Pembinaan pengamalan ajaran agama islam melalui kegiatan rohis di SMP Negeri Ciputat

(1)

PEMBINAAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM

MELALUI KEGIATAN ROHIS

DI SMP NEGERI I CIPUTAT

Oleh : ADE MAHMUD NIM : 202011000921

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBINAAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM

MELALUI KEGIATAN ROHIS

DI SMP NEGERI I CIPUTAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

ADE MAHMUD

NIM : 202011000921

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. MU’ARIF SAM, M.Pd.

NIP : 150268 586

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PEMBINAAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN ROHIS DI SMP NEGERI I CIPUTAT” telah diujikan dalam sidang munaqasah Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Jakarta, 15 Nopember 2006 Sidang Munaqasah

Dekan/ Pembantu Dekan I/

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Prof. Dr. Aziz Fahrurrazi, M.A

NIP. 150 231 356 NIP. 150 202 343

Anggota :

Penguji I Penguji II

Akhmad Sodiq, M.Ag Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur seraya memulangkan puja dan puji kepada Allah semata, berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW manusia pilihan yang membawa manusia kepada peradaban yang Islami, kepada para keluarga, sahabat dan para pengikiutnya yang senantiasa mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman. Semoga Allah Yang Rahman dan Rahim tetap memberikan inayah dan hidayah-Nya untuk kita para hambanya ini agar dapat terus konsisten berada dalam garis dan arah jalan yang benar, yang di tunjuki-Nya.

Skripsi yang berjudul pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis di SMP Negeri 1 Ciputat, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sangat disadari bahwa dalam proses dan hasil penelitian ini masih terdapat berbagai kekurangan. Namun demikian paling tidak hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, bagi lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian sebagai masukan dalam menentukan kebijakan tentang pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis.


(5)

Banyak pihak yang yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan skripsi ini. tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalam dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada :

1. Prof. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Prof. Dr. Aziz Fahrurrazi, MA, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Abd Fatah Wibisono, MA, dan Bapak Safiudin Shidiq M.Ag, Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H Mu’arif SAM, M.Pd. Dosen pembimbing yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Kepala SMP Negeri I Ciputat, Drs. H Nurhadi, MM, yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, Bpk Isa S.Pd dan Bpk Mustopa BA, Pembina Rohis SMP Negeri I Ciputat yang telah membantu penulis dalam penyediaan data dan wawancara, hingga penulis dapat menyelesaikan jenjang S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpus Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.


(6)

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Asmawi dan Hjh. Aisyah yang berkat didikan serta upaya keras keduanya, penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan baik.

7. Kakak tercinta H. Pepen dan Wida Asiah serta adik tercinta Neng lia Muliani yang tak pernah henti memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Temen temen mahasiswa Juruasan PAI kelas A angkatan 2002 (Hermin, Alien, Dwi Nurul dll) juga teman-teman Jurusan PBI, Toe, Tie, Tiek Vidi yang telah membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan. Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih baik dan menjadi tabungan kebaikan di akhirat kelak, amin.

Jakarta, September 2006 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……… vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ………... 1

B. Identifikasi Masalah ……. ………... 7

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah … ………... 8

D. Sistematika Penulisan ….. ………... 9

BAB II KERANGKA TEORI A. Ajaran Agama Islam …... ……… 11

1. Pengertian ajaran agama Islam ……… 11

2. Ruang lingkup ajaran agama Islam …. ……… 13

B. Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam … ……… 19

1. Lingkungan Pendidikan …….. ……… 19

2. Tanggung Jawab Pembinaan Ajaran Agama Islam di Sekolah …... 25

3. Rohis Sebagai Wadah Pembinaan Ajaran Agama Islam di Sekolah.. 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian...……… 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ….. ……… 33


(8)

D. Instrumen Pengumpulan Data ….. ……… 35

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ….. ……… 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……. ……… 39

B. Gambaran Umum Rohis ... ……… 49

C. Deskripsi dan Analisis Data ……. ……… 51

D. Pembahasan Hasil Penelitian …... ……… 66

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……. ……… 71

B. Saran ……. ……… 72


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data keadaan guru SMP Negeri 1 Ciputat … ………. 41

Tabel 2 Keadaan karyawan SMP Neger 1 Ciputat … ………. 45

Tabel 3 Keadaan siswa SMP Negeri 1 Ciputat ... 47

Tabel 4 Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Ciputat ... 48

Tabel 5 Melaksanakan sholat 5 waktu Berjamaah ... 52

Tabel 6 Pemahaman bacaan shalat ... 53

Tabel 7 Pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah di sekolah ... 54

Tabel 8 Pelaksanaan shalat ashar berjamaah di sekolah ... 55

Tabel 9 Pelaksanaan puasa bulan Ramadhan ... 55

Tabel 10 Pelaksanaan shalat dhuha ... 56

Tabel 11 Pelaksanaan shalat sunnah qobliyah ... 57

Tabel 12 Pelaksanaan shalat sunnah ba’diyah ... 57

Tabel 13 Mendengarkan ceramah agama sebelum shalat djuhur/jum’at... 58

Tabel 14 Rasa bosan saat mendengarkan ceramah agama ... 59

Tabel 15 Pengamalan nilai-nilai ajaran Islam dari isi ceramah ... 60

Tabel 16 Kegiatan membaca Al-qur’an di rumah ... 60

Tabel 17 Pelatihan bacaan Al-qur’an di sekolah ... 61

Tabel 18 Pemahaman isi kandungan Al-qur’an ... 62


(10)

Tabel 20 Shodaqoh pada kotak amal setiap hari jum’at ... 63

Tabel 21 Perayaan hari besar Islam di sekolah ... 64

Tabel 22 Keikutsertaan dalam perayaan hari besar Islam di sekolah ... 64

Tabel 23 Partisipasi dalam kegiatan seni budaya Islam di sekolah ... 65

Tabel 24 Respon terhadap kegiatan marawis dan rebana ... 66

Tabel 25 Deskripsi data pengamalan ajaran agama Islam, siswa SMP Ne- geri 1 Ciputat ... 68


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat bimbingan skripsi dari Fakultas……….. 77

Lampiran 2 Surat mengadakan Riset/Wawancara dari Fakultas………. 78

Lampiran 3 Surat keterangan Wawancara/riset dari sekolah ……….. 79

Lampiran 4 Surat Permohonan ijin penelitian dari Fakultas……… 80

Lampiran 5 Angket Responden ………... 81

Lampiran 6 Berita Wawancara ……… 84

Lampiran 7 Program Kerja Rohis SMP Negeri 1 Ciputat ………... 87


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di dunia pasti mempunyai tujuan. Tujuan hidup bagi umat muslim yaitu bahagia di dunia dan akhirat. Tujuan ini akan tercapai apabila manusia telah mempunyai ilmu yang dapat membuatnya bahagia. Ilmu itu dapat diperoleh melalui upaya pendidikan baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam mencapai tujuan hidup yang dicita-citakan. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, “pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasasn, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.”1

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa pendidikan merupakan upaya yang disengaja, terencana, dan berkesinambungan untuk mengembangkan segala potensi baik yang ada pada diri pendidik maupun yang dididik. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam menciptakan manusia beriman,

1


(13)

bertaqwa, beramal shaleh, dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semua ini dapat terwujud dengan pendidikan yang diberikan kepada manusia itu sendiri baik melalui lembaga formal maupun non formal.

Sebagaimana diketahui bahwa manusia lahir ke dunia ini mempunyai fitrah keberagamaan. Fitrah keberagamaan yang ada pada manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karena itu ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru pada manusia agar beragama, maka seruan itu memang amat sejalan dengan fitrahnya itu.2

Kenyataan tersebut mengharuskan manusia berusaha mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya, sehingga ia mampu mengaktualisasikan potensi tersebut dalam bentuk nyata. Aktualisasi pada manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan.

Salah satu lingkungan yang menjadi tempat anak dididik adalah keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam melaksanakan proses dan mencapai keberhasilan pendidikan seorang anak manusia. Dari keluarga pendidikan dimulai, dan dalam keluarga pula seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya. Oleh karena itu sangat tepat jika dikatakan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama. Namun demikian, mengingat keterbatasan orang tua sebagai pendidik kodrat dalam perkembangan selanjutnya dibutuhkan lingkungan dan lembaga pendidikan sekolah.

2

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke 6, h. 16.


(14)

Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah manapun pasti mempunyai tujuan dan harapan agar anaknya menjadi anak yang sholeh berakhlak mulia, berprestasi berguna bagi agama, keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan dan harapan itu semua orang tua harus berani berkorban tenaga, pikiran waktu dan harta, agar yang menjadi harapannya tercapai, dan memilih sekolah sebagai lembaga formal yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diharapakan.

Sekolah yang didalamnya terdapat pendidikan Agama Islam, dapat mengarahkan siswa untuk lebih mengatahui tentang tujuan hidupnya. Tujuan pendidikan agama di sekolah sangat penting untuk membina dan menyempurnakan pertumbuhan kepribadian anak didik yang dapat merealisasikan kehambaannya kepada Allah.

Pendidikan agama mempunyai dua aspek penting. Aspek pertama dari pendidikian agama diarahkan kepada jiwa dan kepribadian. Anak didik diberi kesadaran kepada adanya Allah lalu membiasakan melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangannya. Dalam hal ini anak didik dibimbing kepada peraturan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama, seperti yang diberikan keluarga yang berjiwa agama. Pendidikan agama di sekolah harus juga melatih anak didik untuk melakukan ibadah yang diajarkan dalam agama, yaitu praktek-praktek agama yang menghubungkan manusia dengan Allah, karena praktek-praktek agama itulah yang membawa dekatnya jiwa si anak kepada Allah, semakin sering


(15)

dilakukannya ibadah semakin tertanam kepercayaan kepada Allah, yang semakin dekat pula jiwanya kepada Allah.

Aspek yang kedua dari pendidikan agama diarahkan pada pikiran yaitu pelajaran agama itu sendiri, kepercayaan kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran Tuhan itu tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditujukan apa yang disuruh dan apa yang dilarang, apa yang boleh, apa yang dianjurkan meninggalakannya menurut ajaran agama.3

Tetapi dalam kenyataan yang sebenarnya, sekarang ini banyak sikap peserta didik yang meleset bahkan bertolak belakang dengan konsep pendidikan agama Islam yang tidak sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan itu sendiri dan harapan orang tua, seperti menjalankan apa yang dilarang oleh ajaran agama dan tidak melaksanakan apa yang diperintahkan ajaran agama Islam, diantaranya : melakukan tawuran diantara siswa, membantah, melawan kepada orang tua dan guru, memalak (meminta uang kepada temannya dengan cara paksa), bahkan mereka berani melakukan pencurian, perkosaan, dan pembunuhan. Hal itu terjadi karena selain derasnya budaya barat yang negatif masuk ke negara Indonesia yang semakin sulit untuk di bendung dan mereka sangat merespon positif, juga karena mereka sudah menjauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam yang sebenarnya.

Berkaitan dengan persoalan tersebut Zakiah Darajat menyatakan bahwa : Bagi mereka yang telah duduk di sekolah lanjutan, pendidikan agama dan pendidikan

3

Abdurrahman an Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. (Jakarta : PT Gema Insani Press, 1995), Cet ke-1. hal 117


(16)

akhlak amat diperlukan untuk menghadapi keadaan yang sedang mereka hadapi akibat perkembangan kejiwaan yang sedang dilalui dan pengaruh luar yang menggiurkan dan mendorong ke arah yang tidak baik. Ketentuan hukum agama, terutama yang berkenaan dengan kehidupan pribadi dan sosial perlu diketahui dan dipahami secara tepat, dan mengetahui makna dan hikmah dari ketentuan hukum tersebut, dengan ringkas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama pada tingkat lanjutan, hendaknya diberikan pengetahuian agama secara lebih luas dan mendalam, serta mencari hikmah dan manfaat pemahaman, pengamalan penghayatan agama Islam dalam kehidupan.4

Siswa siswi yang terlibat dalam perbuatan tidak bermoral dan tidak mengamalkan ajaran agama Islam akan menimbulkan akibat yang tidak baik dan meresahkan orang tua, masyarakat, dan bangsa. Perbuatan tersebut akan menimbulkan efek negatif lainnya yang dapat merugikan dirinya sendiri. Dengan demikian pengamalan ajaran agama Islam sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi sandaran agar tidak terperosok kedalam kesesatan, karena dengan mengamalkan ajaran agama Islam ia akan memperoleh kebaikan dan kesejahteraan serta kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dewasa ini banyak siswa yang berperilaku menyimpang yang mengarahkan pada tingkat kemerosotan moral siswa sendiri, seperti malakukan tauran diantara siswa, membantah pada orang tua dan guru, memalak, mencuri, memperkosa bahkan

4

Zakiah Darazat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, ( Bandung : PT Rosda Karya, 19195 ), Cet ke-2, h. 93-94


(17)

membunuh, serta masih banyak lagi hal-hal lain. Hal itu pada intinya karena mereka tidak mengamalkan ajaran agama Islam yang sebenarnya. Seperti yang terjadi kasus di SMP Negeri I Ciputat pada hari Senin, tanggal 13 februari 2006, ada siswa kelas 2 yang tertangkap basah melakukan pencurian uang pada waktu upacara pagi sedang berlangsung, ternyata setelah diselidiki siswa tersebut sudah berkali-kali melakukan pencurian terhadap teman-temannya berupa uang dan HP (hand phone).5

Itulah salah satu bukti nyata ketika seseorang kurang pemahaman terhadap ajaran agama dan tidak memahami larangan yang harus dijauhi sehingga dia terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang tercela. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam dengan efektif dan efisien bagi siswa

Pengamalan ajaran agama merupakan hal yang sangat penting untuk membentengi diri dari segala perilaku menyimpang, juga sebagai bekal dan pedoman hidup untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akahirat.

Salah satu upaya untuk menanggulangi hal itu adalah kegiatan keagamaan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah yang dikordinir oleh Rohani Islam (Rohis) di bawah naungan Organisasi Siswa Intra Sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa mampu mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatannya siswa-siswi di bina dan didik dengan ilmu-ilmu agama yang mengarahkan pada tingkat keilmuan yang lebih luas dan mendidik, diantaranya diskusi, sholat berjamaah, sholat sunnah, hapalan surat, pelaksanaan hari-hari besar Islam, ceramah keagamaan, pembiasaan berinfaq dan

5


(18)

bershodaqoh, pengembangan seni budaya Islam juga masih banyak lagi kegiatan kegiatan yang terjadwal yang mengarahkan pada peningkatan khazanah keilmuan siswa-siwi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kegiatan tersebut yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang penulis ambil judul “ Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam Melalui Kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas keilmuan seseorang diantaranya dengan belajar sendiri di rumah, belajar dengan teman atau belajar kepada Ustadz di lingkungan rumah, atau belajar bersama dalam sebuah wadah yang terorganisir secara baik, merupakan pilihan-pilihan yang dapat diambil oleh setiap siswa. Di sekolah sendiri ada kegiatan yang bergerak dalam pembinaan pengamalan ajaran Islam, yaitu Rohani Islam (Rohis) yang merupakan salah satu dari beberapa divisi yang berada dalam naungan OSIS. Namun demikian dalam pembahasaannya, kegiatan Rohis di sekolah-sekolah menghadapi berbagai macam problem sehingga tujuan kegiatan rohis belum sepenuhnya dapat dicapai secara baik. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Rohis di sekolah boleh jadi berasal dari internal sekolah maupun dari luar. Dari internal sekolah seperti animo siswa itu sendiri, dukungan guru-guru dan kebijakan kepala sekolah serta komitmen para pembina Rohis itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal seperti dukungan orang tua dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu jika kita hendak meneliti tentang pembinaan


(19)

pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis, maka masalah-masalah yang terkait dengan hal tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam.

2. Minimnya keteladanan guru dan orang tua dalam pengamalan ajaran Agama Islam bagi siswa.

3. Rendahnya Respon siswa terhadap program Rohis.

4. Kurang pedulinya guru bidang studi lain terhadap program Rohis. 5. Kurangnya dukungan dari pimpinan sekolah terhadap program Rohis. 6. Belum efektifnya pembinaan Rohis.

7. Rendahnya partisipasi orang tua terhadap program Rohis.

8. Minimnya sarana pendukung yang dibutuhkan dalam melaksanakan program Rohis.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi diketahui banyak yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini, namun mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, biaya dan kemampuan akademik maka masalah penelitian ini hanya dibatasi pada pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis SMP Negeri 1 Ciputat. Adapun yang dimaksud dengan pembinaan pengamalan ajaran agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui kegiatan Rohani Islam (Rohis) terhadap siswa SMP Negeri 1 Ciputat dalam praktek-praktek ibadah, ceramah


(20)

keagamaan, pengenalan baca tulis al-quran , pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh, dan pengembangan seni budaya Islam. Sedangkan yang dimaksud dengan Rohani Islam adalah salah satu divisi yang berada dalam naungan OSIS yang bergerak dalam bidang pembinaan kerohanian Islam.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah pembinaan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis ? b. Bagaimana pengamalan siswa SMP Negeri I Ciputat terhadap ajaran agama

Islam yang dibina oleh Rohis ?

D. Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis dan disusun berdasarkan pedoman penulisan skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisannya dilakukan per- bab dan terdiri atas lima bab dengan masing-masing bab mempunyai sub-sub bab tersendiri. Adapun penulisannya dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Bab I adalah bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, serta sistematika penulisan.

2. Bab II adalah kajian teori, yang menjelaskan tentang ajaran agama Islam yaitu menjelaskan pengertian ajaran agama Islam dan ruang lingkup ajaran Islam, serta tentang pembinaan ajaran agama islam, tempat-tempat pembinaan dan


(21)

pengamalan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, serta pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam di sekolah yang meliputi tentang Rohis dan Ruang lingkup Rohis.

3. Bab III tentang metodologi penelitian, yang dirinci dalam sub-sub bab, terdiri atas; tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, instrumen pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data.

4. Bab IV berisi tentang hasil penelitian, yang dirinci ke dalam gambaran umum objek penelitian, gambaran umum Rohis, dskripsi dan analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Ajaran Agama Islam

1. Pengertian Ajaran Agama Islam

Kata ajaran dalam Kamus Bahasa Indonesia dikatakan bahwa ajaran adalah segala sesuatu yang diajarkan, nasihat, petuah, atau petunjuk,6 diantara arti-arti kata tadi dapat digunakan sesuai dengan kontek kalimat.

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Namun banyak para ahli yang tidak tertarik mendefinisikan agama, karenanya sampai sekarang perdebatan tentang definisi agama masih belum selesai, hingga W.H. Clark, seorang ahli ilmu jiwa agama, sebagaimana dikutip oleh Zakiyah Darajat mengatakan, bahwa “tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi agama karena pengalaman agama adalah subyektif, intern dan individual, dimana setiap orang akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari orang lain.”7

Kata agama dalam masyarakat Indonesia dikenal istilah “din” (

ﻦﻳﺪ ا

) dari bahasa arab dan religi dari bahasa Eropa. Ada yang mengatakan bahwa kata

6

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet ke, h. 13 7

Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet ke-6, h. 8-9


(23)

agama diambil dari bahasa Sanskrit. Satu pendapat mengtakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, yaitu dari kata “a” yang artinya tidak dan “gam” yang artinya pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun.8

Selanjutnya Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan definisi agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk dengan kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.9

Kemudian ada lagi yang mengatakan bahwa agama berarti “teks” atau “kitab suci”. Dilihat dari segi ini, agama berarti tuntutan karena agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntutan bagi penganutnya.10 Dengan demikian agama mengandung pengertian sebagai jalan hidup yang harus ditempuh oleh setiap manusia dalam kehidupan dunia ini sehingga mendapatkan jalan yang mendatangkan keteraturan, keamanan, ketentraman dan kesejahteran

Pengertian dasar din : Kata din berasal dari bahasa Arab, dari kata dasar (

ناد

) yang arti dasarnya adalah “hutang” sesuatu yang harus dipenuhi atau ditunaikan “Din” dalam bahasa semit, induk bahasa Arab, kata (

ﻦﻳد

) berarti undang-undang atau

8

Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1985), Cet ke-5, h. 9

9

K.H.M Taib Thahir Abd. Mu’in, Ilmu Kalam, (Jakarta : Widjaya, 1986), cet ke-7, h.121 10

M. Ali Hasan , Studi Islam Al-qur’an dan As-sunah, (Jakarta : Raja Grafindo persada, 2000), Cet ke 1, h. 19


(24)

hukum.”11 Dengan demikian dapat dipahami bahwa kata (

ناد

) dan (

ﻦﻳد

) dalam bahasa Arab tersebut ialah undang-undang atau hukum-hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengembalikannya akan berarti hutang yang akan tetap dituntut untuk ditunaikan, serta akan mendapatkan hukuman atau balasan jika tidak ditunaikan.

Adapun istilah Islam menurut bahasa berasal dari kata (

ﻢ ﺳ

) yang berarti selamat sentosa, asal kata tersebut dibentuk (

ﻢ ﺳا

) yang artinya memeliharakan dalam keadaan sentosa dan berarti juga “berserah diri, tunduk, patuh dan taat kepada tuhan.”12 Ada lagi yang mengatakan Islam menurut pengertian bahasa adalah suci dari cacat, lahir dan batin, damai dan aman, pasrah tunduk dan patuh.13

Secara terminologis Islam berarti ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul, menurut Harun Nasution Islam adalah, “….. agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul”.14

2. Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam

Ruang lingkup ajaran agama Islam pada hakikatnya dari Allah melalui wahyu-Nya, yaitu yang mengatur tata hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan

11

Tadjab, Dimensi-dimensi Studi Islam, (Surabaya : Karya Aditama, 1994), Cet ke-1, h.38 12

Abdurrahman An-Nawawi, pendidikan Islam dirumah, sekolah dan masyarakat, (Jakarta : Gema Insani, 1996), Cet ke 2, h. 24

13

Nasikun, Pokok-pokok Agama Islam, (Yogyakarta : CV. Bina Usaha, 1984), Cet ke I, h. 29 14

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979), Jilid I, h. 10


(25)

manusia dengan manusia dan masyarakat, termasuk dirinya sendiri dan alam lingkungan hidupnya. Ajaran ini diturunkan Allah untuk kesejahteraan umat manusia di dunia dan di akhirat nanti.15

Sebagaimana diketahui bahwa dalam mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan masyarakat, ada beberapa asfek yang harus tertanam dalam diri manusia itu sendiri sehingga dapat mengamalkan ajaran agama Islam yang sebenarnya, diantaranya asfek aqidah, ibadah.dan akhlak

a. Aspek Aqidah

Aqidah dalam bahasa Arab adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Sedangkan dalam pengertian teknis adalah iman atau keyakinan.16

Iman yaitu keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati diikrarkan oleh lisan dan diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku dalam asfek.17 Iman menurut hukum Islam ialah menyatu padukan ucapan lidah dengan pengakuan usaha anggota, dengan kata lain mengikrarkan dengan lidah akan kebenaran Islam, membenarkan yang diikrarkan lidah itu dengan hati dan melaksanakan kedua-duanya dengan

15

Mohamad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998). Cet. Ke-1, h. 36

16

Mohammad Daud Ali Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2004), Cet ke-5, h. 199

17

RMA Hanafi, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :philosophy Press,2001), Cet ke-1, h. 9


(26)

anggota.18 Sedangkan menurut Abu Ahmadi iman adalah keyakinan kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari kiamat, Qodhha dan Qadar.19

1. Iman kepada Allah

Iman adalah tuntutan fitrah manusia dan kemanusiaan yang paling asasi, azali serta mendasar, tanpa keimanan yang benar manusia sulit diatur dan takan mampu mengatur kecuali dengan tangan besi, dan itu hanya sementara. Sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an Surat Al-Ashr (103) yang berarti :

“Demi masa,

Sesungguhnya manusia itu (secara keseluruhan) akan tetap dalam keadaan

rugi (krisis, kacau, tidak aman). Kecuali bila mereka beriman (menurut tuntutan

Allah) dan beramal shaleh serta hidup ingat-mengingatkan dengan dasar kebenaran

(haq) dan ingat-mengingatkan dengan sabar,”

Jadi Iman adalah tuntutan setiap insan yang sadar akan kedudukan dan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dan sekaligus bertugas sebagai kholifahnya-Nya yang bertanggung jawab untuk menata kehidupan yang rahmah, bahagia dan adil untuk semua dimuka bumi ini, di bawah lindungan pimpinan dan pengaturan Allah Yang Maha Esa.20

18

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Al Islam, Kepercayaan. Kesusilaan, Amal Kebajikan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), jilid I, cet ke-5, h.34

19

Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), Cet ke-4, h. 4

20

H. Mawardi Noor, SH, Pengamalan Iman dan Taqwa menurut Al-Qur’an, ( ISBN : Wala Press, 1997), Cet ke-1, h. 21


(27)

Iman kepada Allah ialah membenarkan adanya Allah dengan cara meyakini dan mengetahui bahwa Allah SWT wajib ada-Nya karena Zat-Nya sendiri Tunggal, Esa, Raja Yang Maha Kuasa, Yang Hidup dan Berdiri Sendiri, yang Qodim dan Azali untuk selamanya.21

2. Iman kepada Malaikat Allah

Pengertian iman kepada malaikat harus dipahami dengan keyakinan dan dirasakan selalu bahwa Malaikat Allah adalah yang tugasnya melaksanakan segala yang diperintah Allah yang dalam hubungan dengan makhluknya yang lain dan khusus dengan manusia.22

Jadi iman kepada malaikat dapatlah diambil pengertian bahwa pengamalan iman kepada malikat yaitu cukup dengan selalu ingat dan sadar bahwa seluruh kegiatan kita selalu di catat oleh malikat-malaikat dengan teliti dan adilnya, dan kita menyadari bahwa tanggung jawab kita terhadap Allah akan selalu diperhitungkan di akhirat kelak.

3. Iman kepada Rasul Allah

Beriman kepada Rasul ialah mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia, beberapa orang wakil-Nya, atau utusan-Nya, yang berlaku sebagai orang perantaraan antara Allah dengan hamba-hambanya. Mereka bertugas menyampaikan kepada hamba Allah, segala yang diterima dari Allah dengan jalan wahyu dan

21

Ali Yapie, Mengenal Mudah rukun Islam, Rukun Iman, rukun Ihsan, (Bandung : Al Bayan,1998), Cet ke I, h.113

22


(28)

menunjukkan manusia kepada jalan yang lurus, menuntun, memimpin, membimbing manusia dalam menempuh jalan kesejahtraan dan keselamatan dunia akhirat.23

Pengertian iman kepada Rosul-rosul Allah tidak sekedar percaya bahwasannya ada nabi dan rosul saja dan pengamalannya pula tidak hanya sekedar batas memperbanayak sholawat dan permohonan syafaat kepadanya saja, tetapi harus diiringi dengan pengamalan nyata yaitu mentaati dan menjadikan mereka (rosul-rosul) itu sebagai panutan, ikatan dan teladan dalam hidup sehari-hari, sesuai dengan petunjuk ayat-Nya yang tercantum berkali-kali dalam Al-Qur’an :

Dan kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan

seizing Allah,” (Q.S. An-Nisaa; 64).24

4. Iman kepada Kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti beri’tikad bahwa Allah ada menurunkan kitab kepada Rasul-Nya, untuk menjadi pedoman hidup para manusia menjadi tempat mengambil pengajaran, aturan dan undang undang bermasyarakat.25

23

Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Op. Cit, h.169 24

H. Mawardi Noor, S.H, Op. Cit, h. 32 25


(29)

Jadi beriman kepada kitab-kitab Allah meyakini adanya Kitab-kitab Allah yang di turunkan kepada Rasul yang di jadikan sebagai sandaran dan pedoman hidup bagi umat manusia sesuai dengan zamannya.

5. Iman kepada hari akhir

Iman kepada hari kiamat adalah iman kepada hari berbangkit, dimana saat itu seluruh kehidupan makluk di alam semesta yang fana ini berakhir, kemudian Allah ini membangkitkan tulang belulang yang telah hancur, mengembalikan jasad yang telah menjadi tanah sebagaimana asalnya, dan mengembalikan ruh pada jasad seperti sedia kala.26

6. Iman kepada Qadla dan Qadar

Qadla dalam pengertian Ilmu tauhid atau ushuluddin ialah ketetapan atau hukum yang ditetapkan. Karenanya iman kepada qadla adalah mengimankan bahwa hukum-hukum yang diterima alam, hukum hukum yang dijalani alam adalah hokum-hukum yang ditetapkan Tuhan sendiri.

Sedangkan iman kepada qadar ialah kita percaya bahwa Allah telah menakdirkan segala kebajikan dan kejahatan, baik yang berupa taat, maksiat disukai, digemari, maupun yang dibenci, sebelum Allah menjadikan makhluk. Dan bahwasannya Allah lah yang menjadikan segala perbuatan hamba semuanya.27

26

M. Ismail Yusanto dan M. Sigit Purnawan jati, Membangun Kepribadiaan Islam, (Jakarta : Khairul Bayan, 2002), cet ke-1, h. 169

27


(30)

b. Aspek Syari’at

Secara bahasa syariat berarti jalan yang lebar, jalan yang ditempuh (sunnah), dan penumpasan. Secara istilah diartikan sebagai tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt.28

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syari’at adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan dibidang ‘ubudiyah dan muamalah bagi manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

c. Aspek Akhlak

Akhlak adalah bentuk jama’ dari kata-kata: Khuluq (

ﻖ ﺧ

) yang berarti perangai, tabi’at dan dapat. Atau khalq (

ﻖ ﺧ

) yang berati kejadian, buatan dan ciptaan. Secara bahasa akhlak adalah perangai, adat istiadat, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat atau sifat-sifat manusia yang terdidik.

Secara istilah Imam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang/mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 29

Sedangkan yang dimaksud akhlak disini adalah bagaimana seseorang mampu menanamkan sikap dan prilaku yang mencerminkan sosok seorang muslim yang tidak bertolak belakang dengan ajaran agama Islam. Yang didalamnya menyangkut Akhlak

28

Drs Supriadi M,. Ag dan Dra. Hasanah, M.Ag & drs, Pabali H. Musa, M.Ag Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. (Jakarta CV Grafika Karya Utama. 2001) h. 91

29


(31)

terhadap Allah SWT, akhlak terhadap sesama manusia dan juga akhlaq terhadap alam sekitar.

.

B. Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam di sekolah 1. Lingkungan pendidikan

Pada dasarnya dalam proses pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam, ada lingkungan yang sangat berperan aktif dan mempengaruhi pendidikan seseorang, dimana tempat tersebut dapat membawa dampak positip ketika pembinaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Islam, tempat-tempat tersebut adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap lingkungan tersebut dapat memberikan pengaruh pada proses pembentukan individu melalui pendidikan yang diterimanya.

Keluarga merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya sebagian besar sifatnya hubungan-hubungan langsung. Keluarga adalah pokok pertama yang mempengaruhi pendidikan seseorang. Dalam keluarga ajaran akhlak merupakan aspek pertama yang diterapkan terhadap anak-anak. Orang tua sebagai penanggung jawab keluaga harus memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. 30

Keluarga yang hidup jauh dari agama tidaklah mungkin memberikan pembinaan jiwa agama bagi anak-anaknya. Dalam pembinaan agama, sebenarnya paktor orang tua sangat menentukan, karena rasa agama akan masuk terjalin ke dalam

30

Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta : Kalamulia, 1987), Cet ke-1, h. 11-17


(32)

pribadi anak bersamaan dengan semua unsur-unsur pribadi yang didapatkan sejak kecinya.31

Dengan kata lain orang tua harus memberikan contoh yang baik terhadap anaknya sehingga anak tersebut dapat meniru sikap orang tua yang baik sehingga diterapkan dalam kehidupan peribadi anak itu sendiri. Pembinaan akhlak dirumah tangga meliputi tiga aspek yaitu, 1) Akhlak dengan Allah SWT. 2) Akhlak dengan manusia, 3) Akhlak dengan makhluk lain.

Akhlak dengan Allah dapat ditingkatkan dengan melaksanakan ibadah yang dapat melatih rohani manusia menjadi suci, dengan rohani yang suci maka akan dapat mendekatkan diri kepada Allah, karena Allah adalah zat yang suci. Begitupun akhlak dengan manusia dapat ditingkatkan dengan ibadah pula yaitu dengan mengedepankan dua sisi yang harus dipandang melalui pembinaan akhlak terhadap Allah SWT dan pembinaan akhlak terhadap manusia.

Dengan demikian pembinaan dalam keluarga sangat mempengaruhi anak dalam melaksanakan ajaran ajaran agama Islam, karena dari keluargalah yang pertama mempengaruhi kepribadian anak sehingga anak mampu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT dan apa yang dilarangnya.

Adapun metode yang digunakan dalam pembinaan akhlaq dalam keluarga diantaranya melalui pembiasaan, dimana anak dibiasakan untuk membaca mengucapkan hal-hal yang menyangkut pada peningkatan kemampuan anak, seperti pengucapan “Bassmalah” sebelum memulai suatu perbuatan. Ada juga dengan

31


(33)

metode latihan (dramatisasi) artinya sianak mempraktekan hal-hal yang menyangkut perintah Allah seperti sholat, puasa, zakat, dan segala sesuatu yang memerlukan pekerjaan langsung.32

Selain lingkungan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana adalah sekolah.33 Sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga, dalam perkembangan masyarakat modern, orang tua menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekolah, sekolah diminta untuk memikul tanggung jawab akan pendidikan anak, karena tidak semua tugas pendidikan dapat dilakukan oleh orang tua, oleh karena itu anak dikirim kesekolah. Dengan demikian pendidikan disekolah adalah bagian dari pendidikan keluarga yang sekaligus juga lanjuran dari pendidikan keluarga. Disamping itu kehidupan sekolah harus dipandang sebagai jembatan bagi anak untuk menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan kelak di masyarakat.34

Di sekolah anak dididik oleh guru yang menjadi titik sentral penentu untuk merubah siswa kepada yang lebih baik. Guru yang masuk kedalam kelas melaksanakan tugas pembinaan pendidikan pengajaran adalah orang-orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki tugas kepandidikan.

Guru yang masuk kelas membawa seluruh unsur kepribadiannya, agamanya, akhlaknya, pemikirannya, sikapnya, dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

32

Ramayulis, Op. Cit, h. 13 33

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Op. Cit, h.77 34

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi,misi dan aksi, (Jakarta : PT. Gemawindu Pancaperkasa, 2000), Cet ke-1, h.94


(34)

Penampilan seorang guru semuanya diserap oleh seluruh anak didik sehingga tingkat keberhasilan suatu pendidikan di sekolah itu tergantung pada guru itu sendiri.

Kendatipun demikian seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan di sekolah tetapi dalam proses pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam di sekolah, guru tidak sepenuhnya mempu menjalankan pembinaan ajaran agama Islam di kelas. Karenanya tugas seorang guru khusunya guru pendidikan agama Islam yang berada di sekolah-sekolah lanjutan, selain tugas mengajar menyampaikan materi pendidikan agama Islam tetapi ada tugas lain yang tidak bisa disampaikan dalam kelas pada waktu proses belajar mengajar. Yaitu dengan mengadakan kegitan-kegitan tambahan dalam proses pembinaan pengamalan ajaran agama Islam, baik itu melalui kegiatan ekstra kurikuler maupun belajar tambahan.

Diantara kegiatan-kegiatan tambahan yang ada di sekolah yaitu adanya organisasi yang menampung semua bakat-bakat siswa dan menyalurkannya, sehingga siswa termotivasi untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dengan mengikuti organisasi yang ada di sekolah tersebut. Disekolah-sekolah lanjutan dan umum itu ada oranisasi di bawah naungan OSIS yang lebih mengedepankan proses pembinaan pengamalan ajaran agama Islam. Organisasi tersebut disebut ROHIS (Rohani Islam). Dengan memanfaatkan mesjid yang ada disekolah-sekolah yang tidak hanya dijadikan tempat ibadah akan tetapi dijadikan sebagai tempat-tempat belajar, berdiskusi, pengajian, dan lain-lain yang mengarahkan pada pembinaan ajaran agama.

Lingkungan masyarakat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran disekolah. Sekolah dan masyarakat


(35)

mempunyai hubungan timbal balik, sekolah menerima pengaruh masyarakat, dan masyarakat dipengaruhi oleh hasil pendidikan sekolah.35

Dengan demikian lingkungan masyarakat adalah tempat yang sangat mempengaruhi tiap tiap individu untuk lebih meningkatkan pendidikan dalam pembinaan ajaran agama selain dari keluarga dan sekolah.

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat yang utama, cara yang penting yaitu Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang kemunkaran sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firmann-Nya :

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada

kebajikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;merekalah

orang-orangberuntung,” (Ali Imran :104)

35


(36)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah

…” (Ali Imron : 110)

Berdasarkan ayat diatas kewajiban para pembimbing anak adalah menjaga fitrah anak tetap dalam kesucian dan terhindar dari berbagai penyelewengan atau kehinaan.36

Sekolah merupakan jembatan penerus bagi pembinaan pendidikan dalam keluarga menuju masyarakat, sehingga pembinaan dalam sekolah lebih menekankan kepada peningkatan kualitas baik dalam ilmu pengetahuan, bersikap dan berprilaku yang tidak melanggar pada norma-norma yang berlaku sesuai dengan aturan agama Islam.

Mengenai metode pembinaan pengamalan ajaran agama Islam yang dilakukan disekolah-sekolah, sesungguhnya merupakan hal yang tidak mudah menyempurnakan dan memperbaikinya. Dalam perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan hendaknya ditegaskan tentang tujuan pendidikan Islam disekolah-sekolah, yaitu mampu membina anak didik menjadi seorang warga negara yang baik dan sekaligus

36


(37)

menjadi penganut agama yang baik.37 Maka dalam hal ini yang berpengaruh dan bertanggung jawab dalam pembinaan ajaran agama Islam di sekolah yaitu semua yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut diantaranya kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah.

2. Tanggung jawab pembinaan ajaran agama Islam di sekolah a. Peranan kepala sekolah

Menurut H.M Daryanto “Kepala Sekolah merupakan personal sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpin dengan dasar Pancasila”.38

Selain itu kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannnya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi banyaknya masalah baru yang timbul harus menjadi tangung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakannya.

Dalam masalah pembinaan siswa terhadap pengamalan ajaran agama Islam yang di bina melalui kegiatan Rohis, kepala sekolah memantau semua kegiatan yang dilaksanakannya dan menciptakan komunikasi dengan pembina Rohis dan guru Pendidikan Agama Islam sehingga kegiatan yang dijalankan oleh Rohis tidak bertolak belakang dengan kebijakan kepala sekolah.

37

H. Alamsjah ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agama, (Jakarta : Depag RI,182), h. 60

38


(38)

Kepala sekolah juga memberikan petunjuk, pengarahan, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan. Karena arahan dan bimbingan merupakan bentuk bantuan fsikolagi yang sangat dibutuhkan oleh setiap bawahan, staf dan anggota organisasi dalam rangka manifestasi keterlibatan mereka pada tiap bentuk kegiatan yang di butuhkan.

b. Peranan guru dalam pembentukan pribadi siswa

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak siswa /anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun sikap pribadi anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun didikannya dan membangun bangsanya.

Guru mempunyai tugas yang sangat penting, ia mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki masyarakat. Sekolah adalah sumber untuk tiap-tiap perbaikan dan guru yang ikhlas dapat mengangkat derajat umat, sehingga setarap dengan bangsa-bangsa yang telah maju. Gurulah yang menanamkan adat istiadat yang baik dalam jiwa para siswa, gurulah yang memasukkan pendidikan akhlak dan keamanan dalam hati sanubari mereka, bahkan gurulah yang memberikan pendidikan kemasyarakatan dan cinta tanah air.

Pendapat tersebut diatas senada dengan pendapat S. Nasution mengatakan bahwa “Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan


(39)

saja kepada murid melainkan senantiasa membentuk pribadi anak”.39 Oleh karena itu guru mempunyai kesempatan yang besar sekali untuk memperbaiki keburukan-keburukan yang ada dalam diri anak didik. Pengaruh guru terhadap siswa-siswanya sama juga dengan pengaruh seorang bapak terhadap anak-anaknya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses belajar-mengajar, setiap guru mempunyai peranan penting terhadap pendidikan dan pengajaran terhadap peserta didik. Namun sudah barang tentu ada yang sifatnya berpengaruh secara positif dalam arti mendorong dan menggiatkan peserta didik untuk belajar dan sebaliknya ada pula yang negative, seperti sikap suka marah-marah, pilih kasih, pengancam dan sebagainya, yang mungkin dilakukan oleh seorang guru secara sadar atau tidak sadar. Perilaku demikian tentunya dapat merusak dan mengorbankan pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan.

Islam memandang seseorang untuk menjadi guru bukan hanya karena ia telah memiliki kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya, karena guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi lebih penting membentuk pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran agama Islam.

Dengan demikian penilaian tentang guru sebagai figur tauladan dapat dilihat dari dua segi, yaitu kepribadian atau akhlaknya dan kualitas keilmuan (hal-hal yang berhubungan dengan profesionalisme sebagai tenaga kerja).

39


(40)

Guru sebagai tauladan dari sudut kepribadian guru, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Hossein Nass dan kawan-kawan dalam Konferensi Pendidikan Islam Pertama di Makkah tahun 1977 antara lain menyimpulkan “ Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan haruslah dapat diteladani akhlaknya disamping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu guru harus mempunyai tanggung jawab moral untuk membentuk anak didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak”.40

Patut disadari bahwa peranan guru, baik guru agama maupun guru umum di kelas sangat berpengaruh diharapkan sadar akan tanggung jawab sebagai guru, dapat mendorong dan menanamkan sikap tauladan (akhlakul karimah) dalam membentuk siswa yang berakhlakul karimah pula.

Zakiah Darajat mengemukakan bahwa “Kepribadian itulah yang akan menentukan ibadah. Ia menjadi pendidik dan pembina baik bagi anak didiknya ataukah menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak”.41

Sehubungan dengan fungsi sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang guru, tak terkecuali guru agama. “Peranan guru ini kan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

40

Azumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta : Wacana Ilmu , 1998), Cet ke-1, h. 167

41


(41)

diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staff yang lain”.42

Peranan guru menurut Pocy Katz digambarkan “Sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai yang menguasai bahan yang diajarkannya”.43

Dalam kaitannya, dengan peranan guru agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa, maka guru agama Islam “ Sedapat mungkin harus memahami hakikat anak didiknya sebagai objek pendidikan. Kesalahan dalam pemahaman hakikat anak didik menjadikan kegagalan total”.44

Hubungan guru Agama Islam dengan anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, Namur jika hubungan guru-siswa tidak harmonis,maka hasil yang akan diperoleh tidak akan baik.

Demikianlah seorang guru Agama Islam di tuntut untuk mempunyai peran lebih sebagai pendidik, penyalur informasi, pengganti kedudukan orang tua dan berbagai hal lain yang patut menjadi tauladan. Diantaranya mampu mengadakan

42

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Mengaja, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,

(Jakarta : PT Grapindo Persada, 1994), Cet ke-4, h. 111 43

Ibid, h. 142 44

Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Oprasionalisasinya, (Bandung : Trigenda Karya, 1993) h 179


(42)

kegiatan di luar jam pelajaran yaitu kegiatan ekstra kurikuler di bawah naungan OSIS yang dinamakan kegiatan Rohis yang mengarahkan pada pembinaan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam.

3. Rohis sebagai wadah pembinaan ajaran agama Islam di sekolah

Rohis berasal dari kata Rohani dan Islam. Kata Rohani dalam bahasa arab berarti “Ruh”, sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia arti rohani adalah ruh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani.45

Sedangkan menurut Abdul Halim Mahmud Ruh adalah bagian manusia yang paling mulia karena ia adalah tiupan dari Allah SWT, ia harus dididik dengan tujuan untuk mempermudah jalan dihadapannya untuk bermakrifat kepada Allah SWT dan membiasakannya serta melatihnya untuk melaksanakan benar-benar ibadah kepada Allah.46

Pengertian Islam dalam buku ensiklopedi Islam disebutkan bahwasannya, Islam diartikan dengan tunduk, patuh kepada ajaran yang dibawa nabi Muhammad SAW.47

Jadi Rohis adalah sebuah lembaga di bawah naungan OSIS di bidang keagamaan yang mendidik siswa dan siswi yang tujuannya untuk lebih mempercayai

45

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit., h. 752 46

Ali Abdul Halim, Pendidikan Ruhani (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), Cet ke 1, h. 65

47


(43)

adanya Allah serta patuh dan tunduk kepada ajaran Allah yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Dasar pemikiran diselenggarakannya Rohis adalah remaja yang merupakan generasi penerus yang menjadi harapan orang tua bangsa dan Negara yang sangat dibutuhkan dalam meneruskan pembangunan yang lebih maju dan punya kwalitas keagamaan yang matang. Remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak sehingga dibutuhkan suatu wadah yang dapat membina dan mengarahkannya sehingga tidak mudah terpengaruh dan terjerumus kepada hal yang tidak baik. Kemajuan teknologi yang terus berkembang yang menjadi tantangan buat remaja agar mampu menyeimbangkan sejalan dengan kemajuan zaman tersebut. Di harapkan juga siswa dapat meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunnah, juga mempunyai wawasan keislaman dan kreatipitas yang tinggi dalam bidang keilmuan serta mampu menghindari diri dari perbuatan munkar.

Adapun pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam bagi siswa melalui kegiatan Rohis dapat diuraikan sebagai berikut :

Pembinaan adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan, yaitu agar sarana pembinaan mampu menghayati dan


(44)

mengamalkan ajaran agama Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial kemasyarakatan.48

Sedangkan pengamalan adalah suatu proses (pembuatan) melaksanakan pelaksanaan, penerapan.49 Dengan demikian pembinaan pengamalan ajaran agama Islam adalah suatu upaya atau usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaik, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan, mengembangkan perbuatan dalam melaksanakan ajaran agama Islam seperti pelaksanaan sholat berjamaah, sholat sunnah, mendengarkan ceramah, berpuasa di bulan Ramadhan, membaca al-qur’an, beramal dan keratifitas dalam seni budaya Islam.

48

Depag, Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah ; Bimbingan Rohani pada Darma Wnita, (Jakarta : DEPAG, 1984), h.8

49


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Rohis dalam membina ajaran agama Islam di SMP Negeri 1 Ciputat.

2. Untuk mengetahui hasil pembinaan ajaran agama Islam yang dilakukan Rohis di SMP Negeri 1 Ciputat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciputat. Adapun waktu yang di perlukan dalam kegiatan penelitian diperkirakan 15 hari dari tanggal 1 sampai dengan 15 Agustus 2006.

Adapun “Schedule” penelitiannya adalah :

No. Tanggal/bulan/ tahun Kegiatan

01. 2 Mei – 9 Juni 2006 Penyusunan proposal skripsi dan pengesahan judul skripsi 02. 10 Juni - 29 Juli 2006 Penyusunan teori

03. 1 Agustus - 15 Agustus Pengumpulan data 04. 16 Agustus – 10

September


(46)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data.50 Dengan kata lain, populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu baik berupa orang, benda atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti dan dapat ditarik kesimpiulannya. Sedangkan Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang mewakilinya secara representatif.51

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Dari populasi target tersebut, yang menjadi populasi terjangkau adalah siswa kelas I yang berjumlah 418 orang. Dipilihnya siswa kelas I sebagai populasi terjangkau, karena siswa kalas I merupakan titik awal dalam proses pembinaan ajaran agama Islam, selain itu juga siswa kelas I lebih mudah untuk diarahkan dan dibina untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat ekstra-kurikuler, dan Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra-kurikuler yang melibatkan seluruh siswa terutama siswa kelas I. Sedangkan siswa kelas II dan kelas III lebih difokuskan terhadap kegiatan belajar mengajar sehingga keterlibatan dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler biasanya dikurangi bahkan ditiadakan.

Dari jumlah populasi target tersebut diambil sample sebanyak 10 % atau sama dengan 40 orang. Penarikan sampel ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto

50

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999) Cet ke-3, h.23

51

Aminudin Rasyad, Metode Riset Pendidikan, (Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), cet ke-4, h.63


(47)

yang mengatakan bahwa populasi melebihi 100 0rang maka sampel dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %.52

Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik acak sederhana (Simple Random Sampling), karena semua anggota populasi mempunyai

hak yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang variable pembinaan pengamalan ajaran Islam melalui kegiatan Rohis,. Penulis menggunakan instrument penelitian yang meliputi: angket, observasi dan wawancara. Ketiga instrument tersebut digunakan untuk memperoleh data penelitian yang akurat sesuai dengan tema di atas. Di bawah ini penulis jelaskan tentang instrument yang digunakan dalam pengumpulan data:

1. Angket

Angket adalah suatu cara atau metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus di jawab responden. Angket disebarkan kepada responden untuk memperoleh data tentang pelaksanaan sholat jamaah, pelaksanaan shalat sunnah, ceramah keagamaan, pengenalan bacatulis al-qur’an, pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh, perayaan hari - hari besar Islam, dan pengembangan seni budaya Islam dengan jumlah sampel yang sudah ditetapkan yaitu 40 orang.

52

Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), Cet ke-12, h. 111-112


(48)

Bentuk yang digunakan dalam penyusunan angket ini adalah angket tertutup, dengan alternatif jawabannya: Selalu = 4, sering = 3, kadang-kadang = 2, tidak pernah =1. Responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban yang ada. Penyusunan angket berdasarkan pada aspek yang ada pada teori (Pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis). Urutan penyusunan angket adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis.

Rincian data yang dikumpulkan melalui angket adalah sebagai berikut: a) Data tentang pelaksanaan shalat jamaah, terdiri dari 5 item.

b) Data tentang pelaksanaan shalat sunnah, terdiri dari 3 item. c) Data tentang ceramah keagamaan, terdiri dari 3 item.

d) Data tentang pengenalan membaca Al-qur’an terdiri dari 3 item e) Data tentang pembiasaan berinfaq dan shadaqah terdiri dari 2 item f) Data tentang peringatan hari-hari besar Islam terdiri dari 2 item g) Data tentang pengembangan seni budaya Islam terdiri dari 2 item

Secara lebih jelas kuesioner (angket) tentang pembinaan pengamalan ajaran Islam melalui kegiatan Rohis dapat ditampilkan dalam bentuk tabel kisi-kisi angket sebagai berikut:


(49)

Tabel I

Kisi-kisi Instrumen Pembinaan Pengamalan Ajaran Islam Melalui Kegiatan Rohis

Variabel Indikator Jumlah

item

Butir Item

Pelaksanaan Shalat Jamaah 5 1,2,3,4,5

Pelaksanaan Shalat Sunnah 3 6,7,8

Ceramah Keagamaan 3 9,10,11

Pengenalan Membaca Qur’an 3 12,13,14

Pembiasaan berinfak dan bershadaqoh

2 15,16,

Peringatan Hari-hari Besar Islam 2 17,18

Pengembangan Seni Budaya Islam 2 19,20

Pembinaan Pengamalan Ajaran Islam Melalui Kegiatan Rohis

Jumlah 20 20

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung secara sistematis terhadap objek penelitian. Observasi ini diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan antara aspek dalam fenomena tersebut. Dalam observasi ini, penulis mengamati dan sekaligus berpartisipasi dalam pembinaan serta pelaksanaan kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang latar belakang, tujuan, kegiatan, kendala dan


(50)

respon siswa, guru serta pegawai sekolah dalam pembinaan ajaran agama islam melalui kegiatan Rohis. Dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan secara terstruktur dan sistematis.53 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Pembina Rohis yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Ciputat. Adapun data pedoman wawancara terlampir.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengolah angket yang telah penulis peroleh dari responden dilakukan penganalisaan data dengan statistik distribusi frekuensi, yaitu memeriksa jawaban-jawaban dari responden (siswa), lalu dijumlahkan, diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel) data yang di dapat dari item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat satu frekuensi dan prosentase menggunakan rumus :

N

f

p

=

X

100

%

Keterangan

=

p Presentase yang dicari persentasenya

=

f Frekuensi dari hasil jawaban

=

N Jumlah seluruh sampel54

53

P. Joko Subagyo, op cit, h.39 54

Anas Sudijono, pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2004), Cet ke-14, h.43


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan secara rinci dan penyajiannya dibagi kedalam empat bagian, yaitu : gambaran umum objek penelitian, gambaran umum Rohis, deskripsi dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Ciputat

Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kualitas anak bangsa. Dengan pendidikan masyarakat akan berubah menuju arah kehidupan yang lebih baik. Bangsa yang maju adalah bangsa yang sangat mengutamakan dan menghargai pendidikan. Oleh karena itu jika sebuah bangsa ingin meningkatkan kualitas hidupnya, maka pilihannya hanya satu, yaitu dengan mengutamakan pendidikan.

Masyarakat Ciputat sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang ingin maju, juga sangat mendambakan tersedianya lembaga pendidikan yang memadai. Untuk mewujudkan dambaan tersebut pada tanggal 2 Januari 1974 didirikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ciputat. Sebelum tahun 1974 wilayah kecamatan Ciputat belum ada SMP Negeri, yang ada hanyalah sekolah swasta yaitu SGB (Sekolah guru bantu, sedrajat dengan SMP) dan Pendidikan Guru Agama Muhamadiyah yang terletak di Jl. Dewi Sartika Ciputat. Dengan demikian anak-anak


(52)

lulusan SD atau Madrasah di wilayah Ciputat yang akan melanjutkan SMP harus pergi ke Jakarta.

Kondisi tersebut mendorong tokoh-tokoh masyarakat Ciputat untuk mendirikan SMP di wilayah Ciputat. Berdasarkan musyawarah masyarakat Ciputat di bangun Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ciputat di atas tanah seluas 4.000 M, dengan biaya pembangunan sepenuhnya menggunakan dana swadaya masyarakat desa Cireundeu. Bangunan ini baru dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada tanggal 2 Januari 1975. Namun sebelum gedung SMP Negeri 1 Ciputat selesai dibangun proses belajar mengajar sudah dimulai sejak tahun 1975 dengan menumpang di Madrasah Nurul Falah sebanyak 2 lokal.

SMP 1 Ciputat telah menjadi sekolah mandiri sejak tahun 1975, yang berlokasi di Jl. Cireundeu Raya No, 2 Ciputat Tanggerang. Dari tahun 1975 – 1979 berubah nama menjadi SMPN 48 Filial Jakarta, namun tahun 1979 diambil alih oleh Propinsi Jawa Barat berubah nama menjadi SMP Negeri Filial Ciledug. Kemudian pada akhir 1979 ditetapkan menjadi SMP Negeri Cirendeu, dan akhirnya pada tahun 1999 sesuai dengan urutan nomenklatur wilayah kecamatan Ciputat menjadi SMP Negeri 1 Ciputat sampai saat ini.

2. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa a. Keadaan Guru

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu di dukung tenaga pengajar yang memadai yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun tenaga pengajar yang terdapat di SMP Negeri 1 Ciputat berjumlah 62 orang yang terdiri dari


(53)

guru laki-laki dan guru perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Keadaan Guru SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005/200655

No Nama Guru Lulusan/Jurusan/Tahun Bidang Studi

1 Drs.H. Nurhadi, MM. MBA S2/Manajemen/1995 Kepala Sekolah

2 Sutardi, BA SM/Filsafat Pendidikan/1976 Seni Rupa

3 Tiho Sari Pohan SM/Sejarah/1976 Sejarah

4 Supardi, S.Pd S1/B. Indonesia/1976 Penjas

5 Drs. Maman Hilman S2/B.Indonesia/1985 B. Indonesia

6 Purwati, S.Pd S1/B.Indonesia/1979 Seni Musik

7 Drs. Alimudin S2/Teori Sejarah Pendidikan/1988 Geografi

8 Dasril Djama’an, S.Pd S1/IPA/1979 Biologi

9 Syarifah, S.Pd S1/B.Inggris/1983 B. Inggris

10 Andos Kostaman, S.Pd S1/B. Inggris/1981 B. Inggris

11 Sri Hastutu, S.Pd S1/Sejarah/1986 Ekop

12 Dra. Iswianti S1/Tata Boga/1991 T. Boga

13 Ikbal S.Pd S1/Matematika/1982 Matematika

14 Dra. Siti Alawiyah S1/Bid. Pendidikan/1988 B. Indonesia

15 Drs. Suryadi Permana S1/PPKAN/1992 Sejarah&PPKN

16 Suhono D3/IPA/1980 Biologi&Fisika

17 Hamidah, S.Pd S1/Geografi/1981 Geografi

18 Ahmad, SE S1/Ekonomi/1986 Penjas

19 Nurya Aini D3/B.Indonesia/1982 B. Indonesia

55


(54)

20 Tugiman, SE S1/Ekonomi/1984 Matematika

21 Hery Warsito D3/IPA/1981 Fisika

22 Sugiarti, S.Pd S1/IPA/1986 Biologi&Fisika

23 Ansor Gozali D2/B.Indonesia/1986 B. Indonesia

24 Lily Nurlinah, SE S1/Ekonomi/1985 Jasa

25 Hj. Tutik Munawati, S.Pd S1/B.Indonesia/1987 B. Indonesia

26 Mustofa, BA Sm/Agama Islam/1988 Agama Islam

27 Edison Limbong D3/IPA/1984 Fisika

28 Hj. Yeni Krisna D3/Kesenian/1991 Kesenian

29 Isdarman D2/IPS/1985 Ekop&Geografi

30 Kartini Eling S, S.Pd S1/Matematika/1991 Matematika

31 Tutik Widayati, S.Pd S1/B. Inggris/1997 B.Inggris

32 Suharni, S.Pd S1/IPA/1989 Fisika

33 Rasmawati, BA SM/Pendidikan Agama/1990 Agama Islam

34 Enok Yanti S, S.Pd S1/Tata Boga/1998 T. Boga

35 Winarti D3/Matematika/1990 Matematika

36 Marfu’ah D3/B. Inggris/1993 B.Inggris

37 Winarni, S.Pd S1/PPKN/1998 PPKN

38 Saspi, N. S.Pd S1/B.I ndonesia/1998 B. Indonesia

39 Drs. Tafrial S1/Matematika/1998 Matematika

40 Dra. Cici Rukaesih S1/Sejarah/1999 Sejarah

41 Syarif Hidayat S1/B.Indonesia/1983 B.Indonesia

42 Drs. Junaedi Abyan S1/B.Indonesia/1984 B. Indonesia

43 Yoeliani, S.Pd S1/B. Inggris/1999 B.Inggris

44 Euis Kurniawati, S.Pd S1/Matematika/1990 Matematika

45 Munawair, SM, S.Pd S1/Pend Agama Islam/1989 Agama Islam


(55)

47 Sumiaty D3/Biologi/1996 Biologi

48 Muhamad. Isa S.Pd S1/Pend. MIPA/1995 Matematika

49 Tri Endang L, S.Pd S1/B. Inggris/1997 B. Inggris

50 Yanti Kartini, S.Pd S1/Ekonomi/2002 Ekop&Geografi

51 Sayuti Wijaya, D2/PPKAN/1974 PPKN

52 Husen, S.Pd S1/IPS/1992 Penjas

53 Nani Saidah, S.Pd S1/Sejarah/1997 Sejarah&Geografi

54 Mahdalena, S.Pd S1/PPKN/1999 PPKN&Sejarah

55 Kusnaedi, S.Ag S1/Agama Islam/2000 Geografi

56 Rina T, S.Pd S1/Matematika/2003 Matematika

57 Suma Hardinata S1/Tekhnik Informatika/1997 Komputer

58 Arif M. Nafrizal D3/Informatika&Komp/1999 Komputer

59 Tedy Suryanto SLTA/Elektro/2003 Komputer

60 Mulyati Syahni, S.Pd S1/Psikologi/1993 BK

61 Hari Supratikno, S.Psi S1/Psikologi/2005 BK

62 Rasyid Ridho, S.Psi S1/Psikologi/2003 BK

Dengan melihat tabel di atas, dapat di teliti tentang guru yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Ciputat. Apakah sudah memadai atau belum? Menurut Petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Umum yang dikeluarkan oleh DEPDIKBUD tahun 1996-1997, bahwa untuk menghitung kebutuhan guru pada suatu sekolah dapat dihitung dengan Rumus :

KGR

JW

XxY

=


(56)

Y = Alokasi waktu semua mata pelajaran per/minggu KGR = Kebutuhan guru pada mata pelajaran suatu sekolah JW = Jam wajib mengajar / 18 jam.56

Di SMP Negeri 1 Ciputat terdapat 30 kelas rombongan belajar dengan alokasi waktu perminggu, hari senin sampai kamis 6 jam pelajaran per/hari, hari jum’at dan sabtu hanya 4 jam pelajaran per/ hari. Jadi jumlah waktu mengajar dalam satu minggu yaitu 32 jam pelajaran. Sedangkan wajib mengajar setiap guru yaitu 18 jam perminggu. Dengan demikian dapat dihitung guru yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Ciputat dengan menggunakan rumus di atas.

33 , 53 18

32

30 x =

= 54 orang guru.

Dengan melihat hasil perhitungan jumlah kebutuhan guru, maka dapat disimpulkan guru yang ada di SMP Negeri 1 Ciputat sudah memadai. Tetapi jika mencermati keadaan guru di lihat dari kemampuan akademik yang di miliki setiap guru ternyata tidak semua guru mata pelajaran mengajarkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dari tabel I diketahui bahwa terdapat 9 orang guru yang mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan jurusannya seperti yang seharusnya guru PAI mengajarkan Agama tetapi mengajar Geografi. Kenyataan ini seharusnya tidak terjadi, agar materi yang disampaikan seorang guru itu tidak tumpang tindih dengan kemampuan akademik yang dimilikinya. Dan kemungkinan

56

Depdikbud, Petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Umum, ( Jakarta : 1996-1997), h. 155


(57)

terbesar dari kenyataan ini karena kurangnya guru sebagai tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan di sekolah SMP Negeri 1 Ciputat.

b. Keadaan Karyawan

Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud pegawai pada unit pelaksanaan teknis SMP Negeri 1 Ciputat adalah seluruh karyawan sekolah diantaranya Staf tata usaha, Staf kebersihan dan Satpam

Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2

Keadaan Karyawan SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005/200657

No Nama Jabatan/Lulusan L/P

1 Susilawati Kepala Tata Usaha/SLTA P

2 Suanih, SE Staf Tata Usaha/S1 P

3 Hardians Staf Tata Usaha/SLTA L

4 Undang. S Staf Tata Usaha/SLTA L

5 A. Rosadi Staf Tata Usaha/SLTA L

6 Indah Sri Staf Tata Usaha/S1 P

7 Sopian Hadi Staf Tata Usaha/D3 L

8 Nasir Staf Kebersihan/SD L

9 Yahya Staf kebersihan/SD L

10 Namad. A Satpam/SLTP L

11 A. Maris Satpam/SLTA L

12 Handoko Satpam/SLTA L

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah karyawan di sekolah SMP Negeri 1 Ciputat belum mampu mencukupi pelayanan terhadap kebutuhan siswa, administrasi pendidikan yang harus dipenuhi siswa membutuhkan pelayanan yang baik dari staf karyawan yang mengetahui tentang hal tersebut.

57


(58)

Kenyataannya dengan 7 orang staf tata usaha, 2 orang orang staf kebersihan dan 3 orang satpam harus melayani 1256 siswa, akibatnya staf tata usaha tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, terutama ketika dalam pelaksanaan admistrasi pembayaran semester yang sering terjadi keributan dan antrian panjang, yang berdampak pada staf tata usaha sendiri merasa kewalahan.58 Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi agar pelayanan terhadap siswa dapat terkordinir dengan baik seharusnya karyawan sekolah jumlahnya di tambah tidak hanya 12 orang.

c. Keadaan Siswa

Jumlah peserta didik SMP Negeri 1 Ciputat tahun ajaran 2005-2006 dapat dilihat dari tabel sebagai berikut

Tabel 3

Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005-200659

No. Kelas Jumlah Siswa L/P

1 Kelas 1 418 Orang 208 L/210 P

2 Kelas 2 458 Orang 231 L/227 P

3 Kelas 3 380 Orang 196 L/184 P

Jumlah 3 Kelas 1256 Orang 635 L/621 P

Keberadaan SMP Negeri 1 Ciputat banyak diminati masyarakat, dapat di lihat pada tabel 3 di atas yang menyebutkan bahwa jumlah kelas VII – IX terdiri atas 1256 siswa, kenyataan ini karena selain letak gedung sekolah yang strategis, juga mudah dijangkau dengan kendaraan umum serta keadaan sarana dan prasarana yang

58

Wawancara dengan salah satu staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Ciputat, Bpk Hardians. 59


(59)

memadai, sehingga masyarakat tertarik untuk menyekolahkan anaknya ke SMP Negeri 1 Ciputat.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk kelancaran proses belajar mengajar (PBM) perlu ditunjang sarana prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Ciputat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4

Keadaan Sarana Prasarana SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005-200660

Jumlah Jumlah Jumlah Keadaan

1 Ruang Belajar 20 Ruang Baik

2 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik

3 Ruang Guru 1Ruang Baik

4 Ruang TU 1Ruang Baik

5 Ruang Laboraturium 1Ruang Dalam renopasi

6 Ruang Komputer 1Ruang Baik

7 Ruang Perpustakaan 1Ruang Dalam renopasi

8 Ruang BK / BP 1Ruang Baik

9 Ruang WC Guru 1Ruang Baik

10 Ruang WC Kepala

Sekolah

1Ruang Baik

11 Mushola 1Ruang Baik

12 Mesin Tik 15 Buah Baik

13 Televisi 21 Buah 3 Rusak,

18 Baik

60


(60)

14 VCD Player 21 Buah 6 Rusak, 15 Baik

15 AC 3 Buah Baik

16 Kursi dan Meja TU 7 Buah Baik

17 Kursi Guru 60 Buah Baik

18 Meja Perpustakaan 15 Buah 10 Baik,

5 Rusak

19 Kursi perpustakaan 24 Buah 15 yang ada

Sarana memiliki peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena sarana dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, di SMP Negeri 1 Ciputat keadaan sarana dan prasarana bisa dikatakan cukup memadai dalam keadaan baik untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Hanya ruang perpustakaan yang kurang memadai jumlah kursi dan meja banyak yang rusak dan hilang, juga dari buku-buku bacaan yang kurang terawat dan kebanyakan buku edisi lama yang tidak terpakai, sehingga kurang diminati oleh siswa untuk datang ke perpustakaan membaca buku. Begitu juga ruangan kelas yang jumlahnya hanya 20, sehingga ada siswa yang masuk kelas siang hari yaitu kelas VII, sebaiknya agar pelaksanaan KBM terjalankan dengan baik maka perlu ditambah ruangan kelas sehingga tidak ada siswa yang masuk sekolah pada siang hari.

B. Gambaran Umum Rohis

Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciputat, untuk membentuk kepribadian siswa yang Islami, hal yang melatarbelakangi terbentuknya rohis di sekolah ini karena melihat situasi dan kondisi


(61)

siswa yang banyak menyimpang dari perilaku-perilaku yang baik. Ini dipengaruhi oleh maraknya teknologi yang menyajikan acara-acara yang tidak banyak dikonsumsi pelajar selain itu meminimalisasi dan membentengi mereka dari dampak-dampak negatif dan pengaruh luar, walaupun pelajaran agama Islam diberikan di sekolah ini, tapi karena waktu yang ditetapkan di sekolah ini tidak mencukupi untuk menutupi dan membina kepribadian siswa, maka sekolah inipun membentuk satu organisasai kerohanian yang disebut dengan kegiatan Rohis

Adapun tujuan dibentuknya Rohis di sekolah ini, selain untuk membentuk kepribadian muslim yang Kaffah, juga untuk membentuk wadah pembinaan dalam

bidang keagamaan dan menambah wawasan Islami khususnya dalam hal ibadah, aqidah dan akhlak, selain itu Rohis ini diadakan untuk membentuk seni kreatifitas siswa yang Islami, khususnya dalam bidang marawis dan rebana.

Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam Rohis ini terbagi kedalam kegiatan jangka panjang dan jangka pendek. Kegiatan jangka panjang meliputi kegiatan yang diselenggarakan oleh Rohis bekerjasama dengan bagian kesiswaan, kegiatan ini memfokuskan terhadap perayaan hari-hari besar Islam yang dilakukan di sekolah, selain itu Rohis menyelenggarakan pengajian bulanan dan kegiatan sanlat(pesantren kilat) pada bulan Ramadhan dan Qurban pada bulan Idul Adha. Sedangkan kegiatan jangka pendek meliputi kegiatan bimbingan baca tulis Al-quran (BBTQ) yang dilaksanakan setiap hari mulai dari jam 11.00 sampai jam 12.00 untuk siswa kelas VII dan 13.00-1400 untuk siswa kelas VIII, selain pengadaan BBTQ Rohis mewajibkan siswa dan siswi untuk melakukan shalat dzuhur dan ashar


(62)

berjamaah dan pengajian yang dilakukan seminggu sekali juga setiap hari jumat mengadakan kegiatan keputrian untuk siswi kelas VII dan VIII dan pelaksanaan sholat jum’at untuk siswa, selain bekerjasama dengan bagian kesiswaan, Rohis pun mengadakan kerjasama dengan bagian BK (Bimbingan Konseling) yang menetapkan kedisiplinan siswa bukan hanya dalam hal pembentukan kepribadian tapi juga dalam kedisiplinan berpakaian dan bersikap.

Dalam setiap kegiatan, pastilah akan ditemukan kendalan-kendala ini disebabkan karena siswa malas untuk beribadah dan tidak mau mengikuti kegiatan rohis, selain itu minimnya fasilitas beribadah (tempat wudhu dan masalah) dan singkatnya waktu istirahat bagi siswa untuk melakukan ibadah.

Berjalannya kegiatan Rohis karena banyaknya dukungan dari siswa dan guru, terutama guru agama yang mengajarkan tentang akhlak. Seiring dengan adanya dukungan guru, siswapun antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di sekolah, selain itu banyaknya kerjasama dengan bagian-bagian lain, seperti BK dan DKM yang memantau kegiatan dan aktifitas siswa di sekolah.

Untuk mengatasi kendala yang dialami Rohis dalam pembinaan ajaran Islam, Rohis bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menggalakan kedisiplinan dan pembentukan akhlakul karimah.61

C. Deskripsi dan Analisis Data

61

Program kerja Rohis dan Hasil wawancara dengan Pembina Rohis SMP Negeri I Ciputat, Bapak Isa S.Pd.


(63)

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa tekhnik yang diantaranya tekhnik angket dan observasi. Observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui kondisi di sekolah baik itu keadaan gedung, guru-guru, siswa, terutama keadaan sarana dan prasarana hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat. Adapun angket yang penulis buat adalah angket tertutup sebanyak 20 item yang berbentuk pilihan ganda yang harus di jawab oleh siswa dengan memberikan tanda silang dan disebarkan kepada 40 orang siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Ciputat. Yang beralamat di Jl. Cireundeu raya No. 2 Kec. Ciputat Kabupaten Tanggerang.

Kemudian hasil angket yang telah dikumpulkan kedalam bentuk presentasi dan di olah, kemudian dapat di peroleh kesimpulan, hal ini dapat di lihat dan dijelaskan dalam analisis secara keseluruhan. Adapun hasil angket yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan hasilnya sebagai berikut :

Tabel-tabel berikut berisi tentang aspek pelaksanaan sholat berjamaah yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Tabel-tabel berikut mewakili 5 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pelaksanaan sholat berjamaah.

Tabel 5

Pelaksanaan shalat 5 waktu berjamaah

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu 1 2,5%

Sering 4 10%

Kadang-Kadang 35 87,5%

1

Tidak Pernah -


(64)

Dari data di atas, responden yang menjawab selalu adalah sebanyak 2,5%, sering: 10%, kadang-kadang: 87,5%, dan tidak pernah 0% Hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam kesehariannya kadang-kadang melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah dan sebagian yang lainpun tetap rajin melaksanakan sholat wajib tetapi tidak secara berjamaah dan tidak ada seorangpun yang menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat 5 waktu secara berjamaah.

Ketaatan beribadah salah satunya dapat ditunjukkan dengan ketaatan manusia dalam menjalankan perintah-Nya, salah satunya yaitu sholat wajib secara berjamaah . Tabel 5 diatas yang menunjukkan hasil angket yang telah dijawab oleh siswa pada item no 1, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakn sholat wajib berjamaah masih dapat dikatakan kurang dapat dilaksanakan dengan baik.

Jawaban agak berbeda ketika mereka ditanya tentang pemahaman bacaan sholat, 40% responden menjawab selalu memahami bacaan sholat, sementara 26% responden menjawab sering, dan 35% responden menjawab kadang-kadang, dan tidak ada seorangpun dari jawaban responden yang menjawab tidak pernah memahami bacaan sholat. Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang memahami bacaan sholat. Lebih jelasnya data tentang hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6

Pemahaman bacaan shalat

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu 16 40%

Sering 10 26%

Kadang-Kadang 14 35%

2


(65)

Jumlah 40 100%

Selanjutnya tabel 7 berikut ini memaparkan data tentang pelaksanaan sholat dzuhur berjamaah yang dilaksanakan di sekolah.

Tabel 7

Pelaksanaan sholat dzuhur berjamaah di sekolah

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu 16 40%

Sering 9 22.5%

Kadang-Kadang 14 35%

3

Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Tabel di atas, menunjukkan 40% siswa SMP Negeri 1 Ciputat selalu melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah di sekolah, sementara 22,5% menjawab sering melaksanakan sholat dzuhur berjamah, dan 35% menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, serta 2,5% siswa yang menjawab tidak pernah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Dari data diatas menunjukan bahwa banyak siswa yang selalu melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah disekolah.

Jawaban yang hampir sama juga diberikan responden ketika ditanya tentang pelaksanaan sholat ashar berjamaah di sekolah, 42% responden menjawab selalu melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah, 22% menjawab sering melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah, sementara 32,5% responden lain menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah dan 2,5%


(66)

tidak pernah melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa yang melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah cukup banyak. Data tersebut lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8

Pelaksanaan shalat ashar berjamaah di sekolah

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu 17 42%

Sering 9 22%

Kadang-Kadang 13 32,5%

4

Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Dalam program jangka panjang Rohis ada pembinaan dalam melaksanakan puasa bulan ramadhan. Maka pada tabel 4.9 memaparkan tentang pelaksanaan puasa bulan ramadhan yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Ciputat.

Tabel 9

Pelaksanaan puasa Ramadhan

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu 23 57,5%

Sering 9 22,5%

Kadang-Kadang 8 20%

5

Tidak Pernah - -

Jumlah 40 100%

Pelaksanaan puasa bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, jawaban siswa ketika ditanya tentang pelaksanaan puasa di bulan ramadhan, diperoleh kesimpulan bahwa 55% dari 100% siswa SMP Negeri 1 Ciputat setiap bulan Ramadhan tiba, mereka selalu melaksanakan puasa dan 22,5% menjawab


(67)

sering melaksanakan puasa bulan ramadhan, 20% menjawab kadang-kadang dan 0% menjawab tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan beribadah siswa dalam melaksanakan puasa Ramadhan sangat baik.

Selanjutnya pada tabel – tabel berisi tentang aspek pelaksanaan sholat sunnah yang dilakukan siswa SMP Negei 1 Ciputat, tabel-tabel berikut mewakili 3 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pelaksanaan sholat sunnah.

Tabel 10

Pelaksanaan shalat dhuha

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu - -

Sering 2 5%

Kadang-Kadang 14 35%

6

Tidak Pernah 24 60%

Jumlah 40 100%

Ketika diajukan pernyataan tentang pelaksanaan shalat sunnah dhuha, sebagian besar siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat sunah dhuha (60%), sebagian besar lagi menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah dhuha (35%), sebagian kecil menyatakan sering melaksanakan sholat sunnah dhuha (5%). Dan tidak seorangpun yang menyatakan selalu melaksanakan sholat sunnah dhuha. Dengan demikain dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Ciputat tidak melaksanakan sholat sunnah dhuha baik di sekolah maupun di rumah.

Jawaban yang hampir sama juga diberikan ketika responden ditanya tentang pelaksanaan sholat sunnah qobliah (sholat sunnah yang dilakukan sebelum sholat fardu), 50% responden menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah


(68)

qobilah, 45% responden menjawab tidak pernah melaksanakan sholat sunnah qobliayah, dan hanya 2,5% responden yang menjawab selalu dan sering dalam melaksanakan sholat sunnah qobliyah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seebagian besar mereka tidak melaksanakan sholat sunnah qobliyah. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11

Pelaksanaan shalat sunnah qobliyah

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu 1 2,5%

Sering 1 2,5%

Kadang-Kadang 20 50%

7

Tidak Pernah 18 45%

Jumlah 40 100%

Begitu juga ketika responden ditanya tentang pelaksanaan sholat sunnah ba’diyah (sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat fardhu), bahwa sebagian besar siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat sunnah ba’diyah (60%), sebagian besar lagi menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah ba’diyah (40%), dan tidak ada seorangpun yang menyatakan selalu dan sering melaksanakan shalat sunnah ba’diyah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mereka tidak melaksanakan sholat sunnah ba’diyah. Lebih rinci dapat dilihat pada data tabel 4.12.

Tabel 12

Melaksanakan sholat sunnah ba’diyah

No Alternatif Jawaban F P(%)

Selalu - -

Sering - -

8


(1)

5. Penyampaian materi ceramah agama oleh salah seorang guru SMP Negeri 1 Ciputat sebelum pelaksanaan shalat Jum’at.


(2)

6. Penyampaian materi ceramah agama keputrian oleh beberapa orang pembina dari peserta PPKT, dalam acara keputrian setiap hari Jum’at.

7. Pemberian sumbangan oleh Pembina Rohis kepada Ketua Yayasan Yatim Piatu di wilayah Ciputat, pada acara Bakti Sosial.


(3)

8. Pemberian hadiah oleh Pembina OSIS kepada siswa yang juara perlombaan Pidato pada acara Gebyar Muharram 1427 H.


(4)

9. Penampilan siswa dalam pengembangan seni budaya Islam. Tim Marawis SMP Negeri 1 Ciputat pada acara perpisahan peserta PPKT

10. Penampilan Tim Nasid siswa SMP Negeri 1 Ciputat sebelum pelaksanaan shalat Jum’at berjamaah


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

:Komunikasi Kelompok Kecil dan Pengamalan Nilai-nilai Ajaran Islam (Studi Korelasional dengan Pendekatan Taksonomi Bloom pada Kelompok Mentoring Agama Islam di Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 2 Binjai).

1 39 249

Peranan pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat

0 9 84

Pengaruh Kegiatan Rohani Islam (Rohis) terhadap Sikap Beragama Siswa Kelas IX SMP Negeri 14 Tangerang Selatan

1 10 122

Kegiatan Kerohanian Islam (ROHIS) dalam pembinaan ahklak siswa : studi kasus di smp al muhadjirin bekasi timur

0 4 97

Pembinaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri 2 Ciputat

0 11 90

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 4 20

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 1 16

PERAN ROHIS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI SISWA BELAJAR AGAMA ISLAM PERAN ROHIS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI SISWA BELAJAR AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SRAGEN.

0 1 14

KAJIAN PEMBINAAN AKHLAK MULIA SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SEKOLAH: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Lembang-Bandung Barat.

0 1 43

UPAYA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SMK NEGERI 2 PURWOKERTO

0 0 15