Proposal Pendidikan PTK Penelitian Tinda
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE
PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMAN 31
JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018
Dosen Pengampu : Sarkadi, M.Si
Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian
Disusun Oleh:
Carina Kusuma Wardani
NIM. 4115155591
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
OUTLINE USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE
PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMAN
31 DI JAKARTA
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Prestasi Belajar
2. Sarana Pendidikan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Teoretik
D. Perumusan Hipotesis
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
D.
E.
F.
G.
1. Metode
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel
Populasi dan Teknik Sampling
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Definisi Operasional
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dan bersifat dinamis.
Pendidikan sebagai suatu sistem yang memiliki tata kehidupan masyarakat yang
kita kehendaki seperti yang tertuang dalam ketetapan UU No 20 Tahun 2003 Pasal
3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia
saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan
tuntunan pembangunan secara bertahap. Semakin maju kualitas pendidikan, maka
semakin
maju
pula
negara
tersebut.
Tidak
meratanya
pendidikan juga
mengakibatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah
dibandingkan dengan negara lain. Bukan hanya kualitas pendidikan yang belum
merata melainkan hal – hal yang menunjang tercapainya prestasi belajar di
Indonesia seperti sarana pendidikan, dukungan masyarakat dan lainnya. Indeks
pembangunan pendidikan (Education Development Index/EDI) pada data tahun
2008 menunjukkan angka 0,934. Nilai ini berarti terjadinya penurunan peringkat
pendidikan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Keberhasilan proses belajar bergantung pada kegiatan belajar
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun, banyak sekali anak Indonesia
salah satunya daerah Jakarta yang belum mendapatkan kegiatan belajar dengan
materi yang sudah disediakan kementrian pendidikan dan kebudayaan karena
tingkat keberhasilan anak dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan
prestasi belajarnya. Hal ini bisa dilihat bahwa masih banyak anak yang tinggal di
jakarta tidak sekolah dan menyebabkan kegiatan belajar tidak tercapai sehingga
prestasi belajar rendah.
Prestasi siswa merupakan salah satu indikator sekolah yang berkualitas.
Biasanya masyarakat menilai suatu sekolah pada prestasi siswanya. Menurut
pemerintah daerah beberapa sekolah di Jakarta memiliki passing grade yang
rendah salah satunya adalah SMAN 31 Jakarta yang hanya mencapai 324,0 dalam
penyeleksian masuk ke dalam sekolah tersebut. Passing grade ini merupakan
gambaran prestasi siswa dimana masyarakat memiliki pandangan bahwa sekolah
tersebut berkualitas. Dengan angka passing grade 324,0 yang termasuk angka
yang rendah dalam tahap rata – rata penyeleksiannya sehingga SMAN 31
dipandang
oleh masyarakat dengan sekolah yang berkualitas rendah dan memiliki prestasi
siswa yang rendah.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa
(faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi,
tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.
Jakarta merupakan kota besar di Indonesia, bukan hal yang tabu lagi jika
lingkungan perkotaan adalah tempat yang kurang baik dalam hal pendidikan anak.
Banyaknya tuntutan pekerjaan membuat kurangnya dukungan masyarakat terkait
pendidikan di Jakarta. Masyarakat Jakarta seperti orang tua dari SMAN 31 lebih
berfokus pada pekerjaan yang sedang dilakukannya daripada pendidikan yang
harus di dapatkan anaknya. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi masyarakat
dalam kegiatan serta respon dari orang tua saat diskusi terkait pendidikan.
Akibatnya adalah terjadi rendahnya dukungan masyarakat terhadap pendidikan.
Dimana beberapa masyarakat menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada
pihak sekolah. Hal ini sama seperti di SDN Kecamatan Pariaman Utara Kota
Pariaman yang sebagian masyarakatnya masih rendah dalam hal dukungan untuk
perkembangan pendidikan anaknya.
Salah satu faktor eksternal adalah faktor lingkungan sekolah seperti guru.
Guru merupakan pendidik utama dalam lingkungan sekolah. Seorang guru di
tuntut untuk bisa menerapkan ilmunya dalam mengajar. Namun, beberapa guru
masih belum bisa menyesuaikan sistem pembelajaran dan bahan ajar pada zaman
modern ini. Kurangnya sosialisasi sistem pembelajaran dan bahan ajar juga
menjadi masalah di beberapa daerah seperti di daerah 3T yaitu di Kabupaten
Kutai Barat yang perlu melakukan peningkatan kualitas guru, yakni melalui
peningkatan kualifikasi dan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten
Kutai Barat lebih profesional dalam mendidik peserta didiknya. Rendahnya
kualifikasi dan kompetensi guru di Kabupaten Kutai Barat secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu
ditingkatkan kualitas guru tersebut. Kejadian seperti ini masih terjadi juga di
Jakarta yang minimnya sosialisasi sistem pembelajaran dan implementasi bahan
ajar seperti kurikulum masih terjadi di Jakarta. Kurangnya sosialisasi terkait
pendidikan juga terjadi di SMAN 31. Hal itu menyebabkan rendahnya kompetensi
guru dalam mengajar.
Pada umumnya prestasi belajar didukung juga oleh salah satu faktor yaitu
kelengkapan sarana pendidikan dalam proses belajar yang dilakukannya. Sarana
pendidikan yang memadai akan mendukung siswa dalam mencapai prestasi
belajar. Pemakaian sarana pendidikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan
akan banyak memberikan peluang kepada siswa untuk berprestasi. Namun, sarana
pendidikan di daerah tertinggal yang kurang memadai membuat kualitas
pendidikan Indonesia masih rendah. Bukan hanya wilayah 3T, SMAN 31 yang
berada di Jakarta juga masih kurang dalam memanfaatkan sarana pendidikan agar
menjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Sarana pendidikan merupakan
hal penunjang pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya
pengoptimalan dalam pengadaan dan pemanfaatan sarana pendidikan di kegiatan
pembelajaran SMAN 31 ini masih belum tercapai. Sehingga perkembangan
prestasi siswa di SMAN 31 masih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti
tertarik untuk meneliti masalah prestasi belajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
Rendahnya Prestasi Belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta disebabkan oleh halhal sebagai berikut :
1. Rendahnya daya dukung masyarakat
2. Rendahnya kompetensi guru
3. Rendahnya sarana pendidikan
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, ternyata masalah rendahnya prestasi
belajar memiliki penyebab yang luas. Berhubung keterbatasan peneliti dalam
waktu, dana dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah:
“Hubungan Antara Sarana Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa
SMAN 31 di Jakarta”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan
prestasi belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, pemerintah DKI Jakarta
dan SMAN 31 Jakarta, yaitu:
a. Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai sarana
pendidikan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diharapkan mampu
menjadi referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat bagi pemerintah DKI Jakarta adalah untuk membantu pemerintah
dalam mengambil kebijakan sarana pendidikan agar dapat meningkatkan
prestasi belajar.
c. Manfaat bagi SMAN 31 Jakarta adalah untuk menjadi referensi dalam
pemanfaatan sarana pendidikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan realisasi dari kecakapan - kecakapan
potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi belajar dapat di
lihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, prestasi
belajar ini dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang
telah di tempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi belajar disebut tes
prestasi belajar atau achievement test yang di susun oleh guru yang
mengajar mata pelajaran yang bersangkutan.
Prestasi belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dari
belajar di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian
atau suatu pengertian.1
Sama halnya dengan Morgan yang menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu,
sebagai
hasil
pengalaman
individu
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya.2
Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Witherington
serta Morgan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
belajar yang membuat perubahan kebiasaan atau perilaku berupa
kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Mohamad Surya mengatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Prestasi dapat di ukur melalui tes yang sering di kenal dengan tes
prestasi belajar.3
Menurut Bloom bahwa prestasi belajar di gambarkan sebagai hasil
belajar yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
1 Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 2006) hlm. 62
2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009) hlm. 10
3 Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006) hlm.
75
dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.4
Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Mohamad Surya
dan Bloom adalah suatu keadaan dimana seseorang berusaha maksimal
dalam kegiatan belajar yang di ukur berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu keadaan
dimana seseorang atau siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan
belajar yang dimana terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan
berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.Dalam
berbagai definisi prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu :
Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.
2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan
efisien. Keberadaan akan sarana pendidikan sebagai penunjang kegiatan
belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, dikarenakan
keberadaan serta kondisi dari sarana pendidikan dapat mempengaruhi
kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak.
Menurut Jame J. Jones sarana pendidikan merupakan semua
benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk
4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010) hlm. 2
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung.5
Stoops dan Johnson berpendapat bahwa sarana pendidikan yaitu
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti
gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pembelajaran.6
Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Jame J. Jones
dan Stoops serta Johnson adalah seluruh peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Sarana pendidikan menurut Oemar Hamalik sebagai unsur
penunjang belajar yang berupa tiga hal yakni media atau alat bantu
belajar, peralatan -perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga
komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan,
ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama - sama terhadap kegiatan dan
keberhasilan belajar.7
Menurut Hunt Pierce sarana pendidikan adalah fasilitas belajar
lengkap yang menunjang proses belajar mengajar agar berjalan dengan
lancar sehingga tujuan pendidikan tercapai.8
5 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006) hlm. 115
6 Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana (Padang : UNP PRESS, 2007) hlm. 2
7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) hlm. 102
8 Widjaya, Sarana Pendidikan (Bandung : Tarsito, 2007) hlm.92
Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Oemar
Hamalik dan Hunt Pierce adalah fasilitas belajar yang menunjang
aktivitas pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan dengan efektif dan
efisien serta terciptanya keberhasilan belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah seluruh benda yang
bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang
efektif dan efisien. Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat
indikator – indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan
belajar serta ruangan belajar.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini metode
pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan
rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi
belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang
sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu
tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.
Metode
pembelajaran
sangatlah
berpengaruh
atas
tercapainya
keberhasilan pembelajaran karena dalam metode pembelajaran akan di
rencanakannya teknik untuk memudahkan proses penerimaan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran.
Menurut Hebert Bisno yang dimaksud metode pembelajaran adalah
teknik - teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima
atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang
disiplin dan praktek.
Sedangkan menurut Max Siporin yang dimaksud metode adalah
sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan - tujuan dan tugas tugas nyata.
Jadi, berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut hebert
bison dan max siporin adalah suatu teknik belajar dalam orientasi
aktifitas yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima dan
diterapkan di dalam praktek atau pembelajaran langsung yang memiliki
tujuan dan tugas yang nyata.
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner menyatakan bahwa metode
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Sama halnya dengan Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu cara atau strategi pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan
Jadi berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut gagne,
briggs, wagner, gerlach dan elly metode pembelajaran merupakan suatu
cara dalam perancangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
Berdasarkan pendapat – pendapat diatas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau
strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai
jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik
belajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran
terdapat indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi
pembelajaran dan teknik belajar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan bulan Agustus 2012, ISSN
1979-9330 dengan judul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,
Ketersediaan Sarana Prasarana, Kapabilitas Mengajar Guru, dan
Dukungan Orang Tua, Kaitannya Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP
Negeri di Kota Surabaya”. Ruang lingkup penelitian adalah SMP Negeri di
Kota Surabaya.
Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara
ketersediaan sarana dan prasarana dengan prestasi belajar siswa diperoleh
angka b = 0,147 dengan signifikansi 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
sarana prasarana secara parsial berpengaruh signifikan dan salah satu
faktor yang berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar.
Pada penelitian peneliti hanya membahas hubungan antara sarana
pendidikan dengan prestasi belajar di Jakarta.
C. Kerangka Teoretik
Dalam kegiatan belajar yang efektif dan efisien membutuhkan
beberapa hal untuk menunjang kegiatan seperti alat, ruangan dan
perlengkapan lainnya. Sarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang
memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dalam kegiatan
belajar mengajar. Kelengkapan ketersediaan sarana pendidikan akan
membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajarnya.
Teori media pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton adalah suatu teori yang didalamnya menjelaskan akan pentingnya
sarana pendidikan terhadap prestasi belajar siswa yang membantu
keefektifan belajar agar tercapainya tujuan pendidikan.9
Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan antara sarana
pendidikan dengan prestasi belajar.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut, terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. Maka semakin tinggi
kelengkapan dan kualitas sarana pendidikan, semakin tinggi pula prestasi
belajar yang akan dicapai.
9 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Press, 2009)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah cara atau jalan peneltian yang dilakukan dengan upaya
ilmiah. Sedangkan metodelogi penelitian adalah cara-cara untuk mencapai tujuan
penelitian melalui proses berfikir, penelitian ini didukung oleh beberapa metode.
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka
tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat (sahih,
benar dan valid) dan dapat dipercaya (reliable) tentang:
1. Hubungan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar.
2. Hubungan antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar.
3. Hubungan antara saran pendidikan dan metode pembelajaran
dengan prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 31 Jakarta dengan alasan
SMAN 31 Jakarta ini memiliki program terkait pendidikan yang
digunakan dalam pembelajaran dan terdapat masalah. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2018 hingga 15 Mei 2018.
Dilakukan pada tanggal 15 Januari 2018 hingga 15 Mei 2018 dengan
alasan pengaplikasian pembelajarang menggunakan sarana pendidikan
terjadi di tanggal tersebut. Pada rentang waktu tersebut peneliti ingin
mendapatkan data di tempat penelitian serta pada kurun waktu penelitian
tersebut peneliti sudah tidak dilibatkan dengan jadwal kegiatan
perkuliahan.
C. Metode Penelitian
1. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Menurut Mubyanto dan Suratno (2008), survey
merupakan suatu cara yang utama untuk mengumpulkan data primer
bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab
pertanyaan.
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang
ingin dicapai, yakni untuk memperoleh informasi yang bersangkutan
dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel
X1
Keterangan:
X 1 = Sarana Pendidikan
↕
Y
X2
X 2 = Metode Pembelajaran
Y = Prestasi Belajar
= Arah hubungan
D. Populasi dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya
terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika, 2005:24). Dalam
penelitian ini yang dipilih sebagai populasi adalah siswa kelas XI
SMAN 31 di Jakarta. Siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta dipilih
sebagai subyek penelitian mengingat mereka merupakan komponen
penting/utama dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki
hubungan dalam sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan
prestasi belajar.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 31
Jakarta. Dalam data base sekolah (2017) jumlah siswa kelas XI yang
berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari 120
siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Populasi terjangkau
adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31 Jakarta yang berjumlah 120
siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39 orang, XI IPS 2 sejumlah 40
siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.
2. Sampel
Penelitian yang berjudul “ Hubungan antara sarana pendidikan dan
metode pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN
31 Jakarta, meliputi 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI
IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Dalam penelitian ini diganakan
metode probability sampling melihat subyek penilitian terlalu luas
dan peneliti tidak bisa mencakup semua subyek. Probability sampling
adalah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Buchari
Alma, 2004:57).
Sampel yang digunakan untuk menentukan kelas dan responden
sampel adalah metode simple random sampling. Random sampling
adalah teknik pengambilan sample dimana semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi, 2009: 111).
Kelas XI di SMAN 31 Jakarta memiliki jumlah siswa kelas XI
yang berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari
120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Diambil sampel
sebanyak 120 siswa dari kelas XI IPAS 1,2, dan 3 melalui tabel Isaac
dengan signifika α =0,05 adalah 89 siswa.
Dari populasi terjangkau adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31
Jakarta yang berjumlah 120 siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39
orang, XI IPS 2 sejumlah 40 siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.
Maka, dari sampel berjumlah 89 siswa terdiri dari 29 siswa kelas XI
IPS 1, 30 siswa kelas XI IPS 2, dan 30 siswa kelas XI IPS 3.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penilaian
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu sarana pendidikan
sebagai variabel ( X 1 ) , metode pembelajaran sebagai variabel ( X 2 )
dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian
digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian adalah angket mengenai motivasi dan minat bekerja di
industri. Angket adalah sejumlah pernyataan yang diberikan pada
responden untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang ingin
diketahui untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pengumpulan data
dilakukan dengan seperangkat angket dalam bentuk skala Likert dan
kemudian diberikan kepada responden yang secara langsung mengisinya.
Responden memilih kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan
memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang dirasa cocok. Untuk
menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan
dengan nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1. Berikut merupakan tabel 1 skoring
angket:
Jawaban Angket
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Skoring
5
4
3
2
1
Berikut ini merupakan indikator pengukur hubungan antara sarana
pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar:
Skor
Keterangan
> 78
76-71
70-66
rtabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika rHitung > ttabel berarti Valid
Jika rHitung < tabel berarti tidak Valid
Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji
validitas, rhitung dikonsultasikan terhadap harga rtabel pada taraf signifikani
5% dimana rtabel adalah 0,361 didapatkan 21 siswa yang gugur atau tidak
valid sehingga jumlah item pada angket untuk responden sesungguhnya terdiri
dari 89 siswa.
b. Reliabilitas Instrumen
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan
metode Alpha. Rumus Alpha tersebut menurut Riduwan (2006:115) adalah
sebagai berikut:
S
k
1− i
k −1
St
( )(
r 11 =
)
Keterangan :
r11 = Nilai Reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total
k = Jumlah item
Data dikatakan reliabel apabila harga rhitung lebih besar dari harga
rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11 > rtabel) pada taraf signifikansi
0,05.
Jika r11 > ttabel berarti Reliabel
Jika r11 < ttabel berarti Tidak Reliabel
Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji
realibilitas harga rhitung dikonsultasikan terhadap rtabel sebesar 0,367 pada
taraf signifikansi 0,05 maka semua item dinyatakan Reliabel.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebarandata
berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas digunakan rumus
Chi Kuadrat (Riduwan, 2006:132).
f
¿
fe
¿ 0−¿
¿
¿
¿
¿
k
X 2=∑ ¿
i =l
Keterangan :
X = Harga Chi Kuadrat yang dicari
f 0 = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai
dengan keadaan )
f e = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
Data dikatakan tersebar secara normal apabila harga Chi Kuadrat lebih
kecil dari harga Chi Kuadrat dalam tabel atau bisa ditulis ( 2 hitung <
2 tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika Hitung Tabel berarti distribusi
tidak normal Jika Hitung Tabel berarti distribusi normal.
2. Uji Linearitas
Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X dengan variabel Y linear atau tidak. Rumus yang dipakai
menurut Riduwan (2006:148).
Y = a + bx
Keterangan :
Y = Hasil transformasi linear data
a = Konstanta penambahan terhadap hasil perkalian
b = Konstanta perkalian
Data dikatakan linear apabila harga Fhitung lebih kecil dari harga
Ftabel atau bisa ditulis (Fhitung < Ftabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika FHitung Tabel berarti data linear Jika FHitung Tabel berarti data
tidak linear
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan konsep-konsep yang dibuat untuk
membantu dalam pengumpulan data di lapangan yang selanjutnya
membantu dalam mengelola serta menganalisis data.
Sejumlah konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Prestasi belajar merupakan suatu keadaan dimana seseorang atau
siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan belajar yang dimana
terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan berdasarkan 3 aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam berbagai definisi
prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu : Pengetahuan,
Keterampilan dan Sikap.
2. Sarana pendidikan adalah seluruh benda yang bergerak maupun tidak
bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat indikator –
indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan belajar
serta ruangan belajar.
3. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi pembelajaran
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga
dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik belajar.
Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran terdapat
indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi pembelajaran
dan teknik belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha
Nasional, 2006
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2009
Mohamad, Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2006
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006
Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana, Padang : UNP PRESS,
2007
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Widjaya, Sarana Pendidikan, Bandung : Tarsito, 2007
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Press, 2009
TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI
TERTENTU
DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %
Siginifikasi
Siginifikasi
N
1%
5%
10%
N
1%
5%
10%
10
10
10
10
280
197
155
138
15
15
14
14
290
202
158
140
20
19
19
19
300
207
161
143
25
24
23
23
320
216
167
147
30
29
28
28
340
225
172
151
35
33
32
32
360
234
177
155
40
38
36
36
380
242
182
158
45
42
40
39
400
250
186
162
50
47
44
42
420
257
191
165
55
51
48
46
440
265
195
168
60
55
51
49
460
272
198
171
65
59
55
53
480
279
202
173
70
63
58
56
500
285
205
176
75
67
62
59
550
301
213
182
80
71
65
62
600
315
221
187
85
75
68
65
650
329
227
191
90
79
72
68
700
341
233
195
95
83
75
71
750
352
238
199
100
87
78
73
800
363
243
202
110
94
84
78
850
373
247
205
120
102
89
83
900
382
251
208
130
109
95
88
950
391
255
211
140
116
100
92
1000
399
258
213
150
122
105
97
1100
414
265
217
160
129
110
101
1200
427
270
221
170
135
114
105
1300
440
275
224
180
142
119
108
1400
450
279
227
190
148
123
112
1500
460
283
229
200
154
127
115
1600
469
286
232
210
160
131
118
1700
477
289
234
220
165
135
122
1800
485
292
235
230
171
139
125
1900
492
294
237
240
176
142
127
2000
498
297
238
250
182
146
130
2200
510
301
241
260
187
149
133
2400
520
304
243
270
192
152
135
2600
529
307
245
ANGKET HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DAN
METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMAN 31 DI JAKARTA
Identitas Responden
Nama
:
Kelas XI
:
Jenis Kelamin :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan seksama pernyataan yang sudah disediakan, kemudian pilihlah
bagaimana pendapat dan sikap anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi
tanda check list (√) pada setiap pernyataan
SS
S
R
TS
STS
= Sangat Setuju
= Setuju
= Ragu Ragu
= Tidak Setuju
= Sangat Tidak Setuju
2. Angket ini bukan merupakan tes. Tidak ada jawaban yang benar dan salah
terhadap pernyataan yang anda pilih. Jawaban anda juga tidak mempengaruhi
mata pelajaran.
No
.
Pernyataan
1.
Dalam proses pembelajaran saya
menggunakan alat belajar sederhana
2.
Materi yang dijelaskan mudah dicermati
3.
Kelompok diskusi membantu saya dalam
belajar
4.
Materi yang diajarkan mudah ditemui di
kehidupan sehari – hari
5.
Saya sering melakukan simulasi materi
6.
Kesempatan menjawab sering terjadi
dalam proses pembelajaran
7.
Sumber belajar mudah ditemukan
8.
Adanya praktek langsung materi
SS
Jawaban
S
R
TS
STS
9.
10.
11.
Pembelajaran yang digunakan
tidak mampu mengembangkan kemampuan
saya dalam berpikir krtitis
Saya merasa sulit berinteraksi dengan
teman dalam proses pembelajaran yang
berlangsung.
Saya termotivasi untuk mencari
data/informasi dari berbagai sumber (buku,
internet, dan sebagainya) untuk
menyelesaikan permasalahan pembelajaran
12.
Saya tidak bersemangat saat pembelajaran
13.
Saya lebih suka belajar sendiri
14.
Saya suka saat guru menjelaskan
15.
Nilai saya menjadi lebih baik semester ini
16.
Terdapat alat-alat penunjang belajar
mengajar seperti proyektor, LCD dsb.
17.
Saya dapat menggunakan media elektronik
saat kegiatan belajar mengajar.
18.
Penangan yang cepat apabila terjadi
kerusakan pada alat-alat penunjang belajar
seperti alat praktikum, proyektor, LCD.
19.
Penggunaan alat-alat penunjang yang
mudah di aplikasikan serta gunakann.
20.
Saya dapat merawat alat-alat elektronik di
dalam kelas serta alat praktikum dengan
baik.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE
PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMAN 31
JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018
Dosen Pengampu : Sarkadi, M.Si
Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian
Disusun Oleh:
Carina Kusuma Wardani
NIM. 4115155591
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
OUTLINE USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE
PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMAN
31 DI JAKARTA
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Prestasi Belajar
2. Sarana Pendidikan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Teoretik
D. Perumusan Hipotesis
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
D.
E.
F.
G.
1. Metode
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel
Populasi dan Teknik Sampling
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Definisi Operasional
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dan bersifat dinamis.
Pendidikan sebagai suatu sistem yang memiliki tata kehidupan masyarakat yang
kita kehendaki seperti yang tertuang dalam ketetapan UU No 20 Tahun 2003 Pasal
3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia
saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan
tuntunan pembangunan secara bertahap. Semakin maju kualitas pendidikan, maka
semakin
maju
pula
negara
tersebut.
Tidak
meratanya
pendidikan juga
mengakibatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah
dibandingkan dengan negara lain. Bukan hanya kualitas pendidikan yang belum
merata melainkan hal – hal yang menunjang tercapainya prestasi belajar di
Indonesia seperti sarana pendidikan, dukungan masyarakat dan lainnya. Indeks
pembangunan pendidikan (Education Development Index/EDI) pada data tahun
2008 menunjukkan angka 0,934. Nilai ini berarti terjadinya penurunan peringkat
pendidikan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Keberhasilan proses belajar bergantung pada kegiatan belajar
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun, banyak sekali anak Indonesia
salah satunya daerah Jakarta yang belum mendapatkan kegiatan belajar dengan
materi yang sudah disediakan kementrian pendidikan dan kebudayaan karena
tingkat keberhasilan anak dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan
prestasi belajarnya. Hal ini bisa dilihat bahwa masih banyak anak yang tinggal di
jakarta tidak sekolah dan menyebabkan kegiatan belajar tidak tercapai sehingga
prestasi belajar rendah.
Prestasi siswa merupakan salah satu indikator sekolah yang berkualitas.
Biasanya masyarakat menilai suatu sekolah pada prestasi siswanya. Menurut
pemerintah daerah beberapa sekolah di Jakarta memiliki passing grade yang
rendah salah satunya adalah SMAN 31 Jakarta yang hanya mencapai 324,0 dalam
penyeleksian masuk ke dalam sekolah tersebut. Passing grade ini merupakan
gambaran prestasi siswa dimana masyarakat memiliki pandangan bahwa sekolah
tersebut berkualitas. Dengan angka passing grade 324,0 yang termasuk angka
yang rendah dalam tahap rata – rata penyeleksiannya sehingga SMAN 31
dipandang
oleh masyarakat dengan sekolah yang berkualitas rendah dan memiliki prestasi
siswa yang rendah.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa
(faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi,
tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.
Jakarta merupakan kota besar di Indonesia, bukan hal yang tabu lagi jika
lingkungan perkotaan adalah tempat yang kurang baik dalam hal pendidikan anak.
Banyaknya tuntutan pekerjaan membuat kurangnya dukungan masyarakat terkait
pendidikan di Jakarta. Masyarakat Jakarta seperti orang tua dari SMAN 31 lebih
berfokus pada pekerjaan yang sedang dilakukannya daripada pendidikan yang
harus di dapatkan anaknya. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi masyarakat
dalam kegiatan serta respon dari orang tua saat diskusi terkait pendidikan.
Akibatnya adalah terjadi rendahnya dukungan masyarakat terhadap pendidikan.
Dimana beberapa masyarakat menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada
pihak sekolah. Hal ini sama seperti di SDN Kecamatan Pariaman Utara Kota
Pariaman yang sebagian masyarakatnya masih rendah dalam hal dukungan untuk
perkembangan pendidikan anaknya.
Salah satu faktor eksternal adalah faktor lingkungan sekolah seperti guru.
Guru merupakan pendidik utama dalam lingkungan sekolah. Seorang guru di
tuntut untuk bisa menerapkan ilmunya dalam mengajar. Namun, beberapa guru
masih belum bisa menyesuaikan sistem pembelajaran dan bahan ajar pada zaman
modern ini. Kurangnya sosialisasi sistem pembelajaran dan bahan ajar juga
menjadi masalah di beberapa daerah seperti di daerah 3T yaitu di Kabupaten
Kutai Barat yang perlu melakukan peningkatan kualitas guru, yakni melalui
peningkatan kualifikasi dan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten
Kutai Barat lebih profesional dalam mendidik peserta didiknya. Rendahnya
kualifikasi dan kompetensi guru di Kabupaten Kutai Barat secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu
ditingkatkan kualitas guru tersebut. Kejadian seperti ini masih terjadi juga di
Jakarta yang minimnya sosialisasi sistem pembelajaran dan implementasi bahan
ajar seperti kurikulum masih terjadi di Jakarta. Kurangnya sosialisasi terkait
pendidikan juga terjadi di SMAN 31. Hal itu menyebabkan rendahnya kompetensi
guru dalam mengajar.
Pada umumnya prestasi belajar didukung juga oleh salah satu faktor yaitu
kelengkapan sarana pendidikan dalam proses belajar yang dilakukannya. Sarana
pendidikan yang memadai akan mendukung siswa dalam mencapai prestasi
belajar. Pemakaian sarana pendidikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan
akan banyak memberikan peluang kepada siswa untuk berprestasi. Namun, sarana
pendidikan di daerah tertinggal yang kurang memadai membuat kualitas
pendidikan Indonesia masih rendah. Bukan hanya wilayah 3T, SMAN 31 yang
berada di Jakarta juga masih kurang dalam memanfaatkan sarana pendidikan agar
menjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Sarana pendidikan merupakan
hal penunjang pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya
pengoptimalan dalam pengadaan dan pemanfaatan sarana pendidikan di kegiatan
pembelajaran SMAN 31 ini masih belum tercapai. Sehingga perkembangan
prestasi siswa di SMAN 31 masih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti
tertarik untuk meneliti masalah prestasi belajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
Rendahnya Prestasi Belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta disebabkan oleh halhal sebagai berikut :
1. Rendahnya daya dukung masyarakat
2. Rendahnya kompetensi guru
3. Rendahnya sarana pendidikan
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, ternyata masalah rendahnya prestasi
belajar memiliki penyebab yang luas. Berhubung keterbatasan peneliti dalam
waktu, dana dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah:
“Hubungan Antara Sarana Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa
SMAN 31 di Jakarta”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan
prestasi belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, pemerintah DKI Jakarta
dan SMAN 31 Jakarta, yaitu:
a. Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai sarana
pendidikan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diharapkan mampu
menjadi referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat bagi pemerintah DKI Jakarta adalah untuk membantu pemerintah
dalam mengambil kebijakan sarana pendidikan agar dapat meningkatkan
prestasi belajar.
c. Manfaat bagi SMAN 31 Jakarta adalah untuk menjadi referensi dalam
pemanfaatan sarana pendidikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan realisasi dari kecakapan - kecakapan
potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi belajar dapat di
lihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, prestasi
belajar ini dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang
telah di tempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi belajar disebut tes
prestasi belajar atau achievement test yang di susun oleh guru yang
mengajar mata pelajaran yang bersangkutan.
Prestasi belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dari
belajar di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian
atau suatu pengertian.1
Sama halnya dengan Morgan yang menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu,
sebagai
hasil
pengalaman
individu
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya.2
Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Witherington
serta Morgan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
belajar yang membuat perubahan kebiasaan atau perilaku berupa
kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Mohamad Surya mengatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Prestasi dapat di ukur melalui tes yang sering di kenal dengan tes
prestasi belajar.3
Menurut Bloom bahwa prestasi belajar di gambarkan sebagai hasil
belajar yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
1 Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 2006) hlm. 62
2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009) hlm. 10
3 Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006) hlm.
75
dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.4
Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Mohamad Surya
dan Bloom adalah suatu keadaan dimana seseorang berusaha maksimal
dalam kegiatan belajar yang di ukur berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu keadaan
dimana seseorang atau siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan
belajar yang dimana terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan
berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.Dalam
berbagai definisi prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu :
Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.
2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan
efisien. Keberadaan akan sarana pendidikan sebagai penunjang kegiatan
belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, dikarenakan
keberadaan serta kondisi dari sarana pendidikan dapat mempengaruhi
kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak.
Menurut Jame J. Jones sarana pendidikan merupakan semua
benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk
4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010) hlm. 2
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung.5
Stoops dan Johnson berpendapat bahwa sarana pendidikan yaitu
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti
gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pembelajaran.6
Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Jame J. Jones
dan Stoops serta Johnson adalah seluruh peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Sarana pendidikan menurut Oemar Hamalik sebagai unsur
penunjang belajar yang berupa tiga hal yakni media atau alat bantu
belajar, peralatan -perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga
komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan,
ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama - sama terhadap kegiatan dan
keberhasilan belajar.7
Menurut Hunt Pierce sarana pendidikan adalah fasilitas belajar
lengkap yang menunjang proses belajar mengajar agar berjalan dengan
lancar sehingga tujuan pendidikan tercapai.8
5 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006) hlm. 115
6 Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana (Padang : UNP PRESS, 2007) hlm. 2
7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) hlm. 102
8 Widjaya, Sarana Pendidikan (Bandung : Tarsito, 2007) hlm.92
Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Oemar
Hamalik dan Hunt Pierce adalah fasilitas belajar yang menunjang
aktivitas pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan dengan efektif dan
efisien serta terciptanya keberhasilan belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah seluruh benda yang
bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang
efektif dan efisien. Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat
indikator – indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan
belajar serta ruangan belajar.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini metode
pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan
rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi
belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang
sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu
tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.
Metode
pembelajaran
sangatlah
berpengaruh
atas
tercapainya
keberhasilan pembelajaran karena dalam metode pembelajaran akan di
rencanakannya teknik untuk memudahkan proses penerimaan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran.
Menurut Hebert Bisno yang dimaksud metode pembelajaran adalah
teknik - teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima
atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang
disiplin dan praktek.
Sedangkan menurut Max Siporin yang dimaksud metode adalah
sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan - tujuan dan tugas tugas nyata.
Jadi, berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut hebert
bison dan max siporin adalah suatu teknik belajar dalam orientasi
aktifitas yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima dan
diterapkan di dalam praktek atau pembelajaran langsung yang memiliki
tujuan dan tugas yang nyata.
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner menyatakan bahwa metode
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Sama halnya dengan Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu cara atau strategi pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan
Jadi berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut gagne,
briggs, wagner, gerlach dan elly metode pembelajaran merupakan suatu
cara dalam perancangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
Berdasarkan pendapat – pendapat diatas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau
strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai
jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik
belajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran
terdapat indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi
pembelajaran dan teknik belajar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan bulan Agustus 2012, ISSN
1979-9330 dengan judul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,
Ketersediaan Sarana Prasarana, Kapabilitas Mengajar Guru, dan
Dukungan Orang Tua, Kaitannya Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP
Negeri di Kota Surabaya”. Ruang lingkup penelitian adalah SMP Negeri di
Kota Surabaya.
Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara
ketersediaan sarana dan prasarana dengan prestasi belajar siswa diperoleh
angka b = 0,147 dengan signifikansi 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
sarana prasarana secara parsial berpengaruh signifikan dan salah satu
faktor yang berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar.
Pada penelitian peneliti hanya membahas hubungan antara sarana
pendidikan dengan prestasi belajar di Jakarta.
C. Kerangka Teoretik
Dalam kegiatan belajar yang efektif dan efisien membutuhkan
beberapa hal untuk menunjang kegiatan seperti alat, ruangan dan
perlengkapan lainnya. Sarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang
memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dalam kegiatan
belajar mengajar. Kelengkapan ketersediaan sarana pendidikan akan
membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajarnya.
Teori media pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton adalah suatu teori yang didalamnya menjelaskan akan pentingnya
sarana pendidikan terhadap prestasi belajar siswa yang membantu
keefektifan belajar agar tercapainya tujuan pendidikan.9
Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan antara sarana
pendidikan dengan prestasi belajar.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut, terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. Maka semakin tinggi
kelengkapan dan kualitas sarana pendidikan, semakin tinggi pula prestasi
belajar yang akan dicapai.
9 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Press, 2009)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah cara atau jalan peneltian yang dilakukan dengan upaya
ilmiah. Sedangkan metodelogi penelitian adalah cara-cara untuk mencapai tujuan
penelitian melalui proses berfikir, penelitian ini didukung oleh beberapa metode.
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka
tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat (sahih,
benar dan valid) dan dapat dipercaya (reliable) tentang:
1. Hubungan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar.
2. Hubungan antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar.
3. Hubungan antara saran pendidikan dan metode pembelajaran
dengan prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 31 Jakarta dengan alasan
SMAN 31 Jakarta ini memiliki program terkait pendidikan yang
digunakan dalam pembelajaran dan terdapat masalah. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2018 hingga 15 Mei 2018.
Dilakukan pada tanggal 15 Januari 2018 hingga 15 Mei 2018 dengan
alasan pengaplikasian pembelajarang menggunakan sarana pendidikan
terjadi di tanggal tersebut. Pada rentang waktu tersebut peneliti ingin
mendapatkan data di tempat penelitian serta pada kurun waktu penelitian
tersebut peneliti sudah tidak dilibatkan dengan jadwal kegiatan
perkuliahan.
C. Metode Penelitian
1. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Menurut Mubyanto dan Suratno (2008), survey
merupakan suatu cara yang utama untuk mengumpulkan data primer
bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab
pertanyaan.
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang
ingin dicapai, yakni untuk memperoleh informasi yang bersangkutan
dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel
X1
Keterangan:
X 1 = Sarana Pendidikan
↕
Y
X2
X 2 = Metode Pembelajaran
Y = Prestasi Belajar
= Arah hubungan
D. Populasi dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya
terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika, 2005:24). Dalam
penelitian ini yang dipilih sebagai populasi adalah siswa kelas XI
SMAN 31 di Jakarta. Siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta dipilih
sebagai subyek penelitian mengingat mereka merupakan komponen
penting/utama dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki
hubungan dalam sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan
prestasi belajar.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 31
Jakarta. Dalam data base sekolah (2017) jumlah siswa kelas XI yang
berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari 120
siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Populasi terjangkau
adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31 Jakarta yang berjumlah 120
siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39 orang, XI IPS 2 sejumlah 40
siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.
2. Sampel
Penelitian yang berjudul “ Hubungan antara sarana pendidikan dan
metode pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN
31 Jakarta, meliputi 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI
IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Dalam penelitian ini diganakan
metode probability sampling melihat subyek penilitian terlalu luas
dan peneliti tidak bisa mencakup semua subyek. Probability sampling
adalah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Buchari
Alma, 2004:57).
Sampel yang digunakan untuk menentukan kelas dan responden
sampel adalah metode simple random sampling. Random sampling
adalah teknik pengambilan sample dimana semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi, 2009: 111).
Kelas XI di SMAN 31 Jakarta memiliki jumlah siswa kelas XI
yang berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari
120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Diambil sampel
sebanyak 120 siswa dari kelas XI IPAS 1,2, dan 3 melalui tabel Isaac
dengan signifika α =0,05 adalah 89 siswa.
Dari populasi terjangkau adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31
Jakarta yang berjumlah 120 siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39
orang, XI IPS 2 sejumlah 40 siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.
Maka, dari sampel berjumlah 89 siswa terdiri dari 29 siswa kelas XI
IPS 1, 30 siswa kelas XI IPS 2, dan 30 siswa kelas XI IPS 3.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penilaian
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu sarana pendidikan
sebagai variabel ( X 1 ) , metode pembelajaran sebagai variabel ( X 2 )
dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian
digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian adalah angket mengenai motivasi dan minat bekerja di
industri. Angket adalah sejumlah pernyataan yang diberikan pada
responden untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang ingin
diketahui untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pengumpulan data
dilakukan dengan seperangkat angket dalam bentuk skala Likert dan
kemudian diberikan kepada responden yang secara langsung mengisinya.
Responden memilih kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan
memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang dirasa cocok. Untuk
menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan
dengan nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1. Berikut merupakan tabel 1 skoring
angket:
Jawaban Angket
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Skoring
5
4
3
2
1
Berikut ini merupakan indikator pengukur hubungan antara sarana
pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar:
Skor
Keterangan
> 78
76-71
70-66
rtabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika rHitung > ttabel berarti Valid
Jika rHitung < tabel berarti tidak Valid
Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji
validitas, rhitung dikonsultasikan terhadap harga rtabel pada taraf signifikani
5% dimana rtabel adalah 0,361 didapatkan 21 siswa yang gugur atau tidak
valid sehingga jumlah item pada angket untuk responden sesungguhnya terdiri
dari 89 siswa.
b. Reliabilitas Instrumen
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan
metode Alpha. Rumus Alpha tersebut menurut Riduwan (2006:115) adalah
sebagai berikut:
S
k
1− i
k −1
St
( )(
r 11 =
)
Keterangan :
r11 = Nilai Reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total
k = Jumlah item
Data dikatakan reliabel apabila harga rhitung lebih besar dari harga
rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11 > rtabel) pada taraf signifikansi
0,05.
Jika r11 > ttabel berarti Reliabel
Jika r11 < ttabel berarti Tidak Reliabel
Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji
realibilitas harga rhitung dikonsultasikan terhadap rtabel sebesar 0,367 pada
taraf signifikansi 0,05 maka semua item dinyatakan Reliabel.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebarandata
berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas digunakan rumus
Chi Kuadrat (Riduwan, 2006:132).
f
¿
fe
¿ 0−¿
¿
¿
¿
¿
k
X 2=∑ ¿
i =l
Keterangan :
X = Harga Chi Kuadrat yang dicari
f 0 = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai
dengan keadaan )
f e = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
Data dikatakan tersebar secara normal apabila harga Chi Kuadrat lebih
kecil dari harga Chi Kuadrat dalam tabel atau bisa ditulis ( 2 hitung <
2 tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika Hitung Tabel berarti distribusi
tidak normal Jika Hitung Tabel berarti distribusi normal.
2. Uji Linearitas
Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X dengan variabel Y linear atau tidak. Rumus yang dipakai
menurut Riduwan (2006:148).
Y = a + bx
Keterangan :
Y = Hasil transformasi linear data
a = Konstanta penambahan terhadap hasil perkalian
b = Konstanta perkalian
Data dikatakan linear apabila harga Fhitung lebih kecil dari harga
Ftabel atau bisa ditulis (Fhitung < Ftabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika FHitung Tabel berarti data linear Jika FHitung Tabel berarti data
tidak linear
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan konsep-konsep yang dibuat untuk
membantu dalam pengumpulan data di lapangan yang selanjutnya
membantu dalam mengelola serta menganalisis data.
Sejumlah konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Prestasi belajar merupakan suatu keadaan dimana seseorang atau
siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan belajar yang dimana
terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan berdasarkan 3 aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam berbagai definisi
prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu : Pengetahuan,
Keterampilan dan Sikap.
2. Sarana pendidikan adalah seluruh benda yang bergerak maupun tidak
bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat indikator –
indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan belajar
serta ruangan belajar.
3. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi pembelajaran
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga
dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik belajar.
Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran terdapat
indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi pembelajaran
dan teknik belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha
Nasional, 2006
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2009
Mohamad, Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2006
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006
Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana, Padang : UNP PRESS,
2007
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Widjaya, Sarana Pendidikan, Bandung : Tarsito, 2007
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Press, 2009
TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI
TERTENTU
DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %
Siginifikasi
Siginifikasi
N
1%
5%
10%
N
1%
5%
10%
10
10
10
10
280
197
155
138
15
15
14
14
290
202
158
140
20
19
19
19
300
207
161
143
25
24
23
23
320
216
167
147
30
29
28
28
340
225
172
151
35
33
32
32
360
234
177
155
40
38
36
36
380
242
182
158
45
42
40
39
400
250
186
162
50
47
44
42
420
257
191
165
55
51
48
46
440
265
195
168
60
55
51
49
460
272
198
171
65
59
55
53
480
279
202
173
70
63
58
56
500
285
205
176
75
67
62
59
550
301
213
182
80
71
65
62
600
315
221
187
85
75
68
65
650
329
227
191
90
79
72
68
700
341
233
195
95
83
75
71
750
352
238
199
100
87
78
73
800
363
243
202
110
94
84
78
850
373
247
205
120
102
89
83
900
382
251
208
130
109
95
88
950
391
255
211
140
116
100
92
1000
399
258
213
150
122
105
97
1100
414
265
217
160
129
110
101
1200
427
270
221
170
135
114
105
1300
440
275
224
180
142
119
108
1400
450
279
227
190
148
123
112
1500
460
283
229
200
154
127
115
1600
469
286
232
210
160
131
118
1700
477
289
234
220
165
135
122
1800
485
292
235
230
171
139
125
1900
492
294
237
240
176
142
127
2000
498
297
238
250
182
146
130
2200
510
301
241
260
187
149
133
2400
520
304
243
270
192
152
135
2600
529
307
245
ANGKET HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DAN
METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMAN 31 DI JAKARTA
Identitas Responden
Nama
:
Kelas XI
:
Jenis Kelamin :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan seksama pernyataan yang sudah disediakan, kemudian pilihlah
bagaimana pendapat dan sikap anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi
tanda check list (√) pada setiap pernyataan
SS
S
R
TS
STS
= Sangat Setuju
= Setuju
= Ragu Ragu
= Tidak Setuju
= Sangat Tidak Setuju
2. Angket ini bukan merupakan tes. Tidak ada jawaban yang benar dan salah
terhadap pernyataan yang anda pilih. Jawaban anda juga tidak mempengaruhi
mata pelajaran.
No
.
Pernyataan
1.
Dalam proses pembelajaran saya
menggunakan alat belajar sederhana
2.
Materi yang dijelaskan mudah dicermati
3.
Kelompok diskusi membantu saya dalam
belajar
4.
Materi yang diajarkan mudah ditemui di
kehidupan sehari – hari
5.
Saya sering melakukan simulasi materi
6.
Kesempatan menjawab sering terjadi
dalam proses pembelajaran
7.
Sumber belajar mudah ditemukan
8.
Adanya praktek langsung materi
SS
Jawaban
S
R
TS
STS
9.
10.
11.
Pembelajaran yang digunakan
tidak mampu mengembangkan kemampuan
saya dalam berpikir krtitis
Saya merasa sulit berinteraksi dengan
teman dalam proses pembelajaran yang
berlangsung.
Saya termotivasi untuk mencari
data/informasi dari berbagai sumber (buku,
internet, dan sebagainya) untuk
menyelesaikan permasalahan pembelajaran
12.
Saya tidak bersemangat saat pembelajaran
13.
Saya lebih suka belajar sendiri
14.
Saya suka saat guru menjelaskan
15.
Nilai saya menjadi lebih baik semester ini
16.
Terdapat alat-alat penunjang belajar
mengajar seperti proyektor, LCD dsb.
17.
Saya dapat menggunakan media elektronik
saat kegiatan belajar mengajar.
18.
Penangan yang cepat apabila terjadi
kerusakan pada alat-alat penunjang belajar
seperti alat praktikum, proyektor, LCD.
19.
Penggunaan alat-alat penunjang yang
mudah di aplikasikan serta gunakann.
20.
Saya dapat merawat alat-alat elektronik di
dalam kelas serta alat praktikum dengan
baik.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA