Kewenangan Lembaga Adat Sulang Silima Di Bidang Pertanahan Pada Masyarakat Pakpak Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

ABSTRAK
Salah satu amanat reformasi adalah melaksanakan otonomi daerah secara arif
bijaksana. Dengan adanya tuntutan otonomi daerah pada akhirnya akan mendorong
terjadinya penguatan identitas dan entitas kebudayaan sebagai ciri bangsa yang
terdapat di belahan daerah Indonesia. Harapannya adalah dengan penguatan identitas
dan entitas kebudayaan tersebut dapat menghantarkan Indonesia menjadi bangsa
yang memiliki karakter dan berdaulat. Pada masyarakat daerah tentunya budaya yang
dimaksud adalah lumbung karakter yang menjadi ciri yang mengalami dinamika
sesuai dengan perkembangan zaman. Dan kongkritnya wujud masyarakat daerah
dalam dinamika kebudayaannya salah satunya adalah adanya Lembaga Adat yang
mengurusi beberapa hal berkaitan dengan kehidupan masyarakat tersebut.
Diantaranya Lembaga Adat yang terdapat di Indonesia adalah Lembaga Adat Sulang
Silima Marga Pakpak. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak adalah salah satu
lembaga adat yang terdapat di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, yang
mengurusi persoalan adat masyarakat pakpak. Diantaranya adalah persoalan
perkawinan, warisan dan pertanahan adat.
Melalui Surat Edaran Bupati Dairi Nomor 590/8859 Pada Tanggal 18
(delapan belas) oktober 2001, perihal keberadaan tanah ulayat/tanah marga,
dijelaskan di awal pembuka surat edaran tersebut bahwa mencermati perkembangan
akhir-akhir ini dan mensiasati kehidupan masyarakat pada era reformasi saat ini,
mengacu kepada UUPA yaitu Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Pasal 3 (tiga) dan 5

(lima) jis. Peraturan Menteri Negara Agraria/Ka BPN No 2 Tahun 2000, bahwa
untuk meminimalkan dan mengantisipasi persoalan pertanahan dikarenakan semakin
meningkatnya kebutuhan akan tanah para pihak-pihak pemerintahan baik para camat,
para kepala desa dan lurah serta Notaris/PPAT Se Kabupaten Dairi diminta arif dan
bijaksana serta senantiasa membina kemitraan dan berdampingan secara serasi
dengan Lembaga Adat. Dengan dasar surat edaran tersebut semakin menguatkan
kedudukan, peranan dan kewenangan yang dimiliki oleh Lembaga Adat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris, yaitu dengan
mengumpulkan data-data dan bahan-bahan hukum primer dan sekunder serta
melakukan studi lapangan dengan wawancara, serta teknis analisis datanya dilakukan
secara kualitatif dan penarikan kesimpulannya dilakukan dengan menggunakan
logika berfikir induktif dan deduktif.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Lembaga Adat Sulang
Silima Marga Pakpak diakui keberadaannya/eksistensinya yang mana salah satu
kewenangan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak tersebut adalah dengan
menerbitkan hak alas tanah, hal ini didasari bahwa tanah-tanah yang terdapat di
Kecamatan Sidikalang merupakan tanah-tanah yang statusnya adalah tanah marga.
Sehingga untuk melepaskan tanah marga tersebut terlepas statusnya dari tanah marga
sebagai persyaratan untuk pengajuan sertipikasi hak milik ke kantor Badan
Pertanahan Nasional menjadi milik masyarakat atau pemerintah maka diterbitkanlah

i

Universitas Sumatera Utara

alah hak tanah. Dan juga untuk menjelaskan asal usul atau riwayat tanah tersebut.
Kemudian kewenangan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak berikutnya
adalah melakukan legalisasi atas surat-surat tanah yang diajukan oleh masyarakat
maupun melakukan pengesahan-pengesahan atas surat tanah.
Untuk itu disarankan kepada Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak dan
masyarakat utnuk berperan aktif untuk dikeluarkannya peraturan daerah sekaligus
mempertegas keberadaan/eksistensi beserta kewenangan Lembaga Adat Sulang
Silima Marga Pakpak sesuai dengan peraturan pertanahan dan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia.
Dengan adanya peraturan daerah yang akan mengatur keberadaaan/eksistensi
Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak serta kewenangannya maka harapannya
adalah meminimalisir tumpang tindih kepemilikan tanah, mencegah terjadinya
konflik pertanahan serta menciptakan tertib hukum dan kepastian hukum.
Peraturan daerah tersebut juga dapat memfasilitasi iklim investasi di
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi sekaligus pemerintah daerah dapat
melaksanakan pembangunan daerah yang bertujuan untuk laju pembangunan
ekonomi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.

Kata Kunci : Lembaga Adat, Kewenangan, Tanah Adat

ii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
One of the mandates of reformation is to implement regional autonomy wisely. The
demand for regional autonomy will eventually encourage the strengthening of identity and
cultural entity as the characteristic of a nation throughout Indonesia. It is expected that the
strengthening of identity and cultural entity can place Indonesia to become a nation which
has its own character and sovereignty.
The Circular letter of Dairi Regent No. 590/8859 on October 18, 2001 on the
existence of tanahulayat/ tanahmarga (village marga land), in its introduction, observing the
development of today’s situation and examining people’s lives in the reformation era,
referred to Article 3 and 5 of UUPA No. 5/1960, in conjunction with the Regulation of the
Agrarian State Minister/Ka BPN No. 2/2000, states that in order to minimize and anticipate
land problem caused by the increasing need for land, requires all land stakeholders in the

government such as camat (head of subdistrict), village heads, and notaries/PPAT (officials
empowered to draw up land deeds) in Dairi District, were asked to be capable and wise.
They are also asked to develop partnership and get together harmoniously with Lembaga
Adat (adat council). The circular letter strengthens the position, role, and authority of
Lembaga Adat.
The research used judicial normative approach by gathering data from primary and
secondary legal materials, conducting field research, and interviews. The gathered data
were analyzed qualitatively, and drawing the conclusion was done by using inductive and
deductive logical thinking.
It could be concluded that Lembaga Adat of Sulang Silima Marga Pakpak was
acknowledged its existence. One of its authorities is the issuing of land rights, based on the
land in Sidikalang Subdistrict with it marga status. In consequence, the renunciation of the
land status from marga land as the requirement to get ownership certificate requested to the
National Land Office to issue the land rights and to explain the origin and the history of the
land.
It is recommended that Lembaga Adat Sulang Silima Margas Pakpak and the
community play an active role in filing the proposal for regional regulation and to make
certain the existence and the authority of Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak which
is in line with land regulation and legal provisions, regulations, and laws in Indonesia.
By the existence of regional regulation which regulates the existence and the

authority of Lembaga Adat Sulang Silima Marga Pakpak, it is expected that it will minimize
the overlapping of land ownership, prevent the potential conflict of land, and create law and
order and legal certainty.
The regional regulation can also facilitate the investment climate in Sidikalang
Subdistrict, Dairi District, and Local Administration can implement regional development
which is aimed to the economic development in order to increase Regional Revenues and to
improve people’s welfare in Sidikalang Subdistrict, Dairi District.

Keywords: Lembaga Adat, Authority, Adat Land

iii

Universitas Sumatera Utara