Analsis Perilaku Konsumen dalam Memilih

BAB I
LATAR BELAKANG
Konsumsi adalah kegiatan yang bertujuan mengurangi dan menghabiskan
faedah suatu barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Dari kata
untuk memenuhi kebutuhan hidup, jelas terlihat bahwa konsumsi merupakan
kegiatan yang dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat. Salah satu kegiatan
konsumsi yaitu ketika lapar, manusia pasti akan langsung mengonsusi sesuatu
untuk menghilangkan rasa lapar tersebut.
Benda konsumsi adalah benda yang untuk memperolehnya diperlukan
pengorbanan, biasanya berupa uang. Air yang kita dapat secara cuma-cuma di
sungai dalam kajian ekonomi bukanlah kegiatan konsumsi, karena untuk
memperolehnya tidak butuh pengorbanan. Tetapi air mineral yang di beli di toko
merupakan benda konsumsi. Selain itu ketika membeli barang yang selanjutnya
digunakan untuk menghasilkan keuntungan bukanlah kegiatan konsumsi,
melainkan kegiatan produksi. Sebagai contoh, ketika membeli mesin foto copy
untuk membuka jasa foto copy, hal tersebut bukan kegiatan konsumsi meskipun
pada hakikatnya mesin tersebut digunakan dan dihabiskan faedahnya tetapi
fungsinya sudah untuk mencari keuntungan.
Manusia sendiri memiliki kebutuhan yang tidak terbatas sehingga dalam
melakukan konsumsi, manusia perlu melakukan piihan agar benda yang di
konsumsinya dapat memberi kepuasan. Terlebih lagi sumber daya yang tersedia

sebagai alat pemusas kebutuhan sangat terbatas. Jika konsumen salah memilih

1

maka akhirnya benda yang ia konsumsi tidak akan memberi kepuasan dan malah
menciptakan kerugian. Perilaku konsumen seperti ini sangat mempengaruhi jenis
barang yang di konsumsinya. Perilaku konsumen di pengaruhi oleh pendapatan,
selera, gaya hidup dan sebagainya.

2

BAB II
LANDASAN TEORI
Konsep dasar perilaku konsumen yaitu bahwa setiap konsumen berusaha
mencapai utilitas maksimal dari pemakaian benda yang dikonsumsinya. Utilitas
adalah ukuran seberapa besar suatu barang atau jasa dapat memenuhi
kebutuhannya. Dalam hal ini perilaku konsumen dalam mengonsumsi barang atau
jasa terkandung dalam teori perilaku konsumen.
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana konsumen memilih
produk yang diyakini dapat memberi kepuasan maksimal. Hal tersebut tentu

dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti tingkat pendapatan, ketersediaan sumber
daya, harga barang, selera masyarakat maupun gaya hidup konsumen. Teori
perilaku konsumen tertuang dalam dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal dan
pendekatan ordinal.
a. Pendekatan kardinal, atau yang disebut marginal utility adalah analisis
perilaku konsumen dengan asumsi bahwa setiap barang yang dikonsumsi
dapat dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah, buah dsb.
Pendekatan kardinal memuat teori yang di kembangkan oleh Herman Heinrich
Gossen dalam hal ini yaitu Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.
b. Pedekatan ordinal. Pendekatan ini muncul sebagai akibat dari lemahnya
pendekatan kardinal yang hanya membahas masalah masalah sederhana.
pendekatan ordinal memberi pendekatan pada preferensi yaitu bahwa “barang
A lebih di sukai daripada barang B.”

3

Untuk penjelasannya, pendekatan ordinal menggunakan analisis kurva
indiferensi. Teori pendekatan ordianal dengan menggunakan kurva indiferensi
pertamakali dkemukakan oleh ekonom asal Inggris, Francis Yisdro
Edgeworth. Pada tahun 1906, dikembangan juga oleh ekonom italia Vilfredo

Pareto. Kurva indiferensi memberi penjelasan mengenai kombinasi dua
barang yang membei kepuasan sama. Kurva ini didasarkan pada empat
asumsi:
1. Pola preferensi konsumen dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
2. Konsumen mempunyai pendapatan tertentu.
3. Konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum.
4. Kurva yang menjauhi titik nol menjelaskan kepuasan yang semakin
tinggi.
Ciri-ciri kurva indiferensi adalah:
1. Memiliki kemiringan negatif (negatif slopped.)
2. Tidak saling berpotongan.
3. Cembung terhadap titik nol.

4

BAB III
ANALISIS

a. Masalah dalam Jurnal
Dalam jurnal berjudul Konsumsi Pangan Organik: Meningkatkan

Kesehatan Konsumen? Yang di tulis oleh Ryna Parlyna dan Munawaroh,

menjelaskan tentang konsumsi dua barang yaitu makanan organik dan non
organik yang menjadi dilema dalam masyarakat zaman sekarang.
Teknologi yang semakin maju membuat masyarakat mudah mengakses
informasi, sehingga pengetahuan tentang kesehetan mudah di pahami oleh
masyarakat awam. Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan
memperhatikan makanan dan minuman yang di konsumsi. Makanan organik
menjadi pilihan untuk menjaga kesehatan, karena makanan organik dalam
proses penanaman hingga panen (untuk tumbuhan) dan pemeliharaan tidak
menggunakan bahan kimia seperti pupuk kimia, pestisida,obat-obatan dan
pakan hewan berbahan kimia.
Tingkat konsumsi makanan organik yang semakin tinggi cenderung
mengurangi konsumsi makanan non organik. Namun pengurangan yang terjadi
tidak signifikan karena masyarakat menegah ke bawah tentu lebih memilih
mengonsumsi makanan biasa sebagai akibat dari tingkat pendapatan yang
mereka miliki.

5


Hasil penelitian memang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan
organik dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi kemungkinan terserang
penyakit berbahaya. Namun pemerintah belum menggalakkan program ini
sehingga masyarakat pada umumnya belum tergerak untuk mengonsumsinya.
Selain itu makanan organik harganya akan lebih mahal di banding makanan non
organik.
Kondisi

ini

menciptakan

kemungkinan

bagi

konsumen

untuk


mengombinasikan kedua makanan ini. Dalam pendekatan ordinal, konsumen
dengan pendapatan tertentu akan mengurangi penggunaan makanan anorganik
dan mulai menambah konsumsi makanan organik, namun kepuasan dari
mengonsumsi kedua makanan tersebut harus sama. Sebagai ilustrasi setiap pagi
Ibu Ina memiliki uang Rp. 30.000,- untuk membeli dua ikat kangkung non
organik dan satu kilogram buah apel non organik. Setelah mengetahui bahwa
makanan organik lebih sehat dan berdampak baik bagi lingkungan, Ibu Ina
memilih untuk mengonsumsi makann organik, namun tidak ada penambahan
budget untuk keprluan tersebut. Akhirnya Bu Ina mengurangi pembelian buah
apel menjadi setengah kilogram dan dua ikat kangkung menjadi satu ikat. Sisa
uang yang ia punya ia gunakan untuk membeli sayuran organik. Ibu Ina harus
membuat pilihan dalam mengonsumsi makanan organik dan anorganik dengan
mengurangi makanan anorganik.

6

BAB IV
KESIMPULAN
Perilaku konsumen didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang terbatas,
pendapatan, gaya hdup maupun selera masyarakat. Pendekatan ordinal menjelaskan

tentang bagaimana pengkonsumsian suatu barang harus dikurangi untuk menambah
konsumsi barang lain agar tercapai kepuasan maksimal.
Dalam mengonsumsi makanan organik, maka konsumen akan mengurangi
penggunaan makanan anorganik namun kepuasan yang di terima harus sama.
Untuk saat ini memang pengkonsumsian makanan organik belum banyak dan
pemerintah belum menggalakan program ini. Namun manfaat yang diterima dalam
mengonsumsinya sangat banyak, maka seiring dengan perkembangan zaman
pengkonsumsiannya tentu akan meningkat sehingga masyarakat cenderung akan
memilih mengonsumsi makanan organik.

7

DAFTAR PUSTAKA

S Alam. 2013. Ekonomi. Edisi pertama. Esis
Parlyna Ryna dan Munawaroh. 2011. Konsumsi Makanan Organik:
Meningkatkan Kesehatan Konsumen, Volume 9 No.2

8