Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan,
kenyamanan, keamanan, kesejahteraan klien, juga psikis seseorang. Praktik higine
seseorang dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Sebagai seorang
perawat hal terpenting yang diperlukan diperhatikan selama perawatan higiene
klien
adalah
memberikan
kemandirian
bagi
klien
sebanyak
mungkin,
memperhatikan kemampuan klien dalam melakukan praktik higine, memberikan
privasi dan penghormatan, serta memberikan kenyamanan fisik kepada klien
(Laily, 2012).
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang (Tarwoto
wartonah, 2006). Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah
cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan
perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan
(Potter & Perry, 2005).
Kebersihan perorangan yang bisa dilakukan adalah pemenuhan kebersihan
baik pada kulit, rambut, gigi, mata, telinga, kaki dan kuku (Potter & Perry, 2005).
Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan
personal hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita stroke yang mengalami
gangguan aktivitas terutama pada dirinya sendiri dalam menjaga kebersihan
perorangannya. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami
hemiplegia ataupun hemiparesis, personal hygiene juga diprioritaskan pada pasien
yang mempunyai penyakit kronis seperti stroke.
Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
Stroke merupakan kelaianan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang
paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan
bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentuk-bentuk kecatatan yang lain sebagai
akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin,2008).
Dalam beberapa tahun belakangan ini stroke juga disebut sebagai serangan
otak. Dan di Indonesia sendiri, stroke merupakan pembunuh nomor satu menurut
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Data kejadian stroke dari Balitbangkes yaitu
prevalensi (angka kejadian) stroke bisa dilihat di hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 pada Riskesdas
2007 menjadi 12,1 per 100 pada Riskesdas 2013 (Untuk stroke responden usia 15
tahun ke atas). Umur 15-24 th (0,2 per seribu), umur 25-34 tahun (0,6 per seribu),
umur 35-44 tahun (2,5 per seribu), umur 45-54 tahun (10,4 per seribu), umur 5564 tahun (24 per seribu), umur 65-74 tahun (33,2 per seribu) dan umur > 75 tahun
(43, 1 per seribu). Prevalensi pada laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per
seribu, dan wanita 6,8 per seribu (Riskesdas 2013). Data dari stroke registry yang
juga dilakukan oleh Balitbangkes sejak 2013 sampai 2014. Menunjukkan proporsi
menurut kelompok umur dibanding total pasien stroke (angka proporsional).
Kelompuk umur 21-30 tahun (0,74%), 31-40 tahun (4,5%),41-50 tahun (18,5%),
51-60 tahun (33,8%), dan > 60 tahun (42,1%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan hal tersebut maka pentingnya kebersihan perorangan harus
diperhatikan pada penderita stroke. Bahwa pada penderita stroke yang mempunyai
keterbatasan dalam melakukan aktivitas, terutama kebersihan perorangan.
Untuk itu maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal
Hygiene di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan gangguan kebetuhan personal hygiene,
khususnya gangguan personal hygiene pada Tn.A yang megalami
stroke.
2. Tujuan khusus
A. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.A
B. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.A
C. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan
pada Tn.A
D. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Tn.A
E. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
Tn.A
C. Manfaat Penelitian
1) Bagi Pendidikan Keperawatan
Memberikan informasi tentang pentingnya personal hygiene
pada pasien stroke sehingga, untuk meningkatkan kualiatas
pendidikan keperawatan bagi dosen, mahasiswa serta bagi
pembaca.
2) Bagi Praktik Keperawatan
Bagi
praktik
keperawatan
untuk
meningkatkan
asuhan
keperawatan tentang personal hygiene pada pasien stroke.
Berguna untuk penatalaksanaan pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dalam keperawatan.
3) Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang asuhan
keperawatan
terkhususnya
perlunya
kebutuhan
personal
hygiene dan memberi pengetahuan pada pasien stroke dengan
kebutuhan dasar personal hygiene.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan,
kenyamanan, keamanan, kesejahteraan klien, juga psikis seseorang. Praktik higine
seseorang dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Sebagai seorang
perawat hal terpenting yang diperlukan diperhatikan selama perawatan higiene
klien
adalah
memberikan
kemandirian
bagi
klien
sebanyak
mungkin,
memperhatikan kemampuan klien dalam melakukan praktik higine, memberikan
privasi dan penghormatan, serta memberikan kenyamanan fisik kepada klien
(Laily, 2012).
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang (Tarwoto
wartonah, 2006). Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah
cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan
perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan
(Potter & Perry, 2005).
Kebersihan perorangan yang bisa dilakukan adalah pemenuhan kebersihan
baik pada kulit, rambut, gigi, mata, telinga, kaki dan kuku (Potter & Perry, 2005).
Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan
personal hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita stroke yang mengalami
gangguan aktivitas terutama pada dirinya sendiri dalam menjaga kebersihan
perorangannya. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami
hemiplegia ataupun hemiparesis, personal hygiene juga diprioritaskan pada pasien
yang mempunyai penyakit kronis seperti stroke.
Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
Stroke merupakan kelaianan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang
paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan
bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentuk-bentuk kecatatan yang lain sebagai
akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin,2008).
Dalam beberapa tahun belakangan ini stroke juga disebut sebagai serangan
otak. Dan di Indonesia sendiri, stroke merupakan pembunuh nomor satu menurut
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Data kejadian stroke dari Balitbangkes yaitu
prevalensi (angka kejadian) stroke bisa dilihat di hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 pada Riskesdas
2007 menjadi 12,1 per 100 pada Riskesdas 2013 (Untuk stroke responden usia 15
tahun ke atas). Umur 15-24 th (0,2 per seribu), umur 25-34 tahun (0,6 per seribu),
umur 35-44 tahun (2,5 per seribu), umur 45-54 tahun (10,4 per seribu), umur 5564 tahun (24 per seribu), umur 65-74 tahun (33,2 per seribu) dan umur > 75 tahun
(43, 1 per seribu). Prevalensi pada laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per
seribu, dan wanita 6,8 per seribu (Riskesdas 2013). Data dari stroke registry yang
juga dilakukan oleh Balitbangkes sejak 2013 sampai 2014. Menunjukkan proporsi
menurut kelompok umur dibanding total pasien stroke (angka proporsional).
Kelompuk umur 21-30 tahun (0,74%), 31-40 tahun (4,5%),41-50 tahun (18,5%),
51-60 tahun (33,8%), dan > 60 tahun (42,1%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan hal tersebut maka pentingnya kebersihan perorangan harus
diperhatikan pada penderita stroke. Bahwa pada penderita stroke yang mempunyai
keterbatasan dalam melakukan aktivitas, terutama kebersihan perorangan.
Untuk itu maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal
Hygiene di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan gangguan kebetuhan personal hygiene,
khususnya gangguan personal hygiene pada Tn.A yang megalami
stroke.
2. Tujuan khusus
A. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.A
B. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.A
C. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan
pada Tn.A
D. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Tn.A
E. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
Tn.A
C. Manfaat Penelitian
1) Bagi Pendidikan Keperawatan
Memberikan informasi tentang pentingnya personal hygiene
pada pasien stroke sehingga, untuk meningkatkan kualiatas
pendidikan keperawatan bagi dosen, mahasiswa serta bagi
pembaca.
2) Bagi Praktik Keperawatan
Bagi
praktik
keperawatan
untuk
meningkatkan
asuhan
keperawatan tentang personal hygiene pada pasien stroke.
Berguna untuk penatalaksanaan pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dalam keperawatan.
3) Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang asuhan
keperawatan
terkhususnya
perlunya
kebutuhan
personal
hygiene dan memberi pengetahuan pada pasien stroke dengan
kebutuhan dasar personal hygiene.