Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

  2.1. Wilayah Administrasi

  Kota Surabaya secara geografis terletak antara 7º 9’ – 7º 21’ garis Lintang Selatan, dan 112º 36’ – 112º 57’ Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan sekitar 33.048 Ha (330,048 Km²) dan luas wilayah laut sekitar 19.039 Ha. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

   Sebelah Utara : Laut Jawa dan Selat Madura

   Sebelah Timur : Selat Madura  Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

   Sebelah Barat : Kabupaten Gresik Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang dalam struktur perwilayahannya ditetapkan sebagai Pusat Utama dan menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

  Kota Surabaya berdasarkan peraturan perundangan tentang pembagian administrasi wilayah pemerintahan mengalami perkembangan atau pemekaran wilayah sebanyak 5 kali, dan pada tahun ini Kota Surabaya terbagi dalam 31 Kecamatan, 163 Kelurahan, 1.378 RW, dan 9.160 RT. Untuk lebih jelasnya, pembagian wilayah administrasi Kota Surabaya dapat dilihat pada Peta 2.1.

  2.2. Potensi Wilayah Kota Surabaya

  Kota Surabaya sebagai salah satu kota di Jawa Timur memiliki peran strategis pada skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, dan pada skala regional sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut) nasional dan internasional sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Letak Kota Surabaya sangat strategis, menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusilo, sehingga sangat mendukung percepatan pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan Kota Surabaya juga dapat memberikan perkembangan bagi kota/kabupaten di sekitarnya, baik secara sektoral maupun keruangan.

  Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota dimasa mendatang, diantaranya adalah :

  a) Kawasan Strategis Untuk Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Kawasan-kawasan yang akan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah :

   Kawasan Pergudangan dan Industri Margomulyo di Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan dengan pelabuhan Tanjung Perak dan Jalan Tol Sidoarjo

  • – Surabaya – Gresik, Kawasan industri dan pergudangan Margomulyo merupakan kawasan strategis untuk dioptimalisasi dan

  Peta 2.1. Wilayah Administrasi Kota Surabaya dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and clean dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai.  Kawasan Tunjungan dan sekitarnya di Kecamatan Bubutan berada di Unit Pengembangan VI Tunjungan Sebagai kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan Tunjungan merupakan salah satu pusat kota yang sangat potensial untuk terus dikembangkan karena memiliki sejarah dan mengalami masa keemasan pada dekade 1940 hingga akhir 1970an dengan karakteristik shopping-street dan shopping arcade, sehingga dikenal dan menjadi salah satu icon kota Surabaya dengan Jargon “Rek Ayo Rek Mlaku – Mlaku nang Tunjungan”. Kawasan ini memerlukan penanganan dan pengelolaan yang optimal untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya.

   Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak berada di Unit Pengembangan III Tambak Wedi Merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang berada di kawasan kaki jembatan Suramadu dan pesisir Pantai Bulak - Kenjeran yang memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai wisata pesisir dan laut. Disamping itu, kawasan ini memiliki potensi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Keberadaan Jembatan Suramadu memberikan peningkatan potensi dan peran Kota Surabaya, sebagai pusat kegiatan regional, tidak hanya dalam lingkup Kawasan Gerbangkertosusila (Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, kabupaten dan Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan), namun juga hingga kawasan kepulauan madura secara keseluruhan (Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep).

   Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun Kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep penggunaan lahan mixed use pendukung kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan Terminal Multipurpose Teluk Lamong sebagai kawasan pelabuhan penunjang Pelabuhan Utama Tanjung Perak.

   Kawasan Terpadu Surabaya Barat di Kecamatan Pakal di Unit Pengembangan XII Sambikerep dan Benowo di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon; Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu yang pusatnya akan dikembangkan di Stadion Gelora Bung Tomo sebagai kawasan pusat olahraga berskala nasional yang akan terintegrasi dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di sekitarnya. b) Kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya Kawasan yang dikembangkan dari sudut kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan adat tertentu, kawasan dan konservasi warisan budaya. Kawasan strategis sosial-budaya yang ada di Kota Surabaya adalah :

   Kawasan Makam Sunan Ampel di Kecamatan Semampir berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak Merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki karakter dan daya tarik kuat sebagai obyek wisata ziarah di Indonesia yang berkembang tidak hanya sebagai kampung budaya yang khas dengan beragam aktivitasnya tetapi juga memiliki kultur religi yang kuat.

   Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan; Kawasan kota lama merupakan kawasan yang pada era kolonial terdelienasi sebagai kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina yang tersebar di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan.

   Bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo-Diponegoro serta kawasan kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari berada di Unit Pengembangan VI Tunjungan Kawasan bangunan dan lingkungan cagar budaya merupakan kawasan bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo – Diponegoro serta kawasan kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari. Seiring dengan waktu, pemanfaatan bangunan yang tidak serasi dangan karakter awal kawasan kota lama dan kampung lama membuat kawasan ini terlihat kumuh dan cenderung ditinggalkan, sehingga perlu penetapan sebagai kawasan cagar budaya yang berkarakter untuk mengendalikan pembangunan di kawasan ini.

  c) Kawasan strategis untuk kepentingan penyelamatan lingkungan hidup Kawasan yang dikembangkan untuk meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang ada di Kota Surabaya adalah:

   Kawasan Kebun Binatang Surabaya di Kecamatan Wonokromo berada di Unit Pengembangan VII Wonokromo Merupakan hutan kota di kawasan Wonokromo yang berfungsi sebagai tempat perlindungan satwa, hutan kota dan rekreasi alam di dalam Kota Surabaya. Sebagai kawasan hijau yang masih di tengah Kota, Kebun Binatang Surabaya sangat berperan dalam mengatur iklim mikro di Kota Surabaya. Melihat nilai strategis sebagai kawasan wisata dalam kota, maka keberadaan KBS harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya.

   Kawasan Pantai Timur Surabaya di Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo, yang berada di Unit Pengembangan I Rungkut dan Unit Pengembangan II Kertajaya Merupakan kawasan lindung alam berupa vegetasi mangrove yang berada di pesisir timur Kota Surabaya. Kawasan Mangrove Pamurbaya sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan sebagai barier alami dari proses abrasi dan intrusi air laut.

   Kawasan sekitar Kali Lamong di Kecamatan Benowo dan Kecamatan Pakal yang berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun dan Unit Pengembangan Sambikerep XII Kota Surabaya dilalui oleh sungai yang sangat berpengaruh pada ketersediaan air baku dan sistem utama drainase kota. Beberapa sungai tersebut adalah Kali Surabaya, Kali Wonokromo, Kalimas dan Kali Makmur. Semua aliran air permukaan dan air buangan bermuara di sungai-sungai tersebut, sehingga akan berpengaruh pada kualitas air baku. Mengingat populasi penduduk Kota Surabaya semakin tinggi yang berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan air bersih dan air buangan, maka perlu adanya pengelolaan kawasan daerah aliran sungai untuk mendukung fungsinya sebagai kawasan lindung.

  d) Kawasan Strategis Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi adalah penghasil sumberdaya alam yang sangat potensial untuk kepentingan masyarakat beserta perangkat atau instalasi pengolahannya atau kawasan khusus untuk pengembangan teknologi untuk kepentingan strategis negara dan kepentingan umum. kawasan strategis SDA dan Teknologi Tinggi di Kota Surabaya adalah :

   Kawasan Industri Pengembangan Perkapalan di Kecamatan Pabean Cantian berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak Merupakan salah satu kawasan yang digunakan dalam pengembangan teknologi perkapalan tingkat nasional. Sebagai industri perkapalan nasional, kawasan industri ini memiliki nilai strategis dan diperlukan upaya dalam menjaga dan meningkatkan nilai atau potensi kawasan tersebut.

   Kawasan industri/industrial estate di Kecamatan Rungkut berada di Unit Pengembangan I Rungkut Merupakan kawasan industri dan pergudangan yang telah lama berdiri di Kota Surabaya. Mengingat Kota Surabaya sebagai kota jasa dan perdagangan, maka kegiatan industri dialihkan ke luar wilayah Kota Surabaya. Sedangkan kawasan SIER, kegiatan industrinya diarahkan menjadi industri dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan.

   Kawasan Depo dan Pengolahan BBM Merupakan kawasan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak yang memiliki fungsi sebagai penyimpanan bahan bakar minyak. Pengelolaan BBM juga dilakukan pada lokasi tersebut, sehingga nilai strategis dalam kaitanya dengan sistem energi di Kota surabaya dan sekitarnya bergantung pada kawasan ini.

   Kawasan pengelolaan sampah teknologi tepat guna penghasil energi pada TPA Benowo di Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun Merupakan kawasan yang digunakan untuk pemrosesan akhir sampah di Kota Surabaya. Mengingat semakin meningkatnya timbunan sampah di Kota Surabaya dan teknik open dumping yang tidak efektif dalam mengolah sampah, maka untuk kedepannya pengolahan sampah akan diarahkan dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dan dalam jangka panjang akan dikembangkan dengan konsep:

  “Waste to Energy”. Selain potensi pengembangan

  kawasan strategis, perkembangan Kota Surabaya juga didukung oleh pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang meliputi:

  1. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak untuk Terminal Peti Kemas/Reklamasi di Teluk Lamong.

  2. Pengembangan jaringan jalan arteri yang menghubungkan antar pusat utama kota dengan pusat kota di kabupaten yang berbatasan langsung.

  3. Pengembangan jalur komuter/kereta api double track serta angkutan massal dan prasarana pendukungnya yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan kota.

  4. Pengembangan dan normalisasi saluran drainase kota. Selain kawasan strategis tersebut, Kota Surabaya juga memiliki kawasan pertahanan dan keamanan yang memilikinilai strategis dalam keamanan negara karena diantaranya merupakan kawasan militer yang membawahi indonesia Timur. Kawasan pertahanan dan keamanan/militer yang ada di Kota Surabaya adalah :

   Kawasan Bumi Marinir TNI-AL di Karang Pilang Surabaya.  Kawasan Basis Armada Timur dan KODIKAL dan LANTAMAL di Tanjung Perak.  Kawasan Kodam Brawijaya dan Batalyon Infantri (YONIF) di Kawasan Gunungsari.

2.3. Demografi dan Urbanisasi A. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Surabaya dalam Angka 2015, jumlah penduduk Kota Surabaya dari hasil registrasi penduduk pada tahun 2014 sebesar 2.853.661 jiwa yang terdiri dari 1.430.985 jiwa laki-laki dan 1.422.676 jiwa perempuan. Penduduk tersebut tersebar di seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kota Surabaya.

  Persebaran penduduk yang terbanyak terdapat di Kecamatan Tambaksari yaitu sebanyak 217.100 jiwa (7,60%), dan terkecil terdapat di Kecamatan Bulak yaitu sebanyak 40.642 jiwa atau 1,42% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jumlah Penduduk Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

  15 Sukolilo 52,445 52,448 104,893

  27 Asemrowo 22,068 20,905 42,973

  26 Sukomanunggal 49,067 48,842 97,909

  25 Tandes 44,757 44,712 89,469

  24 Jambangan 23,986 23,562 47,548 Surabaya Barat

  23 Gayungan 22,104 21,988 44,092

  22 Wonocolo 39,299 39,038 78,337

  21 Wiyung 33,220 32,522 65,742

  20 Dukuh Pakis 29,245 29,184 58,429

  19 Karangpilang 35,382 34,940 70,322

  18 Wonokromo 79,629 80,335 159,964

  17 Sawahan 100,426 101,295 201,721

  16 Mulyorejo 41,178 41,595 82,773 Surabaya Selatan

  14 Gunung Anyar 26,188 25,932 52,120

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Laki-laki Perempuan Surabaya Pusat

  13 Tenggilis Mejoyo 27,386 27,475 54,861

  12 Rungkut 52,120 51,926 104,046

  11 Gubeng 67,403 69,218 136,621

  10 Tambaksari 108,625 108,475 217,100

  9 Bulak 20,446 20,196 40,642 Surabaya Timur

  8 Kenjeran 74,597 72,160 146,757

  7 Krembangan 58,136 57,502 115,638

  6 Semampir 92,390 90,141 182,531

  5 Pabean Cantikan 41,419 40,964 82,383

  4 Simokerto 48,905 48,808 97,713 Surabaya Utara

  3 Bubutan 50,909 50,903 101,812

  2 Genteng 29,387 29,886 59,273

  1 Tegalsari 50,843 50,873 101,716

  28 Benowo 28,145 27,609 55,754

  No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Laki-laki Perempuan

  

7 Krembangan 834 115,638 139 Rendah

  16 Mulyorejo 1,421 82,773

  44 Rendah

  15 Sukolilo 2,368 104,893

  54 Rendah

  14 Gunung Anyar 971 52,120

  99 Rendah

  13 Tenggilis Mejoyo 552 54,861

  49 Rendah

  12 Rungkut 2,108 104,046

  

11 Gubeng 799 136,621 171 Sedang

  

10 Tambaksari 899 217,100 241 Sedang

  60 Rendah Surabaya Timur

  9 Bulak 672 40,642

  

8 Kenjeran 777 146,757 189 Sedang

  

6 Semampir 876 182,531 208 Sedang

  

29 Pakal 27,042 26,430 53,472

  

5 Pabean Cantikan 680 82,383 121 Rendah

  

4 Simokerto 259 97,713 377 Tinggi

Surabaya Utara

  

3 Bubutan 386 101,812 264 Tinggi

  

2 Genteng 405 59,273 146 Rendah

  

1 Tegalsari 429 101,716 237 Sedang

  Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Kategori Surabaya Pusat

Tabel 2.2. Kepadatan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014 No Kecamatan

  3. Kepadatan Rendah : kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha Kepadatan penduduk di Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

  2. Kepadatan Sedang : kepadatan penduduk 150 s/d 250 jiwa/Ha

  1. Kepadatan Tinggi : kepadatan penduduk > 250 jiwa/Ha

  Kepadatan penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar dalam suatu kawasan tertentu, sehingga apabila jumlah penduduk tersebut tersebar dalam suatu kawasan yang sempit tentunya akan membuat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi, dibanding apabila tersebar di suatu kawasan yang luas. Angka kepadatan penduduk tersebut kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :

  Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

  

31 Sambikerep 29,522 29,044 58,566

JUMLAH 1,430,985 1,422,676 2,853,661

  

30 Lakarsantri 24,716 23,768 48,484

  58 Rendah

  No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Kategori Surabaya Selatan

  28 Benowo 2,373 55,754

  4 Simokerto 7.973 Surabaya Utara

  3 Bubutan 4.500

  2 Genteng 2.910

  1 Tegalsari 4.980

Tabel 2.3. Jumlah dan Persebaran Rumah tangga Miskin Kota Surabaya Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga (KK) Surabaya Pusat

  Penduduk miskin di Surabaya tersebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah total mencapai 110.117 rumah tangga (KK). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sekitar 19,29% penduduk di Kota Surabaya termasuk dalam keluarga pra sejahtera. Jumlah dan persebaran penduduk miski Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.

  86 Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015 B. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebarannya

  25 Rendah JUMLAH 33,263 2,853,661

  31 Sambikerep 2,368 58,566

  26 Rendah

  30 Lakarsantri 1,899 48,484

  24 Rendah

  29 Pakal 2,207 53,472

  23 Rendah

  28 Rendah

  

17 Sawahan 693 201,721 291 Tinggi

  53 Rendah

  

18 Wonokromo 847 159,964 189 Sedang

  19 Karangpilang 923 70,322

  76 Rendah

  20 Dukuh Pakis 994 58,429

  59 Rendah

  21 Wiyung 1,246 65,742

  

22 Wonocolo 677 78,337 116 Rendah

  27 Asemrowo 1,544 42,973

  23 Gayungan 607 44,092

  73 Rendah

  

24 Jambangan 419 47,548 113 Rendah

Surabaya Barat

  25 Tandes 1,107 89,469

  81 Rendah

  

26 Sukomanunggal 923 97,909 106 Rendah

  5 Pabean Cantikan 6.434

  No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga (KK)

  

21 Wiyung 1.466

  Pertumbuhan penduduk berdasarkan konsepsi statistik adalah angka rata-rata yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai prosentase dari penduduk tahun dasar perhitungan. Berdasarkan hasil registrasi penduduk dari tahun 2008-2014, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang dinamis. Pada tahun 2009, jumlah penduduk di Kota Surabaya mengalami pertumbuhan sebesar 1,23%, begitu pula yang

  Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

  

31 Sambikerep 1.617

JUMLAH 110.117

  

30 Lakarsantri 1.871

  

29 Pakal 732

  

28 Benowo 1.088

  

27 Asemrowo 1.189

  

26 Sukomanunggal 2.170

  

25 Tandes 2.174

  

24 Jambangan 1.411

Surabaya Barat

  

23 Gayungan 865

  

22 Wonocolo 1.645

  

20 Dukuh Pakis 2.011

  

6 Semampir 15.462

  

19 Karangpilang 1.740

  

18 Wonokromo 5.866

  

17 Sawahan 8.094

  

16 Mulyorejo 1.971

Surabaya Selatan

  

15 Sukolilo 3.597

  

14 Gunung Anyar 1.590

  

13 Tenggilis Mejoyo 859

  

12 Rungkut 3.346

  

11 Gubeng 2.861

  

10 Tambaksari 9.884

  

9 Bulak 1.053

Surabaya Timur

  

8 Kenjeran 3.623

  

7 Krembangan 5.135

C. Proyeksi Jumlah Penduduk Lima Tahun ke Depan

  dialami pada tahun 2011 hingga tahun 2013, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami peningkatan berturut-turut 3,24%; 3,25%; dan 2,40%. Namun pada tahun 2010 dan tahun 2014, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami penurunan mencapai 0,3% dan 10,84%. Penurunan jumlah penduduk yang signifikan di Kota Surabaya pada tahun 2014 dimungkinkan terjadi karena beberapa sebab, diantaranya adalah adanya metode perhitungan jumlah penduduk yang baru, serta belum teregistrasinya seluruh penduduk Kota Surabaya karena belum membuat KTP Elektronik (E-KTP). Secara lebih rinci, pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun 2008 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008-2014 Persentase Jenis Kelamin (Jiwa) Jumlah Pertumbuhan Tahun (Jiwa) Jumlah Laki-Laki Perempuan Penduduk (%)

  • 2008 1,453,135 1,449,372 2,902,507 2009 1,474,874 1,463,351 2,938,225

  1.23 2010 1,469,916 1,459,612 2,929,528 (0.30) 2011 1,517,341 1,506,980 3,024,321

  3.24 2012 1,566,072 1,559,504 3,125,576 3.35 2013 1,602,875 1,597,579 3,200,454 2.40 2014 1,430,985 1,422,676 2,853,661 (10.84)

  Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

  Berdasarkan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2008-2014, maka pertumbuhan penduduk rata-rata selama tujuh tahun adalah sebesar 0,15%. Dengan demikian proyeksi jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021 dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021 Jumlah Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) No Kecamatan Penduduk 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2014 (Jiwa) Surabaya Pusat

  1 Tegalsari 101.716 101.869 102.021 102.174 102.328 102.481 102.635 102.789

  2 Genteng 59.273 59.362 59.451 59.540 59.629 59.719 59.808 59.898

  3 Bubutan 101.812 101.965 102.118 102.271 102.424 102.578 102.732 102.886

  4 Simokerto 97.713 97.860 98.006 98.153 98.301 98.448 98.596 98.744 Surabaya Utara

  Pabean

  5 Cantikan 82.383 82.507 82.630 82.754 82.878 83.003 83.127 83.252

  6 Semampir 182.531 182.805 183.079 183.354 183.629 183.904 184.180 184.456

  7 Krembangan 115.638 115.811 115.985 116.159 116.333 116.508 116.683 116.858

  8 Kenjeran 146.757 146.977 147.198 147.418 147.640 147.861 148.083 148.305

  9 Bulak 40.642 40.703 40.764 40.825 40.886 40.948 41.009 41.071 Surabaya Timur

  10 Tambaksari 217.100 217.426 217.752 218.078 218.406 218.733 219.061 219.390

  11 Gubeng 136.621 136.826 137.031 137.237 137.443 137.649 137.855 138.062

  12 Rungkut 104.046 104.202 104.358 104.515 104.672 104.829 104.986 105.143 Tenggilis 13 54.861 54.943 55.026 55.108 55.191 55.274 55.357 55.440 Mejoyo

  14 Gunung Anyar 52.120 52.198 52.276 52.355 52.433 52.512 52.591 52.670

  15 Sukolilo 104.893 105.050 105.208 105.366 105.524 105.682 105.841 105.999

  16 Mulyorejo 82.773 82.897 83.022 83.146 83.271 83.396 83.521 83.646

  Profil Kota Surabaya2 - 12

  Profil Kota Surabaya2 - 13

  25 Tandes 89.469 89.603 89.738 89.872 90.007 90.142 90.277 90.413

  31 Sambikerep 58.566 58.654 58.742 58.830 58.918 59.007 59.095 59.184 JUMLAH 2.853.661 2.857.941 2.862.228 2.866.522 2.870.822 2.875.128 2.879.440 2.883.760

  30 Lakarsantri 48.484 48.557 48.630 48.703 48.776 48.849 48.922 48.995

  29 Pakal 53.472 53.552 53.633 53.713 53.794 53.874 53.955 54.036

  28 Benowo 55.754 55.838 55.921 56.005 56.089 56.173 56.258 56.342

  27 Asemrowo 42.973 43.037 43.102 43.167 43.231 43.296 43.361 43.426

  26 Sukomanunggal 97.909 98.056 98.203 98.350 98.498 98.646 98.793 98.942

  24 Jambangan 47.548 47.619 47.691 47.762 47.834 47.906 47.978 48.050 Surabaya Barat

  No Kecamatan Jumlah Penduduk 2014 (Jiwa) Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Surabaya Selatan

  23 Gayungan 44.092 44.158 44.224 44.291 44.357 44.424 44.490 44.557

  22 Wonocolo 78.337 78.455 78.572 78.690 78.808 78.926 79.045 79.163

  21 Wiyung 65.742 65.841 65.939 66.038 66.137 66.237 66.336 66.435

  20 Dukuh Pakis 58.429 58.517 58.604 58.692 58.780 58.869 58.957 59.045

  19 Karangpilang 70.322 70.427 70.533 70.639 70.745 70.851 70.957 71.064

  18 Wonokromo 159.964 160.204 160.444 160.685 160.926 161.167 161.409 161.651

  17 Sawahan 201.721 202.024 202.327 202.630 202.934 203.238 203.543 203.849

  Sumber : Hasil Analisa, 2016

D. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi

  Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan perdesaan. Penentuan asumsi URGD untuk provinsi dikelompokkan menjadi tiga: a. URGD Tinggi, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan antara penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan lebih dari 30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD tinggi diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 10 persen setiap 5 tahun. b. URGD Sedang, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan antara 20-30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD sedang diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 7 persen setiap 5 tahun. c. URGD Rendah, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan di bawah 20 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD rendah diasumsikan terjadi kenaikan URGD sebesar 5 persen setiap 5 tahun. Rumus perhitungan penduduk daerah perkotaan dengan metode URGD adalah:

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan A. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB umumnya digunakan sebagai indikator kinerja perekonomian suatu negara. Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dapat digunakan untuk melihat struktur ekonomi, sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) digunakan untuk melihat nilai pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan perhitungan PDRB sebelumnya, dasar perhitungan PDRB saat ini tidak lagi menggunakan angka tahun dasar 2000 melainkan menggunakan angka tahun dasar 2010. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan BPS setiap 5 atau 10 tahun sekali yang mana perubahan tersebut bertujuan untuk mengukur keakuratan perkembangan perekonomian terkini. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008

  System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables

  (SUT). Salah satu implikasi perubahan ini adalah meningkatnya nominal PDRB dan perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori lapangan usaha. Untuk mengetahui perkembangan PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku Seri Tahun Dasar 2010 selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.6. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa PDRB Kota Surabaya ADHB menunjukkan tren yang semakin meningkat meskipun peningkatannya mengalami sedikit perlambatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Nilai PDRB ADHB Kota Surabaya pada tahun 2010 sebesar Rp231.204.741,0 juta; pada tahun 2011 sebesar Rp261.772.342,4 juta; pada tahun 2012 sebesar Rp293.180.803,8 juta; pada tahun 2013 sebesar Rp327.926.129,6 juta pada tahun 2014 sebesar Rp365.073.140,3 juta dan pada tahun 2015 sebesar Rp407.703.251,8 juta. Berdasarkan strukturnya, sampai saat ini kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor masih menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya, dengan kontribusi sebesar Rp Rp109.971.647,3 juta pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 64,25 persen dibanding dengan tahun 2010 sebesar Rp66.954.860,1 juta. Pada urutan kedua, kategori dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB yaitu kategori industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 19,46 persen pada tahun 2015, diikuti kategori penyediaan akomodasi makan dan minum dengan kontribusi sebesar 15,30 persen. Berikut ini adalah rekapitulasi nilai dan kontribusi kategori dalam PDRB ADHB Tahun 2010-2015.

Tabel 2.6. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Seri Tahun Dasar 2010 Tahun 2010

  Kategori Uraian

A 431.542,70 0,19 460.810,40 0,18 523.828,10 0,18 607.866,70 0,19 671.564,30 0,18 750.070,80 0,18

Perikanan Pertanian, Kehutanan, dan (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % 2010 2011 2012 2013 2014 2015* –2015 (dalam Juta Rp)

B Pertambangan dan Penggalian 16.714,40 0,01 18.135,10 0,01 19.364,40 0,01 21.401,50 0,01 24.336,10 0,01 27.587,50 0,01

C Industri Pengolahan 45.351.158,50 19,6 50.544.589,60 19,3 57.162.324,80 19,5 62.295.293,60

E Sampah, Limbah dan Daur 416.581,90 0,18 466.086,40 0,18 497.833,70 0,17 543.488,90 0,17 572.049,40 0,16 613.427,10 0,15

D Pengadaan Listrik dan Gas 1.948.227,10 0,84 2.389.674,20 0,91 2.483.997,00 0,85 1.951.115,40 0,59 1.978.907,20 0,54 1.997.909,40 0,49

Pengadaan Air, Pengelolaan 19 70.661.843,10 19,4 79.334.006,90 19,46 G Eceran; Reparasi Mobil dan 66.954.860,10

F Konstruksi 23.729.940,10 10,3 27.121.124,20 10,4 29.895.785,90 10,2 33.747.471,60 10,3 37.891.835,80 10,4 41.833.616,60 10,26

Sepeda Motor Perdagangan Besar dan Ulang 29 76.324.230,10 29,2 83.247.148,70 28,4 92.633.744,40 28,3 99.966.844,30 27,4 109.971.647,30 26,97

H Transportasi dan Pergudangan 10.966.478,70 4,74 12.475.013,60 4,77 14.197.124,80 4,84 16.243.530,70 4,95 18.927.734,90 5,18 21.544.921,60 5,28

K Jasa Keuangan dan Asuransi 9.947.341,90 4,3 11.360.435,20 4,34 13.741.235,90 4,69 16.897.668,30 5,15 19.275.906,50 5,28 21.872.423,80 5,36

I 31.651.758,60 13,7 35.963.839,60 13,7 40.924.252,80

J Informasi dan Komunikasi 13.366.551,40 5,78 14.902.225,00 5,69 16.922.208,60 5,77 19.038.483,00 5,81 20.137.828,30 5,52 22.080.942,60 5,42

Makan Minum Penyediaan Akomodasi dan 14 46.517.650,30 14,2 54.062.910,60 14,8 62.389.404,20 15,3

M,N Jasa Perusahaan 5.697.320,80 2,46 6.392.280,60 2,44 7.202.186,90 2,46 8.072.649,60 2,46 8.889.028,20 2,43 9.814.203,90 2,41

O Pertahanan dan Jaminan 3.736.741,00 1,62 4.024.781,60 1,54 4.640.657,80 1,58 4.966.805,20 1,51 5.183.606,10 1,42 5.420.318,80 1,33

L Real Estate 6.105.900,00 2,64 7.091.189,20 2,71 7.901.293,40 2,7 8.747.166,70 2,67 9.372.176,50 2,57 10.420.100,50 2,56

Sosial Wajib Administrasi Pemerintahan,

R,S,T,U Jasa lainnya 3.905.535,60 1,69 4.321.651,60 1,65 4.459.133,80 1,52 4.839.845,20 1,48 5.382.299,40 1,47 5.977.113,70 1,47

Q 1.533.114,20 0,66 1.867.781,80 0,71 2.154.866,50 0,73 2.472.708,30 0,75 2.814.318,80 0,77 3.210.799,00 0,79

P Jasa Pendidikan 5.444.974,10 2,36 6.048.494,00 2,31 7.207.560,50 2,46 8.329.240,00 2,54 9.259.950,70 2,54 10.444.758,10 2,56

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial PDRB 231.204.741,00 100 261.772.342,40 100 293.180.803,80 100 327.926.129,60 100 365.073.140,30 100 407.703.251,80 100

PDRB TANPA MIGAS

  231.200.489,40 100 261.768.059,70 100 293.176.314,30 100 327.920.574,60 100 365.067.353,60 100 407.697.198,40 100 Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara

  Profil Kota Surabaya2 - 16

Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Seri Tahun Dasar 2010 Tahun 2010

  Kategori Uraian

A 431.542,70 0,19 440.989,20 0,18 467.099,50 0,18 504.369,80 0,18 522.264,90 0,17 544.254,20 0,17

Perikanan Pertanian, Kehutanan, dan (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % 2010 2011 2012 2013 2014 2015 –2015 (dalam Juta Rp)

C Industri Pengolahan 45.351.158,50 19,62 47.601.826,00 19,22 51.100.743,70 19,22 54.450.456,30 19,03 59.358.226,50 19,44 63.544.418,50 19,63

D Pengadaan Listrik dan Gas 1.948.227,10 0,84 1.828.007,40 0,74 1.643.231,50 0,62 1.610.562,40 0,56 1.569.076,30 0,51 1.519.805,90 0,47

B Pertambangan dan Penggalian 16.714,40 0,01 17.134,00 0,01 17.440,30 0,01 18.095,30 0,01 18.674,90 0,01 19.287,40 0,01

E Sampah, Limbah dan Daur 416.581,90 0,18 451.699,80 0,18 460.964,60 0,17 470.737,00 0,16 474.422,90 0,16 479.309,50 0,15

Pengadaan Air, Pengelolaan

G Eceran; Reparasi Mobil dan 66.954.860,10 28,96 72.316.558,10 29,20 77.408.102,50 29,11 82.675.259,20 28,90 86.711.515,10 28,40 91.681.928,70 28,32

F Konstruksi 23.729.940,10 10,26 25.457.717,00 10,28 27.182.986,40 10,22 29.357.611,80 10,26 31.368.882,70 10,27 32.287.990,90 9,98

Sepeda Motor Perdagangan Besar dan Ulang

H Transportasi dan Pergudangan 10.966.478,70 4,74 11.742.106,70 4,74 12.667.180,20 4,76 13.686.933,80 4,78 14.843.763,20 4,86 15.878.997,20 4,91

K Jasa Keuangan dan Asuransi 9.947.341,90 4,30 10.687.470,10 4,31 11.781.104,00 4,43 13.778.309,00 4,82 14.842.875,70 4,86 15.852.550,80 4,90

J Informasi dan Komunikasi 13.366.551,40 5,78 14.710.691,80 5,94 16.403.598,20 6,17 18.494.072,80 6,47 19.701.365,90 6,45 20.938.611,60 6,47

I 31.651.758,60 13,69 34.358.762,80 13,87 36.714.484,90 13,81 39.334.025,30 13,75 42.503.082,60 13,92 45.780.530,20 14,14

Makan Minum Penyediaan Akomodasi dan

M,N Jasa Perusahaan 5.697.320,80 2,46 6.006.001,60 2,42 6.282.187,60 2,36 6.586.339,70 2,30 7.011.356,20 2,30 7.437.646,70 2,30

O Pertahanan dan Jaminan 3.736.741,00 1,62 3.818.575,60 1,54 3.931.910,90 1,48 3.981.240,60 1,39 4.004.411,50 1,31 4.032.041,90 1,25

L Real Estate 6.105.900,00 2,64 6.631.618,10 2,68 7.314.011,60 2,75 7.747.001,10 2,71 8.264.384,50 2,71 8.774.297,10 2,71

Sosial Wajib Admin Pemerintahn,

R,S,T,U Jasa lainnya 3.905.535,60 1,69 4.122.058,50 1,66 4.222.224,60 1,59 4.419.444,70 1,54 4.620.617,80 1,51 4.790.194,50 1,48

Q 1.533.114,20 0,66 1.809.687,80 0,73 2.018.033,50 0,76 2.183.940,10 0,76 2.348.390,80 0,77 2.527.338,10 0,78

P Jasa Pendidikan 5.444.974,10 2,36 5.685.743,60 2,30 6.276.776,60 2,36 6.758.833,10 2,36 7.144.694,90 2,34 7.593.381,70 2,35

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial PDRB 231.204.741,10 100 247.686.648,10 100 265.892.080,70 100 286.057.232,00 100 305.308.006,20 100 323.682.584,90 100 PDRB TANPA MIGAS 231.200.489,40 100 247.682.189,80 100 265.887.369,60 100 286.052.384,50 100 305.303.101,90 100 323.677.627,20 100

  Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara

  Profil Kota Surabaya2 - 17

Tabel 2.7 menunjukkan bahwa PDRB Kota Surabaya ADHK terus mengalami

  peningkatan selaras dengan peningkatan pada PDRB ADHB. Peningkatan ini didukung oleh seluruh peningkatan kategori ekonomi pembentuk PDRB. Nilai PDRB ADHK Kota Surabaya pada tahun 2010 sebesar Rp231.204.741,1 juta; tahun 2011 sebesar Rp247.686.648,1 juta; tahun 2012 sebesar Rp265.892.080,7 juta; tahun 2013 sebesar Rp286.057.232 juta; tahun 2014 sebesar Rp305.308.006,2 juta dan pada tahun 2015 sebesar Rp323.682.584,9 juta.

  Berdasarkan komposisinya, sama halnya dengan PDRB ADHB, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada setiap tahun mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya terbesar dengan kontribusi masing-masing tahun dengan nilai Rp66.954.860,1 juta, Rp72.316.558,1 juta, Rp77.408.102,5 juta, Rp82.675.259,2 juta, Rp86.711.515,1 juta, dan pada tahun 2015 sebesar Rp 91.681.928,7 juta. Adapun kategori lapangan usaha lainnya yang memberikan kontribusi tinggi selanjutnya yaitu kategori industri pengolahan dan penyedia akomodasi dan makanan minuman. Berikut ini disajikan tabel kontribusi kategori lapangan usaha PDRB ADHB dan ADHK Kota Surabaya tahun 2010-2015 dalam satuan persentase.

  Selaras dengan uraian sebelumnya, adanya perubahan metode perhitungan PDRB yang menganut konsep perhitungan System of Nasional Accounts 2008 (SNA 2008) memberikan implikasi perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori lapangan usaha. Konsep tersebut memiliki penambahan utamanya dalam bidang informasi dan teknologi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru.

  Meskipun demikian, struktur ekonomi Kota Surabaya masih memiliki pola yang sama seperti tahun sebelum-sebelumnya, dimana kategori yang mendominasi dalam berkontribusi terhadap perekonomian Kota Surabaya yaitu kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, industri pengolahan serta akomodasi dan makanan minuman. Tingginya kontribusi ketiga kategori tersebut selaras dengan maraknya aktivitas ekonomi mulai dari bisnis ritel hingga perdagangan besar (grosir) yang terus tumbuh pesat di Kota Surabaya. Dengan jumlah penduduk Kota Surabaya yang mendekati 3 juta jiwa menjadikan nilai tambah bagi pelaku pasar. Disamping itu, kondisi ekonomi ekonomi yang relatif stabil serta daya beli masyarakat yang tinggi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis untuk memperluas pasarnya di Kota Surabaya. Selama tahun 2011-2015 kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor memberikan kontribusi rata-rata sebesar 28 persen terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya.

  Sebagai penggerak utama perekonomian Kota Surabaya, pesatnya aktivitas perdagangan tersebut tentunya menjadi pengungkit (multiflier effect) bagi aktivitas lapangan usaha lainnya seperti aktivitas industri, penyediaan akomodasi dan makanan minuman serta aktivitas jasa lainnya. Hal itu terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas perdagangan maka semakin meningkat pula permintaan barang dan jasa pada aktivitas industri. Berdasarkan keterkaitan tersebut membuat kategori industri pengolahan menjadi kategori lapangan usaha yang dominan kedua setelah kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi rata-rata sebesar 19 persen terhadap PDRB Kota Surabaya selama tahun 2011-2015.

  Sementara kategori akomodasi dan makanan minuman selama 5 tahun terakhir memberikan kontribusi rata-rata sebesar 14,39 persen terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya. Potensi aktivitas akomodasi dan makanan minuman di Kota Surabaya sangatlah besar. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh pembangunan hotel, wisma serta tempat makan mulai dari warung kecil hingga restoran yang terus bermunculan mengikuti pesatnya perkembangan ekonomi Kota Surabaya. Ditambah lagi, semakin modernnya perilaku hidup masyarakat Kota Surabaya turut mendukung tumbuhnya aktivitas kategori akomodasi dan makanan minuman dari tahun ke tahun. Kategori selanjutnya yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya yaitu kategori transportasi dan pergudangan; kategori infomasi dan komunikasi serta kategori jasa keuangan dan asuransi dengan kontribusi rata-rata sebesar 5 persen setiap tahunnya. Selain nilai PDRB ADHB dan ADHK, kondisi lebih jauh kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per kategori lapangan usaha. Selama kurun waktu 5 tahun pertumbuhan kategori pembentuk PDRB Kota Surabaya tumbuh cukup bervariasi namun masih memiliki kecenderungan yang sama. Kesamaan tersebut terlihat dari lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun. Pertumbuhan yang tinggi masih dicapai oleh lapangan usaha yang mendominasi struktur ekonomi Kota Surabaya meskipun mengalami kecenderungan yang melambat yaitu kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; industri pengolahan, penyedia akomodasi dan makanan minuman. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.8.

  Bahkan dalam perhitungan sistem SNA 2008 terdapat lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan sangat tinggi yaitu kategori informasi dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 22,07 ditahun 2010 dan tumbuh secara berkelanjutan hingga tahun 2015 yang mencapai 6,28 persen dan menjadi kategori lapangan usaha yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya. Kategori lapangan usaha baru lainnya yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya yaitu kategori Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh selaras dengan tingginya perputaran uang di Kota Surabaya. Pada tahun 2013 kategori ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi mencapai 16,95 persen dan pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu mencapai 6,80 persen. Hal tersebut terjadi sebagai dampak tidak stabilnya sektor keuangan akibat meningkatnya suku bunga BI rate yang direspon oleh menurunnya penyerapan kredit di sektor perbankan. Sementara jasa perusahaan juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu sebesar 6,08 persen di tahun 2015 akibat semakin pesatnya aktivitas ekonomi di Kota Surabaya. Adapun kategori lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang rendah yaitu kategori pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, administrasi pemerintahan. pertahanan dan jaminan sosial; serta jasa lainnya. Berdasarkan rinciannya, hampir seluruh kategori lapangan usaha pembentuk PDRB Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang positif terkecuali kategori pengadaan listrik dan gas. Kategori tersebut mengalami pertumbuhan yang negatif selama ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang mencabut subsidi sehingga mempengaruhi produktivitas pada aktivitas lapangan usaha pengadaan listrik dan gas.

Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Seri Tahun Dasar 2010 Tahun 2010 – 2015

  

Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,93 2,19 5,92 7,98 3,55 4,21

B Pertambangan dan Penggalian 2,42 2,51 1,79 3,76 3,20 3,28 C Industri Pengolahan 3,91 4,96 7,35 6,56 9,01 7,05

  

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,43 -6,17 -10,11 -1,99 -2,58 -3,14

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

  7,16 8,43 2,05 2,12 0,78 1,03 F Konstruksi 4,22 7,28 6,78 8,00 6,85 2,93 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,59 8,01 7,04 6,80 4,88 5,73

  

H Transportasi dan Pergudangan 4,65 7,07 7,88 8,05 8,45 6,97

  I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,74 8,55 6,86 7,13 8,06 7,71 J Informasi dan Komunikasi 22,07 10,06 11,51 12,74 6,53 6,28

K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,28 7,44 10,23 16,95 7,73 6,80

L Real Estate 9,02 8,61 10,29 5,92 6,68 6,17

  

M,N Jasa Perusahaan 4,11 5,42 4,60 4,84 6,45 6,08