ANALISIS HARGA JUAL TERHADAP KUALITAS MA

ANALISIS HARGA JUAL TERHADAP KUALITAS MAKANAN
DI WARTEG SUMBER JAYA

Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen: Ririn Sri Kuntorini,Dra.,M.Hum

Disusun oleh:
TITIAN HASANAH
10090215108

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2016

PRAKATA
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini dengan baik.

Adapun karya tulis ilmiah tentang Analisis Harga Jual Terhadap Kualitas
Makanan di Warteg Sumber Jaya ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini terdapat berbagai kendala yang
dihadapi oleh penulis. Salah satunya adalah sulitnya menyusun tata bahasa yang
dapat dimengerti oleh semua pembaca.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada Yth :
1. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
2. Ibu Ririn Sri Kuntorini,Dra.,M.Hum selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa
Indonesia.
3. Teman-teman satu kelompok yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini.

Kami menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, Juni 2016

Penulis

ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai warteg Sumber Jaya dikarenakan warteg ini
sudah berdiri sejak lama sekitar 14 tahun di Tamansari. Dalam penelitian ini
digunakan teori harga jual dan kualitas makanan. Metode penelitian yang digunakan
yaitu observasi dan wawancara langsung dengan pemilik warteg. Hasil dari penelitian
ini menunjukan bahwa kenaikan harga jual tidak akan mempengaruhi kualitas
makanan yang dibuat di warteg. Namun, meskipun begitu penulis menyimpulkan
bahwa pemilik warteg memiliki alternatif lain dalam mempertahankan kualitas
makanan meskipun harga jualnya naik.
Kata Kunci : Harga Jual, Warteg.

ABSTRACT
This paper discussed about warteg Sumber Jaya because warteg this have
been constructed for a long time around 14 years in Tamansari. In this research used
the theory the selling price and quality of food. Research metodology used the
observation and direct interview with the land owners warteg. The result of research

showed that the increase the selling price will not affect the qualities of meal made in
warteg. But, nevertheless the author concluded that the owner warteg having
alternative other in maintaining the qialities of meal althought the selling price goes
up.
Keywords : Selling Price, Warteg.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKATA.....................................................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................iii
ABSTRACT.................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup Kajian............................................................................................4
1.5 Postulat dan Hipotesis.............................................................................................4
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data..................................................................5
1.6.1 Metode...........................................................................................................5

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................5
1.7 Sistematika Penulisan.............................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................7
2.1 Harga Jual...............................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Harga Jual....................................................................................7
2.1.2 Bentuk Penetapan Harga Jual........................................................................7
2.1.3 Metode Penentuan Harga Jual........................................................................8

2.2 Kualitas...................................................................................................................9
2.2.1 Pengertian Kualitas........................................................................................9
2.2.2 Kualitas Makanan........................................................................................10
2.3 Warung Tegal........................................................................................................10
2.3.1 Pengertian Warung Tegal.............................................................................10
2.3.2 Dampak Dari Adanya Warung Tegal............................................................11
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................12
3.1 Fenomena..............................................................................................................13
3.2 Analisis Pembahasan............................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................17
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................17
4.2 Saran.....................................................................................................................17

SINOPSIS...................................................................................................................19
SYNOPSIS..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
LAMPIRAN................................................................................................................22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................................26

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia terkenal dengan berbagai macam makanan khas daerah dan dijadikan
sebuah usaha, salah satunya yaitu warung tegal. Warung Tegal atau lebih dikenal
dengan sebutan warteg adalah salah satu jenis usaha yang menyediakan makanan dan
minuman dengan harga terjangkau. Warteg merupakan warung makan kelas
menengah ke bawah di pinggir jalan, baik yang dikelola di kota Tegal maupun di kota
lain.
Warteg merupakan salah satu tonggak sejarah adanya tempat makan yang
ekonomis. Masyarakat menengah ke bawah dan mahasiswa dari dulu hingga sekarang
masih menyukai makanan dari warteg meskipun harganya terus berubah. Harga yang
ditawarkan beragam, tergantung dari menu makanan yang dipesan pembeli.
Dengan dijadikannya warteg sebagai tonggak sejarah maka pedagang warteg

juga harus mampu bersaing di era sekarang yang memasuki pasar Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah sebuah sistem pasar bebas antara sesama
negara anggota ASEAN yang menghilangkan pajak atau bea cukai. Dengan adanya
MEA persaingan akan semakin ketat karena banyaknya produk asing yang masuk ke
negara kita termasuk dalam hal makanan. Dengan demikian, dalam hal ini khususnya
warteg harus mampu mempertahankan kualitas dan eksistensinya.
Sehubungan dengan diberlakukannya MEA, maka produk-produk asing akan
semakin banyak dan menyaingi produk lokal. Dalam produksi makanan akan banyak

dibuka restoran-restoran asing yang semakin mencekik usaha lokal khususnya dalam
hal ini warteg. Maka dari itu usaha-usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia
seperti warteg harus mampu mengembangkan usahanya agar tidak tergerus oleh
persaingan ketat yang disebabkan oleh MEA saat ini.
Dari dulu hingga sekarang warteg masih mengalami persaingan antara tempat
makan seperti dengan Rumah Makan Padang dan restoran cepat saji milik
perusahaan-perusahaan

lokal,

namun


meskipun

begitu

warteg

masih

bisa

mempertahankan eksistensinya.
Perkembangan warteg dimulai pada pertengahan tahun 1997, ketika itu
Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat dahysat. Dimulai dari merosotnya
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, gelombang krisis pun menyebar dengan cepat.
Dampak krisis ini menyebabkan Perusahaan-Perusahaan Swasta satu persatu
mengalami kebangkrutan dan mulai memutus kontrak kerjanya dengan para
karyawan. Keadaan semakin sulit bagi karyawan yang terkena PHK, para karyawan
harus melakukan penghematan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghematan
yang sangat signifikan adalah dengan mengurangi anggaran jajan/makan di luar.

Sasaran mereka pada masa krisis ini adalah dengan mencari tempat makan yang
terjangkau, pada saat itulah warteg semakin dikenal oleh masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga
bahan baku terhadap kualitas dan harga jual makanan warteg, kemudian apakah
dengan diberlakukannya MEA saat ini akan mempengaruhi eksistensi warteg yang

sudah dibangun sejak lama atau tidak. Maka masalah ini penting untuk dibahas agar
pembaca dapat mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya usaha kecil seperti
warteg di tengah persaingan produk yang semakin ketat dikarenakan adanya MEA
saat ini.
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, metode yang akan digunakan adalah
metode kualitatif. Metode ini dilakukan dengan cara mencari informasi melalui
wawancara dan observasi langsung.
Penulis tertarik membahas persoalan ini karena harga jual makanan warteg
yang sangat terjangkau sehingga bisa tetap bertahan dari dulu hingga sekarang.
Namun dengan diberlakukannya MEA saat ini penulis ingin mengetahui apakah
warteg bisa mempertahankan eksistensinya atau tidak seiring dengan munculnya
restoran-restoran asing.
1.2 Identifikasi Masalah
Melihat dari berbagai permasalahan warteg dalam memasuki era MEA, ada

beberapa hal yang akan dibicarakan antara lain :
1. Bagaimana pengaruh harga jual terhadap kualitas makanan warteg?
2. Bagaimana eksistensi warteg dalam memasuki era MEA?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap kualitas makanan warteg.
2. Untuk mengetahui eksistensi warteg Sumber Jaya terhadap MEA.

1.4 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup dari kajian ini adalah untuk mengetahui pokok-pokok
permasalahan dari judul yang dianggap dan memberikan solusi-solusi yang baik
dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kajian tersebut.
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok,
yaitu :
1. Eksistensi warteg Sumber Jaya menghadapi MEA.
2. Pengaruh harga jual terhadap kualitas makanan.

1.5 Postulat dan Hipotesis

Kenaikan harga jual warteg terhadap kualitas makanan merupakan suatu ukuran
dalam menilai kelayakan suatu makanan, dengan harga jual yang murah atau mahal
apakah kualitas makanan yang dibuat warteg layak untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Jika harga jual turun maka kualitas makanan warteg akan turun.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metode
Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu dilakukan dengan cara mencari informasi
melalui wawancara dan observasi langsung.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi
literatur, observasi lapangan dan wawancara.

1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,
pemerian masalah, pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Semua hal itu termasuk
komponen utama (bagian isi) karya tulis. Komponen utama ini ditempatkan setelah
komponen pelengkap awal yang terdiri atas halaman judul, prakata yang berisi rasa
syukur, judul, kendala penulisan, terima kasih, dan terbuka terhadap kritik dan saran.

Komponen selanjutnya adalah abstrak, daftar isi, dan lain-lain. Pada bab satu akan
dibahas mengenai latar belakang pengangkatan penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, ruang lingkup kajian, postulat dan hipotesis, metode dan cara memperoleh
data, dan sistematika penulisan.
Pada bab dua akan disajikan landasan teori, tinjauan pustaka, dan kajian teori
yang akan dibahas dalam bab ini. Bab tiga akan mengkaji tentang pembahasan
penelitian. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai

permasalahan yang diangkat mengenai warteg. Setelah simpulan dan saran bagian
akhir karya tulis ditempatkan komponen pelengkap akhir yang terdiri atas sinopsis
yang mendeskripsikan isi dari kesimpulan, daftar pustaka yang berisi tentang rujukanrujukan yang membantu penulis dalam membuat tulisan tersebut, indeks yang berisi
kata-kata penting atau istilah dalam karya tulis ilmiah penulis. Kemudian dilanjutkan
dengan lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Harga Jual
2.1.1 Pengertian Harga Jual
Harga adalah nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau
satuan uang lainnya. Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada
pembeli atau pemakai barang dan jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu
yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang dan jasa serta
pelayanannya. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:301) harga jual adalah harga jual
meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan
jumlah laba yang di inginkan.
2.1.2 Bentuk Penetapan Harga Jual
Menurut Soemarso SR, (2003:182) ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni
penetapan harga jual oleh pasar (Market Pricing), penetapan harga jual oleh
pemerintah (Government Controlled Pricing) dan penetapan harga jual yang dapat
dikontrol oleh perusahaan (Administered or Business controlled pricing).
Tujuan Penentuan Harga Jual Menurut Soemarso SR, (2003:184) yaitu
mencapai target return on investment atau target penjualan, memaksimumkan laba,

meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar,
mengurangi persaingan dan menstabilkan harga .
Keputusan Penetapan Harga Jual Penetapan harga akan meliputi keputusan halhal berikut (Drs. Soemarso SR, 2003:185): 1. Menetapkan harga dasar (basic price),
yaitu menetapkan tingkat harga (price level) termasuk adaptasinya terhadap
perubahan-perubahan siklus yang mungkin terjadi. 2. Menetapkan hubungan harga
antara produk dalam satu product line (product-line pricing) 3. Menetapkan struktur
potongan harga
2.1.3 Metode Penentuan Harga Jual
Metode penentuan harga jual secara garis besar metode penentuan harga dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori utama (Fandy Tjiptono, 2007 : 157) yaitu :
1. Metode penentuan harga berbasis permintaan. Ada tujuh metode penentuan
harga yang termasuk dalam metode penentuan harga berbasis permintaan,
yaitu: skimming pricing, Penetration pricing, Prestige pricing, Price lining,
Odd-even pricing, Demand backward pricing, Bundle pricing.
2. Metode penentuan harga berbasis biaya. Ada metode ini ada empat jenis yang
termasuk ke dalam metode penentuan harga berbasis biaya, yaitu : Standard
markup pricing, Cost plus percentage of cost pricing, Cost plus fixed fee
pricing, Experience curve pricing.

3. Metode penentuan harga berbasis laba. Ada metode tiga jenis metode yang
termasuk dalam metode penentuan harga berbasis laba, yaitu : Target profit
pricing, Target return on sales pricing, Target return on investment pricing.
4. Metode penentuan harga berbasis persaingan. Ada empat macam metode
penentuan harga pesaingan, yaitu: Customary pricing, Above, at or below
market pricing, os leader pricing, Sealed bid pricing.

2.2 Kualitas
2.2.1 Pengertian Kualitas
Definisi kualitas dapat berbeda-beda makna bagi setiap orang, karena kualitas
memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung konteksnya. Sehingga disini akan
dimasukkan definisi kualitas dari beberapa pakar yaitu W. Edwards Deming, Philip B.
Crosby dan Joseph M. Juran (Zulian Yamit, 2010)
1. W. Edwards Deming : Mendefinisikan kualitas adalah apapun yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Crosby : Mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan
kesesuaian terhadap persyaratan.
3. M. Juran : Mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dan spesifikasi.
Dari definisi di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kualitas merupakan suatu
kebutuhan konsumen yang harus dibeli namun memenuhi atau melebihi spesifikasi
atau harapan dari konsumen tersebut.

2.2.2 Kualitas Makanan
Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasa saja, tetapi juga termasuk
dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan tentu ingin
membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas
produk adalah karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya
menanggung janji atau sisipan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Menurut
Margareta dan Edwin (2012), kualitas makanan merupakan peranan penting dalam
pemutusan pembelian konsumen, sehingga dapat diketahui bila kualitas makanan
meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat juga.
2.3 Warteg
2.3.1 Pengertian Warteg
Warung adalah tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dan sebagainya.
Sedangkan Warung Tegal adalah salah satu jenis usaha yang menyediakan makanan
dan minuman dengan harga terjangkau baik yang dikelola oleh orang asal Tegal
maupun dari daerah lain.
Warung tegal pada awalnya banyak dikelola oleh masyarakat dari tiga desa di
Tegal yaitu warga desa Sidapurna, Sidakaton & Krandon, Kecamatan Dukuhturi
Kabupaten Tegal. Mereka mengelola warung tegal secara bergiliran (antar keluarga
dalam satu ikatan famili) setiap 3 s/d 4 bulan. Yang tidak mendapat giliran mengelola

warung biasanya bertani di kampung halamannya. Pengelola warung tegal
di Jakarta yang asli orang Tegal biasanya tergabung dalam Koperasi Warung Tegal,
yang populer dengan singkatan Kowarteg. Kowarteg hingga saat ini masih diketuai
oleh Sastoro.
Hidangan-hidangan di warteg pada umumnya bersifat sederhana dan tidak
memerlukan peralatan dapur yang sangat lengkap nasi goreng dan mie instan hampir
selalu dapat ditemui, demikian pula makanan ringan seperti pisang goreng, minuman
seperti kopii, teh dan minuman

ringan.

Beberapa

warung

tegal

khusus

menghidangkan beberapa jenis makanan, seperti sate tegsl, gulai dan minuman khas
Tegal teh poci. Yang unik dari bisnis Warteg ini, meski melayani masyarakat
menengah ke bawah, hasil yang didapatkan cukup besar. Hal ini terbukti dari tingkat
ekonomi para pengusaha Warteg yang cukup membanggakan. Di Kelurahan,
Sidapurna, Sidakaton, dan Krandon kita tidak perlu heran menyaksikan rumah-rumah
mewah dibangun di sana. Rumah-rumah itu kebanyakan milik para pengusaha Warteg
yang membuka usaha di Jakarta.

2.3.2 Dampak yang Ditimbukan dengan Adanya Warteg
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya warteg adalah masyarakat sekitar
khususnya mahasiswa akan terbantu dalam hal kebutuhan makan sehari-hari. Mereka
tidak perlu merogoh uang yang banyak untuk mendapatkan makanan karena harga
yang diterapkan warteg sangat terjangkau.

BAB III
ANALISIS HARGA JUAL TERHADAP KUALITAS MAKANAN DI WARTEG
SUMBER JAYA
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah analisis pengaruh harga bahan baku terhadap
kualitas dan harga jual makanan warteg Sumber Jaya. Penulis akan melakukan
wawancara dengan pemilik warteg tersebut yang letaknya berada di daerah Tamansari
Atas. Penulis memilih untuk melakukan penelitian di daerah Tamansari karena masih
terdapat warteg meskipun sangat banyak tempat makan modern lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu dilakukan dengan cara mencari informasi
melalui wawancara dan observasi langsung.

Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Menurut Sugiyono, bila
dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber Primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau dokumen.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, sedangkan
data sekunder yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah internet, jurnal, dan
literatur lainnya.
3.1 Fenomena
Bila melihat sejarah dari permulaan adanya warung tegal, warteg sudah ada
sejak zaman Sultan Agung dan VOC. Pada saat itu Tegal menjadi wilayah perbatasan
antara Mataram, Cirebon dan Batavia. Sultan Agung dua kali menyerang Batavia
secara besar-besaran, berturut-turut tahun 1628 dan 1629. Untuk kepentingan
penyerangan ini, Sultan Agung memerintahkan pembukaan lahan sawah di wilayah
Indramayu, Karawang dan sekitarnya, untuk menjamin ketersediaan logistik pasukan
yang akan bertempur. Bupati Tegal kala itu, Tumenggung Martoloyo ditunjuk sebagai
Senapati Panglima Perang, sekaligus menyiapkan pasokan makanan peperangan
untuk prajurit Mataram, lama kelamaan dari situ warga Tegal sudah terbiasa
menyajikan makanan besar sehingga membuka warung makan. Setelah Tegal dilalui
jalan Pantura, kini Tegal menjadi Transit truk dan bus, dari situ juga warteg menyebar
ke seluruh nusantara.
Menurut buku yang ditulis oleh penulis asal Tegal, Suriali Andi Kustomo dalam
bukunya Tegal, Kota yang tak Pernah Tidur (2004), kuat dugaan Matoloyo

mengerahkan warga Tegal juga menjadi petani yang menyiapkan

lahan di

Indramayu, hingga menjadi juru masak pasukan di Batavia.
Seiring perjalanan waktu banyak warga tegal yang membuka usaha warteg di
berbagai daerah sampai sekarang, tak terkecuali Kota Bandung terutama di sekitar
Tamansari. Hal ini memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Karena
dengan adanya warteg masyarakat terbantu untuk mendapatkan makanan dengan
harga yang terjangkau. Di sisi lain mahasiswa juga terkena manfaat adanya warteg,
dengan banyaknya biaya yang harus mereka keluarkan untuk kuliah dan biaya hidup,
mereka dapat menghemat uang sakunya dengan membeli makanan dengan harga
yang terjangkau.
Warung Tegal sudah menjadi fenomena tersendiri bagi kota-kota besar di
Indonesia. Bahkan warteg telah menjadi langganan tetap dan pemandangan yang
biasa bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Namun seiring dengan berkembangnya
zaman semakin ketat pula persaingan yang dihadapi oleh warteg.
3.2 Analisis Pembahasan
Saat ini warteg menghadapi kendala dalam menghadapi MEA, dimana banyak
sekali restoran-restoran asing yang menyediakan berbagai makanan dengan menu
menarik yang dapat menarik para konsumen dengan berbagai fasilitas yang diberikan.
Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi warteg dalam mempertahankan eksistensi
yang sudah mereka bangun sejak lama.

Demi mengahadapi persaingan tersebut warteg harus bisa mempertahankan
harga jual makanan mereka yang sudah terkenal sangat terjangkau. Namun dalam
mempertahankan harga jual tentunya takan nanti akan menghadapi berbagai kendala,
misalnya terjadi kenaikan bahan baku ataupun kenaikan elpiji. disini penulis ingin
mengetahui dengan dipertahankannya harga jual makanan akankah pemilik warteg
mengurangi kualitas makanan mereka atau tidak, baik dalam pengurangan kualitas
bahan baku atau pengurangan porsi.
Objek warteg yang diwawancarai disini adalah warteg Sumber Jaya yang
lokasinya berada di daerah Tamansari Atas. Hasil wawancara tersebut menyebutkan
bahwa dengan ada atau tidaknya kenaikan harga bahan baku atau elpiji, pemilik
warteg tidak akan menaikkan harga jual ataupun mengurangi kualitas makanan
mereka baik dalam pengurangan kualitas bahan baku ataupun pengurangan porsi
dengan alasan demi mempertahankan konsumen mereka yang kebanyakan para
mahasiswa yang notabennya mempunyai anggaran terbatas dalam memmenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Pemilik warteg juga memilih untuk lebih baik
mendapatkan keuntungan yang sedikit daripada mempunyai keuntungan banyak
namun mengurangi kualitas makanan yang diberikan kepada konsumen.
Namun, meskipun pemilik warteg Sumber Jaya menyatakan bahwa tidak akan
menaikkan harga jual ataupun mengurangi kualitas makanan, tetap saja hal itu tidak
wajar karena kenaikan harga bahan baku atau elpiji seharusnya akan mempengaruhi
harga jual, asalkan tidak menaikkan terlalu besar, hal ini bersifat rasional bagi
penjual. Jika ditelaah, warteg Sumber Jaya mungkin memiliki faktor lain yang

menyebabkan warteg tersebut tidak menaikkan harga jual ataupun mengurangi
kualitas makanan.
Faktor lain tersebut seperti kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku yang
lebih murah. Penjual bisa mendapatkan pasokan bahan baku dari petani langsung atau
pemasok utama, dengan begitu penjual tidak akan menaikkan harga jual karena bahan
baku yang didapatkan jauh lebih murah dibandingkan bahan baku yang didapatkan
penjual lain. Dengan kata lain, harga jual murah yang bertahan pada makanan warteg
tetap tidak akan mengurangi kualitas makanan yang dibuatnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
2.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah :
1. Alasan warteg untuk tidak menaikkan harga jual meskipun terjadi
kenaikan harga bahan baku atau elpiji tidaklah rasional karena setiap
pengusaha pasti tidak ingin mengalami kerugian. Ada faktor lain yang
mempengaruhi bertahannya harga jual makanan warteg yang murah
misalnya bahan baku yang didapatkan ialah dari pemasok utama atau
petani langsung.
2. Dengan harga jual bahan baku yang lebih murah tetap saja kualitas
makanan tidak bisa ditetapkan baik tanpa adanya pengecekan langsung
dari pemerintah, namun setidaknya dengan bahan baku yang murah
tersebut maka akan meminimalisir tindakan pedagang yang akan berbuat
curang demi mendapatkan keuntungan yang berlipat.
3. Eksistensi warteg dalam menghadapi MEA dapat dipertahankan karena
harga jualnya yang murah sehingga akan mampu bersaing dengan
restoran-restoran asing di sekitarnya.
2.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa
saran-saran sebagai berikut :

1. Pemerintah sebaiknya mencegah dan menahan laju kenaikan harga bahan
pokok pangan dan elpiji agar pengusaha kecil seperti warteg tidak
mengalami kesulitan dalam persaingan usaha di era MEA ini.
2. Perlu adanya pengawasan rutin dari pemerintah untuk mengecek kualitas
makanan pada setiap tempat makan demi mengurangi tindakan-tindakan
kecurangan yang nantinya akan merugikan konsumen.
3. Warteg harus selalu mengutamakan kualitas makanan dengan tidak
mempengaruhi harga jual terlalu besar supaya eksistensi warteg dapat
terus bertahan.

SINOPSIS
Keberadaan warteg memang sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi
mahasiswa dan masyarakat sekitar. Dengan harga yang terjangkau dan pelayanan
yang sederhana warteg menjadi semakin diminati oleh berbagai kalangan khususnya
masyarakat kelas menengah dan mahasiswa. Namun seiring dengan perkembangan
zaman, warteg dihadapkan dengan munculnya restoran-restoran asing akibat
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana perdagangan bebas
diperbolehkan antar negara Asean yang akhirnya menyebabkan persaingan yang
semakin ketat.
Persaingan yang semakin ketat mengharuskan warteg harus mampu
mempertahankan eksistensinya yang sudah dibangun sejak lama, dari penelitian di
atas dapat disimpulkan bahwa warteg Sumber Jaya mengunakan cara untuk tetap
mempertahanan harga jual makanannya dengan tidak mengurangi kualitas atau porsi
dari makanan tersebut. Hal itu bertujuan untuk mempertahankan para pelanggan yang
kebanyakan berstatus mahasiswa yang mana akan mempertahankan eksistensi warteg
Sumber Jaya di era MEA saat ini.

SYNOPSIS
The existence of warteg is already be a sight to used to students and the
surrounding society. And Affordable and services simple warteg become more and
more interested in various parties especially the middle class and college students.
But with the advent of the times, warteg faced with the emergence of restaurants
foreign due to the implementation of the Community of the Asean Economic (MEA)
where free trade allowed between Asean countries and that eventually cause thight
competition.
Thight competition requires warteg must be able to maintain its existence which
have been built for a long time, of the study on top can concluded that warteg Sumber
Jaya use ways to keep the selling price the food bye does not reduce the quality or
portion of the food. It meant to hold on the customers most are students which will
maintaning existance warteg Sumber Jaya in the of mea now

DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan panji. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung: CV. Yrama Widya.
Soemarso SR. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar Jilid Ke 1. Jakarta: Salemba Empat.
Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

LAMPIRAN

Lampiran 1
Hasil Wawancara
Narasumber

: Ibu Sopro (Pemilik Warteg Sumber Jaya)

Pertanyaan yang diajukan :
1. Sudah berapa lama ibu membuka usaha warteg ?
2. Bahan pokok apa saja yang dapat mempengaruhi harga jual makanan warteg
yang ibu dirikan ?
3. Jika terjadi kenaikan harga pada bahan baku dan elpiji, apakah ibu akan
menaikkan harga jual dan akankah berpengaruh terhadap kualitas makanan
yang ibu buat ?
Jawaban dari pertanyaan yang diajukan :
1. Sudah 14 tahun, sejak tahun 2002
2. Sampai saat ini bahan yang dapat mempengaruhi harga jual tidak ada, namun
apabila terjadi kenaikan bahan pokok pasti pernah, seperti bawang merah dan
cabai namun tidak sampai menaikkan harga jual makanan warteg.
3. Tidak, ibu tidak akan menaikkan harga jual meskipun hargan bahan produksi
naik. Karena disini konsumen/pelanggan ibu rata-rata mahasiswa, dan ibu
mengerti dengan keuangan mahasiswa. Ibu tidak mau memberatkan
pelanggan ibu, lebih baik ibu mendapatkan keuntungan yang sedikit
dibandingkan dengan ibu harus kehilangan para langganan.
Ibu juga tidak akan mengurangi kualitas makanan yang ibu jual meskipun
harga bahan pokok produksi naik, ibu tetap menggunakan bahan yang
berkualitas tanpa mengurangi takarannya.

Lampiran 2
Gambar Warteg Sumber Jaya

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP

: Titian Hasanah

NAMA PANGGILAN: Titian / Tian
ALAMAT

: Kp. Legok Loa RT 03 RW 12 Desa Langonsari
Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung

AGAMA

: Islam

JENIS KELAMIN

: Perempuan

NAMA AYAH
NAMA IBU

: Yayan Sofyan
: Sri Handayani

ALAMAT ORANG TUA

: Kp. Legok Loa RT 03 RW 12 Desa Langonsari
Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung

STATUS

: Mahasiswa

HOBI

: Olahraga Badminton

GOLONGAN DARAH

:O

RIWAYAT PENDIDIKAN

: 1. SDN Sukasari Indah, Lulus Tahun 2007
2. SMPN 2 Tulung, Pindah Tahun 2008
3. SMP Handayani 2, Lulus Tahun 2010
4. MA Al-Mukhlisin, Lulus Tahun 2013
5. PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI, Masuk
Tahun 2015

RIWAYAT ORGANISASI

:

RIWAYAT PEKERJAAN

: 1. PT.Saimoda Garmindo
2. PT.Metro Garmint

Bandung, Juni 2016
Hormat Saya,

Titian Hasanah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26