OPTIMASI REAKTOR LUCUTAN PLASMA DENGAN SISTEM ALIRAN KONTINYU UNTUK DEGRADASI METILEN BIRU
OPTIMASI REAKTOR LUCUTAN PLASMA DENGAN SISTEM ALIRAN
KONTINYU UNTUK DEGRADASI METILEN BIRU
Rizki Ari Nur Aanggraini*, Kusumandari, Teguh Endah Saraswati
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126, Telp. 0271669376, Fax. 0271663375
*Email: rizki.ana@student.uns.ac.id
Abstrak
Studi pengaruh tegangan pada lucutan plasma untuk degradasi metilen biru telah
dilakukan menggunakan reaktor plasma berkonfigurasi elektroda jarum. Penelitian ini
dilakukan guna mengetahui optimasi dan efisiensi untuk degradasi metilen biru.
Pengujian reaktor plasma dilakukan pada proses degradasi metilen biru dengan variasi
lama waktu kontak plasma dan volume umpan. Plasma dibangkitkan dengan tegangan
11,5 kV AC maupun DC menggunakan dua buah elektroda jarum stainless steel. Laju alir
umpan yang digunakan adalah 16,6 cc/detik. Karakteristik fisik dan kimia larutan diukur
sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui pengaruh penambahan volume dan
lama kontak plasma pada metilen biru. Hasil yang diperoleh, absorbansi dan pH turun
seiring lama kontak plasma yang semakin meningkat, sedangkan temperatur akan
semakin naik. Pada laju alir 16,6 cc/detik, tegangan DC mencapai waktu kontak plasma
hingga 270 menit, absorbansi larutan metilen biru mulai menurun hingga 98,73%. Pada
tegangan AC dengan waktu kontak 240 menit, absorbansi sudah menurun hingga 98,67%.
Dengan sumber tegangan AC dan DC, pH pada larutan mencapai 2,39 serta temperatur
34,2 0C.
Kata kunci: Plasma, Aliran Kontinyu, Volume, Waktu kontak
PENDAHULUAN
Industri tekstil merupakan salah satu
paling sering digunakan adalah metilen biru
penghasil limbah cair yang berasal dari
dengan rumus kimia C16H18CIN3S. Senyawa
proses pewarnaan. Selain kandungan zat
metilen biru selain bersifat toksik juga
warnanya tinggi, limbah industri tekstil juga
memiliki
mengandung bahan-bahan sintetik yang
terdegradasi [2].
sukar diuraikan
[1]
. Zat warna tekstil
gugus
Metilen
biru
benzena
yang
merupakan
sukar
senyawa
merupakan gabungan dari senyawa organik
hidrokarbon aromatik heterosiklik kationik.
tidak jenuh, kromofor dan auksokrom
Konsentrasi metilen biru mempunyai nilai
sebagai
dan
ambang batas yang diperbolehkan dalam
pengikat antara warna dengan serat. Di
perairan sekitar (5-10) mg/L[3]. Oleh karena
dalam industri tekstil, zat warrna yang
itu, diperlukan suatu teknologi pengolahan
pengaktif
kerja
kromofor
limbah
yang
mampu
Plasma
mempercepat
merupakan
gas
yang
penguraian limbah zat warna.
mikroorganisme
dengan
membusukkan
terionisasi dalam lucutan listrik. Plasma juga
tanpa meninggalkan polutan sekunder di
dapat
dalamnya [8].
didefinisikan
sebagai
campuran
Pada penelitian ini digunakan larutan
kausinetral dari elektron, radikal, ion positif,
dan ion negative
[4]
. Pada bidang industri
metilen biru sebagai sampel yang akan diuji.
banyak
Hal ini dikarenakan metilen biru merupakan
dimanfaatkan seperti dalam peningkatan
zat warna dasar dalam proses pewarnaan
dan
penelitian,
produksi ozon
[5]
pemurnian air
digunakan
plasma
telah
[7]
[6]
, dan
yang digunakan secara luas di industri tekstil
. Metode plasma yang
dan menjadi perhatian besar dalam proses
, nitridasi pada baja
dalam
pemurnian
air
salah
pengolahan limbah karena susah diuraikan
satunya adalah metode lucutan plasma, di
[9]
mana plasma digunakan untuk membentuk
dilakukan analisis pengaruh plasma dengan
spesies
untuk
sistem aliran kontinyu terhadap konsentrasi
menguraikan senyawa organik. Spesies aktif
serta parameter karakter fisik metilen biru
aktif
yang
digunakan
-
+
. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
yang terbentuk di dalam air seperti OH , H ,
sebagai model seperti pH, temperatur, dan
O3, dan H2O2 yang memiliki tingkat oksidasi
efisiensi
yang
polutan limbah zat warna metilen biru.
tinggi
senyawa
dan
organik
mampu
menguraikan
serta
membunuh
pengurangan
absorbansi
pada
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan-bahan penelitian yang digunakan
flowmeter, multiparameter water quality
dalam penelitian ini adalah Zat warna
monitor.
metilen biru, aquades, Elektroda berbahan
digunakan Spektrofotometer UV-Vis.
stainless, Alumunium foil, Kertas timbang.
Prosedur Penelitian
Peralatan
Pada penelitian lucutan plasma ini dilakukan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
dalam beberapa tahapan, yaitu persiapan alat
ini antara lain: satu set reaktor plasma sistem
dan bahan yang diperlukan. Langkah awal
aliran kontinyu, neraca digital, gelas beker,
yaitu menyiapkan zat warna metilen biru
power supply AC dan DC, penjepit,
yang digunakan sebagai sampel uji. Setelah
Untuk
analisa
hasil
adsorpsi
itu, pembuatan larutan 3 mg metilen biru
dengan lucutan plasma dengan tegangan
dengan volume 500 mL kemudian sampel
11,5 kV dan elektroda berbahan stainless.
diukur pH, temperatur dan absorbansi
Lalu, mengukur absorbansi dengan UV-Vis,
sebelum kontak dengan lucutan plasma.
pH dan temperatur sampel menggunakan
Selanjutnya,pada sampel di beri kontak
Multiparameter water quality monitor .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh pH
Pada penelitian ini pH pada sampel
Salah satu indikator dalam degradasi
zat warna metilen biru merupakan pH. Pada
larutan
metilen
biru
akan
mengalami
Gambar 1 dapat dilihat bahwa kondisi pH
penurunan setelah terkena kontak plasma
seiring lamanya waktu kontak plasma
dengan larutan. Hal tersebut terjadi karena
PH
7
6
5
4
3
2
1
0
-50
proses oksidasi yang terjadi dalam reaktor
plasma
akan
kompleks
dalam
memutus
larutan
ikatan-ikatan
metilen
biru
menjadi asam. Semakin lama waktu kontak
50
150
250
WAKTU (MENIT)
500 mL DC
500 mL AC
plasma, maka zat asam akan terbentuk
semakin banyak, sehingga menyebabkan
larutan semakin asam. Terbentuknya zat
setelah kontak dengan plasma mengalami
asam selama kontak dengan plasma akan
penurunan yang signifikan.
membuat pH semakin menurun seiring
Gambar 1. Pengaruh pH terhadap
dengan pertambahan waktu kontak [10].
waktu kontak plasma
Pengaruh temperatur
Degradasi larutan metilen biru dapat
yang
bertumbukan,
karena
hasil
dilihat dengan lama waktu kontak plasma
pelipatgandaan elektron semakin besar. Pada
dengan larutan sampel. Hal ini karena
proses degradasi warna, semakin tinggi
semakin lama waktu kontak plasma akan
temperature maka akan semakin cepat
menyebabkan semakin banyaknya elektron
terjadi [11].
Hal ini dikarenakan dengan adanya
Gambar 2. Pengaruh temperatur terhadap
Temperatur (OC)
kenaikan suhu maka dapat mempercepat
36
34
32
30
28
26
24
waktu kontak plasma
Lama waktu kontak menyebabkan
panas pada larutan metilen biru meningkat.
Perubahan
-50
50
150
250
tersebut
dapat
diindikasikan dengan perubahan suhu yang
semakin meningkat pada saat waktu kontak
Waktu (menit)
500 mL DC
panas
500 mL AC
plasma terhadap larutan sampel. Hal tersebut
reaksi yang mengakibatkan naiknya energi
dapat dilihat pada Gambar 2 pada volume
kinetik partikel zat sehingga memungkinkan
yang berbeda, waktu kontak plasma pun
semakin banyaknya tumbukan efektif yang
juga
menghasilkan perubahan suhu.
temperatur larutan metilen biru
mempengaruhi
pada
kenaikan
Pengaruh Absorbansi Metilen Biru
Absorbansi merupakan kemampuan suatu
Gambar 3. Penurunan absorbansi pada
bahan atau larutan untuk menyerap cahaya.
tegangan DC
Karakterisasi absorbansi dilakukan pada
Pada Gambar 4 merupakan hasil pengukuran
larutan metilen biru sebelum dan sesudah
absorbansi dengan sumber tegangan AC.
perlakuan. Pada pengukuran absorbansi
metilen biru digunakan volume sampel 500
mL dan laju alir 16,6 cc/detik. Dapat dilihat
gambar
3
terdapat
hasil
pengukuran
absorbansi dengan sumber tegangan DC.
Gambar 4. Penurunan absorbansi pada
tegangan AC
Dapat dilihat bahwa dengan tegangan DC
memerlukan waktu kontak lebih lama
dibandingkan dengan tegangan AC. Hal ini
dikarenakan pada tegangan DC plasma yang
terjadi dan semakin banyak spesies aktif
keluar pada kedua elektroda tidak stabil.
yang dihasilkan, sehingga membuat metilen
Berbeda dengan tegangan AC, plasma yang
biru semakin banyak yang terdegradasi dan
keluar lebih stabil dan lebih tenang. Keadaan
warna larutan metilen biru semakin jernih.
lucutan plasma yang stabil maka spesies
Terbukti pada Gambar 1.a pada
aktif yang bereaksi pun juga akan semakin
tegangan AC yang hanya membutuhkan
banyak. Oleh karena itu, waktu yang
waktu 60 menit sedangkan pada tegangan
dibutuhkan untuk proses degradasi pun akan
DC
semakin cepat. Hal tersebut dikarenakan
memerlukan waktu hingga 120 menit untuk
semakin lama waktu
proses degradasi warna pada metilen biru.
yang digunakan,
untuk
mendegradasi
metilen
biru
menyebabkan semakin banyak ionisasi yang
KESIMPULAN
Pada tegangan AC maupun DC, lucutan
Falahiyah, D. (2015). Adsorpsi Methylene
plasma memiliki pengaruh terhadap
nilai
Blue menggunakan Abu dari Sabut
absorbansi
yang
dan Tempurung Kelapa Teraktivasi
semakin menurun seiring lamanya waktu
Sulfat. Skripsi. Malang: Universitas
tinggal dalam reaktor dan pH larutan akan
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
larutan
metilen
biru
semakin turun seiring kenaikan waktu lama
kontak,
sedangkan
temperatur
Hidayat, W. (2008). Teknologi Pengolahan
larutan
semakin naik. Dengan dua sumber tegangan
Air Limbah. Jakarta: Majari Magazine.
Nur,
M.
2011.
Fisika
Plasma
dan
AC dan DC, pH terendah pada larutan
Aplikasinya . Semarang : UNDIP.
mencapai 2,39 dan temperatur tertinggi
Purwadi, A., Usada, W., Suryadi., &
mencapai 34,2 0C.
Isyuniarto.
(2006).
Peningkatan
Produk Ozon melalui Variasi Ukuran
DAFTAR PUSTAKA
dan Jenis Komponen Tabung Lucutan
Metcalf., & Eddy. (1991). Wastewater
Plasma. Prosiding PPI – PDIPTN
Engineering: Treatment, Disposal and
2006 Pustek Akselerator dan Proses
Reuse. New York: Mcgraw-Hill Series
Bahan. BATAN: Yogyakarta.
in
Water
Resources
Environmental Engineering.
and
Purwanto, Malau, V., & Sujitno, T. (2003).
Pemanfaatan Teknik Plasma dalam
Proses Nitridasi pada Baja Paduan Din
42CrMo4. Prosiding Pertemuan dan
Presentasi
Ilmiah
Teknologi
Akselerator dan Aplikasinya .
Corio, D., Hazmi, A., & Desmiarti, R.
(2014).
Radio
Teknologi
–
Sistem
Frekuensi
Plasma
(RF)
untuk
Menghilangkan Bakteri Escherechia
Coli pada Air Minum. Jurnal Nasional
Teknik Elektro. 3(2), 2302 – 2949.
Hazmi, A., Desmiarti, R., Waldi, E. P.,
Hadiwibowo, A., & Darwison, H.J.
(2012). Penghilangan Mikroorganisme
dalam Air Minum dengan Dielectric
Barrier Discharge. Jurnal Rekayasa
Elektrika . 10(1).
Hamdaoui, O., & Chiha, M. (2006).
Removal of Methylene Blue from
Aqueous Solutions by Wheat Bran.
Acta Chim Slov. 54, 407 – 418
Muradia, S. (2013). Study of Low-Voltage
Pulsed
Plasma
Discharges
Inside
Water Using A Bubble-Generating
Porous
Ceramic
Wastewater
Electrode
Treatment.
for
Thesis.
Shizouka University: Department of
Nanovision Technology.
Gulkaya, I., Surucu, G.A., & Dilek, F. B.
(2006). Importance of H2O2/Fe2+ Ratio
in Fenton’s Treatment of A Carpet
Dyeing
Wastewater.
Hazard.Mater. 136:763-769
Journal
KONTINYU UNTUK DEGRADASI METILEN BIRU
Rizki Ari Nur Aanggraini*, Kusumandari, Teguh Endah Saraswati
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126, Telp. 0271669376, Fax. 0271663375
*Email: rizki.ana@student.uns.ac.id
Abstrak
Studi pengaruh tegangan pada lucutan plasma untuk degradasi metilen biru telah
dilakukan menggunakan reaktor plasma berkonfigurasi elektroda jarum. Penelitian ini
dilakukan guna mengetahui optimasi dan efisiensi untuk degradasi metilen biru.
Pengujian reaktor plasma dilakukan pada proses degradasi metilen biru dengan variasi
lama waktu kontak plasma dan volume umpan. Plasma dibangkitkan dengan tegangan
11,5 kV AC maupun DC menggunakan dua buah elektroda jarum stainless steel. Laju alir
umpan yang digunakan adalah 16,6 cc/detik. Karakteristik fisik dan kimia larutan diukur
sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui pengaruh penambahan volume dan
lama kontak plasma pada metilen biru. Hasil yang diperoleh, absorbansi dan pH turun
seiring lama kontak plasma yang semakin meningkat, sedangkan temperatur akan
semakin naik. Pada laju alir 16,6 cc/detik, tegangan DC mencapai waktu kontak plasma
hingga 270 menit, absorbansi larutan metilen biru mulai menurun hingga 98,73%. Pada
tegangan AC dengan waktu kontak 240 menit, absorbansi sudah menurun hingga 98,67%.
Dengan sumber tegangan AC dan DC, pH pada larutan mencapai 2,39 serta temperatur
34,2 0C.
Kata kunci: Plasma, Aliran Kontinyu, Volume, Waktu kontak
PENDAHULUAN
Industri tekstil merupakan salah satu
paling sering digunakan adalah metilen biru
penghasil limbah cair yang berasal dari
dengan rumus kimia C16H18CIN3S. Senyawa
proses pewarnaan. Selain kandungan zat
metilen biru selain bersifat toksik juga
warnanya tinggi, limbah industri tekstil juga
memiliki
mengandung bahan-bahan sintetik yang
terdegradasi [2].
sukar diuraikan
[1]
. Zat warna tekstil
gugus
Metilen
biru
benzena
yang
merupakan
sukar
senyawa
merupakan gabungan dari senyawa organik
hidrokarbon aromatik heterosiklik kationik.
tidak jenuh, kromofor dan auksokrom
Konsentrasi metilen biru mempunyai nilai
sebagai
dan
ambang batas yang diperbolehkan dalam
pengikat antara warna dengan serat. Di
perairan sekitar (5-10) mg/L[3]. Oleh karena
dalam industri tekstil, zat warrna yang
itu, diperlukan suatu teknologi pengolahan
pengaktif
kerja
kromofor
limbah
yang
mampu
Plasma
mempercepat
merupakan
gas
yang
penguraian limbah zat warna.
mikroorganisme
dengan
membusukkan
terionisasi dalam lucutan listrik. Plasma juga
tanpa meninggalkan polutan sekunder di
dapat
dalamnya [8].
didefinisikan
sebagai
campuran
Pada penelitian ini digunakan larutan
kausinetral dari elektron, radikal, ion positif,
dan ion negative
[4]
. Pada bidang industri
metilen biru sebagai sampel yang akan diuji.
banyak
Hal ini dikarenakan metilen biru merupakan
dimanfaatkan seperti dalam peningkatan
zat warna dasar dalam proses pewarnaan
dan
penelitian,
produksi ozon
[5]
pemurnian air
digunakan
plasma
telah
[7]
[6]
, dan
yang digunakan secara luas di industri tekstil
. Metode plasma yang
dan menjadi perhatian besar dalam proses
, nitridasi pada baja
dalam
pemurnian
air
salah
pengolahan limbah karena susah diuraikan
satunya adalah metode lucutan plasma, di
[9]
mana plasma digunakan untuk membentuk
dilakukan analisis pengaruh plasma dengan
spesies
untuk
sistem aliran kontinyu terhadap konsentrasi
menguraikan senyawa organik. Spesies aktif
serta parameter karakter fisik metilen biru
aktif
yang
digunakan
-
+
. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
yang terbentuk di dalam air seperti OH , H ,
sebagai model seperti pH, temperatur, dan
O3, dan H2O2 yang memiliki tingkat oksidasi
efisiensi
yang
polutan limbah zat warna metilen biru.
tinggi
senyawa
dan
organik
mampu
menguraikan
serta
membunuh
pengurangan
absorbansi
pada
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan-bahan penelitian yang digunakan
flowmeter, multiparameter water quality
dalam penelitian ini adalah Zat warna
monitor.
metilen biru, aquades, Elektroda berbahan
digunakan Spektrofotometer UV-Vis.
stainless, Alumunium foil, Kertas timbang.
Prosedur Penelitian
Peralatan
Pada penelitian lucutan plasma ini dilakukan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
dalam beberapa tahapan, yaitu persiapan alat
ini antara lain: satu set reaktor plasma sistem
dan bahan yang diperlukan. Langkah awal
aliran kontinyu, neraca digital, gelas beker,
yaitu menyiapkan zat warna metilen biru
power supply AC dan DC, penjepit,
yang digunakan sebagai sampel uji. Setelah
Untuk
analisa
hasil
adsorpsi
itu, pembuatan larutan 3 mg metilen biru
dengan lucutan plasma dengan tegangan
dengan volume 500 mL kemudian sampel
11,5 kV dan elektroda berbahan stainless.
diukur pH, temperatur dan absorbansi
Lalu, mengukur absorbansi dengan UV-Vis,
sebelum kontak dengan lucutan plasma.
pH dan temperatur sampel menggunakan
Selanjutnya,pada sampel di beri kontak
Multiparameter water quality monitor .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh pH
Pada penelitian ini pH pada sampel
Salah satu indikator dalam degradasi
zat warna metilen biru merupakan pH. Pada
larutan
metilen
biru
akan
mengalami
Gambar 1 dapat dilihat bahwa kondisi pH
penurunan setelah terkena kontak plasma
seiring lamanya waktu kontak plasma
dengan larutan. Hal tersebut terjadi karena
PH
7
6
5
4
3
2
1
0
-50
proses oksidasi yang terjadi dalam reaktor
plasma
akan
kompleks
dalam
memutus
larutan
ikatan-ikatan
metilen
biru
menjadi asam. Semakin lama waktu kontak
50
150
250
WAKTU (MENIT)
500 mL DC
500 mL AC
plasma, maka zat asam akan terbentuk
semakin banyak, sehingga menyebabkan
larutan semakin asam. Terbentuknya zat
setelah kontak dengan plasma mengalami
asam selama kontak dengan plasma akan
penurunan yang signifikan.
membuat pH semakin menurun seiring
Gambar 1. Pengaruh pH terhadap
dengan pertambahan waktu kontak [10].
waktu kontak plasma
Pengaruh temperatur
Degradasi larutan metilen biru dapat
yang
bertumbukan,
karena
hasil
dilihat dengan lama waktu kontak plasma
pelipatgandaan elektron semakin besar. Pada
dengan larutan sampel. Hal ini karena
proses degradasi warna, semakin tinggi
semakin lama waktu kontak plasma akan
temperature maka akan semakin cepat
menyebabkan semakin banyaknya elektron
terjadi [11].
Hal ini dikarenakan dengan adanya
Gambar 2. Pengaruh temperatur terhadap
Temperatur (OC)
kenaikan suhu maka dapat mempercepat
36
34
32
30
28
26
24
waktu kontak plasma
Lama waktu kontak menyebabkan
panas pada larutan metilen biru meningkat.
Perubahan
-50
50
150
250
tersebut
dapat
diindikasikan dengan perubahan suhu yang
semakin meningkat pada saat waktu kontak
Waktu (menit)
500 mL DC
panas
500 mL AC
plasma terhadap larutan sampel. Hal tersebut
reaksi yang mengakibatkan naiknya energi
dapat dilihat pada Gambar 2 pada volume
kinetik partikel zat sehingga memungkinkan
yang berbeda, waktu kontak plasma pun
semakin banyaknya tumbukan efektif yang
juga
menghasilkan perubahan suhu.
temperatur larutan metilen biru
mempengaruhi
pada
kenaikan
Pengaruh Absorbansi Metilen Biru
Absorbansi merupakan kemampuan suatu
Gambar 3. Penurunan absorbansi pada
bahan atau larutan untuk menyerap cahaya.
tegangan DC
Karakterisasi absorbansi dilakukan pada
Pada Gambar 4 merupakan hasil pengukuran
larutan metilen biru sebelum dan sesudah
absorbansi dengan sumber tegangan AC.
perlakuan. Pada pengukuran absorbansi
metilen biru digunakan volume sampel 500
mL dan laju alir 16,6 cc/detik. Dapat dilihat
gambar
3
terdapat
hasil
pengukuran
absorbansi dengan sumber tegangan DC.
Gambar 4. Penurunan absorbansi pada
tegangan AC
Dapat dilihat bahwa dengan tegangan DC
memerlukan waktu kontak lebih lama
dibandingkan dengan tegangan AC. Hal ini
dikarenakan pada tegangan DC plasma yang
terjadi dan semakin banyak spesies aktif
keluar pada kedua elektroda tidak stabil.
yang dihasilkan, sehingga membuat metilen
Berbeda dengan tegangan AC, plasma yang
biru semakin banyak yang terdegradasi dan
keluar lebih stabil dan lebih tenang. Keadaan
warna larutan metilen biru semakin jernih.
lucutan plasma yang stabil maka spesies
Terbukti pada Gambar 1.a pada
aktif yang bereaksi pun juga akan semakin
tegangan AC yang hanya membutuhkan
banyak. Oleh karena itu, waktu yang
waktu 60 menit sedangkan pada tegangan
dibutuhkan untuk proses degradasi pun akan
DC
semakin cepat. Hal tersebut dikarenakan
memerlukan waktu hingga 120 menit untuk
semakin lama waktu
proses degradasi warna pada metilen biru.
yang digunakan,
untuk
mendegradasi
metilen
biru
menyebabkan semakin banyak ionisasi yang
KESIMPULAN
Pada tegangan AC maupun DC, lucutan
Falahiyah, D. (2015). Adsorpsi Methylene
plasma memiliki pengaruh terhadap
nilai
Blue menggunakan Abu dari Sabut
absorbansi
yang
dan Tempurung Kelapa Teraktivasi
semakin menurun seiring lamanya waktu
Sulfat. Skripsi. Malang: Universitas
tinggal dalam reaktor dan pH larutan akan
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
larutan
metilen
biru
semakin turun seiring kenaikan waktu lama
kontak,
sedangkan
temperatur
Hidayat, W. (2008). Teknologi Pengolahan
larutan
semakin naik. Dengan dua sumber tegangan
Air Limbah. Jakarta: Majari Magazine.
Nur,
M.
2011.
Fisika
Plasma
dan
AC dan DC, pH terendah pada larutan
Aplikasinya . Semarang : UNDIP.
mencapai 2,39 dan temperatur tertinggi
Purwadi, A., Usada, W., Suryadi., &
mencapai 34,2 0C.
Isyuniarto.
(2006).
Peningkatan
Produk Ozon melalui Variasi Ukuran
DAFTAR PUSTAKA
dan Jenis Komponen Tabung Lucutan
Metcalf., & Eddy. (1991). Wastewater
Plasma. Prosiding PPI – PDIPTN
Engineering: Treatment, Disposal and
2006 Pustek Akselerator dan Proses
Reuse. New York: Mcgraw-Hill Series
Bahan. BATAN: Yogyakarta.
in
Water
Resources
Environmental Engineering.
and
Purwanto, Malau, V., & Sujitno, T. (2003).
Pemanfaatan Teknik Plasma dalam
Proses Nitridasi pada Baja Paduan Din
42CrMo4. Prosiding Pertemuan dan
Presentasi
Ilmiah
Teknologi
Akselerator dan Aplikasinya .
Corio, D., Hazmi, A., & Desmiarti, R.
(2014).
Radio
Teknologi
–
Sistem
Frekuensi
Plasma
(RF)
untuk
Menghilangkan Bakteri Escherechia
Coli pada Air Minum. Jurnal Nasional
Teknik Elektro. 3(2), 2302 – 2949.
Hazmi, A., Desmiarti, R., Waldi, E. P.,
Hadiwibowo, A., & Darwison, H.J.
(2012). Penghilangan Mikroorganisme
dalam Air Minum dengan Dielectric
Barrier Discharge. Jurnal Rekayasa
Elektrika . 10(1).
Hamdaoui, O., & Chiha, M. (2006).
Removal of Methylene Blue from
Aqueous Solutions by Wheat Bran.
Acta Chim Slov. 54, 407 – 418
Muradia, S. (2013). Study of Low-Voltage
Pulsed
Plasma
Discharges
Inside
Water Using A Bubble-Generating
Porous
Ceramic
Wastewater
Electrode
Treatment.
for
Thesis.
Shizouka University: Department of
Nanovision Technology.
Gulkaya, I., Surucu, G.A., & Dilek, F. B.
(2006). Importance of H2O2/Fe2+ Ratio
in Fenton’s Treatment of A Carpet
Dyeing
Wastewater.
Hazard.Mater. 136:763-769
Journal