Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
2.1.
Wilayah Administrasi
Kota Surabaya secara geografis terletak antara 7º 9’ – 7º 21’ garis Lintang Selatan, dan
112º 36’ – 112º 57’ Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan sekitar 33.048 Ha (330,048
Km²) dan luas wilayah laut sekitar 19.039 Ha. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara
: Laut Jawa dan Selat Madura
Sebelah Timur
: Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah Barat
: Kabupaten Gresik
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang dalam struktur
perwilayahannya ditetapkan sebagai Pusat Utama dan menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.
Kota Surabaya berdasarkan peraturan perundangan tentang pembagian administrasi wilayah
pemerintahan mengalami perkembangan atau pemekaran wilayah sebanyak 5 kali, dan pada
tahun ini Kota Surabaya terbagi dalam 31 Kecamatan, 163 Kelurahan, 1.378 RW, dan 9.160
RT. Untuk lebih jelasnya, pembagian wilayah administrasi Kota Surabaya dapat dilihat pada
Peta 2.1.
2.2.
Potensi Wilayah Kota Surabaya
Kota Surabaya sebagai salah satu kota di Jawa Timur memiliki peran strategis pada
skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, dan pada skala regional
sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut)
nasional dan internasional sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk
meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Letak Kota Surabaya sangat
strategis, menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu
kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusilo, sehingga sangat mendukung percepatan
pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan Kota Surabaya juga
dapat memberikan perkembangan bagi kota/kabupaten di sekitarnya, baik secara sektoral
maupun keruangan.
Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan secara
berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota dimasa mendatang,
diantaranya adalah :
a) Kawasan Strategis Untuk Pendukung Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan-kawasan yang akan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
adalah :
Kawasan Pergudangan dan Industri Margomulyo di Kecamatan Asemrowo dan
Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun
Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan dengan pelabuhan Tanjung
Perak dan Jalan Tol Sidoarjo – Surabaya – Gresik, Kawasan industri dan
pergudangan Margomulyo merupakan kawasan strategis untuk dioptimalisasi dan
Profil Kota Surabaya2 - 1
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Peta 2.1. Wilayah Administrasi Kota Surabaya
Profil Kota Surabaya2 - 2
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and clean dengan didukung
oleh infrastruktur yang memadai.
Kawasan Tunjungan dan sekitarnya di Kecamatan Bubutan berada di Unit
Pengembangan VI Tunjungan
Sebagai kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan Tunjungan
merupakan salah satu pusat kota yang sangat potensial untuk terus dikembangkan
karena memiliki sejarah dan mengalami masa keemasan pada dekade 1940 hingga
akhir 1970an dengan karakteristik shopping-street dan shopping arcade, sehingga
dikenal dan menjadi salah satu icon kota Surabaya dengan Jargon “Rek Ayo Rek
Mlaku – Mlaku nang Tunjungan”. Kawasan ini memerlukan penanganan dan
pengelolaan yang optimal untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Kota
Surabaya.
Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota
Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak berada di Unit Pengembangan III
Tambak Wedi
Merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang berada di kawasan kaki
jembatan Suramadu dan pesisir Pantai Bulak - Kenjeran yang memiliki potensi besar
untuk berkembang sebagai wisata pesisir dan laut. Disamping itu, kawasan ini
memiliki potensi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Keberadaan
Jembatan Suramadu memberikan peningkatan potensi dan peran Kota Surabaya,
sebagai pusat kegiatan regional, tidak hanya dalam lingkup Kawasan
Gerbangkertosusila (Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, kabupaten dan Kota
Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan), namun
juga hingga kawasan kepulauan madura secara keseluruhan (Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep).
Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Asemrowo dan
Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun
Kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep penggunaan lahan mixed use
pendukung kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan
Terminal Multipurpose Teluk Lamong sebagai kawasan pelabuhan penunjang
Pelabuhan Utama Tanjung Perak.
Kawasan Terpadu Surabaya Barat di Kecamatan Pakal di Unit Pengembangan XII
Sambikerep dan Benowo di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon;
Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu yang pusatnya akan
dikembangkan di Stadion Gelora Bung Tomo sebagai kawasan pusat olahraga
berskala nasional yang akan terintegrasi dengan pengembangan kawasan
perdagangan dan jasa di sekitarnya.
Profil Kota Surabaya2 - 3
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
b) Kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya
Kawasan yang dikembangkan dari sudut kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan
adat tertentu, kawasan dan konservasi warisan budaya. Kawasan strategis sosial-budaya
yang ada di Kota Surabaya adalah :
Kawasan Makam Sunan Ampel di Kecamatan Semampir berada di Unit
Pengembangan V Tanjung Perak
Merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki karakter dan daya tarik kuat
sebagai obyek wisata ziarah di Indonesia yang berkembang tidak hanya sebagai
kampung budaya yang khas dengan beragam aktivitasnya tetapi juga memiliki kultur
religi yang kuat.
Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean
Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan berada di Unit
Pengembangan V Tanjung Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan;
Kawasan kota lama merupakan kawasan yang pada era kolonial terdelienasi sebagai
kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina yang tersebar di Kecamatan
Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan
Bubutan.
Bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo-Diponegoro serta kawasan
kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari berada di Unit Pengembangan VI
Tunjungan
Kawasan bangunan dan lingkungan cagar budaya merupakan kawasan bangunan dan
lingkungan pada kawasan Darmo – Diponegoro serta kawasan kampung lama
Tunjungan di Kecamatan Tegalsari. Seiring dengan waktu, pemanfaatan bangunan
yang tidak serasi dangan karakter awal kawasan kota lama dan kampung lama
membuat kawasan ini terlihat kumuh dan cenderung ditinggalkan, sehingga perlu
penetapan sebagai kawasan cagar budaya yang berkarakter untuk mengendalikan
pembangunan di kawasan ini.
c) Kawasan strategis untuk kepentingan penyelamatan lingkungan hidup
Kawasan yang dikembangkan untuk meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yang ada di Kota Surabaya adalah:
Kawasan Kebun Binatang Surabaya di Kecamatan Wonokromo berada di Unit
Pengembangan VII Wonokromo
Merupakan hutan kota di kawasan Wonokromo yang berfungsi sebagai tempat
perlindungan satwa, hutan kota dan rekreasi alam di dalam Kota Surabaya. Sebagai
kawasan hijau yang masih di tengah Kota, Kebun Binatang Surabaya sangat
berperan dalam mengatur iklim mikro di Kota Surabaya. Melihat nilai strategis
sebagai kawasan wisata dalam kota, maka keberadaan KBS harus dipertahankan dan
dijaga kelestariannya.
Profil Kota Surabaya2 - 4
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Kawasan Pantai Timur Surabaya di Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan
Rungkut, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo, yang berada di Unit
Pengembangan I Rungkut dan Unit Pengembangan II Kertajaya
Merupakan kawasan lindung alam berupa vegetasi mangrove yang berada di pesisir
timur Kota Surabaya. Kawasan Mangrove Pamurbaya sangat berperan penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan sebagai barier alami dari proses
abrasi dan intrusi air laut.
Kawasan sekitar Kali Lamong di Kecamatan Benowo dan Kecamatan Pakal yang
berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun dan Unit Pengembangan
Sambikerep XII
Kota Surabaya dilalui oleh sungai yang sangat berpengaruh pada ketersediaan air
baku dan sistem utama drainase kota. Beberapa sungai tersebut adalah Kali
Surabaya, Kali Wonokromo, Kalimas dan Kali Makmur. Semua aliran air
permukaan dan air buangan bermuara di sungai-sungai tersebut, sehingga akan
berpengaruh pada kualitas air baku. Mengingat populasi penduduk Kota Surabaya
semakin tinggi yang berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan air bersih
dan air buangan, maka perlu adanya pengelolaan kawasan daerah aliran sungai untuk
mendukung fungsinya sebagai kawasan lindung.
d) Kawasan Strategis Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi adalah penghasil sumberdaya alam yang sangat potensial untuk
kepentingan masyarakat beserta perangkat atau instalasi pengolahannya atau kawasan
khusus untuk pengembangan teknologi untuk kepentingan strategis negara dan
kepentingan umum. kawasan strategis SDA dan Teknologi Tinggi di Kota Surabaya
adalah :
Kawasan Industri Pengembangan Perkapalan di Kecamatan Pabean Cantian berada
di Unit Pengembangan V Tanjung Perak
Merupakan salah satu kawasan yang digunakan dalam pengembangan teknologi
perkapalan tingkat nasional. Sebagai industri perkapalan nasional, kawasan industri
ini memiliki nilai strategis dan diperlukan upaya dalam menjaga dan meningkatkan
nilai atau potensi kawasan tersebut.
Kawasan industri/industrial estate di Kecamatan Rungkut berada di Unit
Pengembangan I Rungkut
Merupakan kawasan industri dan pergudangan yang telah lama berdiri di Kota
Surabaya. Mengingat Kota Surabaya sebagai kota jasa dan perdagangan, maka
kegiatan industri dialihkan ke luar wilayah Kota Surabaya. Sedangkan kawasan
SIER, kegiatan industrinya diarahkan menjadi industri dengan teknologi tinggi yang
ramah lingkungan.
Profil Kota Surabaya2 - 5
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Kawasan Depo dan Pengolahan BBM
Merupakan kawasan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak yang memiliki fungsi
sebagai penyimpanan bahan bakar minyak. Pengelolaan BBM juga dilakukan pada
lokasi tersebut, sehingga nilai strategis dalam kaitanya dengan sistem energi di Kota
surabaya dan sekitarnya bergantung pada kawasan ini.
Kawasan pengelolaan sampah teknologi tepat guna penghasil energi pada TPA
Benowo di Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso
Wilangun
Merupakan kawasan yang digunakan untuk pemrosesan akhir sampah di Kota
Surabaya. Mengingat semakin meningkatnya timbunan sampah di Kota Surabaya
dan teknik open dumping yang tidak efektif dalam mengolah sampah, maka untuk
kedepannya pengolahan sampah akan diarahkan dengan menggunakan teknologi
pengolahan sampah yang lebih modern dan dalam jangka panjang akan
dikembangkan dengan konsep: “Waste to Energy”. Selain potensi pengembangan
kawasan strategis, perkembangan Kota Surabaya juga didukung oleh pengembangan
dan pembangunan infrastruktur yang meliputi:
1. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak untuk Terminal Peti
Kemas/Reklamasi di Teluk Lamong.
2. Pengembangan jaringan jalan arteri yang menghubungkan antar pusat utama
kota dengan pusat kota di kabupaten yang berbatasan langsung.
3. Pengembangan jalur komuter/kereta api double track serta angkutan massal
dan prasarana pendukungnya yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan
kota.
4. Pengembangan dan normalisasi saluran drainase kota.
Selain kawasan strategis tersebut, Kota Surabaya juga memiliki kawasan pertahanan dan
keamanan yang memilikinilai strategis dalam keamanan negara karena diantaranya
merupakan kawasan militer yang membawahi indonesia Timur. Kawasan pertahanan dan
keamanan/militer yang ada di Kota Surabaya adalah :
Kawasan Bumi Marinir TNI-AL di Karang Pilang Surabaya.
Kawasan Basis Armada Timur dan KODIKAL dan LANTAMAL di Tanjung Perak.
Kawasan Kodam Brawijaya dan Batalyon Infantri (YONIF) di Kawasan
Gunungsari.
Demografi dan Urbanisasi
A. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
2.3.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Surabaya dalam Angka 2015,
jumlah penduduk Kota Surabaya dari hasil registrasi penduduk pada tahun 2014 sebesar
2.853.661 jiwa yang terdiri dari 1.430.985 jiwa laki-laki dan 1.422.676 jiwa perempuan.
Penduduk tersebut tersebar di seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kota Surabaya.
Profil Kota Surabaya2 - 6
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Persebaran penduduk yang terbanyak terdapat di Kecamatan Tambaksari yaitu sebanyak
217.100 jiwa (7,60%), dan terkecil terdapat di Kecamatan Bulak yaitu sebanyak 40.642
jiwa atau 1,42% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jumlah Penduduk Kota Surabaya
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
Jumlah
Laki-laki Perempuan
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
50,843
50,873
101,716
2
Genteng
29,387
29,886
59,273
3
Bubutan
50,909
50,903
101,812
4
Simokerto
48,905
48,808
97,713
Surabaya Utara
5
Pabean Cantikan
41,419
40,964
82,383
6
Semampir
92,390
90,141
182,531
7
Krembangan
58,136
57,502
115,638
8
Kenjeran
74,597
72,160
146,757
9
Bulak
20,446
20,196
40,642
Surabaya Timur
10 Tambaksari
108,625
108,475
217,100
11 Gubeng
67,403
69,218
136,621
12 Rungkut
52,120
51,926
104,046
13 Tenggilis Mejoyo
27,386
27,475
54,861
14 Gunung Anyar
26,188
25,932
52,120
15 Sukolilo
52,445
52,448
104,893
16 Mulyorejo
41,178
41,595
82,773
Surabaya Selatan
17 Sawahan
100,426
101,295
201,721
18 Wonokromo
79,629
80,335
159,964
19 Karangpilang
35,382
34,940
70,322
20 Dukuh Pakis
29,245
29,184
58,429
21 Wiyung
33,220
32,522
65,742
22 Wonocolo
39,299
39,038
78,337
23 Gayungan
22,104
21,988
44,092
24 Jambangan
23,986
23,562
47,548
Surabaya Barat
25 Tandes
44,757
44,712
89,469
26 Sukomanunggal
49,067
48,842
97,909
27 Asemrowo
22,068
20,905
42,973
28 Benowo
28,145
27,609
55,754
Profil Kota Surabaya2 - 7
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan
29 Pakal
27,042
26,430
30 Lakarsantri
24,716
23,768
31 Sambikerep
29,522
29,044
JUMLAH
1,430,985
1,422,676
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
No
Kecamatan
Jumlah
53,472
48,484
58,566
2,853,661
Kepadatan penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar dalam suatu
kawasan tertentu, sehingga apabila jumlah penduduk tersebut tersebar dalam suatu
kawasan yang sempit tentunya akan membuat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi,
dibanding apabila tersebar di suatu kawasan yang luas. Angka kepadatan penduduk
tersebut kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Kepadatan Tinggi :
kepadatan penduduk > 250 jiwa/Ha
2. Kepadatan Sedang :
kepadatan penduduk 150 s/d 250 jiwa/Ha
3. Kepadatan Rendah :
kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha
Kepadatan penduduk di Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2. Kepadatan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
No
Kecamatan
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
2
Genteng
3
Bubutan
4
Simokerto
Surabaya Utara
5
Pabean Cantikan
6
Semampir
7
Krembangan
8
Kenjeran
9
Bulak
Surabaya Timur
10 Tambaksari
11 Gubeng
12 Rungkut
13 Tenggilis Mejoyo
14 Gunung Anyar
15 Sukolilo
16 Mulyorejo
Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Ha)
429
405
386
259
101,716
59,273
101,812
97,713
237
146
264
377
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
680
876
834
777
672
82,383
182,531
115,638
146,757
40,642
121
208
139
189
60
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
899
799
2,108
552
971
2,368
1,421
217,100
136,621
104,046
54,861
52,120
104,893
82,773
241
171
49
99
54
44
58
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Kategori
Profil Kota Surabaya2 - 8
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Luas Wilayah
(Ha)
Surabaya Selatan
17 Sawahan
693
18 Wonokromo
847
19 Karangpilang
923
20 Dukuh Pakis
994
21 Wiyung
1,246
22 Wonocolo
677
23 Gayungan
607
24 Jambangan
419
Surabaya Barat
25 Tandes
1,107
26 Sukomanunggal
923
27 Asemrowo
1,544
28 Benowo
2,373
29 Pakal
2,207
30 Lakarsantri
1,899
31 Sambikerep
2,368
JUMLAH
33,263
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Ha)
201,721
159,964
70,322
58,429
65,742
78,337
44,092
47,548
291
189
76
59
53
116
73
113
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
89,469
97,909
42,973
55,754
53,472
48,484
58,566
2,853,661
81
106
28
23
24
26
25
86
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Kategori
B. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebarannya
Penduduk miskin di Surabaya tersebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah total
mencapai 110.117 rumah tangga (KK). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sekitar
19,29% penduduk di Kota Surabaya termasuk dalam keluarga pra sejahtera. Jumlah dan
persebaran penduduk miski Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3
berikut.
Tabel 2.3. Jumlah dan Persebaran Rumah tangga Miskin Kota Surabaya Tahun 2014
Jumlah Rumah Tangga
No
Kecamatan
(KK)
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
4.980
2
Genteng
2.910
3
Bubutan
4.500
4
Simokerto
7.973
Surabaya Utara
5
Pabean Cantikan
6.434
Profil Kota Surabaya2 - 9
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Jumlah Rumah Tangga
(KK)
15.462
5.135
3.623
1.053
6
Semampir
7
Krembangan
8
Kenjeran
9
Bulak
Surabaya Timur
10
Tambaksari
11
Gubeng
12
Rungkut
13
Tenggilis Mejoyo
14
Gunung Anyar
15
Sukolilo
16
Mulyorejo
Surabaya Selatan
17
Sawahan
18
Wonokromo
19
Karangpilang
20
Dukuh Pakis
21
Wiyung
22
Wonocolo
23
Gayungan
24
Jambangan
Surabaya Barat
25
Tandes
26
Sukomanunggal
27
Asemrowo
28
Benowo
29
Pakal
30
Lakarsantri
31
Sambikerep
JUMLAH
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
9.884
2.861
3.346
859
1.590
3.597
1.971
8.094
5.866
1.740
2.011
1.466
1.645
865
1.411
2.174
2.170
1.189
1.088
732
1.871
1.617
110.117
C. Proyeksi Jumlah Penduduk Lima Tahun ke Depan
Pertumbuhan penduduk berdasarkan konsepsi statistik adalah angka rata-rata yang
menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Angka ini dinyatakan sebagai prosentase dari penduduk tahun dasar perhitungan.
Berdasarkan hasil registrasi penduduk dari tahun 2008-2014, pertumbuhan penduduk
Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang dinamis. Pada tahun 2009, jumlah
penduduk di Kota Surabaya mengalami pertumbuhan sebesar 1,23%, begitu pula yang
Profil Kota Surabaya2 - 10
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
dialami pada tahun 2011 hingga tahun 2013, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya
mengalami peningkatan berturut-turut 3,24%; 3,25%; dan 2,40%. Namun pada tahun
2010 dan tahun 2014, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami penurunan
mencapai 0,3% dan 10,84%. Penurunan jumlah penduduk yang signifikan di Kota
Surabaya pada tahun 2014 dimungkinkan terjadi karena beberapa sebab, diantaranya
adalah adanya metode perhitungan jumlah penduduk yang baru, serta belum
teregistrasinya seluruh penduduk Kota Surabaya karena belum membuat KTP Elektronik
(E-KTP). Secara lebih rinci, pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun
2008 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008-2014
Jenis Kelamin (Jiwa)
Jumlah
(Jiwa)
Tahun
Laki-Laki
Perempuan
2008
1,453,135
1,449,372
2009
1,474,874
1,463,351
2010
1,469,916
1,459,612
2011
1,517,341
1,506,980
2012
1,566,072
1,559,504
2013
1,602,875
1,597,579
2014
1,430,985
1,422,676
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
2,902,507
2,938,225
2,929,528
3,024,321
3,125,576
3,200,454
2,853,661
Persentase
Pertumbuhan
Jumlah
Penduduk (%)
1.23
(0.30)
3.24
3.35
2.40
(10.84)
Berdasarkan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2008-2014,
maka pertumbuhan penduduk rata-rata selama tujuh tahun adalah sebesar 0,15%. Dengan
demikian proyeksi jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021 dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Profil Kota Surabaya2 - 11
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
2
Genteng
3
Bubutan
4
Simokerto
Surabaya Utara
Pabean
5
Cantikan
6
Semampir
7
Krembangan
8
Kenjeran
9
Bulak
Surabaya Timur
10
Tambaksari
11
Gubeng
12
Rungkut
Tenggilis
13
Mejoyo
14
Gunung Anyar
15
Sukolilo
16
Mulyorejo
Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021
Jumlah
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
Penduduk
2015
2016
2017
2018
2019
2014 (Jiwa)
2020
2021
101.716
59.273
101.812
97.713
101.869
59.362
101.965
97.860
102.021
59.451
102.118
98.006
102.174
59.540
102.271
98.153
102.328
59.629
102.424
98.301
102.481
59.719
102.578
98.448
102.635
59.808
102.732
98.596
102.789
59.898
102.886
98.744
82.383
182.531
115.638
146.757
40.642
82.507
182.805
115.811
146.977
40.703
82.630
183.079
115.985
147.198
40.764
82.754
183.354
116.159
147.418
40.825
82.878
183.629
116.333
147.640
40.886
83.003
183.904
116.508
147.861
40.948
83.127
184.180
116.683
148.083
41.009
83.252
184.456
116.858
148.305
41.071
217.100
136.621
104.046
217.426
136.826
104.202
217.752
137.031
104.358
218.078
137.237
104.515
218.406
137.443
104.672
218.733
137.649
104.829
219.061
137.855
104.986
219.390
138.062
105.143
54.861
54.943
55.026
55.108
55.191
55.274
55.357
55.440
52.120
104.893
82.773
52.198
105.050
82.897
52.276
105.208
83.022
52.355
105.366
83.146
52.433
105.524
83.271
52.512
105.682
83.396
52.591
105.841
83.521
52.670
105.999
83.646
Profil Kota Surabaya2 - 12
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
2014 (Jiwa)
Surabaya Selatan
17
Sawahan
201.721
18
Wonokromo
159.964
19
Karangpilang
70.322
20
Dukuh Pakis
58.429
21
Wiyung
65.742
22
Wonocolo
78.337
23
Gayungan
44.092
24
Jambangan
47.548
Surabaya Barat
25
Tandes
89.469
26
Sukomanunggal
97.909
27
Asemrowo
42.973
28
Benowo
55.754
29
Pakal
53.472
30
Lakarsantri
48.484
31
Sambikerep
58.566
JUMLAH
2.853.661
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
202.024
160.204
70.427
58.517
65.841
78.455
44.158
47.619
202.327
160.444
70.533
58.604
65.939
78.572
44.224
47.691
202.630
160.685
70.639
58.692
66.038
78.690
44.291
47.762
202.934
160.926
70.745
58.780
66.137
78.808
44.357
47.834
203.238
161.167
70.851
58.869
66.237
78.926
44.424
47.906
203.543
161.409
70.957
58.957
66.336
79.045
44.490
47.978
203.849
161.651
71.064
59.045
66.435
79.163
44.557
48.050
89.603
98.056
43.037
55.838
53.552
48.557
58.654
2.857.941
89.738
98.203
43.102
55.921
53.633
48.630
58.742
2.862.228
89.872
98.350
43.167
56.005
53.713
48.703
58.830
2.866.522
90.007
98.498
43.231
56.089
53.794
48.776
58.918
2.870.822
90.142
98.646
43.296
56.173
53.874
48.849
59.007
2.875.128
90.277
98.793
43.361
56.258
53.955
48.922
59.095
2.879.440
90.413
98.942
43.426
56.342
54.036
48.995
59.184
2.883.760
Profil Kota Surabaya2 - 13
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
D. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan
rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk perkotaan
berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan perdesaan.
Penentuan asumsi URGD untuk provinsi dikelompokkan menjadi tiga: a. URGD Tinggi,
untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan antara penduduk daerah perkotaan dan
daerah perdesaan lebih dari 30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD tinggi
diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 10 persen setiap 5 tahun. b. URGD Sedang,
untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah
perdesaan antara 20-30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD sedang diasumsikan
terjadi penurunan URGD sebesar 7 persen setiap 5 tahun. c. URGD Rendah, untuk provinsi
yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan di bawah
20 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD rendah diasumsikan terjadi kenaikan
URGD sebesar 5 persen setiap 5 tahun. Rumus perhitungan penduduk daerah perkotaan
dengan metode URGD adalah:
Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
A. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
2.4.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran nilai tambah barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB umumnya digunakan
sebagai indikator kinerja perekonomian suatu negara. Penghitungan PDRB menggunakan
dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga
konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dapat digunakan untuk melihat
struktur ekonomi, sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) digunakan
untuk melihat nilai pertumbuhan ekonomi.
Berbeda dengan perhitungan PDRB sebelumnya, dasar perhitungan PDRB saat ini tidak
lagi menggunakan angka tahun dasar 2000 melainkan menggunakan angka tahun dasar
2010. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan BPS setiap 5 atau 10 tahun sekali yang
mana perubahan tersebut bertujuan untuk mengukur keakuratan perkembangan
perekonomian terkini. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan seiring dengan
mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008
System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use
Tables (SUT). Salah satu implikasi perubahan ini adalah meningkatnya nominal PDRB
Profil Kota Surabaya2 - 14
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
dan perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori
lapangan usaha.
Untuk mengetahui perkembangan PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku Seri
Tahun Dasar 2010 selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.6. Dalam tabel
tersebut dapat dilihat bahwa PDRB Kota Surabaya ADHB menunjukkan tren yang
semakin meningkat meskipun peningkatannya mengalami sedikit perlambatan dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Nilai PDRB ADHB Kota Surabaya pada tahun 2010 sebesar
Rp231.204.741,0 juta; pada tahun 2011 sebesar Rp261.772.342,4 juta; pada tahun 2012
sebesar Rp293.180.803,8 juta; pada tahun 2013 sebesar Rp327.926.129,6 juta pada tahun
2014 sebesar Rp365.073.140,3 juta dan pada tahun 2015 sebesar Rp407.703.251,8 juta.
Berdasarkan strukturnya, sampai saat ini kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor masih menjadi leading sector dalam pembentukan
PDRB Kota Surabaya, dengan kontribusi sebesar Rp Rp109.971.647,3 juta pada tahun
2015 atau meningkat sebesar 64,25 persen dibanding dengan tahun 2010 sebesar
Rp66.954.860,1 juta. Pada urutan kedua, kategori dengan kontribusi terbesar terhadap
PDRB yaitu kategori industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 19,46 persen pada
tahun 2015, diikuti kategori penyediaan akomodasi makan dan minum dengan kontribusi
sebesar 15,30 persen. Berikut ini adalah rekapitulasi nilai dan kontribusi kategori dalam
PDRB ADHB Tahun 2010-2015.
Profil Kota Surabaya2 - 15
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Tabel 2.6. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Seri Tahun Dasar
2010 Tahun 2010 –2015 (dalam Juta Rp)
Kategori
Uraian
A
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F
2010
(Juta Rp)
2011
%
431.542,70
0,19
(Juta Rp)
2012
%
460.810,40
0,18
(Juta Rp)
2013
%
523.828,10
0,18
(Juta Rp)
2014
%
607.866,70
0,19
(Juta Rp)
2015*
%
671.564,30
0,18
(Juta Rp)
%
750.070,80
0,18
27.587,50
0,01
16.714,40
0,01
18.135,10
0,01
19.364,40
0,01
21.401,50
0,01
24.336,10
0,01
45.351.158,50
19,6
50.544.589,60
19,3
57.162.324,80
19,5
62.295.293,60
19
70.661.843,10
19,4
1.948.227,10
0,84
2.389.674,20
0,91
2.483.997,00
0,85
1.951.115,40
0,59
1.978.907,20
0,54
1.997.909,40
0,49
416.581,90
0,18
466.086,40
0,18
497.833,70
0,17
543.488,90
0,17
572.049,40
0,16
613.427,10
0,15
Konstruksi
23.729.940,10
10,3
27.121.124,20
10,4
29.895.785,90
10,2
33.747.471,60
10,3
37.891.835,80
10,4
G
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
66.954.860,10
29
76.324.230,10
29,2
83.247.148,70
28,4
92.633.744,40
28,3
99.966.844,30
27,4 109.971.647,30 26,97
H
Transportasi dan Pergudangan
10.966.478,70
4,74
12.475.013,60
4,77
14.197.124,80
4,84
16.243.530,70
4,95
18.927.734,90
5,18
21.544.921,60
5,28
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
31.651.758,60
13,7
35.963.839,60
13,7
40.924.252,80
14
46.517.650,30
14,2
54.062.910,60
14,8
62.389.404,20
15,3
13.366.551,40
5,78
14.902.225,00
5,69
16.922.208,60
5,77
19.038.483,00
5,81
20.137.828,30
5,52
22.080.942,60
5,42
9.947.341,90
4,3
11.360.435,20
4,34
13.741.235,90
4,69
16.897.668,30
5,15
19.275.906,50
5,28
21.872.423,80
5,36
79.334.006,90 19,46
41.833.616,60 10,26
J
Informasi dan Komunikasi
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
L
Real Estate
6.105.900,00
2,64
7.091.189,20
2,71
7.901.293,40
2,7
8.747.166,70
2,67
9.372.176,50
2,57
10.420.100,50
2,56
Jasa Perusahaan
5.697.320,80
2,46
6.392.280,60
2,44
7.202.186,90
2,46
8.072.649,60
2,46
8.889.028,20
2,43
9.814.203,90
2,41
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
3.736.741,00
1,62
4.024.781,60
1,54
4.640.657,80
1,58
4.966.805,20
1,51
5.183.606,10
1,42
5.420.318,80
1,33
P
Jasa Pendidikan
5.444.974,10
2,36
6.048.494,00
2,31
7.207.560,50
2,46
8.329.240,00
2,54
9.259.950,70
2,54
10.444.758,10
2,56
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1.533.114,20
0,66
1.867.781,80
0,71
2.154.866,50
0,73
2.472.708,30
0,75
2.814.318,80
0,77
3.210.799,00
0,79
3.905.535,60
1,69
4.321.651,60
1,65
1,48
5.382.299,40
1,47
M,N
R,S,T,U Jasa lainnya
4.459.133,80
1,52
4.839.845,20
5.977.113,70
1,47
PDRB
231.204.741,00
100 261.772.342,40
100 293.180.803,80
100
327.926.129,60
100 365.073.140,30
100 407.703.251,80
100
PDRB TANPA MIGAS
231.200.489,40
100 261.768.059,70
100 293.176.314,30
100
327.920.574,60
100 365.067.353,60
100 407.697.198,40
100
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara
Profil Kota Surabaya2 - 16
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Seri Tahun Dasar
2010 Tahun 2010–2015 (dalam Juta Rp)
Kategori
Uraian
A
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
2010
(Juta Rp)
2011
%
(Juta Rp)
2012
%
(Juta Rp)
2013
%
(Juta Rp)
2014
%
(Juta Rp)
2015
%
(Juta Rp)
%
431.542,70
0,19
440.989,20
0,18
467.099,50
0,18
504.369,80
0,18
522.264,90
0,17
544.254,20
0,17
16.714,40
0,01
17.134,00
0,01
17.440,30
0,01
18.095,30
0,01
18.674,90
0,01
19.287,40
0,01
45.351.158,50 19,62
47.601.826,00 19,22
51.100.743,70 19,22
54.450.456,30 19,03
59.358.226,50 19,44
63.544.418,50 19,63
1.948.227,10
0,84
1.828.007,40
0,74
1.643.231,50
0,62
1.610.562,40
0,56
1.569.076,30
0,51
1.519.805,90
0,47
416.581,90
0,18
451.699,80
0,18
460.964,60
0,17
470.737,00
0,16
474.422,90
0,16
479.309,50
0,15
9,98
F
Konstruksi
23.729.940,10 10,26
25.457.717,00 10,28
27.182.986,40 10,22
29.357.611,80 10,26
31.368.882,70 10,27
32.287.990,90
G
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
66.954.860,10 28,96
72.316.558,10 29,20
77.408.102,50 29,11
82.675.259,20 28,90
86.711.515,10 28,40
91.681.928,70 28,32
H
Transportasi dan Pergudangan
10.966.478,70
11.742.106,70
12.667.180,20
13.686.933,80
14.843.763,20
15.878.997,20
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
31.651.758,60 13,69
4,74
4,74
34.358.762,80 13,87
4,76
36.714.484,90 13,81
4,78
39.334.025,30 13,75
4,86
42.503.082,60 13,92
4,91
45.780.530,20 14,14
J
Informasi dan Komunikasi
13.366.551,40
5,78
14.710.691,80
5,94
16.403.598,20
6,17
18.494.072,80
6,47
19.701.365,90
6,45
20.938.611,60
6,47
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
9.947.341,90
4,30
10.687.470,10
4,31
11.781.104,00
4,43
13.778.309,00
4,82
14.842.875,70
4,86
15.852.550,80
4,90
L
Real Estate
6.105.900,00
2,64
6.631.618,10
2,68
7.314.011,60
2,75
7.747.001,10
2,71
8.264.384,50
2,71
8.774.297,10
2,71
M,N
Jasa Perusahaan
5.697.320,80
2,46
6.006.001,60
2,42
6.282.187,60
2,36
6.586.339,70
2,30
7.011.356,20
2,30
7.437.646,70
2,30
O
Admin Pemerintahn,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
3.736.741,00
1,62
3.818.575,60
1,54
3.931.910,90
1,48
3.981.240,60
1,39
4.004.411,50
1,31
4.032.041,90
1,25
P
Jasa Pendidikan
5.444.974,10
2,36
5.685.743,60
2,30
6.276.776,60
2,36
6.758.833,10
2,36
7.144.694,90
2,34
7.593.381,70
2,35
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1.533.114,20
0,66
1.809.687,80
0,73
2.018.033,50
0,76
2.183.940,10
0,76
2.348.390,80
0,77
2.527.338,10
0,78
3.905.535,60
1,69
4.122.058,50
1,66
4.222.224,60
1,59
4.419.444,70
1,54
4.620.617,80
1,51
R,S,T,U Jasa lainnya
4.790.194,50
1,48
PDRB
231.204.741,10
100 247.686.648,10
100 265.892.080,70
100 286.057.232,00
100 305.308.006,20
100 323.682.584,90
100
PDRB TANPA MIGAS
231.200.489,40
100 247.682.189,80
100 265.887.369,60
100 286.052.384,50
100 305.303.101,90
100 323.677.627,20
100
Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara
Profil Kota Surabaya2 - 17
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Tabel 2.7 menunjukkan bahwa PDRB Kota Surabaya ADHK terus mengalami
peningkatan selaras dengan peningkatan pada PDRB ADHB. Peningkatan ini didukung
oleh seluruh peningkatan kategori ekonomi pembentuk PDRB. Nilai PDRB ADHK Kota
Surabaya pada tahun 2010 sebesar Rp231.204.741,1 juta; tahun 2011 sebesar
Rp247.686.648,1 juta; tahun 2012 sebesar Rp265.892.080,7 juta; tahun 2013 sebesar
Rp286.057.232 juta; tahun 2014 sebesar Rp305.308.006,2 juta dan pada tahun 2015
sebesar Rp323.682.584,9 juta.
Berdasarkan komposisinya, sama halnya dengan PDRB ADHB, kategori Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada setiap tahun mulai dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2015 menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kota
Surabaya terbesar dengan kontribusi masing-masing tahun dengan nilai Rp66.954.860,1
juta, Rp72.316.558,1 juta, Rp77.408.102,5 juta, Rp82.675.259,2 juta, Rp86.711.515,1
juta, dan pada tahun 2015 sebesar Rp 91.681.928,7 juta. Adapun kategori lapangan usaha
lainnya yang memberikan kontribusi tinggi selanjutnya yaitu kategori industri
pengolahan dan penyedia akomodasi dan makanan minuman. Berikut ini disajikan tabel
kontribusi kategori lapangan usaha PDRB ADHB dan ADHK Kota Surabaya tahun
2010-2015 dalam satuan persentase.
Selaras dengan uraian sebelumnya, adanya perubahan metode perhitungan PDRB yang
menganut konsep perhitungan System of Nasional Accounts 2008 (SNA 2008)
memberikan implikasi perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi
menjadi 17 kategori lapangan usaha. Konsep tersebut memiliki penambahan utamanya
dalam bidang informasi dan teknologi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan
munculnya produk-produk baru.
Meskipun demikian, struktur ekonomi Kota Surabaya masih memiliki pola yang sama
seperti tahun sebelum-sebelumnya, dimana kategori yang mendominasi dalam
berkontribusi terhadap perekonomian Kota Surabaya yaitu kategori perdagangan besar
dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, industri pengolahan serta akomodasi dan
makanan minuman.
Tingginya kontribusi ketiga kategori tersebut selaras dengan maraknya aktivitas ekonomi
mulai dari bisnis ritel hingga perdagangan besar (grosir) yang terus tumbuh pesat di Kota
Surabaya. Dengan jumlah penduduk Kota Surabaya yang mendekati 3 juta jiwa
menjadikan nilai tambah bagi pelaku pasar. Disamping itu, kondisi ekonomi ekonomi
yang relatif stabil serta daya beli masyarakat yang tinggi memberikan peluang bagi para
pelaku bisnis untuk memperluas pasarnya di Kota Surabaya. Selama tahun 2011-2015
kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor memberikan
kontribusi rata-rata sebesar 28 persen terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya.
Sebagai penggerak utama perekonomian Kota Surabaya, pesatnya aktivitas perdagangan
tersebut tentunya menjadi pengungkit (multiflier effect) bagi aktivitas lapangan usaha
Profil Kota Surabaya2 - 18
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
lainnya seperti aktivitas industri, penyediaan akomodasi dan makanan minuman serta
aktivitas jasa lainnya. Hal itu terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas perdagangan
maka semakin meningkat pula permintaan barang dan jasa pada aktivitas industri.
Berdasarkan keterkaitan tersebut membuat kategori industri pengolahan menjadi kategori
lapangan usaha yang dominan kedua setelah kategori perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi rata-rata sebesar 19 persen terhadap
PDRB Kota Surabaya selama tahun 2011-2015.
Sementara kategori akomodasi dan makanan minuman selama 5 tahun terakhir
memberikan kontribusi rata-rata sebesar 14,39 persen terhadap PDRB ADHB Kota
Surabaya. Potensi aktivitas akomodasi dan makanan minuman di Kota Surabaya
sangatlah besar. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh pembangunan hotel, wisma serta
tempat makan mulai dari warung kecil hingga restoran yang terus bermunculan
mengikuti pesatnya perkembangan ekonomi Kota Surabaya. Ditambah lagi, semakin
modernnya perilaku hidup masyarakat Kota Surabaya turut mendukung tumbuhnya
aktivitas kategori akomodasi dan makanan minuman dari tahun ke tahun. Kategori
selanjutnya yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya yaitu kategori
transportasi dan pergudangan; kategori infomasi dan komunikasi serta kategori jasa
keuangan dan asuransi dengan kontribusi rata-rata sebesar 5 persen setiap tahunnya.
Selain nilai PDRB ADHB dan ADHK, kondisi lebih jauh kinerja perekonomian Kota
Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per kategori lapangan usaha.
Selama kurun waktu 5 tahun pertumbuhan kategori pembentuk PDRB Kota Surabaya
tumbuh cukup bervariasi namun masih memiliki kecenderungan yang sama. Kesamaan
tersebut terlihat dari lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi selama 5
tahun. Pertumbuhan yang tinggi masih dicapai oleh lapangan usaha yang mendominasi
struktur ekonomi Kota Surabaya meskipun mengalami kecenderungan yang melambat
yaitu kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; industri
pengolahan, penyedia akomodasi dan makanan minuman. Selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.8.
Bahkan dalam perhitungan sistem SNA 2008 terdapat lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan sangat tinggi yaitu kategori informasi dan komunikasi yang mengalami
pertumbuhan ekonomi mencapai 22,07 ditahun 2010 dan tumbuh secara berkelanjutan
hingga tahun 2015 yang mencapai 6,28 persen dan menjadi kategori lapangan usaha yang
berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya. Kategori lapangan
usaha baru lainnya yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya
yaitu kategori Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh selaras dengan tingginya
perputaran uang di Kota Surabaya. Pada tahun 2013 kategori ini mengalami
pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi mencapai 16,95 persen dan pada tahun 2015
mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu mencapai 6,80 persen. Hal tersebut terjadi
sebagai dampak tidak stabilnya sektor keuangan akibat meningkatnya suku bunga BI rate
Profil Kota Surabaya2 - 19
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
yang direspon oleh menurunnya penyerapan kredit di sektor perbankan. Sementara jasa
perusahaan juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu sebesar 6,08 persen di tahun
2015 akibat semakin pesatnya aktivitas ekonomi di Kota Surabaya.
Adapun kategori lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang rendah yaitu
kategori pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; pengadaan
air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, administrasi pemerintahan. pertahanan
dan jaminan sosial; serta jasa lainnya. Berdasarkan rinciannya, hampir seluruh kategori
lapangan usaha pembentuk PDRB Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang positif
terkecuali kategori pengadaan listrik dan gas. Kategori tersebut mengalami pertumbuhan
yang negatif selama ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang mencabut subsidi
sehingga mempengaruhi produktivitas pada aktivitas lapangan usaha pengadaan listrik
dan gas.
Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Seri Tahun
Dasar 2010 Tahun 2010 – 2015
Kategori
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M,N
O
P
Q
R,S,T,U
Uraian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
PDRB
PDRB TANPA MIGAS
2010
4,93
2,42
3,91
0,43
2011
2,19
2,51
4,96
-6,17
2012
5,92
1,79
7,35
-10,11
2013
7,98
3,76
6,56
-1,99
2014
3,55
3,20
9,01
-2,58
2015*
4,21
3,28
7,05
-3,14
7,16
8,43
2,05
2,12
0,78
1,03
4,22
7,28
6,78
8,00
6,85
2,93
8,59
8,01
7,04
6,80
4,88
5,73
4,65
6,74
22,07
6,28
9,02
4,11
7,07
8,55
10,06
7,44
8,61
5,42
7,88
6,86
11,51
10,23
10,29
4,60
8,05
7,13
12,74
16,95
5,92
4,84
8,45
8,06
6,53
7,73
6,68
6,45
6,97
7,71
6,28
6,80
6,17
6,08
6,07
2,19
2,97
1,25
0,58
0,69
5,93
9,25
6,89
7,01
7,01
4,42
18,04
5,54
7,13
7,13
10,40
11,51
2,43
7,35
7,35
7,68
8,22
4,67
7,58
7,58
5,71
7,53
4,55
6,73
6,73
6,28
7,62
3,67
6,02
6,02
Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara
Selama 5 (lima) tahun terakhir perekonomian Surabaya mampu tumbuh stabil di kisaran
7 (tujuh) persen. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional. Meskipun
pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mengalami perlambatan sejak tahun 2014 dan
2015 yang mencapai angka 6 persen, Namun perlambatan pertumbuhan tersebut
Profil Kota Surabaya2 - 20
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
disebabkan oleh faktor ketidakstabilan ekonomi global. Tren perlambatan ini juga terjadi
baik pada tingkat Jawa Timur dan Nasional seperti nampak pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.9. Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2010Tahun 2015 (%)
Pertumbuhan
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
Ekonomi
Surabaya
7,01
7,13
7,35
7,58
6,73
6,02
Jawa Timur
6,31
6,44
6,64
6,08
5,86
5,44
Nasional
6,20
6,46
6,23
5,78
)
Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 * Angka Sementara
5,02
4,79
B. Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang
dianggap perlu dipenuhi untuk memeproleh standar hidup yang emncukupi di suatu
Negara. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan
untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi,
misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk
menanggulangi kemiskinan. Garis Kemiskinan Kota Surabaya Tahun 2014 sebesar
Rp393.151,00 (Tiga Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Seratus Lima Puluh Satu Rupiah).
Persentase penduduk Kota Surabaya dan pengeluaran Perkapita Sebulan dapat dilihat
pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Persentase penduduk Kota Surabaya menurut golongan pengeluaran per Kapita
sebulan Tahun 2014-2015 (%)
Pengeluaran perkapita sebulan (Rp)
Tahun
2014
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
2.1.
Wilayah Administrasi
Kota Surabaya secara geografis terletak antara 7º 9’ – 7º 21’ garis Lintang Selatan, dan
112º 36’ – 112º 57’ Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan sekitar 33.048 Ha (330,048
Km²) dan luas wilayah laut sekitar 19.039 Ha. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara
: Laut Jawa dan Selat Madura
Sebelah Timur
: Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah Barat
: Kabupaten Gresik
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang dalam struktur
perwilayahannya ditetapkan sebagai Pusat Utama dan menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.
Kota Surabaya berdasarkan peraturan perundangan tentang pembagian administrasi wilayah
pemerintahan mengalami perkembangan atau pemekaran wilayah sebanyak 5 kali, dan pada
tahun ini Kota Surabaya terbagi dalam 31 Kecamatan, 163 Kelurahan, 1.378 RW, dan 9.160
RT. Untuk lebih jelasnya, pembagian wilayah administrasi Kota Surabaya dapat dilihat pada
Peta 2.1.
2.2.
Potensi Wilayah Kota Surabaya
Kota Surabaya sebagai salah satu kota di Jawa Timur memiliki peran strategis pada
skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, dan pada skala regional
sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut)
nasional dan internasional sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk
meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Letak Kota Surabaya sangat
strategis, menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu
kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusilo, sehingga sangat mendukung percepatan
pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan Kota Surabaya juga
dapat memberikan perkembangan bagi kota/kabupaten di sekitarnya, baik secara sektoral
maupun keruangan.
Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan secara
berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota dimasa mendatang,
diantaranya adalah :
a) Kawasan Strategis Untuk Pendukung Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan-kawasan yang akan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
adalah :
Kawasan Pergudangan dan Industri Margomulyo di Kecamatan Asemrowo dan
Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun
Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan dengan pelabuhan Tanjung
Perak dan Jalan Tol Sidoarjo – Surabaya – Gresik, Kawasan industri dan
pergudangan Margomulyo merupakan kawasan strategis untuk dioptimalisasi dan
Profil Kota Surabaya2 - 1
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Peta 2.1. Wilayah Administrasi Kota Surabaya
Profil Kota Surabaya2 - 2
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and clean dengan didukung
oleh infrastruktur yang memadai.
Kawasan Tunjungan dan sekitarnya di Kecamatan Bubutan berada di Unit
Pengembangan VI Tunjungan
Sebagai kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan Tunjungan
merupakan salah satu pusat kota yang sangat potensial untuk terus dikembangkan
karena memiliki sejarah dan mengalami masa keemasan pada dekade 1940 hingga
akhir 1970an dengan karakteristik shopping-street dan shopping arcade, sehingga
dikenal dan menjadi salah satu icon kota Surabaya dengan Jargon “Rek Ayo Rek
Mlaku – Mlaku nang Tunjungan”. Kawasan ini memerlukan penanganan dan
pengelolaan yang optimal untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Kota
Surabaya.
Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota
Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak berada di Unit Pengembangan III
Tambak Wedi
Merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang berada di kawasan kaki
jembatan Suramadu dan pesisir Pantai Bulak - Kenjeran yang memiliki potensi besar
untuk berkembang sebagai wisata pesisir dan laut. Disamping itu, kawasan ini
memiliki potensi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Keberadaan
Jembatan Suramadu memberikan peningkatan potensi dan peran Kota Surabaya,
sebagai pusat kegiatan regional, tidak hanya dalam lingkup Kawasan
Gerbangkertosusila (Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, kabupaten dan Kota
Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan), namun
juga hingga kawasan kepulauan madura secara keseluruhan (Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep).
Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Asemrowo dan
Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun
Kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep penggunaan lahan mixed use
pendukung kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan
Terminal Multipurpose Teluk Lamong sebagai kawasan pelabuhan penunjang
Pelabuhan Utama Tanjung Perak.
Kawasan Terpadu Surabaya Barat di Kecamatan Pakal di Unit Pengembangan XII
Sambikerep dan Benowo di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon;
Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu yang pusatnya akan
dikembangkan di Stadion Gelora Bung Tomo sebagai kawasan pusat olahraga
berskala nasional yang akan terintegrasi dengan pengembangan kawasan
perdagangan dan jasa di sekitarnya.
Profil Kota Surabaya2 - 3
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
b) Kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya
Kawasan yang dikembangkan dari sudut kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan
adat tertentu, kawasan dan konservasi warisan budaya. Kawasan strategis sosial-budaya
yang ada di Kota Surabaya adalah :
Kawasan Makam Sunan Ampel di Kecamatan Semampir berada di Unit
Pengembangan V Tanjung Perak
Merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki karakter dan daya tarik kuat
sebagai obyek wisata ziarah di Indonesia yang berkembang tidak hanya sebagai
kampung budaya yang khas dengan beragam aktivitasnya tetapi juga memiliki kultur
religi yang kuat.
Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean
Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan berada di Unit
Pengembangan V Tanjung Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan;
Kawasan kota lama merupakan kawasan yang pada era kolonial terdelienasi sebagai
kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina yang tersebar di Kecamatan
Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan
Bubutan.
Bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo-Diponegoro serta kawasan
kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari berada di Unit Pengembangan VI
Tunjungan
Kawasan bangunan dan lingkungan cagar budaya merupakan kawasan bangunan dan
lingkungan pada kawasan Darmo – Diponegoro serta kawasan kampung lama
Tunjungan di Kecamatan Tegalsari. Seiring dengan waktu, pemanfaatan bangunan
yang tidak serasi dangan karakter awal kawasan kota lama dan kampung lama
membuat kawasan ini terlihat kumuh dan cenderung ditinggalkan, sehingga perlu
penetapan sebagai kawasan cagar budaya yang berkarakter untuk mengendalikan
pembangunan di kawasan ini.
c) Kawasan strategis untuk kepentingan penyelamatan lingkungan hidup
Kawasan yang dikembangkan untuk meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yang ada di Kota Surabaya adalah:
Kawasan Kebun Binatang Surabaya di Kecamatan Wonokromo berada di Unit
Pengembangan VII Wonokromo
Merupakan hutan kota di kawasan Wonokromo yang berfungsi sebagai tempat
perlindungan satwa, hutan kota dan rekreasi alam di dalam Kota Surabaya. Sebagai
kawasan hijau yang masih di tengah Kota, Kebun Binatang Surabaya sangat
berperan dalam mengatur iklim mikro di Kota Surabaya. Melihat nilai strategis
sebagai kawasan wisata dalam kota, maka keberadaan KBS harus dipertahankan dan
dijaga kelestariannya.
Profil Kota Surabaya2 - 4
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Kawasan Pantai Timur Surabaya di Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan
Rungkut, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo, yang berada di Unit
Pengembangan I Rungkut dan Unit Pengembangan II Kertajaya
Merupakan kawasan lindung alam berupa vegetasi mangrove yang berada di pesisir
timur Kota Surabaya. Kawasan Mangrove Pamurbaya sangat berperan penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan sebagai barier alami dari proses
abrasi dan intrusi air laut.
Kawasan sekitar Kali Lamong di Kecamatan Benowo dan Kecamatan Pakal yang
berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun dan Unit Pengembangan
Sambikerep XII
Kota Surabaya dilalui oleh sungai yang sangat berpengaruh pada ketersediaan air
baku dan sistem utama drainase kota. Beberapa sungai tersebut adalah Kali
Surabaya, Kali Wonokromo, Kalimas dan Kali Makmur. Semua aliran air
permukaan dan air buangan bermuara di sungai-sungai tersebut, sehingga akan
berpengaruh pada kualitas air baku. Mengingat populasi penduduk Kota Surabaya
semakin tinggi yang berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan air bersih
dan air buangan, maka perlu adanya pengelolaan kawasan daerah aliran sungai untuk
mendukung fungsinya sebagai kawasan lindung.
d) Kawasan Strategis Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi adalah penghasil sumberdaya alam yang sangat potensial untuk
kepentingan masyarakat beserta perangkat atau instalasi pengolahannya atau kawasan
khusus untuk pengembangan teknologi untuk kepentingan strategis negara dan
kepentingan umum. kawasan strategis SDA dan Teknologi Tinggi di Kota Surabaya
adalah :
Kawasan Industri Pengembangan Perkapalan di Kecamatan Pabean Cantian berada
di Unit Pengembangan V Tanjung Perak
Merupakan salah satu kawasan yang digunakan dalam pengembangan teknologi
perkapalan tingkat nasional. Sebagai industri perkapalan nasional, kawasan industri
ini memiliki nilai strategis dan diperlukan upaya dalam menjaga dan meningkatkan
nilai atau potensi kawasan tersebut.
Kawasan industri/industrial estate di Kecamatan Rungkut berada di Unit
Pengembangan I Rungkut
Merupakan kawasan industri dan pergudangan yang telah lama berdiri di Kota
Surabaya. Mengingat Kota Surabaya sebagai kota jasa dan perdagangan, maka
kegiatan industri dialihkan ke luar wilayah Kota Surabaya. Sedangkan kawasan
SIER, kegiatan industrinya diarahkan menjadi industri dengan teknologi tinggi yang
ramah lingkungan.
Profil Kota Surabaya2 - 5
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Kawasan Depo dan Pengolahan BBM
Merupakan kawasan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak yang memiliki fungsi
sebagai penyimpanan bahan bakar minyak. Pengelolaan BBM juga dilakukan pada
lokasi tersebut, sehingga nilai strategis dalam kaitanya dengan sistem energi di Kota
surabaya dan sekitarnya bergantung pada kawasan ini.
Kawasan pengelolaan sampah teknologi tepat guna penghasil energi pada TPA
Benowo di Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso
Wilangun
Merupakan kawasan yang digunakan untuk pemrosesan akhir sampah di Kota
Surabaya. Mengingat semakin meningkatnya timbunan sampah di Kota Surabaya
dan teknik open dumping yang tidak efektif dalam mengolah sampah, maka untuk
kedepannya pengolahan sampah akan diarahkan dengan menggunakan teknologi
pengolahan sampah yang lebih modern dan dalam jangka panjang akan
dikembangkan dengan konsep: “Waste to Energy”. Selain potensi pengembangan
kawasan strategis, perkembangan Kota Surabaya juga didukung oleh pengembangan
dan pembangunan infrastruktur yang meliputi:
1. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak untuk Terminal Peti
Kemas/Reklamasi di Teluk Lamong.
2. Pengembangan jaringan jalan arteri yang menghubungkan antar pusat utama
kota dengan pusat kota di kabupaten yang berbatasan langsung.
3. Pengembangan jalur komuter/kereta api double track serta angkutan massal
dan prasarana pendukungnya yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan
kota.
4. Pengembangan dan normalisasi saluran drainase kota.
Selain kawasan strategis tersebut, Kota Surabaya juga memiliki kawasan pertahanan dan
keamanan yang memilikinilai strategis dalam keamanan negara karena diantaranya
merupakan kawasan militer yang membawahi indonesia Timur. Kawasan pertahanan dan
keamanan/militer yang ada di Kota Surabaya adalah :
Kawasan Bumi Marinir TNI-AL di Karang Pilang Surabaya.
Kawasan Basis Armada Timur dan KODIKAL dan LANTAMAL di Tanjung Perak.
Kawasan Kodam Brawijaya dan Batalyon Infantri (YONIF) di Kawasan
Gunungsari.
Demografi dan Urbanisasi
A. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
2.3.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Surabaya dalam Angka 2015,
jumlah penduduk Kota Surabaya dari hasil registrasi penduduk pada tahun 2014 sebesar
2.853.661 jiwa yang terdiri dari 1.430.985 jiwa laki-laki dan 1.422.676 jiwa perempuan.
Penduduk tersebut tersebar di seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kota Surabaya.
Profil Kota Surabaya2 - 6
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Persebaran penduduk yang terbanyak terdapat di Kecamatan Tambaksari yaitu sebanyak
217.100 jiwa (7,60%), dan terkecil terdapat di Kecamatan Bulak yaitu sebanyak 40.642
jiwa atau 1,42% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jumlah Penduduk Kota Surabaya
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
Jumlah
Laki-laki Perempuan
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
50,843
50,873
101,716
2
Genteng
29,387
29,886
59,273
3
Bubutan
50,909
50,903
101,812
4
Simokerto
48,905
48,808
97,713
Surabaya Utara
5
Pabean Cantikan
41,419
40,964
82,383
6
Semampir
92,390
90,141
182,531
7
Krembangan
58,136
57,502
115,638
8
Kenjeran
74,597
72,160
146,757
9
Bulak
20,446
20,196
40,642
Surabaya Timur
10 Tambaksari
108,625
108,475
217,100
11 Gubeng
67,403
69,218
136,621
12 Rungkut
52,120
51,926
104,046
13 Tenggilis Mejoyo
27,386
27,475
54,861
14 Gunung Anyar
26,188
25,932
52,120
15 Sukolilo
52,445
52,448
104,893
16 Mulyorejo
41,178
41,595
82,773
Surabaya Selatan
17 Sawahan
100,426
101,295
201,721
18 Wonokromo
79,629
80,335
159,964
19 Karangpilang
35,382
34,940
70,322
20 Dukuh Pakis
29,245
29,184
58,429
21 Wiyung
33,220
32,522
65,742
22 Wonocolo
39,299
39,038
78,337
23 Gayungan
22,104
21,988
44,092
24 Jambangan
23,986
23,562
47,548
Surabaya Barat
25 Tandes
44,757
44,712
89,469
26 Sukomanunggal
49,067
48,842
97,909
27 Asemrowo
22,068
20,905
42,973
28 Benowo
28,145
27,609
55,754
Profil Kota Surabaya2 - 7
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan
29 Pakal
27,042
26,430
30 Lakarsantri
24,716
23,768
31 Sambikerep
29,522
29,044
JUMLAH
1,430,985
1,422,676
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
No
Kecamatan
Jumlah
53,472
48,484
58,566
2,853,661
Kepadatan penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar dalam suatu
kawasan tertentu, sehingga apabila jumlah penduduk tersebut tersebar dalam suatu
kawasan yang sempit tentunya akan membuat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi,
dibanding apabila tersebar di suatu kawasan yang luas. Angka kepadatan penduduk
tersebut kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Kepadatan Tinggi :
kepadatan penduduk > 250 jiwa/Ha
2. Kepadatan Sedang :
kepadatan penduduk 150 s/d 250 jiwa/Ha
3. Kepadatan Rendah :
kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha
Kepadatan penduduk di Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2. Kepadatan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
No
Kecamatan
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
2
Genteng
3
Bubutan
4
Simokerto
Surabaya Utara
5
Pabean Cantikan
6
Semampir
7
Krembangan
8
Kenjeran
9
Bulak
Surabaya Timur
10 Tambaksari
11 Gubeng
12 Rungkut
13 Tenggilis Mejoyo
14 Gunung Anyar
15 Sukolilo
16 Mulyorejo
Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Ha)
429
405
386
259
101,716
59,273
101,812
97,713
237
146
264
377
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
680
876
834
777
672
82,383
182,531
115,638
146,757
40,642
121
208
139
189
60
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
899
799
2,108
552
971
2,368
1,421
217,100
136,621
104,046
54,861
52,120
104,893
82,773
241
171
49
99
54
44
58
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Kategori
Profil Kota Surabaya2 - 8
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Luas Wilayah
(Ha)
Surabaya Selatan
17 Sawahan
693
18 Wonokromo
847
19 Karangpilang
923
20 Dukuh Pakis
994
21 Wiyung
1,246
22 Wonocolo
677
23 Gayungan
607
24 Jambangan
419
Surabaya Barat
25 Tandes
1,107
26 Sukomanunggal
923
27 Asemrowo
1,544
28 Benowo
2,373
29 Pakal
2,207
30 Lakarsantri
1,899
31 Sambikerep
2,368
JUMLAH
33,263
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Ha)
201,721
159,964
70,322
58,429
65,742
78,337
44,092
47,548
291
189
76
59
53
116
73
113
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
89,469
97,909
42,973
55,754
53,472
48,484
58,566
2,853,661
81
106
28
23
24
26
25
86
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Kategori
B. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebarannya
Penduduk miskin di Surabaya tersebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah total
mencapai 110.117 rumah tangga (KK). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sekitar
19,29% penduduk di Kota Surabaya termasuk dalam keluarga pra sejahtera. Jumlah dan
persebaran penduduk miski Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3
berikut.
Tabel 2.3. Jumlah dan Persebaran Rumah tangga Miskin Kota Surabaya Tahun 2014
Jumlah Rumah Tangga
No
Kecamatan
(KK)
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
4.980
2
Genteng
2.910
3
Bubutan
4.500
4
Simokerto
7.973
Surabaya Utara
5
Pabean Cantikan
6.434
Profil Kota Surabaya2 - 9
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Jumlah Rumah Tangga
(KK)
15.462
5.135
3.623
1.053
6
Semampir
7
Krembangan
8
Kenjeran
9
Bulak
Surabaya Timur
10
Tambaksari
11
Gubeng
12
Rungkut
13
Tenggilis Mejoyo
14
Gunung Anyar
15
Sukolilo
16
Mulyorejo
Surabaya Selatan
17
Sawahan
18
Wonokromo
19
Karangpilang
20
Dukuh Pakis
21
Wiyung
22
Wonocolo
23
Gayungan
24
Jambangan
Surabaya Barat
25
Tandes
26
Sukomanunggal
27
Asemrowo
28
Benowo
29
Pakal
30
Lakarsantri
31
Sambikerep
JUMLAH
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
9.884
2.861
3.346
859
1.590
3.597
1.971
8.094
5.866
1.740
2.011
1.466
1.645
865
1.411
2.174
2.170
1.189
1.088
732
1.871
1.617
110.117
C. Proyeksi Jumlah Penduduk Lima Tahun ke Depan
Pertumbuhan penduduk berdasarkan konsepsi statistik adalah angka rata-rata yang
menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Angka ini dinyatakan sebagai prosentase dari penduduk tahun dasar perhitungan.
Berdasarkan hasil registrasi penduduk dari tahun 2008-2014, pertumbuhan penduduk
Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang dinamis. Pada tahun 2009, jumlah
penduduk di Kota Surabaya mengalami pertumbuhan sebesar 1,23%, begitu pula yang
Profil Kota Surabaya2 - 10
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
dialami pada tahun 2011 hingga tahun 2013, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya
mengalami peningkatan berturut-turut 3,24%; 3,25%; dan 2,40%. Namun pada tahun
2010 dan tahun 2014, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami penurunan
mencapai 0,3% dan 10,84%. Penurunan jumlah penduduk yang signifikan di Kota
Surabaya pada tahun 2014 dimungkinkan terjadi karena beberapa sebab, diantaranya
adalah adanya metode perhitungan jumlah penduduk yang baru, serta belum
teregistrasinya seluruh penduduk Kota Surabaya karena belum membuat KTP Elektronik
(E-KTP). Secara lebih rinci, pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun
2008 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008-2014
Jenis Kelamin (Jiwa)
Jumlah
(Jiwa)
Tahun
Laki-Laki
Perempuan
2008
1,453,135
1,449,372
2009
1,474,874
1,463,351
2010
1,469,916
1,459,612
2011
1,517,341
1,506,980
2012
1,566,072
1,559,504
2013
1,602,875
1,597,579
2014
1,430,985
1,422,676
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015
2,902,507
2,938,225
2,929,528
3,024,321
3,125,576
3,200,454
2,853,661
Persentase
Pertumbuhan
Jumlah
Penduduk (%)
1.23
(0.30)
3.24
3.35
2.40
(10.84)
Berdasarkan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2008-2014,
maka pertumbuhan penduduk rata-rata selama tujuh tahun adalah sebesar 0,15%. Dengan
demikian proyeksi jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021 dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Profil Kota Surabaya2 - 11
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Surabaya Pusat
1
Tegalsari
2
Genteng
3
Bubutan
4
Simokerto
Surabaya Utara
Pabean
5
Cantikan
6
Semampir
7
Krembangan
8
Kenjeran
9
Bulak
Surabaya Timur
10
Tambaksari
11
Gubeng
12
Rungkut
Tenggilis
13
Mejoyo
14
Gunung Anyar
15
Sukolilo
16
Mulyorejo
Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021
Jumlah
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
Penduduk
2015
2016
2017
2018
2019
2014 (Jiwa)
2020
2021
101.716
59.273
101.812
97.713
101.869
59.362
101.965
97.860
102.021
59.451
102.118
98.006
102.174
59.540
102.271
98.153
102.328
59.629
102.424
98.301
102.481
59.719
102.578
98.448
102.635
59.808
102.732
98.596
102.789
59.898
102.886
98.744
82.383
182.531
115.638
146.757
40.642
82.507
182.805
115.811
146.977
40.703
82.630
183.079
115.985
147.198
40.764
82.754
183.354
116.159
147.418
40.825
82.878
183.629
116.333
147.640
40.886
83.003
183.904
116.508
147.861
40.948
83.127
184.180
116.683
148.083
41.009
83.252
184.456
116.858
148.305
41.071
217.100
136.621
104.046
217.426
136.826
104.202
217.752
137.031
104.358
218.078
137.237
104.515
218.406
137.443
104.672
218.733
137.649
104.829
219.061
137.855
104.986
219.390
138.062
105.143
54.861
54.943
55.026
55.108
55.191
55.274
55.357
55.440
52.120
104.893
82.773
52.198
105.050
82.897
52.276
105.208
83.022
52.355
105.366
83.146
52.433
105.524
83.271
52.512
105.682
83.396
52.591
105.841
83.521
52.670
105.999
83.646
Profil Kota Surabaya2 - 12
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
No
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
2014 (Jiwa)
Surabaya Selatan
17
Sawahan
201.721
18
Wonokromo
159.964
19
Karangpilang
70.322
20
Dukuh Pakis
58.429
21
Wiyung
65.742
22
Wonocolo
78.337
23
Gayungan
44.092
24
Jambangan
47.548
Surabaya Barat
25
Tandes
89.469
26
Sukomanunggal
97.909
27
Asemrowo
42.973
28
Benowo
55.754
29
Pakal
53.472
30
Lakarsantri
48.484
31
Sambikerep
58.566
JUMLAH
2.853.661
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
202.024
160.204
70.427
58.517
65.841
78.455
44.158
47.619
202.327
160.444
70.533
58.604
65.939
78.572
44.224
47.691
202.630
160.685
70.639
58.692
66.038
78.690
44.291
47.762
202.934
160.926
70.745
58.780
66.137
78.808
44.357
47.834
203.238
161.167
70.851
58.869
66.237
78.926
44.424
47.906
203.543
161.409
70.957
58.957
66.336
79.045
44.490
47.978
203.849
161.651
71.064
59.045
66.435
79.163
44.557
48.050
89.603
98.056
43.037
55.838
53.552
48.557
58.654
2.857.941
89.738
98.203
43.102
55.921
53.633
48.630
58.742
2.862.228
89.872
98.350
43.167
56.005
53.713
48.703
58.830
2.866.522
90.007
98.498
43.231
56.089
53.794
48.776
58.918
2.870.822
90.142
98.646
43.296
56.173
53.874
48.849
59.007
2.875.128
90.277
98.793
43.361
56.258
53.955
48.922
59.095
2.879.440
90.413
98.942
43.426
56.342
54.036
48.995
59.184
2.883.760
Profil Kota Surabaya2 - 13
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
D. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan
rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk perkotaan
berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan perdesaan.
Penentuan asumsi URGD untuk provinsi dikelompokkan menjadi tiga: a. URGD Tinggi,
untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan antara penduduk daerah perkotaan dan
daerah perdesaan lebih dari 30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD tinggi
diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 10 persen setiap 5 tahun. b. URGD Sedang,
untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah
perdesaan antara 20-30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD sedang diasumsikan
terjadi penurunan URGD sebesar 7 persen setiap 5 tahun. c. URGD Rendah, untuk provinsi
yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan di bawah
20 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD rendah diasumsikan terjadi kenaikan
URGD sebesar 5 persen setiap 5 tahun. Rumus perhitungan penduduk daerah perkotaan
dengan metode URGD adalah:
Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
A. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
2.4.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran nilai tambah barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB umumnya digunakan
sebagai indikator kinerja perekonomian suatu negara. Penghitungan PDRB menggunakan
dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga
konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dapat digunakan untuk melihat
struktur ekonomi, sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) digunakan
untuk melihat nilai pertumbuhan ekonomi.
Berbeda dengan perhitungan PDRB sebelumnya, dasar perhitungan PDRB saat ini tidak
lagi menggunakan angka tahun dasar 2000 melainkan menggunakan angka tahun dasar
2010. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan BPS setiap 5 atau 10 tahun sekali yang
mana perubahan tersebut bertujuan untuk mengukur keakuratan perkembangan
perekonomian terkini. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan seiring dengan
mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008
System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use
Tables (SUT). Salah satu implikasi perubahan ini adalah meningkatnya nominal PDRB
Profil Kota Surabaya2 - 14
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
dan perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori
lapangan usaha.
Untuk mengetahui perkembangan PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku Seri
Tahun Dasar 2010 selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.6. Dalam tabel
tersebut dapat dilihat bahwa PDRB Kota Surabaya ADHB menunjukkan tren yang
semakin meningkat meskipun peningkatannya mengalami sedikit perlambatan dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Nilai PDRB ADHB Kota Surabaya pada tahun 2010 sebesar
Rp231.204.741,0 juta; pada tahun 2011 sebesar Rp261.772.342,4 juta; pada tahun 2012
sebesar Rp293.180.803,8 juta; pada tahun 2013 sebesar Rp327.926.129,6 juta pada tahun
2014 sebesar Rp365.073.140,3 juta dan pada tahun 2015 sebesar Rp407.703.251,8 juta.
Berdasarkan strukturnya, sampai saat ini kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor masih menjadi leading sector dalam pembentukan
PDRB Kota Surabaya, dengan kontribusi sebesar Rp Rp109.971.647,3 juta pada tahun
2015 atau meningkat sebesar 64,25 persen dibanding dengan tahun 2010 sebesar
Rp66.954.860,1 juta. Pada urutan kedua, kategori dengan kontribusi terbesar terhadap
PDRB yaitu kategori industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 19,46 persen pada
tahun 2015, diikuti kategori penyediaan akomodasi makan dan minum dengan kontribusi
sebesar 15,30 persen. Berikut ini adalah rekapitulasi nilai dan kontribusi kategori dalam
PDRB ADHB Tahun 2010-2015.
Profil Kota Surabaya2 - 15
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Tabel 2.6. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Seri Tahun Dasar
2010 Tahun 2010 –2015 (dalam Juta Rp)
Kategori
Uraian
A
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F
2010
(Juta Rp)
2011
%
431.542,70
0,19
(Juta Rp)
2012
%
460.810,40
0,18
(Juta Rp)
2013
%
523.828,10
0,18
(Juta Rp)
2014
%
607.866,70
0,19
(Juta Rp)
2015*
%
671.564,30
0,18
(Juta Rp)
%
750.070,80
0,18
27.587,50
0,01
16.714,40
0,01
18.135,10
0,01
19.364,40
0,01
21.401,50
0,01
24.336,10
0,01
45.351.158,50
19,6
50.544.589,60
19,3
57.162.324,80
19,5
62.295.293,60
19
70.661.843,10
19,4
1.948.227,10
0,84
2.389.674,20
0,91
2.483.997,00
0,85
1.951.115,40
0,59
1.978.907,20
0,54
1.997.909,40
0,49
416.581,90
0,18
466.086,40
0,18
497.833,70
0,17
543.488,90
0,17
572.049,40
0,16
613.427,10
0,15
Konstruksi
23.729.940,10
10,3
27.121.124,20
10,4
29.895.785,90
10,2
33.747.471,60
10,3
37.891.835,80
10,4
G
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
66.954.860,10
29
76.324.230,10
29,2
83.247.148,70
28,4
92.633.744,40
28,3
99.966.844,30
27,4 109.971.647,30 26,97
H
Transportasi dan Pergudangan
10.966.478,70
4,74
12.475.013,60
4,77
14.197.124,80
4,84
16.243.530,70
4,95
18.927.734,90
5,18
21.544.921,60
5,28
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
31.651.758,60
13,7
35.963.839,60
13,7
40.924.252,80
14
46.517.650,30
14,2
54.062.910,60
14,8
62.389.404,20
15,3
13.366.551,40
5,78
14.902.225,00
5,69
16.922.208,60
5,77
19.038.483,00
5,81
20.137.828,30
5,52
22.080.942,60
5,42
9.947.341,90
4,3
11.360.435,20
4,34
13.741.235,90
4,69
16.897.668,30
5,15
19.275.906,50
5,28
21.872.423,80
5,36
79.334.006,90 19,46
41.833.616,60 10,26
J
Informasi dan Komunikasi
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
L
Real Estate
6.105.900,00
2,64
7.091.189,20
2,71
7.901.293,40
2,7
8.747.166,70
2,67
9.372.176,50
2,57
10.420.100,50
2,56
Jasa Perusahaan
5.697.320,80
2,46
6.392.280,60
2,44
7.202.186,90
2,46
8.072.649,60
2,46
8.889.028,20
2,43
9.814.203,90
2,41
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
3.736.741,00
1,62
4.024.781,60
1,54
4.640.657,80
1,58
4.966.805,20
1,51
5.183.606,10
1,42
5.420.318,80
1,33
P
Jasa Pendidikan
5.444.974,10
2,36
6.048.494,00
2,31
7.207.560,50
2,46
8.329.240,00
2,54
9.259.950,70
2,54
10.444.758,10
2,56
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1.533.114,20
0,66
1.867.781,80
0,71
2.154.866,50
0,73
2.472.708,30
0,75
2.814.318,80
0,77
3.210.799,00
0,79
3.905.535,60
1,69
4.321.651,60
1,65
1,48
5.382.299,40
1,47
M,N
R,S,T,U Jasa lainnya
4.459.133,80
1,52
4.839.845,20
5.977.113,70
1,47
PDRB
231.204.741,00
100 261.772.342,40
100 293.180.803,80
100
327.926.129,60
100 365.073.140,30
100 407.703.251,80
100
PDRB TANPA MIGAS
231.200.489,40
100 261.768.059,70
100 293.176.314,30
100
327.920.574,60
100 365.067.353,60
100 407.697.198,40
100
Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara
Profil Kota Surabaya2 - 16
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Seri Tahun Dasar
2010 Tahun 2010–2015 (dalam Juta Rp)
Kategori
Uraian
A
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
2010
(Juta Rp)
2011
%
(Juta Rp)
2012
%
(Juta Rp)
2013
%
(Juta Rp)
2014
%
(Juta Rp)
2015
%
(Juta Rp)
%
431.542,70
0,19
440.989,20
0,18
467.099,50
0,18
504.369,80
0,18
522.264,90
0,17
544.254,20
0,17
16.714,40
0,01
17.134,00
0,01
17.440,30
0,01
18.095,30
0,01
18.674,90
0,01
19.287,40
0,01
45.351.158,50 19,62
47.601.826,00 19,22
51.100.743,70 19,22
54.450.456,30 19,03
59.358.226,50 19,44
63.544.418,50 19,63
1.948.227,10
0,84
1.828.007,40
0,74
1.643.231,50
0,62
1.610.562,40
0,56
1.569.076,30
0,51
1.519.805,90
0,47
416.581,90
0,18
451.699,80
0,18
460.964,60
0,17
470.737,00
0,16
474.422,90
0,16
479.309,50
0,15
9,98
F
Konstruksi
23.729.940,10 10,26
25.457.717,00 10,28
27.182.986,40 10,22
29.357.611,80 10,26
31.368.882,70 10,27
32.287.990,90
G
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
66.954.860,10 28,96
72.316.558,10 29,20
77.408.102,50 29,11
82.675.259,20 28,90
86.711.515,10 28,40
91.681.928,70 28,32
H
Transportasi dan Pergudangan
10.966.478,70
11.742.106,70
12.667.180,20
13.686.933,80
14.843.763,20
15.878.997,20
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
31.651.758,60 13,69
4,74
4,74
34.358.762,80 13,87
4,76
36.714.484,90 13,81
4,78
39.334.025,30 13,75
4,86
42.503.082,60 13,92
4,91
45.780.530,20 14,14
J
Informasi dan Komunikasi
13.366.551,40
5,78
14.710.691,80
5,94
16.403.598,20
6,17
18.494.072,80
6,47
19.701.365,90
6,45
20.938.611,60
6,47
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
9.947.341,90
4,30
10.687.470,10
4,31
11.781.104,00
4,43
13.778.309,00
4,82
14.842.875,70
4,86
15.852.550,80
4,90
L
Real Estate
6.105.900,00
2,64
6.631.618,10
2,68
7.314.011,60
2,75
7.747.001,10
2,71
8.264.384,50
2,71
8.774.297,10
2,71
M,N
Jasa Perusahaan
5.697.320,80
2,46
6.006.001,60
2,42
6.282.187,60
2,36
6.586.339,70
2,30
7.011.356,20
2,30
7.437.646,70
2,30
O
Admin Pemerintahn,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
3.736.741,00
1,62
3.818.575,60
1,54
3.931.910,90
1,48
3.981.240,60
1,39
4.004.411,50
1,31
4.032.041,90
1,25
P
Jasa Pendidikan
5.444.974,10
2,36
5.685.743,60
2,30
6.276.776,60
2,36
6.758.833,10
2,36
7.144.694,90
2,34
7.593.381,70
2,35
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1.533.114,20
0,66
1.809.687,80
0,73
2.018.033,50
0,76
2.183.940,10
0,76
2.348.390,80
0,77
2.527.338,10
0,78
3.905.535,60
1,69
4.122.058,50
1,66
4.222.224,60
1,59
4.419.444,70
1,54
4.620.617,80
1,51
R,S,T,U Jasa lainnya
4.790.194,50
1,48
PDRB
231.204.741,10
100 247.686.648,10
100 265.892.080,70
100 286.057.232,00
100 305.308.006,20
100 323.682.584,90
100
PDRB TANPA MIGAS
231.200.489,40
100 247.682.189,80
100 265.887.369,60
100 286.052.384,50
100 305.303.101,90
100 323.677.627,20
100
Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara
Profil Kota Surabaya2 - 17
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
Tabel 2.7 menunjukkan bahwa PDRB Kota Surabaya ADHK terus mengalami
peningkatan selaras dengan peningkatan pada PDRB ADHB. Peningkatan ini didukung
oleh seluruh peningkatan kategori ekonomi pembentuk PDRB. Nilai PDRB ADHK Kota
Surabaya pada tahun 2010 sebesar Rp231.204.741,1 juta; tahun 2011 sebesar
Rp247.686.648,1 juta; tahun 2012 sebesar Rp265.892.080,7 juta; tahun 2013 sebesar
Rp286.057.232 juta; tahun 2014 sebesar Rp305.308.006,2 juta dan pada tahun 2015
sebesar Rp323.682.584,9 juta.
Berdasarkan komposisinya, sama halnya dengan PDRB ADHB, kategori Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada setiap tahun mulai dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2015 menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kota
Surabaya terbesar dengan kontribusi masing-masing tahun dengan nilai Rp66.954.860,1
juta, Rp72.316.558,1 juta, Rp77.408.102,5 juta, Rp82.675.259,2 juta, Rp86.711.515,1
juta, dan pada tahun 2015 sebesar Rp 91.681.928,7 juta. Adapun kategori lapangan usaha
lainnya yang memberikan kontribusi tinggi selanjutnya yaitu kategori industri
pengolahan dan penyedia akomodasi dan makanan minuman. Berikut ini disajikan tabel
kontribusi kategori lapangan usaha PDRB ADHB dan ADHK Kota Surabaya tahun
2010-2015 dalam satuan persentase.
Selaras dengan uraian sebelumnya, adanya perubahan metode perhitungan PDRB yang
menganut konsep perhitungan System of Nasional Accounts 2008 (SNA 2008)
memberikan implikasi perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi
menjadi 17 kategori lapangan usaha. Konsep tersebut memiliki penambahan utamanya
dalam bidang informasi dan teknologi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan
munculnya produk-produk baru.
Meskipun demikian, struktur ekonomi Kota Surabaya masih memiliki pola yang sama
seperti tahun sebelum-sebelumnya, dimana kategori yang mendominasi dalam
berkontribusi terhadap perekonomian Kota Surabaya yaitu kategori perdagangan besar
dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, industri pengolahan serta akomodasi dan
makanan minuman.
Tingginya kontribusi ketiga kategori tersebut selaras dengan maraknya aktivitas ekonomi
mulai dari bisnis ritel hingga perdagangan besar (grosir) yang terus tumbuh pesat di Kota
Surabaya. Dengan jumlah penduduk Kota Surabaya yang mendekati 3 juta jiwa
menjadikan nilai tambah bagi pelaku pasar. Disamping itu, kondisi ekonomi ekonomi
yang relatif stabil serta daya beli masyarakat yang tinggi memberikan peluang bagi para
pelaku bisnis untuk memperluas pasarnya di Kota Surabaya. Selama tahun 2011-2015
kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor memberikan
kontribusi rata-rata sebesar 28 persen terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya.
Sebagai penggerak utama perekonomian Kota Surabaya, pesatnya aktivitas perdagangan
tersebut tentunya menjadi pengungkit (multiflier effect) bagi aktivitas lapangan usaha
Profil Kota Surabaya2 - 18
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
lainnya seperti aktivitas industri, penyediaan akomodasi dan makanan minuman serta
aktivitas jasa lainnya. Hal itu terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas perdagangan
maka semakin meningkat pula permintaan barang dan jasa pada aktivitas industri.
Berdasarkan keterkaitan tersebut membuat kategori industri pengolahan menjadi kategori
lapangan usaha yang dominan kedua setelah kategori perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi rata-rata sebesar 19 persen terhadap
PDRB Kota Surabaya selama tahun 2011-2015.
Sementara kategori akomodasi dan makanan minuman selama 5 tahun terakhir
memberikan kontribusi rata-rata sebesar 14,39 persen terhadap PDRB ADHB Kota
Surabaya. Potensi aktivitas akomodasi dan makanan minuman di Kota Surabaya
sangatlah besar. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh pembangunan hotel, wisma serta
tempat makan mulai dari warung kecil hingga restoran yang terus bermunculan
mengikuti pesatnya perkembangan ekonomi Kota Surabaya. Ditambah lagi, semakin
modernnya perilaku hidup masyarakat Kota Surabaya turut mendukung tumbuhnya
aktivitas kategori akomodasi dan makanan minuman dari tahun ke tahun. Kategori
selanjutnya yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya yaitu kategori
transportasi dan pergudangan; kategori infomasi dan komunikasi serta kategori jasa
keuangan dan asuransi dengan kontribusi rata-rata sebesar 5 persen setiap tahunnya.
Selain nilai PDRB ADHB dan ADHK, kondisi lebih jauh kinerja perekonomian Kota
Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per kategori lapangan usaha.
Selama kurun waktu 5 tahun pertumbuhan kategori pembentuk PDRB Kota Surabaya
tumbuh cukup bervariasi namun masih memiliki kecenderungan yang sama. Kesamaan
tersebut terlihat dari lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi selama 5
tahun. Pertumbuhan yang tinggi masih dicapai oleh lapangan usaha yang mendominasi
struktur ekonomi Kota Surabaya meskipun mengalami kecenderungan yang melambat
yaitu kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; industri
pengolahan, penyedia akomodasi dan makanan minuman. Selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.8.
Bahkan dalam perhitungan sistem SNA 2008 terdapat lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan sangat tinggi yaitu kategori informasi dan komunikasi yang mengalami
pertumbuhan ekonomi mencapai 22,07 ditahun 2010 dan tumbuh secara berkelanjutan
hingga tahun 2015 yang mencapai 6,28 persen dan menjadi kategori lapangan usaha yang
berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya. Kategori lapangan
usaha baru lainnya yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya
yaitu kategori Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh selaras dengan tingginya
perputaran uang di Kota Surabaya. Pada tahun 2013 kategori ini mengalami
pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi mencapai 16,95 persen dan pada tahun 2015
mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu mencapai 6,80 persen. Hal tersebut terjadi
sebagai dampak tidak stabilnya sektor keuangan akibat meningkatnya suku bunga BI rate
Profil Kota Surabaya2 - 19
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
yang direspon oleh menurunnya penyerapan kredit di sektor perbankan. Sementara jasa
perusahaan juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu sebesar 6,08 persen di tahun
2015 akibat semakin pesatnya aktivitas ekonomi di Kota Surabaya.
Adapun kategori lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang rendah yaitu
kategori pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; pengadaan
air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, administrasi pemerintahan. pertahanan
dan jaminan sosial; serta jasa lainnya. Berdasarkan rinciannya, hampir seluruh kategori
lapangan usaha pembentuk PDRB Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang positif
terkecuali kategori pengadaan listrik dan gas. Kategori tersebut mengalami pertumbuhan
yang negatif selama ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang mencabut subsidi
sehingga mempengaruhi produktivitas pada aktivitas lapangan usaha pengadaan listrik
dan gas.
Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Seri Tahun
Dasar 2010 Tahun 2010 – 2015
Kategori
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M,N
O
P
Q
R,S,T,U
Uraian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
PDRB
PDRB TANPA MIGAS
2010
4,93
2,42
3,91
0,43
2011
2,19
2,51
4,96
-6,17
2012
5,92
1,79
7,35
-10,11
2013
7,98
3,76
6,56
-1,99
2014
3,55
3,20
9,01
-2,58
2015*
4,21
3,28
7,05
-3,14
7,16
8,43
2,05
2,12
0,78
1,03
4,22
7,28
6,78
8,00
6,85
2,93
8,59
8,01
7,04
6,80
4,88
5,73
4,65
6,74
22,07
6,28
9,02
4,11
7,07
8,55
10,06
7,44
8,61
5,42
7,88
6,86
11,51
10,23
10,29
4,60
8,05
7,13
12,74
16,95
5,92
4,84
8,45
8,06
6,53
7,73
6,68
6,45
6,97
7,71
6,28
6,80
6,17
6,08
6,07
2,19
2,97
1,25
0,58
0,69
5,93
9,25
6,89
7,01
7,01
4,42
18,04
5,54
7,13
7,13
10,40
11,51
2,43
7,35
7,35
7,68
8,22
4,67
7,58
7,58
5,71
7,53
4,55
6,73
6,73
6,28
7,62
3,67
6,02
6,02
Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara
Selama 5 (lima) tahun terakhir perekonomian Surabaya mampu tumbuh stabil di kisaran
7 (tujuh) persen. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional. Meskipun
pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mengalami perlambatan sejak tahun 2014 dan
2015 yang mencapai angka 6 persen, Namun perlambatan pertumbuhan tersebut
Profil Kota Surabaya2 - 20
Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020
disebabkan oleh faktor ketidakstabilan ekonomi global. Tren perlambatan ini juga terjadi
baik pada tingkat Jawa Timur dan Nasional seperti nampak pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.9. Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2010Tahun 2015 (%)
Pertumbuhan
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
Ekonomi
Surabaya
7,01
7,13
7,35
7,58
6,73
6,02
Jawa Timur
6,31
6,44
6,64
6,08
5,86
5,44
Nasional
6,20
6,46
6,23
5,78
)
Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 * Angka Sementara
5,02
4,79
B. Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang
dianggap perlu dipenuhi untuk memeproleh standar hidup yang emncukupi di suatu
Negara. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan
untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi,
misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk
menanggulangi kemiskinan. Garis Kemiskinan Kota Surabaya Tahun 2014 sebesar
Rp393.151,00 (Tiga Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Seratus Lima Puluh Satu Rupiah).
Persentase penduduk Kota Surabaya dan pengeluaran Perkapita Sebulan dapat dilihat
pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Persentase penduduk Kota Surabaya menurut golongan pengeluaran per Kapita
sebulan Tahun 2014-2015 (%)
Pengeluaran perkapita sebulan (Rp)
Tahun
2014