan 6 10.00-11.20
2. Pra Siklus
Pra siklus dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2014. Pada kegiatan pra siklus ini peneliti berperan sebagai observer terhadap proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru mata pelajaran Fikih dengan cara mengamati langsung keadaan kelas selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar peserta didik serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Hasil observasi diolah dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan dan kemudian dijadikan data tambahan atau pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil tes pada akhir proses pembelajaran.
Adapun hasil observasi pembelajaran Fikih adalah sebagai berikut: a. Metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah
dan penugasan
b. Guru tidak menggunakan media apapun dalam proses pembelajaran
(63)
c. Banyaknya siswa yang mengobrol, menggeleng ketika diberi pertanyaan,bahkan ada beberapa yang meletakkan wajahnya di atas meja karena merasa bosan dengan metode tersebut d. Didapati bahwa nilai rata-rata siswa 64 dari hasil tes akhir
yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran pra siklus ini.
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 Ahmad Bustomi 93 Tuntas
2 Ade Mulyani 73 Tuntas
3 Ahmad Haikal 33 Tidak Tuntas
4 Ahmadi 53 Tidak Tuntas
5 Akmaludin 40 Tidak Tuntas
6 Alfiansyah 60 Tidak Tuntas
7 Annisa 60 Tidak Tuntas
8 Annisa Apriliyana 60 Tidak Tuntas
9 Arya Adi Saputro 53 Tidak Tuntas
10 Aulia Tazkyia Indriyani 73 Tuntas
11 Chairil Awallin 66 Tidak Tuntas
12 Dita Khairani 73 Tuntas
13 Fadia Amalia 80 Tuntas
(64)
15 Fitriah 73 Tuntas
16 Gilang Riski Faisal 33 Tidak Tuntas
17 Hazmi Farhan Asda 53 Tidak Tuntas
18 Ismawati 66 Tidak Tuntas
19 Laila Suci Ramadhani 86 Tuntas
20 Muhammad Hagi 60 Tidak Tuntas
21 Muhammad Ilham F 53 Tudak Tuntas
22 Muhammad Irfan Affandi 73 Tuntas Tuntas 23 Muhammad Parijah 73 Tuntas Tuntas
24 Muhammad Riski 66 Tidak Tuntas
25 Muhammad Yasir Husin 80 Tuntas
26 Muhammad Zidan 60 Tidak Tuntas
27 Nisa Suhesti 66 Tidak Tuntas
28 Nur Afifah Apriyenti 66 Tidak Tuntas
29 Nur Insani Fitriah 53 Tidak Tuntas
30 Nurul Aulia Noviyani 66 Tidak Tuntas
31 Putri Nuryansyah 60 Tidak Tuntas
32 Ridwan Alsa 53 Tidak Tuntas
33 Rikza Arfiani 80 Tuntas
34 Rizka Fitriana 73 Tuntas
35 Rizq Fajri Pratama 66 Tidak Tuntas
(65)
37 Winda Septina 66 Tidak Tuntas
38 Yoga Yoriza Mahendra 60 Tidak Tuntas
39 Reihan Akbar 73 Tuntas
Jumlah 2494
Rata-rata 64
Kriteria 34% 66%
5. Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada Siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 2 X 40 menit setiap pertemuannya. Sebelumnya Peneliti yang bertindak sebagai guru dengan guru mata pelajaran Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sudah terlebih dahulu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sebelumnya, menyiapkan lembar observasi untuk setiap pertemuan. Dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-masing peserta didik.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pertemuan pertama
Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014 pukul 10.00-11.20 dengan menggunakan media audio visual. sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat bantu yang akan
(66)
digunakan yaitu laptop dan proyektor. Setelah dipastikan semua siswa telah masuk ke dalam kelas, memulai pelajaran dengan
membaca do’a yang dipimpin oleh guru agar lebih khusyuk.
Kemudian guru membacakan absensi kehadiran siswa untuk memastikan siswa hadir semua dalam proses pembelajaran siklus pertama ini.
Guru menyampaikan pada siswa tentang indikator dan materi yang akan dipelajari hari ini serta memotivasi siswa agar ikut aktif dalam proses pembelajaran.
Melakukan ice breaking yang disesuaikan dengan materi. guru menunjuk siswa untuk maju ke depan, lalu menitipkan pulpen
itu kepada siswa tersebut, “ Nak, Ibu titip pulpen ibu sama kamu,
kamu boleh menggunakannya selama pulpen ini ibu titipkan ke
kamu”, ketika siswa akan memasukkan pulpen itu ke dalam kotak
pensil, guru meminta kembali pulpennya.” Belum juga dipake bu”,
keluh siswa. Lalu guru menjelaskan makna dari kejadian tersebut bahwa pulpen tadi ibarat ruh yang dititipkan oleh Allah SWT kepada makhluknya. Kapanpun Allah mau, Dia bisa mengambil ruh yang terdapat dalam tubuh baik dalam keadaan sehat maupun sakit, tua muda, kaya ataupun miskin, tidak ada manusia yang mengetahui kapan ajalnya akan tiba, semua itu merupakan kuasa Allah SWT. Melakukan ice breaking dimaksudkan untuk lebih
(67)
memfokuskan perhatian siswa terhadap materi yang akan disampaikan dan memotivasinya.
Untuk mengetahui kemampuan siswa tentang ketentuan shalat jenazah, guru mengadakan pre test berbentuk 20 soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 20 menit. Ketika mengerjakan soal ada beberapa siswa yang gaduh, gelisah, dan berusaha untuk menyontek temannya. Masalah ini bisa diatasi setelah guru memberikan pengertian bahwa tes ini hanya sebagai alat ukur pemahaman terhadap materi yang akan dipelajari.
Pre test selesai, guru mulai menggunakan media audio
visual untuk menjelaskan materi “ Ketentuan Shalat Jenazah” dan
memperlihatkan video tata cara shalat jenazah. Guru meminta siswa untuk mengamati dan mencatat temuan-temuan mereka dari pengamatan tayangan video tersebut.
Setelah guru selesai memberikan materi dengan menggunakan media audio visual, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, berikut beberapa pertanyaan yang terlontar dari siswa-siswi:
Siswi A : “ Ibu boleh ngga kalau shalatin jenazahnya ngga berjamaah?”
Siswi L : “ Ibu koq yang shalat posisi berdirinya beda-beda sih,
ada yang dekat dengan kepala ada yang dekat pinggang”? Siswa A.B : “ Hukum shalat jenazah apa bu”?
(68)
Siswa M.I.F : “ Jadi bu, shalatnya berdiri terus, ngga pake sujud”?
Pembelajaran diakhiri dengan mengklarifikasi dan bersama-sama menyimpulkan hasil dari pembelajaran serta ditutup
dengan do’a.
Pada siklus ini peneliti melihat para peserta didik mulai antusias dan merespon positif pembelajaran yang menggunakan media visual ini. Namun dalam pertemuan ini proses pembelajaran belum terselesaikan karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua.
2. Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014, seperti pada pertemuan pertama peneliti yang bertindak sebagai guru yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fikih membuat persiapan, kemudian melakukan kegiatan awal dan kegiatan inti, dengan mereview materi yang diajarkan sebelumnya serta malanjutkan materi yang belum terselesaikan pada pertemuan pertama. Peneliti memutarkan kembali tayangan video tentang ketentuan shalat jenazah, kemudian meminta siswa untuk mencatat temuan-temuan baru yang mereka dapati dan selanjutnya menyebutkan temuan-temuan baru mereka. Pada saat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab terlihat
(69)
peningkatan antusias siswa dalam proses pembelajaran ini, seperti nampak pada kutipan proses Tanya-jawab berikut ini:
Guru :” Dari tayangan yang kalian lihat, jadi apa yang
dimaksud dengan shalat jenazah?”
Laila S :” Shalat yang dikerjakan kalau ada orang Islam yang meninggal bu”.
Guru :” Apa hukumnya shalat jenazah?”
Bustomi :” Fardhu kifayah bu”!
M. Yasir :” Fardhu kifayah apaan sih bu?”
Guru :” Siapa yang tahu apa yang dimaksud fardhu kifayah
itu”?
Aulia :” Saya bu, jika sudah ada yang mengerjakan, maka yang lain boleh tidak mengerjakan”
Guru :” Apa maksudnya boleh tidak mengerjakan”?
Chairul A :” Maksudnya ngga dosa bu, kalau yang lain tidak
nyolatin jenazahnya, karena sudah ada yang mengerjakan”.
Setelah melakukan Tanya jawab dan selesai memberikan materi, maka diadakan post test dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dalam waktu 20 menit. Setelah dipastikan semua siswa sudah mendapat soal, lalu guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengerjakannya. Dan tidak boleh melihat buku paket ataupun LKS, dengan tidak melihat buku paket dan LKS maka
(70)
akan dapat diketahui kemampuan siswa dan peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media audio visual.
Selama mengerjakan soal post test peneliti bersama kolaborator memperhatikan seluruh siswa. Suasana kembali gaduh ketika beberapa siswa telah menyelesaikan soal post test.
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I
No Nama Siswa Pre Test Post Test N-Gain Kategori
1 Ahmad Bustomi 70 80 0.33 Sedang
2 Ade Mulyani 60 75 0.38 Sedang
3 Ahmad Haikal 25 60 0.47 Sedang
4 Ahmadi 50 60 0.20 Rendah
5 Akmaludin 50 60 0.20 Rendah
6 Alfiansyah 55 70 0.25 Rendah
7 Annisa 60 75 0.33 Sedang
8 Annisa Apriliyana 60 75 0.33 Sedang
9 Arya Adi Saputro 50 70 0.40 Sedang
10 Aulia Tazkyia Indriyani 65 80 0.48 Sedang
11 Chairil Awallin 50 75 0.50 Sedang
12 Dita Khairani 70 80 0.33 Sedang
13 Fadia Amalia 75 80 0.20 Rendah
(71)
15 Fitriah 70 75 0.17 Rendah
16 Gilang Riski Faisal 30 60 0.43 Sedang
17 Hazmi Farhan Asda 50 65 0.33 Sedang
18 Ismawati 55 70 0.33 Sedang
19 Laila Suci Ramadhani 80 85 0.25 Rendah
20 Muhammad Hagi 40 70 0.50 Sedang
21 Muhammad Ilham F 20 60 0.50 Sedang
22 Muhammad Irfan Affandi 70 75 0.17 Rendah
23 Muhammad Parijah 60 75 0.38 Sedang
24 Muhammad Riski 40 70 0.50 Sedang
25 Muhammad Yasir Husin 55 75 0.44 Sedang
26 Muhammad Zidan 50 65 0.30 Rendah
27 Nisa Suhesti 45 65 0.36 Sedang
28 Nur Afifah Apriyenti 55 80 0.56 Sedang
29 Nur Insani Fitriah 45 70 0.45 Sedang
30 Nurul Aulia Noviyani 60 80 0.50 Sedang
31 Putri Nuryansyah 60 70 0.25 Rendah
32 Ridwan Alsa 50 65 0.30 Rendah
33 Rikza Arfiani 75 85 0.40 Sedang
34 Rizka Fitriana 65 80 0.43 Sedang
35 Rizq Fajri Pratama 60 70 0.25 Rendah
(72)
37 Winda Septina 55 75 0.44 Sedang
38 Yoga Yoriza Mahendra 60 70 0.25 Sedang
39 Reihan Akbar 70 75 0.17 Rendah
Terkecil 20 60
Terbesar 80 85
Jumlah 2170 2815 13.83
Nilai Rata-rata 55.64 72.18 0.35 Sedang
c. Tahap pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer melakukan penilaian dan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang disediakan. Observer (guru Fikih) mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam hal ini peneliti selaku pengajar. Peneliti bersama-sama guru Fikih melakukan catatan lapangan sebagai bahan pengamatan dan evaluasi hasil tindakan siklus pertama, yang kemudian didapati beberapa kekurangan-kekurangan diantaranya: 1. Masih ada beberapa siswa yang cuek dan tidak
memperhatikan tayangan yang diputarkan oleh guru, sehingga nilai hasil belajar mereka tidak mencapai KKM 2. Meskipun pada siklus I di pertemuan I dan II sudah Nampak
(73)
orang siswa yang asyik mengobrol dengan temannya selama proses pembelajaran.
3. Dalam dua pertemuan pada proses pembelajaran siklus I beberapa siswa masih terlihat kurang percaya diri ketika hendak menyampaikan kesimpulan apa yang dilihat dari tayangan yang diputarkan guru, hendak menjawab pertanyaan, bahkan hanya sekedar bertanya. Hal tersebut disebabkan belum terbiasanya siswa dengan penggunaan media pembelajaran audio visual, dimana potensi yang dimiliki siswa dapat digali dan diketahui dengan keberanian dan kepercayaan diri mereka untuk berbicara, bertanya, dan menjawab pertanyaan. Disamping itu siswa juga masih membutuhkan penyesuaian dengan keaktifan mereka di kelas yang sebelumnya siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, dan penelitipun merasa masih belum optimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran.
Dan jika dilihat dari tabel hasil belajar siswa dapat dilihat bahwa nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 20 , nilai terendah post test adalah 60. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 80 dan nilai tertinggi post test adalah 85, nilai rata-rata pre test adalah 55.64 dengan presentasi siswa yang mencapai KKM 20% yaitu 8 siswa sedang nilai rata-rata post test adalah 72 .18 dengan presentasi
(1)
tF
14. Perawatan jenazahmuslim ada. . ..
a. Satu b. Dua c. Tiga d. Empat
15. Manfaat salatjenazah bagi jenazah adalah....
a. Mendapat pahala c. Mendapat jaminan masuk surga
b. Mendapat sumbangan yang banyak d. Diampuni dosa-dosanya 16. Salat yang dilakukan karena meninggalnya seorang muslim atau muslimah disebut....
a. Salatgerhana b. Salatmalam c. Salatjenazah d. salatgaib 17. Termasuk salah satu syarat sah salat jenazah adalah....
a. Berdiri jika mampu b. Berjamaah c. Niat d. menutup aurat 18. Salat jenazahyang dilakukan tidak di depan/depan jenazahnyadisebut salat....
a. Darurat b. Khauf c. Gaib d. Gerhana 19. Berikut ini yang termasuk doa salat jenazah adalah ....
a. ,'tu ir+i;ul ,.6J1 c. 9J /il :l=ll d;p"ltJl
b. drl Yj4ll Y Oi *1. d. or.-itj^JFj y ftlll
20. Nabi Ibrahim a.s pernah memohonkan ampun kepada Allah SWT untuk ayahnya yang mati dalam keadaan kafir karena....
a. Ayah harus dihormati c. Ia yang melahirkan Nabi Ibrahim a.s b. Beliau terlanjur berjanji kepadanya d. Beliau ingin berbakti kepadanya
Kunci Jawaban
l . c 6 . C 1 1 . A 1 5 . D 2 . A 7 . C 1 2 . 8 1 6 . C 3 . B 8 . 8 1 3 . B r 7 . D 4 . C 9 . A l 4 . D 1 8 . C 5 . D 1 0 . D 1 5 . D 2 0 . 8
(2)
f
Lampiran
(3)
, * '
t I
(4)
J. Nama NIM Jurusan/Fakultas Judul Skripsi
UJI REFERENSI
Nahdiah1
8 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0
PAl/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah BuncitJakarta Selatan
Daftar Pustaka Paraf
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
{
Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta: Delia
Citra Utama,2002.
/,4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan agqma Islam
Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2006.
/p
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Jakarta;PT Pustaka Firdaus,2OII.
' l
/)Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan
Pendidikan, Jakarta: FTIK Press UIN Syarif Hidayatullah, 2010'
tr
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belaiar
Mengajar, Bandung:
PT Refika Aditama, 2007.
/4
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelaiaran,
Jakarta: Kencana, 2009. nt
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo
(5)
f
Tafsir Muyassar,
Jilid 4, Jakarta:
Qisthi Press,
2007
/1
lvor K. Davies, Pengelolaan
Belajar, Jakarta:
Rajawali Press,
2007
k
Slameto, Belajar dan Faktor-faUor yang mempengaruhinya,
Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
K
Eka Warna, Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta:
GP Press,
2013.
n
Alaidin Koto, Pengantar llmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Jakarta:
PT
Raja Grafindo
Persada,
2004.
K
Muhammad
Abu Zaltrah,
Ushul Fiqih, Jakarta:
PT Pustaka
Firdaus,
20tl
R
Wina Sanjaya,
Penelitian Tindakan
Kelas,Jakarta:
Kencana,2Ol
I
4
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosda
Karva.2009.
K
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikn, Jakarta: PT Grafindo,
(6)
.9
YAYASAN PENDIDIKAN & SOSIAL
'FATAHILLAH"
MADRASAH TSANAWIYAH
(STATUS : TERAKREDITASI *A")
Jl. Quncit Raya Kalibata Pulo Pancoran
- Jakarta Selatan Telp. 798 4769
bahwa: Nama NIM
SIJRAT I(ETERANGAN
Nomor
: YFT/ 2341
078
/SK / IV / 014
Yang bertanda tangan di bawah ini kepala sekolah MTs Fatahillah, menerangkan
: Nahdiah
: 1 8 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
program Pendidikan : Jurusan Pendiclikan Agarr-ra Islam Fakultas : llmu Ttirbiyah cian I(egr-rruan ( IrtTI()
Adalah benar nama tersebgt telahmengaclaktrn penelitian skripsi, sebagai tugas akhir dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullal"r Jakarta. pada tanggal 03 Maret 2014 - 25 APril 2014.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,25 APril2014 MTs. Fatahillali