S PGSD 0908908 Chapter3

(1)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran yang mencakup aktivitas guru dan siswa, teknik pembelajaran serta evaluasi sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kasbolah (1999, hlm.15) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selama tindakan berlangsung, peneliti melakukan pengamatan perubahan perilaku siswa dan faktor-faktor yang menyebabkan tindakan yang dilakukan tersebut sukses atau gagal. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efisien pada situasi yang alamiah (bukan eksperimen) (Mulyatiningsih, 2001, hlm. 60). Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru dalam rangka merefleksi kinerja mereka khususnya terkait pembelajaran di dalam kelas.

Model atau desain Penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral yang mengacu pada Kemmis dan Mc. Taggart. Setiap siklusnya terdiri dari penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah pada model penelitian menurut Kemmis dan Mc.Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sosial sebagai solusi.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.


(2)

3. Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksakan.

4. Refleksi (reflecting) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.

Berikut merupakan alur atau skema penelitian tindakan kelas model spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart.

Gambar 3.1: Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart

Perencanaan Kembali Tindakan

Refleksi Perencanaan

Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Siklus I

Observasi

Berlatih menulis huruf, suku kata

dan kata

Pelaksanaan Tindakan

Siklus II

Observasi

Berlatih menulis deskripsi hewan

Kesimpulan Observasi

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Berlatih menulis puisi anak Perencanaan Kembali


(3)

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II salah satu SD di kota Bandung yang terdiri dari 34 siswa, 13 siswa laki-laki dan 21 perempuan. Karakteristik dari partisipan penelitian ini adalah memiliki keterampilan yang rendah dalam menulis tegak bersambung. Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang terlihat kesulitan dalam menulis tegak bersambung, kaku dalam menulis dan tidak memperhatikan kaidah atau aturan-aturan dalam menulis tegak bersambung.

Lokasi penelitian tindakan ini adalah di salah satu SD di kota Bandung yang memiliki karakteristik bahwa pada umumnya guru di sekolah tersebut menerapkan metode abjad atau huruf dalam pembelajaran menulis tegak bersambung di kelas awal. Pada umunya guru di sekolah tersebut telah menggunakan buku menulis halus sebagai media pembelajaran menulis tegak bersambung.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari teknik observasi dan tes sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian (Riyanto, 2001, hlm. 96). Instrumen observasi aktivitas siswa digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan proses pembelajaran menulis permulaan dengan menerapkan latihan menulis permulaan dengan metode kata. Pengamatan dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi yang disertai rubrik penilaian sebagai instrumen pengamatannya. Lembar observasi berbentuk tertutup yang menggambarkan kegiatan siswa, daftar cek untuk keterlaksanaan kegiatan, serta kolom keterangan jika terdapat catatan untuk kegiatan yang belum sepenuhnya terlaksana. Lembar observasi secara rinci terdapat pada lampiran.

2. Tes

Purwanti (2008, hlm. 32) menyatakan bahwa tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh


(4)

siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Tes dalam penelitian ini berupa tugas menulis tegak bersambung untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung. Dalam tes tersebut, siswa diminta untuk menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung yang didiktekan guru. Soal tes yang diberikan pada saat pra-tindakan dan diakhir setiap siklus bentuknya sama. Soal tes tersebut dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian menulis tegak bersambung. Rofi’uddin dan Zuchdi (1999) menyatakan bahwa aspek penilaian dalam menulis beserta pembobotannya dapat disajikan seperti berikut ini. Aspek penilaian tersebut tersaji pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Tegak Bersambung

No. Aspek yang Dinilai Skor Maksimum

1 Bentuk huruf 30

2 Ukuran Huruf 25

3 Tebal-tipisnya penulisan huruf 20

4 Tanda baca 15

5 Kerapian penulisan 10

Jumlah 100

Depdiknas (2009) menyatakan bahwa aspek penilaian dalam menulis tegak bersambung beserta pembobotannya yang tersaji pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2.

Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Tegak Bersambung

No. Aspek yang Dinilai Skor Maksimum

1 Kesesuaian ukuran tulisan 30

2 Kerapian 25

3 Penggunaan huruf kapital 15

4 Penggunaan tanda baca 15

5 Kelengkapan huruf 15


(5)

Tompkins & Hoskinsson (1995) menyatakan bahwa aspek penilaian menulis tegak bersambung beserta pembobotannya disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Tegak Bersambung

No. Aspek yang Dinilai Skor Maksimum

1 Komponen huruf 30

2 Bentuk dan ukuran huruf 25

3 Jarak 20

4 Kemiringan 15

5 Kesejajaran dan kualitas tulisan 10

Jumlah 100

Berdasarkan tiga pendapat tentang penilaian menulis tegak bersambung di atas. Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi antara pedoman penilaian menurut Depdiknas dan Tompkins. Pedoman penilaian beserta pembobotannya seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor

1 Komponen huruf (1 – 3)

Rangkaian huruf saling menyambung

satu sama lain 3

Rangkaian huruf ada yang menyambung dan ada yang tidak menyambung

2 Rangkaian huruf tidak menyambung

satu sama lain 1

2 Bentuk dan ukuran huruf

(1 – 3)

Bentuk huruf tegak bersambung, ukuran huruf sedang dan dapat terbaca

3 Bentuk huruf tegak bersambung,

ukuran huruf tidak terlalu besar atau kecil dan masih dapat terbaca

2 Bentuk huruf lepas dan tegak

bersambung, ukuran huruf terlalu besar atau kecil dan agak sulit untuk dibaca


(6)

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor

3 Jarak

(1 – 3)

Jarak antar huruf dalam kata saling melekat dan jarak antar kata dalam

kalimat jelas 3

Jarak antar huruf dalam kalimat sedikit renggang dan jarak antar kata dalam kalimat kurang jelas

2 Jarak antar huruf dalam kalimat

renggang dan jarak antar kata dalam kalimat tidak jelas

1

4 Kemiringan (1 – 3)

Huruf tegak lurus dan tidak miring

ke kanan atau ke kiri 3

Huruf tegak lurus dan sedikit miring

ke kanan atau ke kiri 2

Huruf tidak tegak dan miring ke

kanan atau ke kiri 1

5 Kesejajaran (1 – 3)

Setiap hurufnya ditulis dengan

sejajar satu sama lain 3

Beberapa hurufnya ditulis tidak

sejajar satu sama lain 2

Setiap hurufnya ditulis tidak sejajar

satu sama lain 1

6 Kualitas Barisan (1 – 2)

Setiap kata atau kalimat ditulis sesuai dengan barisan yang tersedia dan tidak ada ketebalan tulisan yang berbeda

2

Setiap kata atau kalimat ditulis tidak sesuai dengan barisan yang tersedia dan ada ketebalan tulisan yang berbeda

1

7 Penggunaan Huruf Kapital

(1 – 2)

Menggunakan huruf kapital pada awal kalimat, nama orang dan nama tempat

2 Tidak menggunakan huruf kapital di

awal kalimat, nama orang atau nama tempat

1

8 Penggunaan Tanda Baca

Menggunakan tanda titik pada akhir


(7)

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor (1 – 2) Tidak menggunakan tanda titik pada

akhir kalimat 1

9 Kerapian

Penulisan (1 – 2)

Hasil tulisan siswa rapi 2

Hasil tulisan siswa tidak rapi

1

Jumlah Skor Maksimal 23

Nilai = � � �� � �� �

� � � � ×

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap sesuai dengan tahapan pada model spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak tempat penelitian akan dilaksanakan.

c. Studi pendahuluan, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

d. Perumusan masalah penelitian.

e. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai menulis permulaan menggunakan metode kata dan kemampuan menulis huruf tegak bersambung.

f. Telaah kurikulum SD dan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia. g. Menentukan materi yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. h. Membuat instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

i. Melakukan judgement instrumen (tes). Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.

j. Melakukan konsultasiperangkat pembelajaran kepada pembimbing. k. Merevisi/memperbaiki instrumen dan perangkat pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penentuan subjek penelitian yang terdiri dari satu kelas. b. Pelaksanaan tes awal.


(8)

c. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan latihan menulis permulaan dengan metode kata dengan desain penelitian tindakan kelas (Tiga Siklus).

d. Observasi keterlaksanaan pembelajaran. e. Pelaksanaan tes akhir.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya. b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

c. Menarik kesimpulan. d. Menyusun skripsi.

E. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif berupa data proses pembelajaran menulis tegak bersambung dan data kuantitatif berupa keterampilan siswa dalam menulis tegak bersambung. Analisis data dalam penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan adalah teknik analisis menurut Miles and Huberman (1984) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis dara melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan perlatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.


(9)

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat didiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan melalui bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of

display data for qualitative research data in the past has been narrative text’. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. “Looking at displays help us to understand what is happening

and to do some thing further analysis or caution on that understanding”, Miles and Huberman (1984). Selanjutnya, disarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network

(jejaring kerja) dan chart.

Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang ditentukan


(10)

pada saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di lapangan akan memiliki perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir penelitian.

c. Conclusion Drawing (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis data yang terdapat dalam instrumen tes dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyekoran Hasil Tes

Pengolahan data hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis tegak bersambung dilakukan pada setiap siklus. Untuk mengolah data hasil tes individu menggunakan skala 10-100 dengan skor maksimum atau ideal 100. Penyekoran hasil tes dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah peneliti sendiri menggunakan pedoman penilaian yang telah disusun sebelumnya.


(11)

2. Menghitung Skor Siswa

Skor siswa dihitung dari skor perolehan setiap indikator siswa. Nilai skor ini didapat dengan menggunakan rumus:

M = I1 + I2 + I3 + In

Keterangan: M = Nilai Siswa I1 = Indikator 1

I2 = Indikator 2

I3 = Indikator 3

In = Indikator 4

3. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

� = ∑×

Keterangan:

� = nilai rata - rata

Σx = jumlah semua nilai siswa n = jumlah siswa

4. Menghitung Persentase Ketuntasan Siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan minimal siswa didapat dari jumlah siswa tuntas dibagi total siswa dikali 100%, sehingga di dapat rumus:

Keterangan:

K = Persentase ketuntasan


(12)

ST = Siswa tuntas

N = Jumlah semua siswa

5. Menghitung persentase pencapaian indikator membaca pemahaman

Untuk menghitung persentase pencapaian indikator membaca pemahaman menggunakan rumus:

Keterangan:

K = persentase pencapaian suatu indikator membaca pemahaman

∑ Km = jumlah skor yang dicapai pada indikator membaca pemahaman

M = skor total indikator dikali jumlah siswa


(1)

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor (1 – 2) Tidak menggunakan tanda titik pada

akhir kalimat 1

9 Kerapian

Penulisan (1 – 2)

Hasil tulisan siswa rapi 2

Hasil tulisan siswa tidak rapi

1

Jumlah Skor Maksimal 23

Nilai = � � �� � �� �

� � � � ×

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap sesuai dengan tahapan pada model spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak tempat penelitian akan dilaksanakan.

c. Studi pendahuluan, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

d. Perumusan masalah penelitian.

e. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai menulis permulaan menggunakan metode kata dan kemampuan menulis huruf tegak bersambung.

f. Telaah kurikulum SD dan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia. g. Menentukan materi yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. h. Membuat instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

i. Melakukan judgement instrumen (tes). Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.

j. Melakukan konsultasiperangkat pembelajaran kepada pembimbing. k. Merevisi/memperbaiki instrumen dan perangkat pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penentuan subjek penelitian yang terdiri dari satu kelas. b. Pelaksanaan tes awal.


(2)

c. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan latihan menulis permulaan dengan metode kata dengan desain penelitian tindakan kelas (Tiga Siklus).

d. Observasi keterlaksanaan pembelajaran. e. Pelaksanaan tes akhir.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya. b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

c. Menarik kesimpulan. d. Menyusun skripsi.

E. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif berupa data proses pembelajaran menulis tegak bersambung dan data kuantitatif berupa keterampilan siswa dalam menulis tegak bersambung. Analisis data dalam penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan adalah teknik analisis menurut Miles and Huberman (1984) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis dara melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan perlatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.


(3)

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat didiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan melalui bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of

display data for qualitative research data in the past has been narrative text’.

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. “Looking at displays help us to understand what is happening and to do some thing further analysis or caution on that understanding”, Miles and Huberman (1984). Selanjutnya, disarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network

(jejaring kerja) dan chart.

Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang ditentukan


(4)

pada saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di lapangan akan memiliki perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir penelitian.

c. Conclusion Drawing (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis data yang terdapat dalam instrumen tes dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyekoran Hasil Tes

Pengolahan data hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis tegak bersambung dilakukan pada setiap siklus. Untuk mengolah data hasil tes individu menggunakan skala 10-100 dengan skor maksimum atau ideal 100. Penyekoran hasil tes dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah peneliti sendiri menggunakan pedoman penilaian yang telah disusun sebelumnya.


(5)

2. Menghitung Skor Siswa

Skor siswa dihitung dari skor perolehan setiap indikator siswa. Nilai skor ini didapat dengan menggunakan rumus:

M = I1 + I2 + I3 + In

Keterangan: M = Nilai Siswa I1 = Indikator 1 I2 = Indikator 2 I3 = Indikator 3 In = Indikator 4

3. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

� = ∑× Keterangan:

� = nilai rata - rata

Σx = jumlah semua nilai siswa n = jumlah siswa

4. Menghitung Persentase Ketuntasan Siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan minimal siswa didapat dari jumlah siswa tuntas dibagi total siswa dikali 100%, sehingga di dapat rumus:

Keterangan:

K = Persentase ketuntasan


(6)

ST = Siswa tuntas

N = Jumlah semua siswa

5. Menghitung persentase pencapaian indikator membaca pemahaman

Untuk menghitung persentase pencapaian indikator membaca pemahaman menggunakan rumus:

Keterangan:

K = persentase pencapaian suatu indikator membaca pemahaman ∑ Km = jumlah skor yang dicapai pada indikator membaca pemahaman M = skor total indikator dikali jumlah siswa