Penetapan Kadar Mineral Besi, Kalium, Kalsium, dan Natrium pada Kol (Brassica Oleracea L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu
sumber mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia.Salah satu contoh tanaman
jenis sayuran adalah kol (Brassica oleracea L.).Kol merupakan salah satu sayuran
yang

sangat

digemari

oleh

banyak

kalangan

masyarakat


untuk

dikonsumsi.Disamping hal tersebut, tingkat mengonsumsi sayuran di masyarakat
saat ini masih di bawah kebutuhan mineral yang seharusnya. Tingkat
mengonsumsi sayuran yang masih rendah tersebut disebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat akan pentingnya mineral dalam tubuh (Nughrohati dan
Untung, 1986).
Kol banyak digunakan masyarakat dalam bentuk rebusan atau pun segar
sebagai lalapan. Kol mudah ditemukan di pasar tradisional maupun supermarket.
Kandungan mineral dan vitamin dalam 100 g adalah: air 91-93 g, kalsium 46-100
mg, zat besi 0,5-1,2 mg, kalium 209-300 mg, natrium 5-16 mg, vitamin A 0-0,05
mg, vitamin C 40-81 mg, magnesium 20-22 mg (Pracaya, 2001).
Mineral diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa, keseimbangan elektrolit, dan pertumbuhan gigi dan tulang harus
dipasok melalui makanan (Wilbraham dan Matta, 1992). Mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah besar untuk tubuh adalah kalsium, fosfor, magnesium, natrium,
kalium dan klorida. Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah besar 100
mg/hari.Sedangkan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit adalah
kromium, kobalt, tembaga, yodium, besi, mangan, molibdenum, selenium, dan


1
Universitas Sumatera Utara

seng (Martin, et al., 1981).Mineral yang terkandung dalam kol sebagian dapat
digunakan sebagai antihipertensi (Hembing, 2008).
Zat besi (Fe) merupakan microelement yang esensial bagi tubuh.Zat ini
terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam
sintesis hemoglobin (Hb).Disamping itu berbagai jenis enzim memerlukan Fe
sebagai kofaktor (Sediaoetama, 2008).Besi merupakan komponen penting dalam
sel darah merah.Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi
besi.Anemia defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum didunia,
dengan berbagai akibat patologis, diantaranya gangguan pada saluran cerna,
hilangnya nafsu makan, berkurangnya kapasitas kerja, dan gagal jantung. Salah
satu penyebab anemia karena defisiensi besi adalah asupan zat besi yang masih
rendah (Sukandar, dkk., 2008; Barasi, 2007).
Mineral kalium merupakan ion intraselular dan salah satu mineral makro
yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh.Sebanyak 95%
kalium berada di dalam cairan intraselular (Almatsier, 2009).Kalium adalah
mineral penting yang diperlukan tubuh dalam pengaturan keseimbangan cairan
tubuh, kontraksi otot, dan penghantaran impuls sistem saraf.Bahan pangan yang

mengandung kalium baik dikonsumsi penderita darah tinggi (Budiyanto, 2009;
Dewoto, 2011; Barasi, 2007).Kebutuhan kalium diperkirakan sebesar 2000
mg/hari (Almatsier, 2009).Kalium diperoleh dalam tumbuhan sebagai organik dan
banyak diperoleh pada bagian-bagian tumbuhan yang masih muda (Dwijoseputro,
1983).
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu 1,5 – 2,5% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg.
Kalsium berperan dalam penghantaran impuls dan penting dalam pembentukan

2
Universitas Sumatera Utara

tulang

dan

gigi

serta


mencegah

penyakit

osteoporosis.Orang

dewasa

membutuhkan mineral kalsium sekitar 500-800 mg/hari (Almatsier, 2009).Sumber
kalsium pada tumbuhan berasal dari mineral dalam tanah yang diangkut ke
seluruh bagian tumbuhan melalui floem (Dwijoseputro, 1983).
Natrium merupakan kation utama (Na+) yang dominan dalam cairan
ekstraseluler dan bergabung sebagian besar dengan klorida dan bikarbonat dalam
pengaturan keseimbangan asam basa (Martin et al., 1981).Fungsi natrium di
dalam tubuh bersama-sama dengan kalium menjaga keseimbangan cairan di
dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut saraf ke seluruh
tubuh.Kebutuhan natrium diperkirakan sebesar 500 mg/hari (Almatsier,
2009).Sumber natrium yang terdapat dalam tumbuhan berasal dari penyerapan
mineral melalui floem karena perembesan dari xilem lewat pembuluh-pembuluh
yang banyak terdapat di dalam dinding xilem (Dwijoseputro, 1983).

Kadar kalsium dan besi dapat ditentukan dengan cara kompleksometri,
gravimetri dan spektrofotometri serapan atom (Khopkar, 1985). Sedangkan,
penetapan kadar kalium dan natrium dapat dilakukan dengan gravimetri dan
spektrofotometri serapan atom (Bassett, dkk., 1991). Penetapan kadar besi,
kalium, kalsium dan natrium pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometri serapan atom, karena pelaksanaannya relatif cepat dan
sederhana, batas deteksi kurang dari 1 ppm (Gandjar dan Rohman, 2007), bahan
yang digunakan sedikit, dan spesifik untuk setiap logam tanpa dilakukan
pemisahan pendahuluan (Khopkar, 1985). Oleh karena itu, berdasarkan latar
belakang diatas maka dilakukan uji penetapan kadar mineral besi, kalium, kalsium
dan natrium yang segar dengan yang direbus.

3
Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. berapakah kadar mineral besi,kalium, kalsium dan natrium pada kol?
b. apakah terdapat perbedaan secara uji statistik kadar masing-masing

mineral besi, kalium, kalsium dan natrium pada kol yang segar dan
direbus?
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. kadar mineral besi, kalium, kalsium dan natrium pada kol berada dalam
jumlah tertentu.
b. terdapat perbedaan secara uji statistik kadar masing-masing mineral besi,
kalium, kalsium dan natrium pada kol yang segar dan direbus.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui kadar mineral besi, kalium, kalsium dan natrium dalam
kol.
b. untuk mengetahui perbedaan secara uji statistik kadar masing-masing
mineral besi, kalium, kalsium dan natrium yang terkandung pada kol yang
segar dan direbus.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, dapat diinformasikan kepada masyarakat tentang
perbedaan kadar besi, kalium, kalsium dan natrium pada kol yang segar dan

4

Universitas Sumatera Utara

direbus, sehingga masyarakat dapat mengetahui kol yang paling baik untuk
dikonsumsi dalam hal kandungan mineral besi, kalium, kalsium dan natrium.

5
Universitas Sumatera Utara