this PDF file FUNGSI MANAJEMEN DALAM PENGADAAN INFRASTRUKTUR PERTANIAN MASYARAKAT DI DESA WATATU KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA | Awaluddin | PUBLICATION 1 SM

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

FUNGSI MANAJEMEN DALAM PENGADAAN INFRASTRUKTUR
PERTANIAN MASYARAKAT DI DESA WATATU KECAMATAN
BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA
Awaluddin1
Hendra.2
Awalhasan331@gmail.com
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Indonesia

Abstract

Watatu Village is a village with agricultural potential and people working in agriculture
and plantation sector, but if it is not well managed it will give negative implication to
society in Watatu Village, get the picture of agricultural infrastructure condition (road to
bag) production and agricultural tools / machinery) in Watatu Village, South Banawa
District, where the researcher sees the low level of management functions by the Village
Government of the Village Consultative Agency (BPD) which provides facilities for it.
production and equipment / agricultural machinery) is still not optimal, because it involves

the community in the discussion program to obtain complete information from the village
government, for example, less rapid service in road repairs to production bags that have
been published in 2013 and Assistance Agricultural Equipment / , tanks, petsicides and
organic fertilizers) have not been distributed evenly.

Keywords: Planning, Organizing, Actuating, Controlling.

1

Dosen Pada Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako
Dosen Pada Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako

22

1

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018


PENDAHULUAN
Pembangunan
merupakan
suatu
kenyataan fisik sekaligus tekad masyarakat
untuk berupaya sekeras mungkin melalui
serangkaian kombinasi proses sosial dan
ekonomi demi mencapai kehidupan yang serba
lebih baik. Proses pembangunan memiliki tiga
tujuan yaitu peningkatan ketersediaan serta
perluasan distribusi berbagai macam barang
kebutuhan hidup yang pokok, peningkatan
standar hidup dan perluasan pilihan-pilihan
ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta
bangsa secara keseluruhan. ( Todaro dan Smith
2008:648).
Pembangunan di Indonesia telah
membawa perubahan dan perkembangan
wilayah Indonesia yang membawah kemajuan
dan

kesejahteraan
bagi
penduduknya.
Disamping itu ada juga permasalahanpermasalahan pembangunan yang belum
terselesaikan.
Namun
pembangunan
di
Indonesia saat ini dinilai banyak yang lebih
mementingkan Kota dan melupakan Desa
sehingga terjadi ketimpangan antara Desa dan
Kota. Kota dinilai banyak fasilitas dan
infrastruktur yang menunjang kehidupan yang
lebih beragam dan ekonominya lebih atraktif.
Sementara itu, Desamemiliki akses yang
terbatas dan sulit, sehingga mengurangi potensi
pertumbuhan ekonomi dan menghambat
pembangunan.Penyediaan Infrastruktur di
Indonesia mengalami kendala/tantangan sejak
lama. Persoalan-persoalan yang dihadapi ialah

adanya
keterbatasan
dana
Pemerintah,
peningkatanpenduduk, krisis ekonomi, menjadi
penyebab perkembangan Infrastruktur tidak
paralel dengan pertumbuhan wilayah yang ada.
(Kondoatie, 2003:53).
Pembangunan Infrastruktur merupakan
salah satu aspek penting dan vital untuk
mempercepat proses pembangunan nasional.
Infrastruktur juga memegang peranan penting
sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan
ekonomi. Ini menggingat gerak laju dan
pertumbuhan ekonomi negara yang tidak dapat

dipisahkan dari ketersediaan infrastrukturmulai
dari sistem energi, transportasi jalan raya,
bangunan-bangunan perkantoran dan sekolah,
hingga telekomunikasi, rumah peribadahan dan

jaringan layanan air bersih, kesemuanya itu
memerlukan adanya dukungan infrastruktur
yang handal (Biemo.W.Soemardi dan Reini D.
Wirahadikusumah, 2009:233-244).
Oleh karena itu, Pembangunan
Infrastruktur ini menjadi fondasi dari
pembangunanselanjutnya terutama pada sektor
pertanian. Sektor Pertanian merupakan sektor
yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional.
Sektor ini merupakan sektor yang tidak
mendapatkan perhatian secara serius dari
pemerintah dalam pembangunan bangsa.
Program-program pembangunan pertanian yang
tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran.
Meski demikian sektor ini merupakan sektor
yang sangat banyak menampung luapan tenaga
kerja dan sebagian besar penduduk kita
tergantung padanya.

Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2013 TentangPerlindungan
dan
Pemberdayaan
Petani
Melalui
pembangunan Infrastruktur Pertanian, pasal
1(satu) menyatakan bahwa Perlindungan Petani
adalah segala upaya untuk membantu Petani
dalam menghadapi permasalahan kesulitan
memperoleh prasarana dan sarana produksi.
Dan Pemberdayaan Petani adalah segala upaya
untuk meningkatkan kemampuan Petani untuk
melaksanakan usahatani yang lebih baik
melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan
dan pendampingan, pengembangan sistem dan
sarana pemasaran hasil Pertanian, kemudahan
akses ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi, serta penguatan Kelembagaan
Petani.

Oleh karena itu, di perlukan Strategi
Manajemen Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani, pernyataan ini tercantum pada pasal 7

2

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

ayat (2 dan 3) yang menyatakan bahwa
StrategiPerlindungan
Petani
dilakukan
melaluiprasarana
dan
sarana
produksi
Pertanian, kepastian usaha, penghapusan
praktik ekonomi biaya tinggi, ganti rugi gagal

panen akibat kejadian luar biasa, sistem
peringatan dini dan penanganan dampak
perubahan iklim dan Asuransi Pertanian.
Strategi Pemberdayaan Petani dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan
dan pendampingan, pengembangan sistem
Pertanian, dan jaminan luasan lahan Pertanian,
penyediaan
fasilitas
pembiayaan
dan
permodalan,
kemudahan
akses
ilmu
pengetahuan,
teknologidan
informasi,
danpenguatan Kelembagaan Petani.
Khususnya pada daerah pedesaan

masih banyak Desa yang masih tertinggal baik
infrastruktur maupun fasilitas lainnya, untuk itu
Pemerintah mengatasi hal itu diberikan bantuan
lewat program untuk dibangun infrastruktur
dasar
kedesa-desa
berupa
Program
Pembangunan infrastruktur Pedesaan, tetapi
yang lebih mendasar lagi program Infrastruktur
tersebut dalam setiap tahunnya selalu terlambat
baik persiapan, perencanaan, pelaksanaan
maupun serah terimanya. Sedangkan tujuan
yang ingin dicapai adalah dengan terbangunnya
infrastruktur maka dapat meningkatkan
pendapatan secara ekonomis, meningkatkan
kapasitas masyarakat, mengurangi temuan dari
pemeriksa dan yang lebih penting adalah
masyarakat lebih berdaya dengan adanya
program tersebut.

Dengan demikian Desa Watatu
merupakan salah satu Desa yang memiliki
permasalahan infrastruktur pertanian, yang
terkait permasalahan “Pengadaan Jalan ke
Kantong Produksi, dan Alat/Mesin Pertanian”
yang belum terlaksana secara maksimal. Untuk
mengatasi
masalah-masalah
infrastruktur
pertanian tersebut, maka perlu adanya
penerapan Manajemen yang baik pada suatu
kegiatan-kegiatan agar suatu tujuan tercapai
dengan efisien, yang dimaksud dengan
kegiatan-kegiatan tersebut di atas meliputi
kegiatan
Perencanaan,
Pengorganisasian,
Penggerakan, dan Pengawasan.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti

yang didukung oleh wawancara langsung,
dokumentasi dan data sekunder, maka di
peroleh gambaran
kondisi infrastruktur
pertanian (jalan ke kantong produksi dan
alat/mesin pertanian) di Desa Watatu
Kecamatan Banawa Selatan, dimana peneliti
melihat masih rendahnya penerapan Fungsi
Manajemen oleh Pemerintah Desa terutama
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang
meliputi fungsi Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan dan Pengawasan.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang
Desa No. 6 Tahun 2014, yaitu kedudukan
Badan
Permusyawaratan
Desa
(BPD)merupakan unsur Lembaga Desa yang
sebagai fungsi politis. Dimana fungsi BPD
yaitu menyalurkan aspirasi, merencanakan
Program Desa, dan mengawasi Pemerintahan
Desa.
Sedangkan
tugasnya
adalah
menyelenggarakan Musyawarah Desa dengan
peserta terdiri Kepala Desa, Aparat Desa, dan
Tokoh Masyarakat (Tokoh Agama, Tokoh
Hadat, Dan Tokoh Pemuda).
Untuk itu mengenai Manajemen
Perencanaan Pemerintah Desa Watatu terkait
Infrastruktur Pertanian (jalan ke kantong
produksi dan alat/mesin pertanian) masih
kurang optimal, karena keterlibatan masyarakat
dalam pembahasan program infrastruktur ini
kurang mendapatkan perhatian penuh dari
Pemerintah Desa, yaitu adanya pelayanan yang
kurang cepat dalam perbaikan jalan ke kantong
produksi yang seharusnya sudah dimulai pada
tahun 2013 serta bantuan Alat/Mesin Pertanian
(trektor, tangki, petsisida dan pupuk organik)
belum tersalurkan secara merata. Berdasarkan
observasi dan hasil penelitian bahwa fakta
geografis Desa Watatu jumlah penduduknya
960 jiwa dengan Kepala Keluarga 253 (KK),
dapat peneliti ketahui bahwa ada 90%
merupakan masyarakat petani perkebunan, Dan
fakta lain bahwa Desa Watatu merupakan Desa
yang tingkat Sumber Daya Alam (SDM) yang
kaya, dengan memiliki tanah yang subur serta
memiliki banyak tanaman baik tanaman
musiman (buah mangga, langsat, dan jambu)
maupun tanaman perkebunan yaitu cingkeh,

3

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

cokelat, kelapa, kacang tanah, jagung, umbiumbian, serta penanaman padi ladang
dipegunungan. Untuk itu perlu adanya
keseriusan Pemerintah Desa terutama Badan
Permusyawaratan
Desa
(BPD)
dalam
melakukan perencanaan atau rumusan penting
terkait perbaikan Infrastruktur Pertanian
masyarakat dengan melakukan perencanaan
secara partisipatif yaitu dengan melibatkan
seluruh unsur Pemerintah Desa dan Masyarakat
Desa sebagai sumber datadaninformasi pada
perumusan Kebijakan Desa yang dilakukan
dengan Kepala Desa.Pelibatan Kepala Desa,
Aparat serta Masyarakat Desa,dapatdilakukan
melalui
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan Desa (MPPD) atau musyawarah
khusus untuk masyarakat kelompok tani,
sehingga produksi hasil pertanian bisa berjalan
lancar dan dapat mensejahterakan petani. Untuk
Pengorganisasian peneliti melihat, Pemerintah
Desa belum menjalankan tugas dan fungsinya
secara
maksimal
dalam
pelaksanaan
Infrastruktur di Desa Watatu, karena
kurangnya anggota Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) sehingga Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam mengelola program perbaikan
jalan ke kantong produksi dengan panjang 2
kilo meter diatas pegunungan. Dusun 2 sulit
untuk tercapai dengan cepat, untuk itu perlu
melakukan penambahan anggota atau tidak
lebih bertanggungjawab lagi serta perlu
melakukan pelatihan atau bimbingan kepada
anggotanya agar dapat meningkatkan kinerja
kerja yang baik dalam menjalankan fungsinya
sebagai
penyalur
aspirasi
masyarakat
khususnya para petani. Oleh karena itu
Penggerakan juga sangat dibutuhkan, maka
perlu adanya Badan Permusyawaratan Desa
(BPD)
melakukan
partisipasi
terhadap
keputusan, tindakan dan perbuatan dengan
menggerakan seluruh Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada dalam organisasi agar
pekerjaan
atau
kegiatan
pengelolaan
infrastruktur pertanian (jalan kantong produksi
dan alat/mesin pertanian) yang dilakukan agar
dapat berjalan sesuai rencana dan bisa
mencapai tujuan. Selain itu Pengawasan juga
perlu dilakukan Pemerintah Desa terutama BPD

guna mengontrol kinerja anggotanya dan
Kepala Desa beserta aparatnya dalam
melakukan Pengelolaan Infrastruktur Pertanian
(jalan ke kantong produksi dan alat/mesin
pertanian),
karena
dengan
melakukan
pengawasan yang serius baik pengawasan
dikantor maupun dilapangan terkait perbaikan
jalan ke kantong produksi dan juga penyaluran
bantuan alat/mesin pertanian, bisa mempercepat
proses pembangunan Desa. Dan berdasarkan
lokus penilitian yaitu dilapangan maka perlu
adanya pengawasan lain dari Dinas Pertanian
guna melihat langsung bagaimana kerja
Pemerintah Desa dan juga masyarakat,
sehingga mengetahui apa yang menjadi kendala
terkait infrastruktur pertanian. Kenyataannya
dari Dinas Pertanian juga kurang melakukan
pengawasan, padahal pernah dari Dinas
Pertanian melakukan sosialisasi dengan
masyarakat, bahwa bantuan dari Desa yang
sudah disalurkan pada masyarakat yaitu
pemberian bantuan pupuk kakao, maka dari
Dinas Pertanian akan melakukan peninjauan
kembali dari hasil proses pemupukan cokelat.
Dimana seharusnya dari Dinas Pertanian juga
memberikan pelatihan pada petani bagaimana
budidaya
tanaman
yang
baik
dan
mengguntungkan para petani.
Pembangunan
infrastruktur
pertaniandianggap penting karenaselain potensi
Sumber Daya Alam yang besar dan beragam
juga sebagai tempatmasyarakat Desa Watatu
yang menggantungkan hidupnya pada sektor
pertanian. Namun pada kenyataannya sampai
saat ini sebagian besar dari petani masih banyak
yang termasuk golongan miskin. Hal ini
mengindikasikan bahwa Pemerintah Desa
Watatu kurang memberdayakan masyarakat
yang khususnya bagi petani. Oleh karena itu,
mencermati
hal
tersebut
penulis
menghawatirkan hingga saat ini Pemerintah
Desa belum dapat menunjukkan hasil yang
maksimal.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka
peneliti akan melakukan penelitian guna lebih
mengetahui secara mendalam tentang “Fungsi
Manajemen dalam Pengadaan Infrastruktur

4

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

Pertanian di Desa Watatu Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala”.
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut untuk lebih fokus dalam penelitian ini,
maka dilakukan perumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana
Fungsi
Manajemen
Pemerintah
Desa
terutama
Badan
Permusyawaratan
Desa
(BPD)
dalam
Pengadaan Infrastruktur Pertanian Masyarakat
di Desa WatatuKecamatan Banawa Selatan
Kota Kabupaten Donggala, dari aspek
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan
dan Pengawasan?
Untuk mengetahui Fungsi Manajemen
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam
Pengadaan Infrastruktur Pertanian Masyarakat
Di Desa Watatu Kecamatan Banawa Selatan
Kota Kabupaten Donggala, dari aspek
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan
dan Pengawasan.
a. Manajemen
Pada dasarnya Manajemen merupakan
istilah lain pengelolaan dari akar katanya adalah
“kelola” ditambah awalan “pe” dan akhiran
“an” selain itu, makna Manajemen yaitu proses
agar tercapainya tujuan suatu organisasi.
Definisi Manajemen “menurut Manulang
(2006:5) merupakan sebuah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusun,
pengarahan dan pengawasan dari pada sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan yang
dilaksanakan”.
“George.R.Terry (2003:1) Manajemen
adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang
nyata”.
Berdasarkan pada uraian penjelasan
atau kutipan (pengertian) yang dikemukakan
diatas, maka dapatlah dikatakan bahwa
Manajemen adalah merupakan fungsi dari
setiap pemimpin yang menggerakan setiap
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan bersama, sisi lain Manajemen
senantiasa
dihubungkan
dengan
usaha
kelompok orang, dan selalu mendukung adanya

tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi itu
sendiri, jika dikaitkan Teori Fungsi Manajemen
dengan kajian peneliti yaitu Infrastruktur
Pertanian Desa Watatu maka pentingnya
penerapan Fungsi Manajemen Pemerintah
Desa, dalam menjalankan program perbaikan
Jalan Ke Kantong Produksi dan Masalah
Penyaluran Sarana Pertanian. Untuk itu dari
beberapa Teori Manajemen peneliti mengambil
teori dari George.R.Terry meliputi aspek
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan
dan Pengawasan, karena menurut peneliti teori
George.R.Terry mudah dipahami dan banyak
referensi yang mendukung pengetahuan peneliti
terutama mengenai Ilmu Manajemen dapat
dilihat
dalam
bukunya
“Dasar-Dasar
Manajemen dan Prinsip-Prinsip Manajemen”,
hanya saja alasan peneliti menambahkan
pendapat para pakar lainnya tentang
Manajemen guna melihat bahwa definisi
Manajemen memiliki banyak aspek dan dapat
memperluas wawasan peneliti.
Jadi
Manajemen
adalah
menyelenggarakan
sesuatu
dengan
menggerakan orang-orang, mesin dan alat-alat
sesuai dengan kebutuhannya atau dengan kata
lain proses menyelenggarakan tindakantindakan dalam usaha kerja sama manusia,
sebagai tujuan yang telah ditentukan benarbenar tercapai. Untuk itu dalam Manajemen
diperlukan kemampuan dan keterampilan
sehingga memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain.
b. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemen pada hakikatnya
merupakan tugas pokok yang harus dijalankan
pimpinan dalam organisasi apapun,
dan
mengenai macamnya fungsi Manajemen itu
sendiri, ada persamaan dan perbedaan
pendapat, namun sebetulnya pendapat-pendapat
tersebut saling melengkapi.
Dibawah
ini
dikemukakan
George.R.Terry
bahwa
Fungsi-Fungsi
Manajemen
terdiri
dari
Perencanaan,
Pengorganisasian,
Penggerakan,
dan
Pengawasan.
1. Perencanaan ( Planning )

5

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

Perencanaan adalah hal memilih dan
menghubungkan fakta-fakta serta hal membuat
dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai
masa yang akan datang dalam hal
menggambarkan dan merumuskan kegiatankegiatan yang diusulkan, yang dianggap perlu
untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
(George.R.Terry dalam Moekijat 2000:15).
Kegiatan-kegiatanperencanaan
yang
dimaksud meliputi:
a. Menjelaskan, memantapkan dan
memastikan tujuan yang dicapai.
b. Meramalkan keadaan untuk yang akan
datang.
c. Memperkirakan kondisi pekerjaan yang
dilakukan.
d. Memilih tugas yang sesuai untuk
pencapaian tujuan.
e. Membuat rencana secara menyeluruh
dengan menekankan kreativitas.
f. Membuat kebijaksanaan, prosedur,
standar & metode pelaksanaankerja.
g. Mengubah rencana sesuai dengan
petunjuk hasil pengawasan.
h. Membiarkan peristiwa dan kemungkinan
akan terjadi.

rencana mengandung dua unsur, yaitu tujuan
dan pedoman”.
Berdasarkan pengertian tersebut bahwa
pentingnya perencanaan merupakan tahap awal
dalam menjalankan fungsi Manajemen,
dibutuhkan mental untuk memilih sasaran,
kebijakan prosedur, dan program yang
diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan
pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu
perencanaan hal yang utama didahulukan
karena perencanaan yang baik akan mudah
tercapainya arahan tujuan yang hendak dicapai.
Pelaksanaan tujuan harus didasarkan atas
kenyataan objektif dan rasional, sebab hasil
perencanaan akan bisa dilihat dimasa depan
untuk itu segala tindakan, kebijakan
direncanakan terlebih dahulu dengan baik. Agar
resiko yang ditanggung relatif kecil.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan tindak
lanjut dari perencanaan yang telah dibuat
dengan melakukan pembagian pekerjaan
kepada
anggota
kelompoknya
dalam
menjalankan program terkait dengan penelitian
yaitu Fungsi Manajemen Dalam Pengadaan
Infrastruktur Pertanian Masyarakat Desa
Watatu.
“Menurut George.R.Terry dalam buku
“Prinsip-Prinsip Manajemen” cetakan kesebelas
(2012:17) pengorganisasian adalah suatu proses
penentuan, pengelompokkan dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan”.Kegiatan-kegiatan
Pengorganisasian yang dimaksud meliputi:
a. Membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas
operasional.
b. Mengelompokkan tugas-tugas ke dalam
posisi-posisi secara operasional.
c. Menggabungkan
jabatan-jabatan
operasional ke dalam unit-unit yang saling
berkaitan.
d. Memilih dan menempatkan orang untuk
pekerjaan yang sesuai.
e. Menjelaskan
persyaratan dari setiap
jabatan.
f. Menyesuaikan
wewenang
dan
tanggungjawab bagi setiap anggota.

“Perencanaan adalah keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang tentang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan”. (Siagian 2003:36).
“Griffin.R.W Dalam Boy.S.Sabarguna
(2006:13) mendefinisikan perencanaan adalah
proses untuk menyusun kerangka dan cara-cara
mencapai tujuan dimasa datang”.
“Perencanaan menurut Hadari Nawawi
(2003:24), adalah pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi, dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, program, proyek,
metode, sistem (cara), anggaran dan standar
(tolak ukur) yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan”.
“S.P.Hasibuan (2008:93) perencanaan
adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan
dan berisi pedoman pelaksanaan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi setiap

6

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

g. Menyediakan berbagai fasilitas untuk
pegawai.
h. Menyelaraskan
organisasi
sesuai
dengan petunjuk hasil pengawasan”.

g. Mencukupi keperluan pegawai sesuai
dengan kegiatan pekerjaannya.
h. Berusaha memperbaiki pengarahan sesuai
petunjuk pengawasan”.
“Menurut Sondang.P.Siagian (2007:95)
penggerakan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar
mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin
demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efisien, efektif, dan ekonomis”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa suatu penggerakan itu sangat diperlukan
menggerakkan semua anggota kelompok untuk
bekerja agar mencapai tujuan organisasi. Fungsi
penggerakan ini adalah ibarat kunci stater
mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika
kunci staternya telah melaksanakan fungsinya.
Demikian juga proses Manajemen baru
terlaksanan setelah fungsi penggerakan
ditetapkan.
4. Pengawasan (Controlling )
“Menurut George.R.Terry (2001:242)
Pengawasan adalah sebagai proses penentuan,
apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang
sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu
selaras dengan standar”.
Kegiatan-kegiatan pengawasan yang
meliputi:
a. Membandingkan
hasil
pekerjaan
dengan rencana secara keseluruhan.
b. Menilai hasil pekerjaan dengan standar
hasil kerja.
c. Membuat media pelaksanaan secara
tepat.
d. Memberitahukan
media
pengukur
pekerjaan.
e. Memindahkan data secara rinci untuk
melihat
perbandingan
danpenyimpangannya.
f. Membuat saran & tindakan perbaikan.
g. Memberitahukan
anggota
yang
bertanggung jawab terhadap pemberian
penjelasan.
h. Melaksanakan pengawasan sesuai
dengan petunjuk hasil pengawasan.

“Sondang.P.Siagian
(2003:27)
organizing
adalah
keseluruhan
proses
pengelompokkan
orang-orang,
alat-alat,
tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan”.
“Sentot Imam Wahjono (2008:9)
organizing adalah proses mengatur dan
mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan
sumber daya kesejumlah anggota organisasi,
sehingga mereka dapat mencapai sasaran
organisasi”.
Dengan
demikian
organizing
mengalokasikan semua pekerjaan kepada setiap
orang-orang yang ada dalam suatu organisasi
dengan membentuk struktur atau bagan
organisasi yang didalamnya terdapat pembagian
tugas, sehingga tidak terjadi adanya tumpang
tindih pekerjaan agar tujuan bisa dilaksanakan
dengan efektif dan efisian.
3. Penggerakan ( Actuating )
“Menurut George.R.Terry dalam buku
“Prinsip-Prinsip Manajemen” cetakan kesebelas
(2012:17) Penggerakan adalah tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seorang Manager
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan
yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat
tercapai.
Kegiatan-kegiatan
penggerakan
(Actuating) meliputi:
a. Melakukan
partisipasi
terhadap
keputusan, tindakan dan perbuatan.
b. Mengarahkan orang lain dalam bekerja.
c. Memotivasi anggota.
d. Berkomunikasi secara efektif.
e. Meningkatkan anggota agar memahami
potensinya secara penuh.
f. Memberi imbalan penghargaan yang
sesuai terhadap pekerja.

7

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

“Pengawasan yaitu proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya”. (Siagian,
2003:112).
“Handari
Nawawi
(2003:54)
mendefinisikan pengawasan sebagai proses
mengukur
(measurment)
dan
menilai
(evalution) tingkat efektivitas kerja personil dan
tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan
organisasi”.
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan adalah
Deskriptif. “Menurut Sugiyono (2008:9),
penelitian Deskriptif adalah penelitian yang
bermaksud
membuat
gambaran
secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu
populasi
tertentu.
Penelitian
Deskriptif
bertujuan menggambarkan apa-apa yang saat
ini berlaku”. Melalui metode penelitian
Deskriptif, penulis berupaya menggambarkan,
mencatat,
menganalisis
dan
menginterprestasikan kondisi-kondisi yang
terjadi dilapangan terkait dengan Fungsi
Manajemen Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam Pengadaan Infrastruktur Pertanian
Masyarakat Desa Watatu.

sehingga merupakan suatu siklus yang berjalan
terus-menerus.
Fungsi-Fungsi
Manajemen
yang
dilakukan pada penelitian diKantor Desa
Watatu Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala, terkait infrastruktur pertanian
masyarakat, terdiri dari beberapa proses sebagai
berikut:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penggerakan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)
Untuk itu pembahasan berikut akan
difokuskan
berdasarkan
FungsiFungsiManajemen tersebut diatas.
a. Fungsi Perencanaan (Planning )
Perencanaan merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan, sebab dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dan berhasil atau
tidaknya suatu pekerjaan tersebut tergantung
dari sejauh mana kemampuan dari perencanaan
yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Atau
perencanaan merupakan keputusan rancangan
pada waktu yang akan datang, meskipun tidak
dapat diperkirakan secara tepat sebab terdapat
faktor-faktor yang berada di luar jangkauan
pemikiran
namun
diharapkan
bahwa
perencanaan dapat mendekati dari apa yang
ditargetkan.
Perencanaan adalah fungsi pertama dan
utama Manajemen. perencanaan ini diproses
oleh perencana (planer ) dan hasilnya menjadi
rencana (plan). Dalam rencana ini ditetapkan
tujuan dan pedoman pelaksanaan serta menjadi
dasar control.
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja
agar sesuai dengan kebutuhan organisasi serta
efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan.
Sehubungan dalam melakukan tugas
dan fungsinya, BPD Desa Watatu Kecamatan
Banawa
Selatan
Kabupaten
Donggala,
berupaya
semaksimal
mungkin
untuk
melakukan suatu proses perencanaan yang baik.
Sebelum melakukan suatu perencanaan terlebih
dahulu beliau melakukan suatu rapat

PEMBAHASAN
Fungsi Manajemen Dalam Pengadaan
InfrastrukturPertanianMasyarakat di Desa
Watatu Kecamatan Banawa Selatan.
Fungsi Manajemenmerupakan tugas pokok
yang harus dijalankan pimpinan dalam
organisasi apapun, mengenai macamnya Fungsi
Manajemen itu sendiri, ada persamaan dan
perbedaan pendapat, namun sebetulnya
pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.
Dalam kegiatan organisasi guna
pencapaian tujuan, maka yang tidak kalah
pentingnya ialah Manajemen. Manajemen
terdiri dari fungsi-fungsi yang mempunyai
kaitan satu dengan yang lain yang tidak dapat
dipisah-pisahkan dalam proses pelaksanaannya

8

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

koordinasi-koordinasi
dengan
melibatkan
seluruh Kepala Bagian-Bagian Desa dan juga
masyarakat atau yang diwakili oleh ketua
RT/RW, karena dalam melakukan suatu
keputusan penting tidak hanya berdasrkan suara
dari pihak Pemerintahan Desa, tetapi juga ada
ada aspirasi dari masyarakat, terutama dalam
melakukan
perencanaan
pembangunan
infrastruktur pertanian di Desa Watatu
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala.
Berdasarkan pendapat para informan
terkait dengan terlibatnya masyarakat dalam
proses perencanaan mengenai infrastruktur
pertanian di Desa Watatu, dapat peneliti
analisis bahwa dari ke lima (5) pendapat
informan tersebut, ada 2 informan yang sudah
setuju jika dalam melakukan perencanaan
masyarakat sudah dilibatkan, dan 3 informan
lainnya masih menjawab kurang melibatkan,
alasannya dari ke tiga informan bahwa selama
ini pelayanan berupa bantuan sarana dan
prasaranan pertanian, seperti perbaikan jalan
yang cukup lama dilaksanakan dan pemberian
bantuan alat/mesin pertanian yang tidak merata.
Sehingga upaya Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam melakukan proses perencanaan
kurang melibatkan masyarakat sehingga perlu
pelayanan yang cepat dan memuaskan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti, dapat peneliti simpulkan dari segi
perencanaan terkait pembangunan infrastruktur
pertanian di Desa Watatu, bahwa BPD kurang
melibatkan masyarakat dalam program
perencanaan perbaikan jalan digunung kajalata,
BPD kurang melakukan sosialisasi, padahal
tujuannya untuk kepentingan masyarakat,
khususnya masyarakat dusun 2 RT 6 yang
mempunyai area perkebunan digunung kajalata.
Untuk itu juga perlu adanya apresiasi atau
dukungan dari masyarakat juga dalam bekerja
sama melakukan perbaikan jalan nanti, agar
supaya hasil perbaikan jalan ini bisa lebih cepat
lagi dan sesuai dengan harapan. tetapi adannya
perencanaan tersebut, belum sesuai dengan
kebutuhan masyarakat karena sampai sekarang
perbaikan jalan tersebut belum dilanggsungkan

juga serta pelayanan yang diberikan oleh pihak
Desa sangat terlambat.
Berdasarkan pendapat para informan
mengenai pelayanan tentang perbaikan jalan
tersebut, maka peneliti menganalisis bahwa
dalam perencanaan ini sampai sekarang belum
terlaksana dengan cepat, padahal itu
sebelumnya sudah direncanakan dan diputuskan
bersama bahwa perbaikan itu akan segera
berlangsung pada tahun 2013.
Oleh
karena
itu,
berdasarkan
pernyataan
informan-informan
dapat
disimpulkan bahwa, Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) melakukan perencanan terkait
pembangunan jalan ke kantong produksi
digunung kajalata belum terealisasi dengan
baik. Ini lantaran kurangnya apresiasi dari para
anggota BPD dan melihat anggota BPD hanya
ada 2 orang, sehingga kurangnya sumber daya
manusia dalam mengelola suatu program
pembangunan infrastruktur, sehingga program
yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, yang seharusnya
memberikan pelayanan yang cepat dan
memuaskan, maka dari itu ketua BPD perlu
meningkatkan hubungan kerjasama dengan
anggotanya serta dengan melibatkan Kepala
Desa, Aparat Desa dan Masyarakat, agar apa
yang sudah dirumuskan bisa tercapai sesuai
rencana. Selanjutnya perlu melakukan sosialisai
yang secara bertahap dan perlunya keseriusan
akan
meningkatkan
programprogram
penanganan pengelolaan pembangunan jalan ke
kantong produksi ini dengan melibatkan
masyarakat
secara
umum,
khususnya
masyarakat petani di dusun 2 RT 6 (desa
watatu).
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan suatu
proses pengelompokan orang-orang atau tugas
dan tanggungjawab sedemikian rupa sehingga
tercipta adanya suatu kesatuan tugas, visi dan
misi sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dan juga tercipta adanya keseragaman persepsi
antara atasan dan bawahannya sehingga
nantinya dalam menjalankan pekerjaan sesuai
dengan apa yang diharapkan (tujuan) dan
mengurangi hambatan dalam pelaksanaan kerja

9

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

karena tercipta atau terlengkapi procedur dan
metode kerja, kewenangan personalia serta
peralatan yang diperlukan.
Untuk itu, BPD perlu melakukan
pengorganisasian
terkait
pembangunan
infrastruktur
pertanian
diDesa
Watatu
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala, karena keberhasilan dari pada
kegiatan tidak lepas kerja sama antara BPD
dengan Kepala Desa, Aparat Desa dan
Masyarakat.
Dengan demikian semua Pemerintah
Desa perlu diorganisir dengan baik, sehingga
semua bentuk pekerjaan dapat terlaksana sesuai
prosedur dan rencana yang ditetapkan, serta
pekerjaan itu dikerjakan sesuai dengan
mekanisme
kerja
berdasarkan
struktur
organisasi dalam perkantoran. Upaya ini
dilakukan demi menghindari agar pelaksanaan
pekerjaan kantor tidak terjadi tumpang tindih,
pemborosan waktu, biaya dan tenaga serta
untuk mengefektifkan pelaksanaan kegiatan
Administrasi Perkantoran.
Berdasarkan
Pada
kenyataan
dilapangan yang peneliti lihat sarana dan
prasarana infrastruktur pertanian yang telah
direncanakan masih belum memadai, terutama
jalan berposisikan di dusun 2 RT 6 (gunung
kajalata) yang sampai sekarang belum
dilakukan perbaikan serta sarana pertanian yang
berupa alat dan bahan pertanian masih ada yang
belum tersalurkan secara merata dan bahkan
belum ada diturunkan pada masyarakat, padahal
itu sangat menunjang kemajuan pertanian
masyrakat.
Pemerintah
Desa
lebih
memperhatikan lagi apa yang menjadi
kebutuhan para petani.Guna pencapaian hasil
pertanian yang efektif dan efisien.
c. Fungsi Penggerakan (Actuating)
Dalam sebuah organisasi setelah
adanya perencanaan, pengorganisasian atau
pelimpahan wewenang dan tugas kepada
bawahan, maka selanjutnya adalah penggerakan
kepada
PemerintahDesa
lainnya
dalam
melaksanakan tugasnya, terkait masalah
pembangunan
infrastruktur
pertanian
masyarakat diDesa Watatu Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala, tentu saja agar

tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang
dilakukan
oleh
anggota
dalam
melaksanakan
tugasnya
maka
dalam
penggerakan
Ketua
BPD
juga
perlu
memperhatikan pengendalian.
Penggerakan adalah aktivitas pokok
dalam Manajemen yang mendorong dan
menjuruskan
semua
bawahan
agar
berkeinginan, bertujuan bergerak untuk
mencapai
maksud-maksud
yang
telah
ditentukan dan mereka berkepentingan serta
bersatu padu dengan rencana usaha organisasi.
Rencana yang diatur (diorganizir) agar seorang
yang diberi beban itu mempunyai rasa
tanggungjawab, sehingga timbul keamanan
untuk mengerjakan dengan penuh rasa sadar.
Kegiatan
Manajemen
untuk
menggerakan dan membuat orang lain suka dan
dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien,
sehingga
tindakan-tindakan
yang
telah
dilakukan menyebabkan suatu organisasi dapat
berjalan.
Berdasarkan dari wawancara ke lima
informan diatas, maka peneliti menganalisis,
bahwa ketua Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) sudah memberikan penggerakan kepada
anggotanyaKepala Desa serta Aparatanya,
tetapi ke 4 informan yang menggangap
kurangnya penggerakan yang dilakukan oleh
ketua BPD, karena tidak terlalu memperhatikan
kegiatan-kegiatan yang ada di Desa, sehingga
program yang dijalankan membutuhkan jangka
waktu yang panjang baru bisa diselesaikan.
Oleh
karena
itu,
Berdasarkan
pernyataaan dari informan diatas dapat
disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam
menggerakan bawahannya masih belum
maksimal, bahkan dalam mengggerakan
masyarakat secara langgsung dilapangan jarang
sekali terlihat, padahal pembentukan kelompok
tani sudah ada, dan seharusnya sering
melakukan dorongan berupa sosialisasi dengan
peningkatan potensi kerja bawahannya, agar
bekerja lebih baik lagi.
d. Fungsi Pengawasan (Controllin g)

10

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

Pengawasan (supervisi) merupakan
salah satu Fungsi Manajemen, Pengawasan
mutlak dilaksanakan oleh seorang pimpinan
terhadap bawahannya, sebab pada diri setiap
manusia terdapat sifat atau kelemahan berupa
kelalaian yang senantiasa membarengi sikap
dan tindakannya dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab yang diembannya. Jadi
pengawasan ditujukan untuk mengamati,
mengetahui dan menilai aktivitas kerja pegawai
dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi secara efisien dan efektif.
Pengawasan adalah faktor yang paling
menentukan keberhasilan suatu pekerjaan,
adanya suatu pengawasan ini karena aparat
dalam organisasi selalu berbuat salah baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja.
Kemudian pengawasan sangat penting sekali
untuk dilakukan dan tujuannya untuk mencegah
terjadinya suatu penyimpangan, pemborosan
dan kegagalan dalam melaksanakan semua
kegitan Administrasi Perkantoran disamping itu
agar tercapai suatu sasaran yang ditetapkan
sebelumnya.
Pengawasan dilakukan agar kebijakan
tersebut dapat dilihat apakah kebijakan tersebut
berjalan dengan baik atau tidak. Pengawasan
sangat penting dijalankan agar dapat diketahui
sampai sejauh mana hasil yang sudah dicapai
dan juga kinerja kerja dapat diukur sehingga
adanya proses pembelajaran agar pekerjaan
yang belum terlaksana dengan baik belum
terulang lagi.

yang baik dalam menangani program perbaikan
infrastruktur pertanian sulit untuk cepat selesai.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan informan diatas
menurut peneliti secara fakta atau ril yang
peneliti temukan baik dikantor maupun
dilapangan, pengawasan yang dilakukan oleh
BPD belum maksimal, hal ini dikarenakan
BPD, selain keterbatasan sumber daya manusia
juga kurang memprioritaskan tugasnya sebagai
pelayan dan penyaluran aspirasi masyarakat.
Dan bukan hanya itu ternyata banyaknya
keluhan dari masyarakat tentang kurangnya
pengawasan langgsung dilapangan bahkan
berbaur dengan masyarakat saja jarang
didapatkan.Untuk itu BPD lebih meningkatkan
fungsinya sebagai pengawasan segala urusan
Pemerintah Desa atau Kepala Desa dan bahkan
urusan langsung yang ada dilapangan, supaya
pada saat tiba waktunya bisa berjalan dengan
lancar dan sesuai apa yang sudah direncanakan.

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
pembahasan yang telah di uraikan diatas
mengenai
Fungsi
Manajemen
Dalam
Pengadaan Infrastruktur Pertanian Di Desa
Watatu Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala, maka dapat disimpulankan bahwa
Fungsi Manajemen Pemerintah Desa Watatu
Terutama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), belum terealisasi dengan baik terlihat
dari aspek Perencanaan, dimana keterlibatan
masyarakat dalam program infrastruktur
pertanian kurang diperhatikan oleh Pemerintah
sehingga memperlambat perbaikan jalan ke
kantong produksi dan juga bantuan alat/mesin
pertanian, padahal di Desa Watatu memiliki
Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat
mendukung yaitu memiliki tanah yang subur,
serta juga dari Sumber Daya Manausia (SDM)
yang sebagian besar mata pencaharian
masyarakat sebagai petani perkebunan. Untuk
Pengorganisasian, pembagian pekerjaan sudah
berdasarkan
keputusan
bersama
oleh
Pemerintah Desa Watatu dan juga berdasarkan
peraturan Perundang-Undangan Desa No. 6

Berdasarkan analisis peneliti dari
pernyataan informan diatas, bahwa keterlibatan
Ketua BPD dalam mengawasi program
perencanaan perbaikan jalan digunung kajalata,
menurut Ketua BPD sendiri sudah melakukan
pengawasan apa yang dikerjakan oleh
anggotanya dan Kepala Desa serta aparatnya
terkait dengan perbaikan infrastruktur, tetapi
dari ke 4 informan beranggapan lain, bahwa
Ketua BPD sangat jarang melakukan
pengawasan baik dikantor maupun dilapangan,
hanya satu minggu satu kali bahkan nanti
berbulan-bulan, sehingga hubungan kerja sama

11

Volume 2 No. 1, April 2018, 1-12

Publication 2018

Tahun 2014 Tentang Tugas dan Fungsi pada
Satuan Organisasi Badan Permusyawaratan
Desa. Tetapi keterbatasan Sumber Daya
Manusia baik dari segi kuantitas maupun
kualitas, jika dilihat dari jumlah anggota BPD
hanya ada 2 orang serta wawasan yang masih
sangat kurang, ini dapat menyebabkan
keterlambatan dalam menjalankan program
perbaikan jalan ke kantong produksi dan juga
penyaluran bantuan alat/mesin pertanian.
Untuk aspek Penggerakan, bahwa Badan
Permusyawaratan
Desa
(BPD)
dalam
menggerakan serta memberikan dorongan pada
anggota serta Kepala Desa dan juga Aparatnya
belum maksimal, karena berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan informan, bahwa
Pemerintah Desa kurang mengadakan sosialisai
dengan masyarakat terkait perencanaan
pembangunan infrastruktur pertanian. Serta
yang paling dominan permasalahannya dari
aspek Pengawasan, karena melihat anggota
Badan Permusyawaratan Desa BPD sangat
terbatas hanya berjumlah dua (2) orang
sehingga keterbatasan Sumber Daya Manusia
tersebut baik dari segi jumlah maupun
wawasannya dalam melakukan pengawasan
dikantor maupun dilapangan akan sulit
meninjau lebih lanjut terhadap program
perbaikan jalan ke kantong produksi yang
panjangnya 2 kilo meter (km) serta bantuan
berupa alat/mesin pertanian penunjang usaha
tani. Pengawasan yang dilakukan dari Dinas
Pertanian terkait sarana pertanian juga sangat
kurang hanya satu bulan satu kali, sehingga dari
keterbatasan diatas dapat memperlambat proses
perbaikan jalan dan juga penyaluran bantuan
pertanian bagi Masyarakat Desa Watatu. Serta
bentuk kerja sama antara Pemerintah dengan
Dinas Pekerjaan Umum sangat kurang, dari
pihak Dinas Pekerjaan Umum kurang
melakukan pengawasan dilapanagn. Dengan
Demikian
bahwa
Fungsi
Manajemen
Pemerintah Desa Watatu perlu ditingkatkan
baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan.

DAFTAR RUJUKAN
A. BUKU
Handoko, Hani. 2000. Manajemen Personalia
dan Sumberdaya Manusia . Yogyakarta:
BPFE.
Kondoatie, Robert J. 2003. Manajemen Dan
Rekayasa Infrastruktur . Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Manulang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen.
Yogyakarta: Gadja Mada University
Press.
Terry,
George
R.2003.
Dasar-Dasar
Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Terry, George R . 2010. Asas-Asas Manajemen.
Bandung: Bumi aksara.
Terry, George R. 2012. Prinsip-Prinsip
Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Wahjono, Sentot Imam. 2008. Manajemen Tata
Kelola Organisasi Bisnis. Jakarta: PT.
Indeks.
B. Jurnal, Hasil Penelitian Dokumen
Lainnya.
Sumarlin. 2013. Fungsi Manajemen Terhadap
Efektivitas Keja Pegawai Pada Kantor
Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore.
Skripsi. Palu : Universitas Tadulako.
Taofik S. Laki. 2012.Manajemen Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam
Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Pusungi
Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo UnaUna. Skripsi. Palu: Universits Tadulako.
Profil Desa, 2015. Sarana Dan Prasarana
Pertanian Didesa Watatu Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala.
C. Sumber Lain, Peraturan PerundangUndangan
Undang-Undang Repoblik Indonesia No. 19
Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan
Pemberdayaan Petani Dalam Infratsruktur
Pertanian dalam Pengelolaan Infrastruktur
Pertanian.
Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973
Tentang Pengertian Pestisida, Yang Merupakan
Salah Satu Sarana Penunjang Dalam Pertanian.
Undang-Undang No 38 Tahun 2004 Pasal 1
Tentang Jalan.

12