Mall Ekspresionisme Deli Serdang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Terminologi Judul
Perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖ memiliki pengertian :
 Mall

:

jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur
berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur
dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur
sehingga berada di antara antar toko-toko kecil
yang saling berhadapan;

 Ekspresionis

:

pengungkapan atau proses menyatakan;


 Deli Serdang

:

sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia dimana Bandar Udara Kualanamu
berada.

Berdasarkan pengertian dari tiap kata dari judul perancangan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Mall Ekspresionis Deli Serdang adalah
sebuah pusat perbelanjaan yang tertutup yang mengekspresikan Kab. Deli
Serdang melalui hasil pengolahan kerajinan tangan khas Deli Serdang dalam mall
tersebut.
2.1.1. Pengertian Mall
Istilah Mall atau singkatan dari shopping mall memiliki beberapa
pengertian, diantaranya adalah :
a. suatu area pergerakan (linier) pada suatu area pusat bisnis kota
(central city business area) yang lebih diorientasikan bagi
pejalan kaki; berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan

ruang-ruang interaksional. (Ruberstein, 1978)
b. pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
department store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil
dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang
menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang

9
Universitas Sumatera Utara

merupakan unsur utama dari sebuah shopping mall dengan
fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi
terselenggaranya interaksi antarpengunjung dan pedagang.
(Maitland, 1987)
c. kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada sebuah
lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur
menjadi sebuah unit operasi, berhubungan dengan lokasi,
ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit
ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan
tipe dan ukuran total toko-toko. (Urban Land Institute)
2.1.2. Perbedaan Shopping Center dengan Shopping Mall

Kata ―shopping center‖ dan ―shopping mall‖ sering digunakan
dalam keseharian dan kedua area perbelanjaan ini memiliki perbedaan
yaitu :
-

Pada Amerika Utara, dan India, ―Shopping mall‖ digunakan pada
struktur kumpulan retail yang tertutup dan sering disebut mall;
sedangkan ―shopping center‖ adalah komplek retail yang terbuka.
Kedua fasilitas ini memiliki area parkir yang besar, berhadapan
dengan jalan arteri, dan memiliki beberapa pedestrian yang
menghubungkan ke lingkungan sekitar. (Urban Geography: A
Global Perspective Michael Pacione, Routledge, Informa UK Ltd.
2001)

-

Shopping mall atau mall adalah sebuah plaza umum, jalan-jalan
umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan
dirancang khusus untuk pejalan kaki dan pada mall, terdapat strategi
pencampuran penyewa ruang dari berbagai jenis barang dagang

unutk memudahkan mendapat semua jenis kebutuhan dalam satu
tempat (one stop shopping); sedangkan Shopping center adalah
pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di
bawah satu atap dan terdapat pengelompokan pedagang dalam
shopping center sesuai dengan jenis dagangan untuk membantu

10
Universitas Sumatera Utara

pengunjung dalam mencari barang dan meningkatkan faktor
keamanan untuk mencegah bahaya kebakaran
2.1.3. Klasifikasi Shopping Mall / Mall
Terdapat klasifikasi Shopping Mall / Mall berdasarkan bentuk umum
mall menurut Maithland (1987), adalah:
a. Open mall (mall terbuka) adalah mal tanpa pelingkup, dimana
keuntungannya adalah memiliki kesan luas dan perencanaan
teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah, dan
kerugiannya adalah kendala climatic control yang berpengaruh
terhadap kenyamanan dan kesan pewadahan kurang.
b. Enclosed mall (mall terttutup) adalah mall dengan pelingkup,

dimana keuntungannya adalah kenyamanan climatic control
dan kerugiannya adalah biaya mahal dan kesan kurang luas.
c. Integrated mall (mall terpadu) adalah penggabungan mall
terbuka dan tertutup. Biasanya berupa mall tertutup dengan
akhiran mall terbuka. Mall ini bertujuan mengkonsentrasikan
daya tarik pengunjung pada mal tertutup.
2.1.4. Elemen-Elemen Mall
Menurut Harvey M. Ruberstain dalam Central City Mall, terdapat
beberapa elemen Mall yaitu :
a. Anchor (magnet) adalah transformasi dari “nodes” yang berfungsi
sebagai “landmark”, perwujudannya berupa plaza dan mall.
b. Secondary

anchor

adalah

transformasi

dari


”district”,

perwujudannya berupa toko-toko pengecer, retail, supermarket,
superstore, bioskop, dan lain-lain.
c. Street mall adalah transformasi bentuk “path”, berupa pedestrian
yang menghubungan magnet-magnet.
d. Landscaping (pertamanan) adalah transformasi bentuk ”edges”,
sebagai pembatas pusat pertokoan dengan tempat-tempat luar.

11
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1. Elemen mall
2.1.5. Industri Kerajinan Tangan
Di Indonesia, terdapat sebuah organisasi bernama Dewan Kerajinan
Nasional (DEKRANAS) yang merupakan organisasi nirlaba yang
menghimpun

pencinta


dan

peminat

seni

untuk

memayungi

dan

mengembangkan produk kerajinan dan mengembangkan usaha tersebut,
serta berupaya meningkatkan kehidupan pelaku bisnisnya, yang sebagian
merupakan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Organisasi ini
dibentuk berlandaskan kesadaran akan kelangsungan hidup dari kerajinan
yang menopang kehidupan berjuta-juta keluarga yang dihadapkan pada
kemajuan teknologi industri di satu sisi dan pelestarian nilai budaya bangsa
yang harus tercermin dalam produk kerajinan, dan kebutuhan akan wadah

partisipasi masyarakat bertaraf nasional yang berfungsi membantu dan
sebagai mitra pemerintah dalam membina dan mengembangkan kerajinan.
Tidak

berhenti

disana,

DEKRANAS

juga

membentuk

organisasi

DEKRANAS tingkat daerah yang disebut DEKRANASDA untuk
mendukung kelancaran kegiatannya di tingkat daerah.
Kab. Deli Serdang juga memiliki organisasi DEKRANASDA yang
bernama Dekranasda Deli Serdang. Dekranasda Deli Serdang memiliki

perajin-perajin yang semakin banyak memiliki koleksi maupun motif
dengan tren pasar. Salah satu bahan baku khususnya tenunan, pakaian
wanita dan batik disesuaikan dengan daya beli masyarakat sehingga
harganya terjangkau. Beberapa produk yang dihasilkan adalah tenunan sutra,

12
Universitas Sumatera Utara

tenunan songket gorga, batik gorga, batik khas Deliserdang, anyaman
bambu dan keramik gerabah.

Gambar 2.2. Kerajinan Tangan Deli Serdang
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang, bekerja sama dengan
Dewan Kerajinan Nasional Daerah setempat mendorong perkembangan
industri kerajinan tangan khas daerah itu untuk memberdayakan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga sebagai aset promosi wisata.
Terdapat beberapa produk kerajinan yang memiliki peluang investasi yaitu
batik, anyaman bambu (kursi bambu), keramik gabah, tenunan tradisional,
sulaman bordir dan jahit menjahit.
Tidak hanya Dekranasda Deli Serdang, di Lubuk Pakam juga

terdapat sebuah organisasi yang memiliki kegiatan kerajinan sebagai salah
satu

kegiatannya

yaitu

Organisasi

LINGKARAN.

LINGKARAN

merupakan organisasi non profit yang bergerak di bidang pendidikan dan
pengembangan anak serta remaja, dengan tujuan membentuk karakter serta
meningkatkan reseliensi dimasa pembentukkan dan transisi menuju masa
dewasa. LINGKARAN juga menggunakan beberapa media seni sebagai
pendekatan dalam penyampaian materi-materi seperti; seni menggambar,
seni musik, tari dan seni teater. Beberapa produk- produk yang dihasilkan
adalah Miniatur Vespa dari bambu, vas bunga yang terbuat dari bambu, juga

bunga hiasan yang terbuat dari kelopak kulit jagung.

Gambar 2.3. Kerajinan Tangan Organisasi LINGKARAN

13
Universitas Sumatera Utara

2.2. Lokasi
2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk perancangan ini
adalah:
Tabel 2.1. Tabel Kriteria Penilaian
No.
Kriteria
1.
Tinjauan terhadap
struktur kota
2.

3.

4.
5.
6.

Lokasi
Tapak harus berada pada wilayah RUTRK/
peraturan yang tata guna lahannya diperuntukkan
daerah perdagangan dan jasa
Pencapaian
Tapak harus dapat dicapai dengan kendaraan
umum dan kendaraan pribadi dan dekat dengan
jalan utama
Area Pelayanan
Area disekitar site hendaknya berupa fungsi yang
dapat mendukung fasilitas yang dirancang atau
terdapat
sarana
yang
membutuhkan
jasa/pelayanan yang berhubungan dengan
fasilitas perbelanjaan seperti, hotel, rumah
penduduk, terminal, bandara dan pusat komersil
lainnya
Status Kepemilikan Area tapak hendaknya tapak kosong atau tapak
dengan kepemilikan pribadi
Kontur
Kontur area tapak hendaknya relatif datar
Kemudahan
Entrance yang dipilih hendaknya mudah diakses
entrance
oleh para pengguna bangunan
Peruntukan lahan ditentukan dalam RTRW (Rencana Tata Ruang

Wilayah) Deli Serdang dan dibagi menjadi tiga pusat pelayanan, yaitu
Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL). Dengan kriteria pemilihan lokasi sebelumnya,
maka pusat pelayanan yang cocok adalah Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).
Kecamatan dengan fungsi perdagangan dan jasa yang termasuk dalam PPK
yang dekat dengan Bandara Kualanamu adalah Kecamatan Batang Kuis
dengan fungsi yang dikembangkan adalah Perdagangan dan jasa lokal,
Pengolahan

pertanian

dan

perkebunan,

TOD

(Transit

Oriented

Development), dan perumahan dan permukiman.

14
Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Analisa Penetapan Tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi diatas, maka diputuskan untuk
memilih tiga alternatif lokasi di Kabupaten Deli Serdang yang cocok untuk
perancangan Mall Deli Serdang.

Gambar 2.4. Lokasi Alternatif Tapak
a. Lokasi I

Gambar 2.5. Lokasi I
Lokasi

: Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis

Luas Lahan

: ± 3 Ha

Fasilitas pendukung

: Pemukiman, komersial (warung), perkebunan

b. Lokasi II

Gambar 2.6. Lokasi II
Lokasi

: Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis

Luas Lahan

: ± 3 Ha

Fasilitas pendukung

: Pemukiman, Polres Deli Serdang, perkebunan

15
Universitas Sumatera Utara

c. Lokasi III

Gambar 2.7. Lokasi III
Lokasi

: Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis

Luas Lahan

: ± 3 Ha

Fasilitas pendukung

: Pemukiman, hotel, warung, perkebunan

Dari ketiga lokasi, maka setiap lokasi akan dinilai berdasarkan
kriteria yang sudah disebutkan sebelumnya untuk mendapatkan tapak yang
paling sesuai:
Tabel 2.2. Analisis Tapak Berdasarkan Kriteria Penilaian
NO KRITERIA
1.
Tinjauan
terhadap
struktur kota

2.

Pencapaian

3.

Area
Pelayanan

4.
5.

Status
Kepemilikan
Kontur

SITE I
Sebagai permukiman
(5)
Berada di ring 3 (di
luar perpanjangan
landasan pacu)
Ketinggian
maksimum 145m
(5)
± 6 km dari pintu
masuk bandara
(3)
- Komersial(warung)
- Dekat perumahan
penduduk

SITE II
Sebagai hutan kota
(1)
Berada di ring 3 (dalam
perpanjangan landasan
pacu)
Ketinggian maksimum
88.5m
(1)
± 5 km dari pintu
masuk bandara
(4)
- Sederetan polres Deli
Serdang
- Komersial (warung)
- Dekat perkebunan
- Dekat perumahan
penduduk

(2)

(3)

Swasta

Swasta

(4)
Relatif Datar
(5)

(4)
Relatif Datar
(5)

SITE III
Sebagai hutan kota
(1)
Berada di ring
2(dalam perpanjangan
landasan pacu)
Ketinggian
maksimum 28.5m
(1)
± 4 km dari pintu
masuk bandara
(5)
- Commercial
Bizpark (Crew
Hotel, Restoran)
- Dekat Bandara
- Dekat perkebunan
- Dekat perumahan
penduduk
(4)
Swasta
(4)
Relatif Datar
(5)

16
Universitas Sumatera Utara

6.

7.

Keistimewaan Site

Tingkat
Kebisingan

Jumlah nilai

- Dekat dengan
pemukiman rakyat
- Berada di Hook
- Mempunyai 2 jalan
masuk utama
- Memiliki jarak
pandang yang
bagus

- Ditengah pemukiman
rakyat dan
Kualanamu
- Disekitar masih hijau
- 1 Jalan utama, dekat
dengan U-Turn
- Berada di samping
jalan lingkungan

(4)
(5)
Pemukiman,
Kendaraan bermotor
kendaraan bermotor
(2)
(3)
35
29
Sumber : Hasil Analisa

Keterangan : 1 = tidak layak
2 = cukup layak
3 = baik

- Didepan
commercial
Business Park
- Berada di simpang
- 1 Jalan utama,
dekat U-Turn
- Dapat menjadi
fasilitas untuk
pengguna business
park
(5)
Kendaraan bermotor
(3)
32

4 = cukup baik
5 = sangat baik

Dari penilaian berdasarkan kriteria diatas, maka tapak yang memiliki
jumlah nilai tertinggi adalah tapak lokasi I yang berlokasi di Jl. Bandara
KualaNamu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, ± 6km dari pintu masuk
bandara.
2.2.3. Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih


Kasus proyek

: Mall Ekspresionis Deli Serdang



Status proyek

: Fiktif



Pemilik proyek

: Swasta bekerja sama dengan pemerintah



Lokasi Lahan

: Jl. Bandara Kualanamu, Kec. Batang
Kuis, Kab. Deli Serdang, ± 6km dari pintu
masuk bandara



Batas-batas Tapak
o Batas Utara

: perkebunan

o Batas Timur

: perkebunan, Jl. Bandara Kualanamu

o Batas Selatan

: Perkebunan, rumah penduduk, warung,
dan Jl. Bandara Kualanamu

o Batas Barat

: Rumah penduduk, warung , Jl. Batang
Kuis

17
Universitas Sumatera Utara



Peruntukan Lahan

: Shopping mall



KDB

: 70%



GSB
o Batas Utara

: 3 meter

o Batas Timur

: 3 meter

o Batas Selatan

: 15 meter

o Batas Barat

: 6.5 meter



Ketinggian bangunan : maks. 145 meter



Bangunan eksisting



Potensi lahan

: lahan kosong dan warung kecil

o Berada di hook ;
o 2 Jalan utama;
o

Memiliki jarak pandang yang bagus;

o Berjarak cukup dekat dengan bandara udara dan
pemukiman warga.
2.3. Tinjauan Fungsi
2.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pengguna dalam perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖
terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan service.


Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Mall Deli
Serdang dikelompokkan berdasarkan pertimbangan tertentu seperti :
o Berdasarkan golongan : masyarakat berpenghasilan menengah dan
masyarakat berpenghasilan cukup;
o Berdasarkan asal-usul : pengunjung dari Kab. Deli Serdang dan
sekitarnya, pengunjung dari luar Kab. Deli
Serdang, dan pengunjung turis dari luar
pulau;
o Berdasarkan klasifikasi umur : anak-anak (5-13 tahun), remaja (1424 tahun), dewasa (25-45 tahun), dan
lanjut usia;

18
Universitas Sumatera Utara

o Berdasarkan tujuan : pengunjung untuk berbelanja, pengunjung
untuk berjalan-jalan dan rekreasi, dan
pengunjung untuk membeli oleh-oleh.


Penyewa adalah pihak yang menyewa toko/retail atau bekerja di retail
dalam bangunan untuk menjual barang dan jasa kepada pengunjung;



Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan bangunan baik
kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional, pihak ini dapat
dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
o Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur, dan dibantu oleh
sekretaris;
o Kepala bagian, terdiri dari kepala bagian operasional, keuangan,
pemasaran, keamanan, HRD (human resources development), dan
pemeliharaan dan perawatan gedung;
o Staff , karyawan-karyawan yang berkerja dibawah kepala bagian.



Pemerintahan adalah pihak pemerintahan yang mengatur dan
mengelola area galeri kerajinan dan pusat oleh-oleh sebagai salah satu
area investasi;



Service adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan
seperti kegiatan teknis bangunan, kebersihan, keamanan, utilitas,
pantry, dan pergudangan
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan dalam

bangunan adalah:
1. Kegiatan pengunjung (lokal/turis/transit)
a. Berbelanja
b. Melihat pertunjukan (event) yang diselenggarakan pihak
pengelola
c. Jalan-jalan (window shopping)
d. Makan dan minum
e. Menggunakan fasilitas bermain dan penunjang
f. Mencari informasi
g. Istirahat (refleksi/ duduk)

19
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8. Kegiatan pengunjung
2. Kegiatan pengelola dan pemerintahan

a. Mengelola bangunan baik dari aspek administrasi, operasi
bangunan, marketing
b. Melayani pengunjung
c. Melakukan dan merencanakan persiapan pertunjukan
d. Memberi informasi dan publikasi

Gambar 2.9. Kegiatan pengelola dan pemerintahan
3. Kegiatan penyewa
a. Mengelola toko/retail
b. Menstok produk
c. Melayani pengunjung
d. Menggunakan fasilitas penunjang

Gambar 2.10. Kegiatan penyewa
4. Kegiatan servis
a. Membersihkan interior bangunan dan eksterior bangunan
b. Maintenance utilitas bangunan
c. Pemantauan pemasokan barang
d. Security / keamanan
20
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11. Kegiatan servis
2.3.2. Deskripsi Perilaku
Perilaku pengunjung (pembelanja) pada suatu pusat perbelanjaan
berbeda-beda, tergantung pada kelas ekonomi, latar budaya, usia, dan tujuan
kunjungannya. Tidak semua pengunjung datang untuk membeli sesuatu.
Tujuan pengunjung datang ke pusat perbelanjaan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
-

Berbelanja

(membeli

sesuatu)

dimana

pengunjung

akan

memusatkan perhatian pada benda yang dicarinya terlebih dahulu,
setelah kebutuhan itu

terpenuhi,

mereka

akan membagi

perhatiannya terhadap hal- hal lain.
-

Berekreasi; pengunjung yang datang untuk berekreasi akan
membagi perhatiannya terhadap berbagai hal, baik informasi,
barang, maupun fasilitas yang terdapat dalam mall. Pengunjung
ini lebih bersifat santai dan menikmati suasana bangunan.

Rata-rata waktu yang digunakan untuk berbelanja adalah dua jam.
Jika waktu berkunjung lebih dari itu, pengunjung akan merasa lelah dan
membutuhkan fasilitas beristirahat.
2.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
2.3.3.1. Zona Pengelompokan Fungsi
Menurut ICSC (The International Council of Shopping Centers),
area sewa (tenant) terdapat beberapa jenis, yaitu :
a. Food and groceries termasuk toko makanan, buah-buahan dan
sayur-sayuran, toko daging, toko seafood, toko roti/kue, dan
specialty food and liquor;
b. Food and beverage termasuk food courts, cafe, takeaway food
dan restoran;

21
Universitas Sumatera Utara

c. Entertainment termasuk bioskop, area permainan, area hiburan
keluarga, bar, area bowling, ice-skating, taman bermain internal,
karaoke.
Prinsip tenant mix adalah salah satu prinsip yang perlu
ditekankan pada pola hubungan antara until retail dan mal. Tenant mix
adalah strategi pencampuran penyewa ruang (pedagang) dari berbagai
jenis barang dagangan. Strategi ini sesuai dengan tuntutan kemudahan
konsumen dalam bentuk one stop shopping, yaitu kemudahan
mendapatkan semua jenis kebutuhan dalam satu tempat/mall. Dengan
beragamnya jenis barang dagangan yang ditawarkan dalam satu mall,
magnet dan unit retail pada shopping mall perlu dikelompokkan
berdasarkan

materi

dagangan

sedemikian

rupa

sehingga

tidak

menimbulkan persaingan yang mematikan.
Pada perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖, fungsi
ruang dapat dikelompokkan menjadi yaitu :
a. Fasilitas perbelanjaan; terdiri dari retail, toko buku, mini
archor tenant, minimarket, apotek, pusat oleh-oleh;
b. Fasilitas rekreasi; terdiri dari game corner, galeri kerajinan,
dan pijat refleksi;
c. Fasilitas kuliner; terdiri dari restoran, cafe, fast food, dan food
court;
d. Fasilitas pengelola; terdiri dari kantor pengelola dan fasilitas
utilitas lainnya;
e. Fasilitas umum; terdiri dari toilet, musholla, lobby, mall,
money changer, reservasi parkir.

22
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan prinsip tenant mix, area perbelanjaan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa zona, yaitu:
-

Zona pengelompokan ini berfungsi sebagai zona yang terlihat
khas/karateristik dari bangunan ini.

Gambar 2.12. Zona pengelompokan penyambut
-

Zona pengelompokan ini berfungsi sebagai area berbelanja yang
dilengkapi dengan fasilitas kuliner

Gambar 2.13. Zona pengelompokan perbelanjaan
-

Zona pengelompokan ini berfungsi sebagai zona yang memiliki area
rekreasi dan bersifat lebih tenang, dimana tidak terdapat sebuah mini
anchor tenant dan dilengkapi dengan food court yang memili variasi
makanan

Gambar 2.14. Zona pengelompokan rekreasi santai

23
Universitas Sumatera Utara

2.3.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang
Dari daftar kegiatan dan pengguna bangunan, muncullah
kebutuhan ruang yang harus dipenuhi yaitu :
Tabel 2.3. Tabel fasilitas, pengguna, dan aktivitasnya
Fungsi

Fasilitas

Pemakai

Kegiatan

Fasilitas
perbelanjaan

Pertokoan/ retail

Pengelola

Mengatur pemasokan barang,
administrasi, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran, menyusun
barang, isoma
Melihat, membeli barang
Mengatur pemasokan barang,
administrasi, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran, menyusun
barang, isoma
Melihat-lihat, membeli
barang, mencoba baju
Mengatur Pengadaan barang
dan Lobi supllier, pembukuan
akuntansi, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran, menyusun
barang, labelling, isoma
Melihat, membeli barang
Mengatur pemasokan barang,
administrasi, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran, menyusun
barang, isoma
Melihat, membeli barang
Mengatur pemasokan barang,
administrasi, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran, menyusun
barang, isoma
Melihat, membeli barang
Mengatur pemasokan barang,
administrasi, isoma

Karyawan

Mini
anchor
Tenant

Pengunjung
Pengelola
Karyawan

Pengunjung
Minimarket

Pengelola

Karyawan

Toko
buku

Pengunjung
Pengelola
Karyawan

Pusat
oleh-oleh

Pengunjung
Pengelola
Karyawan

Apotek

Pengunjung
Pengelola

Kebutuhan
ruang
Retail;
Gudang
Kasir

R.pengelola
Gudang
R. karyawan
Kasir
Display area
Kamar pas
R. pengelola;
Gudang
R. karyawan

R. pengelola
gudang
Kasir
Display area
R. karyawan
R.pengelola
gudang
Kasir;
R. karyawan
R.pengelola

24
Universitas Sumatera Utara

Karyawan

Fasilitas
rekreasi

Tempat
pijat
refleksi

Pengunjung
Pengelola
Karyawan

Pengunjung
Game
corner

Pengelola
Karyawan

Pengunjung
Galeri
kerajinan
tangan

Pengelola
Karyawan

Pengunjung
Fasilitas
kuliner

Restoran
/ food
court

Pengelola

Karyawan

Pengunjung

Cafe

Pengelola

Melayani pengunjung dan
pembayaran, menyusun
barang, isoma
Melihat, membeli barang
Mengatur stok barang,
administrasi, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran, isoma
Menunggu antrian, menerima
jasa, membayar
Administrasi, mengontrol
Melayani pengunjung dan
pembayaran, memeriksa
keadaan peralatan, isoma
Melihat-lihat, bermain,
membeli koin permainan
Administrasi, mengontrol,
isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran; isoma

Melihat dan membeli barang
Administrasi, mengontrol,
memeriksa bahan makanan
dan pasokannya, isoma
Melayani pengunjung dan
pembayaran; memasak;
membersihkan restoran;
isoma
Makan/minum, duduk,
memesan makanan,
membayar
Administrasi, mengontrol,
memeriksa bahan makanan
dan pasokannya, isoma

Kasir;
R. karyawan
R. pengelola
gudang
Area pijat;
kasir
R. karyawan
Area tunggu
R. pengelola
R. permainan
R. karyawan;
Kasir,
hall,gudang
R. pengelola;
toilet
R. karyawan;
galeri;
workshop;
area suvenir;
kasir; gudang

R. pengelola;
gudang; r.
Pendingin
Dapur, bar, R.
Karyawan,
kasir
Area makan
dan minum
R. pengelola;
gudang

25
Universitas Sumatera Utara

Karyawan

Pengelola

Melayani pengunjung dan
pembayaran; memasak;
membersihkan cafe; isoma
Makan/minum, duduk,
membayar
Administrasi, isoma

Karyawan

Administrasi

Pengunjung
Fasilitas
pengelola

Kantor
pengelola

Keamanan
Utilitas

Pergudangan

Petugas
Karyawan

Karyawan

penyewa
Fasilitas
umum

Reservasi taksi

Petugas

Pengunjung
Money
changer

Petugas
Pengunjung

Mall

Pengunjung

Menjaga keamanan,
menindak kriminal, isoma
Mengawasi alat bekerja,
mejalankan dan mengatur
alat, isoma

Mengontrol, servis,
adminitrasi, menyusun dan
menghitung barang
Menitip barang dagang,
adminstrasi
Melayani pengunjung dan
pembayaran, memanggil
taksi
Menyewa taksi, menunggu
giliran
Melayani pengunjung
Mengganti uang
Duduk, jalan, mengambil
uang di ATM, menelepon,
mencari informasi

Dapur, bar, R.
Karyawan,
kasir
Area makan
dan minum
R.pimpinan;
R.wakil
R. manager;
R. Sekretaris;
R.
Bendahara;
R. karyawan;
R.rapat;
Pantry;
Toilet;
Gudang arsip
Pos jaga, R.
satpam
R. pompa;
R.AHU;
R.genset;
R. Trafo;
R. panel;
R. sistem
kebakaran
R. Mesin lift;
R. Sampah;
R. bongkar
muat
gudang utama

Kasir;
R.administras
i
R. tunggu
Counter
Jalur
pedestrian;
hall; lobby;
R. Informasi;

26
Universitas Sumatera Utara

R. ATM;
taman; taman
indoor
rooftop
Toilet
umum
Musholla

Fasilitas
parkir

Parkir

Karyawan
penyewa
Pengunjung
Karyawan
penyewa
Pengunjung
Pengelola
Karyawan
penyewa
Pengunjung

Buang air, cuci muka

Toilet umum

Wudhu, sholat

R, sholat,
tempat wudhu

Parkir mobil, dan sepeda
motor, menurunkan
penumpang

R.parkir ;
dropoff

2.3.3.3.Deskripsi Besaran Ruang
Terdapat beberapa standar-standar dalam perancangan besaran
ruang dalam mall, yaitu:
a. Jarak antar kolom mempengaruhi besaran dari toko dalm fleksibilitas
ruangan, jarak antar kolom yang biasanya digunakan 20 ft (6m), 25ft
(7.5m) dan 30ft (9m);
b. Area basement memiliki tinggi bersih 8-9 ft (2.4-3m) dimana untuk
area loading dock memiliki panjang 10.7m dan 1.5m di kedua sisi
dengan ketinggian bersih 4.7 m;
c. Ukuran toko kecil memiliki lebar berkisar 5.3 m-6m dan biasanya
5.4m, ketinggiannya 3.3-3.8m untuk area jual dan 3.2-3.6m untuk
area yang bukan area jual; dan ukuran toko besar memiliki lebar
berkisar 7.3-9.2 m dengan ketinggian minimum 3.6 m;

Gambar 2.15. Layout toko

27
Universitas Sumatera Utara

d. Fitting room memiliki besaran beragam tergantung pada peletakan
cermin;

Gambar 2.16. Layout fitting room
e. Fasilitas pijat refleksi memiliki konfigurasi ruang seperti pada
gambar dimana fasilitas ini kurang lebih memiliki 6-8 kamar agar
dapat sukses;

Gambar 2.17. Layout fasilitas pijat refleksi
Keterangan gambar :

a = 0.3-0.45m
d = 0.9 m
b = 0.3m
e = 1.95 – 2.1m
c = 1.5 m; 1.8 m; 2.1m f = 1.05 – 2.1 m

g = 1.95 – 2.1m

f. Apotek atau drugstore menjual beberapa keperluan selain obatobatan seperti kartu ucapan, rokok, buku, majalah, dan beberapa
keperluan rumah tangga;

Gambar 2.18. Layout apotek
Keterangan gambar :

a = 2.55m
b = 9.75m
c = 3.15m
d = 2.7m

e = 3.9 m
f = 6.45m
g = 4.35 m
h = 2-2.1m

i = 1.72 – 2.4m
j = 1.35 – 1.7m

28
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.19. Layout gudang apotek
g. Retail sepatu biasanya memiliki area terpisah untuk pria, wanita dan
anak-anak. Toko sepatu ini harus disusun secara efisien agar dapat
mengakomodasi tempat duduk dan sirkulasi yang efisien dan tidak
menghalau area pengunjung yang mencoba sepatu;

Gambar 2.20. Layout retail sepatu

Gambar 2.21. Layout gudang retail sepatu
h. Konfigurasi restoran berikut merupakan konfigurasi restoran yang
dapat menampung 100-300 orang dimana susunan dapur bersifat
linear;

29
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.22. Layout dapur restoran
i. Area kerja karyawan sebaiknya berhadapan ke arah yang sama dan
memiliki gang atau jalan untuk memudahkan sirkulasi internal;

Gambar 2.23. Layout dan ukuran meja kerja
j. Beberapa konfigurasi fasilitas pengelola sebagai berikut;

Gambar 2.24. Layout fasilitas pengelola

30
Universitas Sumatera Utara

2.3.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Berikut merupakan persyaratan yang diperlukan, yaitu :
Tabel 2.4. Tabel persyaratan dan kriteria ruang
Fungsi
Fasilitas
perbelanja
-an

Ruang
Persyaratan dan kriteria
Mini anchor Disesuaikan dengan modul struktur, berada di ujung
Tenant
sebagai anchor tenant, memiliki besaran berkisar 935m2
- 2335 m2 dengan lux standar 500 lux dan temperatur
18˚C
Retail
Disesuaikan dengan modul struktur, terhubung langsung
dengan sirkulasi utama, memiliki besaran maksimum
373 m2 dengan lux standar 500 lux dan temperatur 18˚C,
tinggi bersih 3.3-3.8m
Standar rak :

Minimarket

Disesuaikan dengan modul struktur, mudah diakses dan
dekat dengan pintu masuk, dengan lux standar 500 lux
dan temperatur 18˚C
Standar rak :

Toko buku

Disesuaikan dengan modul struktur, dengan lux standar
500 lux dan temperatur 18˚C
Standar rak :

31
Universitas Sumatera Utara

Pusat oleholeh
Apotek

Fasilitas
rekreasi
dan
kuliner

Fasilitas
umum

Cafe ;
Foodcourt ;
Restoran
Galeri
kerajinan
tangan

Tempat
pijat
refleksi
R. informasi
Lobby
R. atm
Toilet
Musholla
Reservasi
taksi

Disesuaikan dengan modul struktur, mudah diakses dan
dekat dengan pintu masuk, dengan lux standar 500 lux
dan temperatur 18˚C
Disesuaikan dengan modul struktur, mudah diakses dan
dekat dengan pintu masuk, area depan toko sederhana,
dan tembus pandang dengan jendela display yang
rendah. Interior harus terorganisir dan dikelompokkan
Memerlukan view yang bagus, mudah diakses, lux
standar 250 lux dengan ketinggian ruangan 2.5-3m dan
area jalan 1.2-2m
Nyaman, tenang, mudah diakses dan terhubung
langsung dengan sirkulasi utama; lux standar 200 lux,
penempatan kerajinan yang sesuai dengan jarak pandang

Nyaman, tenang, mudah diakses dan terhubung
langsung dengan sirkulasi utama
Mudah diakses dan terlihat dari pintu masuk
Cukup luas; lux standar 100-200 lux
Mudah diakses tapi tidak terlalu dari keramaian
Mudah diakses tapi tidak langsung terlihat dari area
perbelanjaan, dapat digunakan oleh difabel
Nyaman dan tenang, jauh tapi mudah diakses dari area
perbelanjaan
Mudah diakses

32
Universitas Sumatera Utara

Fasilitas
pengelola

Money
changer
Parkir
Kantor
pengelola
Keamanan
Utilitas

Mudah diakses
Mudah dicapai dari area perbelanjaan dan pintu masuk
Mudah dicapai tapi tidak terlalu terlihat, memiliki
fasilitas toilet, dan pantry sendiri
Mudah dicapai dan dapat mengawasi pintu masuk dan
area perbelanjaan
Jauh / susah diakses dari area perbelanjaan oleh
pengunjung

2.3.5. Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Fungsi Sama
2.3.5.1. Changi City Point

Gambar2.25. Jalur Menuju Changi City Point dari Airport
Sumber : google

Changi City Point, Singapore, berlokasi di tengah Changi
Business Park dan dekat dengan perumahan, juga berdekatan dengan
Bandara Changi, Singapore Expo, dan universitas pada timur laut.
Changi City point dapat dicapai dengan MRT, dan kendaraan umum.
Changi City Point, dengan luas lahan 46.969 meter persegi dan luas
bangunan 28.463,1 meter persegi, merupakan sebuah retail mall dengan
tiga lantai dan satu basement.
- Lantai 1 dan 2 merupakan lantai utama retail

yang

mengakomodasikan berbagai retail, restoran, food outlet, dua
food court, supermarket, toko perabot, elektronik, toko farmasi,
toko perhiasan;
- Lantai 3 merupakan roof garden yang menampung sebuah galeri
seni dan sebuah area pertunjukan outdoor publik dengan
kapasitas duduk 450 orang;

33
Universitas Sumatera Utara

Changi City Point didesain sederhana dimana terdapat sebuah
galeri, sebuah mall yang mengarah ke atrium utama di sudut barat daya
dan sebuah restoran dan tempat rekreasi yang mengarah ke sudut timur.
Juga terdapat mall yang terbentang dari utara ke selatan yang merupakan
sebuah pedestrian yang aktif 24 jam yang diatur oleh URA. Galeri utama
dari pusat perbelanjaan termasuk sebuah area dengan skylight dengan
taman dan fitur air. Desain ini menekankan bahwa bangunan ini didesain
dengan penekanan yang kuat tentang materi yang alami dan integrasi dari
tanaman dan lansekap, juga membuat pusat perbelanjaan ini berbeda
dengan pusat perbelanjaan yang lain.

Changi City Point, view eksternal

Changi City Point, view interior

Gambar 2.26. Changi City Point
Sumber :http://www.finanznachrichten.de/pdf/20140512_175650_J69U_EQ6AS
ZLFT5NIS5LM.3.pdf

Gambar 2.27. Fasilitas Changi City Point
Sumber :http://www.finanznachrichten.de/pdf/20140512_175650_J69U_EQ6AS
ZLFT5NIS5LM.3.pdf

34
Universitas Sumatera Utara

Changi City Point diklasifikasikan sebagai sub-regional centre
di Singapore, dengan luas main anchor sebesar 15360 kaki persegi atau
7% dari total luas lantai. Changi City Point memiliki beberapa fitur unik,
yaitu :
-

Setting lansekap yang membuat seperti mall di dalam taman;

-

Penggabungan retail tradisional dan retail outlet;

-

Lokasi yang dekat dengan distrik bisnis Changi yang memberi
akses kepada para karyawan.
Dalam pusat perbelanjaan ini, terdapat 138 specialty shop

dengan luas total 140.350 kaki persegi, dan 4026 kaki persegi dari luasan
itu masih kosong. Dari luasan retail yang telah disewa, 40% dari luasan
itu disewa oleh penyewa F&B (food and beverage), dan sisanya
ditempati oleh penyewa dengan barang dagang seperti pakaian dan
perabot.

Gambar 2.28. Changi City Point Basement 1
Sumber :http://www.finanznachrichten.de/pdf/20140512_175650_J69U_EQ6AS
ZLFT5NIS5LM.3.pdf

35
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.29. Changi City Point Lantai 1

Gambar 2.30. Changi City Point Lantai 2

Gambar 2.31. Changi City Point Rooftop

36
Universitas Sumatera Utara

Pada Changi City Point, terdapat tiga jenis sistem sirkulasi
horizontal yang digunakan yaitu sirkulasi tunggal yang dibatasi oleh
atrium dan sirkulasi memanjang dari area timur mall ke area selatan mall
atau ke atrium yang terdapat void pada beberapa titik, dan sirkulasi
sekunder yang diapit oleh retail-retail. Kedua sistem sirkulasi utama yang
digunakan bersifat melingkar karena dibatasi oleh void-void tersebut
sehingga area sirkulasi lebih terasa luas.
Sistem sirkulasi vertikal yang digunakan adalah eskalator dan
lift dimana eskalator terletak pada tiga titik yaitu pada area timur mall,
area selatan mall dan di dekat atrium mall. Lift terletak pada bagian
selatan dan timur mall. Pada bagian timur mall, juga terdapat lift servis
yang berada di dedkat area toilet. Akan tetapi sirkulasi vertikal yang
dapat mengakses rooftop hanya lift yang terletak pada selatan mall dan
eskalator yang terletak di dekat atrium.
Area servis bangunan pada tiap lantai terdiri dari toilet, dan
tangga kebakaran, letak servis ini berada pada ujung area timur dan
selatan mall.
2.3.5.2. City Center Mall

Gambar 2.32. City Center Mall
Sumber : google

City Center Mall adalah sebuah shopping mall yang terletak di
Kolkata, India dan dekat dengan hotel, bank, dan rumah sakit. City
Center Mall juga berjarak 6km dari bandara dan stasiun kereta api.
Bangunan ini memiliki luas 312.442 kaki persegi (28.119 m2) dimana
panjang bangunan bagian depan 82m dan bagian samping 74m. City

37
Universitas Sumatera Utara

Center Mall terletak di hook segitiga jalan dengan fasilitas basement
sebagai tempat parkir dan enam lantai.
City Center Mall ini terkenal dengan memiliki beragam
fasilitas kuliner, dimana terdapat food bazar, fastfood, dan restoranrestoran lainnya. Selain itu, mall ini juga memiliki fasilitas berbelanja
dengan brand internasional dan nasional, pub, area bermain anak
(timezone), dan bowling alley.
Sang arsitek menggunakan konsep bentukan egyptian pylons
sebagai fasad bangunan dan piramid sebagai kubah/dome pada bagian
atas bangunan.

Gambar 2.33. Konsep bentukan City Center Mall
Yang menjadi magnet dalam mall ini adalah fasilitas kuliner
yang beragam dan fasilitas berbelanja internasional dan nasional. Dan
juga lingkungan yang dekat dengan bandara dan hotel sehingga mall ini
menjadi penarik perhatian untuk para turis yang datang.

Upper ground
floor

Lantai 1

38
Universitas Sumatera Utara

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4

Gambar 2.34. Denah City Center Mall
Keterangan gambar : 1 = eskalator; 2= tangga dan lift; 3=tangga kebakaran dan toilet
Sumber : http://www.slideshare.net/aaru994/arihantppt-autosaved

Sirkulasi horizontal City Center Mall bersifat melingkar dan
berorientasi terhadap atrium. Sirkulasi vertikal utama, yaitu eskalator,
tangga, dan lift, juga terletak pada atrium. Sedangkan tangga kebakaran
terletak pada ujung bangunan dan dekat dengan area servis bangunan.

Gambar 2.35. fasilitas sirkulasi vertikal

39
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.36. Denah basement City Center Mall
City Center Mall memiliki sebuah basement dengan sistem
half storey car park dimana basement memiliki dua area dengan
ketinggian yang tidak sama. Area basement ini hanya digunakan untuk
area parkir mobil.
2.4. Elaborasi Tema
Terdapat beberapa pemikiran, dasar dan latar belakang dalam pemilihan
tema ini. Kawasan perancangan adalah kawasan Kec. Batang Kuis, Kab. Deli
Serdang yang terkenal akan Fasilitas Bandar Udara Kualanamu, sehingga
kawasan ini lebih sering disebut kawasan Kualanamu karena kedekatannya
terhadap Bandara Kualanamu. Kab. Deli Serdang sendiri memiliki beberapa ciri
khas tersendiri, salah satunya dapat dilihat dari kerajinan tangan dimana terdapat
batik khas Deli Serdang, batik gorga dan lainnya akan tetapi kerajinan ini kurang
diperhatikan oleh pengunjung yang dapat dilihat dari tutupnya toko Dekranas di
dalam bandara. Dengan dasar ini, maka terpikirlah untuk mengekspresikan daerah
dan kerajinan tangannya. Tema yang sesuai untuk mengekspresikan pemikiran ini
adalah Tema Ekspresionisme, didukung dengan ciri dari arsitektur ekspresionisme
adalah menggunakan makna dari simbol dan ide ruang yang diterapkan dalam
bangunan, dan mengekspresikan bahasa emosi bentuk dan warna.

40
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.37. Skema alur pemikiran tema
2.4.1. Pengertian
Arsitektur Ekspresionisme
a. Arsitektur Ekspresionisme adalah arsitektur yang mampu
membangkitkan emosi dari diri pengamat dengan cara
menimbulkan asosiasi atau dengan cara mendesain dengan
berlebihan.1
b. Arsitektur ekspresionisme memiliki nilai-nilai yaitu menghargai
kebebasan bentuk dan garis, menghasilkan bentuk bangunan
yang tidak monoton, mengekspresikan bahasa emosi bentuk dan
warna, merupakan ungkapan isi hati seseorang, menjelajahi jiwa
dan melukiskan emosi kepada orang lain.2
Ciri Arsitektur Ekspresionis adalah:
-

Menggunakan makna dari simbol dan ide ruang yang diterapkan
dalam bangunan.

-

Menggunakan bentuk yang terdiri dari material yang konstruktif
berupa kaca, baja, dan dinding beton/ bata bata.

-

Menggunakan kesamaan arti makna dari aliran seni ekspresionis
dengan aliran dalam arsitektur.

-

Menggunakan kesamaan antara nilai arsitektur ekspresionis
dengan objek bangunan.

1
2

http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/12012-7-627073454735.doc
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng/article/view/362/pdf

41
Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Interpretasi Tema
Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan ―Mall
Ekspresionis Deli Serdang‖ adalah bagaimana menerapkan ekspresi dari
makna lambang Kabupaten Deli Serdang dimana salah satu maknanya
adalah ―masa depan yang gemilang‖ dan makna dari motto Kabupaten Deli
Serdang yang berarti ―semangat perjuangan daerah yang kuat dan kokoh‖ ke
dalam bentuk dan karakter bangunan yang dirancang. Sehingga bangunan
dapat menimbulkan perasaan riang dan kesatuan ketika melihatnya.
2.4.3. Keterkaitan Tema dengan Judul
―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖ merupakan satu fasilitas
perbelanjaan terbaru yang dibangun di Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang.
Kabupaten ini memiliki bandar udara yang bernama Bandar Udara
Kualanamu sehingga daerah ini lebih sering dikenal dengan nama
Kualanamu dan dilambangkan dengan bandar udara tersebut. Akan tetapi,
Kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki identitas yang telah tertuang pada
lambang daerahnya. Maka dari itu, walaupun icon dari Kab. Deli Serdang
adalah Bandar Udara Kualanamu, identitas kabupaten harus tetap
dipertahankan sebagai nilai lokal kabupaten itu sendiri. Tidak terlepas dari
hal tersebut, pembangunan ―Mall Deli Serdang‖ sebagai fasilitas
perbelanjaan harus tetap mempertahankan identitas kabupaten. Dengan
dasar ini, tema Arsitektur Ekspresionisme sangatlah cocok untuk
mengekspresikan identitas dari Kabupaten Deli Serdang.
2.4.4. Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Tema Sejenis
2.4.4.1. Museum Guggenheim

Gambar 2.38. Museum Guggenheim

42
Universitas Sumatera Utara

Solomon R. Guggenheim Museum adalah sebuah museum seni
yang terletak di Manhattan, New York dan dirancang oleh Frank Lloyd
Wright dengan gambaran bangunan lebih lebar di bagian atas dan
digambarkan sebagai kuil dari arwah, ―temple of the spirit‖. Bangunan
ini memiliki ramp galeri yang memanjang sampai ke atas secara spiral
dan berakhir pada bagian skylight.
Bangunan ini memiliki konsep ―Arsitektur Organik‖ dimana
ruang dan bentuk terpadu, Potongan dan pandangan dari luar secara
bersamaan menyatu secara meyakinkan dalam bentuk tiga dimensional
dan ruang, diwujudkan dalam konstruksi beton spiral. Pada puncak spiral
terdapat kubah kaca yang menerangi semua ruangan secara alami. Ciri
Arsitektur organik yaitu diilhami dari alam, membiarkan desain apa
adanya, membentang pada suatu organisme, mengikuti arus dan
menyesuaikan diri, mencukupi kebutuhan sosial fisik dan rohani, tumbuh
keluar dan unik, menandai jiwa muda dan kesenangan, mengikuti irama.
Konsep ini memiliki kesamaan dengan ciri arsitektur ekspresionis
dimana perancang menjelajahi jiwa yang dapat memberikan kesenangan
atau perasaan pada orang yang berkunjung atau melihatnya, selain itu
bangunan ini memiliki bentuk yang tidak monoton. Dengan kesamaan ini,
bangunan ini dapat dikategorikan bangunan Asitektur ekspresionis.
Konsep bangunan ini juga berawal dari keinginan sang klien
untuk membuat sebuah museum yang dengan konsep “temple of spirit”.
Frank Lloyd Wright mengekspresikan permintaan tersebut sebagai
bentukan bangunan yang berasal ziggurat, sebuah kuil piramid Babylonia,
yang terbalik dengan area berjalan ramp yang memutar atau spiral
sebagai area jalan ke atas yang dapat diibaratkan sebagai jalan menuju ke
puncak piramid.

Gambar 2.39. Konsep Museum Guggenheim

43
Universitas Sumatera Utara

2.4.4.2. Washington Dulles International Airport

Gambar 2.40. Washington Dulles International Airport
Washington Dulles International Airport adalah sebuah bandar
internasional in Loundon, Virginia. Bandar udara ini memiliki luas
sebesar 47.9 km2. Kawasan bandara ini dilengkapi dengan danau buatan
untuk menampung air hujan, hotel dan kantor dan parkir.

Terminal

Dulles merupakan landmark terkenal yang didesain oleh Eero Saarinen.
Sang arsitek, Eero Saarinen, ingin mendesain sesuatu lebih dari
sekedar sebuah bandara—beliau ingin menemukan ― jiwa dari bandara
udara‖ dimana bandara ini akan menjadi sebuah pintu masuk menuju
ibukota negara. Dengan konsep yang diangkat berupa ―jiwa dari bandara
udara‖, konsep bandara ini memiliki ciri yang sama dengan nilai
arsitektur ekpresionisme yaitu mengekspresikan bahasa emosi dalam
bentuk. Bangunan ini sendiri merupakan bentukan cembung dan cekung
yang dinamis, dinding lurus dan miring, dan ruang yang tinggi dan
rendah.
Eero Saarinen mengekspresikan ―jiwa dari bandara‖ pada desain
dengan memperlihatkan pergerakan penerbangan dengan bentukan yang
sederhana yang seperti bentukan sayap.

Gambar 2.42. Konsep Dulles International Airport

44
Universitas Sumatera Utara

Bandara Internasional Dulles memiliki rencana bangunan persegi
yang sederhana, tetapi bentukan dari bangunan cukup kompleks.
Terminal ini merupakan bangunan yang tersusun rapi secara arsitektural
dari struktural. Konsep struktural bangunan ini adalah mengeskpos
struktur dan terdiri dari susunan tiang-tiang miring dan meruncing pada
kedua fasad memanjang dari terminal yang menopang atap kabel baja.
Atapnya sendiri memiliki bentuk tinggi pada bagian depan dan merendah
pada bagian belakang dan titik paling rendah dari atap pada bagian
tengah dari bentangan. Tiang-tiang tersebut, bersamaan dengan atap yang
melengkung, menegaskan kualitas dinamis dari bangunan. Terminal ini
memiliki panjang 600 kaki (180m) dan lebar 320 kaki (96m) dengan
tinggi bangunan 193 kaki (57.9m) ,penutup fasad berupa kaca, dan atap
berupa atap kabel baja dan lengkungan beton.

45
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara