Perbandingan Sistem Pendidikan di Bebera
Australia dan Sudan)
Mata Kuliah : Wawasan Pendidikan
Dosen Pembina:
Dr. H. Sulton, M.Pd.
Oleh: NAMA : SIYAMTA NIM : 130121909684
PROGRAM STUDI S3 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Haturkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ijin dan
Kehendak-Nya Makalah tentang “Perbandingan Sistem Pendidikan di Beberapa
Negara ” ini dapat diselesaikan oleh penulis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Wawasan Pendidikan Program Doktor (S3) Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. H. Sulton, M.Pd., selaku dosen Pembina Mata Kuliah Wawasan Pendidikan yang telah membimbing penulis, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran yang bersifat konstuktif sangatlah Penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut. Namun demikian, semoga yang sederhana ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Malang, 2 Mei 2014 Penulis
Perbandingan Sistem Pendidikan di Beberapa Negara
Siyamta
Mahasiswa Program S3-TEP UM
ABSTRAK
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk berkembangnya suatu negara. Tanpa adanya sistem pendidikan yang baik, maka kemajuan suatu negara akan terganggu. Di dunia terdapat 5 benua, yaitu Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Afrika. Pada makalah Wawasan Pendidikan ini akan dibahas tentang sistem Pendidikan pada beberapa negara yang disebutkan di atas.
Sistem pendidikan di negara Saudi Arabia berdasarkan sistem Islam dimana dilakukan pemisahan antara kaum Laki-Laki dengan Kaum Perempuan. Struktur pendidikannya dimulai dari Primary Education selama 6 tahun, Intermediate Education selama 3 tahun, Secondary School selama 3 tahun dilanjutkan dengan Jalur Akademik (Bqchelor, Master, Doctoral) dan Jalur Spesialis (Diploma atau Engineering). Sistem Pendidikan di Jerman yang menonjol adalah Berufsschulle (Duales System) dimana menggabungkan sistem Pendidikan antara dunia kerja dengan sekolah. Struktur sistem pendidikannya dimulai dari Kindergarten, Grundschulle, Gymnasium, Realschule, Hauptschule, Sondernschule atau langsung ke Gesamptschule. Tingkatan di atasnya adalah jalur Akademik (Universitas) dan Jalur spesialis (Berufsschulle). Sistem Pendidikan di Finlandia mempunyai beberapa keunikan beserta kelebihannya dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Menurut riset dari PISA, sistem pendidikan di Finlandia masuk dalam kategori Terbaik dunia. Sistem pendidikannya dimulai dari Preschool, Comprehensive School, Upper Secondary School atau Vocational School. Level di atasnya adalah Academic Degree dan Vocational Degree. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat dimulai dari usia 3 tahun dengan nama Nursery School, Kindergartens, Elemantary Schools, Secondary Education (Academic and Vocational/Technical), Postsecondary Education (College, University, Professional, Vocational or Technical). Pada level Postsecondary Education terbagi atas beberapa degree antara lain Bachelor‟s Degree, Master‟s Degree dan Advanced Professional
Degree atau Ph.D. Selain itu ada Program Professional Schools, misalnya Medicine, Theologi, Law dan sebagainya. Sistem Pendidikan di Australia dimulai dari Early Childood Education pada usia 0-5 tahun, Primary School usia 5-12 tahun, Secondary School pada Usia 12-15 tahun, Upper Secondary School atau Vocational Education dengan Usia antara 15-17 tahun. Level diatasnya adalah pada tingkat Universitas dengan program pendidikan Bachelor‟s Degree, Master Degree dan Doctorate Degree.
Sistem Pendidikan di Sudan dimulai dengan Primary School, kemudian secondary School. Level di atasnya adalah Vocational/Technical Education and Training atau University/College Education. Disamping itu ada Preservice Teacher Training dan In Service Teacher Training. Pendidikan non formal, di Sudan terdapat banyak majelis- majelis ilmu yang menggunakan system talaqqi lewat para masyaikh yang tersebar hampir di seluruh penjuru Sudan, dan diantara jama‟ah yang paling eksis dalam bidang ini adalah jama‟ah anshar sunnah al muhammadiyah yang menebarkan dakwah ahlus sunnah wal jama‟ah dengan pemahaman salaf as sholeh.
Kata kunci : Sistem Pendidikan, Academic Degree, Preservice Training, Inservice Training, Professional School, Vocational Education, Berufsschule, Gymnasium, Realschule, Gesamptschule.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah Pendidikan
orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan sesuatu yang wajar, bahkan dapat semakin memperkaya wawsan berfikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan definisi di atas, maka terdapat tiga pokok pikiran utama yang terkandung di dalamnya, yaitu: (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Di bawah ini akan dipaparkan secara singkat ketiga pokok pikiran tersebut.
Informasi di atas adalah gambaran dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia, yang sudah tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, dan pada akhirnya nanti akan dijabarkan dalam jenjang pendidikan. Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga
dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi. Dari kelahiran sampai usia 3 tahun, kanak-kanak Indonesia pada umumnya tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal. Dari usia 3 sampai 4 atau 5 tahun, mereka memasuki Pendidikan Taman Kanak-Kanak. Pendidikan ini tidak wajib bagi warga negara Indonesia dan mempunyai tujuan pokoknya adalah untuk mempersiapkan anak didik memasuki sekolah dasar. Kanak-kanak berusia 6 –11 tahun memasuki sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI). Tingkatan pendidikan ini adalah wajib bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan konstitusi nasional . Sekolah menengah pertama (SMP) dan dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi. Dari kelahiran sampai usia 3 tahun, kanak-kanak Indonesia pada umumnya tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal. Dari usia 3 sampai 4 atau 5 tahun, mereka memasuki Pendidikan Taman Kanak-Kanak. Pendidikan ini tidak wajib bagi warga negara Indonesia dan mempunyai tujuan pokoknya adalah untuk mempersiapkan anak didik memasuki sekolah dasar. Kanak-kanak berusia 6 –11 tahun memasuki sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI). Tingkatan pendidikan ini adalah wajib bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan konstitusi nasional . Sekolah menengah pertama (SMP) dan
Gambar 1.1. Benua di Dunia
Pembahasan akan dimulai dengan pendidikan di benua Asia, Europa, Amerika, Oceania (Australia) dan Afrika. Untuk mempermudah pembahasan, maka akan diambil contoh salah satu negara yang berada pada Benua / Kontinental tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem Pendidikan di Asia, misalnya Arab Saudi?
2. Bagaimana sistem Pendidikan di Europa, misalnya Jerman, Finlandia?
3. Bagaimana sistem Pendidikan di Amerika, misalnya Amerika Serikat?
4. Bagaimana sistem Pendidikan di Australia, misalnya Melbourne dan Victoria?
5. Bagaimana sistem Pendidikan di Afrika, Misalnya Sudan?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui sistem Pendidikan di Asia, misalnya Arab Saudi.
2. Untuk mengetahui sistem Pendidikan di Europa, misalnya Jerman, Finlandia.
3. Untuk mengetahui sistem Pendidikan di Amerika, misalnya Amerika Serikat.
4. Untuk mengetahui sistem Pendidikan di Australia, misalnya Melbourne dan Victoria.
5. Untuk mengetahui sistem Pendidikan di Afrika, misalnya Sudan.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan melalui literatur buku-buku yang relevan serta dari berbagai media lainnya terutama internet.
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan di Asia (Saudi Arabia)
Arab Saudi atau Kerajaan Arab Saudi adalah negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir dengan gurun pasir yang terbesar adalah Rub Al Khali. Orang Arab menyebut kata gurun pasir dengan kata Sahara.
Gambar 2.1. Peta Saudi Arabia
Negara Arab Saudi ini berbatasan langsung (searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania , Irak , Kuwait , Teluk Persia , Uni Emirat Arab , Oman , Yaman , dan Laut Merah .
Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa'ud memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-'Arabiyah Al-Su'udiyah) dengan menyatukan wilayah Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian menjadi raja pertama pada kerajaan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami, nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz Al-Sa'ud. Arab Saudi terkenal sebagai Negara kelahiran Nabi Muhammad SAW serta tumbuh dan berkembangnya agama Islam, sehingga pada benderanya terdapat dua kalimat syahadat yang berarti "Tidak ada tuhan (yang pantas) untuk disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah". Struktur sistem Pendidikan di Saudi Arabia dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.2. Struktur Sistem Pendidikan di Saudi Arabia
Pendidikan di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian: Pendidikan Umum yang terbagi menjadi tiga tahap
1. Sekolah Dasar (Ibtida'iyah) dengan lama studi 6 tahun
2. Sekolah Menengah Pertama (Mutawasithah) dengan lama studi 3 tahun
3. Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyyah) dengan lama studi 3 tahun
Pendidikan Tinggi yang terbagi menjadi:
1. Studi Sarjana (Bachelor)
2. Studi Magister
3. Studi Doktoral
Selain sistem pendidikan di atas, juga tersedia pendidikan khusus menghafal al- Qur'an di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dan juga Pendidikan Industri, Perdagangan dan Pertanian. Pendidikan Umum diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Arab Saudi sementara Pendidikan Tinggi diawasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi.
Pada tahun 1424 H (2003-2004) telah keluar peraturan baru yakni mengadakan ujian kemampuan untuk seluruh siswa kelas akhir di tingkat Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah) yang diadakan di Universitas-universitas oleh Pusat Standarisasi dan Pengembangan Arab Saudi, tes tersebut mengukur bidang kebahasaan dan keolahragaan. Selain itu, bagi para siswa yang akan melanjutkan studinya di bidang kedokteran atau teknik diwajibkan untuk mengikuti ujian prestasi dengan 5 mata pelajaran (Matematika, Kimia, Fisika, Bahasa Inggris dan Biologi). Pada tahun 1434 H (2012-2013), mata pelajaran Bahasa Inggris dihapus dari ujian prestasi tersebut. Sejak beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Arab Saudi juga membuat Program Pelayan Dua Tanah Suci untuk Beasiswa ke luar negeri, yakni program besar dan ambisius yang bertujuan untuk mengembangkan bakat Warga Negara Arab Saudi dengan mengirimkan warga Saudi ke universitas-universitas di berbagai belahan dunia, program ini sudah diikuti oleh 10 ribu penerima beasiswa.
Pendidikan Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian utama yakni Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum. Namun demikian, sekarang sudah sangat banyak universitas yang menggabungkan keduanya. Jenis perguruan tinggi di Arab Saudi adalah universitas, institut untuk perempuan (college for women), institut administrasi publik (institute of public administration) dan institut keguruan (teacher training college). Semua universitas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) kecuali Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, yang berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers).
Untuk memasuki perguruan tinggi di Arab Saudi, calon mahasiswa harus memenuhi tes masuk perguruan tinggi (General Secondary Education Certificate Examination) atau Tawjihi.
1. Pendidikan Tinggi Universitas
Untuk pendidikan tinggi universitas, tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu: Strata 1 (Bachelor), Strata 2 (Master), dan Strata 3 (Doctor). Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya. Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1.
Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan, seperti: minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi internasional.
Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk perempuan yang sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang tersedia untuk universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud University, King Fahd University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz University, King Faisal University, dan universitas baru King Abdullah University of Science and Technology (KAUST).
2. Pendidikan Tinggi Non Universitas
a. Technical College
Pendidikan tinggi ini setara dengan diploma yang harus diselesaikan selama 3 tahun. Bidang-bidang yang tersedia: control otomatis, sistem elektrikal otomatis, otomotif, perlengkapan elektrik, instalasi elektrik, kimia industri, elektronik industri, dan teknik produksi.
b. Higher Technical Institute
Pendidikan ini seperti layaknya D1 yang dapat diselesaikan selama 1 tahun saja.
c. Higher Technical Institutes for Financial and Commercial Science
Pendidikan tinggi ini khusus untuk ilmu keuangan dan komersial. Kurikulum yang tersedia adalah: akuntansi, korespondensi komersil dan bisnis, bahasa ingris, asuransi, kebudayaan Islam, pemasaran dan periklanan, pembelian dan inventori, dan kesekretariatan. Lama pendidikan yang harus ditempuh adalah selama 2 tahun.
d. The Institute of Public Administration
Lama studi untuk jenis pendidikan tinggi ini adalah selama 2 sampai 3 tahun. Bidang- bidang yang tersedia adalah: perbankan (2 tahun), pemrosesan data elektronik (2.5 tahun), administrasi rumah sakit (2 tahun), ilmu kepustakaan (3 tahun), ilmu personil (2 tahun), ilmu kesekretariatan (2 tahun), dan ilmu pergudangan (2 tahun).
e. Teacher Training College
Untuk pendidikan keguruan terbagi menjadi 3 jurusan: guru sekolah dasar dan menengah pertama (primary school), guru sekolah menengah atas (secondary school), dan guru pendidikan lanjut (higher education).
Struktur Kementerian Pendidikan di Saudi Arabia
Struktur Kementerian Pendidikan di Saudi Arabia terdiri dari 2 Kementerian dan 1 bidang Kerjasama Pelatihan Kejuruan, seperti berikut ini.
Ministry of National Education (Secondary, Teacher Education) Ministry of Higher Education (Universities) Technical and Vocational Training Corporation (TVTC) (secondary, higher technical
institutes, higher commercial institutes).
TVTC secara formal disebut dengan General Organization for Technical Education and Vocational Training (GOTEVOT), yang mempunyai web seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.3. Technical and Vocational Training Corporation
Sekitar 5 tahun yang lalu General Organization for Technical Education and Vocational Training (GOTEVOT), bekerjasama dengan VEDC Malang untuk mengadakan Pelatihan Guru Kejuruan yang dilaksanakan di VEDC Malang, Jawa Timur, Indonesia. Gedung pendidikan di Saudi Arabia, hampir sama dengan model bangunan lainnya dengan model Kotak Minimalis seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.4. Contoh Gedung Sekolah di Saudi Arabia
Di Saudi Arabia, pendidikan untuk Laki-Laki dan Perempuan kelasnya dipisah sehingga tidak bercampur menjadi satu. Hal ini sesuai dengan syariat Islam yang diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi, seperti contoh gambar berikut ini.
Gambar 2.5. Siswa Perempuan di Saudi Arabia
Untuk kaum laki-laki hampir semua menggunakan jubah Muslim dengan khas sorban seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.6. Siswa Laki-laki di Saudi Arabia dalam suatu kelas
B. Sistem Pendidikan di Eropa (Jerman dan Finlandia)
B.1. Sistem Pendidikan di Jerman
Jerman adalah negara federasi yang terletak di benua Eropa dan terdiri dari 16 negara bagian yang disebut Land (jamak:Länder) atau Bundesland (negara bagian federal). Negara Jerman ditunjukkan dengan tangan kanan seperti berikut ini.
Gambar 2.7. Dari Indonesia belajar ke Jerman
(sumber : dokumen pribadi)
Setiap negara bagian diwakili pada tingkat federal dalam Bundesrat. Dari enam belas wilayah federal ini, tiga di antaranya adalah kota setingkat negara bagian seperti berikut : (a) Baden-Württemberg dengan ibu kota negara bagian Stuttgart, (b) Bayern dengan ibu kota negara bagian München, (c) Berlin, salah satu dari 3 kota yang memiliki status sederajat dengan negara bagian, merupakan juga ibu kota negara Jerman, (d) Brandenburg dengan ibu kota negara bagian Potsdam, (e) Bremen, juga adalah kota yang berstatus sebagai negara bagian, (f) Hamburg, kota ketiga selain Berlin dan Bremen yang memiliki status khusus sebagai negara bagian, (g) Hessen dengan ibu kota negara bagian Wiesbaden, (h) Mecklenburg-Vorpommern dengan ibu kota negara bagian Schwerin, (i) Sachsen Bawah dengan ibu kota negara bagian Hannover, (j) Rhein Utara-Westfalen dengan ibu kota negara bagian Düsseldorf, (k) Rheinland-Pfalz dengan ibu kota negara bagian Mainz, (l) Saarland dengan ibu kota Setiap negara bagian diwakili pada tingkat federal dalam Bundesrat. Dari enam belas wilayah federal ini, tiga di antaranya adalah kota setingkat negara bagian seperti berikut : (a) Baden-Württemberg dengan ibu kota negara bagian Stuttgart, (b) Bayern dengan ibu kota negara bagian München, (c) Berlin, salah satu dari 3 kota yang memiliki status sederajat dengan negara bagian, merupakan juga ibu kota negara Jerman, (d) Brandenburg dengan ibu kota negara bagian Potsdam, (e) Bremen, juga adalah kota yang berstatus sebagai negara bagian, (f) Hamburg, kota ketiga selain Berlin dan Bremen yang memiliki status khusus sebagai negara bagian, (g) Hessen dengan ibu kota negara bagian Wiesbaden, (h) Mecklenburg-Vorpommern dengan ibu kota negara bagian Schwerin, (i) Sachsen Bawah dengan ibu kota negara bagian Hannover, (j) Rhein Utara-Westfalen dengan ibu kota negara bagian Düsseldorf, (k) Rheinland-Pfalz dengan ibu kota negara bagian Mainz, (l) Saarland dengan ibu kota
Gambar 2.8. Negara-Negara bagian di Jerman
Struktur Pendidikan di Jerman
Struktur sistem pendidikan Jerman secara formal meliputi : pendidikan dasar (primary education), pendidikan menengah (lower secondary education), dan pendidikan tinggi. Wajib sekolah / belajar di Jerman berlaku Sembilan atau sepuluh tahun, dengan normal anak masuk sekolah pada usia enam tahun. Namun demikian, sebagian anak- anak Jerman ada yang mengikuti pendidikan pra-sekolah (Kindergarten) secara sukarela pada usia 3-5 tahun.
Adapun sistem pendidikan di Jerman dapat divisualisasikan sebagai berikut.
Gambar 2.9. Struktur Sistem Pendidikan di Jerman
Pendidikan dasar (primary school) dengan lama pendidikan umumnya 4 tahun (usia 6-
9 tahun) kecuali ibu kota Negara (Berlin) melaksanakan system 6 tahun, sementara beberapa Negara bagian yang lain melaksanakan pengajaran tambahan 2 tahun pada grade 5 dan 6 dalam suatu lembaga perantara yang memberikan berbagai jenis pelajaran sebagai persiapan masuk ke program-program sekolah menengah. Negara bagian lain menyediakan bentuk yang lain pula dengan memberikan pelajaran- pelajaran khusus pada grade 5 dan 6, dan siswa dapat dengan mudah pindah dari sekolah satu ke sekolah yang lainnya sesuai dengan program yang diinginkan. Sekolah menengah (lower secondary education) di Jerman dapat dibedakan menjadi
4 jenis, yaitu : Hauptschule/Restschule, Realschule/Mittelsvhule, Gymnasium dan Gesamt-schule.
Haupschule/Restschule merupakan jenis sekolah menengah yang memberikan pengajaran yang diarahkan untuk memasuki pemagangan setelah 4 siswa menerima sertifikat tamat belajar. Program ini memberikan pelajaran khusus untuk mempersiapkan siswa menghadapi kariernya di masa mendatang, dan juga Haupschule/Restschule merupakan jenis sekolah menengah yang memberikan pengajaran yang diarahkan untuk memasuki pemagangan setelah 4 siswa menerima sertifikat tamat belajar. Program ini memberikan pelajaran khusus untuk mempersiapkan siswa menghadapi kariernya di masa mendatang, dan juga
Realschule merupakan program sekolah yang mempersiapkan siswa untuk memasuki karier sebagai pegawai atau buruh kelas menengah. Program ini memiliki tuntutan akademik yang lebih tinggi daripada houpschule. Semenjak tahun 1970-an, tamatan sekolah ini telah menjadi persyaratan untuk memasuki program-program pemagangan. Sertifikat dari sekolah ini juga menjadi kunci untuk memasuki berbagai jalur pendidikan yang lebih tinggi.
Gymnasium, bertujuan untuk mempersiapkan siswa ke pendidikan tinggi, walaupun tidak semua lulusannya melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada grade 5 sampai 10, isi kurikulum bervariasi sesuai dengan jenis sekolah yang dimasuki. Mulai grade 11, siswa dapat memilih spesialisasi dalam susunan yang agak rumit. Setelah berhasil menyelesaikan ujian pada grade 13 siswa berhak memasuki perguruan tinggi.
Gesamtschule merupakan sekolah yang menekankan program secara komprehensif bagi semua anak dalam suatu bidang, dan anak-anak akan memperoleh sertifikat yang berbeda sesuai dengan bidang yang dipilihnya. Namun karena terjadi banyak kontroversi pada program sekolah jenis ini, maka tidak semua daerah yang membuka sekolah ini (hanya dibuka di daerah yang beraliran sosial demokrat). Selanjutnya, lembaga pendidikan tinggi di Jerman terdiri dari dua jenis, yaitu: Pertama, akademi / politeknik / Fachhoschulen yang ditempuh selama 12 tahun pendidikan lengkap); Kedua, Universitas. Tidak ada persyaratan program tertentu untuk memasuki universitas, dan tidak ada perbedaan yang jelas antara program sarjana dan program pascasarjana. Sertifikat Pertama dapat diperoleh setelah 4 atau enam tahun pelajaran. Selain pendidikan formal, di Jerman juga berkembang pendidikan non formal yang berupa pendidikan vokasional, teknik, dan bisnis yang diwajibkan bagi anak-anak yang tamat dengan ijasah pendidikan umum pada tingkat \Hoptschule atau Realschule dan juga yang tidak dapat ijasah setelah tamat belajar 9 tahun. Pendidikan ini merupakan prasyarat untuk mendapatkan pekerjaan, dan pelaksanaannya dapat diikuti secara paruh waktu atau purna waktu. Pendidikan non formal yang lain yaitu berupa pendidikan orang dewasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, sesuai dengan tuntuntan zaman dan perubahan ekonomi, Gesamtschule merupakan sekolah yang menekankan program secara komprehensif bagi semua anak dalam suatu bidang, dan anak-anak akan memperoleh sertifikat yang berbeda sesuai dengan bidang yang dipilihnya. Namun karena terjadi banyak kontroversi pada program sekolah jenis ini, maka tidak semua daerah yang membuka sekolah ini (hanya dibuka di daerah yang beraliran sosial demokrat). Selanjutnya, lembaga pendidikan tinggi di Jerman terdiri dari dua jenis, yaitu: Pertama, akademi / politeknik / Fachhoschulen yang ditempuh selama 12 tahun pendidikan lengkap); Kedua, Universitas. Tidak ada persyaratan program tertentu untuk memasuki universitas, dan tidak ada perbedaan yang jelas antara program sarjana dan program pascasarjana. Sertifikat Pertama dapat diperoleh setelah 4 atau enam tahun pelajaran. Selain pendidikan formal, di Jerman juga berkembang pendidikan non formal yang berupa pendidikan vokasional, teknik, dan bisnis yang diwajibkan bagi anak-anak yang tamat dengan ijasah pendidikan umum pada tingkat \Hoptschule atau Realschule dan juga yang tidak dapat ijasah setelah tamat belajar 9 tahun. Pendidikan ini merupakan prasyarat untuk mendapatkan pekerjaan, dan pelaksanaannya dapat diikuti secara paruh waktu atau purna waktu. Pendidikan non formal yang lain yaitu berupa pendidikan orang dewasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, sesuai dengan tuntuntan zaman dan perubahan ekonomi,
Perguruan Tinggi
Dalam peguruan tinggi di Jerman ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH). Secara umum, pendidikan tinggi di Jerman digolongkan menjadi Universitas (Universitaet), Institut Teknologi (Technische Universitaet/Hochschule), Sekolah Tinggi Pendidikan (Padagogische Hochschule), Sekolah Tinggi Seni (Kunsthochschule), Sekolah Tinggi Musik (Musikhochschule), semacam politeknik tetapi sampai ke jenjang S3 (Fachhochschule), dan semacam Intitut Pendidikan Dalam Negeri (Verwaltungsfachhochschule).
Walaupun terdapat banyak jenis pendidikan tinggi di Jerman, kebanyakan mahasiswa Indonesia kuliah di Universitas, Technische Hochschule atau Fachhochschule. Institusi pendidikan tinggi ini menawarkan jenjang pendidikan S1 dengan jangka waktu 6 sampai 7 semester, S2 selama 4 semester dan S3 selama 8 semester. Pemilihan jenis pendidikan tinggi ini harus didasari keinginan dan rencana setelah nantinya selesai kuliah. Jika saudara/saudari ingin menjadi peneliti atau pengajar (dosen) maka universitas atau technische Hochschule menjadi pilihan, walaupun tidak menutup kemungkinan anda bekerja sebagai praktisi. Universitas dan technische Hochschule banyak memberikan pendidikan dengan porsi yang lebih besar di teori daripada praktek. Sedangkan jika ingin menjadi praktisi seperti bekerja di pabrik atau perusahaan, maka Fachhochschule menjadi pilihan yang tepat karena Fachhocschule memberikan porsi yang besar pada praktek. Akan tetapi jika anda tamat dari Fachhochschule, anda tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas. Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:
a. Materi perkuliahan UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.
b. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Oktober-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester).
Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin / winter semester (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas / sommer semester (SS).
c. Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada point b di atas, maka jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI.
Contoh Universitas yang pernah Penulis mengikuti kuliah pada Wintersemester 2010- 2011 adalah Otto Von Guercke Magdeburg, seperti berikut ini.
Gambar 2.10. Web Uni Magdeburg, Germany
Bahasa yang digunakan dalam kampus ini adalah Bahasa Jerman dengan suasana kelas seperti berikut ini.
Gambar 2.11. Kuliah Wintersemester di Uni Magdeburg, Germany
Contoh perguruan Tinggi dengan model Fachhochschulle adalah Hoschschule Darmsatadt yang saat ini masih bekerjasama dengan VEDC Malang dalam bentuk pertukaran Mahasiswa, seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.12. Web Fachhoschulle Damstart (FHD)
Program Yang Ditawarkan
a. Program klasik
Berbeda dengan di Indonesia dan sistem 3 jenjang (Sarjana-Magister-Doktor), sampai saat ini Jerman masih menganut pendidikan tinggi dengan dua jenjang, yaitu Diploma (Dipl.) dan Doktor (Dr). Dalam jenjang Diploma ini, pada tahun-tahun pertama mahasiswa diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah dasar (dikenal dengan nama Grundstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah di Grundstudium mahasiswa diberi sertifikat Vordiplom, akan tetapi sertifikat ini bukanlah gelar kesarjanaan. Untuk menyelesaikan Vordiplom, mahasiswa memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun. Setelah mendapatkan Vordiplom, barulah mahasiswa diijinkan mengambil mata kuliah keahlian pada level yang lebih tinggi (dikenal dengan Hauptstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah Hauptstudium, barulah mahasiswa diijinkan menulis tugas akhir (dikenal dengan nama Diplomarbeit) sebagai syarat kelulusan Diploma. Jadi, Diploma adalah gelar resmi pertama yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan studinya di UNI atau FH.
Antara Diplom UNI dan Diplom FH memiliki perbedaan-perbedaan, diantaranya: Diplom FH bisa diselesaikan dalam waktu 4,5 tahun sedangkan Diplom UNI baru bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun. Diplom FH memiliki muatan terapan yang lebih besar (60% perkuliahan) dibandingkan dengan Diplom UNI (40% perkuliahan). Diplom FH tidak dirancang untuk melanjutkan ke jengang Doktor. Apabila pemegang Diplom UNI ingin melanjutkan ke program Doktor, maka yang
bersangkutan harus mengikuti proses persamaan terlebih dahulu. Dalam fase ini, kepadanya diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah pada level Hauptstudium. Bisa juga ia mengikuti program Master terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke program Doktor. Sebaliknya, pemilik gelar Diplom UNI bisa langsung melanjutkan studi ke jenjang Doktor.
b. Program Baru
Berdasarkan Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuakan sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya. Dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master- Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesatjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan selama 2 tahun. Berdasarkan kesepakatan Bologna 1999 tersebut, UNI dan FH di Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru Bachelor-Master-Doktor. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika saat ini telah ada jengang Bachelor-Master di ahmpir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun 2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universität Berlin dan Humboldt Universität zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.
Pendidikan Pra Perguruan Tinggi
Berbeda dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SD- SLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule).
Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan SD-SLTP- SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 - 6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufschule.
Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal sebagai „Abitur“. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufschule diperuntukkan bagi siswa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.
Pendidikan Tinggi
Setelah mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.
Untuk menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.
Tujuan Pendidikan di Jerman
Sesuai dengan Konstitusi (Grundgesetz), Republik Federasi Jerman adalah sebuah 'republik, sebuah demokrasi, sebuah federal, secara sosial dan konstitutional adalah negara bagian yang bertanggungjawab. Dengan konstitusi pendidikan yang menjamin : 'kebebasan untuk seni dan ilmu pengetahuan, penelitian dan mengajar, kebebasan untuk percaya, menyakini (conscience) dan menyatakan suatu agama, kebebasan untuk memilih sebuah tempat tinggal dan tempat belajar atau pelatihan, persamaan hukum dan hak asasi dasar dari orang tua untuk memperhatikan dan mendidik anak- anak mereka'.
Manajemen Pendidikan di Jerman
Sistem pendidikan di Jerman adalah desentralisasi, mulai dari level SD sampai dengan sekolah menengah. Beberapa Lander (penguasa daerah) membuat berbagai ketentuan konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan masalah-masalah pendidikan, dan seluruhnya melalui proses legislative. Pengaturan ini meliputi penetapan tujuan pendidikan, struktur, isi pengajaran, dan prosedur dalam system daerah mereka masing-masing. Adapun yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan di dalam Negara bagian adalah kementrian kabinet atau Kementrian Kebudayaan (Kultusministerium). Pada Negara-negara bagian yang luas daerahnya, sekolah tidak dikontrol secara langsung oleh kementrian Negara bagian, tetapi melalui badan administrasi regional yang merupakan bagian dari badan ekskutif. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infrastruktur yang diperlukan dan adakalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.
1) Biaya Pendidikan.
Alokasi biaya pendidikan sepenuhnya bersumber dari Lander (Daerah) dan masyarakat setempat, kecuali untuk pendidikan tinggi. Menjadi tanggung jawab pemerintah federal. Hampir semua program pendidikan di jerman bersifat gratis (termasuk pembebasan uang kuliah di pendidikan tinggi). Pemerintah federal juga memberikan bantuan uang kepada sebagian siswa sekolah menengah dan mahasiswa perguruan tinggi. Kebanyakan sekolah-sekolah swasta yang kecil, kira-kira 90% dari biaya operasional sekolah dibantu oleh pemerintah federal Pengeluaran pemerintah federal pada tahun 1990 untuk anggaran pendidikan mencapai total 9,3% dari GNP.
2) Personalia.
Hanya guru-guru Gymnasium dan sebagian guru-guru specialis untuk bidang keuangan yang dididik di tingkat Universitas (S1), dengan tekanan utama bidang keahlian daripada bidang keguruan. Namun demikian. sejak tahun 1960, telah mulai dicanangkan persyaratan kualifikasi yang sama untuk semua guru, minimal telah di didik di Universitas. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan metode mengajar ditempuh melalui in-service training.
3) Kurikulum.
Kurikulum dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan sesuai Negara bagian masing- masing dibawah kendali Lander (pemerintah daerah). Sebagian besar Lander mewajibkan mata pelajaran di primary education sebagai berikut: German; mathematics; social studies (usually taught as Sachunterricht); history (usually taught as Sachunterricht ) geography (usually taught as Sachunterricht); biology (aspects of biology are taught within science, which is usually taught as Sachunterricht ); physics (aspects of physics are taught within science, which is usually taught as Sachunterricht); chemistry (aspects of chemistry are taught within science, which is usually taught as Sachunterricht); art; music; sport; and modern foreign languages. Sedangkan untuk sekolah menengah, kurikulum berbeda-beda penekannannya, sesuai jenis sekolah. Namun paling tidak pada setiap jenis sekolah menengah tersebut memuat materi pelajaran sebagai berikut: German; mathematics; on foreign language (usually English); natural and social sciences; music; art; and sport.
4) Sistem Ujian dan Sertifikasi.
Penilaian akhir tahun siswa di dasarkan pada hasil analisis terhadap kinerja siswa. Dari Grade 2 (primer, umur tujuh) dan seterusnya, hanya terdapat laporan setengah- tahunan meliputi komentar terhadap kemajuan dan nilai yang diperoleh dengan membandingkan kinerja mereka dengan apa ada pada selain dalam sebuah kelompok pengajaran. Terdapat satu kecenderungan ke arah pelaporan proses belajar dan kinerja, dan terhadap keikutsertaan kelas serta perilaku sosial di sekolah. Anak-anak yang nilainya dan hal lainnya tidak cukup harus (dapat memilih) untuk mengulang kembali di awal tahun baru. Tidak ada nilai ujian atau ijasah di sekolah dasar, yang ada hanya sebuah laporan kinerja siswa pada akhir tahun. Ujian nasional di selenggarakan pada grade 10 dan 12.
Suasana kelas yang pernah penulis amati adalah dengan model double L seperti yang terjadi pada Berufsschule Magdeburg berikut ini.
Gambar 2.13. Contoh Suasana Kelas pada Berufsschule di Magdeburg
(sumber : dokumen Pribadi)
B.2. Sistem Pendidikan di Finlandia
Republik Finlandia adalah sebuah negara Skandinavia yang juga termasuk negara Nordik. Karena terletak di Eropa Utara, Finlandia menjadi anggota dari Uni Eropa. Finlandia memiliki perbatasan darat dengan Swedia, Norwegia, dan Rusia sedangkan batas lautnya adalah Laut Baltik di barat daya, Teluk Finlandia di selatan, dan Teluk Bothnia di barat.
Ibukota negara penghasil telepon genggam Nokia dan negeri kelahiran Angry Birds ini adalah Helsinki. Penduduknya sebesar lima juta jiwa mendiami lebih dari 330.000 km² sehingga negara ini terdapat dalam urutan ke-162 dalam kepadatan penduduk di dunia. Finlandia dikenal sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Ada banyak sekali sumber yang membahas tentang kehebatan sistem pendidikan mereka, namun masih sangat sedikit yang mengkaji pendidikan kejuruan disana. Sistem pendidikan Finlandia adalah sistem yang egaliter, tanpa biaya sekolah dan disediakan makanan gratis di sekolah untuk siswa full-time. Anggaran pendidikan Finlandia pada tahun 2009 adalah Euro 11,1 milyar atau Euro 2100 per kapita (sekitar Rp 25 juta per kapita per tahun).
Di Finlandia, pendidikan kejuruan dimulai di level pendidikan menengah. Setelah sembilan tahun sekolah umum yang komprehensif, siswa dapat memilih untuk melanjutkan ke salah satu "lukio" (sekolah menengah atas), suatu lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk masuk pendidikan tinggi, atau bisa pula masuk ke "ammattikoulu" (sekolah menengah kejuruan/vokasional). Kedua bentuk pendidikan menengah ini berdurasi tiga tahun, dan memberikan kualifikasi formal bagi lulusannya. Lulusan pendidikan umum bisa melanjutkan ke universitas umum dan politeknik, namun lulusan pendidikan kejuruan hanya bisa masuk ke politeknik atau langsung bekerja. Sertifikat kelulusan diperlukan untuk masuk universitas atau "ammattikorkeakoulu" (politeknik di Finlandia). Finlandia terletak di benua Eropa, seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.14. Europa, Asia dan Finlandia
Pendidikan di sekolah menengah kejuruan adalah gratis, dan mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah bisa mendapatkan beasiswa dari negara untuk jenjang yang lebih tinggi. Kurikulum ditekankan pada materi kejuruan dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolah-sekolah kejuruan sebagian besar dikelola oleh pemerintah kota. Dalam bidang-bidang tertentu (misalnya sekolah polisi, pelatihan personil untuk kontrol lalu lintas udara), persyaratan masuk sekolah kejuruan seperti ini Pendidikan di sekolah menengah kejuruan adalah gratis, dan mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah bisa mendapatkan beasiswa dari negara untuk jenjang yang lebih tinggi. Kurikulum ditekankan pada materi kejuruan dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolah-sekolah kejuruan sebagian besar dikelola oleh pemerintah kota. Dalam bidang-bidang tertentu (misalnya sekolah polisi, pelatihan personil untuk kontrol lalu lintas udara), persyaratan masuk sekolah kejuruan seperti ini
Gambar 2.15. Struktur pendidikan di Finlandia
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah atas dimulai pada umur 16 atau 17 dan berlangsung selama tiga sampai empat tahun. Pendidikan tingkat ini sudah tidak wajib. Siswa pada tingkat ini dapat memilih untuk menjalani pendidikan dan pelatihan kerja pada sekolah menengah kejuruan untuk mengembangkan kompetensi kejuruan dan untuk Pendidikan menengah atas dimulai pada umur 16 atau 17 dan berlangsung selama tiga sampai empat tahun. Pendidikan tingkat ini sudah tidak wajib. Siswa pada tingkat ini dapat memilih untuk menjalani pendidikan dan pelatihan kerja pada sekolah menengah kejuruan untuk mengembangkan kompetensi kejuruan dan untuk
(dalam bahasa Finlandia: ammatillinen perustutkinto, bahasa Swedia: yrkesinriktad grundexamen). Penyelesaian kualifikasi kejuruan ini memakan waktu 3 tahun dan lulusannya akan dinyatakan layak untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi kejuruan (disebut sebagai AMK atau politeknik) atau bekerja.
Pendidikan ini dapat dilaksanakan dalam sekolah kejuruan multi-bidang (memiliki banyak jurusan) atau khusus (hanya jurusan tertentu), dapat juga diselenggarakan dalam bentuk pelatihan magang yang menggabungkan pembelajaran di tempat kerja dan studi teoritis di lembaga pendidikan kejuruan. Kualifikasi kejuruan ini juga dapat diambil sebagai kualifikasi berbasis kompetensi, dimana keterampilan kejuruan dan persyaratan pengetahuannya sama tetapi independen (dilakukan diluar) dari pendidikan formal dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan kejuruan diatur oleh Undang-Undang Pendidikan Kejuruan (630/1998) dan Surat Keputusan (811/1998). Untuk mendapatkan hak penyelenggaraan dan pemberian kualifikasi kejuruan, penyelenggara pendidikan harus memiliki lisensi yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan, yang menentukan bidang studi, jumlah siswa, kewajiban penyelenggara, dan lain-lain. Pendidikan dan pelatihan kejuruan pada tingkatan ini memiliki delapan sektor yaitu Humaniora dan Pendidikan, Budaya, Ilmu Alam, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Pariwisata, Katering dan Jasa Domestik, Pelayanan Sosial, Kesehatan dan Olahraga, Teknologi, Komunikasi dan Transportasi, Ilmu Sosial, Bisnis dan Administrasi. Secara keseluruhan, ada 52 kualifikasi kejuruan terbagi dalam 113 program studi.
Kementrian Pendidikan yang memutuskan bentuk struktur kualifikasi kejuruan. Dewan Nasional Pendidikan yang menyusun kurikulum inti nasional dan pedoman kualifikasi, menentukan tujuan, isi, dan kriteria penilaian studi. Kurikulum inti ditangani oleh komite pelatihan tripartit (pemerintah, dunia industri dan penyelenggara pendidikan/pelatihan), yang berupa badan terdiri dari para ahli yang didirikan di bawah Kementrian Pendidikan untuk memberikan saran dalam merencanakan dan mengembangkan pendidikan kejuruan dan pelatihan.
Pada level ini siswa bisa memilih pendidikan umum dengan masuk sekolah menengah atas akademik yang fokus pada persiapan untuk studi lanjutan. Lulusan pendidikan Pada level ini siswa bisa memilih pendidikan umum dengan masuk sekolah menengah atas akademik yang fokus pada persiapan untuk studi lanjutan. Lulusan pendidikan
Pendidikan Tinggi
"Ammattikorkeakoulu" ("yrkeshögskola" dalam Bahasa Swedia, polytechnic atau university of applied sciences dalam Bahasa Inggris, sekolah tinggi ilmu terapan dalam Bahasa Indonesia), disingkat AMK, adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi vokasional di Finlandia. Istilah ini secara harfiah berarti "sekolah tinggi pendidikan kejuruan". Meskipun Kementerian Pendidikan Finlandia merekomendasikan istilah bahasa Inggris "politeknik", namun Konferensi Rektor dari Universitas-universitas Finlandia bidang Ilmu Terapan telah memutuskan untuk menggunakan istilah "universitas ilmu terapan".
Finlandia menduduki peringkat pertama di dunia sebagai negara yang memiliki kualitas pendidikan terbaik? Negara Skandinavia ini selalu menempati urutan pertama dalam penilaian yang dilakukan oleh Program for International Student Assestment (PISA) sejak tahun 2003. Anggaran pendidikan di negara yang beribu kota di Helsinski ini paling dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Selain unggul secara kualitas pendidikan, Finlandia juga juara dalam pendidikan anak-anak lemah mental.
Sistem pendidikan Finlandia merupakan kerja keras dari Profesor Reuven Feuerstein. Konsep pendidikan Feuerstein telah digunakan Finlandia selama lebih dari 20 tahun. Sistem Feuerstein berfokus pada konsep bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mengubah diri. Kuncinya adalah identifikasi faktor penghambat dan lebih fokus pada kelebihan untuk mengembangkan kemampuan belajar setiap orang.