Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia globalisasi sekarang ini telah membawa pengaruh
yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan akuntansi. Banyaknya
tekhnologi yang berkembang saat ini seperti internet, komputerisasi, dan
sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin berkembang tersebut bukanlah
jaminan bagi dunia pendidikan untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal.
Dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah kurangnya
konsentrasi mahasiswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh dosen.
Dikarenakan, di saat dosen memberi pelajaran banyak mahasiswa yang
terpengaruh oleh perkembangan teknologi tersebut dengan misalnya bermain alat
elektronik mereka pada saat mata kuliah sedang berlangsung. Selain hal tersebut,
ada juga beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemahaman dalam belajar
misalnya, karena kurangnya manajemen waktu, kondisi kesehatan, kurang minat
terhadap mata kuliah, adanya masalah pribadi atau masalah keluarga, dan cara
penyampaian materi oleh dosen. Padahal, konsentrasi tersebut sangat dibutuhkan
untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh dosen. Konsentrasi belajar
merupakan suatu kefokusan diri pribadi mahasiswa terhadap mata kuliah ataupun
aktivitas belajar serta aktivitas perkuliahan.

Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa dengan memasuki
perguruan tinggi, seorang mahasiswa diharapkan mampu mempersiapkan diri

Universitas Sumatera Utara

menghadapi kehidupan yang akan datang. Sehingga, pendidikan akuntansi
khususnya pendidikan tinggi akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi
dituntut untuk menghasilkan lulusan yang terbaik. Kuliah dan pekerjaan
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Banyak mahasiswa menempuh jalur
kuliah hanya untuk mendapatkan titel kesarjanaan saja dan pada akhirnya, titel
kesarjanaan tersebut hanya digunakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
dapat bekerja di suatu perusahaan.
Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan tinggi
harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya. Menurut Rachmi
(2010) “sungguh mengkhawatirkan akan ketidakjelasan pada industri akuntansi
yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi akuntansi, hal ini dikarenakan banyak
perguruan tinggi tidak mampu membuat anak didiknya menguasai dengan baik
pengetahuan dan keterampilan hidup. Mahasiswa terbiasa dengan pola belajar
menghafal tetapi tidak memahami pelajaran tersebut, sehingga mahasiswa akan
cenderung mudah lupa dengan apa yang pernah dipelajari atau kesulitan untuk

memahami apa yang diajarkan selanjutnya. Akuntansi bukanlah bidang studi yang
hanya

menggunakan

angka-angka

dan

menghitung

penjumlahan

atau

pengurangan, akan tetapi akuntansi juga merupakan bidang studi yang
menggunakan penalaran yang membutuhkan logika.”
Kekhawatiran yang di ungkapkan Sundem (1993) dalam Rachmi (2010)
disebabkan karena masih banyak program pendidikan yang berpusat pada
kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual ini diukur dari nilai rapor dan

indeks prestasi. Nilai rapor yang baik, indeks prestasi yang tinggi, atau sering

Universitas Sumatera Utara

juara kelas merupakan tolak ukur dari kesuksesan seseorang. Tolak ukur ini tidak
salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor lain yang
menyebabkan seseorang menjadi sukses yaitu adanya kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual.
Hasil penelitian Goleman (1995 dan 1998) dalam Yoseph (2005 : 23) dan
beberapa Riset di Amerika memperlihatkan bahwa “kecerdasan intelektual hanya
memberi kontribusi 20 persen terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sisanya, 80
persen bergantung pada kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritualnya. Bahkan
dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual hanya berkontribusi empat
persen”.
Hasil identik juga disimpulkan dari penelitian jangka panjang terhadap 95
orang mahasiswa Harvard lulusan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian,
mereka yang saat kuliah dulu mempunyai kecerdasan intelektual tinggi, namun
egois dan kuper, ternyata hidupnya tidak terlalu sukses (berdasar gaji,
produktivitas, serta status bidang pekerjaan) bila dibandingkan dengan yang
kecerdasan intelektualnya biasa saja tetapi mempunyai banyak teman, pandai

berkomunikasi, mempunyai empati, tidak temperamental sebagai manifestasi dari
tingginya kecerdasan emosi, dan spiritual (Yosep, 2005 : 24).
De Mong, et al (1994) dalam Suryaningrum dan Trisnawati (2003 : 1073)
mengidentifikasi
salah satu keluaran dari proses pengajaran akuntansi dalam kemampuan
intelektual yang terdiri dari keterampilan teknis, dasar akuntansi dan
kapasitas untuk berpikir kritis dan kreatif. Selain ini juga kemampuan
komunikasi organisasional, interpersonal, dan sikap. Sehingga, akuntan harus
memiliki kompetensi ini, agar pendidikan tinggi akuntansi bertanggungjawab
mengembangkan keterampilan mahasiswanya untuk tidak memiliki

Universitas Sumatera Utara

kemampuan dan pengetahuan di bidang akuntansi saja tetapi juga
kemampuan lain yang diperlukan untuk berkarier di lingkungan yang selalu
berubah dan ketat persaingannya yakni kecerdasaan emosional.
Berdasarkan

penelitian-penelitian


sebelumnya

bahwa

“kecerdasan

emosional dan kecerdasan sosial berpengaruh signifikan terhadap pemahaman
akuntansi. Sedangkan, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spritual tidak
berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Namun, secara simultan
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spritual dan kecerdasan
sosial berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntanti” (Dwijayanti,
2009). Menurut Rachmi (2010) yang melakukan penelitian di Universitas Gajah
Mada dan Universitas Diponegoro berpendapat bahwa “kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual dan perilaku pelajar berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi”. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Yani
(2011), menurutnya “kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi namun, kecerdasan spiritual tidak berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi”. Sedangkan dalam Zakiah (2013) berpendapat
bahwa “kecerdaasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spritual
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi”.

Dari hasil perbedaan penelitian di atas maka, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan menggunakan variabel intellegent quotient (IQ),
emotional quotient (EQ), dan spritual quotient (SQ) dan sebagai variabel yang

mempengaruhinya adalah pemahaman akuntansi. Alasannya karena, peneliti ingin
mengetahui sejauh mana perkembangan pemahaman akuntansi pada mahasiswa
tempat penulis menuntut ilmu. Penelitian ini berbeda dengan sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

Dwijayanti (2009) yang menambahkan satu aspek lagi yaitu kecerdasan sosial.
Pada peneliti Rachmi (2010) tidak menambahkan aspek kecerdasan intelektual,
melainkan perilaku belajar. Sedangkan pada peneliti Zakiah (2013) aspeknya
sama tetapi, tempat penelitiannya yang berbeda yaitu Universitas Jember dan
penulis di Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul
“Pengaruh Intellegent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spritual
Quotient (SQ) Terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa S-1 di

Universitas Sumatera Utara”
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti
mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut yaitu, apakah intellegent
quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spritual quotient (SQ) berpengaruh

terhadap pemahaman akuntansi baik secara simultan maupun parsial ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh intellegent quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spritual quotient
(SQ) terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera
Utara stambuk 2012 dan 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi Peneliti
Untuk memperluas pengetahuan apakah ada pengaruh antara intellegent
quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spritual quotient (SQ) terhadap

Universitas Sumatera Utara


pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara
stambuk 2012 dan 2013 ?
2.

Bagi Mahasiswa
Untuk

memberikan

masukan

agar

dapat

memperbaiki

diri

dalam


pembelajaran khususnya pemahaman akuntansi
3.

Bagi Universitas
Untuk memperbaiki kualitas dalam pengembangan mata kuliah khususnya
pemahaman akuntansi

4.

Bagi Umum
Untuk mengetahui sudah maksimalkan pembelajaran yang dilakukan dosen
terhadap mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

3 58 117

Pengaruh Motivasi, Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Spritual Quotient, dan Pengetahuan Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi

0 8 99

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 2 100

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 18

PENGARUH INTELEGENCE QUOTIENT (IQ), EMOTIONAL QUOTIENT (EQ), DAN SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI SISWA DI SMK SUMPAH PEMUDA 2

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Intelligent Quotient 2.1.1.1 Pengertian Intelligent Quotient - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Univer

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

0 0 7