Rencana Bisnis Ikan Lele 2

PRAKTIKUM MATA KULIAH LEMBAGA KEUANGAN MANAJEMEN

PROPOSAL BISNIS BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM

Disusun Oleh:
Ahmad Sahroni (J3J113079)

Program Keahlian Manajemen Agribisnis
Program Diploma
Institut Pertanian Bogor
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................i
Latar Belakang............................................................................................1
Deskripsi Usaha...........................................................................................3
Deskripsi Produk.......................................................................................4
Analisis SWOT...........................................................................................5
Strategi Pemasaran.....................................................................................5
STP (Segmentasi, Targeting, Positioning).................................................5

Strategi Pemasaran 4P.............................................................................6
Analisis Kompetitif.......................................................................................6
Rencana Operasi.........................................................................................7
Komponen Finansial...................................................................................13
Biaya Investasi.......................................................................................13
Biaya Tetap.............................................................................................13
Biaya Variabel.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

1

Latar Belakang

Akuakultur atau lebih dikenal perikanan budidaya kini telah menjadi tulang punggung
dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor perikanan. Produksi akuakultur
yang dapat ditingkat dengan lebih cepat, menyebabkan akuakultur diharapkan dunia dan
Indonesia. Akuakultur menjadi subsektor yang dapat memenuhi pangan yang sehat untuk
masyarakat dunia sebagai konsumsinya sehari-hari.
Produksi perikanan budidaya dunia ke depan akan terus melaju dan tentu menjadi
produsen ikan dunia dibandingkan perikanan tangkap dunia yang peningkatan produksinya

secara umum telah optimal. Hal ini tentu menjadi peluang yang cukup besar bagi Indonesia
sebagai negara dengan potensi akuakulturnya yang sangat besar untuk berkontribusi lebih
besar dalam akuakultur dunia sebagai produsen ikan dunia. Bahkan sejak tahun 2009
Indonesia telah menjadi produsen akuakultur terbesar kedua di dunia, di bawah negara China
(Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015).
Indonesia sendiri memiliki beberapa komoditas yang menjadi andalan dalam
subsektor perikanan budidaya yang dikembangkan dan menjadi fokus dalam peningkatan
produksi perikanan budidaya diantaranya udang, rumput laut, bandeng, kerapu, kakap, nila,
mas, lele, patin dan gurame.
Perencanaan bisnis yang akan saya lakukan yaitu budidaya Ikan Patin. merupakan
hasil dari rekayasa genetik yang dilakukan oleh BBAT Sukabumi sebagai upaya untuk
perbaikan mutu ikan Patin yang telah mengalami penurunan kualitas dikarenakan adanya
perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah (penggunaan induk
berkualitas rendah). Alasan memilih Ikan Patin yaitu karena Ikan Patin memiliki keunggulan
dibandingkan IKan jenis lain seperti Nila. Ikan Patin memiliki masa panen lebih cepat,
kemampuan bertelur dan daya tetas telur lebih tinggi, daya tahan terhadap penyakit lebih
baik, produksi lebih tinggi, teknik pemeliharaan lebih mudah, serta kualitas daging lebih
unggul (Insan Komunika Group, 2010).
Perkembangan budidaya Ikan Patin yang sangat baik ini didukung
dengan produksi ikan Patin yang cukup besar di beberapa provinsi yang

menjadi sentra pengembangan Ikan Patin. Tujuh diantaranya, yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I Yogyakarta, Sumetara Barat,

1

Lampung, dan Riau. Jawa Barat adalah provinsi yang dikenal dengan
budidaya

ikan

air

tawar.

Di

provinsi

ini


terdapat

Balai

Besar

Pengembangan Budidaya Air Tawar yang terletak di Karawang. Produksi
Patin hasil pembudidayaan pada tahun 2009 provinsi Jawa Barat
mencapai 48.044 ton. Sentra budidaya ikan Patin Provinsi Jawa Barat
terletak

di

kabupaten

Bogor

dan

Kabupaten


Indramayu.

Adapun

perencanaan bisnis budidaya ikan Patin akan saya laksanakan di
Kabupaten

Bogor,

selain

merupakan

sentra

budidaya

ikan


Patin

Kabupaten Karawang cukup dekat dengan Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar yang terletak di Kota Karawang agar pengiriman
indukan unggul mudah terjangkau.
Tingkat produksi ikan Patin di Kabupaten Karawang cenderung lebih
tinggi dibandingkan dengan kota maupun kabupaten lain yang berada di
wilayah Jawa Barat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1Produksi Ikan Patin di Jawa Barat Tahun 2009
Produksi

Kota/Kabupaten

Patin(ton)
Kab. Cianjur
347
Kota Tasikmalaya
562
Kab. Tasikmalaya
583

Kota Bogor
480
Kab. Karawang
18 451
Kab. Bandung Barat
394
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karawang
(2011)
Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi ikan Patin lebih besar
dibandingkan di Kabupaten maupun Kota lain di Jawa Barat. Hal tersebut
dapat

menjadi

peluang,

karena

banyaknya


produksi

menunjukkan

banyaknya pasar yang tersedia. Selain itu, tingkat produksi ikan Patin di
Kabupaten Karawang cenderung meningkat.
Tabel 2Produksi Ikan Air Tawar di Kabupaten Karawang Tahun 20072010
Jenis
Ikan

Produksi (ton)
2007
2008

2009

2010
2

Patin


8.499,5

9.744,

17.315

23.844

Mas

0
8.631,50

80
8.124,3

,02
3.859,6


,52
4.063,5

Gurame

1.719,00

5
1.854,8

2
1.946,4

6
2.057,6

2
3
1
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karawang

(2011)
Peningkatan konsumsi ikan air tawar di Kabupaten Karawang dapat
dilihat dari grafik dibawah ini :
Gambar 1 Tingkat Konsumsi Ikan Air Tawar di Kabupaten Karawang 20092010

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karawang,
2011
Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Karawang dari tahun 20092011

terus

mengalami

peningkatan.

Adanya

peningkatan

tersebut

memberikan dampak positif bagi para produsen untuk mendapatkan
pasar yang lebih besar. Dilihat dari segi harga, harga untuk ikan konsumsi
air tawar mudah dijangkau bagi masyarakat dibandingkan dengan ikan
laut maupun hasil ternak seperti daging yang cenderung memiliki harga
lebih tinggi.

Deskripsi Usaha

3

Bisnis yang akan dijalankan adalah budidaya ikan

Patin,

dengan

fokus usaha pada pembenihan ikan Patin di Kabupaten Karawang. Jenis
usaha ini cenderung mudah dilakukan namun dengan omset yang
lumayan. Permintaan pasar akan konsumsi ikan Patin pun kian meningkat.
Beberapa tahapan yang harus dilakukan adalah menyiapkan tempat
(kolam) untuk Pembenihan ikan
penyedian

Akuarium

dan

Patin. Dalam tahap ini mencakup

penambahan

airasi,

pemupukan,

dan

pengaturan air kolam. Tahap selanjutnya adalah pemilihan benih ikan
Patin, meliputi syarat benih unggul dan cara menebar benih. Tahap
berikutnya tentang pemilihan pakan, pengelolaan air, pengendalian hama
dan penyakit, serta tahap terakhir yaitu panen.

Deskripsi Produk
Asal usul Ikan Patin tidak terlepas dari upaya perbaikan genetik IKan
Patin siam. Penurunan kualitas Ikan Patin telah mengundang keprihatinan
beberapa kalangan, seperti pakar perikanan di Indonesia dan terutama
pihak departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi telah berhasil merekayasa genetik
Ikan Patin dengan melakukan silang balik (crossback). Proses silang balik
dilakukan dengan mengawinkan induk Patin betina generasi kedua (F2)
dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina (F2) merupakan
induk yang dimiliki BBPBAT Karawang yang merupakan keturunan Patin
siam yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sementara itu, induk
jantan (F6) merupakan keturunan dari induk betina (F2) yang masih juga
sediaan induk di BBPBAT Karawang. Pada tahun 2004, Patin hasil silang
balik tersebut resmi dilepas secara luas oleh Departemen Kelautan dan
Perikanan sebagai komoditas baru ikan Patin unggul. Hal tersebut
dikukuhkan melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.KP.26/MEN/2004 Tanggal 21 Juli 2004. Ikan Patin

hasil silang balik

kemudian diberi nama Ian Patin Siam. Persilangan Ian Patin, yakni induk
Patin betina disilangkan dengan induk jantan yang masih keturunannya
(Nasrudin, 2010).
4

Adapun ciri-ciri fisik ikan Patin pada tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Ciri-ciri Fisik Patin Siam
N

Kriteria

Keterangan

o
1

Kepala

Berbentuk pipih dan lebih panjang dari Ikan Patin

Badan

SIam, yakni 1/4 dari panjang badan.
Warna tubuh hitam kehijauan

Sirip dan Ekor

kekuningan di bagian perut.
Dari sisi bentuk tidak ada perbedaan dengan

2
3

dan

putih

Patin Lainya.
Sumber: Nasrudin (2010)

Analisis SWOT

Strength (Kekuatan)
1. Pemasok kebutuhan budidaya banyak tersedia
2. Tersedia sumber air bersih di lokasi usaha
3. Ikan Patin lebih tahan selama proses pengangkutan dan penjualan
di pasar
4. Sumber manusia handal
5. Dekat dengan pasar
6. Memiliki sarana prasarana penunjang budidaya ikan Patin yang
memadai

Weakness (Kelemahan)
1.
2.
3.
4.

Adanya keterbatasan lahan untuk mengembangkan usaha
Belum memiliki banyak pengalaman terkait budidaya ikan Patin
Terbatasnya pasokan indukan ikan Patin dengan kualitas yang baik
Kondisi cuaca mempengaruhi keberlangsungan hidup ikan Patin

Opportunity (Peluang)
5

1. Pasar ikan Patin masih terbuka
2. Permintaan terhadap ikan konsumsi air tawar terus meningkat
3. Harga ikan Patin terjangkau

Threats (Ancaman)
1. Banyaknya perusahaan produksi ikan Patin (pesaing) di Kabupaten
Bogor
2. Perubahan cuaca dan iklim
3. Penyakit dan hama ikan
4. Harga pakan ikan yang setiap tahun terus meningkat
Strategi Pemasaran
STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)
a. Segmentasi Pasar : Segmentasi pasar dari usaha pembesaran ikan
Patin konsumsi merupakan pedagang pengumpul yang berada di
wilayah Kabupaten Karawang.
b. Target Pasar: Target pasar EmpangQQ yaitu pedagang pengumpul dari
Cikoneng, Cikeas, rawamerta, dan Johar. Pelanggan berada di lokasi
yang tidak terlalu jauh sehingga dapat menghindari ikan mati di
perjalanan.
c. Posisi Produk: EmpangQQ membedakan sistem budidaya yang bersih
dan higienis.
Strategi Pemasaran 4P
a. Product (Produk)
Ikan Patin Siam (konsumsi) yang dihasilkan memiliki bobot
ukuran 3-4 cm.
b. Price (Harga)
Harga yang ditetapkan untuk produk ikan Patin konsumsi dengan
ukuran 3-4 ekor/kg sebesar Rp.12.000
c. Promotion (Promosi)
Promosi yang dilakukan yaitu dengan cara iklan secara lisan atau
dari mulut ke mulut, melalui kenalan, brosur, dan iklan di
website.
d. Place (Distribusi)
Pemesanan dapat dilakukan di tempat produksi langsung atau
via telepon. Lokasi perusahaan mudah dijangkau.

6

Analisis Kompetitif
Berikut ini merupakan beberapa pesaing dalam produksi ikan
konsumsi air tawar yang terdapat di Kabupaten Karawang dan sekitarnya,
di antaranya:
N

Nama Perusahaan

Lokasi

o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Catfish farm
Anugrah farm
Anang jaya
UD Sumber jaya
Ilham Patin
Saung Patin
Abah FishFarm

Lawamerta
Johar
cikampek
Jatisari
Caringin
Cikoneng
Telaga sari

Rencana Operasi
1.

Perencanaan Lokasi
Perencanaan lokasi yang akan digunakan selama usaha pembenihan
Patin siam

berlokasi di Jalan Cikoneng. Sewa lahan seluas 500m2

untuk pengadaan 20 unit Akuarium. Alasan pemilihan lokasi
tersebut memiliki sumber air yang baik, iklim, dan cuaca yang
sesuai

untuk

budidaya

perikanan

air

tawar

serta

mudah

mendapatkan akses sumber bahan baku seperti bahan Baku,
2.

sumberdaya fisik serta peralatan yang dibutuhkan.
Perencanaan Kolam
Pengembangan usaha pembenihan ini menggunakan Akuarium
karena dari segi biaya murah dan praktis. Terdapat 20 Akuarium, 18
unit untuk pembenihan awal Patin

3.

dan 2 unit Akuarium sortir,

dengan panjang 3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,5 meter.
Perencanaan Bangunan
Bangunan digunakan untuk menyimpan pakan dan peralatan
produksi lainnya. Material bangunan berupa bambu dengan panjang

4.

10 meter dan lebar 4 meter.
Perencanaan Bahan Baku
Bahan baku usaha pembenihan Ikan Patin merupakan benih ikan
ukuran 3-4 cm dan pakan Cacing Sutra. Kebutuhan benih satu
7

Akuarium

pembenihan dengan padat tebar 1000 ekor per meter,

jadi dibutuhkan 8000 ekor per Akuarium. Dalam 1 siklus produksi
menggunakan 2 kolam pembenihan, sehingga kebutuhan benih
yaitu 6000 ekor. Selain itu input utama usaha pembenihan ikan Patin
5.

yaitu pakan. Jenis pakan yang digunakan yaitu cacing sutra,dapni.
Perencanaan Peralatan
Peralatan yang diperlukan berupa mesin diesel sebanyak 2 unit
untuk menyedot dan memasukkan air, pompa air sebanyak 2 unit,
ember 10 unit, bak sortir 5 unit, paralon ukuran 2 incim10 unit,
jirigen 8 unit, seser 5 unit, timbangan 1 unit, serokan 6 unit, jaring

6.

ukuran 20 meter, baskom pakan 10 unit, gayung 4 unit, dan lain-lain
Perencanaan Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dalam satu kolam pembenihan
berukuran 3 meter x 2 meter x 1,5 meter, dengan padat tebar 8000
ekor per Akuarium yaitu sebanyak 3000 ekor/m.. Dalam satu siklus
produksi menggunakan 8 akuarium pembenihan, sehingga setiap
siklus kebutuhan kolam sebanyak 8000 ekor benih. Tahun pertama
perencanaan kapasitas produksi menghasilkan sebesar 120000 ekor
per siklus, sedangkan bulan kedua sampai akhir tahun kapasitas

7.

produksi menghasilkan sebesar 32.400 benih atau 32,4 ekor.
Perencanaan Pola Tanam
Perencanaan penebaran benih dilakukan berbeda pada bulan
pertama dan bulan-bulan selanjutnya. yang digunakan sebanyak 8
akuarium. Pada bulan pertama benih mulai diproduksi bulan April
sehingga dapat dipanen setiap bulan. Pemanenan pada bulan
pertama dapat dilakukan sedangkan pembenihan selanjutnya dapat

8.

dilakukan setelah pembenihan awal di panen.
Alur Proses Produksi Usaha Pembenihan Ikan Patin

Akuarium
Persiapan
Kolam

Penbenihan

Pemupukan
Pengisian air

Aklimatisasi

Pemberian pakan
Pemeliharaan
Panen
Benih

Hama
Pemberian
Pengelolaan
Sortasi
Pengemasan
danukuran
penyakit
vitamin
air

8

A. Persiapan Akuarium
Akuarium yang digunakan untuk usaha pembesaran yaitu berukuran 4
meter x 3 meter x 1,5 meter. Hal pertama yang dilakukan dalam
pembuatan Akuarium yaitu.
a. Pemyedian Akuarium
Bahan utama yang digunakan
Pembuatan Akuarium

untuk

akuarium

yaitu

kaca.

di atas permukaan tanah. Bahan yang

dibutuhkan kaca, lem, tiang patok, paku, dan kawat (Hendriana H,
2010). Tahapan pembuatan Akuarium di atas rak yaitu:
1. Siapkan rak-rak untuk peletakan akuarium
2. Buatlah rak mengunakan besi atau bambu yang bagus lalu bikin
rak dan di cor.
3. Pasang belahan bambu/besi 2,2 meter untuk lebarnya dengan
menggunakan paku, dan belahan bambu/besi 3,2 meter untuk
panjangnya. Posisi pemasangan agak merapat agar akuarium
kuat.
4. Pasang rak-rak membentuk segi empat di dalam rangka
tersebut.
5. Ikat ujung rak kuat-kuat menggunakan kawat ke patok. Pastikan
rangka rak-rak terpasang dengan kuat agar ketika akuarium diisi
air.

9

Pembuatan Akuarium
baru

dan

akuarium

reinvestasi

dilakukan pada awal membuka unit usaha
akuarium.

bulan

selanjutnya

persiapan

menggunakan sikat serta pengecekan Akurium untuk

mengantisipasi bocor.
b. Pemupukan
Kegiatan pemupukan

merupakan

tahap

setelah

persiapan

Akuarium. Pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami
seperti plankton. Pupuk yang digunakan dari bahan alami dengan
dosis 150 gram per meter. Pemupukan dilakukan dengan cara
memasukan pupuk ke dalam akuarium.
c. Pengisian Air
Pengisian air dilakukan setelah tahap pemupukan. Pengisian air
untuk akuarim pembenihan

30-40 cm. Pengisian air tidak terlalu

dalam karena untuk mempermudah benih ikan dalm pergerakan
mengambil pakan di permukaan kemudian ditambahkan empat
dendok makan ramuan herbal. Pemberian ramuan herbal bertujuan
untuk menetralkan air dari racun berbahaya, menyeimbangkan pH
dan suhu air. Setelah 5-7 hari diisi air, air tersebut akan berwarna
kehijauan dan karung berisi kotoran kambing diangkat.
B. Penebaran larva
Penebaran larva dilakukan setelah kegiatan persiapan kolam selesai.
Larva ikan patin yang ditebar akan menentukan hasil akhir. Padat
tebar benih ikan patin yaitu 3000 ekor larva per meter. Waktu
penebaran larva yang baik pada pagi hari dan sore hari karena pada
saat siang hari tingkat stres ikan tinggi karena pengaruh dari terik
matahari. Sebelum ditebar larva diaklimatisasi terlebih dahulu agar
larva stres karena menghadapi lingkungan baru. Aklimatisasi dilakukan
selama 10-15 menit sesuai dengan suhu sesuai suhu yang dibutuhkan
larva. Akuarium pembenihan ikan patin yang berukuran 4 meter x 3
meter x 1,5 meter dengan padat tebar 8000 ekor per meter akan
ditebar benih sebanyak 30.000 ekor per akuarium benih ikan patin
berukuran 4-5 cm.
C. Pemeliharaan
10

Pemeliharaan dilakukan setelah larva ditebar di kolam pembesaran.
Pemeliharaan ikan Patin terdiri dari pemberian pakan, pemberian
vitamin,

pengelolaan

air,

pengendalian

hama

dan

penyakit,

penyortiran dan panen.
a. Pemberian pakan
Setelah benih larva patin ditebar tahap selnjutnya yaitu pemberian
pakan. Pakan yang diberikan pada kegiatan pembenihan ikan patin
terdiri atas 30% cacing sutra,70% dapnia.. Setiap 1 siklus produksi
memakai 8 Akuarium, sehingga menghabiskan pakan 10 kg.
1. Jadwal pemberian pakan
Pemberian pakan dapnia dilakukan dari hari ke-1 sampai hari ke7. Pada hari ke-8 sampai hari ke-21 diberikan cacing sutra .
Pemberian

pakan

cacing

ditebarkan

pada

satu

titik

luas

akuarium. Pada hari ke-10 sampai masa panen diberikan pakan
cacing.
2. Waktu dan frekuensi pemberian pakan
Frekuensi pemberian pakan adalah empat kali dalam satu hari,
yaitu pagi, siang, sore, dan malam.
b. Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin dilakukan ketika terjadi penurunan nafsu makan
pada ikan patin. Pemberian vitamin dilakukan dengan mencampur
vitamin dan pakan.
c. Pengelolaan Air
Pengelolaaan air berperan penting karena sangat mempengaruhi
kondisi pembesaran ikan. Setelah benih ditebar ke kolam dalam
jangka waktu seminggu maka pemberian herbal dilakukan kembali
untuk menjaga pH yang berkisar 7-8 dan suhu yang berkisar 2832°.

Pengelolaan

air

dilakukan

dua

minggu

sekali

dengan

membuang sepertiga bagian dan diisi dengan air yang abru. Air
yanng dikeluarkan adalah bagian dasar kolam dan juga bergantung
pada pemberian pakan.
d. Hama
Hama merupakan hewan yang menjadi ancaman bagi patin yang
dibudidayakan. Pasalnya, hewan yang tergolong hama dapat
menganggu sekaligus memangsa patin. Salah satu contoh hewan
yang dapat mengganggu budidaya ikan patin yaitu bakteri.
11

Meskipun hewan ini tidak memakan patin, namun keberadaan
hewan tersebut dapat mengganggu. akteri dapat merusak kondisi
tubuh patin. Sebagai upaya penanggulangan kontrol keadaan kolam
secara rutin, termasuk lingkungan sekitar kolam.
e. Penyakit
Penyakit yang menyerang patin relatif lebih

sedikit

jika

dibandingkan dengan penyakit yang menyarang ikan air tawar
lainnya.

Umumnya

penyakit

yang

menyerang

ikan

patin

disebabkan oleh bakteri, jamur dan parasit. Pemicunya adalah
faktor kelalaian manusia dalam pemeliharaan, misalnya kesalahan
pola dan jenis pemberian pakan (Nasrudin, 2010).
D. Panen
Pemanenan dilakukan saat ikan patin berukuran 5-6 cm

semenjak

benih ikan larva patin ditebar ke dalam kolam pembenihan.
E. Pengemasan
Kegiatan pengemasan

larva

patin

hanya

dilakukan

dengan

pengemasan terbuka untuk pengangkutan jarak dekat maupun jarak
jauh. Air yang digunakan untuk mengisi plastik 1/3 bagian dari volume
air . Air yang digunakan adalah air baru dicampur dengan air kolam
dari pembesaran dengan perbandingan volume air baru dan air kolam
50:50. Hal itu dilakukan agar patin

lebih tahan hidup dalm

pengangkutan.

Laporan Keuangan
1. Tabel Penyusutan
BIAYA
INVESTASI
Mobil
Bangunan

Nilai Beli
60.000.0
00
10.000.0
00

Umur
Ekonomi
s
10
10

Nilai
Sisa
6.000.0
00
1.000.0
00

Penyusutan
per tahun

Nilai sisa pada
tahun ke-5

5.400.000

33.000.000

900.000

5.500.000

12

Kolam
Pembesaran
Serokan Besar
Selang
Pembuatan
Sumur
Terpal
Pompa air
Ember
Baskom pakan
Paranet
Timbangan
Drum

10.000.0
00

10

1.000.0
00

900.000

5.500.000

200.000

3

66.667

44.444

111.111

200.000
1.700.00
0
6.000.00
0
2.000.00
0

3

66.667
170.00
0
1.200.0
00
400.00
0
100.00
0

44.444

111.111

153.000

935.000

10
5
5

200.000

2

50.000

2

1.200.00
0

3

350.000

3

500.000

5

25.000
400.00
0
116.66
7
100.00
0

960.000
320.000
50.000

150.000

12.500

37.500

266.667

666.667

77.778

194.444

80.000
9.208.833

46.205.833

2. Perhitungan Pembayaran Kredit dan Tabel Pembayaran Angsuran
Pinjaman
50.000.000

PINJAMAN

3

JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN
TINGKAT SUKU BUNGA

12%

CAPITAL RECOVERY FACTOR

0,413
20.638.818

ANGSURAN KREDIT PER TAHUN
Pokok
Pinjaman

Biaya
Bunga

Total
Angsuran

Sisa Pokok
Pinjaman

1

14.888.81
8

5.750.00
0

20.638.81
8

35.111.182,2
5

2

16.601.03
2

4.037.78
6

20.638.81
8

18.510.150,4
5

3

18.510.15
0

2.128.66
7

20.638.81
8

Tahun

-

3. Cashflow
13

URAIAN
INFLOW
Penjualan ikan
Pinjaman

1
86.400.000

2
137.700.00
0

TAHUN
3
137.700.0
00

4
137.700.0
00

5
137.700.0
00

137.700.0
00

46.205.83
3
183.905.8
33

50.000.000

Nilai Sisa
Total Inflow
OUTFLOW
BIAYA INVESTASI
Mobil
Bangunan
Kolam
Pembesaran
Serokan Besar
Selang
Pembuatan
Sumur
Terpal
Pompa air
Ember
Baskom pakan
Paranet
Timbangan
Drum
TOTAL BIAYA
INVESTASI
2. Biaya Produksi
BIAYA TETAP
Sewa Lahan
Gaji Karyawan (2
orang)
Perawatan
bangunan
Perawatan mobil
Perawatan kolam
Listrik
Penyusutan
Pajak mobil
Biaya pemasaran
TOTAL BIAYA
TETAP

136.400.000

137.700.00
0

137.700.0
00

60.000.000
10.000.000
10.000.000
200.000
200.000

200.000
200.000

1.700.000
6.000.000
2.000.000
200.000
50.000
1.200.000
350.000
500.000

200.000
50.000

200.000
50.000
1.200.000
350.000

92.400.000

-

250.000

1.950.000

250.000

15.000.000

15.000.000

15.000.00
0

15.000.00
0

15.000.00
0

24.000.000

24.000.00
0

24.000.00
0

24.000.00
0

250.000

250.000

250.000

250.000

250.000

800.000
800.000
2.000.000
9.208.833
1.000.000
2.000.000

800.000
800.000
2.000.000
9.208.833
1.000.000
2.000.000

55.058.833

55.058.833

800.000
800.000
2.000.000
9.208.833
1.000.000
2.000.000
55.058.83
3

800.000
800.000
2.000.000
9.208.833
1.000.000
2.000.000
55.058.83
3

800.000
800.000
2.000.000
9.208.833
1.000.000
2.000.000
55.058.83
3

24.000.000

BIAYA VARIABEL
14

Pembelian benih
Pakan
Ramuan Herbal
Garam
Kotoran kambing
TOTAL BIAYA
VARIABEL
Pembayaran
pinjaman
Pajak (10%)
Total OUTFLOW

NET BENEFIT
DF (11,5%)
PV/TAHUN
NPV
IRR
PV Positif
PV Negatif
Net B/C
Rata-rata net
benefit
Payback
Periode

7.200.000

10.800.000

17.500.000

20.500.000

300.000
1.800.000
450.000

300.000
1.800.000
450.000

27.250.000

33.850.000

20.638.818

20.638.818

5.409.117

4.879.117
114.426.76
8

200.756.768

(64.356.768)

23.273.232

0,897

0,804

(57.719.074)

18.720.048

10.800.00
0
20.500.00
0
300.000
1.800.000
450.000

10.800.00
0
20.500.00
0
300.000
1.800.000
450.000

10.800.00
0
20.500.00
0
300.000
1.800.000
450.000

33.850.00
0
20.638.81
8
4.879.117
114.676.7
68

33.850.00
0

33.850.00
0

4.879.117
95.737.95
0

9.499.700
98.658.53
3

23.023.23
2
0,721
16.608.93
1

41.962.05
0
0,647
27.149.21
2

85.247.30
0
0,580
49.465.94
3

Rp54.225.06
0,93
41%
111.944.135
(57.719.074)
1,939
43.376.454
2,1

2 tahun 1
bulan

4. Laporan Laba Rugi
15

Uraian

1

2

86.400.00
0

137.700.0
00

Pembelian benih

7.200.000

Pakan

Tahun
3

4

5

137.700.0
00

137.700.0
00

137.700.0
00

10.800.00
0

10.800.00
0

10.800.00
0

10.800.00
0

17.500.00
0

20.500.00
0

20.500.00
0

20.500.00
0

20.500.00
0

Ramuan Herbal

300.000

300.000

300.000

300.000

300.000

Garam

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

Kotoran kambing

450.000

450.000

450.000

450.000

450.000

TOTAL BIAYA VARIABEL

27.250.00
0

33.850.00
0

33.850.00
0

33.850.00
0

33.850.00
0

59.150.00
0

103.850.0
00

103.850.0
00

103.850.0
00

103.850.0
00

Sewa Lahan

15.000.00
0

15.000.00
0

15.000.00
0

15.000.00
0

15.000.00
0

Gaji Karyawan (2 orang)

24.000.00
0

24.000.00
0

24.000.00
0

24.000.00
0

24.000.00
0

Perawatan bangunan

250.000

250.000

250.000

250.000

250.000

Perawatan mobil

800.000

800.000

800.000

800.000

800.000

Perawatan kolam

800.000

800.000

800.000

800.000

800.000

Listrik

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

Pajak mobil

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

Penyusutan

9.208.833

9.208.833

9.208.833

9.208.833

9.208.833

Biaya pemasaran

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

TOTAL BIAYA TETAP

55.058.83
3

55.058.83
3

55.058.83
3

55.058.83
3

55.058.83
3

EBIT

4.091.167

48.791.16
7

48.791.16
7

48.791.16
7

48.791.16
7

Biaya Bunga
EBT

5.750.000

4.037.786

2.128.667

Penerimaan
Biaya Variabel

LABA KOTOR
BIAYA TETAP

16

(1.658.83
3)

44.753.38
1

46.662.49
9

48.791.16
7

48.791.16
7

PAJAK (10%)

5.915.000

10.385.00
0

10.385.00
0

10.385.00
0

10.385.00
0

EAT

(7.573.83
3)

34.368.38
1

36.277.49
9

38.406.16
7

38.406.16
7

5. Neraca
ASSET

PASSIVA

Kas
Piutang
dagang
Persediaan
barang
Jumlah aset
lancar

15.000.000

Mobil

60.000.000

Bangunan

10.000.000

Kolam

10.000.000

Inventaris

12.400.000

Penyusutan
Jumlah aset
tetap

(9.208.833)

Total Aset

30.765.000
22.950.000

Hutang
dagang
Hutang
bank
Jumlah
hutang

8.500.000
50.000.000
58.500.000

68.715.000
Modal
usaha

50.000.000

Laba
Jumlah
modal

43.406.167
93.406.167

83.191.167
151.906.167

Total
Pasiva

151.906.167

6. Kebutuhan Modal Kerja
Rencana penjualan
Rata-rata per bulan
Dikurangi:
Penyusutan
Profit margin (31,52%)

Rp
137.700.000

Rp
11.475.000

Rp
9.208.833
Rp
3.616.920
Rp
12.825.753

Kebutuhan modal kerja
CCP = 295,14 hari
Kebutuhan modal kerja

Dikurangi:
NWC

Rp
126.179.758
Rp

17

60.215.000
Rp
65.964.758

Kebutuhan modal kerja

Dikurangi:
Dana yang tersedia
Rp
8.500.000
Rp
57.464.758

Hutang dagang
KEBUTUHAN MODAL
KERJA

1. Cash to cash period
Inventory Turnover =

inventory
COGS

x 365 hari =

22.950 .000
82.308.833

x 365 hari =

101,77 hari
Average coll periode =

piutang
x 365 hari =
sales

30.765.000
86.400.000

x 365 hari =

130 hari
Cash velocity =

cash
x 365 hari =
sales

15.000 .000
86.400.000

x 365 hari = 63,37 hari

CCP = 101,77 hari + 130 hari + 63,37 hari = 295,14 hari
2. NWC = Current asset – current liability
NWC = 68.715.000 – 8.500.000 = 60.215.000

18

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat

Jenderal

Perikanan

Budidaya

http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/258/KOMODITAS-ANDALANINDONESIA-MASUKI-JAJARAN-PRODUSEN-IKAN-TERBESAR-DUNIA/?
category_id=[diunduh pada tanggal 28 September 2015]

Insan Komunika Group. http://lelesangkuriangorganik.blogspot.co.id/2010/11/keunggulanlele-sangkuriang.html. [diunduh pada tanggal 28 September 2015]
Rahardjo,

Andhi.
http://benihikan.net/lele/7-tujuh-provinsi-penghasil-ikanlele/#ixzz3n2wNfVHd. [diunduh pada tanggal 28 September 2015]
Rasyidia, Annisa. 2013. Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang dengan
Kolam Terpal pada Katulampa Catfish Bogor. Kajian Pengembangan Bisnis.
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sutrisno, Andika Yuli. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan
dan Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang. [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.