DOCRPIJM 14792214045 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN (ok)
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
5.1.
2015
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pidie Jaya
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2),
mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan
penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah
kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabuapten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang pemerintah
kabupaten/kota menyusun RTRW
kabupaten/kota untuk mewujudkan keterpaduan
pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW
kabupaten/kota mempunyai fungsi sebagai:
1.
Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
2.
Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;
3.
Acuan
dalam
mewujudkan
keseimbangan
pembangunan
dalam
wilayah
kabupaten/kota;
4.
Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta;
5.
Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;
6.
Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataaan/pengembangan wilayah kota
yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
7.
Acuan dalam administrasi pertanahan.
V-1
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2015
Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pidie Jaya, ada beberapa yang
perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:
a.
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) didasari sudut kepentingan:
i.
Pertahanan keamanan
ii.
Ekonomi
iii.
Lingkungan hidup
iv.
Sosial budaya
v.
Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih
bersifat indikatif.
b.
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a)
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b)
Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa,
maupun Agropolitan.
c.
Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus
diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung,
kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
V-2
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Kawasan Strategis
Kabupaten Pidie Jaya
(KSK)
2015
diperlukan sebagai dasar
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala
kawasan, pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan
diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Pada Tabel 5.1 memaparkan
Identifikasi Arahan RTRW Kabupaten Pidie Jaya untuk Bidang Cipta Karya, Sedangkan
Tabel 5.2 memaparkan Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Pidie Jaya (KSK), serta
Tabel 5.3 memaparkan Identifikasi Indikasi Program Khusus untuk Bidang Cipta Karya.
V-3
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2015
Tabel 5.1.
Arahan RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bidang Cipta Karya
Arahan Pola Ruang
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
untuk dua puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten;
3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan;
dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana
rincinya;
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana
rincinya;
3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada
di wilayah kabupaten bersangkutan;
4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya.
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung di Kabupaten Pidie Jaya meliputi:
a. Kawasan hutan lindung
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e.
f.
kawasan lindung geologi; dan
kawasan lindung lainnya.
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung merupakan kawasan hutan yang karena keadaan sifatnya
diperuntukan guna pengaturan tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi serta
pemeliharaan kesuburan tanah.
Kriteria hutan lindung:
kawasan hutan yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung;
kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng > 65%;
kawasan hutan yang mempunyai ketinggian >2000m dpl;
kawasan yang memiliki ketinggian >2000 dan kelerangan >40%
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Pidie Jaya seluas kurang lebih 48.415,46 Ha
seluas 48.004,21 Ha meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru dengan luas 8.333,03 Ha, meliputi Gampong Abah
lueng, Gampong Meunasah Jiem Jiem dan Gampong Sarah Panyang.
b. Kecamatan Trienggadeng, dengan luas 1,32 Ha, terletak di Gampong Panton
Raya.
c. Kecamatan Meureudu dengan luas 4.859,48 Ha, meliputi Gampong Lampoh
Lada, dan Gampong Glumpang tutong.
d. Kecamatan Meurah Dua, dengan luas 24.720,08 Ha, meliputi Gampong Lhok
Sandeng.
e. Kecamatan Bandar Dua, dengan luas 10.090,38 Ha, meliputi Gampong Kumba
Ateueh, Cot Keng, Blang Miro, Krueng Kiran, Kumba, Cot Geurufai, Lhok
Pusong, Gaharu, dan Alue Sane.
Kawasan Perlindungan Setempat
Rencana ini dimaksudkan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan
kuantitas air serta mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sungai, saluran irigasi
primer, danau dan mata air di sekitar kawasan tersebut.
1.
Kawasan Sempadan Pantai
Peruntukkan fungsional kawasan sempadan pantai dimaksudkan dalam upaya
melindungi wilayah pantai dan kegiatan yang menganggu kelestarian fungsi
pantai dengan batas minimal 50 - 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi pantai dan mengamankan
kerusakan lingkungan akibat gerusan, abrasi dan intrusi air laut. Kebijakan
pemanfaatan kawasan yang ditempuh antara lain:
•
Mencegah segala bentuk kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang dapat
mengganggu kelestarian fungsi pantai;
•
Mengendalikan kegiatan yang telah ada;
•
Mengembalikan fungsi lindung pantai yang telah mengalami (kerusakan);
V-4
Arahan Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten terdiri atas:
1) sistem pusat kegiatan; dan
2) sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten.
Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial
ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas :
a. PKL Meureudu sebagai pusat kegiatan pemerintahan, pendidikan, perdagangan
dan jasa skala Kabupaten.
b. PPK sebagai pusat kegiatan beberapa Kecamatan meliputi:
1. Kawasan Perkotaan Lueng Putu di Kecamatan Bandar Baru sebagai pusat
pendidikan, perdagangan dan jasa;
2. Kawasan Perkotaan Panteraja sebagai pusat kegiatan perikanan, industri,
perdagangan dan jasa;
3. Kawasan Perkotaan Trienggadeng di Kecamatan Trienggadeng sebagai
pusat kegiatan pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa;
4. Kawasan Perkotaan Babah Jurong (Kuta Reuntang) Kecamatan Meurah Dua
sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa;
5. Kawasan Perkotaan Ulim, Kecamatan Ulim sebagai pusat kegiatan
peternakan, perdagangan dan jasa;
6. Kawasan Perkotaan Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya sebagai pusat
kegiatan pendidikan dan perikanan;
7. Kawasan Perkotaan Ulee Glee di Kecamatan Bandar Dua sebagai pusat
kegiatan pendidikan, perdagangan dan jasa; dan
PPL sebagai pusat pemukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar Gampong meliputi:
1. pusat mukim di Kecamatan Bandar Baru meliputi:
a) Lueng Putu, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan, jasa,
pertanian dan peternakan;
b) Nyong, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan perikanan;
c) Langgien, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perkebunan;
d) Musa, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan,
perkebunan dan perikanan;
e) Cubo; berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan,
perkebunan dan perikanan;
f) Lancok, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perikanan;
g) Tanoh Mirah, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan
dan perkebunan; dan
h) Jalan Rata, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perkebunan;
2. pusat mukim di Kecamatan Panteraja meliputi:
a) Panteraja Barat, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan,
perkebunan, industri, perdagangan dan jasa; dan
b) Panteraja Timur, berfungsi untuk melayani kegiatan industri, peternakan,
perikanan dan pertanian.
3. pusat mukim di Kecamatan Trienggadeng meliputi:
a) Trienggadeng, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan dan
perikanan;
b) Peulandok, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan peternakan;
c) Pangwa, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan;
d) Peudeuk Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian,
peternakan, dan pariwisata; dan
e) Peudeuk Tunong, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan.
4. pusat mukim di Kecamatan Meureudu meliputi:
a) Beuracan, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan, pertanian,
peternakan dan perkebunan;
b) Beurieweuh, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan
dan perkebunan;
c) Manyang, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perkebunan; dan
d) Meureudu Dalam, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan,
perikanan, pertanian dan peternakan.
5. pusat mukim di Kecamatan Meurah Dua meliputi:
a) Kuta Simpang, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan, pertanian,
peternakan;
b) Kuta Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan; dan
c) Kuta Rentang, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan
perdagangan, perkebunan dan transportasi.
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
•
dan
Mereduksi gelombang laut (tsunami) jika sewaktu-waktu terjadi.
Sempadan pantai adalah kawasan di sepanjang pantai yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Keserasian dan
keseimbangan lingkungan pantai berawal dari dukungan wilayah pesisir, dimana
wilayah pesisir merupakan pergerakan aktivitas (atau peralihan) antara laut dan darat.
Penentuan sempadan pantai di wilayah perencanan adalah daratan sepanjang tepian
pantai dengan lebar proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100
m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Wilayah sempadan pantai di Kabupaten
Pidie Jaya terdapat di sempadan pantai seluas 228,57 Ha, yang berupa daratan
sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai
meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru seluas 44,33 Ha, terdiri dari Gampong Cut Nyong,
Lancang dan Baroh Lancok;
• Kecamatan Pante Raja seluas 38,14 Ha, terdiri dari Gampong Tu Pante Raja,
2015
6. pusat mukim di Kecamatan Ulim meliputi:
a) Ulim Tunong, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan,
pertanian dan perikanan;
b) Paya Seutui, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian;
c) Ulim Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan, pertanian dan
perdagangan;
d) Nanghroe, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan perkebunan;
dan
e) Blang Rheue, berfungsi untuk melayani kegiatan perkebunan, pertanian
dan peternakan.
7. pusat mukim di Kecamatan Jangka Buya meliputi:
a) Jangka Buya Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan; dan
b) Jangka Buya Barat, berfungsi melayani kegiatan perdagangan, pertanian,
peternakan dan perikanan.
Keude Pante Raja, Mesjid Pante Raja, Peurade dan Reudeuep;
• Kecamatan Trienggadeng, seluas 55,24 Ha, terdiri dari Gampong Keude
Trienggadeng, Gampong Meue, Sagoe, Cot Lheue Rheng dan Deah Pangwa;
• Kecamatan Meureudu, seluas 23,15 Ha, terdiri dari Gampong Meuraksa dan
Gampong Meunasah Balek;
• Kecamatan Meurah Dua seluas 21,65 Ha, terdiri dari Gampong Mns Jurong,
Buangan dan Gampong Lueng Bimba;
• Kecamatan Ulim seluas 17,06 Ha, terdiri dari Gampong Tijien Husein, Tijien
Daboih, Gampong Geulanggang, Mns Bueng, Siblah Coh, Mesjid Ulim Baroh
dan Grong-grong Capa; dan
• Kecamatan Jangka Buya seluas 29 Ha, terdiri dari Gampong Jurong Ara,
8. Pusat mukim di Kecamatan Bandar Dua meliputi:
a) Ulee Glee Dalam, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan,
pertanian dan peternakan;
b) Ulee Glee Barat, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian,
peternakan dan perkebunan;
c) Ulee Glee Tunong, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian,
peternakan dan perkebunan;
d) Ulee Glee Timu, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan; dan
e) Jangka Buya Timu, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan;
Jurong Binjee, Gampong Cot, dan Kiran Baroh.
2.
Kawasan Sempadan Sungai
Dalam Keppres No. 32 tahun 1990, ketetapan mengenai sempadan sungai ini
adalah sebagai berikut:
•
Sekurang-kurangnya 100 m di kiri-kanan sungai besar dan 50 m di kirikanan anak sungai yang berada di luar permukiman
•
Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang
diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-50 meter.
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai yang bermanfaat untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai, Kawasan lindung, atau sempadan sungai
ini hampir ada di setiap kecamatan. di Kabupaten Pidie Jaya sempadan sungai
memiliki luas 2.067,15 Ha meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru disekitar Krueng Cubo seluas 599,33 Ha terletak di
Gampong Abah Lueng, Gampong Jiem jiem, Gampong Aki Neungoh,
Gampong Blang Krueng, Gampong Sarah Panyang, Gampong Kayee Jatoe
dan Gampong Blang Baro.
b. Kecamatan Pante Raja disekitar Krueng Cubo seluas 139,58 Ha terletak di
Gampong Lhok Puuk, Gampong Tunong, Gampong Teungoh, Gampong
Muka Blang, dan Gampong Hagu Mesjid Pante Raja.
c. Kecamatan Trienggadeng disekitar Krueng Beuracan seluas 267,85 Ha
Terletak di Gampong Cot Makaso, Gampong Meucat Pangwa, dan Gampong
Deah Pangwa.
d. Kecamatan Meureudu seluas 360,23 Ha terbagi:
1. disekitar Krueng Beuracan seluas 144,09 Ha terletak di Gampong Lampoh
Lada, Gampong Rumpuen, Gampong Rambong, dan Gampong Grong
grong.
2. disekitar Krueng Meureudu seluas 216,14 Ha terletak di Gampong
Manyang Lancok, Gampong Beurawang, dan Gampong Meunasah Lhok;
e. Kecamatan Meurah Dua disekitar Krueng Meureudu seluas 519,29 Ha terletak
di Gampong Lhok sandeng, Gampong Sarah Mane, Gampong Seunong,
Gampong Geunteng, Gampong Blang Cut, Gampong Dayah Husen, Gampong
ayah Kruet, dan Gampong Meunasah Jurong
f. Kecamatan Ulim disekitar Krueng Ulim seluas 112,24 Ha terletak di
Gampong Lhok Gajah, Gampong Blang Rheue, Gampong Cot Seutuy,
Gampong Mns Mesjid, Gampong Blang Cari, Gampong Bidok, Gampong
Pantang Cot Baloi, Gampong Nangrhoe Timur, Gampong Tanjong Ulim dan
Gampong Grong grong Capa;
g. Kecamatan Bandar Dua seluas 27,28 Ha terdiri dari:
1. disekitar Krueng Ulim seluas 13,64 Ha terletak di Gampong Alue Sane,
Gampong Drien Tujoh, Gampong Blang Kuta, Gampong Seunong,
Gampong Pohroh; dan Gampong Blang Dalam.
2. disekitar Krueng Jeulanga seluas 8,184 Ha terletak di Gampong Kumba
Ateuh, Gampong Blang Miroe, Gampong Beurasan, dan Gampong Cot
Keng;
3. disekitar Krueng Kiran seluas 5,456 Ha terletak di Gampong Krueng
Kiran.
h. Kecamatan Jangka Buya Dua seluas 41,35 Ha terletak di Gampong Jurong
Binje, Gampong Cot, Jurong Teungoh dan Jurong Ara.
V-5
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka
mendukung kegiatan sosial ekonomi;
3. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
1. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang
wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan;
2. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan
pada wilayah kabupaten bersangkutan;
3. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan
(PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di
wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi;
2) Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan
lingkungan (PPL); dan
3) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta
saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
4. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pusat kegiatan sebagaimana harus ditetapkan sebagai kawasan strategis
kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam
arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong
untuk memenuhi kriteria PKL.
5. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi
sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan
prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
RENCANA SISTEM PUSAT KEGIATAN
Fungsi dan peran kawasan perkotaan di masing-masing ibukota kecamatan atau
pusat-pusat pengembangan pada dasarnya sebagai berikut:
1. Fungsi tempat pasar (market-place function) bagi barang dan jasa konsumsi
dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian.
2. Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi pada
wilayah-wilayah pengembangan.
3. Fungsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian.
4. Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan,
komunikasi, keamanan, ibadah, rekreasi, administratif, dan lain-lain.
Selanjutnya kelengkapan dalam penyediaan prasarana dan sarana baik sosial
maupun ekonomi pada dasarnya bergantung pada hirarki kota yang bersangkutan.
Selain itu juga terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi pemerintahan yang
mempunyai sifat pelayanan hirarkis menurut status administrasi (ibukota
kabupaten, dan ibukota kecamatan).
Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasiltas pusat pelayanannya
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau yang diuraikan dalam RTRW Kabupaten Pidie jaya seluas kurang
lebih 30 (tiga puluh) persen dari luasan kawasan perkotaan di seluruh kecamatan.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana yang meliputi daerah rawan erosi dan daerah rawan banjir
sudah termasuk pada kawasan sempadan sungai. Demikian juga daerah sekitar pantai
yang termasuk kawasan rawan bencana, sudah termasuk dalam kawasan sempadan
pantai. Kawasan rawan bencana alam berupa kawasan bencana banjir meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru terdiri dari dua lintasan kawasan banjir:
1. krueng Putu melintasi Lueng Nibong, Gampong Keude Lueng Putu, Meunasah
Siren, Meunasah Tutong, Meunasah Blang Glong, Meunasah Ara, Udeung dan
Baroh Lancok;
2. krueng Cubo melintasi Gampong Abah Lueng, Jiem jiem, Aki Neungoh, Blang
Krueng, Sarah Panyang, Blang Sukon, Kayee Jatoe dan Blang Baro;
• Kecamatan Pante Raja sepanjang lintasan Krueng Cubo meliputi Gampong Lhok
Puuk, Tunong, Teungoh, Muka Blang, Hagu Mesjid Pante Raja dan Keude Pante
Raja;
• Kecamatan Trienggadeng terdiri dari dua lintasan kawasan banjir:
1. krueng Trienggadeng melewati Panton Beurasan, Tampui, Panton Raya, Dayah
Teumanah, Meunasah Dee, Reusep, Mesjid Peuduek, Mee, Sagoe, Raya dan
Keude Trienggadeng;
2. krueng Beuracan melewati Gampong Buloh, Cot Makaso, Meucat Pangwa dan
Deah Pangwa;
• Kecamatan Meureudu terdiri dari tiga kawasan banjir:
1. lintasan Krueng Beuracan melewati Gampong Lampoh Lada, Mulieng, Dayah
Tuha, Rumpuen, Munasah Kulam, Rambong, Grong grong, Kuta Trieng,
Teupin Peuraho, Rhieng Krueng, Rhieng Blang, dan Meuraksa;
2. lintasan Krueng Meureudu melewati Gampong Blang Awe, Manyang Lancok,
Manyang Cut, Beurawang, Meunasah Lhok, Mesjid Tuha, Keude Meureudu
dan Meunasah Balek.
3. kawasan banjir bandang meliputi Gampong Geulumpang Tutong, Pohroh,
Meunasah Hagu, Kudrang dan Rhing Mancang.
• Kecamatan Meurah Dua, sepanjang:
1. lintasan Krueng Meureudu meliputi Gampong Lhok sandeng, Sarah Mane,
Seunong,
Lancok, Meunasah Kulam, Meunasah Teungoh, Geunteng,
Meunasah Bie, Meunasah Raya, Gampong Blang, Blang Cut, Dayah Husen,
Meunasah mancang, Pante Beurene dan Meunasah Jurong.
2. kawasan banjir bandang meliputi Gampong Beuringen dan Dayah Kruet.
• Kecamatan Ulim sepanjang:
1. lintasan Krueng Ulim melewati Gampong Lhok Gajah, Blang Rheue, Cot
Seutuy, Mns Mesjid, Blang Cari, Bidok, Pantang Cot Baloi, Nangrhoe Timur,
Bale Ulim, Meunasah Kumbang, Nangrhoe Barat, Meunasah Pupu, Meunasah
Krueng, Tanjong Ulim, Keude Ulim, Dayah Lubue, Geulanggang dan Grong
grong Capa;
2. kawasan banjir bandang meliputi Gampong Pulo Lhok, Dayah Baroh,
Sambongan Baro dan Reuleut.
• Kecamatan Jangka Buya sepanjang:
1. lintasan Krueng Kiran meliputi Gampong Meukoe Jurong, Mukoe Meugit,
Kiran Dayah dan Kiran Meunasah Krueng;
2. kawasan banjir bandang meliputi Buket Teungoh, Reului Mangat, Keude
Jangka Buya, Jurong Binjee, Jurong Teungoh, Jurong Ara, Meunasah Kumbang
dan Gampong Cot.
• Kecamatan Bandar Dua meliputi empat kawasan yaitu:
1. lintasan Krueng Ulim melewati Gampong Alue Sane, Drien Tujoh, Blang Kuta,
Seunong, Pohroh, Babah Krueng, Blang Dalam;
2. lintasan Krueng Jeulanga melintasi Gampong Blang Miroe, Beurasan, Kumba,
Jeulanga Mesjid, Jeulanga Barat, Alue Keutapang, Uteun Bayu dan Babah
Krueng;
3. lintasan Krueng Kiran melintasi Gampong Cot Keng, Meunasah Krueng Kiran,
Asan Kumbang, Drien Bungong, Jeulanga Mata Ie, Meurandeh Alue, Meugit
Sagoe, Meugit Kayee Panyang, Adan, Peulakan Tunong, Peulakan Tambo,
Peulakan Cebrek, Kuta Krueng dan Paya Baroh; dan
4. kawasan banjir bandang meliputi Keude Ulee Gle, Gampong Ulee Gle, Pulo
dan Mukoe Kuthang.
Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi merupakan kawasan yang memiliki keunikan baik dari
jenis bebatuan, bentang alam, proses geologi maupun kawasan imbuhan air tanah.
Untuk kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Pidie Jaya, tersebar di
beberapa kecamatan, diantaranya Kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan
V-6
2015
yang akan dikembangkan di tiap kota. Adapun fungsi yang lain didasari oleh
alasan tertentu, yaitu:
• Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari
keberadaan kota tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan
perdagangan.
• Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi
utama dan akses ke jaringan transportasi utama.
Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi langsung
antara wilayah pedesaan dengan pusat regional. Hal ini akan menimbulkan banyak
ketidakefisienan, seperti dalam ongkos transport, kapasitas dan pemenuhan
kebutuhan pelayanan, dan lain-lain yang pada akhirnya akan menghambat
perkembangan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri.
Dengan ketentuan yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya dan beberapa
pertimbangan serta mengacu pada RTRWN dan RTRWA, PKN dan PKW tidak
terdapat pada Kabupaten Pidie Jaya, sedangkan PKL ditetapkan oleh RTRWA di
Kawasan Perkotaan Meureudu. Kemudian untuk pusat-pusat lainnya, seperti
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
ditentukan oleh Kabupaten.
Dengan mempertimbangkan hasil identifikasi simpul-simpul perkotaan serta
berdasarkan pertimbangan kriteria di atas tersebut, maka sistem pusat kegiatan di
Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan pusat kegiatan utama wilayah kabupaten sesuai arahan RTRWA
yaitu PKL Meureudu dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan,
pendidikan, perdagangan dan jasa;
2. PPK sebagai pusat kegiatan beberapa kecamatan meliputi:
• kawasan perkotaan Lueng Putu di Kecamatan Bandar Baru sebagai
pusat perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Panteraja sebagai pusat kegiatan perikanan,
industri, perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Trienggadeng di Kecamatan Trienggadeng
sebagai pusat kegiatan pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Kuta Reuntang Kecamatan Meurah Dua sebagai
pusat kegiatan perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Ulim, Kecamatan Ulim sebagai pusat kegiatan
peternakan, perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya sebagai
pusat kegiatan pendidikan dan perikanan; dan
• kawasan perkotaan Ulee Glee di Kecamatan Bandar Dua sebagai
pusat kegiatan pendidikan, perdagangan dan jasa.
Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Utama
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat
Tujuan pengembangan transportasi darat yaitu sebagai berikut :
•
Mendukung inter-koneksi antar pusat pelayanan dan membentuk
struktur ruang.
•
Mendukung keterhubungan antar-bagian wilayah di Kabupaten Pidie
Jaya.
•
Memberi akses bagi semua wilayah pelayanan menuju pusat-pusat
pelayanan.
•
Membuka wilayah-wilayah terisolasi, dengan memperhatikan
fungsi-fungsi kawasan lindung.
•
Mendukung wilayah-wilayah yang memiliki kegiatan ekonomi
(menciptakan akses pada sentra pertanian, perkebunan, perdagangan
dan lain-lain).
Berdasarkan hal tersebut, rencana prasarana transportasi darat di Kabupaten Pidie
Jaya sebagai berikut :
A.1 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
a. Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus
yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke
dalam kawasan perkotaan.
Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai
jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal
b. Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan.
Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.
Berdasarkan kebijakan tersebut, yang akan digunakan untuk rumusan rencana
pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:
1. Jalan arteri primer diarahkan untuk melayani pergerakan antar kota
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
bencana alam geologi.
Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi:
a) Kawasan rawan gerakan tanah meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru; Gampong Abah Lueng, dan
• Kecamatan Meurah Dua; sekitar Gunueng Peut Sagoe.
b)
Kawasan rawan abrasi meliputi:
• Kecamatan Jangka Buya; Gampong Cot, Gampong Kiran Baroh, Gampong
Jurong Ara;
• Kecamatan Ulim; Gampong Tijien Husen, Gampong Geulanggang,
Gampong Mns. Bueng, Gampong Mesjid Ulim Baroh, Gampong GrongGrong Capa, Gampong Siblah Coh.
• Kecamatan Meureudu; Gampong Meuraksa, Kota Meureudu;
• Kecamatan Trienggadeng; Gampong Meue, Gampong Cot Lheue Rheng,
Keude Tringgadeng;
• Kecamatan Meurah Dua; Gampong Lueng Bimba, Gampong Buangan,
Gampong Meunasah Jurong;
• Kecamatan Panteraja; Gampong Reudeup, Gampong Peurade, Hagu, Tu.
Panteraja, Keude Panteraja; dan
• Kecamatan Bandar Baru; Gampong Lancang Paru, Gampong Mns.
Udeueng, Baroh Lancok, Cut Njong.
c)
Kawasan rawan bencana tsunami meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru; Gampong Lancang Paru, Gampong Mns.
Udeueng, Baroh Lancok, Sawang, meunasah Baro, Cut Njong;
• Kecamatan Panteraja; Gampong Reudeup, Gampong Peurade, Hagu, Tu.
Panteraja dan Keude Panteraja;
• Kecamatan Trienggadeng; Gampong Meue, Gampong Cot Lheue Rheng,
Deah pangwa, Keude Tringgadeng;
• Kecamatan Meureudu; Gampong Rhing Krueng, Gampong Rhing
Blang,Gampong Meuraksa, Gampong Meunasah Balek, Kota Meureudu;
• Kecamatan Meurah Dua; Gampong Meunasah Jurong, Gampong Lueng
Bimba, Gampong Buangan;
• Kecamatan Ulim; Gampong Tijien Daboh, Gampong Tijien Husen,
Gampong Geulanggang, Gampong Mns. Bueng, Gampong Mesjid Ulim
Baroh, Gampong Grong-Grong Capa, Gampong Siblah Coh; dan
• Kecamatan Jangka Buya; Gampong Cot, Gampong Kiran Baroh, Gampong
Jurong Ara, Gampong Jurung Binjee, Gampong Jurong Teugoh, Gampong
Kiran Meunasah Lueng, Gampong, Gampong kiran Meunasah
Beureumbang.
d)
Kawasan rawan bencana gunung berapi berada di hutan lindung meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru;
• Kecamatan Meurah Dua; dan
• Kecamatan Bandar Dua.
2015
antar provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Menghubungkan antar-PKN
b. Menghubungkan antara PKN dan PKW;
c. Menghubungkan PKN dan/atau PKW/PKWp dengan bandar udara
pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/ tersier dan
pelabuhan /nasional;
d. Berupa jalan umum yang melayani angkutan utama;
e. Melayani perjalanan jarak jauh;
f. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata
tinggi; dan;
g. Jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar
kota dalam provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Menghubungkan antar-PKW/ PKWp;
b. Menghubungkan antara PKW/PKWp dengan PKL;
c. Berupa jalan umum yang melayani angkutan pengumpul atau
pembagi;
d. Malayani perjalanan jarak sedang;
e. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata
sedang; dan;
f. Membatasi jumlah jalan masuk.
3. Jalan Lokal Primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota
dalam kabupaten, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan;
antar ibukota kecamatan; ibukota kabupaten dengan PKL/PPK;
b. Berupa jalan umum yang melayani angkutan setempat;
c. Malayani perjalanan jarak dekat;
d. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata
rendah;
e. Jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Rencana pembangunan dan peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Pidie Jaya
yaitu:
a. pembangunan dan peningkatan jalan baru penghubung antara Kota
Meureudu dengan Kecamatan Geumpang batas Pidie;
b. pembangunan dan peningkatan kualitas jaringan jalan lokal,
diharapkan akan membuka dan mempermudah akses tiap
(permukiman) desa, baik menuju Kota Meureudu, Jalan Nasional
(Medan-Banda Aceh), dan daerah lainnya;
c. pembangunan jaringan jalan lingkar (ring road) baik lingkar luar
Kabupaten maupun lingkar dalam di Kota Meureudu untuk membuka
akses Meureudu sebagai ibukota kabupaten, dan akses bagi daerah di
selatan;
d. pembangunan dan perbaikan jembatan di seluruh wilayah Kabupaten
Pidie Jaya.
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya melalui Bappeda, telah menyusun
dan mengarahkan pola jalan lingkar Kota Meureudu dan lingkar luar
yang meliputi seluruh wilayah.
Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan sesuai fungsi lindung merupakan kawasan lindung yang ditetapkan oleh
Kabupaten Pidie Jaya karena memiliki karakter khas, dan tidak dapat dimanfaatkan
sebagai kawasan budidaya, meliputi:
• Kecamatan Trienggadeng;
• Kecamatan Meureudu; dan
• Kecamatan Bandar Baru.
Rencana Kawasan Budidaya
Pengembangan kawasan pemanfaaatan ruang pada kawasan budidaya bertujuan untuk
menjaga kualitas daya dukung Kabupaten Pidie Jaya di lingkungan wilayah
perencanaan, menciptakan lapangan kerja, terciptanya keserasian. Kawasan budidaya
merupakan kawasan di luar kawasan lindung, yang mempunyai fungsi utama budidaya,
antara lain seperti: kawasan hutan produksi, pertanian, pertambangan, perindustrian,
pariwisata, dan permukiman. Kawasan budidaya Kabupaten Pidie Jaya terdiri atas :
1. Kawasan hutan produksi terbatas;
2. Kawasan hutan rakyat;
3. Kawasan hutan pendidikan;
4. Kawasan peruntukan pertanian;
5. Kawasan peruntukan perikanan;
6. Kawasan peruntukan pertambangan;
7. Kawasan peruntukan industri;
8. Kawasan peruntukan pariwisata;
9. Kawasan peruntukan permukiman; dan
10. Kawasan peruntukan lainnya.
Kawasan hutan produksi Terbatas
Lahan hutan produksi merupakan lahan budidaya dengan pertanian tanaman keras
sebagai tanaman utama, yang dikelola dengan memasukkan teknologi sederhana
V-7
Jaringan Jalan dalam Kabupaten sepanjang 2.069,56 Km meliputi:
a. Jaringan Kolektor Primer (K4) sepanjang 232,88 Km status jalan
Kabupaten meliputi:
1. Jalan Sp. Bale (Lhok Duek) - Sarah Panyang sepanjang 4,48 Km;
2. Jalan Blang Gapu – Blang Iboih – Blang Krueng sepanjang 10,44 Km;
3. Jalan Paru-Kayee Jatoe sepanjang 5,11 Km;
4. Jalan Lueng Putu-Jiem-jiem-Abah Lueng sepanjang 13,04 Km;
5. Jalan Paru Cot-Lancang sepanjang 2,31 Km;
6. Jalan Lueng Putu-Lancok Baroh sepanjang 3,77 Km;
7. Jalan Sp.Pohroh-Udeueng sepanjang 2,85 Km;
8. Jalan Paru Keude-Lancang sepanjang 3,46 Km;
9. Jalan Teupin Raya-Meunasah Alue-Tanoh Mirah sepanjang 1,99 Km;
10. Jalan Sp. Beuringen-Kayee Raya sepanjang 1,45 Km;
11. Jalan Panteraja – Cubo – Jiem jiem sepanjang 14,58 Km;
12. Jalan Pante Raja-Blang Baro sepanjang 5,02 Km;
13. Jalan Lhok Puuk-Blang Baro sepanjang 1,55 Km;
14. Jalan Trienggadeng-Peuduek-Cubo sepanjang 13,53 Km;
15. Jalan Simpang raja berangkat – Tunong Pante Raja sepanjang 3,54
Km;
16. Jalan Deah Ujong Baroh – Cot Kareung sepanjang 2,64 Km;
17. Jalan Trienggadeng – Panton Beurasan – Cubo sepanjang 11,29 Km;
18. Jalan Rawa Sari – Peulandok – Mns Dee Puduek sepanjang 4,68 Km;
19. Jalan Mee Pangwa-Cot Lheue Rheng sepanjang 2,54 Km;
20. Jalan Sagoe Trienggadeng-Deah Teumanah sepanjang 6,42 Km
21. Jalan Meureudu-Kuala sepanjang 2,03 Km;
22. Jalan Beuracan-Mulieng-Alue Deumam sepanjang 14,08 Km;
23. Jalan Manyang – Blang Awe – Rungkom – Pulo U sepanjang 4,24
Km;
24. Jalan Sp.Tiga -Meureudu sepanjang 2,10 Km;
25. Jalan Rhing Krueng-Meuraksa-Mns.Balek sepanjang 2,42 Km;
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
sampai teknologi tinggi dengan tetap memperhatikan azas konservasi tanah dan air.
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas di Kabupaten Pidie Jaya seluas kurang
lebih 4.865,11 hektar meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru seluas 1.869,86 Ha terletak di Gampong Aki
Neungoh,
Gampong Blang Krueng, Gampong Jiem-Jiem, dan Gampong
Sarah Panyang.
b. Kecamatan Meureudu seluas 467,30 Ha terletak di Gampong Glumpang
Tutong, dan Gampong Lampoh Lada.
c. Kecamatan Meurah Dua seluas 452,34 Ha terletak di Gampong Lhok Sandeng,
dan Gampong Sarah Mane.
d. Kecamatan Ulim seluas 313,48 Ha terletak di Blang Rheue dan Lhok Gajah
e. Kecamatan Bandar Dua seluas 1.762,13 Ha terletak di Gampong Lhok Gajah,
Gampong Alue Sane, Gampong Gaharu, Gampong Lhok Pusong, Gampong
Cot Geurufai, Gampong Kumba, Gampong Blang Miroe, Gampong Cot
Keng, dan Gampong Krueng Kiran.
Kawasan Peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas kurang lebih 1.225,39 Ha meliputi:
a. Kecamatan Meureudu seluas 748,92 Ha, terletak di Gampong, Lampoh Lada;
b. Kecamatan Meurah Dua seluas 315,13 Ha terletak di Gampong Lhok Sandeng;
c. Kecamatan Ulim seluas 127,83 Ha terletak di Gampong Lhok Gajah; dan
d. Kecamatan Bandar Dua seluas 33,51 Ha, terletak di Gampong Krueng Kiran.
Kawasan Peruntukan hutan Pendidikan
Kawasan peruntukan hutan Pendidikan seluas kurang lebih 150,21 Ha di Kecamatan
Meureudu Gampong Geuleupang Tutong.
Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:
tanaman pangan
Kawasan pertanian Tanaman pangan terdiri atas:
1. pertanian lahan basah
Kawasan peruntukkan lahan basah atau sawah adalah areal pertanian yang memerlukan
air terus menerus atau bergilir dengan tanaman utama adalah padi. Untuk pengairan
dapat dilakukan secara alamiah maupun secara teknis. Pertanian lahan basah di
Kabupaten Pidie Jaya seluas 7.739,21 Ha meliputi:
a. pertanian lahan basah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan,
meliputi:
1. Kecamatan Bandar Baru seluas 1.672,52 Ha, terdiri dari Gampong Aki
Neungoh, Gampong Blang Krueng, Gampong Jiem-Jiem, Gampong Sarah
Panyang, dan Gampong Abah Lueng,Gampong Tanoh Mirah, Gampong
Ujong Leubat, Gampong Alue, Gampong Tua Lada, Gampong, Gampong
Cut Langien, Gampong Sagoe Langien, Gampong Dayah Langien,
Gampong Baroh Cot, Gampong Blang Iboih, Gampong Baroh Musa,
Gampong Teungoh Musa, Gampong Bale Musa, Gampong Udeung,
Gampong Ara, Pueb Lueng Nibong, Gampong Siren, Gampong Tutong,
Gampong Blang Glong, Gampong Kayee Raya, Gampong Beurandeh,
Gampong Daboih, Gampong Dayah Nyong, Gampong Pulo Rheng,
Gampong Baro Nyong, Gampong Mns Gampong, Gampong Cut Nyong,
Gampong Sawang, Gampong Pulo Pueb, Gampong Mesjid Lancok,
Gampong Manyang Lancok, Gampong Baroh Lancok, Gampong Kayee
Jatoe, Gampong Blang Sukon, Gampong Blang Baro, Gampong Paru Cot,
dan Gampong Paru Keude;
2. Kecamatan Pante Raja seluas 202,67 Ha, terdiri dari Gampong Lhok Puuk,
Gampong Muka Blang, Gampong Reudeup, Gampong Peurade, Gampong
Mesjid Pante Raja, Gampong Teungoh, dan Gampong Teunong;
3. Kecamatan Trienggadeng seluas 1.496,08 Ha, terdiri dari Gampong Meu,
Gampong Keude Trienggadeng, Gampong Meunasah Raya, Gampong
Meunasah Paya, Gampong Mesjid Trienggadeng, Gampong Teungkluet,
Gampong Meucat Pangwa, Gampong Cot Makaso, Gampong Buloh,
Gampong Cot Lheu Rheng, Gampong Mee Pangwa, Gampong Meunasah
Kuta, Gampong Peulandok Tunong, Gampong Peulandok Teungoh,
Gampong
Peulandok Baroh, Gampong Rawasari, Gampong Matang, Gampong
Tampui, Gampong Panton Raya, Gampong Teumanah, Gampong Dee,
Gampong Reusep, Gampong Mesjid Peuduek, Gampong Pulo Raya,
Gampong Meunasah Mee, dan Gampong Sagoe;
4. Kecamatan Meureudu seluas 777,51 Ha, terdiri dari Gampong Meulieng,
Gampong Lampoh Lada, Gampong Rumpuen, Gampong Meunasah Kulam,
Gampong Rambong, Gampong Grong- Groeng, Gampong Kuta Trieng,
Gampong Teupin Peuraho, Gampong Dayah Tuha, Gampong Mukim
Beuriweueh, Gampong Dayah Timu, Gampong Bunot, Gampong Pulo U,
Gampong Kudrang, Gampong Meunasah Hagu, Gampong Pohroh,
V-8
2015
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
Jalan Rungkom-Cot Trieng sepanjang 2,16 Km;
Jalan Teupin Pukat – Keude Ulim sepanjang 5,19 Km;
Jalan Babah Jurong-Seunong-Sarah Mane, sepanjang 8,71 Km;
Jalan Beuracan-Rhieng Krueng sepanjang 1,65 Km;
Jalan Mns.Kulam-Mulieng-Lampoh Lada sepanjang 2,09 Km;
Jalan Nanghroe-Lhok Sandeng-Krueng Tijee, sepanjang 17,14 Km;
Jalan Paya Seutui-Gle Cut-Blang Cari sepanjang 9,42 Km;
Jalan Nanggroe Barat-Reuleuet-Ulim sepanjang 4,34 Km;
Jalan Nanggroe Timu-Blang Usi sepanjang 1,73 Km;
Jalan Tutue Ara-Keude Parek, sepanjang 1,93 Km;
Jalan Ulee Gle – Mns Kumbang sepanjang 2,16 Km;
Jalan Ulee Gle – Jangka Buya 2,21 Km;
Jalan Babah Krueng-Alue Sane-Jeulanga Barat sepanjang 12,12 Km;
Jalan Ulee Gle-Kumba sepanjang 8,36 Km;
Jalan Ulee Gle-Kuta Krueng-Kiran Dayah sepanjang 3,68 Km;
Jalan Ulee Gle-Cot Keng sepanjang 5,36 Km;
Jalan Drieng Bungong-Asan Kumbang sepanjang 1,75 Km;
Jalan Blang Dalam-Babah Krueng sepanjang 3,45 Km;
Jalan Meurandeh Alue-Drien Bunggong sepanjang 1,23 Km;
Jalan Jeulanga Barat- Jeulanga mata Ie-Drien Bungong sepanjang 2.20
Km; dan
46. Jalan Uteun Bayue-Reudeup Melayu sepanjang 2,40 Km.
b. Jalan Lokal Primer sepanjang 250,41 Km, meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
Jalan Deah Teumanah-kayee Jatoe sepanjang 7,48 Km;
Jalan Musa- Arongan sepanjang 1,81 Km;
Jalan Leung Putu-Pulo Pueb sepanjang 3,89 Km;
Jalan Sp. Mantri-Lancang sepanjang 1,90 Km;
Jalan Mayang Lancok-Pulo Rheng sepanjang 1,08 Km;
Jalan Langgien-blang Iboih sepanjang 5,91 Km;
Jalan Ujong Leubat-Aki Neungoh sepanjang 0,91 Km;
Jalan Jiem-Jiem-Panton Limeng-cubo sepanjang 2 Km;
Jalan Musa-Lhok Duek sepanjang 5 km;
Jalan Musa-Blang Baro sepanjang 4,02 Km;
Jalan Muko Baroh-Paya Tunong sepanjang 1,6 Km;
Jalan Musa-Blang Sukon sepanjang 6,08 Km;
Jalan Pulo Pueb-Sawang sepanjang 0,40 Km;
Jalan Paru Keude-Paru Cot sepanjang 1,09 Km;
Jalan Lueng Putu-Teupin Raya (Eks rel kereta api) sepanjang 1,63 Km;
Jalan Tuha Lada-Teupin Raya sepanjang 1,42 Km;
Jalan Balee Musa-Baroh Cot sepanjang 1,82 Km;
Jalan Blang Iboih-Musa sepanjang 1,78 Km;
Jalan Balee Musa-Teungoh Musa sepanjang 2,65 Km;
Jalan Dayah Langien-Baroh Cot sepanjang 1,09 Km;
Jalan Lueng Putu-Baroh Cot sepanjang 0,92 Km;
Jalan Sarah Panyang-Kayee Jatoe sepanjang 4,67 Km;
Jalan Tuha Lada-Langien sepanjang 0,76 Km;
Jalan Mns. Tutong-Blang Glong-Meunasah Ara-Baroh Lancok
sepanjang 4,65 Km.
Jalan Lueng Putu-Siren- Mesjid Lancok sepanjang 1,66 Km;
Jalan Tuha Lada-Ujong Leubat sepanjang 2,85 Km;
Jalan Ujung Lebat-Blang Bunot sepanjang 2,70 Km;
Jalan Tanoh Mirah-Aki Neungoh sepanjang 5,13 Km;
Jalan Lancok Baroh-Pusong sepanjang 3,12 Km;
Jalan Teupin Raya-Kayee Raya-Cut Njong sepanjang 4,01;
Jalan Keude Lueng Putu sepanjang 0,64 Km;
Jalan Mesjid Pante Raja-Sagoe Trienggadeng sepanjang 5,24 Km;
Jalan Teungoh Pante Raja-Sagoe Trienggadeng 2,90 Km;
Jalan Gampong Tengoh-Peurade-Reudep sepanjang 6 Km;
Jalan Musa-Keude Panteraja (Eks rel kereta api) sepanjang 4,83 Km;
Jalan Keude Panteraja sepanjang 0,39 Km;
Jalan Sp.Tu-Keude Pante Raja-Lancang Paru sepanjang 5,18 Km;
Jalan Msj. Trienggadeng-Peulandok-Rawasari 1,19 Km;
Jalan Cot Matang-Rawa Sari sepanjang 1,58 Km;
Jalan Pelandok-Cot Kareueng sepanjang 13,03 Km;
Jalan SMK-Trienggadeng sepanjang 0,42 Km;
Jalan Tampui-Panton Siak sepanjang 6,13 Km;
Jalan Mns. Paya-Mueu Trienggadeng sepanjang 0,70 Km;
Jalan Alue Demam-Krueng Tijee sepanjang 7,38 Km;
Jalan Pohroh – Mulieng sepanjang 1,96 Km;
Jalan Manyang-Cot Trieng (Raja Beurangkat) sepanjang 1,15 Km;
Jalan Rungkom-Cot Bukulah sepanjang 2,38 Km;
Jalan Dayah Timu-Bunot-Rhing-Tutue Sirong sepanjang 4,80 Km;
Jalan Rhing Blang-Meuraksa-Dayah Kleng sepanjang 1,45 Km;
Jalan Cot Makasoe-Lampoh Lada sepanjang 2,94 Km;
Jalan Simpang Briweuh-Beunot- Rhing Mancang sepanjang 0,98 Km;
Jalan Pahlawan Lhok Nga-Mesjid Tuha sepanjang 1,63 Km;
Jalan Meunasah Lhok-Meunasah Mancang sepanjang 1,13 Km;
Jalan Pusat Perkantoran-Pulo U sepanjang 1,34 Km;
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Gampong Geuleudah, Gampong Geulumpang Tutong, Gampong Blang
Awe, Gampong Rungkom, Gampong Manyang Lancok, Gampong Manyang
Cut, Gampong Beurawang, Gampong Mesjid Tuha, Gampong Rhieng
Mancang, Gampong Rhieng Krueng, Gampong Rhieng Blang, Gampong
Meuraksa, Gampong Meunasah Balek Gampong Kota Meureudu, dan
Gampong Meunasah Lhok
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
5. Kecamatan Meurah Dua seluas 409,58 Ha, terdiri dari Gampong Seunong,
Gampong Lhok Sandeng, Gampong Sarah Manee, Gampong Lancok,
Gampong Meunasah Kulam, Gampong Meunasah Teungoh, Gampong
Meunasah Bie, Gampong Meunasah Raya, Gampong Geunteng, Gampong
Gampong Blang, Gampong Meunasah Blang Cut, Gampong Dayah Kruet,
Gampong Meunasah Mancang, Gampong Lueng Bimba, Gampong
Beuringen, Gampong Buangan, dan Gampong Meunasah Jurong;
6. Kecamatan Ulim seluas 839,96 Ha, terdiri dari Gampong Bale Ulim,
Gampong Meunasah Kumbang, Gampong Tanjong Ulim, Gampong Mesjid
Ulim Tunong, Gampong Pulo Ulim, Gampong Siblah Coh, Gampong
Dayah Baroh, Gampong Reuleut, Gampong Sambongan Baro, Gampong
Tijien Husen, Gampong Meunasah Krueng, Gampong Geulanggang,
Gampong Mesjid Ulim Baroh, Gampong Pulo Lhok, Gampong Dayah
Leubue, Gampong Tijien Daboih, Gampong Keude Ulim, Gampong
Meunasah Bueng, Gampong Bidok, Gampong Pantang Cot Baloi, Gampong
Meunasah Pupu, Gampong Nangrhoe Barat, Gampong Nangrhoe Timu,
Gampong Meunasah Mesjid, Gampong Blang Rheu, Gampong Cot Seutui,
Gampong Lhok Gajah, dan Gampong Blang Cari;
7. Kecamatan Jangka Buya seluas 405,60 Ha, terdiri dari Gampong Buket
Teungoh, Gampong Reului Mangat, Gampong Cot, Gampong Jurong Binje,
Gampong Jurong Teungoh, Gampong Jurong Ara, Gampong Keude Jangka
Buya, Gampong Mukoe Jurong, Gampong Kuta Baroh, Gampong Mukoe
Mugit, Gampong Kiran Dayah, Gampong Kiran Baroh, Gampong Kiran
Meunasah Raya, Gampong Kiran Meunasah Lueng, Gampong Kiran
Meunasah Beurawang, Gampong Meunasah Mee, Gampong Meunasah
Kumbang, dan Gampong Meunasah Krueng; dan
8. Kecamatan Bandar Dua seluas 1.935,29 Ha, terdiri dari Gampong Blang
Dalam, Gampong Pulo, Gampong Uteun Bayu, Gampong Jeulanga Barat,
Gampong Alue Keutapang, Gampong Kumba, Gampong Baro, Gampong
Keude Ulee Gle, Gampong Babah Krueng, Gampong Pohroh, Gampong
Seunong, Gampong Blang Kuta, Gampong Alue Mee, Gampong Drien
Tujoh, Gampong Alue Sane, Gampong Gahru, Gampong Lhok Pusong,
Gampong Paya Pisang Klat, Gampong Cot Geureuphai, Gampong Drien
Bungong, Gampong Asan Kumbang, Gampong Cot Keng, Gampong Blang
Miro, Gampong Reudeup Meulayu, Gampong Meunasah Paku, Gampong
Pulo Gapu, Gampong Jeulanga Mata Ie, Gampong Jeulanga Mesjid,
Gampong Beurasan, Gampong Krueng Kiran, Gampong Adan, Gampong
Peulakan Tunong, Gampong Muko Kuthang, Gampong Muko Dayah,
Gampong Muko Buloh, Gampong Meugit Kayee Panyang, Gampong
Meugit Sagoe, Gampong Meurandeh Alue, Gampong Peulakan Cebrek,
Gampong Peulakan Tambo, Gampong Kuta Krueng, Gampong Paya
Tunong, Gampong Muko Baroh, dan Gampong Paya Baroh.
rencana pengembangan pertanian lahan basah seluas 75,30 Ha meliputi:
1. Kecamatan Bandar Baru seluas 61,34 Ha, terdiri dari Gampong Aki
Neungoh, Jiem-Jiem, Blang Iboh, dan Dayah Langgien;
2. Kecamatan Trienggadeng seluas 0,02 Ha, terletak di Gampong Tampui;
dan
3. Kecamatan Meureudu seluas 13,94 Ha, terletak di Gampong Lampoh
Lada, dan Mulieng;
Jalan Sp Pertanian (Pulo)- Tutue Siroeng sepanjang 1,21 Km;
Jalan Sp Tiga-Manyang Cut sepanjang 1,21 Km;
Jalan Raja Brangkat-Manyang Cut sepanjang 1,80 Km;
Jalan Mushalla Malem Dagang-Mesjid Tuha sepanjang 0,80 Km;
Jalan Pante Beureune-Mns. Mancang-Dayah Kruet sepanjang 1,99
Km;
Jalan Layang Komplek Perkantoran Cot Trieng sepanjang 1,28 Km;
Jalan Blang Poroh-Mee-Rawa Sari sepanjang 2,96 Km;
Jalan Sp. Blang Pohroh-Buloh-Cot Kareueng sepanjang 4,93 Km;
Jalan Dayah Kruet-Meunasah Bie-Genteng sepanjang 3,01 Km;
Jalan Meunasah Raya-Meunasah Bie sepanjang 1,14 Km;
Jalan Genteng-Sambongan Baro sepanjang 2,33 Km;
Jalan Meunasah Kulam-Cot Kareung sepanjang 1,61 Km;
Jalan Lancok-Gle Cut sepanjang 1,39 .Km;
Jalan Elak –Puskesmas Sp. Empat sepanjang 0,40 Km;
Jalan Sp. Lhok Pineung-Batee Meuade sepanjang 5,40 Km;
Jalan Lampoh Lada-Cot Kareueng sepanjang 2,88 Km;
Jalan Balee Ulim-Siblah Coh sepanjang 1,30 Km;
Jalan Lingkar Keude Ulim sepanjang 0,80 Km;
Jalan Grong-Grong Capa-Kuala Ulim sepanjang 1,94 Km;
Jalan Sp. Mns. Krueng-Keude Parek sepanjang 0,50 Km;
Jalan Nangrhoe Timu-Telkom sepanjang 4,75 Km;
Jalan Blang Cari- Telkom sepanjang 2,12 Km;
Jalan Blang Rheue-Lhok Gajah sepanjang 2,69 Km;
Jalan Sp. Paya Seutui-Pulo Lhok-Tijien Daboh sepanjang 1,65 km;
Jalan Meunasah Mesjid-Lhok Gajah sepanjang 3,51 Km;
Jalan Dayah Leubee-Tanjong Ulim sepanjang 0,47 Km;
Jalan Balee Ulim-Meunasah Kumbang sepanjang 0,53 Km; dan
Jalan Sp.SMP-Bale Ulim-Siblah Coh sepanjang 1,45 Km;
Jalan Keude Ulee Gle sepanjang 0,82 Km.
Jalan Meurandeh Alue-Asan Kumbang-Cot Keng sepanjang 3,58 Km;
Jalan Muko Baroh-Paya Tunong sepanjang 1,6 Km;
Jalan Muko-Adan-Meugit sepanjang 3,42 Km;
Jalan Blang Kuta-Lhok Pusong sepanjang 2,46 Km;
Jalan Pohroh-Paya Pisang Klat sepanjang 2,88 Km;
Jalan Peulakan Tunong-Meuko-Peulakan Cebrek sepanjang 1,78 Km;
Jalan Paya Tunong-Muko Jurong sepanjang 1,21 Km;
Jalan Blang Dalam-Buket Teungoh sepanjang 0,96 Km;
Jalan Paya Pisang Klat-Kumba sepanjang 2 Km;
Jalan Terobosan Gaharu sepanjang 3,69 Km;
Jalan Buket Teungoh – Kuta Krueng sepanjang 2,26 Km;
Jalan Jangka Buya-Pasi Aron sepanjang 1,16 Km;
Jalan Muko Dayah-Jeulanga Mata Ie sepanjang 1,33 Km;
Jalan Kiran-Kuala sepanjang 1,08 Km;
Jalan Jurong Minje-Jurong Teungoh-Jurong Ara sepanjang 2,50 Km;
Jalan Meunasah Mee-Meunasah Kumbang sepanjang 1,31 Km;
Jalan Muko Jurong-Kiran Dayah sepanjang 0,85 Km;
Jalan Kiran Dayah-Kuala Kiran sepanjang 2,73 Km;
c. Jalan Lingkungan Primer sepanjang 1.500 Km.
d. Rencana Jaringan Kolektor Primer (K4) status jalan Kabupaten meliputi:
1.
b.
2015
2.
Jalan lingkar utara sepanjang 27,20 Km meliputi Kecamatan Bandar
Baru, Panteraja, Trienggadeng, Meureudu, Meurah Dua, Ulim, Jangka
Buya.
Jalan lingkar selatan, sepanjang 59,07 Km meliputi Bandar Baru,
Meureudu, Meurah Dua dan Bandar Dua.
Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan (Terminal dan Jembatan
Timbang)
2.
Pertanian Lahan Kering
Pertanian lahan kering di Kabupaten Pidie Jaya seluas 365,56 Ha meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru sel
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
5.1.
2015
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pidie Jaya
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2),
mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan
penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah
kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabuapten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang pemerintah
kabupaten/kota menyusun RTRW
kabupaten/kota untuk mewujudkan keterpaduan
pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW
kabupaten/kota mempunyai fungsi sebagai:
1.
Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
2.
Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;
3.
Acuan
dalam
mewujudkan
keseimbangan
pembangunan
dalam
wilayah
kabupaten/kota;
4.
Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta;
5.
Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;
6.
Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataaan/pengembangan wilayah kota
yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
7.
Acuan dalam administrasi pertanahan.
V-1
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2015
Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pidie Jaya, ada beberapa yang
perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:
a.
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) didasari sudut kepentingan:
i.
Pertahanan keamanan
ii.
Ekonomi
iii.
Lingkungan hidup
iv.
Sosial budaya
v.
Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih
bersifat indikatif.
b.
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a)
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b)
Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa,
maupun Agropolitan.
c.
Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus
diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung,
kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
V-2
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Kawasan Strategis
Kabupaten Pidie Jaya
(KSK)
2015
diperlukan sebagai dasar
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala
kawasan, pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan
diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Pada Tabel 5.1 memaparkan
Identifikasi Arahan RTRW Kabupaten Pidie Jaya untuk Bidang Cipta Karya, Sedangkan
Tabel 5.2 memaparkan Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Pidie Jaya (KSK), serta
Tabel 5.3 memaparkan Identifikasi Indikasi Program Khusus untuk Bidang Cipta Karya.
V-3
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2015
Tabel 5.1.
Arahan RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bidang Cipta Karya
Arahan Pola Ruang
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
untuk dua puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten;
3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan;
dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana
rincinya;
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana
rincinya;
3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada
di wilayah kabupaten bersangkutan;
4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya.
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung di Kabupaten Pidie Jaya meliputi:
a. Kawasan hutan lindung
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e.
f.
kawasan lindung geologi; dan
kawasan lindung lainnya.
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung merupakan kawasan hutan yang karena keadaan sifatnya
diperuntukan guna pengaturan tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi serta
pemeliharaan kesuburan tanah.
Kriteria hutan lindung:
kawasan hutan yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung;
kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng > 65%;
kawasan hutan yang mempunyai ketinggian >2000m dpl;
kawasan yang memiliki ketinggian >2000 dan kelerangan >40%
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Pidie Jaya seluas kurang lebih 48.415,46 Ha
seluas 48.004,21 Ha meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru dengan luas 8.333,03 Ha, meliputi Gampong Abah
lueng, Gampong Meunasah Jiem Jiem dan Gampong Sarah Panyang.
b. Kecamatan Trienggadeng, dengan luas 1,32 Ha, terletak di Gampong Panton
Raya.
c. Kecamatan Meureudu dengan luas 4.859,48 Ha, meliputi Gampong Lampoh
Lada, dan Gampong Glumpang tutong.
d. Kecamatan Meurah Dua, dengan luas 24.720,08 Ha, meliputi Gampong Lhok
Sandeng.
e. Kecamatan Bandar Dua, dengan luas 10.090,38 Ha, meliputi Gampong Kumba
Ateueh, Cot Keng, Blang Miro, Krueng Kiran, Kumba, Cot Geurufai, Lhok
Pusong, Gaharu, dan Alue Sane.
Kawasan Perlindungan Setempat
Rencana ini dimaksudkan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan
kuantitas air serta mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sungai, saluran irigasi
primer, danau dan mata air di sekitar kawasan tersebut.
1.
Kawasan Sempadan Pantai
Peruntukkan fungsional kawasan sempadan pantai dimaksudkan dalam upaya
melindungi wilayah pantai dan kegiatan yang menganggu kelestarian fungsi
pantai dengan batas minimal 50 - 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi pantai dan mengamankan
kerusakan lingkungan akibat gerusan, abrasi dan intrusi air laut. Kebijakan
pemanfaatan kawasan yang ditempuh antara lain:
•
Mencegah segala bentuk kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang dapat
mengganggu kelestarian fungsi pantai;
•
Mengendalikan kegiatan yang telah ada;
•
Mengembalikan fungsi lindung pantai yang telah mengalami (kerusakan);
V-4
Arahan Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten terdiri atas:
1) sistem pusat kegiatan; dan
2) sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten.
Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial
ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas :
a. PKL Meureudu sebagai pusat kegiatan pemerintahan, pendidikan, perdagangan
dan jasa skala Kabupaten.
b. PPK sebagai pusat kegiatan beberapa Kecamatan meliputi:
1. Kawasan Perkotaan Lueng Putu di Kecamatan Bandar Baru sebagai pusat
pendidikan, perdagangan dan jasa;
2. Kawasan Perkotaan Panteraja sebagai pusat kegiatan perikanan, industri,
perdagangan dan jasa;
3. Kawasan Perkotaan Trienggadeng di Kecamatan Trienggadeng sebagai
pusat kegiatan pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa;
4. Kawasan Perkotaan Babah Jurong (Kuta Reuntang) Kecamatan Meurah Dua
sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa;
5. Kawasan Perkotaan Ulim, Kecamatan Ulim sebagai pusat kegiatan
peternakan, perdagangan dan jasa;
6. Kawasan Perkotaan Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya sebagai pusat
kegiatan pendidikan dan perikanan;
7. Kawasan Perkotaan Ulee Glee di Kecamatan Bandar Dua sebagai pusat
kegiatan pendidikan, perdagangan dan jasa; dan
PPL sebagai pusat pemukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar Gampong meliputi:
1. pusat mukim di Kecamatan Bandar Baru meliputi:
a) Lueng Putu, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan, jasa,
pertanian dan peternakan;
b) Nyong, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan perikanan;
c) Langgien, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perkebunan;
d) Musa, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan,
perkebunan dan perikanan;
e) Cubo; berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan,
perkebunan dan perikanan;
f) Lancok, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perikanan;
g) Tanoh Mirah, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan
dan perkebunan; dan
h) Jalan Rata, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perkebunan;
2. pusat mukim di Kecamatan Panteraja meliputi:
a) Panteraja Barat, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan,
perkebunan, industri, perdagangan dan jasa; dan
b) Panteraja Timur, berfungsi untuk melayani kegiatan industri, peternakan,
perikanan dan pertanian.
3. pusat mukim di Kecamatan Trienggadeng meliputi:
a) Trienggadeng, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan dan
perikanan;
b) Peulandok, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan peternakan;
c) Pangwa, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan;
d) Peudeuk Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian,
peternakan, dan pariwisata; dan
e) Peudeuk Tunong, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan.
4. pusat mukim di Kecamatan Meureudu meliputi:
a) Beuracan, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan, pertanian,
peternakan dan perkebunan;
b) Beurieweuh, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan
dan perkebunan;
c) Manyang, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan dan
perkebunan; dan
d) Meureudu Dalam, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan,
perikanan, pertanian dan peternakan.
5. pusat mukim di Kecamatan Meurah Dua meliputi:
a) Kuta Simpang, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan, pertanian,
peternakan;
b) Kuta Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan; dan
c) Kuta Rentang, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian, peternakan
perdagangan, perkebunan dan transportasi.
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
•
dan
Mereduksi gelombang laut (tsunami) jika sewaktu-waktu terjadi.
Sempadan pantai adalah kawasan di sepanjang pantai yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Keserasian dan
keseimbangan lingkungan pantai berawal dari dukungan wilayah pesisir, dimana
wilayah pesisir merupakan pergerakan aktivitas (atau peralihan) antara laut dan darat.
Penentuan sempadan pantai di wilayah perencanan adalah daratan sepanjang tepian
pantai dengan lebar proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100
m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Wilayah sempadan pantai di Kabupaten
Pidie Jaya terdapat di sempadan pantai seluas 228,57 Ha, yang berupa daratan
sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai
meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru seluas 44,33 Ha, terdiri dari Gampong Cut Nyong,
Lancang dan Baroh Lancok;
• Kecamatan Pante Raja seluas 38,14 Ha, terdiri dari Gampong Tu Pante Raja,
2015
6. pusat mukim di Kecamatan Ulim meliputi:
a) Ulim Tunong, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan,
pertanian dan perikanan;
b) Paya Seutui, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian;
c) Ulim Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan, pertanian dan
perdagangan;
d) Nanghroe, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan perkebunan;
dan
e) Blang Rheue, berfungsi untuk melayani kegiatan perkebunan, pertanian
dan peternakan.
7. pusat mukim di Kecamatan Jangka Buya meliputi:
a) Jangka Buya Baroh, berfungsi untuk melayani kegiatan perikanan; dan
b) Jangka Buya Barat, berfungsi melayani kegiatan perdagangan, pertanian,
peternakan dan perikanan.
Keude Pante Raja, Mesjid Pante Raja, Peurade dan Reudeuep;
• Kecamatan Trienggadeng, seluas 55,24 Ha, terdiri dari Gampong Keude
Trienggadeng, Gampong Meue, Sagoe, Cot Lheue Rheng dan Deah Pangwa;
• Kecamatan Meureudu, seluas 23,15 Ha, terdiri dari Gampong Meuraksa dan
Gampong Meunasah Balek;
• Kecamatan Meurah Dua seluas 21,65 Ha, terdiri dari Gampong Mns Jurong,
Buangan dan Gampong Lueng Bimba;
• Kecamatan Ulim seluas 17,06 Ha, terdiri dari Gampong Tijien Husein, Tijien
Daboih, Gampong Geulanggang, Mns Bueng, Siblah Coh, Mesjid Ulim Baroh
dan Grong-grong Capa; dan
• Kecamatan Jangka Buya seluas 29 Ha, terdiri dari Gampong Jurong Ara,
8. Pusat mukim di Kecamatan Bandar Dua meliputi:
a) Ulee Glee Dalam, berfungsi untuk melayani kegiatan perdagangan,
pertanian dan peternakan;
b) Ulee Glee Barat, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian,
peternakan dan perkebunan;
c) Ulee Glee Tunong, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian,
peternakan dan perkebunan;
d) Ulee Glee Timu, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan; dan
e) Jangka Buya Timu, berfungsi untuk melayani kegiatan pertanian dan
peternakan;
Jurong Binjee, Gampong Cot, dan Kiran Baroh.
2.
Kawasan Sempadan Sungai
Dalam Keppres No. 32 tahun 1990, ketetapan mengenai sempadan sungai ini
adalah sebagai berikut:
•
Sekurang-kurangnya 100 m di kiri-kanan sungai besar dan 50 m di kirikanan anak sungai yang berada di luar permukiman
•
Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang
diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-50 meter.
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai yang bermanfaat untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai, Kawasan lindung, atau sempadan sungai
ini hampir ada di setiap kecamatan. di Kabupaten Pidie Jaya sempadan sungai
memiliki luas 2.067,15 Ha meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru disekitar Krueng Cubo seluas 599,33 Ha terletak di
Gampong Abah Lueng, Gampong Jiem jiem, Gampong Aki Neungoh,
Gampong Blang Krueng, Gampong Sarah Panyang, Gampong Kayee Jatoe
dan Gampong Blang Baro.
b. Kecamatan Pante Raja disekitar Krueng Cubo seluas 139,58 Ha terletak di
Gampong Lhok Puuk, Gampong Tunong, Gampong Teungoh, Gampong
Muka Blang, dan Gampong Hagu Mesjid Pante Raja.
c. Kecamatan Trienggadeng disekitar Krueng Beuracan seluas 267,85 Ha
Terletak di Gampong Cot Makaso, Gampong Meucat Pangwa, dan Gampong
Deah Pangwa.
d. Kecamatan Meureudu seluas 360,23 Ha terbagi:
1. disekitar Krueng Beuracan seluas 144,09 Ha terletak di Gampong Lampoh
Lada, Gampong Rumpuen, Gampong Rambong, dan Gampong Grong
grong.
2. disekitar Krueng Meureudu seluas 216,14 Ha terletak di Gampong
Manyang Lancok, Gampong Beurawang, dan Gampong Meunasah Lhok;
e. Kecamatan Meurah Dua disekitar Krueng Meureudu seluas 519,29 Ha terletak
di Gampong Lhok sandeng, Gampong Sarah Mane, Gampong Seunong,
Gampong Geunteng, Gampong Blang Cut, Gampong Dayah Husen, Gampong
ayah Kruet, dan Gampong Meunasah Jurong
f. Kecamatan Ulim disekitar Krueng Ulim seluas 112,24 Ha terletak di
Gampong Lhok Gajah, Gampong Blang Rheue, Gampong Cot Seutuy,
Gampong Mns Mesjid, Gampong Blang Cari, Gampong Bidok, Gampong
Pantang Cot Baloi, Gampong Nangrhoe Timur, Gampong Tanjong Ulim dan
Gampong Grong grong Capa;
g. Kecamatan Bandar Dua seluas 27,28 Ha terdiri dari:
1. disekitar Krueng Ulim seluas 13,64 Ha terletak di Gampong Alue Sane,
Gampong Drien Tujoh, Gampong Blang Kuta, Gampong Seunong,
Gampong Pohroh; dan Gampong Blang Dalam.
2. disekitar Krueng Jeulanga seluas 8,184 Ha terletak di Gampong Kumba
Ateuh, Gampong Blang Miroe, Gampong Beurasan, dan Gampong Cot
Keng;
3. disekitar Krueng Kiran seluas 5,456 Ha terletak di Gampong Krueng
Kiran.
h. Kecamatan Jangka Buya Dua seluas 41,35 Ha terletak di Gampong Jurong
Binje, Gampong Cot, Jurong Teungoh dan Jurong Ara.
V-5
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka
mendukung kegiatan sosial ekonomi;
3. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
1. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang
wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan;
2. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan
pada wilayah kabupaten bersangkutan;
3. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan
(PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di
wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi;
2) Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan
lingkungan (PPL); dan
3) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta
saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
4. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pusat kegiatan sebagaimana harus ditetapkan sebagai kawasan strategis
kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam
arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong
untuk memenuhi kriteria PKL.
5. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi
sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan
prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
RENCANA SISTEM PUSAT KEGIATAN
Fungsi dan peran kawasan perkotaan di masing-masing ibukota kecamatan atau
pusat-pusat pengembangan pada dasarnya sebagai berikut:
1. Fungsi tempat pasar (market-place function) bagi barang dan jasa konsumsi
dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian.
2. Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi pada
wilayah-wilayah pengembangan.
3. Fungsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian.
4. Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan,
komunikasi, keamanan, ibadah, rekreasi, administratif, dan lain-lain.
Selanjutnya kelengkapan dalam penyediaan prasarana dan sarana baik sosial
maupun ekonomi pada dasarnya bergantung pada hirarki kota yang bersangkutan.
Selain itu juga terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi pemerintahan yang
mempunyai sifat pelayanan hirarkis menurut status administrasi (ibukota
kabupaten, dan ibukota kecamatan).
Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasiltas pusat pelayanannya
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau yang diuraikan dalam RTRW Kabupaten Pidie jaya seluas kurang
lebih 30 (tiga puluh) persen dari luasan kawasan perkotaan di seluruh kecamatan.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana yang meliputi daerah rawan erosi dan daerah rawan banjir
sudah termasuk pada kawasan sempadan sungai. Demikian juga daerah sekitar pantai
yang termasuk kawasan rawan bencana, sudah termasuk dalam kawasan sempadan
pantai. Kawasan rawan bencana alam berupa kawasan bencana banjir meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru terdiri dari dua lintasan kawasan banjir:
1. krueng Putu melintasi Lueng Nibong, Gampong Keude Lueng Putu, Meunasah
Siren, Meunasah Tutong, Meunasah Blang Glong, Meunasah Ara, Udeung dan
Baroh Lancok;
2. krueng Cubo melintasi Gampong Abah Lueng, Jiem jiem, Aki Neungoh, Blang
Krueng, Sarah Panyang, Blang Sukon, Kayee Jatoe dan Blang Baro;
• Kecamatan Pante Raja sepanjang lintasan Krueng Cubo meliputi Gampong Lhok
Puuk, Tunong, Teungoh, Muka Blang, Hagu Mesjid Pante Raja dan Keude Pante
Raja;
• Kecamatan Trienggadeng terdiri dari dua lintasan kawasan banjir:
1. krueng Trienggadeng melewati Panton Beurasan, Tampui, Panton Raya, Dayah
Teumanah, Meunasah Dee, Reusep, Mesjid Peuduek, Mee, Sagoe, Raya dan
Keude Trienggadeng;
2. krueng Beuracan melewati Gampong Buloh, Cot Makaso, Meucat Pangwa dan
Deah Pangwa;
• Kecamatan Meureudu terdiri dari tiga kawasan banjir:
1. lintasan Krueng Beuracan melewati Gampong Lampoh Lada, Mulieng, Dayah
Tuha, Rumpuen, Munasah Kulam, Rambong, Grong grong, Kuta Trieng,
Teupin Peuraho, Rhieng Krueng, Rhieng Blang, dan Meuraksa;
2. lintasan Krueng Meureudu melewati Gampong Blang Awe, Manyang Lancok,
Manyang Cut, Beurawang, Meunasah Lhok, Mesjid Tuha, Keude Meureudu
dan Meunasah Balek.
3. kawasan banjir bandang meliputi Gampong Geulumpang Tutong, Pohroh,
Meunasah Hagu, Kudrang dan Rhing Mancang.
• Kecamatan Meurah Dua, sepanjang:
1. lintasan Krueng Meureudu meliputi Gampong Lhok sandeng, Sarah Mane,
Seunong,
Lancok, Meunasah Kulam, Meunasah Teungoh, Geunteng,
Meunasah Bie, Meunasah Raya, Gampong Blang, Blang Cut, Dayah Husen,
Meunasah mancang, Pante Beurene dan Meunasah Jurong.
2. kawasan banjir bandang meliputi Gampong Beuringen dan Dayah Kruet.
• Kecamatan Ulim sepanjang:
1. lintasan Krueng Ulim melewati Gampong Lhok Gajah, Blang Rheue, Cot
Seutuy, Mns Mesjid, Blang Cari, Bidok, Pantang Cot Baloi, Nangrhoe Timur,
Bale Ulim, Meunasah Kumbang, Nangrhoe Barat, Meunasah Pupu, Meunasah
Krueng, Tanjong Ulim, Keude Ulim, Dayah Lubue, Geulanggang dan Grong
grong Capa;
2. kawasan banjir bandang meliputi Gampong Pulo Lhok, Dayah Baroh,
Sambongan Baro dan Reuleut.
• Kecamatan Jangka Buya sepanjang:
1. lintasan Krueng Kiran meliputi Gampong Meukoe Jurong, Mukoe Meugit,
Kiran Dayah dan Kiran Meunasah Krueng;
2. kawasan banjir bandang meliputi Buket Teungoh, Reului Mangat, Keude
Jangka Buya, Jurong Binjee, Jurong Teungoh, Jurong Ara, Meunasah Kumbang
dan Gampong Cot.
• Kecamatan Bandar Dua meliputi empat kawasan yaitu:
1. lintasan Krueng Ulim melewati Gampong Alue Sane, Drien Tujoh, Blang Kuta,
Seunong, Pohroh, Babah Krueng, Blang Dalam;
2. lintasan Krueng Jeulanga melintasi Gampong Blang Miroe, Beurasan, Kumba,
Jeulanga Mesjid, Jeulanga Barat, Alue Keutapang, Uteun Bayu dan Babah
Krueng;
3. lintasan Krueng Kiran melintasi Gampong Cot Keng, Meunasah Krueng Kiran,
Asan Kumbang, Drien Bungong, Jeulanga Mata Ie, Meurandeh Alue, Meugit
Sagoe, Meugit Kayee Panyang, Adan, Peulakan Tunong, Peulakan Tambo,
Peulakan Cebrek, Kuta Krueng dan Paya Baroh; dan
4. kawasan banjir bandang meliputi Keude Ulee Gle, Gampong Ulee Gle, Pulo
dan Mukoe Kuthang.
Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi merupakan kawasan yang memiliki keunikan baik dari
jenis bebatuan, bentang alam, proses geologi maupun kawasan imbuhan air tanah.
Untuk kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Pidie Jaya, tersebar di
beberapa kecamatan, diantaranya Kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan
V-6
2015
yang akan dikembangkan di tiap kota. Adapun fungsi yang lain didasari oleh
alasan tertentu, yaitu:
• Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari
keberadaan kota tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan
perdagangan.
• Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi
utama dan akses ke jaringan transportasi utama.
Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi langsung
antara wilayah pedesaan dengan pusat regional. Hal ini akan menimbulkan banyak
ketidakefisienan, seperti dalam ongkos transport, kapasitas dan pemenuhan
kebutuhan pelayanan, dan lain-lain yang pada akhirnya akan menghambat
perkembangan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri.
Dengan ketentuan yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya dan beberapa
pertimbangan serta mengacu pada RTRWN dan RTRWA, PKN dan PKW tidak
terdapat pada Kabupaten Pidie Jaya, sedangkan PKL ditetapkan oleh RTRWA di
Kawasan Perkotaan Meureudu. Kemudian untuk pusat-pusat lainnya, seperti
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
ditentukan oleh Kabupaten.
Dengan mempertimbangkan hasil identifikasi simpul-simpul perkotaan serta
berdasarkan pertimbangan kriteria di atas tersebut, maka sistem pusat kegiatan di
Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan pusat kegiatan utama wilayah kabupaten sesuai arahan RTRWA
yaitu PKL Meureudu dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan,
pendidikan, perdagangan dan jasa;
2. PPK sebagai pusat kegiatan beberapa kecamatan meliputi:
• kawasan perkotaan Lueng Putu di Kecamatan Bandar Baru sebagai
pusat perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Panteraja sebagai pusat kegiatan perikanan,
industri, perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Trienggadeng di Kecamatan Trienggadeng
sebagai pusat kegiatan pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Kuta Reuntang Kecamatan Meurah Dua sebagai
pusat kegiatan perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Ulim, Kecamatan Ulim sebagai pusat kegiatan
peternakan, perdagangan dan jasa;
• kawasan perkotaan Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya sebagai
pusat kegiatan pendidikan dan perikanan; dan
• kawasan perkotaan Ulee Glee di Kecamatan Bandar Dua sebagai
pusat kegiatan pendidikan, perdagangan dan jasa.
Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Utama
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat
Tujuan pengembangan transportasi darat yaitu sebagai berikut :
•
Mendukung inter-koneksi antar pusat pelayanan dan membentuk
struktur ruang.
•
Mendukung keterhubungan antar-bagian wilayah di Kabupaten Pidie
Jaya.
•
Memberi akses bagi semua wilayah pelayanan menuju pusat-pusat
pelayanan.
•
Membuka wilayah-wilayah terisolasi, dengan memperhatikan
fungsi-fungsi kawasan lindung.
•
Mendukung wilayah-wilayah yang memiliki kegiatan ekonomi
(menciptakan akses pada sentra pertanian, perkebunan, perdagangan
dan lain-lain).
Berdasarkan hal tersebut, rencana prasarana transportasi darat di Kabupaten Pidie
Jaya sebagai berikut :
A.1 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
a. Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus
yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke
dalam kawasan perkotaan.
Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai
jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal
b. Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan.
Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.
Berdasarkan kebijakan tersebut, yang akan digunakan untuk rumusan rencana
pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:
1. Jalan arteri primer diarahkan untuk melayani pergerakan antar kota
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
bencana alam geologi.
Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi:
a) Kawasan rawan gerakan tanah meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru; Gampong Abah Lueng, dan
• Kecamatan Meurah Dua; sekitar Gunueng Peut Sagoe.
b)
Kawasan rawan abrasi meliputi:
• Kecamatan Jangka Buya; Gampong Cot, Gampong Kiran Baroh, Gampong
Jurong Ara;
• Kecamatan Ulim; Gampong Tijien Husen, Gampong Geulanggang,
Gampong Mns. Bueng, Gampong Mesjid Ulim Baroh, Gampong GrongGrong Capa, Gampong Siblah Coh.
• Kecamatan Meureudu; Gampong Meuraksa, Kota Meureudu;
• Kecamatan Trienggadeng; Gampong Meue, Gampong Cot Lheue Rheng,
Keude Tringgadeng;
• Kecamatan Meurah Dua; Gampong Lueng Bimba, Gampong Buangan,
Gampong Meunasah Jurong;
• Kecamatan Panteraja; Gampong Reudeup, Gampong Peurade, Hagu, Tu.
Panteraja, Keude Panteraja; dan
• Kecamatan Bandar Baru; Gampong Lancang Paru, Gampong Mns.
Udeueng, Baroh Lancok, Cut Njong.
c)
Kawasan rawan bencana tsunami meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru; Gampong Lancang Paru, Gampong Mns.
Udeueng, Baroh Lancok, Sawang, meunasah Baro, Cut Njong;
• Kecamatan Panteraja; Gampong Reudeup, Gampong Peurade, Hagu, Tu.
Panteraja dan Keude Panteraja;
• Kecamatan Trienggadeng; Gampong Meue, Gampong Cot Lheue Rheng,
Deah pangwa, Keude Tringgadeng;
• Kecamatan Meureudu; Gampong Rhing Krueng, Gampong Rhing
Blang,Gampong Meuraksa, Gampong Meunasah Balek, Kota Meureudu;
• Kecamatan Meurah Dua; Gampong Meunasah Jurong, Gampong Lueng
Bimba, Gampong Buangan;
• Kecamatan Ulim; Gampong Tijien Daboh, Gampong Tijien Husen,
Gampong Geulanggang, Gampong Mns. Bueng, Gampong Mesjid Ulim
Baroh, Gampong Grong-Grong Capa, Gampong Siblah Coh; dan
• Kecamatan Jangka Buya; Gampong Cot, Gampong Kiran Baroh, Gampong
Jurong Ara, Gampong Jurung Binjee, Gampong Jurong Teugoh, Gampong
Kiran Meunasah Lueng, Gampong, Gampong kiran Meunasah
Beureumbang.
d)
Kawasan rawan bencana gunung berapi berada di hutan lindung meliputi:
• Kecamatan Bandar Baru;
• Kecamatan Meurah Dua; dan
• Kecamatan Bandar Dua.
2015
antar provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Menghubungkan antar-PKN
b. Menghubungkan antara PKN dan PKW;
c. Menghubungkan PKN dan/atau PKW/PKWp dengan bandar udara
pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/ tersier dan
pelabuhan /nasional;
d. Berupa jalan umum yang melayani angkutan utama;
e. Melayani perjalanan jarak jauh;
f. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata
tinggi; dan;
g. Jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar
kota dalam provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Menghubungkan antar-PKW/ PKWp;
b. Menghubungkan antara PKW/PKWp dengan PKL;
c. Berupa jalan umum yang melayani angkutan pengumpul atau
pembagi;
d. Malayani perjalanan jarak sedang;
e. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata
sedang; dan;
f. Membatasi jumlah jalan masuk.
3. Jalan Lokal Primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota
dalam kabupaten, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan;
antar ibukota kecamatan; ibukota kabupaten dengan PKL/PPK;
b. Berupa jalan umum yang melayani angkutan setempat;
c. Malayani perjalanan jarak dekat;
d. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata
rendah;
e. Jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Rencana pembangunan dan peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Pidie Jaya
yaitu:
a. pembangunan dan peningkatan jalan baru penghubung antara Kota
Meureudu dengan Kecamatan Geumpang batas Pidie;
b. pembangunan dan peningkatan kualitas jaringan jalan lokal,
diharapkan akan membuka dan mempermudah akses tiap
(permukiman) desa, baik menuju Kota Meureudu, Jalan Nasional
(Medan-Banda Aceh), dan daerah lainnya;
c. pembangunan jaringan jalan lingkar (ring road) baik lingkar luar
Kabupaten maupun lingkar dalam di Kota Meureudu untuk membuka
akses Meureudu sebagai ibukota kabupaten, dan akses bagi daerah di
selatan;
d. pembangunan dan perbaikan jembatan di seluruh wilayah Kabupaten
Pidie Jaya.
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya melalui Bappeda, telah menyusun
dan mengarahkan pola jalan lingkar Kota Meureudu dan lingkar luar
yang meliputi seluruh wilayah.
Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan sesuai fungsi lindung merupakan kawasan lindung yang ditetapkan oleh
Kabupaten Pidie Jaya karena memiliki karakter khas, dan tidak dapat dimanfaatkan
sebagai kawasan budidaya, meliputi:
• Kecamatan Trienggadeng;
• Kecamatan Meureudu; dan
• Kecamatan Bandar Baru.
Rencana Kawasan Budidaya
Pengembangan kawasan pemanfaaatan ruang pada kawasan budidaya bertujuan untuk
menjaga kualitas daya dukung Kabupaten Pidie Jaya di lingkungan wilayah
perencanaan, menciptakan lapangan kerja, terciptanya keserasian. Kawasan budidaya
merupakan kawasan di luar kawasan lindung, yang mempunyai fungsi utama budidaya,
antara lain seperti: kawasan hutan produksi, pertanian, pertambangan, perindustrian,
pariwisata, dan permukiman. Kawasan budidaya Kabupaten Pidie Jaya terdiri atas :
1. Kawasan hutan produksi terbatas;
2. Kawasan hutan rakyat;
3. Kawasan hutan pendidikan;
4. Kawasan peruntukan pertanian;
5. Kawasan peruntukan perikanan;
6. Kawasan peruntukan pertambangan;
7. Kawasan peruntukan industri;
8. Kawasan peruntukan pariwisata;
9. Kawasan peruntukan permukiman; dan
10. Kawasan peruntukan lainnya.
Kawasan hutan produksi Terbatas
Lahan hutan produksi merupakan lahan budidaya dengan pertanian tanaman keras
sebagai tanaman utama, yang dikelola dengan memasukkan teknologi sederhana
V-7
Jaringan Jalan dalam Kabupaten sepanjang 2.069,56 Km meliputi:
a. Jaringan Kolektor Primer (K4) sepanjang 232,88 Km status jalan
Kabupaten meliputi:
1. Jalan Sp. Bale (Lhok Duek) - Sarah Panyang sepanjang 4,48 Km;
2. Jalan Blang Gapu – Blang Iboih – Blang Krueng sepanjang 10,44 Km;
3. Jalan Paru-Kayee Jatoe sepanjang 5,11 Km;
4. Jalan Lueng Putu-Jiem-jiem-Abah Lueng sepanjang 13,04 Km;
5. Jalan Paru Cot-Lancang sepanjang 2,31 Km;
6. Jalan Lueng Putu-Lancok Baroh sepanjang 3,77 Km;
7. Jalan Sp.Pohroh-Udeueng sepanjang 2,85 Km;
8. Jalan Paru Keude-Lancang sepanjang 3,46 Km;
9. Jalan Teupin Raya-Meunasah Alue-Tanoh Mirah sepanjang 1,99 Km;
10. Jalan Sp. Beuringen-Kayee Raya sepanjang 1,45 Km;
11. Jalan Panteraja – Cubo – Jiem jiem sepanjang 14,58 Km;
12. Jalan Pante Raja-Blang Baro sepanjang 5,02 Km;
13. Jalan Lhok Puuk-Blang Baro sepanjang 1,55 Km;
14. Jalan Trienggadeng-Peuduek-Cubo sepanjang 13,53 Km;
15. Jalan Simpang raja berangkat – Tunong Pante Raja sepanjang 3,54
Km;
16. Jalan Deah Ujong Baroh – Cot Kareung sepanjang 2,64 Km;
17. Jalan Trienggadeng – Panton Beurasan – Cubo sepanjang 11,29 Km;
18. Jalan Rawa Sari – Peulandok – Mns Dee Puduek sepanjang 4,68 Km;
19. Jalan Mee Pangwa-Cot Lheue Rheng sepanjang 2,54 Km;
20. Jalan Sagoe Trienggadeng-Deah Teumanah sepanjang 6,42 Km
21. Jalan Meureudu-Kuala sepanjang 2,03 Km;
22. Jalan Beuracan-Mulieng-Alue Deumam sepanjang 14,08 Km;
23. Jalan Manyang – Blang Awe – Rungkom – Pulo U sepanjang 4,24
Km;
24. Jalan Sp.Tiga -Meureudu sepanjang 2,10 Km;
25. Jalan Rhing Krueng-Meuraksa-Mns.Balek sepanjang 2,42 Km;
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
sampai teknologi tinggi dengan tetap memperhatikan azas konservasi tanah dan air.
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas di Kabupaten Pidie Jaya seluas kurang
lebih 4.865,11 hektar meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru seluas 1.869,86 Ha terletak di Gampong Aki
Neungoh,
Gampong Blang Krueng, Gampong Jiem-Jiem, dan Gampong
Sarah Panyang.
b. Kecamatan Meureudu seluas 467,30 Ha terletak di Gampong Glumpang
Tutong, dan Gampong Lampoh Lada.
c. Kecamatan Meurah Dua seluas 452,34 Ha terletak di Gampong Lhok Sandeng,
dan Gampong Sarah Mane.
d. Kecamatan Ulim seluas 313,48 Ha terletak di Blang Rheue dan Lhok Gajah
e. Kecamatan Bandar Dua seluas 1.762,13 Ha terletak di Gampong Lhok Gajah,
Gampong Alue Sane, Gampong Gaharu, Gampong Lhok Pusong, Gampong
Cot Geurufai, Gampong Kumba, Gampong Blang Miroe, Gampong Cot
Keng, dan Gampong Krueng Kiran.
Kawasan Peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas kurang lebih 1.225,39 Ha meliputi:
a. Kecamatan Meureudu seluas 748,92 Ha, terletak di Gampong, Lampoh Lada;
b. Kecamatan Meurah Dua seluas 315,13 Ha terletak di Gampong Lhok Sandeng;
c. Kecamatan Ulim seluas 127,83 Ha terletak di Gampong Lhok Gajah; dan
d. Kecamatan Bandar Dua seluas 33,51 Ha, terletak di Gampong Krueng Kiran.
Kawasan Peruntukan hutan Pendidikan
Kawasan peruntukan hutan Pendidikan seluas kurang lebih 150,21 Ha di Kecamatan
Meureudu Gampong Geuleupang Tutong.
Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:
tanaman pangan
Kawasan pertanian Tanaman pangan terdiri atas:
1. pertanian lahan basah
Kawasan peruntukkan lahan basah atau sawah adalah areal pertanian yang memerlukan
air terus menerus atau bergilir dengan tanaman utama adalah padi. Untuk pengairan
dapat dilakukan secara alamiah maupun secara teknis. Pertanian lahan basah di
Kabupaten Pidie Jaya seluas 7.739,21 Ha meliputi:
a. pertanian lahan basah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan,
meliputi:
1. Kecamatan Bandar Baru seluas 1.672,52 Ha, terdiri dari Gampong Aki
Neungoh, Gampong Blang Krueng, Gampong Jiem-Jiem, Gampong Sarah
Panyang, dan Gampong Abah Lueng,Gampong Tanoh Mirah, Gampong
Ujong Leubat, Gampong Alue, Gampong Tua Lada, Gampong, Gampong
Cut Langien, Gampong Sagoe Langien, Gampong Dayah Langien,
Gampong Baroh Cot, Gampong Blang Iboih, Gampong Baroh Musa,
Gampong Teungoh Musa, Gampong Bale Musa, Gampong Udeung,
Gampong Ara, Pueb Lueng Nibong, Gampong Siren, Gampong Tutong,
Gampong Blang Glong, Gampong Kayee Raya, Gampong Beurandeh,
Gampong Daboih, Gampong Dayah Nyong, Gampong Pulo Rheng,
Gampong Baro Nyong, Gampong Mns Gampong, Gampong Cut Nyong,
Gampong Sawang, Gampong Pulo Pueb, Gampong Mesjid Lancok,
Gampong Manyang Lancok, Gampong Baroh Lancok, Gampong Kayee
Jatoe, Gampong Blang Sukon, Gampong Blang Baro, Gampong Paru Cot,
dan Gampong Paru Keude;
2. Kecamatan Pante Raja seluas 202,67 Ha, terdiri dari Gampong Lhok Puuk,
Gampong Muka Blang, Gampong Reudeup, Gampong Peurade, Gampong
Mesjid Pante Raja, Gampong Teungoh, dan Gampong Teunong;
3. Kecamatan Trienggadeng seluas 1.496,08 Ha, terdiri dari Gampong Meu,
Gampong Keude Trienggadeng, Gampong Meunasah Raya, Gampong
Meunasah Paya, Gampong Mesjid Trienggadeng, Gampong Teungkluet,
Gampong Meucat Pangwa, Gampong Cot Makaso, Gampong Buloh,
Gampong Cot Lheu Rheng, Gampong Mee Pangwa, Gampong Meunasah
Kuta, Gampong Peulandok Tunong, Gampong Peulandok Teungoh,
Gampong
Peulandok Baroh, Gampong Rawasari, Gampong Matang, Gampong
Tampui, Gampong Panton Raya, Gampong Teumanah, Gampong Dee,
Gampong Reusep, Gampong Mesjid Peuduek, Gampong Pulo Raya,
Gampong Meunasah Mee, dan Gampong Sagoe;
4. Kecamatan Meureudu seluas 777,51 Ha, terdiri dari Gampong Meulieng,
Gampong Lampoh Lada, Gampong Rumpuen, Gampong Meunasah Kulam,
Gampong Rambong, Gampong Grong- Groeng, Gampong Kuta Trieng,
Gampong Teupin Peuraho, Gampong Dayah Tuha, Gampong Mukim
Beuriweueh, Gampong Dayah Timu, Gampong Bunot, Gampong Pulo U,
Gampong Kudrang, Gampong Meunasah Hagu, Gampong Pohroh,
V-8
2015
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
Jalan Rungkom-Cot Trieng sepanjang 2,16 Km;
Jalan Teupin Pukat – Keude Ulim sepanjang 5,19 Km;
Jalan Babah Jurong-Seunong-Sarah Mane, sepanjang 8,71 Km;
Jalan Beuracan-Rhieng Krueng sepanjang 1,65 Km;
Jalan Mns.Kulam-Mulieng-Lampoh Lada sepanjang 2,09 Km;
Jalan Nanghroe-Lhok Sandeng-Krueng Tijee, sepanjang 17,14 Km;
Jalan Paya Seutui-Gle Cut-Blang Cari sepanjang 9,42 Km;
Jalan Nanggroe Barat-Reuleuet-Ulim sepanjang 4,34 Km;
Jalan Nanggroe Timu-Blang Usi sepanjang 1,73 Km;
Jalan Tutue Ara-Keude Parek, sepanjang 1,93 Km;
Jalan Ulee Gle – Mns Kumbang sepanjang 2,16 Km;
Jalan Ulee Gle – Jangka Buya 2,21 Km;
Jalan Babah Krueng-Alue Sane-Jeulanga Barat sepanjang 12,12 Km;
Jalan Ulee Gle-Kumba sepanjang 8,36 Km;
Jalan Ulee Gle-Kuta Krueng-Kiran Dayah sepanjang 3,68 Km;
Jalan Ulee Gle-Cot Keng sepanjang 5,36 Km;
Jalan Drieng Bungong-Asan Kumbang sepanjang 1,75 Km;
Jalan Blang Dalam-Babah Krueng sepanjang 3,45 Km;
Jalan Meurandeh Alue-Drien Bunggong sepanjang 1,23 Km;
Jalan Jeulanga Barat- Jeulanga mata Ie-Drien Bungong sepanjang 2.20
Km; dan
46. Jalan Uteun Bayue-Reudeup Melayu sepanjang 2,40 Km.
b. Jalan Lokal Primer sepanjang 250,41 Km, meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
Jalan Deah Teumanah-kayee Jatoe sepanjang 7,48 Km;
Jalan Musa- Arongan sepanjang 1,81 Km;
Jalan Leung Putu-Pulo Pueb sepanjang 3,89 Km;
Jalan Sp. Mantri-Lancang sepanjang 1,90 Km;
Jalan Mayang Lancok-Pulo Rheng sepanjang 1,08 Km;
Jalan Langgien-blang Iboih sepanjang 5,91 Km;
Jalan Ujong Leubat-Aki Neungoh sepanjang 0,91 Km;
Jalan Jiem-Jiem-Panton Limeng-cubo sepanjang 2 Km;
Jalan Musa-Lhok Duek sepanjang 5 km;
Jalan Musa-Blang Baro sepanjang 4,02 Km;
Jalan Muko Baroh-Paya Tunong sepanjang 1,6 Km;
Jalan Musa-Blang Sukon sepanjang 6,08 Km;
Jalan Pulo Pueb-Sawang sepanjang 0,40 Km;
Jalan Paru Keude-Paru Cot sepanjang 1,09 Km;
Jalan Lueng Putu-Teupin Raya (Eks rel kereta api) sepanjang 1,63 Km;
Jalan Tuha Lada-Teupin Raya sepanjang 1,42 Km;
Jalan Balee Musa-Baroh Cot sepanjang 1,82 Km;
Jalan Blang Iboih-Musa sepanjang 1,78 Km;
Jalan Balee Musa-Teungoh Musa sepanjang 2,65 Km;
Jalan Dayah Langien-Baroh Cot sepanjang 1,09 Km;
Jalan Lueng Putu-Baroh Cot sepanjang 0,92 Km;
Jalan Sarah Panyang-Kayee Jatoe sepanjang 4,67 Km;
Jalan Tuha Lada-Langien sepanjang 0,76 Km;
Jalan Mns. Tutong-Blang Glong-Meunasah Ara-Baroh Lancok
sepanjang 4,65 Km.
Jalan Lueng Putu-Siren- Mesjid Lancok sepanjang 1,66 Km;
Jalan Tuha Lada-Ujong Leubat sepanjang 2,85 Km;
Jalan Ujung Lebat-Blang Bunot sepanjang 2,70 Km;
Jalan Tanoh Mirah-Aki Neungoh sepanjang 5,13 Km;
Jalan Lancok Baroh-Pusong sepanjang 3,12 Km;
Jalan Teupin Raya-Kayee Raya-Cut Njong sepanjang 4,01;
Jalan Keude Lueng Putu sepanjang 0,64 Km;
Jalan Mesjid Pante Raja-Sagoe Trienggadeng sepanjang 5,24 Km;
Jalan Teungoh Pante Raja-Sagoe Trienggadeng 2,90 Km;
Jalan Gampong Tengoh-Peurade-Reudep sepanjang 6 Km;
Jalan Musa-Keude Panteraja (Eks rel kereta api) sepanjang 4,83 Km;
Jalan Keude Panteraja sepanjang 0,39 Km;
Jalan Sp.Tu-Keude Pante Raja-Lancang Paru sepanjang 5,18 Km;
Jalan Msj. Trienggadeng-Peulandok-Rawasari 1,19 Km;
Jalan Cot Matang-Rawa Sari sepanjang 1,58 Km;
Jalan Pelandok-Cot Kareueng sepanjang 13,03 Km;
Jalan SMK-Trienggadeng sepanjang 0,42 Km;
Jalan Tampui-Panton Siak sepanjang 6,13 Km;
Jalan Mns. Paya-Mueu Trienggadeng sepanjang 0,70 Km;
Jalan Alue Demam-Krueng Tijee sepanjang 7,38 Km;
Jalan Pohroh – Mulieng sepanjang 1,96 Km;
Jalan Manyang-Cot Trieng (Raja Beurangkat) sepanjang 1,15 Km;
Jalan Rungkom-Cot Bukulah sepanjang 2,38 Km;
Jalan Dayah Timu-Bunot-Rhing-Tutue Sirong sepanjang 4,80 Km;
Jalan Rhing Blang-Meuraksa-Dayah Kleng sepanjang 1,45 Km;
Jalan Cot Makasoe-Lampoh Lada sepanjang 2,94 Km;
Jalan Simpang Briweuh-Beunot- Rhing Mancang sepanjang 0,98 Km;
Jalan Pahlawan Lhok Nga-Mesjid Tuha sepanjang 1,63 Km;
Jalan Meunasah Lhok-Meunasah Mancang sepanjang 1,13 Km;
Jalan Pusat Perkantoran-Pulo U sepanjang 1,34 Km;
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Gampong Geuleudah, Gampong Geulumpang Tutong, Gampong Blang
Awe, Gampong Rungkom, Gampong Manyang Lancok, Gampong Manyang
Cut, Gampong Beurawang, Gampong Mesjid Tuha, Gampong Rhieng
Mancang, Gampong Rhieng Krueng, Gampong Rhieng Blang, Gampong
Meuraksa, Gampong Meunasah Balek Gampong Kota Meureudu, dan
Gampong Meunasah Lhok
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
5. Kecamatan Meurah Dua seluas 409,58 Ha, terdiri dari Gampong Seunong,
Gampong Lhok Sandeng, Gampong Sarah Manee, Gampong Lancok,
Gampong Meunasah Kulam, Gampong Meunasah Teungoh, Gampong
Meunasah Bie, Gampong Meunasah Raya, Gampong Geunteng, Gampong
Gampong Blang, Gampong Meunasah Blang Cut, Gampong Dayah Kruet,
Gampong Meunasah Mancang, Gampong Lueng Bimba, Gampong
Beuringen, Gampong Buangan, dan Gampong Meunasah Jurong;
6. Kecamatan Ulim seluas 839,96 Ha, terdiri dari Gampong Bale Ulim,
Gampong Meunasah Kumbang, Gampong Tanjong Ulim, Gampong Mesjid
Ulim Tunong, Gampong Pulo Ulim, Gampong Siblah Coh, Gampong
Dayah Baroh, Gampong Reuleut, Gampong Sambongan Baro, Gampong
Tijien Husen, Gampong Meunasah Krueng, Gampong Geulanggang,
Gampong Mesjid Ulim Baroh, Gampong Pulo Lhok, Gampong Dayah
Leubue, Gampong Tijien Daboih, Gampong Keude Ulim, Gampong
Meunasah Bueng, Gampong Bidok, Gampong Pantang Cot Baloi, Gampong
Meunasah Pupu, Gampong Nangrhoe Barat, Gampong Nangrhoe Timu,
Gampong Meunasah Mesjid, Gampong Blang Rheu, Gampong Cot Seutui,
Gampong Lhok Gajah, dan Gampong Blang Cari;
7. Kecamatan Jangka Buya seluas 405,60 Ha, terdiri dari Gampong Buket
Teungoh, Gampong Reului Mangat, Gampong Cot, Gampong Jurong Binje,
Gampong Jurong Teungoh, Gampong Jurong Ara, Gampong Keude Jangka
Buya, Gampong Mukoe Jurong, Gampong Kuta Baroh, Gampong Mukoe
Mugit, Gampong Kiran Dayah, Gampong Kiran Baroh, Gampong Kiran
Meunasah Raya, Gampong Kiran Meunasah Lueng, Gampong Kiran
Meunasah Beurawang, Gampong Meunasah Mee, Gampong Meunasah
Kumbang, dan Gampong Meunasah Krueng; dan
8. Kecamatan Bandar Dua seluas 1.935,29 Ha, terdiri dari Gampong Blang
Dalam, Gampong Pulo, Gampong Uteun Bayu, Gampong Jeulanga Barat,
Gampong Alue Keutapang, Gampong Kumba, Gampong Baro, Gampong
Keude Ulee Gle, Gampong Babah Krueng, Gampong Pohroh, Gampong
Seunong, Gampong Blang Kuta, Gampong Alue Mee, Gampong Drien
Tujoh, Gampong Alue Sane, Gampong Gahru, Gampong Lhok Pusong,
Gampong Paya Pisang Klat, Gampong Cot Geureuphai, Gampong Drien
Bungong, Gampong Asan Kumbang, Gampong Cot Keng, Gampong Blang
Miro, Gampong Reudeup Meulayu, Gampong Meunasah Paku, Gampong
Pulo Gapu, Gampong Jeulanga Mata Ie, Gampong Jeulanga Mesjid,
Gampong Beurasan, Gampong Krueng Kiran, Gampong Adan, Gampong
Peulakan Tunong, Gampong Muko Kuthang, Gampong Muko Dayah,
Gampong Muko Buloh, Gampong Meugit Kayee Panyang, Gampong
Meugit Sagoe, Gampong Meurandeh Alue, Gampong Peulakan Cebrek,
Gampong Peulakan Tambo, Gampong Kuta Krueng, Gampong Paya
Tunong, Gampong Muko Baroh, dan Gampong Paya Baroh.
rencana pengembangan pertanian lahan basah seluas 75,30 Ha meliputi:
1. Kecamatan Bandar Baru seluas 61,34 Ha, terdiri dari Gampong Aki
Neungoh, Jiem-Jiem, Blang Iboh, dan Dayah Langgien;
2. Kecamatan Trienggadeng seluas 0,02 Ha, terletak di Gampong Tampui;
dan
3. Kecamatan Meureudu seluas 13,94 Ha, terletak di Gampong Lampoh
Lada, dan Mulieng;
Jalan Sp Pertanian (Pulo)- Tutue Siroeng sepanjang 1,21 Km;
Jalan Sp Tiga-Manyang Cut sepanjang 1,21 Km;
Jalan Raja Brangkat-Manyang Cut sepanjang 1,80 Km;
Jalan Mushalla Malem Dagang-Mesjid Tuha sepanjang 0,80 Km;
Jalan Pante Beureune-Mns. Mancang-Dayah Kruet sepanjang 1,99
Km;
Jalan Layang Komplek Perkantoran Cot Trieng sepanjang 1,28 Km;
Jalan Blang Poroh-Mee-Rawa Sari sepanjang 2,96 Km;
Jalan Sp. Blang Pohroh-Buloh-Cot Kareueng sepanjang 4,93 Km;
Jalan Dayah Kruet-Meunasah Bie-Genteng sepanjang 3,01 Km;
Jalan Meunasah Raya-Meunasah Bie sepanjang 1,14 Km;
Jalan Genteng-Sambongan Baro sepanjang 2,33 Km;
Jalan Meunasah Kulam-Cot Kareung sepanjang 1,61 Km;
Jalan Lancok-Gle Cut sepanjang 1,39 .Km;
Jalan Elak –Puskesmas Sp. Empat sepanjang 0,40 Km;
Jalan Sp. Lhok Pineung-Batee Meuade sepanjang 5,40 Km;
Jalan Lampoh Lada-Cot Kareueng sepanjang 2,88 Km;
Jalan Balee Ulim-Siblah Coh sepanjang 1,30 Km;
Jalan Lingkar Keude Ulim sepanjang 0,80 Km;
Jalan Grong-Grong Capa-Kuala Ulim sepanjang 1,94 Km;
Jalan Sp. Mns. Krueng-Keude Parek sepanjang 0,50 Km;
Jalan Nangrhoe Timu-Telkom sepanjang 4,75 Km;
Jalan Blang Cari- Telkom sepanjang 2,12 Km;
Jalan Blang Rheue-Lhok Gajah sepanjang 2,69 Km;
Jalan Sp. Paya Seutui-Pulo Lhok-Tijien Daboh sepanjang 1,65 km;
Jalan Meunasah Mesjid-Lhok Gajah sepanjang 3,51 Km;
Jalan Dayah Leubee-Tanjong Ulim sepanjang 0,47 Km;
Jalan Balee Ulim-Meunasah Kumbang sepanjang 0,53 Km; dan
Jalan Sp.SMP-Bale Ulim-Siblah Coh sepanjang 1,45 Km;
Jalan Keude Ulee Gle sepanjang 0,82 Km.
Jalan Meurandeh Alue-Asan Kumbang-Cot Keng sepanjang 3,58 Km;
Jalan Muko Baroh-Paya Tunong sepanjang 1,6 Km;
Jalan Muko-Adan-Meugit sepanjang 3,42 Km;
Jalan Blang Kuta-Lhok Pusong sepanjang 2,46 Km;
Jalan Pohroh-Paya Pisang Klat sepanjang 2,88 Km;
Jalan Peulakan Tunong-Meuko-Peulakan Cebrek sepanjang 1,78 Km;
Jalan Paya Tunong-Muko Jurong sepanjang 1,21 Km;
Jalan Blang Dalam-Buket Teungoh sepanjang 0,96 Km;
Jalan Paya Pisang Klat-Kumba sepanjang 2 Km;
Jalan Terobosan Gaharu sepanjang 3,69 Km;
Jalan Buket Teungoh – Kuta Krueng sepanjang 2,26 Km;
Jalan Jangka Buya-Pasi Aron sepanjang 1,16 Km;
Jalan Muko Dayah-Jeulanga Mata Ie sepanjang 1,33 Km;
Jalan Kiran-Kuala sepanjang 1,08 Km;
Jalan Jurong Minje-Jurong Teungoh-Jurong Ara sepanjang 2,50 Km;
Jalan Meunasah Mee-Meunasah Kumbang sepanjang 1,31 Km;
Jalan Muko Jurong-Kiran Dayah sepanjang 0,85 Km;
Jalan Kiran Dayah-Kuala Kiran sepanjang 2,73 Km;
c. Jalan Lingkungan Primer sepanjang 1.500 Km.
d. Rencana Jaringan Kolektor Primer (K4) status jalan Kabupaten meliputi:
1.
b.
2015
2.
Jalan lingkar utara sepanjang 27,20 Km meliputi Kecamatan Bandar
Baru, Panteraja, Trienggadeng, Meureudu, Meurah Dua, Ulim, Jangka
Buya.
Jalan lingkar selatan, sepanjang 59,07 Km meliputi Bandar Baru,
Meureudu, Meurah Dua dan Bandar Dua.
Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan (Terminal dan Jembatan
Timbang)
2.
Pertanian Lahan Kering
Pertanian lahan kering di Kabupaten Pidie Jaya seluas 365,56 Ha meliputi:
a. Kecamatan Bandar Baru sel