Analisis Dampak Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Jagung sebagai sumber karbohidrat kedua setelah beras, memegang peranan
terpenting sebagai bahan pangan di Indonesia. Makanan olahan berbahan dasar
jagung pun sangat beragam, mulai dari perkedel jagung, popcorn hingga keripik
jagung. Dengan demikian, jagung memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Selain sebagai salah satu bahan pangan, jagung pun dimanfaatkan sebagai bahan
makanan ternak dan bahan baku industri dengan tingkat kebutuhan yang besar
(Adisarwanto dan Yustina, 1999).
Peluang usaha budidaya jagung sangat menjanjikan karena selain dipasarkan di
dalam negeri, jagung juga berpotensi sebagai komoditas ekspor. Namun hal itu
terhambat karena perubahan harga BBM. Kebijakan pemerintah akan perubahan
harga BBM dilakukan bersamaan dengan terus terjadinya perubahan harga
komoditas minyak dipasar dunia, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat. Ketetapan pemerintah tersebut nampaknya justru membuat keresahan
sosial ekonomi secara umum. Pada dasarnya kebijakan tersebut digunakan untuk
mengurangi beban anggaran negara tetapi disisi lain kebijakan tersebut sangat

berdampak buruk kepada semua sektor ekonomi termasuk sektor pertanian,
perdagangan, dan transportasi (Anonimous,2013).
Pihak yang lebih banyak menerima dampak negatif dari perubahan harga BBM
tersebut adalah masyarakat golongan bawah dan petani. Perubahan harga BBM
dipastikan akan disertai dengan perubahan harga transportasi, pangan, dan
perubahan biaya input produksi pertanian (Anonimous,2012).

Universitas Sumatera Utara

Perubahan harga BBM artinya juga mengakibatkan perubahan biaya produksi.
Bagi petani kecil setidaknya akan ada perubahan biaya produksi selain benih dan
pupuk serta harga sewa tanah, sewa traktor dan pompa air demikian juga
pengolahan hasil panen dan ongkos angkut atau transportasi. Perubahan harga
BBM juga mengakibatkan perubahan upah buruh tani yang akan menambah
beban biaya produksi sementara kenaikan harga jual output produksi akan relatif
kecil bahkan cenderung menurun sehingga petani mengalami kerugian
(Anonimous,2012).
Berikut informasi perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahun
2013-2015.
Tabel 1. Harga Bahan Bakar Minyak Bersubsidi di Indonesia

Berlaku
Harga (Rupiah per liter)
Bensin
Minyak
Minyak
Tahun
Tanggal
Premium
Solar
Tanah
2013
22 Juni
6.500,00
5.500,00
2.500,00
2014
18 November
8.500,00
7.500,00
2.500,00

2015
1 Januari
7.600,00
7.250,00
2.500,00
19 Januari
6.700,00
6.400,00
2.500,00
Sumber : Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun
2014
Tabel 1 memperlihatkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi
pada Bulan Juni 2013 sebesar; Bensin Premium Rp. 6.500, dan Minyak Solar Rp.
5.500. Kemudian Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut mencapai titik
tertinggi pada Bulan November 2014 yaitu sebesar : Bensin Premium Rp 8.500,
dan Minyak Solar Rp7.500. Harga ini mulai mengalami penurunan pada Januari
2015 menjadi sebesar: Bensin Premium Rp. 6.700, dan Minyak Solar Rp. 6.400.
Fluktuasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ini secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap sektor pertanian dalam hal antara lain terhadap biaya
produksi petani yang pada gilirannya akan berdampak juga pada luas panen,


Universitas Sumatera Utara

produksi dan produktivitas petani. Berikut keadaan terkini luas panen, produksi
dan produktivitas jagung di Kabupaten Karo tahun 2012 (Sebelum perubahan
harga BBM) dan tahun 2013 (setelah perubahan harga BBM).
Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produktivitas Jagung
Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo 2012
Luas Panen
Produksi
Produktivitas
Kecamatan
(Ha)
(Ton)
(Kw/Ha)
Mardingding
10.544
64.559
61,18
Laubaleng

13.645
85.731
62,76
Tigabinanga
22.442
139.101
62,96
Juhar
6.251
39.086
62,24
Munte
11.519
72.143
62,37
Kutabuluh
6.419
39.728
61,89
Payung

494
3.001
60,51
Tiganderket
2.085
12.629
60,57
Simpang Empat
2.841
17.380
61,18
Naman Teran
358
2.204
61,56
Merdeka
0
0
0
Kabanjahe

533
3.272
61,39
Berastagi
16
99
61,79
Tigapanah
694
4.250
61,24
Dolat Rayat
123
748
60,85
Merek
233
1.425
61,15
Barusjahe

153
927
60,19
Total
78.350
486.283
61,98
Sumber : Badan Pusat Statistik Karo 2013
Tabel 2 memperlihatkan bahwa dari 17 kecamatan di Kabupaten Karo, Kecamatan
Tigabinanga menduduki peringkat pertama dengan jumlah produksi sebesar
139.101 ton dan produktivitas sebesar 62,96 Kw/Ha. Di peringkat kedua terdapat
Kecamatan Laubaleng dengan produksi 85.731 ton dan produktivitas sebesar
62,76 Kw/Ha. Di peringkat ketiga terdapat Kecamatan Munte dengan produksi
sebesar 72.143 ton dan produktivitas sebesar 62,37 Kw/Ha.
Kecamatan yang paling sedikit luas panen, produksi, dan produktivitasnya adalah
Kecamatan Merdeka yaitu dengan luas panen sebesar 0 Ha, produksi sebesar 0

Universitas Sumatera Utara

ton, dan produktivitas sebesar 0 Kw/Ha. Hal ini dikarenakan pada kecamatan

tersebut tidak melakukan proses produksi tanaman jagung.
Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produktivitas Jagung
Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo 2013
Luas Panen
Produksi
Produktivitas
Kecamatan
(Ha)
(Ton)
(Kw/Ha)
Mardingding
7.991
51.128
63,98
Laubaleng
11.307
73.612
65,10
Tigabinanga
18.652

118.006
63,27
Juhar
6.142
39.127
63,70
Munte
9.990
64.310
64,,37
Kutabuluh
6.500
41.487
63,83
Payung
868
5.766
66,43
Tiganderket
1.901

12.347
64,95
Simpang Empat
1.094
7.104
64,94
Naman Teran
202
1.332
65,94
Merdeka
0
0
0
Kabanjahe
586
3.867
65,99
Berastagi
6
40
65,82
Tigapanah
633
4.197
66,31
Dolat Rayat
57
370
64,94
Merek
217
1.440
66,37
Barusjahe
274
1.859
67,84
Total
66.420
425.994
64,14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Karo 2014
Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten
Karo, Kecamatan Tigabinanga tetap menduduki peringkat pertama, namun luas
panen dan produksi yang ada di daerah tersebut menurun. Produksi menurun
sebesar 21.095 ton dan luas panen menurun 3.790 Ha, namun tingkat
produktivitas meningkat sebesar 0,5 persen, yakni dari 62,96 Kw/Ha menjadi
63,27 Kw/Ha. Penurunan produksi jagung diperkirakan terjadi akibat perubahan
harga BBM. Penurunan produksi diikuti dengan penurunan harga jagung yang
pada gilirannya menyebabkan menurunnya penerimaan petani. Di sisi lain,
komponen biaya seperti upah tenaga kerja, pupuk, alsintan, dan transportasi
meningkat. Oleh karena itu, pendapatan petani jagung diasumsikan menurun.

Universitas Sumatera Utara

Dari uraian permasalahan di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
dampak perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap pendapatan
petani jagung di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo.
1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut :
1) Berapa perbedaan biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan petani jagung
di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo sebelum dan sesudah perubahan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM)?
2) Bagaimana dampak perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
komponen biaya produksi petani jagung di Kecamatan Tigabinanga,
Kabupaten Karo?
3) Bagaimana dampak perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
penerimaan dan pendapatan petani jagung di Kecamatan Tigabinanga,
Kabupaten Karo?
1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian dilakukan bertujuan untuk :
1) Menganalisis perbedaan biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan petani
jagung di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo sebelum dan sesudah
perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
2) Menganalisis dampak perubahan Harga Bahan Bakar (BBM) terhadap
komponen biaya produksi petani jagung di Kecamatan Tigabinanga,
Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara

3) Menganalisis dampak perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap
penerimaan dan pendapatan petani jagung di Kecamatan Tigabinanga,
Kabupaten Karo.
1.4

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Sebagai bahan informasi bagi petani jagung tentang dampak perubahan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap pendapatan.
2) Sebagai informasi bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan.
3) Sebagai bahan informasi atau referensi untuk pengembangan ilmu bagi pihakpihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara