Analisis Pemasaran Kemenyan (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

ABSTRAK
RYANDIKA GILANG PUTRA: Analisis Pemasaran Kemenyan (Styrax spp.)
(Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten
Tapanuli Utara). Dibimbing Oleh: IRAWATI AZHAR dan RISWAN.
Kemenyan merupakan hasil hutan bukan kayu yang memiliki potensi yang
cukup tinggi diwilayah Sumatera Utara. Namun, belum ada penelitian tentang
analisis pemasaran kemenyan secara khusus di Kecamatan Tarutung dan
Kecamatan Adiankoting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
pemasaran, analisis biaya serta margin pemasaran kemenyan di Kecamatan
Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2015 dengan metode purposive
sampling (sampel bertujuan) dan wawancara terhadap masyarakat. Data dianalisis
secara deskriptif dan tabulasi.
Pada pola pemasaran kemenyan, pengumpul kabupaten membagi kualitas
kemenyan ke dalam 4 kualitas, yaitu kualitas mata pangaritan, tahir, jurrurputih,
dan jurrurhitam. Nilai margin keuntungan tertinggi diperoleh pengumpul
kabupaten pada pola pasar yaitu sebesar 50.000 rupiah dengan persentase 28,57%,
sementara margin terkecil diperoleh petani pada pola pasar yaitu sebesar 35.000
rupiah dengan persentase 43,75%. Strategi prioritas pemasaran kemenyan di
Kecamatan Tarutung adalah membentuk kelompok tani dan koperasi tingkat desa,
pengawasan terhadap sistem pemasaran getah kemenyan, pengelolaan kemenyan

yang dilakukan dengan sistem budidaya intensif, mengintensifkan kegiatan
penyuluhan dan penggunaan bibit tanaman kemenyan yang unggul. Pemanfaatan
terbesar kemenyan oleh masyarakat sekitar hutan adalah sebagai sumber
pendapatan ekonomi utama rumah tangga, sebagai obat tradisional dan dupa.
Kata Kunci: Kemenyan, Pemasaran, dan Pemanfaatan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

RYANDIKA GILANG PUTRA: Marketing Analysis of Incense (Styrax spp.)
(Case Study: Tarutung District and Adiankoting District, North Tapanuli
Regency). Supervised by IRAWATI AZHAR and RISWAN.
Incense is non wood forest product that has a high potential in North
Sumatera. However, there are no research about marketing analysis of incense
especially in Tarutung Distrit and Adiankoting District. The purposes of this
research were to determine the pattern of marketing, cost analysis, and marketing
margins of incense in Tarutung District and Adiankoting District, North Tapanuli
Regency. This research was conducted in May-August 2015 with a purposive
sampling method interviewed the society. Data was analyzed descriptively and

tabulation.
On the marketing pattern of incense, incense quality collector divides the
district into four qualities, namely the quality of mata pangaritan, tahir,
jurrurputih, and jurrurhitam. The value of the highest profit margins obtained by
the district collector on market system that is equal to 50.000 rupiahs with a
percentage of 28,57%, while the smallest margin obtained by farmers on market
system that is equal to 35.000 rupiahs with a percentage of 43,75%. Marketing
strategy priorities of incense in Tarutung Distrit is forming farmer groups and
village-level cooperatives, supervision of the marketing system sap incense,
incense management is done with intensive cultivation system, intensify outreach
activities and the use of incense superior plant seeds. The biggest utilized of
incense by society around forest were as the main source of income, as traditional
medicine, and religion.
Key words: Incense, Marketing, Utilized

Universitas Sumatera Utara