PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONO (1)

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI
Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income.
Pertumbuh
an PDB

Peningkatan
Peningkatan
National
Kesejahteraan
Income
rakyat
Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas:
a) Pertumbuhan ekonomi
b) Distribusi pendapatan
Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar:
a) Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh
peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat
yang terefleksi dalam pola konsumsinya.
b) Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi,

peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.

A. Pertumbuhan Ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan
national income.

Peningkatan
Jumlah
Penduduk

Peningkatan
National
Income

Peningkatan
Kebutuhan
Sehari-hari

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)


GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.

GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl

Page 1 of 20

Pendekatan pengukuran GDP:
a) Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup:
 Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sector
ekonomi atau lapangan usaha
BPS membagi ekonomi nasional dalam sektor:
a)
Pertanian
b)
Pertambangan dan penggalian
c)
Industri manufaktur

d)
Listrik, gas, dan air bersih
e)
Bangunan
f)
Perdagangan, hotel dan restoran
g)
Pengangkutan dan komunikasi
h)
Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
i)
Jasa-jasa

PDB =
 Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang diterima FP
untuk proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK, bunga
untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha
sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan.
PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB9, dimana NTB= nilai tambah bruto
9 sektor

b) Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran
PDB=C + I + G + X - M
Sumber pertumbuhan:
a) Permintaan agregat
P

AD0

AS0

AD1

P
P

Page 2 of 20

Y0 Y1

Y


Kurva AD bergeser kekanan berarti peningkatan permintaan C, I,
G (X-M).
PDB=C + I + G + X - M
C = cY + Ca
I = -ir + Ia
G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya
tidak ditentukan oleh factor dalam model, tapi oleh factor lain spt
politik.
X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh factor eksternal
M = mY +Ma
b) Penawaran agregat.
P

AD0

AS0

AS1


P
P

Y0

Y1

Y

Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP
(Tenaga kerja, Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan
produktivitas.
Q = f (X1, X2, .. Xn), dimana X = FP

Teori dan Model Pertumbuhan.
a) Teori dan model pertumbuhan Neoklasik.
Memfokuskan pada efek akumulasi K dan penambahan TK.
Semakin meningkat jumlah FP (TK dan kapital) pada tingkat produktivitas tidak
berubah, maka semakin meningkat pertumbuhan output.
Persentase

pertumbuhan output dapat:

 Lebih besar daripada persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to
scale)
Page 3 of 20

 Sama dengan persentase pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale)
 Lebih kecil dari persentase pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to
scale)
Asumsi: teknologi, ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak
diperhatikan (dianggap konstan)
Teori ini tidak berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki
SDA sedikit dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan
output mereka sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat.
Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan
Singapura menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50%
- 90% dan peran teknologi sebesar 10% - 50%.
b) Teori modern (model pertumbuhan Endogen)
Teori moderan menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi:
 FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material,

 Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas
politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.
Ketiadaan/rendahnya FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan
ekonomi di negara-negara di afrika terhenti
Teori Neoklasik
Kuantitas faktor produksi L dan K
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi

Teori Moderen
FP yang berpengaruh:
 Kualitas TK dalam bentuk
pendidikan dan kesehatan
(tingkat harapan hidup). TK
menjadi variable endogen
mengikuti perkembangan IPTEK.
 Kualitas T dalam bentuk
kemajuan teknologi. T menjadi
variable endogen yang dinamis.
 Kualitas kewirausahaan dalam

bentuk kemampuan berinovasi

Kualitas IPTEK dan SDM berpengaruh terhadap produktivitas untuk memproduksi
dan akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan kualitas SDM dan Kemajuan IPTEK di Indonesia telah mendorong
pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun.
Model Harrold-Domar merupakan model pertumbuhan neoklasik yang bisa
diendogenkan yang menyatakan bahwa ada pengaruh penambahan K terhadap
pertumbuhan GDP. Model ini memiliki dua variable fundamental:



Penambahan K

Page 4 of 20



Rasio penambahan K terhadap PDB (Y)=ICOR


=

=

Model Harrold-Domar merupakan modifikasi dari model-model pertumbuhan dari
Domar dan Harrold.
 Model Domar lebih menekankan laju investasi (∆I/I) yang ditetapkn harus
tumbuh dengan % yang konstan, karena rasio pertumbuhan tabungan
nasional terhadap Y dan ICORnya bersifat konstan juga.
 Model Harrold lebih menekankan pada pertumbuhan Y jangka panjang dengan
laju pertumbuhan keseimbangan yang menjadikan saving yang direncanakan
selalu sama dengan I yang direncanakan.

sYt = ICOR (Yt – Yt-1) =
(Yt – Yt-1)/Y = s/ICOR
Model ini menekankan 2 faktor penting dalam pembangunan ekonomi:
 Investasi
 Tabungan
Selama krisis ekonomi, jumlah tabungan (s) terbatas, sehingga
pemerintah bergantung kepada pinjaman LN dan PMA untuk

mempertahankan kelangsungan I di dalam negeri.
Setiap negara memerlukan I minimum untuk mempertahankan
kapasitas produksi. Kapasitas produksi potensial adalah output
maksimum yang dapat dihasilkan suatu Negara pada waktu tertentu
dalam kondisi normal.
IBII (2000) mengasumsikan FP yang menentukan kapasitas produksi
Indonesia adalah K yang berjumlah melimpah terutama bidang
pertanian.

∆Cap = (1/k) (∆K),

dimana Cap = kapasitas produksi dan k =
rasio output capital untuk mengukur efisiensi penggunaan capital.

Kt = K(t-1) + ( i – s)
i = Investasi bruto
s = pengurangan K yaitu K yang tidak ekonomis (output < biaya
produksinya)
Dengan demikian:

∆Cap = (1/k) (∆K) menjadi ∆Cap = (1/k) ( i – s)
Dengan membagi persamaan tersebut dengan k (t-1) dan s = δ k
1),

diperoleh persamaan tingkat pertumbuhan kapasitas produksi:

Page 5 of 20

(t-

∆Cap = (1/k) (

– δ)

IBII mengestimasi kapasitas produksi tahun 2000 dengan data 1971 sd
1997:

Cap = (1/2,5) (

) ( 100 – 5)

c) Pertumbuhan FTP
Pack dan Page (1994) menyatakan bahwa ada 2 sumber pertumbuhan utama:
 Peningkatan I (Investment driven growth) dari peningkatan FP seperti
penambahan mesin
 Peningkatan produktivitas (Productivity driven growth) FP seperti kemajuan
teknologi
Pengaruh kedua sumber terhadap pertumbuhan output dapat dihitung secara
parsial dan secara total.
Fungsi Cobb-Douglas:

Yt = TtKαtLβt,

menjadi persamaan linier

LnYt = Ln Tt + α Ln Kt + βLn Lt,
sehingga α = 1 -β

dimana

LnYt = Ln Tt + (1 - β) Ln Kt + βLn Lt
LnYt = Ln Tt + Ln Kt - β Ln Kt + βLn Lt
LnYt = Ln Tt + Ln Kt + β (Ln Lt - Ln Kt )
LnYt - Ln Kt = Ln Tt + β (Ln Lt - Ln Kt )
Ln (Yt/Kt) = Ln Tt + β Ln (Lt /Kt )
Yt/Kt) = Tt (Lt /Kt )β
Page 6 of 20

α +β = 1,

Koefisien beta dan alpha sebagai alokator untuk mengestimasi peran
input K dan L terhadap pertumbuhan output dan estimasi nilai T
menunjukkan kontribusinya terhadap perubahan output.
Studi empiris:
 Kim dan Lau (1994) menemukan pertumbuhan TFP bukan merupakan
sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi di NICs (kecuali Korea
Selatan), tapi akumulasi I berkontribusi 48 – 72% dibandingkan dengan
pertumbuhan TFP sebesar 46 – 71 %. Jepang, penambahan K menjadi
factor utama dan pertumbuhan TFP menjadi faktor kedua. OECD
(Organization
for
economic
corporation
and
development),
pertumbuhan TFP menjadi sumber utama bagi GDP.
 Young (1992) untuk hongkong dan singapura menunjukkan hongkong
tahun 1970 – 1980 memiliki tingkat pertumbuhan TFP diatas 30%, tapi
di singapura tumbuh negative. Korea selatan memiliki laju
pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 – 1990 sebesar 1,7% dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi 16,5% dengan kontribusi industry
manufaktur sebesar 3%. Taiwan memiliki laju pertumbuhan TFP per
tahun selama 1966 – 1990 sebesar 2,6% dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi 27,7% dengan sector jasa sebagai primadona.
 Pack dan Page (1994) menemukan negara dengan investment driven
growth adalah Malaysia, Thailand dan Indonesia. Negara dengan
productivity driven growth adalah Jepang dan NICs.
 Bank Dunia (1994) menemukan bukti bahwa rata-rata 33% dari
pertumbuhan ekonomi di Asia Timur didorong oleh pertumbuhan TFP.

Perumbuhan TFP dan Pertumbuhan Ekonomi tahun 1960 – 1980.
Negara
Pertumbuhan TFP
Pertumbuhan
ekonomi
Taiwan
3,7%
42%
Singapura
1,2%
15%
Hongkong
3,6%
44%
Korea Selatan
3,1%
37%

 Sarel (1996) menemukan bukti pertumbuhan TFP
Negara
Jepang
USA
Hongkong
Taiwan
Korea Selatan
Page 7 of 20

Pertumbuhan TFP
2%
0,9 %
3,8%
3,5%
3,1%

 Kasus pertumbuhan TFP di Indonesia:
1) Hanson et al. (1995) menemukan kebijakan deregulasi sebelum
1980 penambahan FP mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
deregulasi pertengahan tahun 1980an berdampak positif terhadap
pertumbuhan TFP yang menyumbang pertumbuhan PDB 31%
periode 1985-1992.
2) Karseno (1995), Poot (1994), Abimnyu dan Xie (1994), Hill dan
Aswicahyono (1994) menemukan pertumbuhan TFP di sektor
manufaktur dan ada perbedaan yang cukup besar diantara subsector
industri
3) Suhariyanto (2001) meneliti pertumbuhan TFP disektor pertanian
selama orde baru. Perbandingan pertumbuhan TFP, output, dan
input sector pertanian beberapa Negara sbb:

Negar
a
Cina
Jepang

TFP
0,4
7
2,7

Outp
ut
4,34

Tana
h
0,14

1,15

-0,92

Korea
Selata
n
Indone
sia
Malays
ia

3,3

3,78

-0,26

0,1
8
3,5
5

4,04

0,60

5,25

1,96

Thaila
nd
Philipi
na
India

-1

3,89

1,87

1,3
3
-0,5

2,74

1,29

2,90

0,15

Page 8 of 20

Tk
1,7
7
4,0
6
1,7
1
1,6
5
0,0
1
1,8
4
1,6
6
1,4
2

Binata Pupu Mesi
ng
k
n
2,45
10,6 8,85
4
1,66 -0,13 15,1
6
3,46

3,05

31,7
7

1,42

11,3
7
8,77

7,60

12,3
2
5,9

11,1
0
2,42

10,3
5

11,8
8

1,05
0,37
-0,42
0,81

9,58

B. Pertumbuhan Ekonomi selama Orde baru sampai Era
Megawati
Selama tahun 1966 – 1997, pertumbuhan ekonomi relative tinggi dengan
ukuran pendapatan nasional perkapita tahun 1968 sebesar US$ 60 dan akhir
tahun 1980an sebesar US$ 500. Pertumbuhan ekonomi 7-8% selama tahun
1970an dan menurun 3 – 4% dalam tahun 198an. Perkonomian nasional
bergantungan valas dari ekspor barang primer (minyak dan pertanian).
Pemasukan valas ini bergantung pada:
a) Kondisi pasar internasional komoditi tersebut.
b) Harga komoditi tersebut
c) Pertumbuhan ekonomi dunia (Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar
utama Indonesia).
Pengaruh Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Resesi Ekonomi
Dunia
Saldo Neraca perdagangan
(negative)

Permintaan Ekspor Dunia dari Indonesia
(Turun)

Volume Produksi DN
(Turun)

Saldo BOP
(negative)

Kapasitas Produksi DN
(Turun)

Cadangan Devisa
(negative)

Volume Impor
(Turun)

Pertumbuhan GDP
(Turun)
Pendapatan Perkapita
(Turun)

Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi dunia (penurunan GPD).
Dampak resesi tahun 1982 terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 1982
sampai 1988.
Pendapat
an
Perkapita
Tahun Indonesia
1968
56,7
Page 9 of 20

1973
1978
1983
1988
1993
1997
1998

126,3
260,3
494
467,5
833,1
1088
640

1999

580

Krisis ekonomi akhir tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi:
Tahu
n
1998
1999
2000
2001
2002

Pertumbu
han
Ekonomi
-13.1
0.8
4.9
3.3
3.7

Setelah krisis, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara selama tahun
1999-2002.

Negara
Asia Tenggara
Page 10 of 20

1999
3,8

Tahun
2000
2001
5,9
1,9

2002
3,4

Philipina
Indonesia
Malaysia
Singapura
Thailand
Vietnam

3,4
0,8
6,1
6,9
4,4
4,7

4
4,9
8,3
10,3
4,6
6,1

3,4
3,3
0,4
2
1,8
5,8

4

3,7
4,2
3,7
2,5
6,2

Pada tahun 1999, Thailand yang mengalami krisis yang sama dapat
menumbuhkan ekonomi yang lebih tinggi dari Indonesia.
Perbandingan Pendapatan nasional bruto antar negara sebelum dan
setelah krisis ekonomi.

Negara
China
India
Indones
ia
Jepang
Korsel
Malaysi
a
Pakista
n
Philipin
a
Thailan
d
Vietnam

1997
710
420
1.088

1998
740
420
640

1999
780
440
580

2000
840
450
570

2001
890
460
680

39.390
11.390
4.600

33.720
8.740
3.360

33.350
8.480
3.370

35.620
8.960
3.370

35.990
9.400
3.640

480

460

450

440

420

1.240

1,090

1.050

1.040

1.050

2.780

2.110

2.000

2.010

1.970

340

350

370

390

410

Sebelum krisis PNB Indonesia lebih tinggi dari China, tapi setelah
krisis Indonesia dibawah China, sebagai akibat kredit macet antar
bank, produksi industry manufaktur menurun tajam, sehingga
pertumbuhan
ekonomi
mengalami
pertumbuhan
negative
(menurun).

Sektor
Page 11 of 20

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

Pertanian
Pertamb. & Penggalian
Industri manufaktur
Listrik, Gas & air bersih
Bangunan
Perdag. Hotel & Resto
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan, Sewa dan
Jasa perusahaan
Jasa-jasa
PDB

4,4
6,7
10,9
15,9
12,9
7,9
8,5

3,1
6,3
11,6
13,6
13,6
8,2
8,7

1
2,1
5,3
12,4
12,4
5,8
7

-0,7
-2,8
-11,4
2,6
2,6
-18
-15,1

2,1
-1,7
2,6
8,2
8,2
-0,4
-0,7

1,7
2,3
6,2
8,8
8,8
5,7
9,4

2,2
2,5
6,3
5,8
5,8
3,4
3,8

11

6

5,9

-26,6

-8,1

4,7

3,6

3,3
8,2

3,4
7,8

3,6
4,7

-3,8
-13,1

1,8
0,8

2,2
4,9

2,7
3,3

Perumbuhan Riil Komponen Aggregate Demand

Sektor
C
G
I
X
M

1995 1996 1997 1998
16,86 9,72 8,09
-6,4
1,34 2,69 0,06 -15,37
13,99 14,51 8,57 -33,01
9,64 7,56
7,8
11,18
27,06 6,68 14,72 -5,29

C. Faktor
Indonesia

Penentu

1999
2,97
0,69
-19,94
-31,61
-40,68

Prospek

2000 2001
3,63 5,94
6,49 8,24
17,91 3,96
16,06 1,88
18,18 8,05

Pertumbuhan

Asian Countries' GDP's Growth Rate (% per year)
Resource: Asian Delvelopment Outlook 2007
Comparison Table: by Runckel & Associates

Page 12 of 20

2002
4,72
12,79
-0,19
-1,24
-16,50
Ekonomi

Country

2002

2003

2004

2005

2006

2007*

2008*

Cambodia

6.2

8.6

10.0

13.4

10.4

9.5

9.0

China

9.1

10.0

10.1

10.4

10.7

10.0

9.8

Hong Kong

1.8

3.2

8.6

7.5

6.8

5.4

5.2

India

3.8

8.5

7.5

9.0

9.2

8.0

8.3

Indonesia

4.5

4.8

5.0

5.7

5.5

6.0

6.3

Japan

0.3

1.4

2.7

1.9

2.2

-

-

Korea

7.0

3.1

4.7

4.0

5.0

4.5

4.8

Laos

5.9

6.1

6.4

7.0

7.3

6.8

6.5

Malaysia

4.4

5.5

7.2

5.2

5.9

5.4

5.7

Philippines

4.4

4.9

6.2

5.0

5.4

5.4

5.7

Singapore

4.2

3.1

8.8

6.6

7.9

6.0

5.5

Thailand

5.3

7.1

6.3

4.5

5.0

4.0

5.0

Vietnam

7.1

7.3

7.8

8.4

8.2

8.3

8.5

*Forecasted for 2007-2008

Faktor penentu pertumbuhan ekonomi:
a) Faktor internal yang mencakup factor ekonomi dan non ekonomi (politik, social
dan keamanan).
Faktor ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa,
rasio hutang Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia
usaha.
b) Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Page 13 of 20

Ekspor Produk Dunia per Wilayah , 1948, 1953, 1963, 1973, 1983, 1993, 2003 and 2007
1948 1953 1963 1973
1983 1993 2003
2007
VOLUE (Billion dollars)
World

59

84

157

579

1838

3675

7375

13619

SHARE (percentage)
World

100

100

100

100

100

100

100

100

North America

28.1

24.8

19.9

17.3

16.8

18

15.8

13.6

South and Central America

11.3

9.7

6.4

4.3

4.4

3

3

3.7

Europe
Africa

35.1
7.3

39.4
6.5

47.8
5.7

50.9
4.8

43.5
4.5

45.4
2.5

45.9
2.4

42.4
3.1

2

2.7

3.2

4.1

6.8

3.5

4.1

5.6

Asia

14

13.4

12.5

14.9

19.1

26.1

26.2

27.9

USSR, Former

2.2

3.5

4.6

3.7

Middle East

5 -

-

-

Sumber: WTO, 2008

D. Perubahan Struktur Ekonomi
Pembangunan ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi
dari pertanian menuju industry (sector non primer) terutama industry
manufaktur dengan increasing return to scale.
Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan
perkapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi.
Perubahan struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian
perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate
demand, perdagangan LN, dan aggregate supply untuk mendukung
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Page 14 of 20

Teori perubahan struktur ekonomi:
a. Teori Arthur Lewis (Teori migrasi)
Teori ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian
tradisional dengan pertanian sebagai sector utama) dan perkotaaan
(perekonomian modern dengan industry sebagai sector utama).
Di pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, shg
kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang subsistence, sehingga
produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang rendah.
Produk marjinal =0 berarti fungsi produksi sector pertanian telah
optimal.
Jika jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan
upah menurun.
Dengan mengurangi jumlah TK yang terlalu banyak dibandingkan
tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya.
Diperkotaan, sector industry kekurangan TK, sehingga produktivitas TK
menjadi tinggi dan nilai produk marjinalnya positif yang menunjukkan
fungsi produksinya belum mencapai titik optimal, sehingga upahnya
juga tinggi.
Perbedaan upah ini menyebabkan migrasi/urbanisasi TK dari desa ke
kota, sehingga upah TK meningkat dan akhirnya pendapatan Negara
meningkat.
Pendapatan yang meningkat meningkatkan permintaan makanan
(output meningkat) dan dalam jangka panjang pereonomian pedesaan
tumbuh dan permintaan produk industry dan jasa meningkat yang
menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk
non pertanian.
b. Teori Hollis Chenery (Teori transformasi structural/pattern of
development)
Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di LDCs yang
mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sector industry
sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian Chenery
menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah:
 pola konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk
manufaktur dan jasa
 Akumulasi capital secara fisik dan SDM
 Perkambangan kota dan industry
 Penurunan laju pertumbuhan penduduk
 Ukuran keluarga yang kecil
 Sector ekonomi didominasi oleh sector non primer terutama industry
Page 15 of 20

Chenery menyatakan bahwa proses transformasi structural dapat
dipercepat jika pergeseran pola permintaan domestic kearah produk
manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.

Yi = Di + (Xi-Mi) +
Dimana

ij

Yi= output bruto industry manufaktur
Di= permintaan domestic untuk konsumsi
X-M = perdagangan neto (ekspor-impor)
Yij= penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur

sebagai input
Kenaikan produksi sector manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor:
a. Kenaikan permintaan domestic
b. Peningkatan ekspor
c. Substitusi impor
d. Perubahan teknologi
Kelompok LDCs mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola
dan proses yang berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara:
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi DN (memiliki industry dasar atau
tidak)
b. Besar pasar DN (tergantung pada pertumbuhan penduduk)
c. Pola distribusi pendapatan (merata atau tidak)
d. Karakteristik industrialisasi (strategi pembangunan industry apakah
ada industry yang diunggulkan)
e. Keberadaan SDA (keberadaan kualitas dan kuantitas SDA)
f. Kebijakan perdagangan LN (kebijakan tertutup/protektif indystri DN
atau terbuka/promosi ekspor).

E. Kasus di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi beberapa negara

Country

2002

2003

2004

2005

2006

2007*

2008*

China

9.1

10.0

10.1

10.4

10.7

10.0

9.8

Page 16 of 20

Hong Kong

1.8

3.2

8.6

7.5

6.8

5.4

5.2

India

3.8

8.5

7.5

9.0

9.2

8.0

8.3

Indonesia

4.5

4.8

5.0

5.7

5.5

6.0

6.3

Malaysia

4.4

5.5

7.2

5.2

5.9

5.4

5.7

Philippines

4.4

4.9

6.2

5.0

5.4

5.4

5.7

Singapore

4.2

3.1

8.8

6.6

7.9

6.0

5.5

Thailand

5.3

7.1

6.3

4.5

5.0

4.0

5.0

Vietnam

7.1

7.3

7.8

8.4

8.2

8.3

8.5

Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector pertanian terhadap GDP 1997 – 2001 (%)
Negara
1997
1998
1999
2000
2001
China
19
19
18
16
15
India
28
28
26
25
24
Indonesia
16
18
20
17
16
Thailand
11
13
11
10
10
Malaysia
11
13
11
9
8
Philipina
19
17
17
16
15
Vietnam
26
26
25
24
Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector industry terhadap GDP 1997 – 2001 (%)
Negara
1997
1998
1999
2000
2001
China
50
49
49
51
52
India
27
27
26
27
27
Indonesia
44
45
43
47
47
Thailand
39
38
38
40
40
Malaysia
45
44
46
52
50
Philipina
32
31
31
31
31
Vietnam
32
33
34
37
-

Perubahan struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat dari distribusi PDB

Page 17 of 20

F. Metode Perhitungan Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari:
a. Nilai absolute
b. Nilai relative (persentase)
Pertumbuhan dalam % dihitung:

∆GDPt = [GDPt – GDPt-1]/GDP t-1
Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selama tahun tertentu digunakan
rumus:

Page 18 of 20

r

=

[

x

100%

atau

dengan

faktor

penggabungan
tn = t0 (1+r)n-1, dimana r=laju pertumbuhan GDP rata-rata pertahun
n=jumlah tahun
tn =tahun terakhir
t0=tahun awal
(1+r)n-1 = factor penggabungan

Pertumbuhan ekonomi dengan nilai absolute dapat dinyatakan dalam:
a. Nilai nominal berdasarkan harga berlaku: kenaikan harga turut dihiitung termasuk
inflasi

GDPHB(t) = [GDPHK(t) x IHKt]/100
b. Nilai rill berdasarkan harga konstan: nilai produk dihitung berdasarkan harga
pada tahun dasar

GDPHK(t) = [100/IHKt]XGDPHB(t)
Dimana
HKt= harga konstan
HBt= harga berlaku
IHKt= Indeks harga konsumen
100=IHK tahun dasar
t =tahun tertentu

Page 19 of 20

Page 20 of 20