DOCRPIJM 1505367121BAB VI ASPEK TEKNIS PERSEKTOR
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
06
ASPEK TEKNIS PERSEKTOR
6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
6.1.1
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan
Permukiman
A. Isu Strategis Dan Permasalahan
Isu strategis terkait pengembangan dan pembangunan Permukiman di Kabupaten
Halmahera Barat yaitu :
1. Kebutuhan sarana dan prasarana permukiman yang semakin meningkat,
2. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman pada kawasan strategis
seperti daerah pertambangan dan sekitar daerah transmigrasi.
3. Daya tarik perkotaan menimbulkan tingginya penggunaan lahan permukiman, seperti
perdagangan dan jasa, dan pelabuhan,
4. Koneksitas
wilayah
dan
kawasan
antar
kabupaten
terkait
perkembangan
permukiman memicu pertumbuhan cukup tinggi,
5. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana dasar permukiman.
6. Masih banyaknya rumah yang tidak layak huni (bersifat temporer), baik ditinjau dari
kondisi bangunan, segi kesehatan, keindahan, sosial budaya dan lingkungan hidup.
Perda Kabupaten Halmahera Barat :
1.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat
Nomor. 1 Tahun 2011 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 16 Tahun
2008 tentang Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Halmahera
Barat.
2.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat
Nomor 1 Tahun 2012 tentang
penetapan Penetapan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Halmahera Barat.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 1
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
3.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan.
4.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organ
dan Kepegawaian Perusahan Daerah Air Minum Kabupaten Halmahera Barat.
B. Kawasan Permukiman Kumuh
Lokasi kawasan permukiman kumuh Kabupaten Halmahera Barat berada di kawasan
Gufasa, Gamlamo, Tuada, Tongute, Goin, Sidangoli Dehe dan Sidangoli Gam, dengan luas
kawasan permukiman kumuh mencapai 104,31 Ha.
Table 6.1
Kawasan permukiman kumuh Kab. Halmahera Barat
Sumber : Bangkim PU Malut, 2014
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 2
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.1 : Peta Kawasan permukiman kumuh Kab. Halmahera Barat
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 3
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.2 : Peta Kawasan permukiman kumuh GUFASA
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 4
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.3 : Peta Kawasan permukiman kumuh GAMLAMO
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 5
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.4 : Peta Kawasan permukiman kumuh TUADA
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 6
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.5 : Peta Kawasan permukiman kumuh TONGUTE TERNATE
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 7
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.6 : Peta Kawasan permukiman kumuh GOIN
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 8
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.7 : Peta Kawasan permukiman kumuh SIDANGOLI DEHE
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 9
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.8 : Peta Kawasan permukiman kumuh SIDANGOLI GAM
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 10
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.1.2
Analisa Kebutuhan Permukiman
Berdasarkan RTRW Kabupaten Halmahera Barat, Kebutuhan pengembangan perumahan di
Kabupaten Halmahera Barat didasarkan pada jumlah penduduk, baik untuk pengembangan
permukiman di daerah perkotaan maupun perdesaan. Perhitungan didasarkan pada asumsi
sebagai berikut :
•
Jumlah jiwa per-keluarga adalah 5 orang;
•
Tipe rumah dibagi ke dalam 3 kapling, yaitu Besar, Sedang dan Kecil;
•
Luas kapling dari masing-masing tipe rumah adalah : Besar (900 m2/unit), Sedang
(600 m2/unit) dan Kecil (300 m2/unit);
•
Komposisi jumlah kebutuhan menurut tipe didasarkan pola 1 : 3 : 6, dengan kata lain
dari setiap 100 rumah yang dibutuhkan akan terdiri dari 10 unit tipe besar, 30 unit
tipe sedang, dan 60 unit tipe kecil.
Luas kebutuhan lahan perumahan yang dihitung belum termasuk kebutuhan lahan untuk
fasilitas umum dan prasarana penunjang (jalan, taman, dll). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.2
Kebutuhan Sarana Perumahan Kabupaten Halmahera Barat
No
(1)
1
2
3
Kecamatan
(2)
Jailolo
Jailolo
Timur
Jailolo
Selatan
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
KK
Kav. Kecil
Unit
Kav. Sedang
Kav. Besar
Unit
Unit
(8)
1.527
Luas
(Ha)
(9)
92
Luas
(Ha)
(3)
2009
(4)
25.449
(5)
5.090
(6)
3.054
Luas
(Ha)
(7)
92
(10)
509
Luas
(Ha)
(11)
46
(12)
229
2014
27.268
5.454
3.272
98
1.636
98
545
49
245
2019
29.217
5.843
3.506
105
1.753
105
584
53
263
2024
31.304
6.261
3.757
113
1.878
113
626
56
282
2029
33.541
6.708
4.025
121
2.012
121
671
60
302
2009
4.976
995
597
18
299
18
100
9
45
2014
5.331
1.066
640
19
320
19
107
10
48
2019
5.712
1.142
685
21
343
21
114
10
51
2024
6.121
1.224
734
22
367
22
122
11
55
2029
6.558
1.312
787
24
394
24
131
12
59
2009
19.078
3.816
2.290
69
1.145
69
382
34
172
2014
20.441
4.088
2.453
74
1.226
74
409
37
184
2019
21.902
4.380
2.628
79
1.314
79
438
39
197
2024
23.467
4.693
2.816
84
1.408
84
469
42
211
2029
25.144
5.029
3.017
91
1.509
91
503
45
226
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 11
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
No
(1)
4
5
6
7
8
9
Kecamatan
(2)
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
Kabupaten
Halmahera Barat
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
KK
Kav. Kecil
Unit
Kav. Sedang
Kav. Besar
Unit
Unit
(8)
617
Luas
(Ha)
(9)
37
Luas
(Ha)
(3)
2009
(4)
10.279
(5)
2.056
(6)
1.234
Luas
(Ha)
(7)
37
(10)
206
Luas
(Ha)
(11)
19
(12)
93
2014
11.014
2.203
1.322
40
661
40
220
20
99
2019
11.801
2.360
1.416
42
708
42
236
21
106
2024
12.644
2.529
1.517
46
759
46
253
23
114
2029
13.547
2.709
1.625
49
813
49
271
24
122
2009
8.202
1.640
984
30
492
30
164
15
74
2014
8.788
1.758
1.055
32
527
32
176
16
79
2019
9.416
1.883
1.130
34
565
34
188
17
85
2024
10.089
2.018
1.211
36
605
36
202
18
91
2029
10.810
2.162
1.297
39
649
39
216
19
97
2009
10.676
2.135
1.281
38
641
38
214
19
96
2014
11.439
2.288
1.373
41
686
41
229
21
103
2019
12.256
2.451
1.471
44
735
44
245
22
110
2024
13.132
2.626
1.576
47
788
47
263
24
118
2029
14.071
2.814
1.688
51
844
51
281
25
127
2009
11.456
2.291
1.375
41
687
41
229
21
103
2014
12.274
2.455
1.473
44
737
44
246
22
110
2019
13.151
2.630
1.578
47
789
47
263
24
118
2024
14.091
2.818
1.691
51
845
51
282
25
127
2029
15.098
3.020
1.812
54
906
54
302
27
136
2009
8.345
1.669
1.001
30
501
30
167
15
75
2014
8.941
1.788
1.073
32
536
32
179
16
80
2019
9.580
1.916
1.150
34
575
34
192
17
86
2024
10.264
2.053
1.232
37
616
37
205
18
92
2029
10.998
2.200
1.320
40
660
40
220
20
99
2009
12.615
2.523
1.514
45
757
45
252
23
114
2014
13.516
2.703
1.622
49
811
49
270
24
122
2019
14.482
2.896
1.738
52
869
52
290
26
130
2024
15.517
3.103
1.862
56
931
56
310
28
140
2029
16.626
3.325
1.995
60
998
60
333
30
150
2009
111.076
22.215
13.329
400
6.665
400
2.222
200
1.000
2014
119.012
23.803
14.282
428
7.141
428
2.380
214
1.071
2019
140.668
28.131
16.879
506
8.439
506
2.813
253
1.266
2024
136.629
27.325
16.395
492
8.198
492
2.733
246
1.230
2029
146.393
29.279
17.567
527
8.784
527
2.928
264
1.318
Sumber : RTRW Kab. Hal-Bar
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 12
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.1.3
Program Pengembangan Permukiman
Program pengembangan permukiman Kabupaten Halmahera Barat yaitu :
A. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1. Pengembangan Kota Kecil dan Kawasan Pusat Pertumbuhan
2. Pengembangan prasarana dan sarana kawasan tertinggal
3. Pengembangan kawasan perbatasan
4. Pengembangan pulau kecil
5. Revitalisasi kawasan tradisional/bersejarah, kawasan pariwisata dan kawasan
lainnya
6. Pengembangan system jaringan transportasi yang mendukung alur produksi
kawasan perdesaan
7. Penyediaan prasarana dan sarana kawasan perdesaan
B. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
1. Percepatan penyediaan perumahan
2. Penataan dan rehabilitasi lingkungan kawasan permukiman kumuh
3. Penataan dan rehabilitasi lingkungan kawasan permukiman nelayan
4. Revitalisasi kawasan lama
5. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman
6. Penyusunan Perda Bangunan Gedung
6.1.4
Usulan Program Dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Usulan Program Dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Halmahera Barat
dapat dilihat pada Lampiran 6.1
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 13
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
6.2.1
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan Penataan
Bangunan Dan Lingkungan
A. Isu Strategis
1. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dan pengembangan
perekonomian kabupaten sebagaimana terdiri atas:
a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan
kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
b. menciptakan iklim yang kondusif
bagi investasi yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan;
c. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung kawasan;
d. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas sosial
ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup kawasan;
e. mengintensifkan promosi peluang investasi bagi kegiatan ramah lingkungan dan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal; dan
f.
meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
2. Strategi pengembangan kegiatan berbasiskan agrobisnis, perikanan, dan pariwisata
serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada setiap kawasan budidaya terdiri atas :
a. mengembangkan dan menyediakan infrastruktur pendukung pada kawasan-kawasan
agrobisnis, perikanan dan pariwisata;
b. meningkatkan fungsi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana pada setiap
kawasan budidaya;
c. membangun kegiatan perikanan dengan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI); dan
d. membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar untuk
mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta
mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya
3. Strategi untuk menciptakan
keserasian antara pelestarian kawasan lindung dan
pemanfataan kawasan budidaya, terdiri atas :
a. menetapkan kawasan budidaya pada pemanfaatan sumber daya alam di darat
maupun di laut secara sinergis;
b. melakukan pemantapan dan pengendalian kawasan lindung yang ada di kabupaten;
c. memantapkan kawasan hutan lindung melalui pengukuhan dan penataan batas di
lapangan untuk memudahkan pengendaliannya; dan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 14
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
d. melindungi dan menjaga kawasan bencana serta mengidentifikasi kawasan evakuasi
bencana.
4. Strategi pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung terdiri atas :
a. memantapkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung dalam pelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam yang ada di seluruh wilayah
Kabupaten; dan
b. mengupayakan optimalisasi sumberdaya alam.
5. Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan sistem ekologi wilayah terdiri atas :
a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi wilayah;
b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak
negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang dibuang kedalamnya;
d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
e. mengendalikan pemanfatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini maupun generasi masa depan;
f.
mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara
bijaksana,
termasuk
revitalisasi
fungsi
sistem
ekologi
lokal
serta
pembangunan sumber daya baru untuk penghasilan dan pelestarian lingkungan; dan
g. mengelola dumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannnya.
6. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan terdiri atas :
a. mendukung
penetapan
kawasan
strategis
nasional
dengan
fungsi
khusus
pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan khusus pertahanan dan kemanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus
pertahanan dan keamanan; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 15
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
B. Permasalahan Dan Tantangan
Permasalahan Lingkungan :
1. Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan
2. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
3. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/bersejarah
4. Kurang tersedianya ruang terbuka hijau
5. Kurang maksimalnya penataan dan pembangunan sarana prasarana permukiman
kumuh
6. Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir dan Belum
tertanya perijinan Bangunan Telepon Selular (BTS)
7. Belum adanya penataan yang tepadu terhadap Usaha Pedagang Kaki Lima
Permasalahan Bangunan Gedung :
1. Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung. Ini berdampak pada tidak
tertibnya dan ketidak sesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan.
2. Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang
terhadap penataan bangunan gedung. Ini meyebabkan tidak ada sanksi yang tegas
terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembanguan gedung
yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
3. Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan Kabupate4n Halmahera
Barat sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di
kabupaten/kota.
6.2.2
Analisa Kebutuhan Penataan Bangunan Dan Lingkungan
A. Pusat-Pusat Kegiatan
1.
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Jailolo dan Sidangoli.
2.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari :
a. Kedi Kecamatan Loloda;
b. Tongutesungi Kecamatan Ibu; dan
c. Susupu Kecamatan Sahu.
3.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas :
a. Jailolo di Kecamatan Jailolo;
b. Sidangoli di Kecamatan Jailolo Selatan;
c. Tongute Ternate di Kecamatan Ibu Tengah; dan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 16
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
d. Kedi di Kecamatan Loloda
4.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri atas :
a. Bobane Igo di Kecamatan Jailolo Timur;
b. Tabacampaka di Kecamatan Sahu Timur;
c. Adu di Kecamatan Ibu Selatan; dan
d. Tuguis Kecamatan Ibu Utara
B. Kawsan Strategis Kabupaten Halmahera Barat
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
a. Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Jailolo-Sidongoli-Sofiffi
b. Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Tongute ternate-Duano-Kedi
c. Kawasan Perikanan Terpadu Loloda
2. kawasan strategis dari sudut pandang budaya
a. Kawasan Sentra Budaya;
Kawasan sentra budaya ini meliputi kawasan-kawasan yang merupakan sentra kegiatan
budaya suku asli yang terdapat di Kecamatan Ibu Selatan, tepatnya berada di Desa
Talaga, Gamsungi, dan Gamkonora dan Kecamatan Sahu Timur.
b. Kawasan Situs Wisata
Kawasan situs wisata adalah kawasan-kawasan yang diidentifikasi sebagai kawasan
situs-situs wisata yang telah dikaji sebelumnya dan ditetapkan sebagai warisan leluhur.
Untuk itu keberadaanya hendaknya dipertahankan dan dilindungi. Kawasan situs wisata
ini, diantanya: 1) Rumah Adat di Kecamatan Sahu; 2) Pantai Marimbati yang dikenal
sebagai pantai tempat peristirahatan Sultan Ternate, di Kecamatan Jailolo; 3) situs
sejarah Kesultanan Jailolo, berupa benteng – benteng dan peninggalan Pahlawan
Nasional Banau.
C. RDTR Perkotaa Jailolo
Berdasarkan kajian terhadap struktur ruang Kabupaten Halmahera Barat, maka kawasan
Jailolo direncanakan akan dikembangkan dengan fungsi:
Memiliki skala pelayanan sub regional;
Menjadi pusat pengembagan kawasan pemerintahan Kabupaten Halmahera Barat;
Menjadi pusat pengembangan kawasan perdagangan dan jasa;
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 17
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Menjadi pusat pengembangan aktivitas perhubungan khususnya perhubungan darat
dan laut;
Menjadi pusat pengembangan kegiatan produksi;
Menjadi pusat pengembangan pelayanan sosial kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang ada, maka wilayah Kecamatan Jailolo terdiri dari 29 desa.
Tabel 6.3
Desa di Wilayah Kecamatan Jailolo
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
NAMA DESA
Idamdehe
Idamgamsungi
Marimabati
Gamtala
Lolori
Taboso
Hoku-hoku Kie
Akediri
Tedeng
Hatebicara
Acango
Soakonora
Porniti
Gamlamo
Bukumatiti
Gufasa
Jalan Baru
Guaemadu
Galala
Bonbanehena
Payo
Bobo
Saria
Todowongi
Tuada
Matui
Guaeria
Tauro
Bukubualawa
Sumber : RDTR Kota Jailolo
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 18
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
D. RTBL Kawasan Kota Tua Jailolo
Kawasan Perencanaan Masuk dalam lingkup Kecamatan Jailolo dan berdasarkan Rencana
detail Tata Ruang (RDTR) Kota Jailolo merupakan pebagian Blok I dari VII Blok
Pengembangan Wilayah Kota Jailolo.
Sedangkan lingkup Desa yang masuk dalam kawasan perencanaan yaitu desa Gufasa,
Desa Guaemadu, desa Galala, dan desa Jalan baru.
Dengan batas kawasan perencanaan yaitu sebagai Berikut :
- Sebelah Utara : Blok II Kota Jailolo
- Sebelah Timur : Kawasan Hutan Mangrove/bakau
- Sebelah Selatan : Teluk Jailolo
- Sebelah Barat : Blok III Kota Jailolo
Secara umum fungsi utama kawasan yaitu sebagai kawasan perdagangan dan jasa,
sedangkan fungsi pendukung yaitu permukiman, ruang terbuka public dan fasilitas umum
lainnya, yang terbagi dalam beberapa zona pengembangan yaitu :
a. Zona I Gufasa
Peruntukan lahan zona I Gufasa dengan luas 91.4 Ha, dengan
fungsi utama :
perdagangan dan jasa terletak di koridor jalan gufasa, jalan puaen, kawasan pesisir
reklamasi dan sekitar terminal angkutan yang berbatasan dengan zona guaemadu.
fungsi penunjang : permukiman berupa perumahan penduduk yang menyebar di
blok permukiman. Ruang terbuka publik terletak di pesisir kawasan reklamsi Gufasa,
ruang terbuka hijau terletak di pertigaan jalan gufasa. fasilitas umum berupa fasilitas
terminal angkutan kota, perkantoran, dan peribadatan. Hutan bakau terletak di
kawasan pesisir gufasa.
b. Zona II Guaemadu
Peruntukan lahan zona II Guaemadu dengan luas 84.7 Ha, dengan fungsi utama :
perdagangan dan jasa terletak di kawasan reklamai pesisir guaemadu, jalan puaen,
blok pasar tradisional, dan pertokoan berbatasan dengan zona gufasa.
fungsi penunjang : permukiman berupa perumahan penduduk yang menyebar
dilingkup blok permukiman dan koridor jalan. ruang terbuka hijau terletak di sekitar
blok perdagangan sebagai alun-alun perkotaan. fasilitas umum berupa fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan peribadatan dan hutan bakau terletak di kawasan pesisir
Guaemadu.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 19
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
c. Zona III Galala
Peruntukan lahan zona III Galala dengan luas 48.6 Ha, fungsi utama : permukiman
berupa perumahan penduduk
fungsi penunjang : blok perdagangan terletak kawasan reklamasi pesisir Galala ,
ruang terbuka hijau terletak di kawasan reklamasi pesisir, fasilitas umum berupa
fasilitas kesehatan, peribadatan, dan pendidikan.
d. Zona IV Jalan Baru
Peruntukan lahan zona IV Jalan Baru dengan luas 20.7 Ha, dengan fungsi utama :
permukiman berupa perumahan penduduk yang terletak di koridor jalan dan
lingkungan,
fungsi penunjang : fasilitas umum berupa fasilitas pendidikan, perkantoran, dan
peribadatan yang terletak di koridor jalan.
6.2.3
Program-Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Program Penanganan Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kawasan Kota Tua
Jailolo Yaitu :
A. Program Tata Bangunan kawasan Perencanaan
1.
Penataan bangunan komersil kawasan perdagangan Zona Gufasa dan Zona
Guaemadu :
Program Penanganannya :
Penataan Pertokoan
Penataan area parkir pengunjung
Penataan jalur pedestrian
Penataan lampu jalan, parkir dan taman
Penataan garis sempadan bangunan
2.
Penataan bangunan dan koridor jalan Kolektor, Lokal, dan lingkungan Zona Galala,
Guaemadu, Gufasa, dan Jalan Baru :
Program Penanganannya :
Pembangunan dan pelebaran jalan
Pembangunan jalan baru zona masing-masing
Penataan jalur hijau koridor jalan
Penataan jalur pedestrian
penataan perlengkapan jalan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 20
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
penataan garis sempadan jalan dan bangunan
3.
Penataan bangunan fasilitas umum (fasilitas pendidikan, kesehatan, keamanan, dan
perkantoran) secara merata :
Program Penanganannya :
Pembangunan fasilitas pendidikan TK, SD, SMP, dan SMU
Pembangunan fasilitas kesehatan masyarakat
Pembangunan pos-pos pengamanan zona dan lingkungan permukiman
Penyediaan akses untuk penyandang cacat
Penyediaan fasilitas olahraga
Penyediaan fasilitas perpustakaan
4.
Penataan pelabuhan dan dermaga sebagai akses laut yang mampu mendorong
kegiatan ekonomi kawasan :
Program Penanganannya :
Pengembangan Pelabuhan Barang dan Penumpang
Penyediaan Fasilitas terminal pelabuhan
Pengembangan dermaga speedboat
Penyediaan fasilitas terminal dermaga
Penataan Akses pedestrian
5.
Revitalisasi terminal angkutan kota dan pasar tradisional Zona Gufasa dan Guaemadu :
Program Penanganannya ;
Penataan fasilitas terminal angkutan kota
Penyediaan halte di lingkup zona masing-masing
Penataan sirkulasi kendaraan angkutan (angkot dan ojek)
Pengadaan bantuan modal usaha pasar tradisional
Pemenuhan fasilitas pasar tradisional
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 21
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.9 : Peta Rencana Peruntukan Lahan Kawasan Kota Tua Jailolo.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 22
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
B. Program Tata Lingkungan kawasan Perencanaan
1.
Pengembangan kawasan reklamasi pesisir dengan pembangunan jalan baru :
Program Penangannya :
Pembangunan akses jalan kolektor pesisir kawasan yang terhubung dengan wilayah
sekitar
Pengembangan jalur pedestrian/boulevard
Pembangunan landmark kawasan sebagai pencitraan kota
Penataan perlengkapan tempat duduk dan lampu penerangan jalan pesisir
Penataan papan reklame dan tata informasi
Penataan area Pedagang kaki Lima (PKL)
2.
Pengembangan ruang terbuka dan terbuka hijau sebagai sarana kegiatan public dan
penghijauan Zona Gufasa, Guaemadu, Galala, dan Jalan Baru :
Program Penangannya :
Pengembangan Ruang Terbuka Publik (RTP) Reklamasi Zona Gufasa sebagai
wadah kegiatan local, nasional dan internasional
Pengembangan ruang terbuka hijau pesisir
Penanaman pohon pelindung ruang terbuka sebagai peneduh
Penataan lampu penerangan ruang terbuka dan terbuka hijau atau taman
Penataan tempat duduk dan lampu penerangan
3.
Konservasi hutan bakau kawasan pesisir Gufasa, Guaemadu, dan Galala :
Program Penangannya :
Penanaman pohon bakau untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir
Pencegahan buang sampah ke area pantai/pesisir
Peran serta stakeholder dalam konservasi lingkungan
Penataan atraksi wisata hutan bakau
4.
Peningkatan saluran darinase dan system pembuangan air limbah :
Program Penangannya :
Normalisasi sungai dan kali sebagai drainase primer
Penghijauan disekitar sungai/kali (sempadan 15 m dari kiri dan kanan sungai)
Pembangunan drainase sekunder perkotaan, kawasan perdagangan, permikiman
dan fasilitas umum lainnya
Penataan saluran drainase tersier dari lingkup rumah dan atau lingkungan
permukiman
5.
Penyediaan sarana persampahan dari tingkat rumah, lingkungan, blok, dan kawasan :
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 23
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Program Penangannya :
Penyediaan tempat sampah di kawasan perdagangan, fasilitas umum, ruang
terbuka, dan reklamasi pesisir serta lingkungan permukiman/perumahan penduduk
Penyediaan kendaraan pengangkutan sampah
Penyediaan tempat sampah basah dan kering
Pengelolaan sampah daur ulang
6.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan yang berkualitas dan berkelanjutan :
Program Penangannya :
Mengikutsertakan
peran
masyarakat
dalam
program
pembangunan
(ide/gagasan/aspirasi, perencanaan, dan pelaksanaan)
Mensosialisasikan program pembangunan
memiliki hak dan kewajiban setiap stakeholder dalam menjaga lingkungan sebagai
kebijakan pembangunan
Sadar lingkungan dan tanggungjawab terhadapa kelestarian lingkungan.
6.2.4
Usulan Program dan Kegiatan PBL
Usulan Program Dan Kegiatan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kabupaten Halmahera
Barat dapat dilihat pada Lampiran 6.2
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 24
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
6.3.1
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan
SPAM
1.
Isu Strategis
a. Data mengenai potensi – Potensi sumber air untuk air baku system penyediaan air
minum di Ibu Kota kabupaten, Ibu kota Kecamatan, Maupun Perdesaan belum
tersedia
secara
baik
menyangkut
lokasinya,kualitas,
kuantitasnya
maupun
kontunuitasnya.
b. Belum adanya data rinci mengenal kawasan rawan air bersih dan kekeringan yang
dapat dipakaisebagai dasar perencanaan dan pengembangan system penyediaan air
minum ( Perlu study identifikasi secara faktual)
c. Lokasi pemukiman perdesaan umumnya menyebar dan letaknya sulit dijangkaukarena
transportasi reguleryang sulit dan kondisi prasarana jalan yang masih buruk
d. Minimnya sumber daya manusia dalam pengelolaan air minum sederhana, khususnya
Untuk kawasan perdesaan.
e. Perlu dicarikan system Operasional yang murah (system gravitasi), dan dihindarkan
atau sedikit mungkin penggunaan system perpompaan karena akan banyak
mengalami kesulitan dalam hal operasionaldan maintenance ( OM) terutama untuk
pengoperasian system air minum perdesaan
2.
Permasalahan
Masalah yang dihadapi PDAM Kabupaten Halmahera Barat saat ini adalah :
• PDAM Jailolo dan PDAM unit sahu beroperasi menggunakan listrik PLN apabila ada
gangguan listrik (listrik padam), maka pelayanan air bersih di PDAM tidak bisa beroperasi
• Kapasitas produksi/terpasang yang kecil sehingga sebagian pelanggan yang tinggal di
daerah ketinggian kurang mendapat pelayanan air bersih
• Tidak ada Genset di PDAM jailolo dan PDAM unit sahu.
3.
Kondisi Eksisting
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Halmahera Barat yang sebelumnya
adalah merupakan kantor cabang PDAM Kabupaten Maluku Utara dan PDAM Sub unit
Sahu, Sub Unit Ibu, sub unit Loloda, dan sub unit pelayanan bubane igo, setelah terjadi
penyerahan asset PDAM ke Kota Ternate, maka PDAM cabang jailolo berubah menjadi
PDAM Kabupaten Halmahera Barat sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten daerah air
minum kabupaten Halmahera barat” dan keputusan Bupati Halmahera barat Nomor 116
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 25
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Halmahera Barat yang terdiri dari 1 direktur 2 kepala bagian, 6 kepala seksi, kepala cabang
dan kepala unit.
Pelayanan air minum di Kabupaten Halmahera Barat yang menyediakan air bagi kebutuhan
masyarakat meliputi Kecamatan Jailolo, Kecamatan Sahu, Kecamatan Ibu, Kecamatan
Loloda, dan pelayanan di bubane igo. Sumber air yang dimanfaatkan sebagai sumber air
baku pada sistim penyediaan air minum PDAM Kabupaten Halmahera Barat berasal dari air
permukaan (mata air).
Penyediaan Layanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Halmaher Barat dapat dilihat pada table dibawah ini ;
Tabel 6.4
Sistem Penyedia dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Halmahera Barat
No
Uraian
1
2
3
4
5
Pengelola
Tingkat Layanan
Kapasitas Produksi
Kapasitas terpasang
Jumlah
Sambungan
Rumah
Jumlah Kran Air
Kehilangan Air
Retribusi/Tarif (Rumah
Tangga)
Jumlah Pelanggan Per
Kecamatam
Jailolo
6
7
8
9
Satuan
Sistem
Perpipaan
PDAM/BPAM
Keterangan
1.988 (Pelanggan)
PDAM
Dari 29 Desa
yang
baru
terlayani 14 Desa
Jailo Selatan
Jailolo Timur
Sahu
1.017 (Pelanggan)
PDAM
Dari 16 Desa
yang
baru
terlayani 13 Desa
Sahu Timur
Ibu
470 (Pelanggan)
PDAM
Dari 13 Desa
yang
baru
terlayani 8 Desa
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
134 (Pelanggan)
PDAM
Dari 22 Desa
yang
baru
terlayani 2 Desa
%
Ltr/dtk
Ltr/dtk
3.801 Unit
3.801 Unit
%
M3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 26
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Unit
Igo
PDAM
Bubane
192 (Pelanggan)
PDAM
Melayani
Desa
Bobane Igo
Sumber : PDAM Kab. Halmahera Barat
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa pelayanan air minum di Kabupaten
Halmahera Barat dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.801 pelanggan yang
tersebar di empat kecamatan yakni ; Kecamatan Jailolo 1.988 Pelanggan dengan
kapasitas sumber 60 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 29.5 Ltr/dtk ,
Kecamatan Sahu 1017 Pelanggan dengan kapasitas sumber 80 Ltr/dtk dan
kapasitas produksi/terpasang 21 Ltr/dtk, Kecamatan Ibu 470 (Pelanggan) dengan
kapasitas sumber 70 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk,
Kecamatan Loloda 134 Pelanggan dengan kapasitas sumber 15 Ltr/dtk dan
kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk, dan Unit PDAM Bubane Igo 192
Pelanggan
dengan
kapasitas
sumber
20
Ltr/dtk
dan
kapasitas
produksi/terpasang 5 Ltr/dtk.
Kualitas Air
Pendistribusian air bersih di kecamatan jailolo yang telah tercemar abrasi air laut,
berhubung lokasi dimana keberadaan sumber air dekat dengan air laut. Serta
banyak penebangan liar yang mengakibatkan lokasi tersebut telah terbuka dan
tidak lagi ditumbuhi pohon-pohon mengakibatkan tidak ada lagi penahan air di
dalam tanah sebagai pelindung abrasi.
Tingkat Kehilangan Air
Tingkat Kehilangan Air pada PDAM Kabupaten Halmahera Barat khususnya
kecamatan jailolo 5 (lima) tahun terakhir adalah 18 % dan PDAM Unit Sahu
tingkat kehilangan air 22% hal ini disebabkan karena banyak pelanggan yang
tidak mengunakan meter air dan meter air rusak.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 27
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.10 : Kondisi Eksisting Infrastruktur Air Bersih
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 28
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.3.2
Analisa Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
Cakupan penduduk yang dilayani pada perencanaan air bersih tahun 2008–2018 adalah
60% sedangkan pada tahun 2018–2028 adalah
95% dengan
masing- masing tahun
pelayanan terdiri dari 80% dilayani sambungan rumah (SR) dan 20% dengan Kran Umum
(KU). Berikut Tabel proyeksi jumlah penduduk BWK I – BWK VII yang dilayani sampai
tahun 2028.
Tabel 6.5
Jumlah penduduk dikota jailolo (BWK I – BWK VII) yang dilayani sampai tahun 2028
Jml
Jml
Penduduk
terlayani
(jiwa)
(%)
(jiwa)
(%)
(jiwa)
(%) (jiwa)
I
6679
95
6345
80
5076
20
II
3007
2857
2285
571
III
4638
4406
3525
881
IV
6056
5753
4603
1151
V
5094
4839
3871
968
VI
3731
3544
2836
709
VII
2929
2783
2226
557
BWK
penduduk Sambungan
rumah
Kran
Umum
1269
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk domestik,sesuai dengan kriteria dasar
perencanaan penyediaan air bersih dari Bina Teknik Dirjen Cipta Karya PU 1996, bahwa
standar kebutuhan air untuk sambungan rumah pada tahun 2008-2018 direncanakan 100
l/org/hari kemudian pada akhir tahun rencana tahun 2018-2028 direncanakan sebesar 130
l/org/hari. Untuk standar kebutuhan kran umum digunakan 30 lt/org/hari. Berikut Tabel
proyeksi kebutuhan air bersih domestik di BWK I-BWK VII sampai akhir tahun 2028.
Proyeksi jumlah Sambungan Rumah (SR) dan jumlah Kran Umum (KU). Direncanakan
1(satu) unit Sambungan Rumah mampu melayani 6 jiwa sedangkan untuk 1 (satu) unit Kran
Umum mampu melayani 100 jiwa, hal ini sesuai dengan kriteria dasar perencanaan
penyediaan air bersih. Dibawah ini terdapat tabel proyeksi jumlah sambungan rumah dan
jumlah kran umum di kota Jailolo (BWK I – BWK VII).
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 29
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.11 : Peta Cakupan Layanan Air Bersih
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 30
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Tabel 6.6
Kebutuhan air bersih domestik di kota jailolo (BWK I – BWK VII) sampai tahun 2028
Jml
BWK
Penduduk
Sambungan rumah
terlayani
(jiwa)
l/org/hr
(jiwa)
I
6679
5343
II
3007
III
Kran
Kebutuhan air
umum
lt/dt
130
Kebutuhan air
l/org/hr
8.04
1335.8
2406
3.62
4638
3710
IV
6056
V
30
Total
lt/dt
lt/dt
0.46
8.50
601.4
0.21
3.83
5.58
927.6
0.32
5.90
4845
7.29
1211.2
0.42
7.71
5094
4075
6.13
1018.8
0.35
6.49
VI
3731
2985
4.49
746.2
0.26
4.75
VII
2929
2343
3.53
585.8
0.20
3.73
Tabel 6.7
Proyeksi jumlah sambungan rumah dan kran umum dikota jailolo (BWK I – BWK VII)
sampai tahun 2028
Jumlah
unit
Jumlah unit tiap
BWK Sambungan rumah
tiap SR
Kran umum
KU
(jiwa)
(unit)
(jiwa)
(unit)
I
5076
846
1269
13
II
2285
381
571
6
III
3525
588
881
9
IV
4603
767
1151
12
V
3871
645
968
10
VI
2836
473
709
7
VII
2226
371
557
6
Tabel 6.8
Kebutuhan air bersih dikota jailolo (BWK I – BWK VII) sampai tahun 2028
Uraian
BWK
Jml Penduduk
Kebutuhan Air
(jiwa)
Bersih tahun 2027 (lt/det)
I
6679
10.05
II
3007
4.52
III
4638
6.98
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 31
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
IV
6056
9.11
V
5094
7.66
VI
3731
5.61
VII
2929
4.41
32134
48.35
Jumlah
Kebutuhan domestik(lt/dtk)
48.35
Kebutuhan non domestik(lt/dtk)
12.09
Kebutuhan total (lt/dtk)
60.44
Kehilangan air (lt/dtk)
12.09
Kebutuhan air rata-rata(lt/dtk)
72.52
Kebutuhan maks/hari (lt/dtk)
79.78
Kebutuhan puncak/jam(lt/dtk)
145.05
Dari hasil analisa didapatkan kapasitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk di
kota Jailolo (BWK I – BWK VII) pada tahun 2028 sebesar 145.05 liter/detik. Untuk daerah
yang belum mendapat jangkauan pelayanan air bersih dapat memenuhi kebutuhannya
dengan memanfaatkan air tanah berupa sumur gali.
6.3.3
Program Pengembangan SPAM
Kategori DAS sangat kritis menunjukkan rasio kebutuhan dan ketersediaan air lebih besar
dari 100%, sedangkan DAS kritis apabila rasio kebutuhan dan ketersediaan air berkisar dari
76% sampai 100%.
Berdasarkan kategori DAS di masing-masing wilayah sungai tersebut, untuk mendukung
upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air,
maka rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air dan irigasi diarahkan untuk
menyediakan jaringan yang dapat menampung air untuk memenuhi kebutuhan air baku di
musim kemarau dan sekaligus dapat mengendalikan banjir di musim hujan antara lain
berupa waduk dan situ terutama di wilayah sungai dan DAS yang diprediksi pada tahun
2029 dengan kategori sangat kritis dan kritis.
Rencana pengembangan jaringan sumberdaya air dan irigasi, meliputi :
1. Pengembangan waduk/bendungan, situ, dan embung dalam rangka konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air
2. Pengembangan prasarana pengendali daya rusak air
3. Pengembangan jaringan irigasi.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 32
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Pelayanan air bersih pada kawasan perencanaan pada umumnya berupa usaha mandiri dari
masyarakat setempat.
Akan tetapi kualitas pelayanan air bersih saat ini
kurang baik
dikarenakan masih sering terjadinya kekurangan pasokan air bersih, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan air bersih dan untuk MCK umum warga masih menggunakan sumur
air tanah dangkal.
Rencana pengembangan jaringan air bersih di Kawasan perencanaan akan diarahkan
berdasarkan pertimbangan berikut :
•
Seluruh penduduk kawasan sampai dengan akhir tahun perencanaan diasumsikan
menjadi pemakai air bersih PDAM dengan mengintegrasikan dengan PDAM Kota
JaILOLO.
•
Pengembangan sistem jaringan perpipaan menggunakan konsep gravitasi dengan
mengutamakan pada pengembengan sumber-sumber air bersih yang berupa mata
air dan sungai yang banyak terdapat di kawasan perencanaan.
•
Konsep pengelolaan air bersih mengacu pada konsep tatanan adat dan budaya yang
berkembang di kawasan perencanaan.
•
pipa transmisi diarahkan pengembangannya untuk menghubungkan instalasi
pengolahan air bersih ke jaringan primer.
•
Jaringan primer diarahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan Arteri dan
Kolektor.
•
Jaringan sekunder diarahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lokal.
•
Jaringan tersier diarahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lingkungan.
6.3.4
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
Usulan Program Dan Kegiatan Pengembangan SPAM Kabupaten Halmahera Barat dapat
dilihat pada Lampiran 6.3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 33
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (PLP)
Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan
atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Penentuan area risiko sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat dilakukan dengan cara
pemberian skoring pada 146 desa/kelurahan berdasarkan beberapa indikator
yang
berasal dari data sekunder, studi EHRA dan persepsi SKPD. Indikator-indikator yang
digunakan merupakan hasil kesepakatan pokja, yaitu:
1. Persepsi SKPD merupakan penilaian secara subyektif dari masing masing institusi
yang menjadi anggota Pokja Air Minum dan Penyehatan lingkungan (AMPL)
Kabupaten Halmahera Barat terhadap kondisi sanitasi di setiap desa/kelurahan,
antara lain:
a. Dinas Kesehatan menilai berdasarkan tidak tersedianya sarana CTPS, masih
ada warga yang BABS, terdapat jentik nyamuk di sekitar rumah, tidak tersedia
tempat sampah di sekitar rumah, terdapat genangan air di sekitar lingkungan
permukiman, masih terlihat masyarakat yang kesulitan akses air bersih.
b. Bappeda menilai, belum terakses air bersih PDAM secara menyeluruh, rata-rata
penduduknya kurang mampu, air buangan rumah menggenang (comberan)
c. Dinas Pekerjaan Umum
menilai berdasarkan badan drainase masih tanah
sehingga resapan air tidak terarah, dimensi drainase tidak sesuai volume air,
drainase tersumbat sampah, limbah rumah tangga mengalir ke halaman
sehingga mencemari sumur gali/tangan, kurangnya kesadaran masyarakat ,
belum terakses air bersih PDAM.
d. Kantor Tata Kota dan Pemadam Kebakaranmenilai berdasarkan ada tidaknya
peran serta masyarakat dalam mengelola sampah, tidak ada petugas
pengangkut sampah dari rumah ke TPS, kurangnya jumlah armada pengangkut
sampah, bak penampungan sampah/TPS belum tersedia atau belum memadai
dengan volume sampah, cara memilah sampah belum dipahami dengan benar,
TPA masih dalam pengerjaan
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa melihat minimnya
kesadaran warga untuk menjaga higienitas lingkungannya, kepemilikan jamban
pribadi rendah, saluran drainase masih ada yang mampet, masyarakat belum
menyadari pentingnya pengelolaan sampah dengan benar (pola 3R).
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 34
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
f.
Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat, melihat kondisi sarana prasarana
sanitasi dan pembinaan pola hidup sehat bagi siswa.
2. Studi EHRA merupakan data primer yang diambil sampel 40 responden (ibu rumah
tangga) dengan melakukan klastering desa. Beberapa hasil studi EHRA tersebut
dipilih dan disepakati oleh Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
Kabupaten Halmahera Barat sebagai indikator penentu area risiko sanitasi, yaitu:
a. Sumber air minum
b. Air Limbah Domestik
c. Persampahan
d. Banjir/Genangan
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di instansi terkait di Kabupaten
Halmahera Barat sebagai indikator untuk menentukan kondisi area risiko sanitasi,
antara lain :
a. Sarana PDAM yaitu cakupan pelayanan PDAM berupa sambungan rumah
dibandingkan dengan total populasi.
b. Penerima BLT, hal ini menunjukkan data tentang keluarga miskin.
c. Akses terhadap kepemilikan jamban pribadi, hal ini berkaitan dengan orang tidak
memiiki akses terhadap jamban pribadi memiliki peluang (resiko) lebih besar
terkena penyakit, misalnya diare.
d. Kepadatan penduduk sebagai indikasi banyaknya limbah domestik dan sampah
yang dihasilkan, sempitnya lahan, biasanya dihuni oleh masyarakat menengah
ke bawah.
Berdasarkan hasil scoring diperoleh 4 (empat) klasifikasi yaitu antara lain :
1. Warna Merah tingkat resiko sanitasi sangat tinggi sebanyak 25 Desa
2. Warna Kuning tingkat resiko sanitasi tinggi sebanyak 97 Desa
3. Warna Hijau tingkat resiko sanitasi sedang sebanyak 23 Desa dan
4. Warna Biru tingkat resiko sanitasi rendah sebanyak 1 Desa
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 35
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.12 : Peta Area Resiko Sanitasi
Sumber : BPS, Kab. Hal-Bar
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 36
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Tabel 6.9
Area Resiko Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat
Kecamatan
Kelurahan
Skor
Berdasarkan
persepsi
Skor
berdasarkan
data
sekunder
Skor
Berdasarkan
Skor
yg disepakati
data EHRA
SKPD
Skor
hasil
kunjun
gan
lapang
an
0
pembobotan
Jailolo
33.00%
34.00%
1.
Buku Bualawa
4
33.00%
3
1
2.7
3
3
2.
Tauro
4
4
1
3.0
3
3
3.
Matui
3
4
1
2.7
3
3
4.
Tuada
3
3
2
2.7
3
3
5.
Todowongi
3
4
2
3.0
3
3
6.
Bukumatiti
4
4
4
4
4
4
7.
Porniti
2
2
2
2.0
2
2
8.
Gamlamo
2
1
2
1.7
2
2
9.
Gufasa
2
1
2
1.7
2
2
10. Guaemaadu
2
1
1
1.3
1
1
11. Galala
2
1
2
1.7
2
2
12. Bobanehena
2
2
2
2.0
2
2
13. Saria
2
1
2
1.7
2
2
14. Payo
2
2
3
2.3
2
2
15. Bobo
2
1
2
1.7
2
2
16. Idam Dehe
17. Idamdehe
Gamsungi
2
2
1
1.7
2
2
3
2
3
2.7
3
3
18. Jalan Baru
2
2
2
2.0
2
2
19. Marimbati
3
2
1
2.0
2
2
20. Gamtala
3
3
2
2.7
3
3
21. Soakonora
3
1
3
2.3
2
2
22. Lolori
3
4
2
3.0
3
3
23. Taboso
3
3
2
2.7
3
3
24. Hoku-hoku kie
3
3
2
2.7
3
3
25. Acango
3
1
1
1.7
2
2
26. Tedeng
2
3
2
2.0
2
2
27. Akediri
3
3
4
3.3
3
3
28. Guaeria
3
3
2
2.7
3
3
29. Hatebicara
2
1
2
1.7
2
2
Jailolo Selatan
0.0
1.
Rioribati
4
3
1
2.7
3
3
2.
Toniku
4
3
2
3
3
3
3.
Tewe
4
4
1
3.0
3
4
4.
Dodinga
4
3
2
3
3
3
5.
Akelaha
4
4
1
3.0
3
4
6.
Akeara
3
4
1
2.7
3
3
7.
Tuguraci
4
4
1
3.0
3
4
8.
Biamaahi
4
4
1
2.6
3
4
9.
Ake Jailolo
3
3
1
2.3
2
3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 37
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
10. Sidangoli
Dehe
3
4
2
3.0
3
3
11. Sidangoli Gam
3
3
1
2.3
2
3
12. Domito
3
3
1
2.3
2
3
13. Gamlange
2
3
1
1.7
2
3
14. Tataleka
3
3
1
2.3
2
3
15. Tabadamai
4
3
2
3.0
3
3
16. Braha
17. Bangkit
Rahmat
4
4
2
3.3
3
4
3
3
2
2.7
3
3
18. Moiso
2
3
1
1.7
2
2
Jailolo Timur
0.0
1.
Pasir Pituh
3
3
2
2.7
3
3
2.
Bobaneigo
3
4
1
2.7
3
3
3.
Tetewang
3
4
1
2.7
3
3
4.
Akelamo Kao
4
3
1
2.7
3
3
5.
Gamsungi
3
3
2
2.7
3
3
6.
Dum – dum
3
3
2
2.7
3
3
S a h u
0.0
1.
Lako Akelamo
3
3
3
3.0
3
3
2.
Susupu
3
2
1
2.0
2
2
3.
Tacim
3
3
1
2.3
2
3
4.
Taruba
3
4
2
3.0
3
3
5.
Balisoan
4
3
2
3.0
3
3
6.
Golo
3
3
2
2.7
3
3
7.
Taraudu
3
4
1
2.7
3
3
8.
Tacici
3
4
1
2.7
3
3
9.
Worat-worat
4
2
1
2.0
2
3
10. Todahe
4
4
1
3.0
3
4
11. Peot
3
4
1
2.7
3
3
12. Sasur
3
4
1
2.7
3
3
13. Goro-goro
4
4
1
3.0
3
4
14. Lako Akediri
3
3
2
2.7
3
3
15. Jarakore
16. Ropu Tengah
Balu
3
3
3
3.0
3
3
3
3
2
2.7
3
3
Sahu Timur
1. Idam
Gamlamo
0.0
4
3
3
3.3
3
3
2.
Loce
3
3
3
3.0
3
3
3.
Gamomeng
4
3
2
3.0
3
3
4.
Akelamo
4
2
1
2.3
2
2
5.
Taraudu Kusu
3
3
2
2.7
3
3
6.
Awer
4
2
1
2.3
2
3
7.
Aketola
3
3
2
2.7
3
3
8.
9.
Tibobo
Hoku-hoku
Gam
3
3
2
2.7
3
3
3
4
2
3.0
3
3
10. Gamnyial
2
4
2
3.0
3
3
11. Campaka
3
4
1
2.7
3
3
12. Ngaon
3
4
1
2.7
3
3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 38
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
13. Gamsungi
14. Taba
Campaka
3
2
2
2.3
2
2
3
2
2
2.7
3
3
15. Goal
16. Golago
Kusuma
4
4
1
3.0
3
4
3
3
1
2.3
2
3
I b u
0.0
1.
Togola Wayoli
3
3
1
2.0
2
3
2.
Togola Sangir
3
3
1
2.3
2
3
3.
Tahafo
3
3
1
2.0
2
3
4.
Kie Ici
3
3
1
2.3
2
3
5.
Maritango
2
2
1
2.0
2
2
6.
Tongute Goin
3
4
3
3.3
3
3
7.
Akesibu
4
4
1
3.0
3
4
8.
9.
Tongute Sungi
Tongute
Ternate
3
4
1
2.7
3
3
4
3
1
2.3
2
3
10. Tobaol
4
3
1
2.3
2
3
11. Gam Ici
3
4
2
3.0
3
3
12. Gam Lamo
3
3
1
2.3
2
3
13. Naga
3
3
1
2.3
2
3
Ibu Selatan
0.0
1.
Tabobol
4
4
1
3.0
3
4
2.
Tosoa
4
2
1
2.3
2
3
3.
Baru
3
4
2
3.0
3
3
4.
Adu
3
4
2
3.0
3
3
5.
Nanas
3
4
2
3.0
3
3
6.
Ngawet
3
4
1
2.7
3
3
7.
Jere
3
3
1
2.3
2
3
8.
Gamsungi
3
3
2
2.7
3
3
9.
Bataka
3
3
1
2.3
2
3
10. Talaga
3
2
1
2.0
2
2
11. Tobelos
3
3
1
2.3
2
3
12. Gamkonora
3
3
1
2.3
2
3
13. Sarau
3
4
2
3.0
3
3
Ibu Utara
0.0
1.
Podolo
4
3
1
2.7
3
3
2.
Tengowango
4
4
2
3.3
3
4
3.
Togowo
4
3
2
3.0
3
3
4.
Duono
4
3
1
2.7
3
3
5.
6.
Goin
Sangad
06
ASPEK TEKNIS PERSEKTOR
6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
6.1.1
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan
Permukiman
A. Isu Strategis Dan Permasalahan
Isu strategis terkait pengembangan dan pembangunan Permukiman di Kabupaten
Halmahera Barat yaitu :
1. Kebutuhan sarana dan prasarana permukiman yang semakin meningkat,
2. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman pada kawasan strategis
seperti daerah pertambangan dan sekitar daerah transmigrasi.
3. Daya tarik perkotaan menimbulkan tingginya penggunaan lahan permukiman, seperti
perdagangan dan jasa, dan pelabuhan,
4. Koneksitas
wilayah
dan
kawasan
antar
kabupaten
terkait
perkembangan
permukiman memicu pertumbuhan cukup tinggi,
5. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana dasar permukiman.
6. Masih banyaknya rumah yang tidak layak huni (bersifat temporer), baik ditinjau dari
kondisi bangunan, segi kesehatan, keindahan, sosial budaya dan lingkungan hidup.
Perda Kabupaten Halmahera Barat :
1.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat
Nomor. 1 Tahun 2011 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 16 Tahun
2008 tentang Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Halmahera
Barat.
2.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat
Nomor 1 Tahun 2012 tentang
penetapan Penetapan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Halmahera Barat.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 1
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
3.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan.
4.
Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organ
dan Kepegawaian Perusahan Daerah Air Minum Kabupaten Halmahera Barat.
B. Kawasan Permukiman Kumuh
Lokasi kawasan permukiman kumuh Kabupaten Halmahera Barat berada di kawasan
Gufasa, Gamlamo, Tuada, Tongute, Goin, Sidangoli Dehe dan Sidangoli Gam, dengan luas
kawasan permukiman kumuh mencapai 104,31 Ha.
Table 6.1
Kawasan permukiman kumuh Kab. Halmahera Barat
Sumber : Bangkim PU Malut, 2014
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 2
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.1 : Peta Kawasan permukiman kumuh Kab. Halmahera Barat
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 3
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.2 : Peta Kawasan permukiman kumuh GUFASA
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 4
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.3 : Peta Kawasan permukiman kumuh GAMLAMO
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 5
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.4 : Peta Kawasan permukiman kumuh TUADA
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 6
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.5 : Peta Kawasan permukiman kumuh TONGUTE TERNATE
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 7
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.6 : Peta Kawasan permukiman kumuh GOIN
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 8
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.7 : Peta Kawasan permukiman kumuh SIDANGOLI DEHE
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 9
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.8 : Peta Kawasan permukiman kumuh SIDANGOLI GAM
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 10
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.1.2
Analisa Kebutuhan Permukiman
Berdasarkan RTRW Kabupaten Halmahera Barat, Kebutuhan pengembangan perumahan di
Kabupaten Halmahera Barat didasarkan pada jumlah penduduk, baik untuk pengembangan
permukiman di daerah perkotaan maupun perdesaan. Perhitungan didasarkan pada asumsi
sebagai berikut :
•
Jumlah jiwa per-keluarga adalah 5 orang;
•
Tipe rumah dibagi ke dalam 3 kapling, yaitu Besar, Sedang dan Kecil;
•
Luas kapling dari masing-masing tipe rumah adalah : Besar (900 m2/unit), Sedang
(600 m2/unit) dan Kecil (300 m2/unit);
•
Komposisi jumlah kebutuhan menurut tipe didasarkan pola 1 : 3 : 6, dengan kata lain
dari setiap 100 rumah yang dibutuhkan akan terdiri dari 10 unit tipe besar, 30 unit
tipe sedang, dan 60 unit tipe kecil.
Luas kebutuhan lahan perumahan yang dihitung belum termasuk kebutuhan lahan untuk
fasilitas umum dan prasarana penunjang (jalan, taman, dll). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.2
Kebutuhan Sarana Perumahan Kabupaten Halmahera Barat
No
(1)
1
2
3
Kecamatan
(2)
Jailolo
Jailolo
Timur
Jailolo
Selatan
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
KK
Kav. Kecil
Unit
Kav. Sedang
Kav. Besar
Unit
Unit
(8)
1.527
Luas
(Ha)
(9)
92
Luas
(Ha)
(3)
2009
(4)
25.449
(5)
5.090
(6)
3.054
Luas
(Ha)
(7)
92
(10)
509
Luas
(Ha)
(11)
46
(12)
229
2014
27.268
5.454
3.272
98
1.636
98
545
49
245
2019
29.217
5.843
3.506
105
1.753
105
584
53
263
2024
31.304
6.261
3.757
113
1.878
113
626
56
282
2029
33.541
6.708
4.025
121
2.012
121
671
60
302
2009
4.976
995
597
18
299
18
100
9
45
2014
5.331
1.066
640
19
320
19
107
10
48
2019
5.712
1.142
685
21
343
21
114
10
51
2024
6.121
1.224
734
22
367
22
122
11
55
2029
6.558
1.312
787
24
394
24
131
12
59
2009
19.078
3.816
2.290
69
1.145
69
382
34
172
2014
20.441
4.088
2.453
74
1.226
74
409
37
184
2019
21.902
4.380
2.628
79
1.314
79
438
39
197
2024
23.467
4.693
2.816
84
1.408
84
469
42
211
2029
25.144
5.029
3.017
91
1.509
91
503
45
226
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 11
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
No
(1)
4
5
6
7
8
9
Kecamatan
(2)
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
Kabupaten
Halmahera Barat
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
KK
Kav. Kecil
Unit
Kav. Sedang
Kav. Besar
Unit
Unit
(8)
617
Luas
(Ha)
(9)
37
Luas
(Ha)
(3)
2009
(4)
10.279
(5)
2.056
(6)
1.234
Luas
(Ha)
(7)
37
(10)
206
Luas
(Ha)
(11)
19
(12)
93
2014
11.014
2.203
1.322
40
661
40
220
20
99
2019
11.801
2.360
1.416
42
708
42
236
21
106
2024
12.644
2.529
1.517
46
759
46
253
23
114
2029
13.547
2.709
1.625
49
813
49
271
24
122
2009
8.202
1.640
984
30
492
30
164
15
74
2014
8.788
1.758
1.055
32
527
32
176
16
79
2019
9.416
1.883
1.130
34
565
34
188
17
85
2024
10.089
2.018
1.211
36
605
36
202
18
91
2029
10.810
2.162
1.297
39
649
39
216
19
97
2009
10.676
2.135
1.281
38
641
38
214
19
96
2014
11.439
2.288
1.373
41
686
41
229
21
103
2019
12.256
2.451
1.471
44
735
44
245
22
110
2024
13.132
2.626
1.576
47
788
47
263
24
118
2029
14.071
2.814
1.688
51
844
51
281
25
127
2009
11.456
2.291
1.375
41
687
41
229
21
103
2014
12.274
2.455
1.473
44
737
44
246
22
110
2019
13.151
2.630
1.578
47
789
47
263
24
118
2024
14.091
2.818
1.691
51
845
51
282
25
127
2029
15.098
3.020
1.812
54
906
54
302
27
136
2009
8.345
1.669
1.001
30
501
30
167
15
75
2014
8.941
1.788
1.073
32
536
32
179
16
80
2019
9.580
1.916
1.150
34
575
34
192
17
86
2024
10.264
2.053
1.232
37
616
37
205
18
92
2029
10.998
2.200
1.320
40
660
40
220
20
99
2009
12.615
2.523
1.514
45
757
45
252
23
114
2014
13.516
2.703
1.622
49
811
49
270
24
122
2019
14.482
2.896
1.738
52
869
52
290
26
130
2024
15.517
3.103
1.862
56
931
56
310
28
140
2029
16.626
3.325
1.995
60
998
60
333
30
150
2009
111.076
22.215
13.329
400
6.665
400
2.222
200
1.000
2014
119.012
23.803
14.282
428
7.141
428
2.380
214
1.071
2019
140.668
28.131
16.879
506
8.439
506
2.813
253
1.266
2024
136.629
27.325
16.395
492
8.198
492
2.733
246
1.230
2029
146.393
29.279
17.567
527
8.784
527
2.928
264
1.318
Sumber : RTRW Kab. Hal-Bar
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 12
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.1.3
Program Pengembangan Permukiman
Program pengembangan permukiman Kabupaten Halmahera Barat yaitu :
A. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1. Pengembangan Kota Kecil dan Kawasan Pusat Pertumbuhan
2. Pengembangan prasarana dan sarana kawasan tertinggal
3. Pengembangan kawasan perbatasan
4. Pengembangan pulau kecil
5. Revitalisasi kawasan tradisional/bersejarah, kawasan pariwisata dan kawasan
lainnya
6. Pengembangan system jaringan transportasi yang mendukung alur produksi
kawasan perdesaan
7. Penyediaan prasarana dan sarana kawasan perdesaan
B. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
1. Percepatan penyediaan perumahan
2. Penataan dan rehabilitasi lingkungan kawasan permukiman kumuh
3. Penataan dan rehabilitasi lingkungan kawasan permukiman nelayan
4. Revitalisasi kawasan lama
5. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman
6. Penyusunan Perda Bangunan Gedung
6.1.4
Usulan Program Dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Usulan Program Dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Halmahera Barat
dapat dilihat pada Lampiran 6.1
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 13
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
6.2.1
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan Penataan
Bangunan Dan Lingkungan
A. Isu Strategis
1. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dan pengembangan
perekonomian kabupaten sebagaimana terdiri atas:
a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan
kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
b. menciptakan iklim yang kondusif
bagi investasi yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan;
c. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung kawasan;
d. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas sosial
ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup kawasan;
e. mengintensifkan promosi peluang investasi bagi kegiatan ramah lingkungan dan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal; dan
f.
meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
2. Strategi pengembangan kegiatan berbasiskan agrobisnis, perikanan, dan pariwisata
serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada setiap kawasan budidaya terdiri atas :
a. mengembangkan dan menyediakan infrastruktur pendukung pada kawasan-kawasan
agrobisnis, perikanan dan pariwisata;
b. meningkatkan fungsi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana pada setiap
kawasan budidaya;
c. membangun kegiatan perikanan dengan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI); dan
d. membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar untuk
mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta
mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya
3. Strategi untuk menciptakan
keserasian antara pelestarian kawasan lindung dan
pemanfataan kawasan budidaya, terdiri atas :
a. menetapkan kawasan budidaya pada pemanfaatan sumber daya alam di darat
maupun di laut secara sinergis;
b. melakukan pemantapan dan pengendalian kawasan lindung yang ada di kabupaten;
c. memantapkan kawasan hutan lindung melalui pengukuhan dan penataan batas di
lapangan untuk memudahkan pengendaliannya; dan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 14
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
d. melindungi dan menjaga kawasan bencana serta mengidentifikasi kawasan evakuasi
bencana.
4. Strategi pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung terdiri atas :
a. memantapkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung dalam pelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam yang ada di seluruh wilayah
Kabupaten; dan
b. mengupayakan optimalisasi sumberdaya alam.
5. Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan sistem ekologi wilayah terdiri atas :
a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi wilayah;
b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak
negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang dibuang kedalamnya;
d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
e. mengendalikan pemanfatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini maupun generasi masa depan;
f.
mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara
bijaksana,
termasuk
revitalisasi
fungsi
sistem
ekologi
lokal
serta
pembangunan sumber daya baru untuk penghasilan dan pelestarian lingkungan; dan
g. mengelola dumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannnya.
6. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan terdiri atas :
a. mendukung
penetapan
kawasan
strategis
nasional
dengan
fungsi
khusus
pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan khusus pertahanan dan kemanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus
pertahanan dan keamanan; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 15
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
B. Permasalahan Dan Tantangan
Permasalahan Lingkungan :
1. Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan
2. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
3. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/bersejarah
4. Kurang tersedianya ruang terbuka hijau
5. Kurang maksimalnya penataan dan pembangunan sarana prasarana permukiman
kumuh
6. Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir dan Belum
tertanya perijinan Bangunan Telepon Selular (BTS)
7. Belum adanya penataan yang tepadu terhadap Usaha Pedagang Kaki Lima
Permasalahan Bangunan Gedung :
1. Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung. Ini berdampak pada tidak
tertibnya dan ketidak sesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan.
2. Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang
terhadap penataan bangunan gedung. Ini meyebabkan tidak ada sanksi yang tegas
terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembanguan gedung
yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
3. Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan Kabupate4n Halmahera
Barat sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di
kabupaten/kota.
6.2.2
Analisa Kebutuhan Penataan Bangunan Dan Lingkungan
A. Pusat-Pusat Kegiatan
1.
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Jailolo dan Sidangoli.
2.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari :
a. Kedi Kecamatan Loloda;
b. Tongutesungi Kecamatan Ibu; dan
c. Susupu Kecamatan Sahu.
3.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas :
a. Jailolo di Kecamatan Jailolo;
b. Sidangoli di Kecamatan Jailolo Selatan;
c. Tongute Ternate di Kecamatan Ibu Tengah; dan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 16
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
d. Kedi di Kecamatan Loloda
4.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri atas :
a. Bobane Igo di Kecamatan Jailolo Timur;
b. Tabacampaka di Kecamatan Sahu Timur;
c. Adu di Kecamatan Ibu Selatan; dan
d. Tuguis Kecamatan Ibu Utara
B. Kawsan Strategis Kabupaten Halmahera Barat
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
a. Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Jailolo-Sidongoli-Sofiffi
b. Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Tongute ternate-Duano-Kedi
c. Kawasan Perikanan Terpadu Loloda
2. kawasan strategis dari sudut pandang budaya
a. Kawasan Sentra Budaya;
Kawasan sentra budaya ini meliputi kawasan-kawasan yang merupakan sentra kegiatan
budaya suku asli yang terdapat di Kecamatan Ibu Selatan, tepatnya berada di Desa
Talaga, Gamsungi, dan Gamkonora dan Kecamatan Sahu Timur.
b. Kawasan Situs Wisata
Kawasan situs wisata adalah kawasan-kawasan yang diidentifikasi sebagai kawasan
situs-situs wisata yang telah dikaji sebelumnya dan ditetapkan sebagai warisan leluhur.
Untuk itu keberadaanya hendaknya dipertahankan dan dilindungi. Kawasan situs wisata
ini, diantanya: 1) Rumah Adat di Kecamatan Sahu; 2) Pantai Marimbati yang dikenal
sebagai pantai tempat peristirahatan Sultan Ternate, di Kecamatan Jailolo; 3) situs
sejarah Kesultanan Jailolo, berupa benteng – benteng dan peninggalan Pahlawan
Nasional Banau.
C. RDTR Perkotaa Jailolo
Berdasarkan kajian terhadap struktur ruang Kabupaten Halmahera Barat, maka kawasan
Jailolo direncanakan akan dikembangkan dengan fungsi:
Memiliki skala pelayanan sub regional;
Menjadi pusat pengembagan kawasan pemerintahan Kabupaten Halmahera Barat;
Menjadi pusat pengembangan kawasan perdagangan dan jasa;
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 17
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Menjadi pusat pengembangan aktivitas perhubungan khususnya perhubungan darat
dan laut;
Menjadi pusat pengembangan kegiatan produksi;
Menjadi pusat pengembangan pelayanan sosial kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang ada, maka wilayah Kecamatan Jailolo terdiri dari 29 desa.
Tabel 6.3
Desa di Wilayah Kecamatan Jailolo
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
NAMA DESA
Idamdehe
Idamgamsungi
Marimabati
Gamtala
Lolori
Taboso
Hoku-hoku Kie
Akediri
Tedeng
Hatebicara
Acango
Soakonora
Porniti
Gamlamo
Bukumatiti
Gufasa
Jalan Baru
Guaemadu
Galala
Bonbanehena
Payo
Bobo
Saria
Todowongi
Tuada
Matui
Guaeria
Tauro
Bukubualawa
Sumber : RDTR Kota Jailolo
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 18
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
D. RTBL Kawasan Kota Tua Jailolo
Kawasan Perencanaan Masuk dalam lingkup Kecamatan Jailolo dan berdasarkan Rencana
detail Tata Ruang (RDTR) Kota Jailolo merupakan pebagian Blok I dari VII Blok
Pengembangan Wilayah Kota Jailolo.
Sedangkan lingkup Desa yang masuk dalam kawasan perencanaan yaitu desa Gufasa,
Desa Guaemadu, desa Galala, dan desa Jalan baru.
Dengan batas kawasan perencanaan yaitu sebagai Berikut :
- Sebelah Utara : Blok II Kota Jailolo
- Sebelah Timur : Kawasan Hutan Mangrove/bakau
- Sebelah Selatan : Teluk Jailolo
- Sebelah Barat : Blok III Kota Jailolo
Secara umum fungsi utama kawasan yaitu sebagai kawasan perdagangan dan jasa,
sedangkan fungsi pendukung yaitu permukiman, ruang terbuka public dan fasilitas umum
lainnya, yang terbagi dalam beberapa zona pengembangan yaitu :
a. Zona I Gufasa
Peruntukan lahan zona I Gufasa dengan luas 91.4 Ha, dengan
fungsi utama :
perdagangan dan jasa terletak di koridor jalan gufasa, jalan puaen, kawasan pesisir
reklamasi dan sekitar terminal angkutan yang berbatasan dengan zona guaemadu.
fungsi penunjang : permukiman berupa perumahan penduduk yang menyebar di
blok permukiman. Ruang terbuka publik terletak di pesisir kawasan reklamsi Gufasa,
ruang terbuka hijau terletak di pertigaan jalan gufasa. fasilitas umum berupa fasilitas
terminal angkutan kota, perkantoran, dan peribadatan. Hutan bakau terletak di
kawasan pesisir gufasa.
b. Zona II Guaemadu
Peruntukan lahan zona II Guaemadu dengan luas 84.7 Ha, dengan fungsi utama :
perdagangan dan jasa terletak di kawasan reklamai pesisir guaemadu, jalan puaen,
blok pasar tradisional, dan pertokoan berbatasan dengan zona gufasa.
fungsi penunjang : permukiman berupa perumahan penduduk yang menyebar
dilingkup blok permukiman dan koridor jalan. ruang terbuka hijau terletak di sekitar
blok perdagangan sebagai alun-alun perkotaan. fasilitas umum berupa fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan peribadatan dan hutan bakau terletak di kawasan pesisir
Guaemadu.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 19
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
c. Zona III Galala
Peruntukan lahan zona III Galala dengan luas 48.6 Ha, fungsi utama : permukiman
berupa perumahan penduduk
fungsi penunjang : blok perdagangan terletak kawasan reklamasi pesisir Galala ,
ruang terbuka hijau terletak di kawasan reklamasi pesisir, fasilitas umum berupa
fasilitas kesehatan, peribadatan, dan pendidikan.
d. Zona IV Jalan Baru
Peruntukan lahan zona IV Jalan Baru dengan luas 20.7 Ha, dengan fungsi utama :
permukiman berupa perumahan penduduk yang terletak di koridor jalan dan
lingkungan,
fungsi penunjang : fasilitas umum berupa fasilitas pendidikan, perkantoran, dan
peribadatan yang terletak di koridor jalan.
6.2.3
Program-Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Program Penanganan Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kawasan Kota Tua
Jailolo Yaitu :
A. Program Tata Bangunan kawasan Perencanaan
1.
Penataan bangunan komersil kawasan perdagangan Zona Gufasa dan Zona
Guaemadu :
Program Penanganannya :
Penataan Pertokoan
Penataan area parkir pengunjung
Penataan jalur pedestrian
Penataan lampu jalan, parkir dan taman
Penataan garis sempadan bangunan
2.
Penataan bangunan dan koridor jalan Kolektor, Lokal, dan lingkungan Zona Galala,
Guaemadu, Gufasa, dan Jalan Baru :
Program Penanganannya :
Pembangunan dan pelebaran jalan
Pembangunan jalan baru zona masing-masing
Penataan jalur hijau koridor jalan
Penataan jalur pedestrian
penataan perlengkapan jalan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 20
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
penataan garis sempadan jalan dan bangunan
3.
Penataan bangunan fasilitas umum (fasilitas pendidikan, kesehatan, keamanan, dan
perkantoran) secara merata :
Program Penanganannya :
Pembangunan fasilitas pendidikan TK, SD, SMP, dan SMU
Pembangunan fasilitas kesehatan masyarakat
Pembangunan pos-pos pengamanan zona dan lingkungan permukiman
Penyediaan akses untuk penyandang cacat
Penyediaan fasilitas olahraga
Penyediaan fasilitas perpustakaan
4.
Penataan pelabuhan dan dermaga sebagai akses laut yang mampu mendorong
kegiatan ekonomi kawasan :
Program Penanganannya :
Pengembangan Pelabuhan Barang dan Penumpang
Penyediaan Fasilitas terminal pelabuhan
Pengembangan dermaga speedboat
Penyediaan fasilitas terminal dermaga
Penataan Akses pedestrian
5.
Revitalisasi terminal angkutan kota dan pasar tradisional Zona Gufasa dan Guaemadu :
Program Penanganannya ;
Penataan fasilitas terminal angkutan kota
Penyediaan halte di lingkup zona masing-masing
Penataan sirkulasi kendaraan angkutan (angkot dan ojek)
Pengadaan bantuan modal usaha pasar tradisional
Pemenuhan fasilitas pasar tradisional
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 21
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.9 : Peta Rencana Peruntukan Lahan Kawasan Kota Tua Jailolo.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 22
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
B. Program Tata Lingkungan kawasan Perencanaan
1.
Pengembangan kawasan reklamasi pesisir dengan pembangunan jalan baru :
Program Penangannya :
Pembangunan akses jalan kolektor pesisir kawasan yang terhubung dengan wilayah
sekitar
Pengembangan jalur pedestrian/boulevard
Pembangunan landmark kawasan sebagai pencitraan kota
Penataan perlengkapan tempat duduk dan lampu penerangan jalan pesisir
Penataan papan reklame dan tata informasi
Penataan area Pedagang kaki Lima (PKL)
2.
Pengembangan ruang terbuka dan terbuka hijau sebagai sarana kegiatan public dan
penghijauan Zona Gufasa, Guaemadu, Galala, dan Jalan Baru :
Program Penangannya :
Pengembangan Ruang Terbuka Publik (RTP) Reklamasi Zona Gufasa sebagai
wadah kegiatan local, nasional dan internasional
Pengembangan ruang terbuka hijau pesisir
Penanaman pohon pelindung ruang terbuka sebagai peneduh
Penataan lampu penerangan ruang terbuka dan terbuka hijau atau taman
Penataan tempat duduk dan lampu penerangan
3.
Konservasi hutan bakau kawasan pesisir Gufasa, Guaemadu, dan Galala :
Program Penangannya :
Penanaman pohon bakau untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir
Pencegahan buang sampah ke area pantai/pesisir
Peran serta stakeholder dalam konservasi lingkungan
Penataan atraksi wisata hutan bakau
4.
Peningkatan saluran darinase dan system pembuangan air limbah :
Program Penangannya :
Normalisasi sungai dan kali sebagai drainase primer
Penghijauan disekitar sungai/kali (sempadan 15 m dari kiri dan kanan sungai)
Pembangunan drainase sekunder perkotaan, kawasan perdagangan, permikiman
dan fasilitas umum lainnya
Penataan saluran drainase tersier dari lingkup rumah dan atau lingkungan
permukiman
5.
Penyediaan sarana persampahan dari tingkat rumah, lingkungan, blok, dan kawasan :
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 23
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Program Penangannya :
Penyediaan tempat sampah di kawasan perdagangan, fasilitas umum, ruang
terbuka, dan reklamasi pesisir serta lingkungan permukiman/perumahan penduduk
Penyediaan kendaraan pengangkutan sampah
Penyediaan tempat sampah basah dan kering
Pengelolaan sampah daur ulang
6.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan yang berkualitas dan berkelanjutan :
Program Penangannya :
Mengikutsertakan
peran
masyarakat
dalam
program
pembangunan
(ide/gagasan/aspirasi, perencanaan, dan pelaksanaan)
Mensosialisasikan program pembangunan
memiliki hak dan kewajiban setiap stakeholder dalam menjaga lingkungan sebagai
kebijakan pembangunan
Sadar lingkungan dan tanggungjawab terhadapa kelestarian lingkungan.
6.2.4
Usulan Program dan Kegiatan PBL
Usulan Program Dan Kegiatan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kabupaten Halmahera
Barat dapat dilihat pada Lampiran 6.2
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 24
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
6.3.1
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan
SPAM
1.
Isu Strategis
a. Data mengenai potensi – Potensi sumber air untuk air baku system penyediaan air
minum di Ibu Kota kabupaten, Ibu kota Kecamatan, Maupun Perdesaan belum
tersedia
secara
baik
menyangkut
lokasinya,kualitas,
kuantitasnya
maupun
kontunuitasnya.
b. Belum adanya data rinci mengenal kawasan rawan air bersih dan kekeringan yang
dapat dipakaisebagai dasar perencanaan dan pengembangan system penyediaan air
minum ( Perlu study identifikasi secara faktual)
c. Lokasi pemukiman perdesaan umumnya menyebar dan letaknya sulit dijangkaukarena
transportasi reguleryang sulit dan kondisi prasarana jalan yang masih buruk
d. Minimnya sumber daya manusia dalam pengelolaan air minum sederhana, khususnya
Untuk kawasan perdesaan.
e. Perlu dicarikan system Operasional yang murah (system gravitasi), dan dihindarkan
atau sedikit mungkin penggunaan system perpompaan karena akan banyak
mengalami kesulitan dalam hal operasionaldan maintenance ( OM) terutama untuk
pengoperasian system air minum perdesaan
2.
Permasalahan
Masalah yang dihadapi PDAM Kabupaten Halmahera Barat saat ini adalah :
• PDAM Jailolo dan PDAM unit sahu beroperasi menggunakan listrik PLN apabila ada
gangguan listrik (listrik padam), maka pelayanan air bersih di PDAM tidak bisa beroperasi
• Kapasitas produksi/terpasang yang kecil sehingga sebagian pelanggan yang tinggal di
daerah ketinggian kurang mendapat pelayanan air bersih
• Tidak ada Genset di PDAM jailolo dan PDAM unit sahu.
3.
Kondisi Eksisting
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Halmahera Barat yang sebelumnya
adalah merupakan kantor cabang PDAM Kabupaten Maluku Utara dan PDAM Sub unit
Sahu, Sub Unit Ibu, sub unit Loloda, dan sub unit pelayanan bubane igo, setelah terjadi
penyerahan asset PDAM ke Kota Ternate, maka PDAM cabang jailolo berubah menjadi
PDAM Kabupaten Halmahera Barat sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten daerah air
minum kabupaten Halmahera barat” dan keputusan Bupati Halmahera barat Nomor 116
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 25
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Halmahera Barat yang terdiri dari 1 direktur 2 kepala bagian, 6 kepala seksi, kepala cabang
dan kepala unit.
Pelayanan air minum di Kabupaten Halmahera Barat yang menyediakan air bagi kebutuhan
masyarakat meliputi Kecamatan Jailolo, Kecamatan Sahu, Kecamatan Ibu, Kecamatan
Loloda, dan pelayanan di bubane igo. Sumber air yang dimanfaatkan sebagai sumber air
baku pada sistim penyediaan air minum PDAM Kabupaten Halmahera Barat berasal dari air
permukaan (mata air).
Penyediaan Layanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Halmaher Barat dapat dilihat pada table dibawah ini ;
Tabel 6.4
Sistem Penyedia dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Halmahera Barat
No
Uraian
1
2
3
4
5
Pengelola
Tingkat Layanan
Kapasitas Produksi
Kapasitas terpasang
Jumlah
Sambungan
Rumah
Jumlah Kran Air
Kehilangan Air
Retribusi/Tarif (Rumah
Tangga)
Jumlah Pelanggan Per
Kecamatam
Jailolo
6
7
8
9
Satuan
Sistem
Perpipaan
PDAM/BPAM
Keterangan
1.988 (Pelanggan)
PDAM
Dari 29 Desa
yang
baru
terlayani 14 Desa
Jailo Selatan
Jailolo Timur
Sahu
1.017 (Pelanggan)
PDAM
Dari 16 Desa
yang
baru
terlayani 13 Desa
Sahu Timur
Ibu
470 (Pelanggan)
PDAM
Dari 13 Desa
yang
baru
terlayani 8 Desa
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
134 (Pelanggan)
PDAM
Dari 22 Desa
yang
baru
terlayani 2 Desa
%
Ltr/dtk
Ltr/dtk
3.801 Unit
3.801 Unit
%
M3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 26
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Unit
Igo
PDAM
Bubane
192 (Pelanggan)
PDAM
Melayani
Desa
Bobane Igo
Sumber : PDAM Kab. Halmahera Barat
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa pelayanan air minum di Kabupaten
Halmahera Barat dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.801 pelanggan yang
tersebar di empat kecamatan yakni ; Kecamatan Jailolo 1.988 Pelanggan dengan
kapasitas sumber 60 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 29.5 Ltr/dtk ,
Kecamatan Sahu 1017 Pelanggan dengan kapasitas sumber 80 Ltr/dtk dan
kapasitas produksi/terpasang 21 Ltr/dtk, Kecamatan Ibu 470 (Pelanggan) dengan
kapasitas sumber 70 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk,
Kecamatan Loloda 134 Pelanggan dengan kapasitas sumber 15 Ltr/dtk dan
kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk, dan Unit PDAM Bubane Igo 192
Pelanggan
dengan
kapasitas
sumber
20
Ltr/dtk
dan
kapasitas
produksi/terpasang 5 Ltr/dtk.
Kualitas Air
Pendistribusian air bersih di kecamatan jailolo yang telah tercemar abrasi air laut,
berhubung lokasi dimana keberadaan sumber air dekat dengan air laut. Serta
banyak penebangan liar yang mengakibatkan lokasi tersebut telah terbuka dan
tidak lagi ditumbuhi pohon-pohon mengakibatkan tidak ada lagi penahan air di
dalam tanah sebagai pelindung abrasi.
Tingkat Kehilangan Air
Tingkat Kehilangan Air pada PDAM Kabupaten Halmahera Barat khususnya
kecamatan jailolo 5 (lima) tahun terakhir adalah 18 % dan PDAM Unit Sahu
tingkat kehilangan air 22% hal ini disebabkan karena banyak pelanggan yang
tidak mengunakan meter air dan meter air rusak.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 27
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.10 : Kondisi Eksisting Infrastruktur Air Bersih
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 28
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.3.2
Analisa Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
Cakupan penduduk yang dilayani pada perencanaan air bersih tahun 2008–2018 adalah
60% sedangkan pada tahun 2018–2028 adalah
95% dengan
masing- masing tahun
pelayanan terdiri dari 80% dilayani sambungan rumah (SR) dan 20% dengan Kran Umum
(KU). Berikut Tabel proyeksi jumlah penduduk BWK I – BWK VII yang dilayani sampai
tahun 2028.
Tabel 6.5
Jumlah penduduk dikota jailolo (BWK I – BWK VII) yang dilayani sampai tahun 2028
Jml
Jml
Penduduk
terlayani
(jiwa)
(%)
(jiwa)
(%)
(jiwa)
(%) (jiwa)
I
6679
95
6345
80
5076
20
II
3007
2857
2285
571
III
4638
4406
3525
881
IV
6056
5753
4603
1151
V
5094
4839
3871
968
VI
3731
3544
2836
709
VII
2929
2783
2226
557
BWK
penduduk Sambungan
rumah
Kran
Umum
1269
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk domestik,sesuai dengan kriteria dasar
perencanaan penyediaan air bersih dari Bina Teknik Dirjen Cipta Karya PU 1996, bahwa
standar kebutuhan air untuk sambungan rumah pada tahun 2008-2018 direncanakan 100
l/org/hari kemudian pada akhir tahun rencana tahun 2018-2028 direncanakan sebesar 130
l/org/hari. Untuk standar kebutuhan kran umum digunakan 30 lt/org/hari. Berikut Tabel
proyeksi kebutuhan air bersih domestik di BWK I-BWK VII sampai akhir tahun 2028.
Proyeksi jumlah Sambungan Rumah (SR) dan jumlah Kran Umum (KU). Direncanakan
1(satu) unit Sambungan Rumah mampu melayani 6 jiwa sedangkan untuk 1 (satu) unit Kran
Umum mampu melayani 100 jiwa, hal ini sesuai dengan kriteria dasar perencanaan
penyediaan air bersih. Dibawah ini terdapat tabel proyeksi jumlah sambungan rumah dan
jumlah kran umum di kota Jailolo (BWK I – BWK VII).
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 29
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.11 : Peta Cakupan Layanan Air Bersih
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 30
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Tabel 6.6
Kebutuhan air bersih domestik di kota jailolo (BWK I – BWK VII) sampai tahun 2028
Jml
BWK
Penduduk
Sambungan rumah
terlayani
(jiwa)
l/org/hr
(jiwa)
I
6679
5343
II
3007
III
Kran
Kebutuhan air
umum
lt/dt
130
Kebutuhan air
l/org/hr
8.04
1335.8
2406
3.62
4638
3710
IV
6056
V
30
Total
lt/dt
lt/dt
0.46
8.50
601.4
0.21
3.83
5.58
927.6
0.32
5.90
4845
7.29
1211.2
0.42
7.71
5094
4075
6.13
1018.8
0.35
6.49
VI
3731
2985
4.49
746.2
0.26
4.75
VII
2929
2343
3.53
585.8
0.20
3.73
Tabel 6.7
Proyeksi jumlah sambungan rumah dan kran umum dikota jailolo (BWK I – BWK VII)
sampai tahun 2028
Jumlah
unit
Jumlah unit tiap
BWK Sambungan rumah
tiap SR
Kran umum
KU
(jiwa)
(unit)
(jiwa)
(unit)
I
5076
846
1269
13
II
2285
381
571
6
III
3525
588
881
9
IV
4603
767
1151
12
V
3871
645
968
10
VI
2836
473
709
7
VII
2226
371
557
6
Tabel 6.8
Kebutuhan air bersih dikota jailolo (BWK I – BWK VII) sampai tahun 2028
Uraian
BWK
Jml Penduduk
Kebutuhan Air
(jiwa)
Bersih tahun 2027 (lt/det)
I
6679
10.05
II
3007
4.52
III
4638
6.98
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 31
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
IV
6056
9.11
V
5094
7.66
VI
3731
5.61
VII
2929
4.41
32134
48.35
Jumlah
Kebutuhan domestik(lt/dtk)
48.35
Kebutuhan non domestik(lt/dtk)
12.09
Kebutuhan total (lt/dtk)
60.44
Kehilangan air (lt/dtk)
12.09
Kebutuhan air rata-rata(lt/dtk)
72.52
Kebutuhan maks/hari (lt/dtk)
79.78
Kebutuhan puncak/jam(lt/dtk)
145.05
Dari hasil analisa didapatkan kapasitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk di
kota Jailolo (BWK I – BWK VII) pada tahun 2028 sebesar 145.05 liter/detik. Untuk daerah
yang belum mendapat jangkauan pelayanan air bersih dapat memenuhi kebutuhannya
dengan memanfaatkan air tanah berupa sumur gali.
6.3.3
Program Pengembangan SPAM
Kategori DAS sangat kritis menunjukkan rasio kebutuhan dan ketersediaan air lebih besar
dari 100%, sedangkan DAS kritis apabila rasio kebutuhan dan ketersediaan air berkisar dari
76% sampai 100%.
Berdasarkan kategori DAS di masing-masing wilayah sungai tersebut, untuk mendukung
upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air,
maka rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air dan irigasi diarahkan untuk
menyediakan jaringan yang dapat menampung air untuk memenuhi kebutuhan air baku di
musim kemarau dan sekaligus dapat mengendalikan banjir di musim hujan antara lain
berupa waduk dan situ terutama di wilayah sungai dan DAS yang diprediksi pada tahun
2029 dengan kategori sangat kritis dan kritis.
Rencana pengembangan jaringan sumberdaya air dan irigasi, meliputi :
1. Pengembangan waduk/bendungan, situ, dan embung dalam rangka konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air
2. Pengembangan prasarana pengendali daya rusak air
3. Pengembangan jaringan irigasi.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 32
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Pelayanan air bersih pada kawasan perencanaan pada umumnya berupa usaha mandiri dari
masyarakat setempat.
Akan tetapi kualitas pelayanan air bersih saat ini
kurang baik
dikarenakan masih sering terjadinya kekurangan pasokan air bersih, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan air bersih dan untuk MCK umum warga masih menggunakan sumur
air tanah dangkal.
Rencana pengembangan jaringan air bersih di Kawasan perencanaan akan diarahkan
berdasarkan pertimbangan berikut :
•
Seluruh penduduk kawasan sampai dengan akhir tahun perencanaan diasumsikan
menjadi pemakai air bersih PDAM dengan mengintegrasikan dengan PDAM Kota
JaILOLO.
•
Pengembangan sistem jaringan perpipaan menggunakan konsep gravitasi dengan
mengutamakan pada pengembengan sumber-sumber air bersih yang berupa mata
air dan sungai yang banyak terdapat di kawasan perencanaan.
•
Konsep pengelolaan air bersih mengacu pada konsep tatanan adat dan budaya yang
berkembang di kawasan perencanaan.
•
pipa transmisi diarahkan pengembangannya untuk menghubungkan instalasi
pengolahan air bersih ke jaringan primer.
•
Jaringan primer diarahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan Arteri dan
Kolektor.
•
Jaringan sekunder diarahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lokal.
•
Jaringan tersier diarahkan pengembangannya mengikuti ruas jalan lingkungan.
6.3.4
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
Usulan Program Dan Kegiatan Pengembangan SPAM Kabupaten Halmahera Barat dapat
dilihat pada Lampiran 6.3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 33
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
6.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (PLP)
Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan
atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Penentuan area risiko sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat dilakukan dengan cara
pemberian skoring pada 146 desa/kelurahan berdasarkan beberapa indikator
yang
berasal dari data sekunder, studi EHRA dan persepsi SKPD. Indikator-indikator yang
digunakan merupakan hasil kesepakatan pokja, yaitu:
1. Persepsi SKPD merupakan penilaian secara subyektif dari masing masing institusi
yang menjadi anggota Pokja Air Minum dan Penyehatan lingkungan (AMPL)
Kabupaten Halmahera Barat terhadap kondisi sanitasi di setiap desa/kelurahan,
antara lain:
a. Dinas Kesehatan menilai berdasarkan tidak tersedianya sarana CTPS, masih
ada warga yang BABS, terdapat jentik nyamuk di sekitar rumah, tidak tersedia
tempat sampah di sekitar rumah, terdapat genangan air di sekitar lingkungan
permukiman, masih terlihat masyarakat yang kesulitan akses air bersih.
b. Bappeda menilai, belum terakses air bersih PDAM secara menyeluruh, rata-rata
penduduknya kurang mampu, air buangan rumah menggenang (comberan)
c. Dinas Pekerjaan Umum
menilai berdasarkan badan drainase masih tanah
sehingga resapan air tidak terarah, dimensi drainase tidak sesuai volume air,
drainase tersumbat sampah, limbah rumah tangga mengalir ke halaman
sehingga mencemari sumur gali/tangan, kurangnya kesadaran masyarakat ,
belum terakses air bersih PDAM.
d. Kantor Tata Kota dan Pemadam Kebakaranmenilai berdasarkan ada tidaknya
peran serta masyarakat dalam mengelola sampah, tidak ada petugas
pengangkut sampah dari rumah ke TPS, kurangnya jumlah armada pengangkut
sampah, bak penampungan sampah/TPS belum tersedia atau belum memadai
dengan volume sampah, cara memilah sampah belum dipahami dengan benar,
TPA masih dalam pengerjaan
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa melihat minimnya
kesadaran warga untuk menjaga higienitas lingkungannya, kepemilikan jamban
pribadi rendah, saluran drainase masih ada yang mampet, masyarakat belum
menyadari pentingnya pengelolaan sampah dengan benar (pola 3R).
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 34
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
f.
Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat, melihat kondisi sarana prasarana
sanitasi dan pembinaan pola hidup sehat bagi siswa.
2. Studi EHRA merupakan data primer yang diambil sampel 40 responden (ibu rumah
tangga) dengan melakukan klastering desa. Beberapa hasil studi EHRA tersebut
dipilih dan disepakati oleh Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
Kabupaten Halmahera Barat sebagai indikator penentu area risiko sanitasi, yaitu:
a. Sumber air minum
b. Air Limbah Domestik
c. Persampahan
d. Banjir/Genangan
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di instansi terkait di Kabupaten
Halmahera Barat sebagai indikator untuk menentukan kondisi area risiko sanitasi,
antara lain :
a. Sarana PDAM yaitu cakupan pelayanan PDAM berupa sambungan rumah
dibandingkan dengan total populasi.
b. Penerima BLT, hal ini menunjukkan data tentang keluarga miskin.
c. Akses terhadap kepemilikan jamban pribadi, hal ini berkaitan dengan orang tidak
memiiki akses terhadap jamban pribadi memiliki peluang (resiko) lebih besar
terkena penyakit, misalnya diare.
d. Kepadatan penduduk sebagai indikasi banyaknya limbah domestik dan sampah
yang dihasilkan, sempitnya lahan, biasanya dihuni oleh masyarakat menengah
ke bawah.
Berdasarkan hasil scoring diperoleh 4 (empat) klasifikasi yaitu antara lain :
1. Warna Merah tingkat resiko sanitasi sangat tinggi sebanyak 25 Desa
2. Warna Kuning tingkat resiko sanitasi tinggi sebanyak 97 Desa
3. Warna Hijau tingkat resiko sanitasi sedang sebanyak 23 Desa dan
4. Warna Biru tingkat resiko sanitasi rendah sebanyak 1 Desa
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 35
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Gambar 6.12 : Peta Area Resiko Sanitasi
Sumber : BPS, Kab. Hal-Bar
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 36
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
Tabel 6.9
Area Resiko Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat
Kecamatan
Kelurahan
Skor
Berdasarkan
persepsi
Skor
berdasarkan
data
sekunder
Skor
Berdasarkan
Skor
yg disepakati
data EHRA
SKPD
Skor
hasil
kunjun
gan
lapang
an
0
pembobotan
Jailolo
33.00%
34.00%
1.
Buku Bualawa
4
33.00%
3
1
2.7
3
3
2.
Tauro
4
4
1
3.0
3
3
3.
Matui
3
4
1
2.7
3
3
4.
Tuada
3
3
2
2.7
3
3
5.
Todowongi
3
4
2
3.0
3
3
6.
Bukumatiti
4
4
4
4
4
4
7.
Porniti
2
2
2
2.0
2
2
8.
Gamlamo
2
1
2
1.7
2
2
9.
Gufasa
2
1
2
1.7
2
2
10. Guaemaadu
2
1
1
1.3
1
1
11. Galala
2
1
2
1.7
2
2
12. Bobanehena
2
2
2
2.0
2
2
13. Saria
2
1
2
1.7
2
2
14. Payo
2
2
3
2.3
2
2
15. Bobo
2
1
2
1.7
2
2
16. Idam Dehe
17. Idamdehe
Gamsungi
2
2
1
1.7
2
2
3
2
3
2.7
3
3
18. Jalan Baru
2
2
2
2.0
2
2
19. Marimbati
3
2
1
2.0
2
2
20. Gamtala
3
3
2
2.7
3
3
21. Soakonora
3
1
3
2.3
2
2
22. Lolori
3
4
2
3.0
3
3
23. Taboso
3
3
2
2.7
3
3
24. Hoku-hoku kie
3
3
2
2.7
3
3
25. Acango
3
1
1
1.7
2
2
26. Tedeng
2
3
2
2.0
2
2
27. Akediri
3
3
4
3.3
3
3
28. Guaeria
3
3
2
2.7
3
3
29. Hatebicara
2
1
2
1.7
2
2
Jailolo Selatan
0.0
1.
Rioribati
4
3
1
2.7
3
3
2.
Toniku
4
3
2
3
3
3
3.
Tewe
4
4
1
3.0
3
4
4.
Dodinga
4
3
2
3
3
3
5.
Akelaha
4
4
1
3.0
3
4
6.
Akeara
3
4
1
2.7
3
3
7.
Tuguraci
4
4
1
3.0
3
4
8.
Biamaahi
4
4
1
2.6
3
4
9.
Ake Jailolo
3
3
1
2.3
2
3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 37
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
10. Sidangoli
Dehe
3
4
2
3.0
3
3
11. Sidangoli Gam
3
3
1
2.3
2
3
12. Domito
3
3
1
2.3
2
3
13. Gamlange
2
3
1
1.7
2
3
14. Tataleka
3
3
1
2.3
2
3
15. Tabadamai
4
3
2
3.0
3
3
16. Braha
17. Bangkit
Rahmat
4
4
2
3.3
3
4
3
3
2
2.7
3
3
18. Moiso
2
3
1
1.7
2
2
Jailolo Timur
0.0
1.
Pasir Pituh
3
3
2
2.7
3
3
2.
Bobaneigo
3
4
1
2.7
3
3
3.
Tetewang
3
4
1
2.7
3
3
4.
Akelamo Kao
4
3
1
2.7
3
3
5.
Gamsungi
3
3
2
2.7
3
3
6.
Dum – dum
3
3
2
2.7
3
3
S a h u
0.0
1.
Lako Akelamo
3
3
3
3.0
3
3
2.
Susupu
3
2
1
2.0
2
2
3.
Tacim
3
3
1
2.3
2
3
4.
Taruba
3
4
2
3.0
3
3
5.
Balisoan
4
3
2
3.0
3
3
6.
Golo
3
3
2
2.7
3
3
7.
Taraudu
3
4
1
2.7
3
3
8.
Tacici
3
4
1
2.7
3
3
9.
Worat-worat
4
2
1
2.0
2
3
10. Todahe
4
4
1
3.0
3
4
11. Peot
3
4
1
2.7
3
3
12. Sasur
3
4
1
2.7
3
3
13. Goro-goro
4
4
1
3.0
3
4
14. Lako Akediri
3
3
2
2.7
3
3
15. Jarakore
16. Ropu Tengah
Balu
3
3
3
3.0
3
3
3
3
2
2.7
3
3
Sahu Timur
1. Idam
Gamlamo
0.0
4
3
3
3.3
3
3
2.
Loce
3
3
3
3.0
3
3
3.
Gamomeng
4
3
2
3.0
3
3
4.
Akelamo
4
2
1
2.3
2
2
5.
Taraudu Kusu
3
3
2
2.7
3
3
6.
Awer
4
2
1
2.3
2
3
7.
Aketola
3
3
2
2.7
3
3
8.
9.
Tibobo
Hoku-hoku
Gam
3
3
2
2.7
3
3
3
4
2
3.0
3
3
10. Gamnyial
2
4
2
3.0
3
3
11. Campaka
3
4
1
2.7
3
3
12. Ngaon
3
4
1
2.7
3
3
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program VI - 38
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Barat I
13. Gamsungi
14. Taba
Campaka
3
2
2
2.3
2
2
3
2
2
2.7
3
3
15. Goal
16. Golago
Kusuma
4
4
1
3.0
3
4
3
3
1
2.3
2
3
I b u
0.0
1.
Togola Wayoli
3
3
1
2.0
2
3
2.
Togola Sangir
3
3
1
2.3
2
3
3.
Tahafo
3
3
1
2.0
2
3
4.
Kie Ici
3
3
1
2.3
2
3
5.
Maritango
2
2
1
2.0
2
2
6.
Tongute Goin
3
4
3
3.3
3
3
7.
Akesibu
4
4
1
3.0
3
4
8.
9.
Tongute Sungi
Tongute
Ternate
3
4
1
2.7
3
3
4
3
1
2.3
2
3
10. Tobaol
4
3
1
2.3
2
3
11. Gam Ici
3
4
2
3.0
3
3
12. Gam Lamo
3
3
1
2.3
2
3
13. Naga
3
3
1
2.3
2
3
Ibu Selatan
0.0
1.
Tabobol
4
4
1
3.0
3
4
2.
Tosoa
4
2
1
2.3
2
3
3.
Baru
3
4
2
3.0
3
3
4.
Adu
3
4
2
3.0
3
3
5.
Nanas
3
4
2
3.0
3
3
6.
Ngawet
3
4
1
2.7
3
3
7.
Jere
3
3
1
2.3
2
3
8.
Gamsungi
3
3
2
2.7
3
3
9.
Bataka
3
3
1
2.3
2
3
10. Talaga
3
2
1
2.0
2
2
11. Tobelos
3
3
1
2.3
2
3
12. Gamkonora
3
3
1
2.3
2
3
13. Sarau
3
4
2
3.0
3
3
Ibu Utara
0.0
1.
Podolo
4
3
1
2.7
3
3
2.
Tengowango
4
4
2
3.3
3
4
3.
Togowo
4
3
2
3.0
3
3
4.
Duono
4
3
1
2.7
3
3
5.
6.
Goin
Sangad