Treaty Room - Treaty

P E R S E T U J U A N

an tara
PEMERINTAH "REPUBLIK INDONESIA

dan
PEMERINTAH BRUNEI

DARUSSALAM

rnengenai
DINAS-DINAS PENERBANGAN ANTARA DAN
DILUAR WILAYAH MASING-MASING

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN
PEMERINTAH BRUNEI DARUSSALAM MENGENAI DINAS-DiNAS
PENERBANGAN ANTARA DAN DILUAR WILAYAH MASING-MASING
Pemerintah
Darussalam;

Republik


Indonesia dan Pemerintah

Sebagai
peserta
Konpensi
Penerbangan
Internasional yang terbuka untuk ditanda tangani di
pada tanggal tujuh Desember 1944;

Brunei
Sipil
Chicag o

Berhasrat
untuk membuat
persetujuan
berdasarkan
Konpensi
tersebut,

untuk
menyelenggarakan
dinas-dinas
penerbangan antara dan diluar wilayah masing-masing.
Telah menyetujui sebagai berikut
Pasal 1
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Untuk maksud persetujuan ini, kecuali ditentukan lain;
(a)

Istilah
"Konpensi"
berarti
Konpensi
tentang
Penerbangan Sipil Internasional yang ditanda
tangani
di Chicago pada
tanggal
tujuh Desember 1944 dan

mencakup setiap lampiran yang disetujui berdasarkan
Pasal 90 Konpensi, dan setiap perubahan dari lampiranlampiran atau Konpensi berdasarkan Pasal-Pasal 90 dan
94 dari Konpensi tersebut, sepanjang lampiran-lampiran
dan perubahan itu telah berlaku atau
telah
di
ratifikasi oleh kedua Pihak yang mengikat perjanjian;

(b)

Istilah "Pejabat-pejabat penerbangan" berarti,
dalam
hal Pemerintah Indonesia adalah Menteri
Perhubungan
dan setiap orang atau badan yang ditugaskan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang sekarang dilakukan oleh
Menteri tersebut atau tugas-tugas sejenis,
dan, dalam
hal Brunei Darussalam,
adalah Menteri Perhubungan dan

setiap
orang atau badan yang
ditugaskan
untuk
melaksanakan tugas-tugas yang sekarang dilakukan oleh
Menteri tersebut atau tugas-tugas sejenis;

(c)

Istilah "perusahaan penerbangan yang ditunjuk" ialah
perusahaan penerbangan yang ditunjuk sesuai dengan
Pasal 3 persetujuan ini;

(d)

Istilah "wilayah Pihak-pihak yang mengikat Perjanjian"
' berarti, wilayah Republik Indonesia dan wilayah Brunei
Darussalam;
dalam hubungan dengan Republik Indonesia,
istilah 'wilayah'

terdiri dari wilayah
Republik
Indonesia
sebagaimana dirumuskan dalam ketentuanketentuan hukumnya dan
daerah
berbatasan
dimana
Republik Indonesia
mempunyai hak berdaulat
atau
jurisdiksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konpensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut, 1982,

'

dan dalam hubungan dengan Brunei Darussalam,
istilah
'wilayah'
mempunyai pengertian sebagaiman&
telah

dirumuskan sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum dan
peraturan-peraturan
Brunei Darussalam,
dan
juga
ketentuan Pasal 2 Konpensi:
(e)

Istilah
"dinas penerbangan",
"dinas
penerbangan
internasional'', "perusahaan penerbangan" dan "berhenti
untuk tujuan bukan untuk angkutan",
masing-masing
mempunyai pengertian sebagaimana telah
dirumuskan
dalam Pasal 96 Konpensi:

(f)


Istilah "tarip" berarti harga yang harus dibayarkan
untuk pengangkutan penumpang,
bagasi serta muatan dan
persyaratan-persyaratan untuk berlakunya harga-harga
ini,
termasuk komisi dan pembayaran tambahan lainnya
untuk
agen
atau
penjualan
dokumen-dokumen
pengangkutan,
tetapi
tidak termasuk pembayaran atau
syarat-syarat untuk angkutan pos.
Pasal 2
HAK-HAK ANGKUT

(1)


Masing-masing
pihak
yang
mengikat
Perjanjian
memberikan kepada Pihak lainnya hak-hak yang diperinci
dalam
Persetujuan
ini,
dengan
maksud
untuk
menyelenggarakan dinas-dinas penerbangan pada routeroute yang diperinci dalam bagian dari
Schedule
Persetujuan ini (selanjutnya disebut "dinas-dinas yang
disetujui" dan "route-route エ・イセゥョ」BIN@

(2)


Perusahaan Penerbangan dari masing-masing Pihak yang
mengikat perjanjian akan menikmati hak-hak istimewa
sebagai berikut :

(3)

(a)

terbang melintasi wilayah
mendarat:

Pihak

lainnya

tanpa

(b)

mendarat di wilayah

angkutan: dan

tersebut untuk maksud

bukan

(c)

dalam
melaksanakan
operasi
dinas-dinas
penerbangan
pada
route
yang
ditetapkan
berdasarkan ketentuan-ketentuan Persetujuan ini,
melakukan pendaratan di dalam wilayah
Pihak

lainnya pada tempat-tempat yang ditetapkan pada
route tersebut di dalam schedule dari persetujuan
ini,
untuk memuat dan menurunkan lalu lintas
internasional berupa penumpang,
muatan,
barang
dan pos.

Ayat 2 dari Pasal ini tidak dapat diartikan sebagai
memberikan kepada perusahaan penerbangan dari salah
satu Pihak yang mengikat Perjanjian hak-hak istimewa
untuk mengangkut penumpang,
muatan,
barang dan pos
dalam wilayah Pihak lainnya, untuk diangkut dengan
atau tanpa pembayaran dengan tujuan suatu tempat lain
dalam wilayah Pihak lain tersebut .

..

(4)

Terlepas dari ketentuan-ketentuan dalam ayat (1)
dan
(2) Pasal ini, penyelenggaraan dinas-dinas penerbangan
yang
telah disetujui di
daerah rawan atau yang
dikuasai militer atau di daerah yang dipengaruhi
keadaan tersebut,
sesuai dengan Pasal 9 Konpensi
memerlukan izin dari Penguasa Militer yang berwenang.

Pasal 3
KEPERLUAN OTORISASI
(l)

Masing-masing Pihak yang mengikat Perjanjian
menunjuk secara tertulis kepada Pihak lainnya
Perusahaan Penerbangan untuk menyelenggarakan
dinas penerbangan yang telah disetujui pada
route yang ditetapkan.

(2)

Setelah menerima penunjukan tersebut,
Pihak lainnya
sesuai ketentuan-ketentuan ayat (4) dan (5) dari Pasal
ini,
tanpa menunda-nunda memberikan izin operasi yang
diperlukan kepada perusahaan penerbangan yang telah
ditunjuk.

(3)

berhak
sebuah
dinasroute-

Masing-masing
Pihak
yang
mengikat
Perjanjian
berhak,
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
Pihak lainnya,
untuk mencabut penunjukan terhadap
suatu perusahaan penerbangan tertentu · dan menunjuk
perusahaan penerbangan yang lain.

(4)

Perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh salah satu
Pihak yang mengikat Perjanjian dapat diminta untuk
membuktikan bahwa dia mampu memenuhi persyaratanpersyaratan yang telah ditetapkan dalam undang-undang
dan peraturan-peiaturan yang lazim dan sewajarnya
dilaksanakan
dalam
dinas-dinas
penerbangan
internasional
oleh Pihak lainnya,
sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Konpensi.

(5)

Masing-masing Pihak yang mengikat Perjanjian berhak
untuk menolak izin operasi seperti disebut dalam ayat
2 Pasal ini, atau menentukan beberapa syarat yang
dianggap perlu dalam pelaksanaan hak-hak seperti yang
diperinci dalam Pasal 2 Persetujuan ini,
jika Pihak
tersebut tidak mempunyai bukti bahwa pemilikan mutlak
dan pengawasan atas perusahaan penerbangan tersebut
berada
dalam
tangan Pihak lain
yang
menunjuk
perusahaan penerbangan itu atau dalam tangan warga
negaranya.

(6)

Bilamana sebuah perusahaan penerbangan telah ditunjuk
dan memperoleh izin maka dia dapat setiap waktu
memulai operasi dinas-dinas penerbangan, dengan syarat
bahwa tarip yang telah ditentukan sesuai
dengan

ketentuan-ketentuan Pasal 8 Persetujuan ini
telah
berlaku
dan persetujuan sesuai dengan ketentuanketentuan Pasal 5 dari Persetujuan ini telah di capai
sehubungan
dengan operasi dinas-dinas penerbangan
tersebut.

Pasal 4
PENANGGUHAN DAN PEMBATALAN IZIN OPERASI
(1)

Masing-masing Pihak yang mengikat Perjanjian berhak
untuk mencabut izin operasi atau menunda pelaksanaa n
hak-hak istimewa oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk Pihak lainnya seperti diperinci dalam Pasal 2
Persetujuan ini, atau menentukan beberapa syarat yang
dianggap perlu untuk pelaksanaan hak-hak tersebut :
(a) dalam hal perusahaan penerbangan tersebut tidak
dapat
membuktikan
bahwa bagian mutlak
dari
pemilikan dan pengawasan langsung atas perusahaan
penerbangan tersebut berada dalam tangan Pihak
yang lain yang menunjuk perusahaan penerbangan
tersebut atau dalam tangan warga negaranya, atau ;
(b) dalam hal perusahaan penerbangan エセイウ・「オ@
tidak
mampu memenuhi atau . tidak mengindahkan undangundang atau peraturan-peraturan dari Pihak lain
yang memberikan hak-hak ini, atau
(c) dalam hal perusahaan penerbangan tersebut tidak
mampu
beroperasi
sesuai dengan
persyaratanpersyaratan yang dicantumkan dalam Persetujuan
ini.

(2)

Kecuali apabila perlu segera diambil tindakan-tindakan
pembatalan untuk mencegah pelanggaran hukum
atau
peraturan maka hak-hak penangguhan atau pengenaan dari
syarat-syarat yang disebut dalam ayat (1) Pasal ini
hanya akan dilaksanakan setelah melakukan konsultasi
dengan Pihak yang lain.
Dalam hal demikian konsultasi
akan mulai diadakan dalam jangka waktu enam puluh (60)
hari terhitung mulai tanggal permintaan konsultasi
yang diajukan oleh salah satu Pihak yang mengikat
Perjanjian .

Pasal 5
PENGATURAN KAPASITAS
(1)

Perusahaan Penerbangan yang ditunjuk akan menikmati
kesempatan yang sama dan adil dalam operasi dinasdinas penerbangan yang disetujui antara dan diluar
wilayah Pihak-Pihak yang mengikat Perjanjian.

(2)

Didalam melaksanakan operasi dinas-dinas penerbangan,
perusahaan yang ditunjuk masing-masing Pihak yang
mengikat Perjanjian akan memperhatikan kepentingankepentingan perusahaan penerbangan dari Pihak laihnya
sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi dinasdinas penerbangan dari perusahaan penerbangan Pihak
lain,
untuk seluruh atau sebagian dari route-r oute
yang sama.

(3)

Dinas-dinas
yang disetujui dan
disediakan
oleh
perusahaan-perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh
Pihak-Pihak yang mengikat Perjanjian akan disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat atas angkutan pada route
yang ditetapkan dan terutama akan ditujukan untuk
mengangkut lalu lintas yang sekarang ada dan yang
diharapkan ada sesuai dengan faktor muatan
yang
memadai untuk mengangkut penumpang, muatan dan pos
dari dan ke Wilayah Pihak yang mengikat Perjanjian
yang telah menunjuk perusahaan penerbangan tersebut.
Penyediaan angkutan penumpang,
muatan dan pos,
baik
yang dimuat maupun yang di turunkan pada tempat-tempat
dalam route yang ditetapkan di Wilayah ョセァ。イM・@
lain selain dari negara yang menunjuk perusahaan
penerbangan itu,
akan dilaksanakan dengan persyaratan
bahwa kapasitas akan sesuai dengan :
a.

kebutuhan lalu lintas ke dan dari Wilayah
Pihak
yang mengikat Perjanjian yang telah
menunjuk
perusahaan penerbangan tersebut;

b.

kebutuhan lalu lintas dari daerah yang dilalui
oleh
perusahaan
penerbangan
itu,
sesudah
memperhitungkan
dinas-dinas
angkutan
yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan
dari negara-negara dikawasan tersebut; dan

c.

kebutuhan-kebutuhan
operasi
penerbangan selanjutnya.

dinas-dinas

Pasal 6
PEMBEBASAN DARI BEA MASUK DAN PUNGUTAN LAIN
(1)

Pesawat terbang yang beroperasi dalam dinas-dinas
penerbangan internasional dari perusahaan penerbangan
yang
ditunjuk
oleh suatu Pihak
yang
セ・ョァゥォ。エ@
Perjanjian termasuk perlengkapan biasa,
persediaan
bahan bakar,
minyak pelumas dan perlengkapan pesawat
(termasuk makanan,
minuman dan tembakau) yang dibawa
dalam pesawat terbang tertentu akan dibebaskan dari
semua bea,
pajak-pajak,
biaya pemeriksaan dan biayabiaya lain yang sejenis pada waktu mendarat di Wilayah
Pihak lainnya
dengan syarat bahwa perlengkapan dan
persediaan tersebut tetap berada dalam pesawat terbang
sampai barang-barang itu diexport kembali.

(2 )

Akan dibebaskan juga dari,
pajak-pajak,
biaya-biaya
dan pungutan-pungutan yang sama,
dengan pengecualian
biaya pelayanan yang dikenakan terhadap dinas-dinas
penerbangan, seperti :
(a) perlengkapan
pesawat terbang
yang
dimasukan
kedalam pesawat dalam wilayah suatu Pihak yang
mengikat
Perjanjian
dalam batas-batas
yang
ditetapkan oleh yang berwenang dan dimaksudkan
untuk dipergunakan diatas pesawat terbang dalam
dinas-dinas
penerbangan
internasional
yang
diselenggarakan oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk
oleh Pihak ャ。ゥョケセ@
(b) suku cadang yang dimasukkan kedalam wilayah salah
satu
Pihak
yang mengikat
Perjanjian
untuk
pemeliharaan atau perbaikan pesawat terbang yang
dipergunakan
dalam
dinas-dinas
penerbangan
internasional
.yang
di
selenggarakan
oleh
perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh Pihak
ャ。ゥョケセ@

(c) bahan bakar dan minyak pelumas yang dipergunakan
bagi pesawat terbang yang beroperasi dalam dinasdinas penerbangan internasional dari perusahaan
penerbangan yang ditunjuk oleh Pihak lainnya,
meskipun persediaan ini akan dipergunakan dalam
bagian penerbangan diatas wilayah Pihak
yang
mengikat Perjanjian dimana persediaan ini
telah
、ゥュオ。エセ@

(d) barang dan muatan dalam hal transit langsung.
Perlengkapan-perlengkapan yang disebut didalam butir
(a),
(b),
(c),
dan
(d) diatas dapat diminta untuk
disimpan dibawah penguasaan dan pengawasan pihak Bea
dan Cukai.
(3)

Perlengkapan pesawat biasa, demikian pula bahan-bahan
dan persediaan yang berada didalam pesawat terbang
yang diterbangkan oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk
oleh
salah satu Pihak
yang
mengikat
Perjanjian
boleh diturunkan dalam wilayah
Pihak
lainnya,
hanya jika ada izin dari Pejabat-Pejabat bea
dan cukai negara yang bersangkutan.
Dalam
hal
seperti itu,
barang-barang
tersebut
diletakkan dalam pengawasan pejabat-pejabat tersebut
sampai dikeluarkan lagi atau diselesaikan
sesuai
dengan ketentuan-ketentuan bea cukai.

Pasal 7
LALU LINTAS TRANSIT LANGSUNG
Tergantung kepada hukum dan peraturan-peraturan dari
masing-masing
Pihak
yang
mengikat
Perjanjian,
penumpang, muatan, barang dan pos yang transit melalui
wilayah salah satu Pihak yang mengikat Perjanjian
tidak dikenakan pemeriksaan.

Pasal 8
TARIP ANGKUTAN
( 1)

Tarip yang dikenakan oleh Perusahaan Penerbangan dari
salah satu Pihak yang mengikat Perjanjian
untuk
pengangkutan ke atau dari wilayah Pihak lainnya akan
ditentukan pada taraf yang wajar, dengan memperhatikan
sewajarnya
seluruh unsur-unsur yang bersangkutan,
termasuk biaya operasi, keuntungan yang wajar,
sifat
dari setiap pelayanan,
seperti batasan
mengenai
kecepatan dan akomodasi.

(2)

Tarip yang disebutkan dalam ayat (1) Pasal ini harus
disetujui oleh Perusahaan-perusahaan Penerbangan dari
masing-masing Pihak yang mengikat Perjanjian.

(3)

Perjanjian sesuai dengan ayat {2)
diatas,
jika
mungkin akan dicapai dengan menggunakan tata cara yang
ditentukan
oleh
Asosiasi
Pengangkut
Udara
Internasional dalam menentukan tarip tersebut.

(4)

Tarip yang telah disetujui tersebut akan disampaikan
untuk memperoleh persetujuan dari
Pejabat-pejabat
Penerbangan
Pihak-Pihak yang mengikat
Perjanjian
sekurang-kurangnya
enam puluh {60)
hari
sebelum
berlakunya
tanggal yang diajukan:
dalam hal-hal
tertentu
jangka waktu ini
dapat
dipersingkat,
tergantung
kepada kesepakatan dari
masing-masing
Pejabat Penerbangan.

(5)

Apabila
Perusahaan-perusahaan
penerbangan
yang
ditunjuk tidak dapat menyetujui tarip yang diajukan
atau karena alasan-alasan tertentu suatu tarip tidak
dapat ditetapkan sesuai dengan ayat (2) dari Pasal
ini, atau apabila selama jangka waktu tiga puluh (30)
hari pertama dari enam puluh (60) hari yang ditentukan
dalam ayat (4) Pasal ini,
Pejabat-pejabat Penerbangan
dari
salah satu pihak yang mengikat
Perjanjian
memberitahukan kepada Pejabat-pejabat Penerbangan dari
Pihak
lainnya
mengenai ketidak setujuan
mereka
terhadap tarip yang telah disetujui sesuai dengan
ketentuan-ketentuan ayat
(2) dari Pasal ini,
maka
Pejabat-pejabat Penerbangan dari masing-masing Pihak
yang mengikat Perjanjian akan berusaha untuk mencapai
persetujuan tentang tarip tersebut.

(6)

Apabila
Pejabat-pejabat Penerbangan
tidak
dapat
memberikan persetujuannya atas sesuatu tarip yang
diajukan kepada mereka berdasarkan ketentuan ayat (4)
diatas,
atau
atas penetapan dari setiap
tarip
berdasarkan ketentuan-ketentuan ayat (5), maka Pihakpihak yang mengikat Perjanjian akan berusaha untuk
mencapai persetujuan tentang tarip tersebut.

'

( 7)

Tidak ada tarip yang akan berlaku,
apabila
pejabat Penerbangan masing-masing Pihak yang
Perjanjian tidak menyetujuinya.

(8)

Tarip yang dibuat sesuai ketentuan-ketentuan dari
Pasal
ini akan tetap berlaku sampai dengan
di
berlakukannya suatu tarip yang baru,
sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Pasal ini .

Pejabatmengikat

Pasal 9
PEMINDAHAN PENDAPATAN BERSIH
(1)

Masing-masing Pihak yang mengikat Perjanjian menjamin
perusahaan
penerbangan yang ditunjuk oleh
Pihak
lainnya, berhak untuk memindahkan kelebihan pendapatan
bersih atas keuntungan yang didapat di wilayahnya
sehubungan dengan angkutan penumpang,barang dan pos
oleh Pihak lainnya dalam nilai tukar yang berlaku.
Pemindahan itu akan diberlakukan segera dan paling
lambat dalam enam puluh (60) hari setelah tanggal yang
·diminta.

(2)

Bilamana terdapat sesuatu Persetujuan khusus mengenai
pembayaran
diantara
Pihak-Pihak
yang
mengikat
Perjanjian,
maka pembayaran itu akan diberlakukan
sesuai
dengan
ketentuan-ketentuan
persetujuan
tersebut.

Pasal 10
PERWAKILAN, PENJUALAN TICKET DAN PROMOSI
Perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh masingmasing Pihak yang mengikat Perjanjian sesuai hukum dan
peraturannya, akan memperoleh kesempatan yang sama dalam hal: _
(a) mempekerjakan karyawan tehnik dan komersiil untuk
melaksanakan dinas-dinas penerbangan yang telah
disetujui pada route yang telah ditetapkan serta
mengembangkan dan menjalankan kegiatan kantorkantor di wilayah Pihak lainnya:
(b) menerbitkan
segala
macam
dokumen
angkutan,
memasang iklan serta pemasaran di wilayah Pihak
lainnya.

Pasal 11
KONSULTASI DAN PEROBAHAN

(l)

Para pejabat penerbangan Pihak-pihak yang mengikat
Perjanjian akan berkonsultasi dari waktu ke waktu
untuk
menjalin
kerjasama yang erat
dalam
hal
melaksanakan ketentuan-ketentuan di dalam persetujuan
ini maupun schedulenya.

(2)

Apabila
para
Pihak
yang
mengikat
Perjanjian
menganggap perlu untuk merobah sesuatu ketentuan dari
persetujuan ini, dapat meminta konsultasi pada Pihak
lainnya.
Konsultasi mana
(yang mungkin didahu1ui
dengan
pembicaraan
diantara
pejabat-pejabat
penerbangan) harus dimu1ai da1am waktu enam puluh (60)
hari terhitung mulai
tanggal permintaan,
kecuali
Pihak-pihak yang mengikat Perjanjian setuju untuk
memperpanjang waktu tersebut.
Setiap perobahan yang
telah disetujui harus disahkan oleh masing-masing
Pihak yang mengikat Perjanjian sesuai prosedur
yang
berlaku dan akan mulai berlaku pada saat diadakan
pertukaran nota diplomatik.

(3)

Perobahan terhadap schedule harus disepakati bersama
diantara
pejabat-pejabat yang berkepentingan dari
masing-masing Pihak yang mengikat perjanjian dan akan
diberlakukan dalam waktu enam puluh (60) ·hari setelah
tanggal pertukaran nota diplomatik.

(4)

Dalam hal disepakatinya suatu Konpensi multilateral
yang menyangkut angkutan udara dimana para Pihak yang
mengikat Perjanjian sama-sama terikat di dalamnya,
persetujuan ini akan dirobah untuk disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan konpensi tersebut.

Pasal 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1)

Jika timbul suatu perselisihan antara Pihak-pihak yang
mengikat
Perjanjian
mengenai
penafsiran
atau
pelaksanaan dari Persetujuan ini, maka Pihak-pihak
yang
mengikat
Perjanjian
akan
terlebih dahulu
menyelesaikannya mela1ui perundingan diantara mereka.

(2)

Jika
Pihak-pihak yang mengikat Perjanjian
gagal
mencapai suatu penye1esaian dengan perundingan, mereka
dapat
mengajukan
perselisihan
tersebut
untuk
diputuskan kepada beberapa orang atau badan, atau
perselisihan tersebut atas permintaan salah satu pihak
yang
mengikat
Perjanjian dapat
diajukan
untuk
diputuskan kepada suatu Mahkamah yang terdiri dari
tiga orang juru damai
(arbitrators), yang seorang
diangkat
oleh
salah satu Pihak
yang
mengikat
Perjanjian dan orang ketiga ditunjuk oleh kedua
juru

damai yang telah diangkat tadi.
セ。ウゥョァMュ@
Pihak
yang mengikat Perjanjian harus mengangkat seorang juru
damai dalam waktu enam puluh (60) hari terhitung mulai
tanggal
di terimanya
sua tu pemberi·tahuan
melalui
saluran-saluran diplomatik oleh salah satu Pihak yang
mengikat Perjanjian dari Pihak lainnya yang meminta
penyelesaian perselisihan itu, dan juru damai yang
ketiga harus ditunjuk dalam waktu enam puluh (60) hari
berikutnya.
Jika salah satu Pihak yang mengikat Perjanjian gagal
untuk mengangkat seorang juru damai di dalam waktu
yang telah ditentukan,
atau
jika juru damai yang
ketiga
tidak
ditunjuk dalam waktu
yang
telah
ditentukan,
ュセォ。@
salah satu Pihak yang mengikat
Perjanjian dapat meminta kepada Ketua Dewan Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional untuk menunjuk seorang
juru
damai
atau
juru-juru
damai
sebagaimana
diperlukan.
Dalam segala hal, juru damai yang ketiga
haruslah
berasal
dari negara ketiga dan
harus
bertindak sebagai Ketua Badan Perwasitan (arbitral
body).

( 3)

Pihak-pihak
yang mengikat Perjanjian berkewajiban
untuk
mentaati setiap keputusan yang
ditetapkan
menurut ayat (2) Pasal ini.

(4)

Jika dan selama salah satu Pihak yang
mengikat
Perjanjian atau perusahaan penerbangan yang di tunjuk
oleh salah satu Pihak yang mengikat Perjanjian tidak
mentaati suatu keputusan yang ditetapkan menurut ayat
(2) Pasal ini,
maka Pihak lainnya dapat membatasi,
menahan atau mencabut hak-hak _atau wewenang apapun
yang telah diberikannya berdasarkan persetujuan ini
kepada Pihak yang tidak memenuhi kewajibannya atau
kepada
perusahaan
atau
perusahaan-perusahaan
penerbangan yang ditunjuk oleh Pihak yang mengikat
Perjanjian
tersebut,
atau
kepada
perusahaan
penerbangan yang tidak memenuhi kewajibannya.

Pasal 13
PERTUKARAN DATA STATISTIK
Para pejabat penerbangan dari salah satu Pihak yang
rnengikat Perjanjian akan memberikan kepada para pejabat
penerbangan dari Pihak lainnya atas permintaannya
akan
dokurnen berkala atau lain-lain data tentang statistik yang
layak
diperlukan untuk maksud meninjau kernarnpuan
yang
diberikan pada dinas-dinas penerbangan yang telah disetujui,
oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh Pihak yang
rnengikat Perjanjian pertama disebut dalam Pasal ini.
Data
tersebut harus terrnasuk seluruh pemberitahuan yang diperlukan
untuk mengkaji jurnlah angkutan yang diangkut oleh perusahaan
penerbangan pada dinas-dinas penerbangan yang telah disetujui
rnaupun mengenai data tempat asal serta tujuan dari angkutan.

Pasal 14
PENGAKHIRAN PERSETUJUAN
Masing-masing Pihak yang mengikat Perjanjian sewaktuvaktu dapat memberitahukan secara
tertulis kepada Pihak
lainnya tentang keputusannya untuk mengakhiri Persetujuan
ini, melalui saluran-saluran diplomatik.
Pemberitahuan demikian harus bersamaan disampaikan
juga
kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
(ICAO).
Dalam hal demikian,
maka persetujuan ini akan habis masa
berlakunya dua belas (12) bulan setelah tanggal penerimaan
pemberitahuan
itu
oleh Pihak
lainnya,
kecuali
jika
pemberitahuan untuk mengakhiri itu dicabut kembali atas
persetujuan bersama sebelum habis waktu tersebut.
Dalam hal
tidak ada pengakuan penerimaan oleh Pihak yang lain,
maka
pemberitahuan itu akan dianggap sebagai
telah diterima empat
belas (14)
hari sesudah diterimanya pemberitahuan itu oleh
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Pasal 15
PENDAFTARAN
Persetujuan ini dan setiap Pertukaran Nota sesuai
dari Persetujuan ini
harus
dengan
ketentuan-ketentuan
didaftarkan pada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
(ICAO).

Pasal 16
MULAI BERLAKU
Persetujuan
tanganannya.

ini

akan berlaku

pada

tanggal

penanda

Untuk menguatkannya,
yang bertandatangan di bawah ini
dengan
dikuasakan penuh dengan sah oleh
masing-masing
Pemerintahnya, telah menanda tangani persetu}uan ini.
Dibuat pada hari ke dua puluh empat bulan Juli
tahun
eeribu sembilan ratus delapan puluh enam dalam tiga ganda,
dalam bahasa Inggris,
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia/
yang mempunyai nilai otentik yang sama.
Dalam hal
terdapat ketidak sesuaian diantara ketiga naskah
ini, maka naskah dalam bahasa Inggris akan diberlakukan.

Untuk Pemerintah Republik
Indonesia :

Signed
ROESMIN NURJADIN
Menteri Perhubungan

Untuk Pemerintah
Brunei Darussalam

Signed
PENGIRAN BAHRIN
(Pengiran Laila Kanun
Di-Raja)
Menteri Perhubungan

S C H E D U L E
Rute

I

Rute yang akan dilayani oleh perusahaan penerbangan
yang ditunjuk oleh Republik Indonesia untuk masing-masing
jurusan :
Jl:olom

1

Kolom

Tempa t-tempa t
pemberangka tan

2

Kolom

3

Kolom 4

Tempa t-tempa t
di Indonesia

Tempa t-tempa t
selanjutnya

(a) Satu tempat
di Indonesia

Bandar Seri
Begawan

Manila

(b) Pontianak

Bandar Seri
Begawan

(c) Tarakan

Bandar Seri
Begawan

Ca ta tan

Tempa t-tempa t
yang dilalui

Perusahaan
penerbangan yang ditunjuk oleh
negara
Republik Indonesia,
boleh
tidak
menyinggahi dalam satu atau lebih dinas-dinas
penerbangan yang diselenggarakan pada
tempattempat di
atas,
dengan syarat bahwa dinas
penerbangan itu dimulai dan diakhiri di dalam
wilayah Pihak yang mengikat Perjanjian.
Rute

II

Rute yang akan dilayani oleh perusahaan penerbangan
yang ditunjuk oleh Brunei Darussalam,
untuk masing-masing
jurusan :
Kol om

1

Tempa t-tempa t
Pemberangka tan

Kolom

2

Kolom

3

Kolom

4

Tempat-tempat
di Indonesia

Tempat-tempat
selanjutnya

(a) Bandar Seri
Begawan

Jakarta

Perth

(b) Bandar Seri
Begawan

Pon tianak

(c) Bandar Seri
Begawan

Tarakan

Catatan:

Tempa t-tempa t
yang dilalui

Perusahaan
Penerbangan yang ditunjuk oleh
Brunei
Darussalam,
boleh tidak menyinggahi
dalam satu atau lebih dinas-dinas penerbangan
yang diselenggarakan pada
tempat-tempat di
atas,
、セョァ。@
syarat bahwa dinas penerbangan
itu dimulai atau diakhiri di
dalam wilayah
Pihak yang mengikat Perjanjian.

'

PERJANJIAN
di antara
REPUBLIK INDONESIA
dengan
KERAJAAN NEGARA BRUNEI DARUSSALAM
bagi
PERKHIDMATAN-PERKHIDMATAN UDARA
di antara dan di luar
REPUBLIK INDONESIA DAN NEGARA BRUNEI DARUSSALAM

PERJANJIAN
DIANTARA REPUBLIK INDONESIA
DENGAN KERAJAAN NEGARA BRUNEI DARUSSALAM
BAGI PERKHIDMATAN-PERKHIDMATAN UDARA
DI ANTARA DAN DI LUAR
WILAYAH-WILAYAH MEREKA MASING-MASING
Republik
Darussalam;

Indonesia

dan

Kerajaan

Negara

Brunei

Sebagai
pihak-pihak
kepada
Konvensyen
mengenai
Penerbangan Awam Antarabangsa yang mula ditandatangani di
Chicago pada tujuh haribulan Disember 1944;
Dengan maksud hendak membuat Perjanjian,
tertakluk
menetapkan
kepada
Konvensyen
tersebut,
bagi
tujuan
perkhidmatan-perkhidmatan
udara di antara dan di
luar
wilayah-wilayah mereka masing-masing;
Telah bersetuju seperti berikut :
PerKara 1

Tafsiran

Bagi maksud Perjanjian yang ada sekarang,
maksudnya berkehendakkan makna yang lain :

kecuali

jika

(a)

perkataan "Konvensyen" bermakna Konvensyen mengenai
Penerbangan
Awam
Antarabangsa
yang
mula
ditandatangani di Chicago pada
tujuh haribulan
Disember, 1944,
dan
termasuk mana-mana Tambahan
yang dipakai di · bawah Perkara 90 dari Konvensyen
tersebut dan mana-mana pindaan dari
TambahanTambahan atau Konvensyen di bawah Perkara-Perkara
90
dan 94 mengenainya setakat yang TambahanTambahan dan pindaan-pindaan ini telah berkuatkuasa
bagi disahkan oleh kedua-dua belah Pihak Yang
Mengikat p・イェ。ョゥセ@

(b)

perkataan
"pihak-pihak
berkuasa
aeronautikal"
bermakna,
bagi
Republik
Indonesia,
Menteri
Perhubungan
atau sesiapa
jua atau badan yang
diberikuasa untuk menjalankan apa jua
tugas yang
pada masa ini dijalankan oleh Menteri tersebut atau
tugas-tugas yang sama,
dan,
bagi Negara Brunei
Darussalam,
Menteri Perhubungan atau sesiapa
jua
atau badan yang diberi kuasa untuk menjalankan apa
jua tugas yang pada masa ini dijalankan o leh
Menteri tersebut atau エオァ。ウMセ@
yang sama:
perkataan "syarikat penerbangan yang ditetapkan"
bermakna syarikat penerbangan yang telah ditetapkan
dan dibenarkan menurut Perkara 3 dari Perjanjian
yang ada sekarang:

Perkara 1 Tafsiran (Sambungan)
(d)

perkataan
"wilayah
pihak-pihak yang · Mengikat
Peerjanjian" bermakna wilayah Republik Indonesia
dan wilayah Negara Brunei Darussalam, bagi Republik
Indonesia perkataan 'Wilayah' adalah mengandungi
wilayah Republik Indonesia seperti yang dijelaskan
didalam Undang-Undangnya dan kawasan-kawasan yang
berdekatan yangmana Republik Indonesia mempunyai
kuasa naungan atau kuasa seperti yang terdapat
dibawah peruntukan-peruntukan Konvensyen BangsaBangsa Bersatu bagi Undang-Undang Laut,
1982, dan
bagi Negara Brunei Darussalam,
perkataan 'Wilayah'
mempunyai makna ケセョァ@
ditentukan kepadanya menurut
Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan negara itu
serta Perkara 2 dari Konvensyen tersebut •

(e)

perkataan-perkataan
"perkhidmatan
udara",
"perkhidmatan
udara
antarabangsa",
"syarikat
penerbangan" dan "singgah bagi maksud-maksud bukan
pengangkutan" mempunyai makna yang masing-masing
ditentukan
kepadanya
dalam Perkara
96
dari
Konvensyen tersebut.

(f)

perkataan "tarif" bermakna harga-harga yang akan
dibayar
kerana mengangkut
penumpang-penumpang,
bagej dan kargo dan syarat-syarat yang dibawahnya
harga-harga ini dikenakan,
termasuk bayaran upah
dan upah tambahan lain bagi agensi atau penjualan
dokumen pengangkutan tetapi tidak termasuk upah dan
syarat-syarat mengangkut mel.

Perkara



セ@

Hak-Hak Pengangkutan

(1) Tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian memberi
kepada Pihak yang satu lagi itu hak-hak yang ditentukan dalam
Perjanjian
yang
ada sekarang bagi
maksud
menetapkan
perkhidmatan-perkhidmatan
udara pada laluan-laluan
yang
ditentukan dalam bab judual yang bersesuaian
kepadanya
(selepas
ini
digelar
"perkhidmatan-perkhidmatan
yang
dipersetujui" dan "laluan-laluan yang ditentukan").
(2)

Mengika t
berikut :
(a)

Syarikat penerba ngan dari
tiap-tiap Pihak Yang
Perjanjian
menikmati
keistimewaan-keistimewaan

terbang dengan tiada mendarat melintas wilayah Pihak
yang satu lagi itu;

(b) membuat

persinggahan-persinggahan dalam
wilayah
Pihak yang satu lagi itu bagi maksud-maksud bukan
pengangkutan; dan

Perkara 2

Hak-Hak Pengangkutan (Sambungan)

(c) manakala
mengendalikan
perkhidmatan
yang
dipersetujui pada laluan yang 、ゥエ・ョセオォ。L@
tertakluk
k epada syarat-syarat Perjanjian yang ada sekarang,
membuat
persinggahan-persinggahan dalam
wilayah
Pihak
yang satu lagi
itu ditempat-tempat yang
ditentukan bagi la l uan tersebut dalam Jadu al
セ・ ー
。、@
Perjanjian yang ad a sekarang bagi maksud men u runkan
dan mengangkut penumpang-penumpang, bagej , k a r go dan
mel dalam pengangkutan antarabangsa.
(3) Tiada sebarang apapun dalam perenggan
(2)
Perkara
ini dianggap memberi kepad syarikat penerbangan dari satu
Pihak Yang Mengikat Perjanjian keistemewaan mengangkut, dalam
wilayah Pihak yang satu lagi itu, penumpang-penumpang, bagej ,
kargo atau mel yang dibawa dengan tiada upah atau sewa dan
ditujukan ke tempat lain dalam wilayah Pihak yang satu lagi
itu.
(4) Walaupun terdapat syarat-syarat perenggan-perenggan
( 1 ) dan
(2)
dari Perkara ini,
penendalian perkhidmatanperkhidmatan
yang
dipersetujui
dalam
kawasan-kawasan
peperangan atau pendudukan
tentera,
atau dalam kawasankawasan yang terjejas olehnya,
hendaklah,
menurut Perkara 9
dari Konvensyen tersebut,
tertakluk kepada kebenaran pihak pihak berkuasa tentera yang layak .
Perkara 3 Kebenaran Yang Perlu
(1) Tiap - tiap Pihak yang Mengikat Perjanjian mempunyai
hak untuk menetapkan secara bertulis kepada Pihak yang satu
lagi
itu
sebuah
syarikat
penerbangan
bagi
maksud
mengendalikan perkhidmatan-perkhidmatan yang
dipersetujui
pada laluan-laluan yang ditentukan itu.
(2) Apabila menerima penetapan itu, Pihak yang satu lagi
hendaklah, tertakluk kepada syarat-syarat perenggan-perenggan
(4) dan (5) dari Perkara ini,
dengan tiada
tangguh-tangguh
member i
kepada syarikat penerbangan yang ditetapkan itu
kebenaran mengendalikan yang bersesuaian.
(3) Tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian mempunyai
hak ,
dengan pemberitahuan bertulis kepada Pihak yang satu
lagi itu,
untuk menarik balik penetapan mana-mana syarikat
penerbangan yang berkenaan dan menetapkan satu lagi syarikat
penerbangan.
(4) Syarikat penerbangan yang ditetapkan oleh salah satu
Pihak Yang Mengikat Perjanjian boleh dikehendaki
untuk
memuaskan hati Pihak yang satu lagi itu bahawa ianya adalah
layak untuk menunaikan syarat-syarat yang ditetapkan oleh
undang-undang
dan peraturan-peraturan yang lazimnya dan
berpatutan dikenakan oleh Pihak Yang Mengikat Perjanjian ini
terhadap
pengendalian
perkhidmatan-perkhidmatan
udara
antarabangsa
selaras
dengan
syarat-syarat
Konvensyen
tersebut.

Perkara 3 Kebenaran Yang Perlu (Sambungan)
(5) Tiap-tiap
Pihak Yang Mengikat Perjanjian
mempunyai
hak enggan memberi kebenaran mengendalikan . yang disebutkan
dalam perenggan 2 dari Perkara ini,
atau mengenakan syaratsyarat yang mungkin diahggap perlu untuk menjalankan ole h
sesebuah syarikat penerbangan yang ditetapkan h a k -h ak yang
、セエ・ョオォ。@
dalam Pe rkara 2 dari Perjanjian yang ada sekarang ,
dalam sebarang hal
jika Pihak Yang Mengikat P erjanjia n
tersebut tidak berpuas hati bahawa milik seluruhnya dan
kawalan sebenar syarikat penerbangan itu adalah terletak di
tangan
Pihak Yang Mengikat Perjanjian yang
menetapka n
syarikat penerbangan itu atau terletak di tangan warganegrawarganegaranya.
(6) Bila sesebuah syarikat penerbangan telah ditetapkan
dan dibenarkan itu,
ia boleh pada bila-bila masa memulakan
pengendalian perkhidmatan-perkhidmatan yang
dipersetuju i,
dengan syarat bahawa tarif yang ditetapkan menurut syaratsya.rat
Perkara
8 dari Perjanjian yang
ada
sekarang
berkuatkuasa dan perjanjian menurut syarat-syarat Perkara 5
dari Perjanjian yang ada sekarang
telah dicapai bersabit
dengan perkhidmatan tersebut.
Perkara 4 Pengangkutan dan Pembatalan Kebenaran Mengendalikan
(l) Tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian berhak
membatalkan
kebenaran mengendalikan atau
menggantungkan
perjalanan hak-hak yang ditentukan dalam Perkara 2 dari
Perjanjian yang ada sekarang oleh syarikat penerbangn yang
ditetapkan oleh Pihak yang satu lagi
itu, atau mengenakan
ayarat-syarat yang mungkin dianggap perlu pada menjalankan
hak-hak ini:
(a) dalam sebarang hal jika ia tidak berpuas hati
bahawa milik seluruhnya dan kawalan sebenar
syarikat penerbangan itu adalah terletak d i
tangan Pihak Yang Mengikat Perjanjian yan g
menetapkan
syarikat Penerbangan
itu
atau
terletak di tangan warganegara-warganegara dari
Pihak Yang Mengikat Perjanjian terseb u t: atau
(b)

jika syarikat penerbangan itu gagal mematuhi
unda ng-unda ng atau peraturan-peraturan Pihak
Yang Mengikat Perjanjian yang memberi hak-hak
i ni: a tau

(c) jika syarikat penerbangan itu sebaliknya gagal
mengendalikan
menurut
syarat-syarat
yang
ditetapkan
di
bawah Perjanjian yang
ada
sekarang dan Jadualnya.
(2) Kecuali pembatalan, penggantungan atau pengenaan
serta-merta mengenai syarat-syarat yang disebutkan dalam
Perenggan
(l)
dari Perkara ini adalah mustahak
untuk
menghindarkan perlanggaran-perlanggaran lanjut undang-undang

Perkara 4 Pen an kutan dan Pembatalan Kebenaran Men endalikan
Sambungan
atau peraturan-peraturan, maka hak itu hanya boleh dijalankan
selepas membuat perundingan-perundingan dengan Pihak yang
satu lagi itu.
Dalam hal yang ウ・、ュゥォセョ@
perundinganperundingan hendaklah dimulai
dalam tempoh enam puluh (60) hari dari tarikh pe r mintaan
dibuat oleh salah satu Pihak Yang Mengikat Perjanjian untuk
membuat perundingan-perundingan.
Perkara 5 Peraturan-Peraturan Muatan
(1) Syarikat-syarikat penerbangan yang ditetapkan oleh
kedua-dua belah Pihak Yang Mengikat Perjanjian mempunyai
peluang
yang
adil
dan
saksama
untuk
mengendalikan
perkhidmatan-perkhidmatan
yang dipersetujui pada laluanlaluan yang ditentukan di antara dan di luar wilayah-wilayah
mereka masing-masing.
(2)
Bagi mengendalikan perkhidmatan-perkhidmatan yang
dipersetujui, syarikat penerbangan yang ditetapkan oleh tiaptiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian hendaklah mengambil kira
kepentingan-kepentingan syarikat penerbangan dari Pihak yang
satu
lagi
itu supaya tidak
menjejaskan
perkhidmatanperhidmatan secara tidak wajar di mana Pihak yang satu lagi
itu memperuntukkan semua atau sebahagian dari laluan-lalauan
yang sama.
(3)
Perkhidmatan-Perkhidmatan yang dipersetujui yang
dipersyaratkan
oleh
syarikat-syarikat penerbangan
yang
ditetapkan
oleh
Pihak-Pihak Yang
Mengikat
Perjanjian
hendaklah
mengandungi kaitan rapat terhadap
keperluankeperluan awam bagi pengangkutan pada laluan-laluan yang
ditentukan dan mempunyai sebagai matalamat utama mereka
peruntukan,
pada kadar muatan yang menasabah,
muatan cukup
untuk membawa keperluan-keperluan yang dijangka sekarang dan
berpatutan bagi mengangkut penumpang-penumpang, bagej, kargo
dan mel yang datang dari atau ditujukan ke wilayah Pihak Yang
Mengikat
Perjanjian
yang
telah
menetapkan
syarikat
penerbangan itu.
Syarat mengangkut penumpang-penumpang,
bagej, kargo dan mel kedua-duanya dia_ngkut dan diturunkan di
tempat-tempat
pada laluan-laluan yang ditentukan
dalam
wilayah-wilayah
dari
Negara-Negara
selain
dari
yang
menetapkan syarikat penerbangan itu hendaklah dibuat menurut
prinsip-prinsip am bahawa muatan berkaitan dengan :
(a) Keperluan-keperluan pengangkutan ke dan dari
wilayah Pihak Yang Mengikat Perjanjian yang
telah menetapkan syarikat penerbangan itu;
(b) keperluan-keperluan pengangkutan bagi kawasan
di mana perkhidmatan yang dipersetujui itu
melintasinya,
selepas
mengambil
kira
perkhidmatan-perkhidmatan
pengangkutan
lain
yang
ditetapkan
oleh
syarikat-syarikat
penerbangan dari Negara-Negara yang meliputi
kawasan itu; dan

Perkara 5 Peraturan-Peraturan Muatan (Sambungan)
(c) keperluan-keperluan yang melalui
syarikat-syarikat penerbangan.

ー・セァョ、。ャゥ@

Perkara 6 Pengecualian dari Duti Kastam dan Duti lain

(1 ) Pesawat uda r a yang dikendalikan dalam perkhidmatanperkhidmatan antarabangsa oleh syarikat penerbagan
y ang
ditetapkan oleh salah satu Pihak Yang Mengikat Perjanjian ,
serta peralatan biasanya,
bekalan-bekalan bahan bakar dan
minyak pelincir,
dan barang-barang bekalan pesawat udara
(termasuk makanan,
sebarang jenis minuman dan tembakau ) di
dalam pesawat udara itu hendaklah dikecualikan dari segala
duti kastam, cukai1 bayaran pemeriksaan dan bayaran lain yang
sama apabila
tiba dalam wilayah Pihak yang satu lagi itu,
dengan syarat peralatan dan bekalan-bekalan itu masih berada
dalam pesawat udara sehingga pada satu masa ia dihantar
semula ke luar negeri.
(2) Juga dikecualikan dari duti,
cukai,
biaya dan
bayaran yang sama,
terkecuali bayaran yang bersamaan dengan
perkhidmatan yang dilakukan
(a) barang-barang bekalan pesawat udara yang dibawa
di
dalamnya dalam wilayah sesuatu Pihak Yang
Mengikat
Perjanjian1
dalam
had-had
yang
ditetapkan oleh pihak-pihak yang berkuasa dari
Pihak Yang Mengikat Perjanjian tersebut1
dan
untuk kegunaan dalam pesawat udara yang terbang
ke luar negeri yang terikat dalam perkhidmatan
antarabangsa dari Pihak yang satu lagi itu:
(b) alat-alat ganti yang dibawa masuk ke wilayah
salah satu Yang Pihak Yang Mengikat Perjanjian
untuk penyelenggaraan atau pembaikan pesawat
udara
yang digunakan
dalam
perkhidmatanperkhidmatan
antarabangsa
oleh
syarikat
penerbangan yang ditetapkan oleh Pihak yang
satu lagi itu:
(c) bahanbakar dan minyak pelincir
dimaksudkan
untuk dibekalkan ke pesawat udara yang terbang
ke luar negeri dalam perkhidmatan-perkhidmatan
antarabangsa dengan syarikat penerbangan yang
ditetapkan oleh Pihak yang satu lagi itu,
walaupun
bila
bekalan-bekalan
ini
akan
digunakan dalam sebahagian dari perjalanan yang
dilakukan di atas ruang udara wilayah Pihak
Yang Mengikat Perjanjian itu dalam mana ianya
dibawa dalam pesawat udara.
(d) bagej dan kargo dalam persinggahan terus.
Benda-benda yang disebutkan dalam perenggan-perenggan kecil
(a) 1
(b) 1
(c) dan (d) di atas boleh dikehendaki disimpan di
bawah pengawasan atau kawalan Kastam.

Perkara 6 Pengecualian
(sambungan)

dari

Duti

Kastam

dan

Duti

lain

(3)
Peralatan biasa "airborne",
serta . benda-benda
dan
bekalan-bekalan
yang disimpan dalam pesawat udara dari
syarikat penerbangan yang ditetapkan oleh salah satu Pihak
Yang Mengikat Perjanjian, boleh dipunggah dalam wilayah Pihak
yang satu lagi
itu sahaja dengan kebenaran pihak-pihak
berkuasa Kastam dari wilayah tersebut .
Dalam hal yang
sedemikian,
ia boleh diletakkan di bawah pengawasan pihakpihak berkuasa tersebut sehingga pada satu masa ia dihantar
semula ke luar negeri atau sebaliknya dimusnahkan menurut
peraturan-peraturan Kastam.

Perkara 7 Pengangkutan Persinggahan Terus
Tertakluk kepada undang-undang dan peraturan-peraturan
dari
tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian,
penumpangpenumpang,
bagej, kargo dan mel dalam persinggahan melintasi
wilayah salah satu Pihak Yang Mengikat Perjanjian adalah
tidak tertakluk kepada kawalan.
Perkara 8 Tarif Pengangkutan

(1) Tarif yang akan dikenakan oleh syarikat penerbangan
dari satu Pihak Yang Mengikat Perjanjian kerana mengangkut ke
atau dari wilayah Pihak yang satu lagi itu
hendaklah
ditetapkan pada paras yang berpatutan, dengan memperhitungkan
semua perkara yang berkaitan
termasuk kos pengendalian,
untung yang berpatutan dan ciri-ciri perkhidmatan,
seperti
mutu kecepatan dan penginapan.
(2) Tarif yang disebutkan dalam perenggan (1) dari
Perkara ini hendaklah dipersetujui oleh syarikat-syarikat
penerbangan yang ditetapkan oleh kedua-dua belah Pihak Yang
Mengikat Perjanjian.
(3)
Perjanjian-perjanjian menurut perenggan (2) di atas
hendaklah,
jika boleh,
dicapai dengan menggunakan tatacaratatacara Persatuan Pengangkutan Udara Antarabangsa untuk
tarif.

(4) Tarif yang dipersetujui itu hendaklah dikemukakan
untuk persetujuan pihak-pihak berkuasa aeronautikal dari
Pihak-Pihak Yang Mengikat Perjanjian sekurang-kurangnya enam
puluh
{60)
hari
sebelum
tarikh
pengenaannya
yang
dicadangkan;
dalam perkara-perkara tertentu had waktu ini
boleh dikurangkan,
tertakluk kepada persetujuan pihak-pihak
berkuasa tersebut.
(5)
Jika syarikat-syarikat penerbangan yang ditetapkan
tidak bersetuju terhadap mana-mana dari traif ini, atau jika
atas beberapa sebab yang lain tarif tidak dapat ditetapkan
menurut perenggan (2) dari Perkara ini, atau jika selama tiga
puluh (30) hari pertama dari tempoh enam puluh {60) hari yang

Perkara 8 Tarif Pengangkutan (Sambungan)
berkuasa
aeronautikal
dari satu Pihak
Yang
Mengikat
Perjanjian memberi pihka-pihak berkuasa 。セイッョオエゥォャ@
dari
Pihak yang satu lagi itu notis mengenai ketidakpuasanhatinya
dengan sebarang tarif yang dipersetujui menurut syarat-syarat
perenggan
(2) dari Perkara ini,
pihak-pihak
berkuasa
aeronautikal
dari pihak-pihak Yang Mengikat
Perjanji an
hendaklah berusaha mempersetujui tarif itu.
(6) Jika pihak-pihak berkuasa aeronautikal itu tidak
sepakat terhadap persetujuan sebarang tarif yang dihantar
kepadanya di bawah perenggan
(4) di atas atau
sedang
menentukan sebarang tarif di bawah perenggan (5), maka PihakPihak
Yang
Mengikat
Perjanjian
hendaklah
berusaha
mempersetujui tarif itu.
(7) Tarif tidak akan dikuatkuasakan
jika pihak-pihak
berkuasa aeronautikal dari salah satu Pihak Yang Mengikat
Perjanjian tidak mempersetujuinya.
(8) t。セゥヲ@
yang ditetapkan menurut syarat-syarat dari
Perkara ini hendaklah masih berkuatkuasa sehingga tarif セ。イオ@
telah ditetapkan menurut syarat-syarat dari Perkara ini.
Perkara 9 Pindahmilik Hasil Bersih
(1) Tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian memberi
kepada syarikat penerbangan yang ditetapkan dari Pihak yang
satu lagi itu hak pindahmilik percuma bagi lebihan penerimaan
ke atas perbelanjaan,
yang diperolehi dalam wilayahnya
berhubung dengan pengangkutan penumpang-penumpang,
bagej,
kargo dan mel oleh syarikat penerbangan yang ditetapkan dari
Pihak yang satu lagi itu, · dalam matawang yang boleh ditukar
dengan bebas pada kadar pertukaran yang berjalan pada masa
itu.
Pindahmilik-pindahmilik hendaklah dilakukan dengan
serta-merta,
selewat-lewatnya dalam tempoh enam puluh ( 60)
hari selepas tarikh permintaan.
(2) Jika terdapat perjanjian pembayaran khas di antara
Pihak-Pihak Yang Mengikat Perjanjian,
maka bayaran hendaklah
dilakukan menurut syarat-syarat dari Perjanjian tersebut.
Perkara 10 Perwakilan, Jualan Tiket dan Galakan Penjualan
Tertakluk kepada undang-undang dan peraturan-peraturan
Pihak
yang satu lagi itu,
syarikat penerbangan
yang
ditetapkan dari
tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian
mempunyai peluang yang sama :
(a) mengambil kakitangan teknikal dan perdagangan
untuk melaksanakan
perkhidmatan-perkhidmatan
yang
dipersetujui
padalaluan-laluan
yang
ditentukan dan menetapkan serta mengendalikan
pejabat- pejabat dalam wilayah Pihak yang satu

Perkara ' lO
セs。ュ「オョァI@

Perwakilan,

Jualan Tiket dan

Galakan

Penjualan

(b) mengeluarkan segala jenis dokumen mengangkut,
mengiklankan dan menggalakkan penjualan dalam
wilayah Pihak yang satu lagi.
Perkara 11 Perundingan-Perundingan dan Ubahsuaian-Ubahsuaian
(1) Atas semangat kerjasama rapat,
pihak-pihak berkuasa
aeronautikal
dari Pihak-Pihak Yang Mengikat
Perjanjian
hendaklah berunding antara -satu sarna lain dari masa ke sernasa
dengan tujuan untuk menentukan perlaksanaan,
dan rnernatuhi
dengan rnemuaskan,
syarat-syarat dari Perjanjian yang ada
sekarang dan Jadual kepadanya .
(2)
Jika salah satu dari
Pihak-Pihak Yang Mengikat
Perjanjian menganggapnya perlu mengubahsuai sebarang syarat
dari Perjanjian yang ada ウセォ。イョァL@
rnaka ia boleh rnerninta
supaya perundingan dibuat dengan Pihak yang satu lagi
itu.
Perundingan itu (yang boleh didahului dengan perbincangan di
antara pihak-pihak berkuasa aeronautikal) hendaklah dirnulai
dalarn ternpoh enarn puluh (60) hari dari
tarikh permintaan,
kecuali kedua-dua Pihak Yang Mengikat Perjanjian bersetuju
terhadap lanjutan tempoh ini.
Ubahsuaian-ubahsuaian yang
dipersetujui
itu hendaklah dipersetujui oleh tiap-tiap Pihak
Yang Mengikat Perjanjian rnenurut tatacara-tatacara dari segi
perlernbagaannya dan hendaklah mula berkuatkuasa pada
tarikh
pertukaran nota-nota diplornatik yang rnenyatakan persetujuan
i tu.

(3)
Ubahsuaian-ubahsuaian kepada Jadual itu hendaklah
dipersetujui di antara pihak-pihak berkuassa yang bersesuaian
dari Pihak-Pihak Yang Mengikat Perjanjian dan hendaklah
berkuatkuasa enam puluh (60) hari selepas tarikh pertukaran
nota-nota diplornatik.
(4) Jika berlaku keputusan bagi sebarang konvensyen am
berbagai hala rnengenai pengangkutan udara dengan keputusan
itu kedua-dua belah Pihak Yang Mengikat Perjanjian terikat,
maka Perjanjian yang ada sekarang hendaklah dipinda
supayamenepati syarat-syarat dari konvensyen tersebut.
Perkara 12 Penyelesaian Pertikaian
(1)
Jika
terbit sebarang pertikaian di antara PihakPihak Yang Mengikat Perjanjian bersabit dengan tafsiran atau
pemakaian Perjanjian yang ada sekarang ini,
Pihak-Pihak Yang
Mengikat
Perjanjian
hendaklah
pada
mulanya
berusaha
menyelesaikannya rnelalui rundingan.
(2) Jika Pihak-Pihak Yang Mengikat Perjanjian gagal
mencapai
penyelesaian rnelalui
rundingan,
rnereka
boleh
menyetujui supaya merujukkan pertikaian itu untuk mendapatkan
keputusan kepada beberapa orang a tau badan:
pertikaian . i tu
boleh
atas permintaan ウ。ャセィ@
satu Pihak Yang
Mengikat

Perkara 12 Penyelesaian Pertikaian (Sambungan)
Perjanjian
dihantar untuk mendapatkan keputusan
kepada
tribunal yang terdiri dari tiga orang penimbangtara,
seorang
akan dinamakan oleh tiap-tiap Pihak Yang m・ョァセォ。エ@
Perjanjian
dan orang yang ketiga akan dilantik oleh dua orang yang
dinamakan demikian. Tiap-tiap Pihak Yang Mengikat Perjanjian
hendaklah menamakan seorang penimbangtara dalam tempoh ena m
puluh
(60)
hari dari tarikh menerima oleh salah satu Pi h a k
Yang Mengikat Perjanjian daripada penimbangtara yang lain
mengenai notis melalui saluran diplomatik meminta timbangtara
pertikaian itu dan penimbangtara yang ketiga
hendaklah
dilantik dalam tempoh enam puluh (60) hari selanjutnya. Jika
salah satu Pihak Yang Mengikat Perjanjian gagal menamakan
seorang penimbangtara dalam tempoh yang ditentukan, atau jika
penimbangtara
dalam tempoh yang ditentukan,
atau jika
penimbangtara yang ketiga tidak dilantik dalam tempoh yang
ditentukan, Yang Di-Pertua Majlis Pertubuhan Penerbangan Awam
Antarabangsa
boleh diminta oleh salah satu Pihak Yang
Mengikat Perjanjian untuk melantik seorang penimbangtara tau
penimbangtara atau penimbangtara-penimbangtara mengikut mana
yang diperlukan.
Dalam sebarang hal,
penimbangtara yang
ketiga hendaklah warganegara dari Negara Ketiga dan hendaklah
bertindak sebagai Yang Di-Pertua badan penimbangtara.
(3)
Pihak-Pihak Yang Mengikat Perjanjian
mematuhi sebarang keputusan yang diberi di bawah
(2) dari Perkara ini.

berjanji
perenggan

(4) Jika dan sejauh yang salah satu Pihak Yang Mengikat
Perjanjian atau syarikat penerbangn yang ditetapkan dari
salah satu pihak Yang Mengikat Perjanjian gagal mematuhi
keputusan yang diberi di bawah perenggan (2)
dari Perkara
ini,
maka Pihak yang satu lagi · itu boleh menghadkan, menahan
atau membatalkan sebarang hak atau keistimewaan yang mana
telah memberi dengan kuatkuasa Perjanjian yang ada sekarang
pada Pihak Yang Mengikat Perjanjian yang mungkir itu atau
kepada syarikat penerbangan yang ditetapkan dari Pihak Yang
Mengikat Perjanjian tersebut atau kepada syarikat penerbangan
yang ditetapkan yang mungkir itu.
Perkara 13 Pertukaran Data Statistik
Pihak-pihak berkuasa aeronautikal dari sesuatu Pihak
Yang Mengikat Perjanjian hendaklah membekalkan kepada pihakpihak berkuasa aeronautikal dari Pihak yang satu lagi itu
atas permintaan mereka penyata-penyata statistik berkala atau
penyata-penyata statistik yang lain yang mungkin
patut
dikehendaki
bagi
maksud mengkaji semula
muatan
yang
diperuntukkan
dalam
perkhidmatan-perkhidmatan
yang
dipetsetujui oleh syarikat penerbangan yang ditetapkan oleh
Pihak Yang Mengikat Perjanjian itu yang mula-mula disebutkan
dalam Perkara ini.
Penyata-Penyata itu termasuk segala
maklumat
yang
dikehendaki
untuk
menentukan
jumlah
pengangkutan yang dibawa oleh syarikat penerbangan tersebut
dalam perkhidmatan-perkhidmatan yang dipersetujui dan tempat-

Perkara 14 Penamatan
Salah satu Pihak Yang Mengikat Perjanjian boleh pada
bila-bila masa memberi notis bertulis melalui saluran-saluran
diplomatik
kepada
Pihak yang satu lagi· itu
mengenai
keputusannya untuk menamatkan Perjanjian yang ada sekarang:
notis
itu hendaklah serentak disampaikan kepada Pertubuhan
Penerbangan Awam Antarabangsa.
Dalam hal yang sedemikian
Perjanjian hendaklah tamat dua belas (12)
bulan selepas
tarikh menerima notis itu oleh Pihak yang satu lagi
itu,
kecuali
notis untuk menamatkan itu 、ゥエ。イォ「ャセ@
dengan
perjanjian sebelum habis tempoh ini.
Jika tiada pengesahan
penerimaan oleh Pihak yang satu lagi
itu,
maka
notis
hendaklah dianggap telah diterima empat belas
(14)
hari
selepas menerima notis itu