Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara Chapter III V

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting,
Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Waktu penelitian akan dilaksanakan
pada bulan Januari 2017 – April 2017.

Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kamera untuk
dokumentasi, komputer untuk menyusun dan mengolah data, serta alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah berupa kuisioner untuk mengumpulkan data primer
maupun data sekunder, hasil penelitian terdahulu dan sumber studi pustaka
sebagai data penunjang penelitian.

Prosedur Penelitian
Lokasi pengambilan populasi responden dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang tinggal di Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten
Tapanuli Utara. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
mengelola lahannya dengan menggunakan kemenyan (Styrax sumatrana).

Populasi dan Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive
sampling yaitu pengambilan sampling dengan tujuan tertentu saja. Menurut
Arikunto (2000) ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
menentukan jumlah anggota sampel. Jika peneliti mempunyai ratusan subjek

Universitas Sumatera Utara

dalam populasi peneliti dapat menentukan 25%-30% dari jumlah subjek tersebut.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan 25% dari populasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Kepala
Keluarga (KK) yang ada di Desa Adiankoting yang memiliki lahan tanaman
kemenyan sebagai sumber pendapatan rumah tangga masyarakat. Adapun besarnya
jumlah sampel yang dipilih adalah 40 orang kepala keluarga (KK) yang berprofesi
sebagai petani kemenyan, dimana mewakili keseluruhan kepala keluarga (KK) petani
yang melakukan pengelolaan kemenyan di desa tersebut.

Pengumpulan Data
Pengumpulan

data


dilakukan

melalui

wawancara,

observasi

dan

pengukuran dan pencatatan dari sumber yang tersedia. Data penelitian yang
diambil adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan antara lain adalah data sosial ekonomi
masyarakat, bentuk pengelolaan tanaman kemenyan, dan hasil penelitian yang
terkait dengan tujuan penelitian.
Pengumpulan data primer (melalui kuisoner, wawancara dengan
responden, observasi, dan pengukuran) yang diperlukan adalah sebagai berikut.
a. Karakteristik responden yaitu berupa nama, umur, jumlah anggota

keluarga, pendidikan, mata pencaharian, pendapatan dari budidaya
Kemenyan, pendapatan dari sumber lain.
b. Karakteristik kememyan yaitu umur kemenyan, diameter kemenyan dan
tinggi kemenyan.

xxv

Universitas Sumatera Utara

c. Bentuk pengelolaan, yaitu luas lahan milik, status lahan, pembukaan
lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan bersumber dari beberapa instansi terkait
data umum yang berupa kondisi umum lokasi penelitian, seperti : letak dan luas
desa, jumlah penduduk, mata pencaharian, luas lahan kemenyan, serta letak
geografis desa penelitian.

Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka dilakukan analisis terhadap
data-data tersebut. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menganalisis data
yang terkumpul dari hasil kuisioner, wawancara mendalam, observasi dan studi
pustaka. Data yang terkumpul dari hasil kuisioner dinyatakan dalam bentuk tabel
(tabulasi) berupa data karakterisitk responden yang berupa umur, mata
pencaharian, dan pendidikan serta data pengolahan berupa luas lahan, dan jumlah
tenaga kerja.
2. Analisis Data
1) Menghitung Nilai Ekonomi Kemenyan dengan pendekatan Harga Pasar
Nilai kemenyan per tahun yang diperoleh petani kemenyan dihitung melalui
proses sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata jumlah getah kemenyan yang diambil per
responden, rata-rata frekuensi pengambilan per jenis barang per responden per
tahun, dan total jumlah pemungut per jenis barang.

Universitas Sumatera Utara

�� =

�� + ��� + ⋯ . ��



�� = Rata-rata jumlah barang yang diambil

�� = Jumlah barang yang diambil responden
� = Jumlah pengambil per jenis barang

2. Nilai rata-rata jumlah yang diambil dikali rata-rata frekuensi pengambilan,
lalu dikali total jumlah pemungut, akan diperoleh total pengambilan per unit
barang pertahun
�� = �� × �� × ��

�� = Total pengambilan per tahun

�� = Rata-rata jumlah yang diambil

�� = Frekuensi pengambilan
�� = Jumlah pemungut

3. Nilai ekonomi getah kemenyan per tahun dihitung dari perkalian antara total

pengambilan per jenis barang dikalikan harga.
�� = �� � ��

�� = Nilai ekonomi kemenyan

�� = Total pengambil (unit/tahun)
�� = Harga produk hasil hutan

(Affandi dan Patana, 2004)

2)Menghitung Kontribusi Kemenyan terhadap Pendapatan
Untuk mengetahui kontribusi kemenyan terhadap pendapatan dianalisis
dengan menghitung seluruh pendapatan, baik dari sumber kegiatan hutan rakyat
kemenyan maupun sumber pendapatan lainnya. Kontribusi hutan rakyat
kemenyan dilakukan dengan membandingkan persentase besarnya hasil yang
xxvii

Universitas Sumatera Utara

diperoleh dari hutan rakyat kemenyan terhadap total pendapatan rumah tangga.

Dalam pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap
masyarakat responden (Sinaga, 2010).
� =

��

�ℎ�

� 100%

Keterangan:
� = Persentase pendapatan dari kemenyan

�ℎ�= Pendapatan dari Kemenyan.

�� = Pendapatan total yaitu hasil penjumlahan antara pendapatan dari kemenyan
dan pendapatan dari luar Kemenyan.

Kontribusi pendapatan responden dibagi ke dalam lima kelas dari pendapatan
sangat kecil hingga sangat besar. Masing-masing kelas persentase menunjukkan

keadaan tingkat kontribusi responden dari kemenyan.

Tabel 1. Kontribusi Kemenyan terhadap Pendapatan
No

Persentase Kontribusi
Kemenyan terhadap Pendapatan

Keterangan

1
2
3
4
5

0%-20%
21%-40%
41%-60%
61%-89%

90%-100%
Jumlah

Kontribusi Pendapatan Sangat Kecil
Kontribusi Pendapatan Kecil
Kontribusi Pendapatan Sedang
Kontribusi Pendapatan Besar
Kontribusi Pendapatan Sangat Besar

Jumlah
Responden

Sumber : Rensis Likert 1932 dalam Rajagukguk (2012)
3) Menganalisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Menurut Kurniati, dkk. 2014 untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani kemenyan dilakukan analisis dengan menggunakan regresi
linear berganda, yaitu
� = �0 + �1�1 + �2�2 + �3�3 + �. . �. . + �7�7 + �

Keterangan :


� = Pendapatan (Rp/thn)

�1 = Jumlah produksi (kg/thn)
Universitas Sumatera Utara

�2 = Harga (Rp/kg)

�3 = Tenaga Kerja (Orang)
�4 = Luas lahan (m2)

�5 = Pengalaman (tahun)

�6 = Pendidikan, dengan kriteria :
Tidak Sekolah `

:1

SD


:2

SMP

:3

SMA

:4

Perguruan Tinggi

:5

�7 = Pola tanam, dengan kriteria:
Monokultur

:1

Polikultur (dengan tanaman berkayu lainnya)

:2

Polikultur (dengan tanaman pertanian dan berkayu lainnya) : 3
Penentuan kriteria di atas didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu :
1.

Penanaman pohon kemenyan secara monokultur harus mempertimbangkan
karakter fisiologis pohon kemenyan yang membutuhkan naungan pada fase
semai hingga tiang (Jayusman, 2014). Hal ini menjelaskan bahwa tanaman
kemenyan tidak dapat tumbuh dengan baik apabila tidak ada naungan yang
tentunya berpengaruh pada produksi getah kemenyan.

2.

Tanaman kehutanan (berkayu) berperan penting dalam pertumbuhan
kemenyan. Sistem tumpangsari dengan tanaman semusim relatif jarang
dimanfaatkan pada tanaman kemenyan muda karena karakter pohon
kemenyan yang masih membutuhkan naungan (Jayusman, 2014). Kayu dari

xxix

Universitas Sumatera Utara

tanaman lain yang terdapat di sekitar tanaman kemenyan tidak dimanfaatkan
oleh masyarakat dikarenakan fungsinya terhadap tanaman kemenyan.
Masyarakat hanya memanfaatkan ranting atau percabangan yang mungkin
dapat dipotong sebagai kayu bakar yang dibawa ke rumah warga maupun
yang dimanfaatkan di gubuk masyarakat saat bekerja di hutan.
3.

Sistem penanaman campuran (dengan pertanian dan tanaman berkayu) akan
sangat membantu petani kemenyan karena akan menjadi hasil suplemen
penting sebelum tanaman kemenyan dapat disadap maupun sebagai hasil
komplementer getah kemenyan yang pemanenannya sangat periodik sekali,
tergantung musim sadap yang setahun sekali (Jayusman, 2014) dan
pepohonan akan membantu dalam hal pertumbuhannya.

�0

= intersep

�1 − �6



= koefisien arah regresi masing-masing variabel
= error term.

Analisis data dengan regresi linier berganda dipilih untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara
parsial maupun bersama-sama. Sebelum model regresi digunakan untuk menguji
hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan :
1. Pengujian asumsi klasik
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah :
฀ Uji normalitas
฀ Uji multikolinieritas
฀ Uji heterokedasitas
2. Pengujian Hipotesis

Universitas Sumatera Utara

Apabilah syarat untuk ditelitinya suatu model regresi telah terpenuhi
semua, maka langkah selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan :
฀ Uji F
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independent
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependent.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Formulasi Hipotesis
-

�� ∶ �1 = 0, artinya variabel jumlah produksi (�1 ), harga (�2 ), tenaga

kerja (�3 ), luas lahan (�4 ), pengalaman (�5 ), pendidikan (�6 ) dan pola

tanam (�7 ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama
terhadap variabel pendapatan kemenyan (�).
-

�� ∶ �1 ≠ 0, artinya variabel jumlah produksi (�1 ), harga (�2 ), tenaga

kerja (�3 ), luas lahan (�4 ), pengalaman (�5 ), pendidikan (�6 ) dan pola

tanam (�7 ) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap
variabel pendapatan kemenyan (�).
b. Menentukan derajat kepercayaan 95% (� = 0,05)
c. Menentukan signifikansi
-

Nilai signifikasi < 0,05 maka �� ditolak dan �1 diterima

Nilai signifikasi > 0,05 maka �� diterima dan �1 ditolak

d. Membuat kesimpulan
-

Berlaku Ho , jika f hitung ≤ f tabel artinya menerima �� dan menolak �1.
Nilai signifikasi

> 0,05 maka �� diterima dan �1 ditolak. Artinya

xxxi

Universitas Sumatera Utara

variable independent secara simultan (bersama-sama) tidak mempengaruhi
variable dependent.
-

Berlaku H1, jika f hitung > f tabel, artinya menolak �� dan menerima �1.
Nilai signifikasi < 0,05 maka �� ditolak dan �1 diterima. Artinya
variable independent secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi

variable dependent.
฀ Uji T
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable independent secara
parsial terhadap variable dependent. Adapun bentuk pengujian secara parsial
menggunakan hipotesis sebagai berikut:
-

Berlaku Ho jika t hitung≤ t tabel, artinya menerima �� dan menolak �1.
Nilai signifikasi > 0,05 maka �� diterima dan �1 ditolak. Artinya
variable independent secara parsial

tidak mempengaruhi variable

dependent.
-

Berlaku H1 jika t hitung > t tabel, artinya menolak �� dan menerima �1.

Nilai signifikasi < 0,05 maka �� ditolak dan �1 diterima. Artinya
variable independent secara parsial mempengaruhi variable dependent.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang “Analisis Ekonomi dan
Kontribusi kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa
Banuaji I, Kecamatan Adiankoting , Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara”
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian
Desa Banuaji I adalah salah satu desa dari 16 desa di kecamatan Adiankoting
yang mempunyai luas 31,25 km2. Desa Banuaji I mempunyai jarak ke pusat
pemerintahan Kecamatan 20 km dan jarak ke pusat Kabupaten 12,5 km. Secara
geografis Desa Banuaji I dibatasi oleh:
a. Utara : Kecamatan Tarutung
b. Timur : Banuaji IV
c. Barat : Banuaji II
d. Selatan : Kecamatan Pahae
Desa Banuaji I terbagi menjadi 3 dusun, yaitu : Dusun Hutabarat, Dusun
Tunggul I, Dusun Tunggul II.
2. Tata Guna Lahan
Untuk mengetahui penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 1 tata lahan
yang ada di Desa Banuaji I sebagai berikut:
Tabel 1. Tata Guna Lahan Desa Banuaji I
No
1
2
3
4

Jenis Penggunaan Lahan
Sawah
Ladang
Pekarangan
Lain-lain
Jumlah

Luas (Ha)
105
2.967
51
2
3.125

Presentase (%)
3,36
94,94
1,63
0,06
100

Sumber : Kantor Kepala Desa, 2017
xxxiii

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa Desa Banuaji I memiliki luas
wilayah 3.125 Ha yang terdiri dari sawah seluas 105 Ha, ladang seluas 2.967 Ha,
pekarangan seluas 51 Ha, dan untuk penggunaan lain seluas 2 Ha.
3. Kondisi Demografi di Desa Banuaji I
a. Demografis Penduduk di Desa Banuaji I
Desa Banuaji didirikan oleh marga Lumban Tobing dan menjadi pioner di
desa tersebut. Secara demografi jumlah kepala keluarga (KK) yang terdapat di
Desa Banuaji I berjumlah 202 KK yang terdiri dari 865 jiwa.
b. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk Desa Banuaji I yang terdiri dari 865 jiwa terbagi atas 432 jiwa
laki-laki dan 433 jiwa perempuan. Berikut disajikan data dalam tabel 2
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah (Jiwa)
1
Laki-laki
433
2
Perempuan
432
Total
865
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2017

Presentase (%)
50,05
49,94
100

c. Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Banuaji I Sebagian besar hidup (mata pencaharian) adalah
petani 95%, PNS dan pensiunan 1% dan pedagang wiraswasta 4%. Desa Banuaji I
terletak di kawasan ladang/pertanian dan berada di ketinggian 810 m diatas
permukaan laut.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang terdapat di Desa Banuaji I diuraikan dalam tabel 3
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Sarana dan Prasarana di Desa Banuaji I
No
Sarana Prasarana
1
Prasarana Pendidikan
- PAUD
- SD
2
Prasarana Kesehatan
Puskesmas Pembantu (Pustu)
3
Prasarana Peribadatan
Gereja HKBP
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2017

Jumlah (Unit)
1
1
1
1

B. Deskripsi Kemenyan di Desa Banuaji I
Kemenyan yang terdapat di Desa Banuaji I adalah kemenyan jenis toba
(Styrax sumatrana). Kemenyan jenis ini biasanya lebih tinggi dari kemenyan jenis
lain. Kemenyan toba memiliki batang yang lurus dan percabangan yang sedikit.
Rata-rata diameter batang kemenyan toba yang terdapat di Desa Banuaji I 30 -100
cm.

Gambar 1. Kemenyan toba (Styrax sumatrana) di Desa Banuaji I
Pengelolaan kemenyan toba di Desa Banuaji I adalah pengelolaan yang
diwariskan secara turun temurun. Pengelolaan tersebut hanya berdasarkan
pengalaman yang dilakukan secara berulang hingga saat ini.

xxxv

Universitas Sumatera Utara

Kemenyan yang terdapat di Desa Banuaji I merupakan warisan dari 2 - 3
generasi. Di Desa Banuaji I umur kemenyan tiap masyarakat tidak semuanya
sama (Lampiran 3). Berikut tabel 4

yang menggambarkan umur kemenyan

responden di Desa Banuaji I.
Tabel 4. Umur Kemenyan di Desa Banuaji I
No
1
2
3
4
5

Umur kemenyan (Tahun)
5 – 15
16 -25
26 – 35
36 – 45
>46
Total

Frekuensi
7
12
8
7
6
40

Persentase (%)
17,5
30
20
17,5
15
100

Sumber : Kuesioner, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase terbesar yaitu 30%
terdapat pada umur kemenyan 16 - 25 tahun. Sedangkan persentase umur
kemenyan terkecil yaitu kemenyan berumur > 46 tahun dengan persentase 15%.
Kemenyan masyarakat sebagian besar bukan ditanam oleh masyarakat itu sendiri,
melainkan ditanam oleh orang tua dan kakek mereka sendiri.
Pengelolaan kemenyan di Desa Banuaji I dimulai dari penanaman,
pemeliharaan sampai dengan pemanenan dijelaskan sebagai berikut:
Penanaman
Penanaman kemenyan oleh petani kemenyan diawali dengan pengumpulan
biji kemenyan yang buah kemenyan yang jatuh dari pohon kemenyan. Buah
kemenyan akan menghasilkan biji yang akan pecah dan dapat tumbuh 6 bulan – 1
tahun kemudian. Petani kemenyan yang akan memperbanyak kemenyan akan
menumbuhkannya di polybag. Tetapi, masyarakat lebih sering memanfaatkan
bibit

kemenyan

yang

tumbuh

secara

sembarangan

kemudian

akan

memindahkannya.

Universitas Sumatera Utara

Menurut masyarakat setempat, semakin jarang penanaman dilakukan maka
semakin baik dan cepat pertumbuhan bibit kemenyan. kemenyan juga akan
semakin cepat tumbuh apabila anakan kemenyan ditanam di sekitar tanaman lain
yang memiliki tinggi lebih dari anakan kemenyan.
Pemeliharaan
Pohon kemenyan yang ada pada umumnya adalah kemenyan yang telah
berumur tua. Kemenyan di Desa Banuaji I tidak dipelihara secara intensif.
Menurut masyarakat pertumbuhan kemenyan ditentukan oleh tingkat kesuburan
tanah saja.
Pemupukan kemenyan tidak dilakukan karena masyarakat kurang
mengetahui pupuk yang tepat untuk kemenyan tersebut. Pemeliharaan yang
dilakukan adalah pemeliharaan dengan membersihkan sekitar kemenyan yang
bertujuan agar mempermudah saat pengambilan getah kemenyan.
Pemanenan
Berdasarkan

keterangan

masyarakat,

tanaman

kemenyan

dapat

menghasilkan getah kemenyan dengan maksimal pada umur 8 – 40 tahun, namun
apabila tanah termasuk tanah yang subur maka pada umur 5 tahun beberapa
tanaman kemenyan juga dapat menghasilkan getah kemenyan dengan kualitas
yang baik.
Pemanenan kemenyan toba di Desa Banuaji I hanya dilakukan sekali
setahun. Tiga bulan sebelum pemanenan dilakukan kegiatan penakikan yang
disebut masyarakat dengan mansugi. Penakikan dilakukan saat daun kemenyan
mulai hijau dan rindang. Penakikan biasanya dilakukan pada bulan Juli sampai
dengan Agustus.

xxxvii

Universitas Sumatera Utara

Pemanenan getah kemenyan dilakukan pada bulan November sampai
bulan Januari. Getah akan berkualitas baik apabila bebas dari hama dan juga
gulma. Sehingga, sebelum pemanenan sekitar kemenyan yang akan diambil
getahnya harus dibersihkan terlebih dahulu untuk mempermudah pengambilan
getah dan juga kualitas getah yang baik.
Kualitas getah kemenyan di Desa Banuaji I memiliki banyak jenis dan
tentunya menentukan harga yang berbeda. Semakin putih dan bidang getah yang
dihasilkan akan semakin bagus. Sebaliknya, semakin hitam getah maka nilainya
semakin rendah. Kualitas getah kemenyaan di Desa Banuaji I ada 3, yaitu mata
(arik bakar), jurur putih, tahir. Mata arik bakar memiliki harga >Rp. 300.000,
jurur putih memiliki harga >Rp. 250.000, dan tahir memiliki harga
Rp. 100.000 – Rp. 250.000.

a)

b)

c)

Gambar 2. Jenis Getah Kemenyan berdasarkan Kualitas di Desa Banuaji I
a) Mata (Arik Bakar); b) Jurur Putih; c) Tahir

Universitas Sumatera Utara

C. Karakteristik Responden
a. Agama dan Suku Bangsa
Seluruh responden di Desa Banuaji I memiliki agama Kristen dan merupakan
Suku Batak toba. Masyarakat di Desa Banuaji I adalah masyarakat yang tinggal di
sekitar kaki gunung Tapanuli. Masyarakat Tapanuli adalah masyarakat yang
dikenal dengan suku Batak toba yang dekat dengan adat istiadat dengan
menjunjung tinggi nilai kekerabatan (marga). Begitu juga dengan agama.
Masyarakat Tapanuli adalah masyarakat yang didominasi oleh masyarakat
beragama Kristen.
b. Umur Responden
Umur sangat erat hubungannya dengan kemampuan seseorang dalam
melakukan kegiatannya. Umur menjadi data yang penting karena umur dapat
memberikan gambaran kondisi seseorang.
Karakteristik responden dapat dilihat dari tabel 5 berikut :
Tabel 5. Karakteristik Responden Menurut Umur
No
1
2
3
4
5

Kelas Interval
30 – 39
40 – 49
50 -59
60 – 69
70 – 79
Jumlah

Frekuensi
5
10
13
11
1
40

Persentase (%)
12,5
25
32,5
27,5
2,5
100

Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden, frekuensi
terbesar karakteristik responden berdasarkan umur adalah umur 50 – 59 yaitu
sebanyak 13 orang dengan persentase 32,5% dan frekuensi terkecil adalah umur
70 – 79 yaitu sebanyak 1 orang dan persentase 2,5 % (Lampiran 2)

xxxix

Universitas Sumatera Utara

c. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan berperan penting dalam menunjukkan pola pikir
seseorang. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang pernah ditempuh
oleh responden. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat dari tabel 6 berikut
ini.
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden
No
Tingkat Pendidikan
1
Tidak Sekolah
2
SD
3
SMP
4
SMA
5
Perguruan Tinggi
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
2
19
13
6
40

Persentase (%)
5
47,5
32,5
15
100

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
responden dengan frekuensi terbesar terdapat pada tingkat pendidikan SD yaitu
sebesar 19 Orang dan persentase 47,5. Menurut responden rendahnya pendidikan
responden disebabkan oleh sulitnya perekonomian masyarakat dan juga pola pikir
masyarakat dulu bahwa pendidikan itu kurang penting.
D. Analisis Data
1. Nilai Ekonomi Kemenyan
Sejak zaman dahulu sampai sekarang pemanfaatan kemenyan terus
mengalami

perkembangan

memanfaatkan

kemenyan

melalui
secara

penelitian
tradisional

-

penelitian.

yaitu

sebagai

Masyarakat
dupa

untuk

penyembahan yang diikuti dengan adanya sesajen dan kemenyan adalah syarat
utama karena memberikan aroma yang khas.
Perkembangan

penelitian

yang

semakin

maju

juga

mendorong

perkembangan pemanfaatan kemenyan. Pemanfaatan kemenyan telah dikenal di

Universitas Sumatera Utara

berbagai daerah bahkan di berbagai negara. Kemenyan telah dimanfaatkan untuk
obat penyakit tertentu. Kemenyan juga telah dimanfaatkan sebagai bahan
pengawet dan juga bahan baku pembuatan wewangian. Bukan hanya itu,
kemenyan juga dipergunakan dalam pembuatan rokok dan juga batik.
Melihat berbagai manfaat kemenyan bagi masyarakat luas, tidak
menjadikan harga kemenyan tinggi di tengah masyarakat yang berprofesi sebagai
petani kemenyan. Beberapa tahun yang lalu, harga kemenyan di Desa Banuaji I
mengalami penurunun hingga masyarakat banyak yang tidak memelihara
kemenyannya. Namun, seiiring naiknya kembali harga kemenyan masyarakat
kembali lagi memanfaatkannya.
Masyarakat Desa Banuaji I menjual hasil panen kemenyan mereka ke
tengkulak di desa tersebut atau sering mereka sebut “Tokke”. Pada tengkulak desa
yang mengumpulkan hasil panen masyarakat akan membawanya ke pasar yang
berada di Tarutung. Para tengkulak akan mendapatkan keuntungan 1/3 dari hasil
menjualkannya ke pedagang besar di Tarutung. Sampai saat ini mayarakat belum
mengetahui sejauh mana pemasaran dari getah kemenyan mereka dan bagaimana
pemanfaatannya.
Nilai ekonomi adalah nilai suatu barang atau jasa jika diukur dengan uang.
Nilai ekonomi hasil kemenyan dapat juga diartikan sebagai nilai / harga hasil
kemenyan yang dimanfaatkan yang dapat ditukarkan dengan uang. Kemenyan
termasuk sumber daya hutan yang nilai ekonominya sangat menjanjikan.
Nilai ekonomi kemenyan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
getah kemenyan yang diambil per tahun dengan harga jual kemenyan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi kemenyan di Desa Banuaji I dengan

xli

Universitas Sumatera Utara

responden 40 KK adalah senilai Rp. 233.850.000, jika di rata – ratakan
Rp. 5.846.250/ KK sehingga total nilai ekonomi kemenyan di Desa Banuaji I
dengan 160 KK diperoleh Rp. 935.400.000. Nilai ini termasuk nilai yang tinggi
dikarenakan nilai haminjon pada saat petani panen besar atau disebut petani
“panen godang” mengalami kenaikan harga, dengan getah kualitas terbaik dapat
mencapai hargai Rp. 350.000/kg. (Lampiran 4)
Pada umumnya, pendapatan petani dari kemenyan berbeda. Hal ini
disebabkan perbedaan karakteristik tiap responden Besar pendapatan petani dari
kemenyan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Pendapatan Petani dari Kemenyan
No
Pendapatan (Rp/Tahun)
Jumlah Responden
1
1.000.000 - 3.9000.000
19
2
4.000.000 - 7.9000.000
11
3
8.000.000 - 11.9000.000
6
4
12.000.000 - 15.9000.000
1
5
16.000.000 - 20.0000.000
3
Total
40
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Persentase (%)
47,5
27,5
15
2,5
7,5
100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan paling rendah
memiliki responden paling banyak yaitu 19 responden dengan persentase 47,5 %.
Sedangkan tingkat pendapatan masyarakat yang paling tinggi hanya terdapat 3
responden dengan persentase 7,5 %.

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

pendapatan petani dari kemenyan di Desa Banuaji I masih rendah dalam setahun.
Dalam pemanfaatan kemenyan di Desa Banuaji I, pendapatan petani dari
kemenyan terbesar adalah sebesar Rp. 20.000.000/tahun oleh Bapak Jagasper
Sihombing dengan luas lahan yang dimiliki 3 Ha. Sedangkan pendapatan petani
dari

kemenyan

terendah

adalah

ibu

Lamsihar

Sipahutar

sebesar

Rp. 1.000.000/tahun. Hal tersebut disebakan oleh lahan yang dimiliki ibu tersebut

Universitas Sumatera Utara

termasuk lahan yang tidak luas yaitu hanya 0,5 Ha. Selain itu, faktor usia dari Ibu
Lamsihar Sipahutar tidak memungkinkan lagi untuk memberikan pemeliharaan
terhadap tanaman kemenyan sehingga kualitas kemenyan Ibu tersebut rendah
yang menyebabkan kuantitas dan kualitasnya rendah. (Lampiran)
2. Kontribusi Kemenyan terhadap Pendapatan Masyarakat
Masyarakat Desa Banuaji I memanfaatkan kemenyan menjadi salah satu
sumber pendapatan yang mampu menghidupi keluarganya. Selain kemenyan
responden juga memiliki pekerjaan lain, diantaranya : menanam tanaman semusin
seperti kopi, cabai, kacang, padi, berdagang, buruh, PNS, salon dan juga
berdagang (Lampiran 5).
Persentase masing-masing komponen dapat diketahui dari perbandingan
masing-masing

komponen

terhadap

pendapatan

total

masyarakat.

Total

pendapatan dari seluruh sumber pendapatan adalah senilai Rp. 764.341.000.
Pendapatan masyarakat dari kemenyan di Desa Banuaji I senilai Rp. 233.850.000
atau 30,59% dari total pendapatan. Kontribusi kemenyan terhadap pendapatan
dapat dilihat dari tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Kontribusi Kemenyan terhadap Pendapatan
No Persentase Kontribusi
Keterangan
Kemenyan terhadap
Pendapatan
1
0%-20%
Kontribusi Pendapatan Sangat Kecil
2
21%-40%
Kontribusi Pendapatan Kecil
3
41%-60%
Kontribusi Pendapatan Sedang
4
61%-89%
Kontribusi Pendapatan Besar
5
90%-100%
Kontribusi Pendapatan Sangat Besar
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jumlah
Responden
9
17
10
4
40

Pendapatan kemenyan yang memberikan kontribusi yang kecil terdapat 17
responden. Hal tersebut dikarenakan pengolahan kemenyan yang dilakukan

xliii

Universitas Sumatera Utara

masyarakat masih besifat tradisional sehingga kontribusi kemenyan masih
didominasi kontribusi kecil. Selain itu, responden pernah tidak melakukan
pemeliharaan kemenyan miliknya disebabkan harga kemenyan pernah sangat
rendah. Para responden tidak memeliharanya karena untuk panen besar, para
petani harus tinggal berhari-hari di hutan untuk memaksimalkan panennya karena
jarak yang ditempuh cukup jauh
Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki kontribusi pendapatan besar sebanyak 4 responden. Hal tersebut
dikarenakan responden memiliki lahan kemenyan yang luas..
Bertani tanaman semusim juga menjadi andalan responden. Kontribusi
tanaman bertani terhadap pendapatan masyarakat sebesar 33,71%. Tanaman
semusim seperti padi sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat. Menurut responden, mereka tidak perlu lagi membeli beras untuk
kebutuhan makan mereka. Malah sebaliknya, sebagian responden menjual padi
dalam bentuk beras untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya. Pekerjaan bertani
semusim lainnya seperti cabai, kacang, kopi menjadi tanggung jawab para ibu
rumah tangga. Para lelaki biasanya hanya membantu dalam mengolah sawah.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apabila sedang tidak musim panen
kemenyan dan juga sedang tidak mengolah sawah para lelaki biasanya pergi untuk
menambah pendapatan yaitu dengan menjadi buruh baik buruh tani, borongan,
dan juga tukang. Kontribusi pendapatan dari buruh cukup besar bagi pendapatan
masyarakat yaitu sebesar 30,20%. Bagi sebagian masyarakat yang tidak menjadi
buruh, mempunyai sumber pendapatan yang lain yaitu dari berdagang, salon dan
juga seorang PNS. Menurut responden dengan mengharapkan hanya pertanian

Universitas Sumatera Utara

saja maka itu hanya untuk menutupi kebutuhan dapur saja. Mereka tidak akan
dapat untuk memenuhi pendidikan anak dan juga menghadiri upacara adat di
tengah masyarakat.
3.

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pendapatan

Petani

Kemenyan
Berikut beberapa faktor yang diasumsikan memberikan pengaruh terhadap
pendapatan petani kemenyan (Lampiran 6):
a. Jumlah Produksi
Jumlah produksi merupakan salah satu faktor yang diasumsikan memiliki
pengaruh yang besar terhadap pendapatan petani. Semakin besar jumlah produksi
yang dihasilkan kemenyan maka akan semakin besar pula nilai pendapatan petani
Kemenyan.

Berikut

disajikan

tabel

9

jumlah

produksi

responden

di

Desa Banuaji I:
Tabel 9. Jumlah Produksi
No
Jumlah Produksi (Kg/Tahun)
1
5 – 14
2
15 – 24
3
25 – 34
4
35 – 44
5
45 – 54
6
55 – 64
7
> 65
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
17
8
5
2
4
2
2
40

Persentase (%)
42,5
20
12,5
5
10
5
5
100

Jumlah produksi responden di Desa Banuaji I termasuk jumlah produksi
yang sedikit. Hal ini terlihat dari jumlah frekuensi terbesar itu berada pada jumlah
produksi 5 – 14 kg. Sedangkan, yang memiliki jumlah produksi > 65 kg hanya
terdiri dari 2 responden.

xlv

Universitas Sumatera Utara

b. Harga Kemenyan
Harga kemenyan berhubungan erat dengan kualitas kemenyan. Semakin
baik kualitas getah kemenyan, maka harga kemenyan akan semakin tinggi. Harga
kemenyan setiap reponden berbeda-beda. Harga kemenyan ditentukan oleh
tengkulak dengan melihat langsung kualitas kemenyan responden.
Harga kemenyan sangat memiliki kemungkinan besar berpengaruh
terhadap pendapatan. Semakin tinggi harga kemenyan akan memberikan
pendapatan yang semakin besar juga. Namun apabila harganya rendah,
pendapatan petani kemungkinan akan rendah juga. Berikut disajikan tabel 10
Harga kemenyan di Desa Banuaji I:
Tabel 10. Harga kemenyan
No Harga kemenyan (Rp/Kg)
1
100.000 - 190.000
2
200.000 - 290.000
3
300.000 - 390.000
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
7
20
13
40

Persentase (%)
17,5
50
32,5
100

Dari tabel 10, harga kemenyan tersebut dapat diketahui bahwa harga
kemenyan di Desa Banuaji I adalah harga yang termasuk tinggi. Hal tersebut
terlihat dari frekuensi terbesar adalah pada harga Rp. 200.000 – Rp. 290.000. yang
memiliki harga rendah hanya terdapat pada 7 responden. Dari gambaran harga
tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas kemenyan reponden termasuk kualitas
yang baik atau sering disebut kualitas “asli atau mata”.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah orang yang ikut dalam mengelola kemenyan.
Pengelolaan kemenyan biasanya dilakukan oleh para lelaki. Pengelolaan
kemenyan dilakukan oleh lelaki karena jarak yang ditempuh cukup jauh dan

Universitas Sumatera Utara

biasanya juga membutuhkan waktu yang lama berada di dalam hutan. Semakin
banyak yang ikut mengelola kemenyan maka kualitas getah kemenyan
kemungkinan akan semakin baik yang akan meningkatkan pendapatan petani
kemenyan. Berikut disajikan tabel 11 tentang jumlah tenaga kerja responden di
Desa Banuaji I.
Tabel 11. Tenaga Kerja
No
Tenaga Kerja (Orang)
1
3
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
33
5
2
40

Persentase (%)
82,5
12,5
5
100

Responden di Desa Banuaji I adalah responden yang tidak menggunakan
tenaga kerja yang banyak. Responden lebih banyak mengelola kemenyannya
sendiri. Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah frekuensi terbesar adalah dengan
menggunakan tenaga kerja satu (1) orang. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan
kemenyan di Desa Banuaji I masih dikerjakan secara tradisional.
d. Luas Lahan
Luas lahan memiliki kemungkinan besar mempengaruhi pendapatan.
Lahan kemenyan petani yang luas akan memberikan jumlah produksi yang besar
juga. Berikut disajikan tabel 12 luas lahan kemenyan responden.
Tabel 12. Luas lahan
No
Luas Lahan (Ha)
1
3
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
14
21
5
40

Persentase (%)
14
52,5
12,5
100

Lahan yang dimiliki responden di Desa Banuaji i adalah lahan yang
termasuk sedang. Seperti yang terdapat pada tabel frekuensi terbanyak hanya

xlvii

Universitas Sumatera Utara

memiliki luas 1 – 2 Ha yaitu 14 reponden dengan persentase 14%. Sedangkan
yang memiliki luas lebih dari 3 Ha hanya terdiri dari 5 responden dengan
persentase 12,5 %.
e. Pengalaman
Pengalaman akan membantu para petani bagaimana untuk meningkatkan
pendapatannya. Di Desa Banuaji I belum pernah diadakan penyuluhan terhadap
masyarakat

terkait

dengan

pengelolaan

Kemenyan.

Sehingga,

dalam

pengelolaannya mereka hanya mengandalkan pengalaman secara turun temurun.
Berikut disajikan tabel 13 berapa lama mereka menjadi petani kemenyan atau
pengalaman petani Kemenyan:
Tabel 13. Pengalaman
No
Pengalaman (Tahun)
1
10 – 19
2
20 – 29
3
30 – 39
4
40 – 49
5
> 49
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
7
8
13
11
1
40

Persentase (%)
17,5
20
32,5
27,5
2,5
100

Petani kemenyan termasuk petani yang memiliki pengalaman yang cukup
lama di dalam pengelolaan kemenyan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di atas
dimana frekuensi terbesar yaitu 13 terdapat pada 30 - 39 tahun. Para responden
telah menjadi petani kemenyan sejak muda yang diwariskan secara turun temurun.
f. Pendidikan
Pendidikan memiliki kemungkinan pengaruh terhadap pendapatan.
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin luas wawasannya
bagaimana untuk meningkatkan pendapatannya.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 6, tingkat pendidikan reponden merupakan tingkat
pendidikan yang termasuk rendah. Di antara 40 responden masih terdapat 2
responden yang tidak sekolah dan frekuensi terbanyak yaitu 19 terdapat pada
tingkat pendidikan SD. Sedangkan untuk perguruan tinggi tidak ada.
g.

Pola Tanam
Berbagai tanaman memiliki pola tanam yang berbeda. Pertumbuhan

beberapa tanaman sangat dipengaruhi oleh pola tanam. Dengan adanya pola tanam
tertentu akan memberikan pengaruh terhadap kualitas tanaman yang memberikan
pengaruh nantinya terhadap pendapatan petani kemenyan. Berikut tabel 15
tentang pola tanam yang diterapkan petani kemenyan dalam pengelolaan
lahannya.
Tabel 15. Pola Tanam
No
Pola Tanam
1
Dengan tanaman kehutanan
2
Pertanian dan tanaman
kehutanan
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Frekuensi
39
1

Persentase (%)
97,5
2,5

40

100

Pola tanam responden memiliki pola tanam dengan persentase 97,5%
dengan tanaman kehutanan. Menurut responden tanaman kemenyan mereka akan
menjadi sangat lambat pertumbuhannya apabila tidak ada pohon-pohon yang lain.
Jenis pohon yang paling banyak disebut masyarakat adalah pohon dengan nama
bahasa lokal yaitu hau dolok, haumbaung, salagundi, atarasa.

xlix

Universitas Sumatera Utara

3.1. Pengujian Asumsi Klasik
3.1.1. Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar berkut ini:

Gambar 3 Hasil Uji Normalitas
Pada gambar

2 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot

menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik yang menyebar di
sekitar grafik normal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.
Hasil uji normalitas dengan metode statistik dapat dilihat pada tabel 16 uji
One Sample Kolmogorov Smirnov.
Tabel 16. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
40
Normal Parametersa,b
Mean
,0000000
Std. Deviation
9,52235216E5
Most Extreme Differences Absolute
,107
Positive
,107
Negative
-,060
Kolmogorov-Smirnov Z
,678
Asymp. Sig. (2-tailed)
,748
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,748.
Karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,748 > 0,05), maka nilai residual tersebut

Universitas Sumatera Utara

telah normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi layak
dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
3.1.2. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Jumlah Produksi (X1)
Harga (X2)
Tenaga Kerja (X3)
Luas Lahan (X4)
Pengalaman (X5)
Pendidikan (X6)
Pola Tanam (X7)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0,504
1,985
0,633
1,581
0,459
2,179
0,632
1,583
0,762
1,313
0,772
1,296
0,905
1,105

Suatu data bebas dari multikolinearitas apabila nilai VIF sekitar 1 dan nilai
tolerance mendekati 1. Maka, dapat disimpulkan berdasarkan tabel di atas bahwa
data tersebut bebas dari multikolinearitas.
3.1.3. Heterokedasitas
Hasil uji heterokedasitas dapat dilihat dari gambar 4 berikut ini:

Gambar 4 Uji Heterokedasitas
li

Universitas Sumatera Utara

Dari gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa data tidak mengalami
heterokedasitas karena jika plot yg terpencar tidak berpola (acak) maka dikatakan
tidak terjadi heterokedasitas.
3.2. Pengujian Hipotesis
3.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah melakukan beberapa pengujian di atas dan memenuhi asumsi
regresi maka analisis regresi dapat dilakukan. Analisis regresi linier digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (jumlah produksi,
harga, tenaga kerja, luas lahan, pengalaman, pendidikan dan pola tanam) terhadap
pendapatan masyarakat.
Berikut model pendugaan pendapatan petani kemenyan:
Tabel 18. Pendugaan Model
Model

Unstandardized Coefficients

B
(Constant)
9737429,264
Jumlah Produksi (�1 )
230074,275
Harga (�2 )
29,182
Tenaga Kerja (�3 )
-686402,335
Luas Lahan (�4 )
353648,029
Pengalaman (�5 )
10131,493
Pendidikan (�6 )
405336,729
Pola Tanam (�7 )
891063,143
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18
� =

Standardized
Coefficients
Beta

Std. Error
2739311,640
10771,108
1,080
3,605
0,365
275289,168 -0,132
196836,855
0,081
16885,247
0,025
235712,524
0,070
1119105,689 0,030

9737429,264 + 230074,275 �1 + 29,182�2 − 686402,335�3 +
353648,029�4 + 10131,493�5 + 405336,729�6

+

891063,143�7
Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar
9737429,264 yang berarti jika variabel �1 , �2 , �3 , �4 , �5 , �6 dan �7 sama

dengan nol, maka nilai Y adalah sebesar -9737429,264. Variabel jumlah produksi

Universitas Sumatera Utara

(�1 ), harga (�2 ), luas lahan (�4 ), pengalaman (�5 ), pendidikan (�6 ) dan pola
tanam (�7 ) memiliki nilai positif. Hal ini berarti bahwa jumlah produksi (�1 )
harga (�2 ), luas lahan (�4 ), pengalaman (�5 ), pendidikan (�6 ) dan pola tanam
(�7 ) setiap satu satuan akan mengakibatkan peningkatan pendapatan masyarakat
berturut-turut sebesar 230074,275; 29,182; 353648,029; 10131,493; 405336,729;
891063,143 dengan asumsi bahwa variabel �3 dalam keadaan tetap (konstan).

Dengan demikian, semakin tinggi jumlah produksi, harga, luas lahan,
pengalaman, pendidikan dan pola tanam maka semakin tinggi pula pendapatan
yang diperoleh.
Nilai negatif pada variabel tenaga kerja (�3 ) menunjukkan hubungan yang

tidak searah dengan variabel terikat pendapatan (�), yaitu setiap kenaikan satu
satuan variabel �3 akan menyebabkan penurunan sebesar 686402,335 terhadap

variabel terikat (pendapatan) dengan asumsi bahwa variabel jumlah produksi,

harga, luas lahan, pengalaman, pendidikan dan pola tanam adalah tetap (konstan).
3.2.2. Uji Simultan (Uji F)
Hasil uji F pada penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 19. Hasil Uji F
Df
7
32

F Tabel
2,31

F Hitung
106,367

Sig.
0,000a

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Dari hasil uji F pada penelitian ini, didapatkan nilai F hitung sebesar 106,367
dan F tabel 2,31, yang artinya F hitung > F tabel yang menunjukkan bahwa �1
dierima. Tabel hasil uji F di atas juga menunjukkan angka signifikansi sebesar
0,000 dengan tingkat signifikansi 95%. Angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
Atas dasar perbandingan tersebut, maka �� ditolak atau berarti variabel jumlah
liii

Universitas Sumatera Utara

produksi (Kg), harga (Rp), tenaga kerja (Orang), luas lahan (Ha), pendidikan,
pengalaman (Tahun), dan pola tanam mempunyai pengaruh yang signifikansi
secara bersama-sama terhadap variabel pendapatan petani kemenyan.
3.2.3. Uji t
Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 20. Hasil Uji t
Model
t tabel
(Constant)
2,037
Jumlah Produksi (X1)
Harga (X2)
Tenaga Kerja (X3)
Luas Lahan (X4)
Pengalaman (X5)
Pendidikan (X6)
Pola Tanam (X7)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18

t hitung
-3,555
21,360
8,095
2,493
1,797
,600
1,720
0,796

Sig
0,001
0,000
0,000
0,018
0,082
0,553
0,095
0,432

Berdasarkan tabel, maka hasil uji t pada penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Jumlah Produksi (�1 )
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh nilai t hitung = 21,360 dan t tabel
2,037 yang artinya �1 diterima. Berdasarkan tabel di atas tingkat signifikansinya

adalah 0,000, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi
tersebut lebih kecil dari taraf 5% yang berarti �� ditolak dan �1 diterima. Artinya

jumlah produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan
petani kemenyan.
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau

Universitas Sumatera Utara

masukan yang juga disebut faktor-faktor produksi menjadi keluaran (output)
sehingga nilai barang tersebut bertambah (Wijayanti, 2009). Artinya jika output
kemenyan yang diproduksi mengalami peningkatan maka pendapatan yang
diperoleh oleh petani kemenyan akan meningkat pula. Dengan kata lain, jumlah
produksi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani
kemenyan.
Berikut beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah produksi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan:
1. Prang, dkk (2015) menunjukkan variabel yang memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pendapatan petani kelapadi Desa Beo, Kecamatan Beo
Kabupaten Talaud yaitu jumlah produksi buah kelapa dan biaya dan nilai
koefisien yang dihasilkan adalah 0,907 atau 90,7 persen.
2.

Phahlevi (2013) menunjukkan dari keempat variabel (luas lahan, harga
jual, biaya usaha tani dan jumlah produksi) yang berpengaruh tidak
signifikan terhadap pendapatan petani adalah biaya usaha tani, sementara
variabel luas lahan, harga jual dan jumlah produksi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan petani padi sawah di Kota Padang
Panjang.

2. Harga (�2 )
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel diperoleh nilai t
hitung = 8,095 dan t tabel 2,037 yang artinya �1 diterima. Berdasarkan tabel di

atas tingkat signifikansinya adalah 0,000, dengan menggunakan batas signifikansi
0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5% yang berarti �� ditolak

lv

Universitas Sumatera Utara

dan �1 diterima. Artinya harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan petani kemenyan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Suratiyah (2006:61) dalam Phalevi
(2007) menyatakan bahwa jika permintaan akan produksi tinggi maka harga di
tingkat petani akan tinggi pula, sehingga dengan biaya yang sama petani akan
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Artinya harga mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan petani kemenyan.
Berikut beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa harga memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan:
1. Rauf, dkk (2013) menunjukkan variabel harga output berpengaruh nyata
terhadap pendapatan usahatani jagung di Desa Sidera, dimana t hitung =
3,436 dengan nilai signifikan 0,002< 0,01 pada taraf α 1% uji satu arah.
2. Darsan

dalam

penelitiannya

yang

berjudul

“Faktor-Faktor

mempengaruhi Pendapatan Usahatani Salak “ menunjukkan

yang

harga (X3)

dengan t hitung 12.325 berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
usahatani salak Wedi, hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dimana t hitung >
t tabel dengan taraf signifikan 5%.
3. Tenaga Kerja (�3 )
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel diperoleh nilai t
hitung = -2,493 dan t tabel 2,037 yang artinya �1 diterima. Berdasarkan tabel di

atas tingkat signifikansinya adalah 0,018. Dengan menggunakan batas signifikansi
0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5% yang berarti �� ditolak

dan �1 diterima. Artinya tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan petani kemenyan.

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan pernyataan Habib (2013) bahwa tenaga kerja merupakan
faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah
yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja saja tetapi kualitas
dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Bila kualitas tenaga kerja, ini
tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi .
Pernyataan Habib (2013) menunjukkan bahwa tenaga kerja berperan penting
dalam proses produksi yang tentu saja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan petani kemenyan .
Berikut penelitian yang menunjukkan bahwa tenaga kerja memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Dalam penelitian
Wahyunindyawati (2009) yang berjudul “Pengaruh Faktor-Faktor Produksi
terhadap Keuntungan Usahatani Padi” menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji
t, faktor produksi jumlah benih yang digunakan, pupuk phonska, urea, tenaga
kerja dan luas lahan berpengaruh terhadap keuntungan usahatani padi.
4. Luas Lahan (�4 )
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel diperoleh nilai t
hitung = 1,797 dan t tabel 2,037 yang artinya �1 ditolak. Berdasarkan tabel di

atas tingkat signifikansinya 0,82. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05,
nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf 5% yang berarti �� diterima
dan �1 ditolak. Artinya luas lahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan petani kemenyan.

Luas lahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan petani kemenyan dikarenakan kemenyan yang dipanen masyarakat
tidak tegantung pada luas lahan. Lahan yang luas belum tentu memberikan panen

lvii

Universitas Sumatera Utara

yang tinggi. Lahan masyarakat tidak secara penuh memberikan hasil panen karena
kemenyan yang ditanami masyarakat tumbuh secara tidak teratur dan jumlah
kemenyan yang menghasilkan dalam setiap luasan tidak dapat ditentukan. Hal
tersebut juga dikarenakan bahwa semakin luasnya lahan semakin sulitnya
melakukan pemeliharaan sehingga kemenyan memberikan produksi yang
berkurang juga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekartawi (2003) bahwa makin
luas lahan yang dipakai dalam usaha pertanian semakin tidak efisien lahan
tersebut.
Berikut beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa luas lahan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani kemenyan:
1. Habib (2013) menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan menggunakan
uji t, secara parsial benih berpengaruh nyata terhadap produksi jagung
sedangkan luas lahan, pupuk, tenaga kerja tidak berpengaruh nyata
terhadan produksi jagung.
2. Kesuma dalam penelitiaannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus:
Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deli Serdang)”
menunjukkan bahwa variabel luas lahan dan jumlah pupuk tidak
berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di daerah penelitian.
5. Pengalaman (�5 )
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel diperoleh nilai t
hitung = 0,600 dan t tabel 2,037 yang artinya �1 ditolak. Berdasarkan tabel di

atas tingkat signifikansinya adalah 0,18. Dengan menggunakan batas signifikansi
0,553, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf

5% yang berarti ��

Universitas Sumatera Utara

diterima dan �1 ditolak. Artinya pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan petani kemenyan.

Pengalaman petani kemenyan mengelola kemenyannya sudah termasuk
lama. Namun, pengalaman diantara petani tidak jauh berbeda satu dengan yang
lain. Petani di Desa Banuaji I memiliki pengetahuan yang diwariskan secara turun
temurun dan tidak pernah mengalami perubahan. Hal inilah yang mengakibatkan
bahwa pengalaman tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan petani kemenyan.
6. Pendidikan (�6 )
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel diperoleh nilai t
hitung = -1,720 dan t tabel 2,037 yang artinya �1 ditolak. Berdasarkan tabel di

atas tingkat signifikansinya 0,95. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05,
nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf 5% yang berarti �� diterima
dan �1 ditolak. Artinya pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan petani kemenyan.

Sesuai pernyataan Kurniawati, dkk. (2014) petani yang berpendidikan
tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dibandingkan dengan petani yang
berpendidikan rendah. Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan
pendapatan petani kemenyan. Namun, berdasarkan penelitiaan di atas pendidikan
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani kemenyan
dikarenakan bagaimanapun pendidikannya masyarakat tetap mengandalkan
pengetahuan yang ada di tengah masyarakat atau yang sudah turun temurun.
Berikut beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani kemenyan:

lix

Universitas Sumatera Utara

1. Hastuti (2015) dalam penelitiaannya yang berjudul “Faktor Yang
mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung (Zea Mays L.) (Studi Kasus Di
Desa Sidodadi, Kec. Patean Kab. Kendal)” Hasil regresi diperoleh nilai t
hitung untuk variabel pendidikan sebesar 0.535. Nilai t hitung (0.535) < t
tabel (2.0096) maka H0 diterima dan nilai sig sebesar 0,492 ini lebih besar
dari alpha 0,05 jadi pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap
pendapatan petani.
2. Purba (2011) dalam penelitiaannya yang berjudul ”Kontribusi PIR
(Eukaliptus sp) dan Hutan Rakyat Pinus (Pinus merkusii) terhadap
pendapatan masyarakat” menunjukkan variabel pendidikan (X2) memiliki
t hitung = 1,231. Hal ini berarti bahwa t

Dokumen yang terkait

Analisis Pemasaran Kemenyan (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

2 23 58

Analisis Pemasaran Kemenyan (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 12

Analisis Pemasaran Kemenyan (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 2

Analisis Pemasaran Kemenyan (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 2 3

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 9

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 6