CALK 2 Tahun 2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1

Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah
a. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri atas
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Entitas
pelaporan adalah Pemerintah Provinsi DIY atau suatu organisasi
dilingkungan Pemerintah Provinsi DIY atau organisasi lainnya jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud
wajib menyajikan laporan keuangan.
b. Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana
dimaksud diatas dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi DIY.
c. Entitas
Akuntansi

adalah
unit
pemerintahan
pengguna
anggaran/pengguna
barang
dan
oleh
karenanya
wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan. Pada Pemerintah Provinsi DIY
terdapat 30 SKPD yang merupakan entitas akuntansi.

4.2

Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
a. Pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran menggunakan basis kas.

b. Pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca
menggunakan basis akrual.

4.3

Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a. Pendapatan
1) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas oleh bendahara
penerimaan atau pada Rekening Kas Umum Daerah.
2) Pendapatan dicatat secara bruto.
3) Pendapatan disajikan berdasarkan jenis pendapatan dalam laporan
realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Belanja
1) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara
Pengeluaran atau Rekening Kas Umum Daerah.
2) Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi
anggaran dan rincian lebih lanjut jenis belanja disajikan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Belanja disajikan dalam laporan
realisasi anggaran sesuai dengan klasifikasi dalam anggaran.


103

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
c. Pembiayaan
1) Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
2) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening
Kas Daerah.
3) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening
Kas Umum Daerah.
4) Pembiayaan disajikan berdasarkan jenis pembiayaan dalam laporan
realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pembiayaan
disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
d. Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material pada LRA
antara anggaran dan realisasinya, diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.
e. Kas
1) Kas Pemerintah Daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan di
bawah tanggung jawab Bendahara umum Daerah dan kas yang
dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab selain Bendahara
Umum Daerah yang meliputi:
a) Saldo rekening Kas Daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada
bank yang digunakan untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran pemerintah daerah.
b) Setara Kas, antara lain berupa Surat Utang Negara (SUN)/obligasi
dan deposito kurang dari 3 bulan yang dikelola oleh BUD.
c) Uang Tunai di BUD
d) Kas di Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas
e) Kas di Bendahara Penerimaan
2) Kas
diakui
pada
saat
kas
diterima

oleh
bendahara
penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan
oleh bendahara pengeluaran/ Rekening Kas Umum Daerah.
3) Kas dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya.
f. Piutang
1) Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan dikelompokkan menjadi Bagian
Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada
BUMN/BUMD, Bagian lancar Tuntutan Perbendaharaan/TGR, Piutang
Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda dan Piutang Lainnya.
2) Piutang diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sejumlah tagihan
penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.
4) Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dicatat sebesar nilai nominal
yang jatuh tempo tahun berikutnya.
104


PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
5) Bagian Lancar TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal yang akan
diterima dalam waktu satu tahun.
6) Piutang Pajak dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Pajak yang
pembayarannya belum diterima/belum dilunasi oleh wajib pajak.
7) Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan
dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD, Bagian
Lancar TP/TGR, Piutang Pajak dan Piutang Retribusi.
8) Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk
sebesar prosentase tertentu dari akun piutang berdasarkan umur
piutang.
9) Aset berupa piutang di neraca disajikan sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan (net realizable value), sehingga nilai piutang
harus disesuaikan dengan melakukan penyisihan piutang tidak
tertagih.
10)
Penyisihan piutang tidak tertagih yang didasarkan pada umur
piutang dibedakan dalam empat jenis dengan ketentuan sebagai

berikut:
a) Piutang Lancar
: ≤ 1 tahun dari tanggal jatuh tempo;
b) Piutang Kurang Lancar : > 1 - 3 tahun setelah tanggal jatuh
tempo;
c) Piutang Diragukan
: > 3 - 5 tahun setelah tanggal jatuh
tempo;
d) Piutang Macet
: > 5 tahun setelah tanggal jatuh tempo.
11)
Besarnya prosentase penyisihan piutang tidak tertagih yang
didasarkan pada umur piutang ditetapkan sebagai berikut:
a) Piutang Lancar
: nilai penyisihan sebesar 5%
b) Piutang Kurang Lancar
: nilai penyisihan sebesar 25%
c) Piutang Diragukan
: nilai penyisihan sebesar 50%
d) Piutang Macet

: nilai penyisihan sebesar 100%
Penyajian nilai penyisihan piutang tidak tertagih akan dicantumkan
dalam Laporan Keuangan pada Catatan atas Laporan Keuangan
selama piutang pokok masih tercantum atau belum dihapus.
Penyajian penyisihan piutang tidak tertagih di neraca merupakan
unsur pengurangan dari piutang yang bersangkutan.
12)
Piutang Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau
mutlak dari pembukuan Pemerintah Daerah, kecuali mengenai
Piutang Daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam
Undang-Undang.
13)
Penghapusan
Secara
Bersyarat
dilakukan
dengan
menghapuskan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah
tanpa menghapuskan hak tagih daerah dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


105

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
14)
Penghapusan Secara Mutlak dilakukan dengan menghapuskan
hak tagih Daerah dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
15)
Penghapusan Secara Bersyarat dan Secara Mutlak sepanjang
menyangkut Piutang Daerah ditetapkan oleh:
a) Gubernur untuk jumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah);
b) Gubernur dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
untuk jumlah lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Piutang Daerah yang akan dihapuskan Secara Bersyarat dan Secara
Mutlak diusulkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
berpiutang kepada Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang

wilayah
kerjanya
meliputi
wilayah
kerja
Gubernur
yang
bersangkutan.
16)
Pengungkapan piutang di CaLK harus menunjukkan posisi
piutang pada tanggal laporan keuangan dan menunjukkan asal usul
piutang.
g. Persediaan
1) Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir
periode akuntansi.
2) Terhadap persediaan yang rusak/usang tidak dicatat sebagai nilai
persediaan dalam lembar muka laporan keuangan (neraca) tetapi
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
3) Persediaan disajikan sebesar:
a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.

b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
c) Nilai wajar atau didasarkan pada dokumen yang menyertainya
apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
h. Pengukuran Investasi :
1) Dicatat sebesar biaya perolehan.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek dicatat sebesar biaya
perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah
komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul
dalam rangka perolehan tersebut.
2) Dicatat sebesar nilai wajar.
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat
membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai
pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset
pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah
sebesar nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak
ada.

106

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada
tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.
3) Dicatat sebesar nilai nominal
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam
bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
4) Dicatat sebesar nilai tercatat atau nilai wajar lainnya
Investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan
nilai nominal, nilai tercatat, atau nilai wajar lainnya.
Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang
diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk
memperoleh investasi tersebut.
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyekproyek
pembangunan
pemerintah
dinilai
sebesar
biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan
dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek
sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.
5) Investasi Non Permanen dalam bentuk dana bergulir dicatat sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) yaitu
harga perolehan dana bergulir dikurangi penerimaan pelunasan dana
bergulir pada tahun yang bersangkutan dikurangi perkiraan dana
bergulir diragukan tertagih.
Perkiraan dana bergulir diragukan tertagih dikelompokkan
berdasarkan umurnya dan ditentukan prosentasenya sebagai berikut
:
a) 1 - 2 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 5%
b) > 2 - 3 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 10%
c) > 3 – 5 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 50%
d) > 5 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 100%

6) Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode
yaitu :
a) Metode biaya jika kepemilikan investasi pemerintah daerah
kurang dari 20% pada BUMD
b) Metode ekuitas jika kepemilikan investasi pemerintah 20%
sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan, atau kepemilikan lebih dari 50%
c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan jika kepemilikan
investasi pemerintah bersifat nonpermanen. Metode nilai bersih
yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat

107

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
7) Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyekproyek
pembangunan
pemerintah
dinilai
sebesar
biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan
dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek
sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.
8) Pengakuan hasil investasi dicatat sebagai pendapatan investasi
(termasuk kelompok Lain-lain PAD Yang Sah) apabila :
a) Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek,
antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan deviden
tunai (cash dividend).
b) Hasil investasi berupa deviden tunai yang diperoleh dari
penyertaan
modal
pemerintah
yang
pencatatannya
menggunakan metode biaya,
c) Pengakuan hasil investasi tidak dicatat sebagai pendapatan hasil
investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah, apabila
bagian
laba
yang
diperoleh
oleh
pemerintah
apabila
menggunakan metode ekuitas, kecuali untuk dividen dalam
bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi
pemerintah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah
yang sama.
i. Aset Tetap
1) Aset Tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada
saat
perolehan.
2) Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya
lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap
tersebut.
3) Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya
harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh
dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar
pada saat aset tersebut diperoleh.
4) Tanah diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup
harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya
yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan,
pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan
sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika
bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.
5) Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan
108

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi
harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya
langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai
peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
6) Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan
sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian
atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan
pajak.
7) Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan
sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya
konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,
irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
8) Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap
pakai. Sedangkan biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan
merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya
tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya. Demikian
pula biaya permulaan dan pra-produksi serupa tidak merupakan
bagian biaya suatu aset kecuali biaya
tersebut perlu untuk
membawa aset ke kondisi kerjanya. Untuk biaya perolehan suatu
aset yang dibangun dengan cara
swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.
9) Apabila dalam pembelian terdapat potongan dagang dan rabat maka
setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga
pembelian.
10)
Konstruksi Dalam Pengerjaan diakui setiap terjadi pembayaran
11)
Penyusutan untuk aset tetap bagi pemerintah daerah belum
dilaksanakan.
12)
Aset Bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit dan harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
bersejarah yang
memberikan potensi manfaat lainnya kepada
pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai contoh bangunan
bersejarah yang digunakan untuk ruang perkantoran akan
diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
13)
Konstruksi Dalam Pengerjaan

a) Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan
atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset
tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan
dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai
dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai. Konstruksi
Dalam Pengerjaan yang sudah selesai dibuat atau dibangun

109

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
dan telah diap dipakai harus segera direklasifikasi ke dalam
aset tetap
b) Konstruksi dalam pengerjaan diklasifikasikan sebagai aset
tetap karena biasanya merupakan aset yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam operasional pemerintahan atau
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang.
c) Penyelesaian
suatu
konstruksi
pada
umumnya
membutuhkan waktu yang relatif panjang dan menyerap
dana yang relatif besar. Pembayaran untuk kontrak
konstruksi dilakukan melalui termin. Tagihan suatu termin
dilakukan jika suatu tahapan pekerjaan sebagaimana diatur
dalam kontrak konstruksi sudah selesai dikerjakan. Setiap
pembayaran akan diakui adanya penambahan aset tetap
berupa konstruksi dalam pengerjaan.
j. Kewajiban
1) Bagian lancar kewajiban jangka panjang diakui pada saat
reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar kewajiban
jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan atau
sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal neraca.
2) Kewajiban kepada fihak ketiga adalah sebesar jumlah yang belum
dibayar untuk barang tersebut pada tanggal neraca.
3) Kewajiban Bunga adalah sebesar biaya bunga yang telah terjadi
tetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah pada tanggal
penyusunan neraca.
4) Kewajiban Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) adalah sebesar saldo
pungutan/potongan yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai
dengan tanggal neraca.
5) Kewajiban dalam negeri perbankan adalah sebesar jumlah yang
belum dibayar pemerintah yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih
dari duabelas bulan setelah tanggal neraca.
6) Kewajiban jangka panjang lainnya diakui pada akhir periode
akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan
jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan.
7) Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang diukur
dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali.
Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang diukur
dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah
berdasarkan nilai tukar/kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
transaksi.
k. Ekuitas dana diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
aktiva dikurangi dengan utang yang ada pada periode akuntansi yang
bersangkutan.
l. Koreksi Kesalahan
110

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
1) Koreksi Kesalahan adalah tindakan pembetulan akuntansi atas
penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang
seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan
atau periode sebelumnya.
2) Kesalahan dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan yang tidak
berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik
4.4

Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang
Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD.
a. Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah
1) Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua
pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk
meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur
teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.
2) Pengeluaran Belanja Modal yang nilainya melebihi batasan minimum
kapitalisasi aset tetap yang ditetapkan dan dimanfaatkan untuk
kegiatan pemerintahan daerah serta tidak untuk dijual, harus
dikapitalisasi.
3) Pengeluaran Belanja Barang dan Jasa yang mengakibatkan adanya
perolehan
aset
tetap
hingga
siap
pakai,
peningkatan
kapasitas/efisiensi dan memperpanjang umur teknis barang milik
daerah harus dilakukan kapitalisasi.
4) Pengeluaran yang dikapitalisasi terdiri atas:
a) Pengeluaran belanja modal yang nilainya sama atau melebihi
batasan minimum kapitalisasi aset tetap dan dimanfaatkan untuk
kegiatan pemerintahan daerah serta tidak untuk dijual yang
meliputi:
 Pembelian/pembuatan peralatan dan mesin serta bangunan.
 Pembelian/pembangunan gedung dan bangunan.
b) Pengeluaran
belanja
Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi
dapat
dikategorikan sebagai Belanja Modal jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
 Mengakibatkan peningkatan kualitas, kapasitas, kuantitas
dan/atau umur aset yang telah dimiliki.
 Nilainya sama dengan/melebihi batasan minimum nilai
kapitalisasi aset tetap.
c) Pengeluaran yang digunakan untuk:
 Pengadaan tanah
 Pembelian/pembangunan jalan/irigasi/jaringan
 Pembelian/pembuatan Aset Tetap Lainnya
5) Pengeluaran yang dikapitalisasi adalah sebagai berikut:
a) Pembelian peralatan dan mesin meliputi harga barang, ongkos
angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya selama masa
uji coba dan belanja yang terkait dengan pengadaan aset tetap
sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.
111

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
b) Pembuatan peralatan, mesin serta bangunan yang dilaksanakan
melalui kontrak berupa pengeluaran sebesar nilai kontrak
ditambah biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan
dan jasa konsultan serta biaya lain yang terkait dengan
pembuatan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.
c) Pembuatan peralatan, mesin dan bangunan yang dilaksanakan
secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung
sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, dan biaya
perijinan serta biaya lain yang terkait dengan pembuatan aset
sampai dengan aset tersebut siap digunakan.
d) Pembelian gedung dan bangunan sampai siap pakai.
e) Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui
kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan
dan pembongkaran bangunan lama dan biaya lain yang terkait
dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
f) Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola meliputi biaya
langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi bahan
baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan
pengawasan,
biaya
perijinan,
biaya
pengosongan
dan
pembongkaran bangunan lama serta biaya yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap
tersebut siap digunakan.
g) Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi Aset Tetap yang dilaksanakan
melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan dan biaya lain yang terkait dengan
pembuatan/pembangunan/pengadaan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
h) Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi Aset Tetap yang dilaksanakan
secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung
sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perizinan, jasa konsultan dan biaya lain yang terkait dengan
pembuatan/pembangunan/pengadaan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
i) Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor
tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran
dan
pengurugan
dan
biaya
yang
terkait
dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap
tersebut siap digunakan.
j) Pembelian jaringan sampai siap pakai meliputi harga barang,
ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya selama

112

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
masa uji coba dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan aset
sampai dengan aset tersebut siap digunakan.
k) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan melalui
kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan
dan pembongkaran bangunan yang ada di atas tanah yang
diperuntukkan untuk keperluan pembangunan dan belanja yang
terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai
dengan aset tetap tersebut siap digunakan.
l) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan dengan
swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung sampai
siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa
peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan,
biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada di
atas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan
dan belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset
tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.
m) Pembelian Aset Tetap lainnya meliputi harga kontrak/beli, ongkos
angkut, biaya asuransi dan biaya lain yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap
digunakan.
n) Pembuatan/Pembangunan aset tetap lainnya yang dilaksanakan
melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perijinan dan biaya lain yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap
digunakan.
o) Pembuatan/Pembangunan aset tetap lainnya yang dilaksanakan
dengan swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung
sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perijinan, jasa konsultan dan belanja yang terkait dengan
pembuatan/pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
6) Pengeluaran yang tidak dikapitalisasi terdiri dari:
a) Pengeluaran belanja pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk
mempertahankan fungsi aset tetap yang sudah ada ke dalam
kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah
belanja.
b) Pengeluaran Belanja Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi yang tidak
memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap.
c) Pengeluaran belanja barang dan jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa baik untuk dipasarkan maupun
tidak dipasarkan.
7) Batas minimum Kapitalisasi Aset Tetap ditetapkan sebagai berikut:

113

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin yang sama
dengan atau lebih dari Rp500.000,00.
b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000,00 kecuali pekerjaan pengecatan.
8) Batas minimum kapitalisasi Aset Tetap dikecualikan terhadap
pengeluaran untuk:
a) Pengadaan/pembelian tanah
b) Pembelian/pembangunan jalan/irigasi/jaringan
c) Pengadaan/pembelian/pembuatan aset tetap lainnya berupa
koleksi perpustakaan, barang bercorak kesenian, hewan/ternak
dan tumbuhan.
b. Pedoman Pencatatan Barang Milik Daerah
1) Barang Milik Daerah dicatat dalam buku persediaan dan buku
inventaris.
2) Pencatatan Barang Milik Daerah meliputi barang tidak bergerak dan
barang bergerak.
3) Barang Persediaan merupakan Aset Lancar yang dicatat dalam buku
persediaan meliputi barang pakai habis, suku cadang, barang yang
diproses untuk dijual, barang bekas pakai yang sudah direklasifikasi
dan Barang Milik Daerah yang akan diserahkan kepada pihak lain.
4) Pencatatan dalam buku inventaris terdiri atas pencatatan di dalam
pembukuan (intrakomptabel) dan pencatatan di luar pembukuan
(ekstrakomptabel).
5) Barang tidak bergerak dan barang bergerak yang mempunyai nilai
satuan minimum kapitalisasi aset tetap dicatat dalam buku
inventaris di dalam pembukuan (intra komptabel).
6) Barang Milik Daerah yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah nilai
satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap dicatata di dalam buku
inventaris di luar pembukuan (ekstra komptabel).

114

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1 Rincian dan Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
2013

2012

Rp2.583.056.763. Rp2.171.734.307.
524,01
663,33
Pendapatan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2013 dianggarkan sebesar Rp2.658.370.090.569,00 realisasi
sebesar Rp2.583.056.763.524,01 atau 97,17% dengan rincian sebagai
berikut:

5.1.1 Pendapatan

5.1.1. Pendapatan Asli
Rp1.216.102.749. Rp1.004.063.125.
1
Daerah
617,01
812,33
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun
Anggaran
2013
yang
diakui
secara
kas
sebesar
Rp1.216.102.749.617,01 atau (105,66%), dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.1
Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah

Tabel V.2
Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah

Tabel V.3
Rincian Anggaran dan Realisasi Retribusi Jasa Umum

115

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Retribusi Pelayanan Pendidikan dianggarkan sebesar Rp452.164.800,00
dan realisasi sebesar Rp451.562.700,00 atau 99,87% tidak tercapai
karena jumlah kunjungan penelitian pada Balai Respira menurun.
Tabel V.4
Rincian Anggaran dan Realisasi Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dianggarkan sebesar
Rp9.396.650.000,00 dan realisasi sebesar Rp9.281.328.538,00 atau
98,77% tidak tercapai karena dalam proses penyulingan daun minyak
kayu putih pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan terhambat curah hujan
yang tinggi sehingga mempengaruhi rendemen minyak kayu putih dan
produksi minyak kayu putih kurang dari yang direncanakan.
Tabel V.5
Rincian Anggaran dan Realisasi Retribusi Perijinan Tertentu

Retribusi Izin Usaha Perikanan dianggarkan sebesar Rp2.500.000,00 dan
realisasi sebesar Rp1.900.000,00 atau 76%, tidak tercapai karena banyak
Kapal 11 GT – 30 GT yang tidak melakukan perpanjangan Surat Ijin
Penangkapan Ikan (SIPI) dengan alasan tidak memiliki dokumen Pas Kec
karena kendala biaya.
Tabel V.6
Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan

116

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Tabel V.7
Rincian Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan
Milik Daerah/BUMD

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada PT. Tarumartani dianggarkan
sebesar Rp92.400.000,00 dan realisasi sebesar Rp682.966.411,00 atau
sebesar 739,14% dari anggaran karena adanya penyetoran Bagian Laba
Tahun 2009 sebesar Rp590.393.311,00.
Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada PT. AMI dianggarkan sebesar
Rp500.000.000,00 dan tidak ada realisasi karena pada Tahun 2012 PT. AMI
mengalami kerugian sebesar Rp2.699.253.027,00 sehingga tidak bisa
menyetorkan Bagian Laba.
Tabel V.8
Rincian Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan
Milik Swasta

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada PT. Asuransi Bangun Askrida
dianggarkan
sebesar
Rp31.088.429,00
dan
realisasi
sebesar
Rp98.388.147,00 atau sebesar 316,48% dari anggaran karena Bagian
Laba Tahun 2012 mengalami kenaikan karena adanya tambahan modal
dan perkembangan perusahaan mengalami kenaikan laba sebesar 32%.
Tabel V.9
Rincian Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Lembaga
Keuangan Non Bank

Tabel V.10
Anggaran dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

117

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013

Tabel V.11
Rincian Anggaran dan Realisasi Hasil Penjualan Aset Daerah Yang
Tidak Dipisahkan

Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor Tidak Terpakai dianggarkan
sebesar Rp24.950.000,00 dan realisasi sebesar Rp66.050.000,00 atau
sebesar 264,73% dari anggaran karena pada saat penganggaran nilai
barang sesuai dengan nilai buku dan pada saat lelang dilakukan terjadi
negosiasi harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya.
Penjualan Kendaraan Dinas Roda Dua
dianggarkan sebesar
Rp341.500.000,00 dan realisasi sebesar Rp191.500.000,00 atau sebesar
56,08% dari anggaran, tidak tercapai karena penganggaran berdasarkan
perhitungan dua kali lelang yaitu pada bulan Januari dan Desember 2013.
Untuk lelang yang dilakukan pada akhir bulan Desember 2013,
penyetoran uang hasil lelang baru dilakukan pada bulan Januari 2014.
Penjualan Kendaraan Dinas Roda Empat
dianggarkan sebesar
Rp2.358.300.000,00 dan realisasi sebesar Rp1.758.300.000,00 atau
118

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
sebesar 74,56% dari anggaran, tidak tercapai karena penganggaran
berdasarkan perhitungan dua kali lelang yaitu pada bulan Januari dan
Desember 2013. Untuk lelang yang dilakukan pada akhir bulan Desember
2013, penyetoran uang hasil lelang baru dilakukan pada bulan Januari
2014.
Pendapatan Jasa Giro
Pendapatan dari Jasa Giro dianggarkan sebesar Rp9.656.000.000,00 dan
realisasinya sebesar
Rp10.914.548.448,21, sehingga lebih dari
anggaran sebesar Rp1.258.548,488,21 atau 13,03%. Meliputi jasa giro
dari Bank BPD realisasi sebesar Rp10.509.393.623,00, Bank BTN
direalisasikan sebesar Rp212.125.004,82, Bank Mandiri realisasi sebesar
Rp90.311.770,39, Bank BRI realisasi sebesar Rp80.526.188,00, Bank BNI
realisasi sebesar Rp5.663.438,00, dan jasa giro Bendahara Pengeluaran
realisasi sebesar Rp16.528.464,00.
Pendapatan Bunga Deposito
Pendapatan Bunga Deposito dianggarkan sebesar Rp12.458.300.000,00,
realisasi sebesar
Rp27.140.098.911,92 , sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp14.681.798.911,92 atau 117,85%. Meliputi bunga deposito
dari Bank BPD realisasi sebesar Rp19.375.000.020,00, Bank BTN realisasi
sebesar
Rp6.037.387.238,88,
Bank
Mandiri
realisasi
sebesar
Rp1.136.369.863,04, Bank BRI realisasi sebesar Rp316.438.299,99, Bank
BNI realisasi sebesar Rp274.903.491,00.
Tuntutan Ganti Rugi
Tuntutan Ganti Rugi berupa kerugian barang daerah dianggarkan sebesar
Rp1.288.784,00, realisasi sebesar Rp1.788.784, sehingga lebih dari
anggaran sebesar Rp500.000,00 atau 38,80%.
Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan direalisasikan sebesar
Rp457.092.363,00. Penerimaan tersebut merupakan penerimaan dari
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada SKPD baik berupa pekerjaan
fisik maupun non fisik yang tidak dianggarkan karena tidak dapat
diperkirakan dengan baik dan diharapkan tidak akan terjadi.
Pendapatan Denda Retribusi
Pendapatan Denda Retribusi dianggarkan sebesar Rp771.590,00, realisasi
sebesar
Rp1.536.060,00 , sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp764.470,00 atau 99,08%.
Penerimaan tersebut meliputi
penerimaan denda retribusi jasa umum dan jasa usaha.
Pendapatan dari Pengembalian
Pendapatan
dari
Pengembalian
direalisasikan
sebesar
Rp1.499.426.455,92. Meliputi pengembalian kelebihan gaji dan tunjangan
119

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
realisasi sebesar Rp38.848.072,00, pengembalian Dana Penyesuaian
(BOS) realisasi sebesar Rp482.812.244,00, pengembalian dari PT Taspen
realisasi sebesar Rp13.402.800,00, pengembalian dari BOK Trans Jogja
sebesar Rp86.364.284,00, pengembalian dana hibah dan bantuan sosial
sebesar Rp83.573.207,00, pengembalian dari pengadaan barang dan jasa
sebesar Rp792.625.848,92 dan pengembalian kelebihan honorarium
sebear Rp1.800.000,00. Selanjutnya terdapat koreksi dari BPK RI yaitu:
a. Koreksi Pengembalian Tunjangan Tahun 2012 yang telah dikurangkan
pada Belanja Pegawai Tahun 2013 pada Dinas Kesehatan sebesar
Rp185.000,00 sehingga menambah Pendapatan dari Pengembalian
sebesar Rp185.000,00..
b. Koreksi Pengembalian Kelebihan Tunjangan Tahun 2013 pada DPPKA
sebesar Rp2.417.500,00 sehingga mengurangi Pendapatan dari
Pengembalian sebesar Rp2.417.500,00.
c. Koreksi Pengembalian Tunjangan Tahun 2012 yang telah dikurangkan
pada Belanja Pegawai Tahun 2013 pada Biro Umum, Humas dan
Protokol sebesar Rp1.157.800,00 sehingga menambah Pendapatan
dari Pengembalian sebesar Rp1.157.800,00.
d. Koreksi Pengembalian Kelebihan Tunjangan Tahun 2013 pada Biro
Administrasi Perekonomian dan SDA sebesar Rp481.000,00 sehingga
mengurangi Pendapatan dari Pengembalian sebesar Rp481.000,00.
Saldo Pendapatan dari Pengembalian per 31 Desember 2013 setelah
audited adalah sebesar Rp1.498.440.755,92.
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
Hasil pengelolaan dana bergulir direalisasikan sebesar Rp687.267.400,00.
Pendapatan tersebut berasal dari Kontribusi/bunga.
Pendapatan dari Pengelolaan BLUD
Pendapatan
dari
Pengelolaan
BLUD
dianggarkan
sebesar
Rp13.474.382.880,00 dan realisasi sebesar Rp13.721.227.087,82 atau
101,83% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.12
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan
BLUD

Pendapatan dari Pengelolaan BLUD pada RS Grhasia dianggarkan sebesar
Rp10.133.516.880,00 dan realisasi sebesar Rp10.022.859.783,82 atau
sebesar 98,91% dari anggaran, tidak tercapai karena adanya perubahan

120

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
dari Jamkesda dan Jamkesmas ke BPJS sehingga banyak klaim yang
diajukan belum dapat terealisasi.
Pendapatan dari Pengelolaan BLUD pada Bapel Jamkesos dianggarkan
sebesar Rp1.183.366.000,00 dan realisasi sebesar Rp790.605.674,00 atau
sebesar 66,81% dari anggaran, tidak tercapai karena Kota Yogyakarta
belum membayar untuk pendaftaran COB Tahun 2013 dan adanya
kebijakan dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo
yang memberikan kemudahan mengakses pelayanan kesehatan hanya
dengan menunjukkan KTP sehingga jumlah pendaftar Jamkesta Mandiri
tidak mencapai target.
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dianggarkan
sebesar Rp7.597.561.250,00 dan realisasi sebesar Rp7.717.819.500,00
atau 101,58% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.13
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan dari Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan

Pendapatan dari Pengelolaan BUKP
Pendapatan
dari
pengelolaan
BUKP
direalisasikan
sebesar
Rp332.458.495,75. Meliputi pendapatan dari Dana Pembinaan yang
direalisasikan sebesar Rp189.205.843,42, dan Jasa Produksi direalisasikan
sebesar Rp143.252.652,33.
Pendapatan Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pendapatan Pengelolaan Barang Milik Daerah dianggarkan sebesar
Rp3.913.862.800,00, realisasi sebesar Rp3.997.581.800,00, sehingga
lebih dari anggaran sebesar
Rp86.843.000,00 atau
2,22% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.14
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan
Barang Milik Daerah

121

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013

Pendapatan Denda Lain-lain
Pendapatan Denda Lain-lain dianggarkan sebesar Rp2.069.700.028,00,
realisasi sebesar
Rp2.278.601.668,00 atau 1.840,72% dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel V.15
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Denda Lain-lain

Tindak Lanjut Hasil Temuan
Pendapatan Tindak Lanjut Hasil Temuan dianggarkan sebesar
Rp70.976.500,00, realisasi sebesar Rp1.306.088.192,12 , sehingga lebih
dari anggaran sebesar
Rp1.235.111.692,00 atau 1.740,17%. Meliputi
Temuan Inspektorat realisasi sebesar Rp558.508.018,00, Temuan
BPK/BPKP realisasi sebesar Rp641.638.974,12, dan dan TGR anggota
Dewan dianggarkan sebesar Rp70.976.500,00, realisasi sebesar
Rp106.330.200,00, sehingga lebih besar dari anggaran sebesar
Rp35.353.700,00 atau 49,81%.
Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain direalisasikan sebesar
Rp159.500.000,00 dan
realisasi sebesar Rp403.438.944,30 atau 252,94% dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel V.16
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Lain-lain

5.1.1. Pendapatan Transfer
2

Rp1.356.662.127.5
37,00

122

Rp1.161.102.204.8
51,00

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Dareah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 yang diterima secara kas sebesar
Rp1.356.662.127.537,00 atau (90,53%), sehingga kurang dari anggaran
sebesar Rp141.886.141.985,00, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.17.
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Transfer

Dana Bagi Hasil Pajak dianggarkan sebesar Rp95.736.872.088,00 dan
realisasi sebesar Rp88.291.984.791,00 terdiri dari:
Tabel V.18.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak

Pendapatan dari Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan dianggarkan sebesar
Rp83.051.172.498,00 dan realisasi sebesar Rp73.744.184.248,00 atau
sebesar 88,79% dari anggaran, tidak tercapai karena target sebesar
Rp83.051.172.498,00 merupakan target sementara berdasarkan PMK
Nomor 218/PMK.07/2013 sedangkan realisasi berdasarkan pada alokasi
sesuai PMK Nomor 167/PMK.07/2013 tanggal 21 November 2013 sebesar
Rp73.744.184.248,00. Perubahan target tidak dapat dimasukkan pada
APBD Perubahan Tahun 2013 karena PMK Nomor 167/PMK.07/2013
tanggal 21 November 2013 diterbitkan sesudah Perda APBD Perubahan
Tahun 2013 ditetapkan.
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam dianggarkan sebesar
Rp10.045.100,00 dan realisasi sebesar Rp6.505.460,00 terdiri dari:

Tabel V.19.
123

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan
Pajak/Sumber Daya Alam

Pendapatan dari Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land Rent) dianggarkan
sebesar Rp10.045.100,00 dan realisasi sebesar Rp6.505.460,00 atau
sebesar 64,76% dari anggaran, tidak tercapai karena target definitif untuk
Pemda DIY tidak diketahui dengan pasti mengingat PMK terkait belum
diterbitkan. Realisasi yang diterima oleh Pemda DIY bersifat pemerataan
karena DIY bukan daerah penghasil.
Dana
Bagi
Hasil
Cukai
Tembakau
dianggarkan
sebesar
Rp5.818.948.834,00 dan realisasi sebesar Rp6.432.692.663,00 atau
110,55%.
Dana Alokasi Umum dianggarkan sebesar Rp828.334.768,00 dan realisasi
sebesar Rp Rp828.334.768,00 atau 100%
Dana Alokasi Khusus dianggarkan sebesar Rp34.495.900.000,00 dan
realisasi sebesar Rp Rp34.495.900.000,00 dengan rincian:
Tabel V.20.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

Dana Penyesuaian dianggarkan sebesar Rp302.759.082.000,00
realisasi sebesar Rp283.403.950.123,00 dengan rincian:

dan

Tabel V.21.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Penyesuaian

Pendapatan dari Dana Bantuan Operasional (BOS) dianggarkan sebesar
Rp277.281.940.000,00 dan realisasi sebesar Rp257.575.808.123,00 atau
124

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
sebesar 92,89% dari anggaran, tidak tercapai karena realisasi penerimaan
Dana BOS berdasarkan alokasi pada PMK Nomor 246/PMK.07/2012 sebesar
Rp257.575.808.123,00.
Dana Otonomi Khusus terdiri dari Dana Keistimewaan Tahun 2013 yang
dianggarkan sebesar Rp231.392.653.500,00 dan realisasi sebesar
Rp115.696.326.500,00.
5.1.1. Lain-lain Pendapatan
3
yang Sah

Rp10.291.886.370
,00

Rp6.568.977.000,
00

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah yang diterima oleh Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 merupakan
Pendapatan Hibah yang dianggarkan sebesar Rp8.815.476.250,00 dan
realisasi sebesar Rp10.291.886.370,00 atau 116,75% dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel V.22.
Anggaran dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Realisasi Penerimaan Pendapatan Hibah sebesar Rp10.291.886.370,00
tidak termasuk Penerimaan Hibah Barang dari Pihak Ketiga sebesar
Rp57.001.339.984,00 yang terdiri dari:
Tabel V.23.
Rincian Penerimaan Hibah Barang
No

Uraian

(Rp)

1

Tanah

41.696.727.000,00

2

Alat-alat Berat

3

Alat-alat Angkutan

4

Alat-alat Bengkel dan Ukur

5

Alat-alat Pertanian dan Peternakan

1.108.500.000,00

6

Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

1.164.478.646,00

7

Alat-alat Studio dan Komunikasi

8

Alat-alat Laboratorium

9

Bangunan Gedung

481.893.000,00

10

Bangunan Air (Irigasi)

223.560.000,00

11

Instalasi

60.900.000,00
7.566.720.342,00
334.410.000,00

712.559.346,00
1.068.855.000,00

2.106.989.650,00

125

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
12

Buku dan Perpustakaan

46.970.000,00

13

Aset Tak Berwujud

40.425.000,00

14

Aset Lain-lain

452.000,00

Jumlah

56.613.439.984,00

Penerimaan Hibah Barang senilai Rp57.001.339.984,00 telah dicatat
menambah aset tetap sebesar Rp56.572.562.984,00 dan Aset Lainnya
sebesar Rp40.877.000,00 pada Neraca per 31 Desember 2013 sesuai
dengan akun masing-masing.
5.1.2

Belanja dan Transfer

Rp2.509.643.375.
218,35

Rp2.053.825.959.
467,00

Belanja dan Transfer Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun Anggaran 2013 dianggarkan sebesar Rp2.917.270.974.520,00
dengan realisasi sebesar Rp2.509.643.375.218,35 (86,03%).
Rincian
realisasi belanja terdiri dari:
5.1.2. Belanja Operasi
1

Rp1.640.519.809.9
58,57

Rp1.521.924.861.4
84,00

Realisasi Belanja Operasi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2013
dianggarkan sebesar Rp1.999.803.650.546,00 dan
realisasi sebesar Rp1.640.519.809.958,57 atau 82,03%, dengan rincian
sebagai berikut:
a
.

Belanja Pegawai

Rp634.832.119.680,00

Rp572.023.717.192,00

Belanja Pegawai pada Tahun Anggaran 2013 dianggarkan sebesar
Rp687.347.027.974,00 terdiri dari Belanja Pegawai Tidak Langsung
sebesar Rp502.167.592.140,00 dan Belanja Pegawai Langsung
sebesar Rp185.179.435.834,00.
Realisasi
Belanja
Pegawai
Tidak
Langsung
Rp491.077.276.246,00 dengan rincian sebagai berikut:

126

sebesar

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Tabel V.24.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung
Sesuai Dengan Rincian Obyek Belanja

127

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung
Tahun 2013 per SKPD adalah sebagai berikut:
Tabel V.25.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Per
SKPD

Realisasi Belanja Pegawai Langsung Tahun Anggaran 2013 sebesar
Rp143.754.843.434,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel V.26.
128

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Langsung Sesuai Obyek
Belanja

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Langsung Tahun
2013 adalah sebagai berikut:
Tabel V.27.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Langsung Per SKPD

b.

Belanja
dan Jasa

Barang Rp449.868.675.22
2,57

129

Rp392.928.507.010
,00

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2013 sebesar
Rp449.868.675.222,57 merupakan realisasi Belanja Barang dan Jasa
sebesar Rp556.030.440.778,57 dikurangi dengan realisasi Belanja
Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga
sebesar Rp106.161.765.556,00 dengan perhitungan sebagai berikut:
Tabel V.28.
Konversi Hibah Barang

Sesuai dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari
APBD maka Belanja Hibah dalam bentuk barang dikonversi
menambah Belanja Hibah.
Belanja Barang dan Jasa pada Tahun Anggaran 2013 sebelum
dikonversi dianggarkan sebesar Rp788.899.168.313,00 dan realisasi
sebesar Rp556.030.440.778,57 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.29.
Realisasi Belanja Barang dan Jasa Sesuai Dengan Obyek Belanja

130

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun 2013
per SKPD adalah sebagai berikut:
Tabel V.30.
Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Per SKPD

c.

Belanja Bunga

Rp0,00

131

Rp 0,00

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013
Belanja Bunga pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar
Rp0,00 dan realisasi sebesar Rp0,00.
d. Belanja Subsidi

Rp0,00

Rp0,00

Belanja Subsidi pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar
Rp0,00 dan realisasi sebesar Rp0,00.
e.

Belanja Hibah

Rp542.939.546.55
6,00

Rp458.135.861.920
,00

Realisasi Belanja Hibah Tahun 2013 sebesar Rp542.863.833.981,00
terdiri dari Belanja Hibah dalam bentuk uang sebesar
Rp437.072.068.425,00 dan Belanja Hibah dalam bentuk barang
sebesar Rp105.791.765.556,00.
Untuk Realisasi Belanja Hibah
dalam bentuk uang terdapat koreksi dari BPK RI yang menambah
realisasi Belanja Hibah sebesar Rp75.712.575,00 yang merupakan
pengembalian Belanja Hibah dari Pihak Penerima yang dilakukan
pada bulan Januari 2014 sehingga realisasi Belanja Hibah Uang
audited adalah sebesar Rp437.147.781.000,00.
Belanja Hibah dalam bentuk uang dianggarkan pada Belanja Tidak
Langsung PPKD dan Belanja Hibah dalam bentuk barang
direalisasikan melalui Belanja Barang dan Jasa obyek Belanja Hibah
Barang/Jasa Yang Akan Diserahkan kepada Pihak Ketiga/Masyarakat
dan obyek Belanja Bantuan Sosial Barang/Jasa Yang Akan
Diserahkan kepada Pihak Ketiga/Masyarakat pada SKPD.
Belanja Hibah dalam bentuk uang pada Tahun Anggaran Belanja
Hibah pada Belanja Tidak Langsung Tahun 2013 dianggarkan
sebesar Rp500.494.194.950,00 dan realisasi
audited sebesar
Rp437.147.781.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.31.
Anggaran dan Realisasi Belanja Hibah Uang

132

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013

Penjelasan sisa Belanja Hibah (uang) Tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
1) Hibah Urusan Pendidikan dikelola oleh Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga sebagai SKPD Teknis. Dari anggaran
sebesar Rp376.194.517.800,00 telah direalisasikan sebesar
Rp351.730.925.250,00 atau 93,50% sehingga masih sisa
sebesar Rp24.463.592.550,00 dengan rincian sisa dari
Pengembangan Pendidikan Keagamaan Rp72.500.000,00, BOS
Rp17.168.815.000,00,
BOSDA
Rp1.067.192.550,00,
Penyelenggaraan Ujian Rp628.835.000,00, Pembinaan Minat,
Bakat
dan
Kreativitas
Mahasiswa
Rp2.537.500.000,00
Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga Rp140.500.000,00,
Pelatihan
Ket