Tanggung jawab adalah salah satu ajaran

Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan
Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang
setimpal.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena
ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung
jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan
baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku
jujur.

2.1 DEFINISI TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. sehingga bertanggung jawab
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung akibatnya.
Seorang pelajar memiliki kewajiban belajar. bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibanya serta dia juga telah bertanggung
jawab atas kewajibannya
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan
pihak lain. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup

bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Yang manapun itu, bertanggung jawab adalah nilai moral yang
mulia. Yang membuat manusia berhati-hati untuk tidak merugikan orang
lain, bahkan berusaha semampunya untuk selalu berbuat kebaikan bagi
orang lain. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang yang
bermanfaat

bagi

sistem

masyarakat,

atau

sistem

apapun

juga.


Sebaliknya

orang-orang

yang

tidak

bertanggung

jawab

cenderung

merusak sistem di manapun dia berada.
2.2 MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab
untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan. Sebab

apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka
tindakannnya tidak terkontrol lagi
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadangkadang diperlukan pengorbanan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Sehingga

dengan

demikian

manusia

di

sini


merupakan

anggota

masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam
masyarakat

tersebut.

Wajarlah

apabila

semua

tingkah

laku


dan

perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan
manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan

Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh
Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga
tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan

sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya,
manusia perlu pengorbanan.

RESUME KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian
kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen,
bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti darimanagemen.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara
alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.
Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya
memberikan pengajaran/instruksi.

Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang mampu menggerakan
sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana sesorang tidak memperoleh
pengikut karena status. Kemampuan seorang pemimpin dibuktikan pertama dari
bagaimana dia mampu meyakinkan orang-orang yang dipimpinya untuk
memahami visi dan misi organisasi untuk kemudian mau bersama-sama
mengupayakan tujuan organisasi tersebut.

Seorang pemimpin berbeda dengan manajer. Pemimpin mempunyai kekuasaan
atas pengikutnya bukan karena jabatannya tetapi karena kemampuan
personality. Sikap, tingkah laku yang kemudian memunculkan wibawa.
Sedangkan manajer memiliki kekuasaan karena jabatan yang dimilikinya. Dia
bisa memberi komando karena struktur dan birokrasi, tetapi saat dia sudah tidak
lagi menjabat maka tidak satupun "bekas" bawahanya mau dia perintah.

Perbedaan mendasar antara pemimpin dan manajer adalah dari pola pikir dan
cara bekerja. Seorang pemimpin memiliki visi jauh kedepan, sanggup
mengadopsi perubahan, sedangkan manajer berfikir untuk jangka pendek.
Dalam melaksanakan pekerjaanya pemimpin sangat fleksibel dan tidak kaku
sedangkan manajer melakukan apa yang telah digariskan, kaku dan enggan
berubah.


Pemimpin inilah yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja
sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini penting, sebab
bagaimana pun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan tepatnya
penempatan orang dalam organisasi, belum berarti menjamin geraknya
organisasi menuju sasaran dan tujuan. untuk itu diperlukan kecakapan, keulatan,
pengalaman dan kesabaran.

Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain guna mencapai
tujuan tertentu ini disebut Kepemimpinan atau leadership. Kepemimpinan sangat
menentukan keberhasilan atas manajemen, dan lebih dari itu adalah
menentukan keberhasilan administrasi. ini berarti bahwa akan menentukan
tercapainya atau tidaknya tujuan.

Dalam menggerakkan orang lain kita harus ingat empat faktor yaitu:







Kepemimpinan : kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta
menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
Komunikasi : cara dan media penyampain pesan.
Instruksi : perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tagas, tampak arahnya, jelas
bagaimana jalan pelaksanaannya.
Fasilitas : kemudahan yang menyebabkan pekerjaan mudah dilaksanakan.

Tipe-Tipe Pemimpin
Pemimpin Konvensional
Anda tentu pernah mendengar ada sebutan "Tokoh Masyarakat" Mereka tidak
pernah diangkat secara formal tetapi diakui sebagai pimpinan dalam
kelompoknya. Perkataanya didengar, Pemikiranya dijadikan rujukan. Pemimpin
seperti ini biasanya dianggap sebagai panutan kerena " kelebihan" yang mereka
miliki baik secara Ilmu, fisik atau derajat sosial. Biasanya konsep seperti ini ada
pada masyarakat tradisional atau pouse tradisonal
Pemimpin Secara ilmiah
Pemimpin secara ilmiah terbagi dalam 7 jenis kepemimpinan yaitu:

1.
Kepemimpinan pribadi /personal leadership yaitu tipe seorang

pemimpin yang selalu mengadakan hubungan langsung dengan anggotanya.
2.
Kepemimpinan non pribadi / non personal leadership yaitu kebalikan
tipe kepemimpinan pribadi, tetapi melalui jenjang / hierarchie organisasi yang
sudah ditentukan.
3.
Kepempmpinan otoriter yaitu tipe pemimpin yang menanggap
kepemimpinan adalah hak pribadinya, orang lain tidak ikut campur sehingga
setiap perintahnya tidak perlu mendapat konsultasi dari pengikut – pengikutnya.
pemimpin berkuasa penuh, para pengikut tidak mendapat kesempatan
mengemukakan pendapat.
4.
Kepemimpinan yang demokratis, yaitu tipe pemimpin yang selalu
menerima dan menghargai saran, pendapat, nasihat dari pengikutnya.
5.
Kepemimpinan yang kebapaan / paternalistis, yaitu tipe pemimpin
yang bertindak sebagai ayah,pengasuh,pembimbing dan pelindung dari

pengikut-pengikutnya. kelemahannya adalah sulit memberikan
kepercayaan/tanggung jawab secara penuh dan ada rasa khawatir tidak berhasil.


6.
Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire, yaitu tipe
kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang menonjol
dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada pengikutnya
untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan sepenuhnya
kepada bawahannya.

7.
Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire, yaitu tipe
kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang menonjol
dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada pengikutnya
untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan sepenuhnya
kepada bawahannya.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya seorang pemimpin harus memiliki
dua aspek yaitu :





Aspek Internal, yaitu pemimpin harus mengetahui keadaan organisasi, gerak,
tujuan dan keadaannya (pemimpin harus mempunyai pandangan organisasi,
mengambil keputusan secara tepat, tegas dan mudah dilaksanakan, pandai
mendelegasikan wewenang, mendapat dukungan dari anggotannya.
Aspek Eksternal yaitu pemimpin harus mengetahui situasi masyarakat diluar
organisasi dan perkembangan organisasi lain.

Kelebihan – kelebihan yang perlu di miliki sebagai seorang Pemimpin.
Kelebihan rokhaniah atau ahklak seperti jujur, adil, percaya diri sendiri, ramah,
dapat dipercaya bijaksana, kuat keyakinan beragamanya, sederhana, berjiwa
besar, berbudi luhur, berani,dll.
Kelebihan jasmani seperti berbadan kuat, sehat, terampil, tangkas, dll.
Kelebihan penggunaan nalar/ ratio yaitu cerdas, pandai, luas pandangannya
mampu melihat kedepan, inisiatif, kretif, lancar berbicara,dll.

Seorang pemimpin adalah orang yang dapat memimpin dan dapat dipimpin,
dapat menjadi contoh teladan bagi anggotanya. Mempunyai dedikasi yang tinggi
terhadap tugas – tugasnya. Punya kemampuan dan loyal kepada pekerjaan.
Profesional dalam segala hal, inovatif dalam gagasan, selalu menjadi contoh
teladan yang baik, disiplin, komitmen dan jujur.

Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca
Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh
seorang pe
11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya
menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi
muda guna diteruskannya.
Tugas dan tanggung jawab pemimpin









Mengantarkan atau mengarahkan yaitu; mempengaruhi dan membawa
anggotanya kearah tujuan atau cita-cita yang sudah ditetapkan.
Mengetahui artinya menempatkan diri sebagai orang yang dituakan.
Diandalkan dan mendapat kepercayaan dari anggotanya untuk mengambil
keputusan.
Mempelopori atau merintis yaitu menjadi pelopor,memberi contoh/teladan
untukditiru.
Memberi petunjuk, nasihat, petua agar pengikut-pengikutnya bersikap dan
bertindak benar.
Memberi bimbingan agar pengikut – pengikutnya maju dalam
usaha/pekerjaannya,tidak putus asa dan berani bertindak.
Membina guna meningkatkan pengetahuan dan ketermapilan anggotanya.
Menggerakkan yaitu memberikan dorongan atas kepada anggotanya agar mau
bekerja dan beusaha mencapai tujuan/cita – cita.
Empat tanggung jawab seorang pemimpin

1.
2.
3.
4.

Pada
Pada
Pada
Pada

Tuhan Yang Maha Esa
diri sendiri dan orang lain
masyarakat
bangsa dan Negara

Setiap manusia itu sesungguhnya adalah pemimpin tergantung dari bagaimana
manusia melihat diri dan masa depannya
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin
memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’,
sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah
mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja,
maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai
sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat
pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu

menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin)
memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.

Jenis-jenis kepemimpinan
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya pemimpinpemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:
1. Kepemimpinan di bidang rohaniah
2. Kepemimpinan di bidang politik
3. Kepemimpinan di bidang militer, dan
4. Kepemimpinan di bidang managerial
Adapun yang menjadi pokok dalam pembahasan masalah ini adalah jenis
kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial
khususnya dalam kepemimpinan yang berada dalam ruang lingkup bidang seni
pertunjukan.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan
berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang
dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen
seperti yang diuraikan sebelumnya.
Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan seseorang
untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk mencapai
tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin
karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di kalangan bangsawan.
Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata, Ramayana, Panji, dan
sejarah kerajaan – kerajaan hindu dan islam di Indonesia.

Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan
ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan.
Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anakanaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin. Dalam alam
demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan
keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan
perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi
pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan melalui
pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya
kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam
demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya
adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif
dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan
mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan
suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja,
organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih
orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga
tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat
menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi
kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota
memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan kemudian atasan memilih
salah satu diantaranya.

Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka
kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:

menjalankan

-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak
dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat
atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini
mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan
hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada
pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung
dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada.
Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab.
Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat,
karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang
panjang.
Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan
adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain
dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini
sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan
menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui
forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anakanaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada
dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan
lebih bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Karismatis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat.
Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa,
sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk
pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, dan J.F.Kennedy. Kepemimpinan tipe ini

adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan
hukum-hukum yang berlaku.

Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek internal dan aspek
eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

spek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketatalembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang
dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
1. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan
dengan baik.
4. Hubungan dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan
dukungan dan menggerakan mereka.

u aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk
melihat perkembangan situasi masyarakat

Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang
dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih
dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut
bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe
kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan
kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan
diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh
beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat
tertentu. Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki
kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :
o Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan
asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara

untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan
kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.
o Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan
keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
o Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan
mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari – hari yang baik
terutama ditujukan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Terry menyebutkan adanya 3 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang
pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga
mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah
dan putus asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan
bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan
dalam
setiap
kesulitan
yang
dihadapinya.
Adapun
beberapa
kecakapan/kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat,
gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta
keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil
intisari pembicaraan.
3. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar
dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum
dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui
pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan.
Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela
untuk mencapai tujuan.
5. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui dengan jelas azas dan tujuan dari
organisasi tersebut. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan
wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya

tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial
maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.

Bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai
pertanggungjawabannya tentang apa yang telah mereka pimpin sesuai tingkat
kepemimpinannya itu. Kata pemimpin, dalam hal ini bukan hanya berarti kepala negara
melainkan bersifat umum.
Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,
bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama pemimpin adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).
Dapat kita simpulkan bahwa setiap muslim adalah pemimpim :
1. Seluruh manusia menjadi pemimpin sekaligus menjadi pemelihara dan pengurus terhadap
apa yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Pemimpin atau pengurus harus berbuat baik kepada apa yang dipimpinnya atau diurusinya,
karena semuanya itu akan diminta pertanggungjawabnya di hadapan Allah.
3. Pemimpin atau penguasa adalah pemelihara umat yang harus dengan jujur melaksanakan
amanah dan tuntutan rakyatnya untuk menciptakan kesejahteraan di segala bidang. Ia akan
mempertanggungjawabkan semua kebijakan yang ditempuhnya sewaktu di dunia
menyangkut persoalan umat. Apabila adil, jujur, dan benar, maka Allah merahmatinya, tetapi
bila dzalim dan menyelewengkan kekuasaannya, maka Allah akan melaknatnya.