PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAY

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PADA MATA KULIAH TEORI GRUP
Sri Suryanti, S. Pd. M. Si.
Universitas Muhammadiyah Gresik
e-mail: srisuryanti13@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
disposisi matematis mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah teori grup dapat
ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya. Melalui tutor teman
sebaya diharapkan akan terbangun perilaku potensial melalui pengorganisasian materi
perkuliahan secara mandiri dalam bentuk mencari pertolongan dan memberi pertolongan
selama proses belajar berlangsung secara lebih intensif karena adanya jarak psikologis
yang minimal antara tutor dan tutee. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
berbasis lesson study yang terdiri dari 4 siklus, dengan setiap siklus terdiri dari tiga tahap,
yaitu plan, do, dan see. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 yang mengikuti
kuliah teori grup di program studi pendidikan matematika. Berdasarkan hasil penelitian,
menunjukkan bahwa kemampuan disposisi matematis mahasiswa terhadap mata kuliah
teori grup dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya.

Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah skor pada tiap siklusnya. Pada
siklus I diperoleh hasil rata-rata kemampuan disposisi matematis mahasiswa sebesar
75,7%; siklus II diperoleh hasil kemampuan disposisi matematis mahasiswa sebesar
76,7%; siklus III diperoleh hasil kemampuan disposisi matematis mahasiswa sebesar
80,86%; siklus IV diperoleh hasil kemampuan disposisi matematis mahasiswa sebesar
88,4%.
Kata Kunci: Tutor Sebaya, disposisi matematis, Teori grup
Pendahuluan
Teori Grup merupakan salah satu mata kuliah wajib pada semester lima Program
Studi Pendidikan Matematika. Teori Grup sebagai bagian dari materi matematika

merupakan mata kuliah yang mengkaji ide-ide abstrak, oleh karena itu kadang-kadang ide
abstrak tersebut tidak semuanya dapat ditampilkan secara riil sehingga agak sulit untuk
dimengerti. Namun dengan karakteristik mata kuliah teori grup tersebut, dosen dan
mahasiswa perlu untuk memahami secara benar. Dengan pemahaman yang benar oleh
dosen, diharapkan juga akan dipahami secara benar oleh mahasiswa. Hal ini dapat terjadi
apabila dosen dapat mengelola pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik
mahasiswa dan karakteristik materi yang disampaikan. Materi yang menjadi fokus
penelitian yaitu operasi biner, grupoid, semi grup, monoid, Grup dan sifat-sifatnya,
Subgrup dan sifat-sifatnya. Topik-topik ini membahas tentang suatu sistem bilangan yang

memerlukan daya abstraksi lebih tinggi dari sistem bilangan asli atau bilangan bulat.
Demikian juga operasi hitung dalam suatu himpunan sangat berbeda dengan operasi hitung
pada bilangan bulat. Dalam topik-topik ini terdapat aturan tersendiri dalam melakukan
operasi hitung pada suatu himpunan.
Dari hasil diskusi yang dilakukan tim, diperoleh informasi bahwa topik-topik yang
disebutkan di atas sulit dipahami mahasiswa. Kesulitan itu terlihat baik dalam kegiatan
pembelajaran terutama dalam membahas contoh maupun dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal tes. Kesalahan-kesalahan yang biasa
terjadi: (1) sulit mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh, (2) salah dalam
menjumlahkan atau mengalikan anggota himpunan, selain himpunan bilangan real, (3)
mahasiswa tetap menggunakan operasi seperti pada himpunan bilangan real, padahal
operasi yang diberikan didefinisikan berbeda atau mahasiswa tetap menganggap himpunan
bilangan real, padahal himpunan yang diberikan berbeda, (4) kurang mampu menggunakan
sifat-sifat Grup dan Subgrup dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu materi dalam
teori grup senantiasa merupakan materi yang sulit dipahami mahasiswa dari tahun ke
tahun.
Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, sebaiknya terjadi hubungan timbal
balik antara dosen dan mahasiswa. Harus ada interaksi antara dosen dan mahasiswa, serta
antara mahasiswa dan mahasiswa. Pembelajaran tidak hanya satu arah. Dosen tidak lagi
menjadi satu satunya sumber informasi yang dominan, akan tetapi fungsi dan tugasnya

adalah sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator untuk belajar dan berpikir matematik.
Keengganan mahasiswa untuk mencari sumber-sumber informasi ilmu pengetahuan dan
teknologi hampir terjadi di semua angkatan dan semua mata kuliah. Keengganan ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain pendekatan dosen dalam perkuliahan tidak lagi
relevan, sumber sumber informasi sulit didapat.

Jika permasalahan yang terjadi disebabkan oleh cara pendekatan perkuliahan yang
kurang tepat, maka perlu dicari suatu alternatif pendekatan yang memungkinkan
mahasiswa mau dan mampu belajar dan berpikir matematik secara baik dan optimal.
Dengan melihat karakteristik mata kuliah Teori Grup yang banyak menggunakan logika
berfikir dan abstrak, maka orientasi perkuliahan mahasiswa akan lebih bermakna apabila
pembelajaran dilakukan dan disesuiakan dengan perkembangan tingkat berfikir
mahasiswa. Agar pembelajaran Teori Grup dapat diberikan secara baik, maka
pembelajarannya

harus

memungkinkan

mahasiswa


mempunyai

kesempatan

menyampaikan ide atau permasalahan dan mendapatkan kesempatan berpikir yang lebih
kompleks. Penyampaian ide-ide abstrak matematika memerlukan pemilihan dan
pengaturan strategi pembelajaran yang baik.
Pembelajaran dikatakan baik apabila disertai strategi yang dapat menggali kreatifitas
dan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa, baik secara individual maupun kelompok. Ada
kecenderungan mahasiswa tidak dapat menyatakan apa yang dipikirkannya kepada dosen
dalam belajar, mereka lebih nyaman ketika menyampaikan kesulitan mereka kepada
sesama mahasiswa. Oleh karena itu perlu direncanakan pembelajaran khususnya pada mata
kuliah Teori Grup yang dapat melibatkan mental mahasiswa, mampu menyampaikan
masalah dan sekaligus untuk mencari alternatif pemecahannya.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, tim pengajar berkesimpulan
bahwa pembelajaran model tutor sebaya sangat cocok digunakan untuk meningkatkan
berpikir matematik atau kemampuan disposisi matematis mahasiswa pada mata kuliah
Teori Grup. Melalui pembelajaran model tutor sebaya diharapkan (a) tugas dosen untuk
memberi bantuan kepada para mahasiswa secara individual menjadi lebih ringan, (b)

mahasiswa yang berkemampuan rendah dapat terlayani kebutuhan belajarnya, (c)
mahasiswa yang malu, segan atau takut bertanya kepada dosen, dapat bertanya kepada
teman sebayanya, (d) mahasiswa dapat berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari yang
mungkin lebih mereka pahami, (e) bagi tutor, dapat memperkuat konsep atau pengetahuan
yang sedang atau telah mereka pelajari, sebab semakin sering suatu pengetahuan
dikomunikasikan kepada orang lain, maka semakin tertanam kuat konsep atau pengetahuan
tersebut dalam struktur kognitif mahasiswa.
Dalam pembelajaran model tutor sebaya, setiap mahasiswa dalam satu kelas dibagi
dalam beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4 - 5 mahasiswa. Pada setiap
kelompok ditempatkan satu mahasiswa yang berkemampuan tinggi yang bertugas sebagai

tutor. Mahasiswa lain dalam satu kelompok dapat bertanya kepada tutor jika mengalami
kesulitan.
Pembelajaran model tutor sebaya adalah pembelajaran yang menyenangkan setiap
mahasiswa, sebab mahasiswa tidak mendapat beban secara individu, segala beban
ditanggung secara berkelompok. Pembelajaran dengan seting kelompok dan setiap
kelompok ada seorang tutor maka belajar matematika tidak menjadi sesuatu yang
menakutkan. Mahasiswa yang berkemampuan rendah tidak menjadi obyek kesalahan, atau
bahkan bahan olok-olokan atau bahan tertawaan. Metode tutor sebaya adalah suatu metode
pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan mahasiswa yang memiliki daya

serap yang tinggi dari kelompok mahasiswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman
temannya, dimana mahasiswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi
belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham terhadap materi
atau latihan yang diberikan dosen dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama
dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang
bersifat kooperatif bukan kompetitif.
Pembelajaran dengan metode tutor sebaya memberikan kebebasan kepada
mahasiswa yang menjadi tutor untuk mengembangkan metode dalam menjelaskan materi
kepada teman-temannya. Namun demikian, mereka juga diberi tanggung jawab oleh dosen
agar bisa menjelaskan materi pelajaran pada teman (tutee) yang masih belum paham,
sehingga dalam pelaksanaannya tutor bisa lebih leluasa dalam menyampaikan materi
sesuai dengan keinginan tutee. Kondisi pembelajaran yang difasilitasi oleh teman sebaya
yang akrab akan membuat tutee mengikuti kegiatan pembelajaran lebih efektif, karena
mahasiswa akan lebih leluasa untuk mengatur waktu pembelajaran, tujuan-tujuan belajar
dan target penguasaan materi yang diharapkan.
Pembelajaran dengan tutor sebaya merupakan salah satu pembelajaran yang selaras
tujuan umum pembelajaran matematika, yaitu mengembangkan sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah, NCTM menamakan dengan istilah mathematical disposition atau disposisi

matematis.
Beberapa indikator disposisi matematis di antaranya adalah: (1) sifat rasa percaya
diri dan tekun dalam mengerjakan tugas matematik, memecahkan masalah, berkomunikasi
matematis, dan dalam memberi alasan matematis; (2) sifat fleksibel dalam menyelidiki,
dan berusaha mencari alternatif dalam memecahkan masalah; (3) menunjukkan minat, dan

rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan merefleksikan cara mereka berfikir; (4) berusaha
mengaplikasikan matematika ke dalam situasi lain, menghargai peran matematika dalam
kultur dan nilai, matematika sebagai alat dan bahasa (Syaban, 2011).
Pada saat ini disposisi matematis mahasiswa masih rendah. Hal tersebut menurut
IMSTEP (Syaban, 1999) antara lain disebabkan karena pembelajaran cenderung berpusat
pada dosen yang menekankan pada proses prosedural, tugas latihan yang mekanistik, dan
kurang memberi peluang kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir
matematis. Pembelajaran matematika tidak hanya berkaitan tentang pembelajaran konsep,
prosedur dan aplikasinya saja tetapi juga terkait dengan pengembangan minat dan
ketertarikan terhadap matematika dan melihat matematika sebagai cara yang powerful
dalam menyelesaikan masalah. Disposisi tidak hanya berkaitan dengan sikap, tetapi juga
kecendrungan dalam berpikir dan berbuat melalui cara-cara positif (Dahlan, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah
kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah

Teori Grup dapat ditingkatkan dengan melaksanakan pembelajaran model tutor sebaya?.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, berbasis lesson
study yang terdiri atas empat siklus, dan setiap siklusnya terdiri atas tiga tahap yaitu
perencanaan (plan), tindakan/pelaksanaan (do), serta refleksi (see). Subjek penelitian
adalah mahasiswa semester tiga yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang
berjumlah 35 mahasiswa. Sedangkan dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Drs.
Irwani Zawawi, M. Kes., Fatimatul Khikmiyah, S. Pd. M. Sc., Siti Fauziyah, S. Pd. M. Si.
Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, dan
catatan lapangan.
Pada tahapan plan (perencanaan) dilakukan 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan
pembelajaran (Do). Kegiatan plan dilakukan dengan tujuan secara bersama sama untuk
mengkaji terhadap teaching plan dan teaching material yang telah direncanakan yang
meliputi silabus matakuliah, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi atau bahan
ajar yang akan diberikan kepada mahasiswa, lembar kerja mahasiswa (LKM), lembar
observasi dan instrumen evaluasi yang diperlukan.
Pada tahapan do (pelaksanaan) merupakan pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Selain itu pada
tahapan ini juga dilakukan observasi kegiatan pembelajaran. Observasi didasarkan pada


lembar observasi yang telah disiapkan saat kegiatan plan. Untuk memperkuat hasil
observasi juga dilakukan pendokumentasian melalui rekaman foto dan video (audiovisual) selama proses pembelajaran. Dokumentasi ini dilakukan terhadap perilaku dan
kejadian yang umum maupun khusus selama proses pembelajaran sebagai bukti autentik
kejadian selama pembelajaran untuk memperkuat kegiatan refleksi (see).
Tahapan Refleksi (see). Kegiatan refleksi dilakukan segera setelah kegiatan Do
selesai. Pada kegiatan ini dilakukan diskusi terhadap fakta atau fenomena menarik yang
ditemukan saat observasi untuk melakukan análisis kemungkinan penyebab dan mencari
solusi untuk memperbaikinya. Melalui kegiatan refleksi dapat meningkatkan kepekaan
dosen terhadap kekurangan dan kelebihannya dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Prosedur penelitian diawali dengan pemilihan tutor. Calon tutor dipilih berdasarkan
beberapa kriteria, yaitu kemampuan akademik yang cukup tinggi (Indeks Prestasi
Kumulatif minimal 3,0), mampu berkomunikasi dengan baik serta memiliki kemampuan
interpersonal yang baik. Informasi mengenai calon tutor, diperoleh peneliti melalui dosen
wali, teman sebaya dan observasi langsung terhadap calon tutor. Selanjutnya dilakukan
pembekalan tutor sebanyak dua kali pertemuan untuk tiap siklus. Adapun materi
pembekalan yang diberikan adalah materi kuliah operasi biner, grupoid, semi grup, dan
monoid, Grup dan sifat-sifatnya, Subgrup dan sifat-sifatnya. Peneliti menjelaskan tugas
dan kewajiban tutor, yaitu memimpin proses belajar kelompok (menjelaskan materi
belajar, memberikan penjelasan mengenai tugas-tugas, membantu tutee mengerjakan
tugas, dan memimpin proses diskusi kelompok).

Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari aktivitas tutor dan mahasiswa lain selama
mengikuti pembelajaran serta ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.
Teknik Dan Instrumentasi Pengumpulan Data
Sesuai dengan fokus yang ditetapkan dalam penelitian untuk mata kuliah Teori
Grup ini yakni meningkatkan kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan
matematika terhadap mata kuliah teori grup melalui pembelajaran model tutor sebaya,
maka data yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi: 1) kepercayaan diri mahasiswa, 2)
ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas, 3) fleksibilitas dalam memecahkan
masalah, 4) minat dan rasa ingin tahu mahasiswa terhadap matematika. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis isi hasil observasi pada kegiatan do. Untuk
mendiskripsikan peningkatan penguasaan kemampuan disposisi matematis mahasiswa

digunakan analisis data secara deskriptif. Skala yang diberikan untuk tiap indikator
disposisi matematis adalah 1 sampai 5.
Interpretasi Skor
Penilaian pada setiap jawaban dari item-item pernyataan dalam lembar observasi
penelitian menggunakan skala Likert, dimana skala likert ini sering digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang-orang tentang
kejadian atau ejala sosial berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh
peneliti.

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:
 Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
 Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik)
 Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral
 Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka)
 Angka 80% – 100%

= Sangat (setuju/Baik/Suka)

Dengan rumus perhitungan skor adalah sebagai berikut:

RUMUS INDEX % =

Total Skor
×100
Y

Y =Skor tertinggi likert × jumlah mahasiswa
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada pertemuan pertama siklus I peneliti membahas materi tentang operasi biner
serta sifat-sifatnya, pada pertemuan pertama pada siklus II peneliti membahas materi
tentang grupoid, semigrup, dan monoid, pada pertemuan pertama pada siklus III peneliti
membahas materi tentang grup dan contoh-contohnya, pada pertemuan pertama pada
siklus IV peneliti membahas materi tentang order suatu grup, order elemen grup serta
subgrup. Untuk pertemuan kedua pada setiap siklus peneliti memberikan tes tulis. Pada
pembelajaran setiap siklus peneliti menerapkan pembelajaran model tutor sebaya.
Pada setiap siklus tutor bertugas menyampaikan materi kepada tutee (mahasiswa lain
dalam kelompoknya) sampai tutee memahami materi (dalam hal ini waktu dibatasi yaitu
selama 45 menit), setelah tutor selesai menyampaikan materi, tutee dituntut agar dapat
menyelesaikan LKM yang diberikan oleh dosen, sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan yaitu 30 menit. Dalam mengerjakan LKM, dosen menekankan agar tutee yang

mengalami kesulitan untuk bertanya kepada tutor dan kepada tutor untuk memberi bantuan
kepada temannya. Dosen juga menekankan kepada tutor untuk mengawasi tutee didalam
mengerjakan LKM. Kemudian dosen mengawasi aktivitas mahasiswa agar tidak terjadi
aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran. Setelah waktu yang ditentukan selesai,
dosen menyuruh mahasiswa untuk menghentikan pengerjaan LKM. Selanjutnya dosen
menunjuk secara acak dari setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil kerjanya.
Meminta kelompok lain untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang terkait dengan
presentasi kelompok tadi. Memimpin diskusi kelas sedemikian sehingga tercipta suasana
diskusi yang kontruktif dan menyenangkan mahasiswa. Setelah semua hal yang tercantum
dalam LKM dibahas dan didiskusikan, selanjutnya dosen memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
Aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas tutor dan tutee adalah 1)
kepercayaan diri, 2) ketekunan, 3) fleksibilitas dalam memecahkan masalah, 4)
menunjukkan minat, rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan mefleksikan cara berfikir.
Berikut adalah tabel skor untuk tiap indikator:
Tabel skor indikator disposisi matematis
ASPEK
Kepercayaan
DIri

SKAL
A
5
4
3
2

Ketekunan

1
5
4
3

Fleksibillitas

2
1
5
4
3
2

KETERANGAN
Percaya dengan kemampuan diri sendiri, mengutamakan usaha
sendiri, berani menyampaikan pendapat, tidak mudah berputus asa,
Percaya dengan kemampuan diri sendiri, Mengutamakan usaha
sendiri, , berani menyampaikan pendapat, kadang berkeluh kesah
Percaya dengan kemampuan diri sendiri, Mengutamakan usaha
sendiri, berputus asa, kadang berkeluh kesah
Percaya dengan kemampuan diri sendiri, sering meminta bantuan
dari mahasiswa yang lain, berputus asa, kadang berkeluh kesah
Tidak percaya dengan kemampuan dirinya.
Menunjukkan kesungguhan, menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan benar dan tepat waktu
Menunjukkan kesungguhan, menyelesaikan tugas yang diberikan
tepat waktu tapi ada jawaban yang kurang tepat
Menunjukkan kesungguhan, menyelesaikan tugas yang diberikan
melebihi waktu yang diberikan
Menunjukkan kesungguhan, tugas tidak terselesaikan
Tidak menunjukkan kesungguhan
Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan
masalah dan jawaban benar
Tidak Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan
masalah dan jawaban benar
Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan
masalah dan jawaban kurang tepat
Tidak Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan

Menunjukkan
minat

1
5
4
3
2
1

masalah dan jawaban salah
Tidak ada inisiatif
Menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan
merefleksikan cara berfikir
Menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor
tetapi tidak merefleksikan cara berfikir
Menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, tidak ingin memonitor
dan tidak merefleksikan cara berfikir
Hanya menunjukkan minat
Tidak menunjukkan minat, tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
ingin memonitor dan merefleksikan cara berfikir

Pada siklus I, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata 3,77; aspek nomor 2
memperoleh skor rata-rata 4,17; aspek nomor 3 memperoleh skor rata-rata 3,43; aspek
nomor 4 memperoleh skor rata-rata 3,77. Adapun hasil secara keseluruhan disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel skor disposisi matematis siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

NIM
1342100
2
1342100
3
1342100
5
1342100
6
1342100
7
1342100
8
1342100
9
1342101
0
1342101
1
1342101
2
1342101
3
1342101
4
1342101
5
1342101
6
1342101
7
1342101
8

Nama Mahasiswa

SIKLUS 1
A

B

C

D

4

5

3

5

PUTRI KHOLIFA

3

5

3

4

FADHILATUN NI MAH

4

5

4

3

MUSFIROTUL AFIDAH

4

4

4

3

NENI TRIANA

4

3

3

3

PANDU PRADANA

2

4

3

3

DIAN RUSIANA

4

4

3

3

NURUL ISTIQOMAH

5

5

3

4

NI MATUL KARIMAH

5

5

5

5

BAGUS RAHMAD B.

0

0

0

0

IMROATUL MAHMUDAH

4

4

3

4

ROUDLOTUNNISA ALI F

4

3

3

3

SITI AISYAH

4

5

4

4

RETNO LISTIONINGRUM

5

5

5

5

RINDA ISMAWATI

2

4

3

4

SYARIFATUS SAFIYAH

3

3

3

3

FITROTUL AINIYAH

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

1342101
9
1342102
0
1342102
1
1342102
3
1342102
5
1342102
6
1342102
7
1342102
9
1342103
0
1342103
2
1342103
3
1342103
4
1342103
5
1342103
6
1342103
7
1342103
8
1342103
9
1342104
0
1342104
2

MIMIN CHIKMAWATI

4

4

3

4

NAUFAL MUZAKKIE

4

4

3

4

OLIVIA MAGHFIROH

4

5

4

5

MEGA AYU DWI ASTUTIK

4

5

4

5

ICA NASIKHAH

4

4

3

4

DANAWATUL MURSIDAH
MUHAMAD ARDIANSAH ANDI
PRASETIA

5

5

5

5

4

4

4

2

SITI MAISYAROH

2

3

2

3

YENNI APRILIANI

4

5

3

4

SULAENI

4

5

5

5

MUHAMMAD SYARIF

4

3

3

4

BONY FATTAH

5

5

5

5

TIKA HARIATI

2

4

4

3

ISTIADATUL ALAWIYAH

4

4

3

3

ATIQHOTUL MAULA

4

4

4

3

ISMIATIN MAFRUHAH

5

5

3

5

NOVY ISWATIN ROSYADAH

4

5

4

5

SITI KHARIJAH

4

5

3

4

4
132

3
146

3,771

4,171

3
120
3,4
3

3
132
3,7
7

RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI
jumlah
rata-rata

Pada siklus II, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata 3,83; aspek nomor 2
memperoleh skor rata-rata 4,3; aspek nomor 3 memperoleh skor rata-rata 3,49; aspek
nomor 4 memperoleh skor rata-rata 3,77. Adapun hasil secara keseluruhan disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel skor disposisi matematis siklus II
No

NIM

1
2
3

13421002
13421003
13421005

Nama Mahasiswa
FITROTUL AINIYAH
PUTRI KHOLIFA
FADHILATUN NI MAH

SIKLUS 2
A

B

C

4

5

5

D
5

4
3

4
5

3
4

4
3

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

13421006
13421007
13421008
13421009
13421010
13421011
13421012
13421013
13421014
13421015
13421016
13421017
13421018
13421019
13421020
13421021
13421023

MUSFIROTUL AFIDAH
NENI TRIANA
PANDU PRADANA
DIAN RUSIANA
NURUL ISTIQOMAH
NI MATUL KARIMAH
BAGUS RAHMAD B.
IMROATUL MAHMUDAH
ROUDLOTUNNISA ALI F
SITI AISYAH
RETNO LISTIONINGRUM
RINDA ISMAWATI
SYARIFATUS SAFIYAH
MIMIN CHIKMAWATI
NAUFAL MUZAKKIE
OLIVIA MAGHFIROH
MEGA AYU DWI ASTUTIK

4
0
4
4
4
5
2
4
2
3
5
5
3
3
4
5
5

3
0
3
4
5
5
4
4
5
4
5
5
4
3
3
5
5

4
3
3
3
3
5
0
3
3
4
5
3
3
3
3
4
4

3
3
3
3
4
5
0
4
3
4
5
4
3
4
4
5
5

21
22

13421025
13421026

ICA NASIKHAH
DANAWATUL MURSIDAH

4
5

4
5

3
5

4
5

23

13421027

MUHAMAD ARDIANSAH ANDI PRASETIA

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

13421029
13421030
13421032
13421033
13421034
13421035
13421036
13421037
13421038
13421039
13421040
13421042

SITI MAISYAROH
YENNI APRILIANI
SULAENI
MUHAMMAD SYARIF
BONY FATTAH
TIKA HARIATI
ISTIADATUL ALAWIYAH
ATIQHOTUL MAULA
ISMIATIN MAFRUHAH
NOVY ISWATIN ROSYADAH
SITI KHARIJAH
RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI
jumlah
rata-rata

3
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
3
2
134
3,829

5
5
3
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
149
4,257

4
2
3
5
3
5
4
3
4
3
4
3
3
122
3,49

2
3
4
5
4
5
3
3
3
5
5
4
3
132
3,8

Pada siklus III, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata 3,85; aspek nomor 2
memperoleh skor rata-rata 4,2; aspek nomor 3 memperoleh skor rata-rata 4; aspek nomor 4
memperoleh skor rata-rata 4,14. Adapun hasil secara keseluruhan disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel skor disposisi matematis siklus III
No

NIM

1

1342100
2

Nama Mahasiswa
FITROTUL AINIYAH

SIKLUS 3
A

B
4

C
5

4

D
5

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

1342100
3
1342100
5
1342100
6
1342100
7
1342100
8
1342100
9
1342101
0
1342101
1
1342101
2
1342101
3
1342101
4
1342101
5
1342101
6
1342101
7
1342101
8
1342101
9
1342102
0
1342102
1
1342102
3
1342102
5
1342102
6
1342102
7
1342102
9
1342103
0
1342103
2
1342103
3
1342103
4
1342103
5
1342103
6

PUTRI KHOLIFA

4

5

4

5

FADHILATUN NI MAH

4

5

4

4

MUSFIROTUL AFIDAH

4

4

4

4

NENI TRIANA

4

3

0

0

PANDU PRADANA

4

4

3

4

DIAN RUSIANA

4

4

4

4

NURUL ISTIQOMAH

5

5

4

5

NI’MATUL KARIMAH

5

5

5

5

BAGUS RAHMAD B.

0

0

4

5

IMROATUL MAHMUDAH

4

4

5

4

ROUDLOTUNNISA ALI F

4

3

4

5

SITI AISYAH

4

5

4

4

RETNO LISTIONINGRUM

5

5

5

5

RINDA ISMAWATI

2

4

4

4

SYARIFATUS SAFIYAH

3

3

4

5

MIMIN CHIKMAWATI

4

4

3

4

NAUFAL MUZAKKIE

4

4

4

3

OLIVIA MAGHFIROH

4

5

5

5

MEGA AYU DWI ASTUTIK

4

5

5

5

ICA NASIKHAH

4

4

5

3

DANAWATUL MURSIDAH
MUHAMAD ARDIANSAH ANDI
PRASETIA

5

5

4

5

4

4

4

3

SITI MAISYAROH

2

3

4

4

YENNI APRILIANI

4

5

4

2

SULAENI

4

5

3

3

MUHAMMAD SYARIF

4

3

4

4

BONY FATTAH

5

5

5

5

TIKA HARIATI

2

4

4

4

ISTIADATUL ALAWIYAH

4

4

4

5

31
32
33
34
35

1342103
7
1342103
8
1342103
9
1342104
0
1342104
2

ATIQHOTUL MAULA

4

4

4

5

ISMIATIN MAFRUHAH

5

5

4

5

NOVY ISWATIN ROSYADAH

4

5

4

5

SITI KHARIJAH

4

5

4

3

RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI

4

3

4

jumlah

135

146

4
14
0

rata-rata

3,857

4,171

4

145
4,1
4

Pada siklus IV, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata 4,51; aspek nomor 2
memperoleh skor rata-rata 4,54; aspek nomor 3 memperoleh skor rata-rata 4,23; aspek
nomor 4 memperoleh skor rata-rata 4,4. Adapun hasil secara keseluruhan disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel skor disposisi matematis siklus IV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

NIM
1342100
2
1342100
3
1342100
5
1342100
6
1342100
7
1342100
8
1342100
9
1342101
0
1342101
1
1342101
2
1342101
3
1342101
4
1342101
5
1342101
6
1342101
7
1342101
8

Nama Mahasiswa

SIKLUS 4
A

B

C

D

5

5

5

5

PUTRI KHOLIFA

5

5

5

5

FADHILATUN NI MAH

5

5

4

5

MUSFIROTUL AFIDAH

5

5

4

5

NENI TRIANA

0

0

0

0

PANDU PRADANA

3

3

4

4

DIAN RUSIANA

4

4

4

5

NURUL ISTIQOMAH

5

5

5

5

NI MATUL KARIMAH

5

5

5

5

BAGUS RAHMAD B.

5

4

4

3

IMROATUL MAHMUDAH

4

4

4

4

ROUDLOTUNNISA ALI F

5

5

5

5

SITI AISYAH

5

5

5

5

RETNO LISTIONINGRUM

5

5

5

5

RINDA ISMAWATI

5

4

4

4

SYARIFATUS SAFIYAH

5

5

5

5

FITROTUL AINIYAH

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

1342101
9
1342102
0
1342102
1
1342102
3
1342102
5
1342102
6
1342102
7
1342102
9
1342103
0
1342103
2
1342103
3
1342103
4
1342103
5
1342103
6
1342103
7
1342103
8
1342103
9
1342104
0
1342104
2

MIMIN CHIKMAWATI

4

5

4

4

NAUFAL MUZAKKIE

4

4

4

3

OLIVIA MAGHFIROH

5

5

4

5

MEGA AYU DWI ASTUTIK

5

5

5

5

ICA NASIKHAH

5

5

4

5

DANAWATUL MURSIDAH
MUHAMAD ARDIANSAH ANDI
PRASETIA

5

5

4

5

4

4

4

3

SITI MAISYAROH

5

5

4

4

YENNI APRILIANI

5

5

4

4

SULAENI

5

5

4

4

MUHAMMAD SYARIF

5

5

4

5

BONY FATTAH

5

5

5

5

TIKA HARIATI

5

4

4

4

ISTIADATUL ALAWIYAH

5

5

4

5

ATIQHOTUL MAULA

5

5

5

4

ISMIATIN MAFRUHAH

5

5

5

5

NOVY ISWATIN ROSYADAH

4

5

5

5

SITI KHARIJAH

3

4

3

5

RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI

3

4

4

158
4,51
4

159
4,54
3

148
4,22
9

4
15
4

jumlah
rata-rata

4,4

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I sampai siklus IV diperoleh hasil bahwa
kemampuan disposisi matematis mahasiswa mengalami peningkatan. Kemampuan
disposisi matematis pada siklus I dapat dikatakan baik, yaitu indeks skor yang diperoleh
adalah sebesar 75,7%. Pada siklus ini aspek yang paling bagus adalah aspek no 2 yaitu
aspek ketekunan. Pada siklus ini aspek kepercayaan diri masih rendah, yaitu dari
keseluruhan mahasiswa skor rata-ratanya adalah 3,7 artinya disini mahasiswa masih belum
percaya diri, mahasiswa masih berkeluh kesah ketika menyelesaikan tugas. Tutor pun pada
siklus pertama ini juga masih belum percaya diri, yaitu Putri Kholifa yang mendapat skor 3
untuk aspek kepercayaan diri.

Selama proses pembelajaran pada siklus I terlihat mahasiswa belum terbiasa dengan
pembelajaran melalui bantuan tutor. Hal ini ditandai dengan adanya mahasiswa yang
masih bertanya pada dosen apabila mengalami kesulitan. Tutor pun masih canggung dalam
menjelaskan materi kepada temannya. Berdasarkan hasil pembelajaran juga diperoleh
bahwa masih ada tutee yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKM yang
diberikan. Dari hasil diskusi kelas, ada 3 mahasiswa yang masih membuktikan operasi
biner tidak secara umum, tetapi menggunakan contoh. Pada siklus ini karena waktu yang
tidak cukup maka tidak semua kelompok dapat mempresentasikan hasil kerja mereka.
Pada siklus II diperoleh hasil bahwa kemampuan disposisi matematis mahasiswa
juga dalam kategori baik, indeks skor yang diperoleh adalah sebesar 76,7%, secara
kategori belum mengalami peningkatan tetapi dari indeks skor sedikit mengalami
peningkatan dari siklus I. Para tutor dalam siklus ini sudah menunjukkan rasa percaya diri.
Sedangkan selama proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus
I, hanya saja dosen melakukan perbaikan-perbaikan dalam beberapa aspek kegiatan
pembelajaran, penyajian materi, serta dari segi pengelolaan waktu, sehingga semua LKM
dapat dipresentasikan saat diskusi kelas.
Pada siklus III diperoleh hasil bahwa kemampuan disposisi matematis mahasiswa
dalam kategori sangat baik, indeks skor yang diperoleh adalah sebesar 80,86% mengalami
peningkatan yang signifikan dari siklus I dan II. Pada proses pembelajarannya mengalami
peningkatan yang sangat signifikan. Tutor melaksanakan tugasnya dengan baik,
kepercayaan diri mereka sudah baik ini terbukti dari skor yang mereka peroleh, untuk tiap
tutor memperoleh skor maksimal yaitu 5. Kemampuan tutee juga mengalami peningkatan,
mereka membuktikan grup tidak dengan contoh, tetapi sudah pembuktian secara umum.
Sedangkan pada siklus IV diperoleh hasil bahwa kemampuan disposisi matematis
mahasiswa juga sangat baik, yaitu indeks skor yang diperoleh adalah sebesar 88,4%. Pada
siklus ini baik tutor maupun tutee sudah terbiasa dengan pembelajaran model tutor sebaya,
semua aspek baik tutor maupun tutee mengalami peningkatan.
Dari keseluruhan hasil serta pembahasan yang telah dipaparkan sebagaimana di atas,
maka dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran model tutor sebaya dapat
meningkatkan kemampuan disposisi matematis mahasiswa program studi pendidikan
matematika pada mata kuliah teori grup. Disposisi matematis dikatakan baik jika
mahasiswa tersebut menyukai masalah-masalah yang merupakan tantangan serta
melibatkan dirinya secara langsung dalam menemukan/menyelesaikan masalah. Selain itu
mahasiswa merasakan dirinya mengalami proses belajar saat menyelesaikan tantangan

tersebut. Dengan demikian pembelajaran dengan model Tutor Sebaya dapat meningkatkan
disposisi matematis mahasiswa karena mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Dari skala disposisi yang diberikan terlihat mahasiswa yang memiliki disposisi tinggi
pada umumnya lebih tekun dan berminat

mengikuti pembelajaran dan sangat antusias

mengerjakan permasalahan yang diberikan. Sikap mahasiswa dalam menghadapi
matematika dan keyakinannya dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam matematika.
Berikut dokumentasi kegiatan pembelajaran model tutor sebaya dari siklus I sampai
siklus IV.

Gambar 1. Kegiatan Tutor saat menjelaskan materi kepada tutee

Gambar 2. Kegiatan tutee saat mengerjakan LKM

Gambar 3. Kegiatan tutee saat presentasi didepan kelas

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan matematika dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran model tutor sebaya. Peningkatan tersebut ditandai dengan a)
peningkatan ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas, b) meningkatnya minat
mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran, c) antusiasme mahasiswa dalam
mengerjakan permasalahan yang diberikan.
2. Mahasiswa yang memiliki disposisi tinggi pada umumnya lebih tekun dan berminat
mengikuti pembelajaran dan sangat antusias mengerjakan permasalahan yang diberikan.
3. Pembelajaran dengan tutor sebaya membuat mahasiswa lebih berpartisipasi aktif dalam
belajar baik secara fisik, mental maupun sosial, hal ini nampak melalui aktifitas
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas secara kelompok.
4. Pembelajaran model tutor sebaya dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran
dalam mata kuliah Teori Grup.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, saran yang dapat diberikan adalah:
1. Tim dosen dalam merancang pembelajaran Teori Grup dengan jumlah mahasiswa yang
besar, hendaknya memperhatikan kemampuan mahasiswa yang dapat mengajari temantemannya. Mereka dapat dijadikan tutor saat belajar kelompok.
2. Dosen diharapkan agar dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang
sesuai dalam pembelajaran matematika, sehingga mahasiswa berminat untuk belajar
matematika dan dapat meningkatkan kemampuan matematika mahasiswa.
3. Diharapkan kesadaran setiap Dosen matematika dapat menerapkan model pembelajaran
yang bervariasi sesuai dengan karakter mahasiswa dan karakter materi yang akan
diajarkan.
Daftar Pustaka
Depdikbud. 1992. Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2012, Pedoman Penulisan Makalah Lesson
Study Untuk Seminar Exchange Experience, Dirjen Dikti, Kementrian Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Ibrohim, 2011, Lesson Study untuk Meningkatkan Kompetensi Pendidik, Kualitas
Pembelajaran dan Perkembangannya Di Indonesia, Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Lesson Study di UNTAD Palu, 28 Oktober 2011.
Marlina.

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa di
SMA Negeri 1 Bireuen. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standards
for School Mathematics. Reston. VA: NCTM.
Santyasa, wayan. 2005. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Makalah disajikan dalam penataran guru-guru SMP, SMA se
Kabupaten Jembrana, Juni-Juli 2005.
Shafridla. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa
Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis Magister, Universitas Medan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62