T2 092012009 BAB III
Ti g a
METODE PENELITIAN
Pengalaman Penelitian
Bagian ini berisi cerita mengenai perjalanan dan pengalaman
peneliti selama melakukan penelitian lapangan. Dimulai dari sebuah
ketertarikan karena pengalaman hidup terhadap topik tentang
pertanian, kemudian pengambilan data serta menjalani segala proses
dalam aturan sebuah penelitian baku. Semua itu dilakukan untuk
memperoleh gambaran nyata tentang kehidupan dan berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat petani secara khusus di Kecamatan
M ori Utara. Oleh karena itu, pada bagian ini akan menceritakan
bagaimana peneliti melakukan proses penelitian, pengumpulan data
lapangan dan juga suka-duka selama melakukan penelitian di
Kecamatan M ori Utara.
Ketertarikan Yang Berawal Dari Pengalaman
Peneliti berasal dari desa yang terpencil tepatnya Desa Era, salah
satu desa di sudut Kecamatan M ori Utara. Karena berasal dari keluarga
petani, membuat peneliti tidak merasa asing dengan kegiatan
pertanian. Peneliti memiliki ayah seorang petani yang aktivitasnya
dihabiskan di ladang (kebun). Semasa kecil, peneliti sering diajak oleh
beliau untuk mengikutinya di lahan pertanian bahkan sampai sekarang
saat peneliti pulang kampung. Ciri umum pertanian di pedesaan adalah
petani subsisten, tidak terkecuali keluarga peneliti sebelum tahun 2000.
Umur 7 tahun, peneliti pernah diajak untuk mengambil rotan di hutan
dan pulang dengan mengendarai dan mengemudikan gerobak 1
bermuatkan beratus-ratus kilogram rotan mentah, dan juga menemani
1
Adalah alat transportasi dan alat angkutan yang ditarik oleh sepasang sapi.
31
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
sang ayah mosensor 2 di hutan. Selain itu, sejak masih duduk dibangku
sekola dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SM A) saat pulang
sekolah atau waktu libur, peneliti ikut menanam padi atau jagung di
ladang, menggendong tangki penyemprot untuk menyemprot hama di
sawah, menumbuk padi 3 dan lain-lain. Suka-duka petani subsisten
dirasakan dan dilakoni oleh ayah peneliti sampai pada tahun 2000.
Setelah itu beliau beralih mengusahakan perkebunan padi dan kakao.
Sekarang ini beliau beralih dari kakao dengan mengusahakan
perkebunan kelapa sawit dan karet (sejak tahun 2011-sekarang).
Peneliti merasa beruntung karena merupakan salah satu anak
dari desa yang bisa menempuh pendidikan, bahkan sampai diperguruan
tinggi. Banyak pengalaman dan cerita berharga yang peneliti dapatkan
sebagai anak seorang petani bahkan yang suka-dukanya pun peneliti
telah rasakan. Setelah peneliti mendapat kesempatan untuk kuliah di
luar pulau, peneliti mulai belajar tentang berbagai ilmu sosial
khususnya tentang ekonomi dan pembangunan. Dari proses belajar
tersebut peneliti terus membuka, melatih dan membiarkan pikiran diisi
oleh berbagai persoalan pembangunan baik secara umum maupun
secara khusus masalah pembangunan di daerah peneliti sendiri. Dari
sini juga peneliti mulai mengetahui tentang begitu banyak dan
kompleksnya persoalan pembangunan khususnya di sektor pertanian.
Persoalan itu pula yang mendorong peneliti selalu mengangkat topik
pertanian untuk setiap tugas-tugas kuliah bahkan sampai saat ini.
W alaupun secara pribadi peneliti ingin atau memiliki misi khusus
untuk memperkenalkan daerah peneliti melalui tugas-tugas dan tulisan
tesis ini, juga ingin memberikan sedikit kontribusi terhadap daerah
peneliti dengan memperkenalkannya melalui karya ilmiah ini.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, topik yang peneliti angkat
dalam tulisan tesis ini merupakan kelanjutan dari penelitian dan tulisan
skripsi peneliti saat mengambil gelar S1. Setelah selesai mengikuti ujian
Kegiatan memotong kayu di hutan menggunakan Sensor (alat pemotong kayu) untuk
dijadikan balok atau papan yang kemudian dijual untuk mendapatkan uang.
3 Proses membuat padi menjadi beras dengan cara menumbuk padi didalam lesung
(biasanya terbuat dari sepotong kayu besar degan lubang besar di tengahnya)
menggunkana alu (sebatang kayu yang dapat di genggam) sehingga memisahkan beras
dari kulitnya.
2
32
M etode Penelitian
skripsi tanggal 10 Agustus 2012 dan dinyatakan lulus, beberapa saat
kemudian peneliti menyampaikan keinginan untuk melanjutkan studi
S2 di Program Pascasarjana Studi Pembangunan M agister Studi
Pembangunan Universitas Kristen Satya W acana (PPS M SP UKSW )
kepada pembimbing, Bapak Prof. Daniel Kameo. Beliau menyarankan
agar peneliti melanjutkan topik penelitian skripsi tersebut menjadi
sebuah tulisan tesis. Oleh karena itu, peneliti tetap pertahankan topik
tersebut sampai menjadi sebuah proposal tesis dengan permasalahan
baru yang lebih kompleks.
Pulang Kampung Untuk Penelitian
Untuk melanjutkan topik skripsi tentang pertanian kakao
menjadi sebuah tesis, membutuhkan sebuah perenungan. Perenungan
tersebut berhubungan dengan masalah yang harus diangkat sesuai
dengan standar sebuah penelitian tesis. Proses tersebut dimulai sejak
awal perkuliahan (semester 1) sampai peneliti mendapatkan
kesempatan untuk pulang libur di kampung (Desa Era) pada bulan
Desember tahun 2012 dan menyaksikan perkembangan serta masalah
pertanian sub sektor perkebunan yang sedang terjadi. Sepulangnya dari
liburan dan memulai kembali aktivitas perkuliahan, peneliti mulai
merancang permasalahan penelitian sesuai dengan hasil pengamatan
awal. Permasalahan tersebut kemudian peneliti diskusikan dengan
pembimbing yang kemudian dituangkan dalam proposal penelitian.
Agar proses penelitian lapangan berjalan lancar, diperlukan
beberapa alat penunjang. Beberapa alat penunjang penelitian tersebut
adalah: pedoman wawancara dan kuesioner, voice recorder, kamera
digital, buku catatan penelitian, dan laptop yang digunakan penulis
untuk menginput data hasil penelitian.
Setelah dinyatakan lulus dalam ujian proposal pada bulan Juli
2013 dan mendapatkan surat ijin penelitian dari PPS M SP UKSW
dengan No.0173/PPs/M SP/VII/2013 pada bulan yang sama, peneliti
langsung pulang kampung dengan misi penelitian lapangan.
33
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
Penelitian di Kecamatan M ori Utara
Untuk kelancaran proses penelitian di Kecamatan M ori Utara,
peneliti sudah merencanakan untuk terlebih dahulu melaporkan tujuan
kedatangan peneliti dan meminta ijin dari pihak kecamatan. Namun
karena minggu pertama penelitian lapangan (tanggal 5-10 Agustus
2013) pegawai kantor kecamatan sedang libur dan juga karena
beberapa kesibukan lain, peneliti baru dapat bertemu dengan Bapak
Royke Tobigo (camat M ori Utara) dikantornya pada tanggal 29 Agustus
2013. Saat peneliti mengutarakan maksud kedatangan peneliti,
menyerahkan surat ijin penelitian dan meminta maaf atas
keterlambatan laporan, beliau memaklumi dan mengatakan bahwa hal
tersebut tidak menjadi masalah karena peneliti merupakan anak daerah
dan datang untuk meneliti di kampung sendiri. Saat itu juga peneliti
langsung memperoleh surat ijin penelitian dari pihak kecamatan
dengan No. 070/126/CM U/VIII/2013.
Karena perjalanan yang cukup melelahkan sebelumnya, peneliti
membutuhkan waktu istirahat, dan baru melakukan observasi lapangan
dengan mengunjungi semua desa di Kecamatan M ori Utara pada
tanggal 6 Agustus 2013. Pada kesempatan tersebut peneliti menemui
para kepala desa untuk mengutarakan keinginan dan memohon ijin
melakukan penelitian di desa-desa tersebut dengan menyerahkan surat
ijin penelitian yang telah disiapkan sebelumnya. Namun demikian,
pada awal perjalanan tersebut peneliti tidak dapat bertemu dengan
beberapa kepala desa karena kesibukan mereka.
Sulitnya bertemu dengan beberapa kepala desa, membuat
peneliti terpaksa harus mencari sendiri warga desa yang akan dijadikan
informan penelitian. Namun demikian, peneliti juga langsung
menanyakan kondisi umum warga desa dan meminta rekomendasi
warga yang dapat dijadikan sebagai informan dari beberapa kepala desa
dan sekretaris desa yang dapat ditemui pada hari itu. Setelah
mendapatkan informasi, peneliti memutuskan hanya memilih dan
mewawancarai informan dibeberapa desa yang memenuhi syarat untuk
menjawab masalah penelitian. Informan tersebut yaitu Bapak A.
34
M etode Penelitian
M asuu, dan Bapak C. Lolo petani di Desa Tabarano; Bapak D. M peana
petani sekaligus kepala Desa W awondula; Bapak M. Pombile, Bapak R.
Ragumpi dan Bapak M . Ratang petani di Desa Tamonjengi; Bapak P.
Labiro, Bapak B. Nante dan Bapak U. Nante petani di Desa Peleru; serta
Bapak B. Guampe petani di Desa Era.
Informan yang cukup banyak, tersebar dibeberapa desa dan
kesibukan para petani tersebut di lahan perkebunan, membuat peneliti
harus mengatur hari dan waktu untuk bertamu dengan mereka.
Berikut beberapa pengalaman peneliti saat melakukan penelitian
lapangan:
o
Karena melakukan observasi keliling Kecamatan M ori Utara sampai
sore menjelang malam hari, peneliti memutuskan untuk singgah
dan bermalam bersama keluarga Bapak A. W unto (keluarga
peneliti) di pondok yang terletak di persawahan milik paman yang
berjarak sekitar 1,5 km dari Desa Peleru dan 6,5 km sebelum Desa
Era. Pada waktu itu Bapak A. W unto baru saja selesai melakukan
pemanenan padi sawah. W aktu bermalam tersebut peneliti
gunakan untuk berbincang-bincang dengan beliau mengenai
pertanian khususnya sawah, perkebunan kakao dan kelapa sawit.
Beliau juga termasuk petani yang memiliki lahan dan
mengusahakan ketiga komoditi tersebut. Keesokan harinya, hampir
pukul 07.00 W ITA melanjutkan perjalanan pulang ke Desa Era
kemudian pukul 14.15 W ITA kembali melakukan perjalanan ke
Desa Tabarano untuk mewawancarai seorang informan dan
kembali lagi ke Desa Peleru pukul 17.30 W ITA.
o
Pada tanggal 11 Agustus 2013 pukul 16.10 W ITA peneliti ditemani
ayah berangkat ke Desa Tamonjengi untuk melakukan wawancara
dengan tiga orang informan yang ada di desa tersebut. Karena tidak
dapat melakukan wawancara sekaligus pada malam harinya, maka
kami bermalam di rumah Bapak Y. M oenggo dan keesokan harinya
melanjutkan wawancara dengan salah seorang informan.
o
Satu pengalaman dan kejadian yang peneliti tidak akan lupakan
yaitu tanggal 29 Agustus 2013. Karena tugasnya sebagai seorang
tenaga pendidik (guru), peneliti mengantar ibu peneliti ke ibukota
35
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
kecamatan (Desa M ayumba) untuk mengikuti rapat. Kesempatan
tersebut juga peneliti gunakan untuk bertemu dengan camat guna
meminta ijin melakukan penelitian. Kami berangkat dari Desa Era
pukul 07.45 W ITA dengan kondisi cuaca sedang hujan sehingga
jalan menjadi sangat licin dan berlumpur. Dalam perjalanan, saat
menyeberang di jembatan kuse, sepeda motor yang peneliti
kendarai terpeleset dan kami pun terjatuh. Untung saja kami tidak
sampai terjatuh ke kali yang pada saat itu arus dan debit airnya
meningkat karena hujan.
o
Tanggal 2 September 2013 setelah melakukan wawancara dengan
sekretaris Kecamatan M ori utara, pukul 12.15 W ITA, peneliti
langsung melanjutkan perjalanan menuju Desa W awondula.
Namun demikian setibanya di desa tersebut peneliti tidak langsung
dapat melakukan wawancara dengan petani informan (Bapak D.
M peana) karena sedang ada kegiatan di luar perkampungan.
Setelah beliau pulang, peneliti langsung melakukan wawancara di
rumah beliau dari pukul 18.00-20.20 W ITA. Setelah selesai
melakukan wawancara dan walaupun sudah malam hari dengan
kondisi hujan, peneliti tetap memberanikan diri untuk pulang ke
Desa Peleru yang berjarak 12 km dan kemudian menginap di
rumah salah satu keluarga peneliti.
o
W aktu pulang kampung untuk penelitian pada bulan AgustusSeptember, terbilang cukup beruntung bagi peneliti. Hal ini
dikarenakan pada tanggal 13-14 September 2013 beberapa desa di
Kecamatan M ori Utara mengadakan pesta rakyat yang disebut
dengan padungku. Jaman sekarang padungku diartikan sebagai
acara ucapan syukur yang dilaksanakan sekali setiap tahun atas
keberhasilan berbagai usaha masyarakat khususnya usaha pertanian
dalam sebuah desa. Acara ini diwujudkan dengan memasak
berbagai macam makanan, dan pada esok harinya para warga desa
siap menyambut tamu baik sesama warga desa maupun kerabat
atau sanak saudara dari luar desa. Pada malam harinya warga desa
berkumpul di banua polimbu atau banua pogombbo (balai desa)
untuk makan bersama dan setelah itu menari bersama dengan
tarian dero.
36
M etode Penelitian
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.
Gambar 2. Memasak Inuyu, Makanan Khas Acara Padungku
o
W alaupun dalam suasana padungku di Desa Era tanggal 14
September 2013, peneliti tetap melaksanakan proses penelitian
dengan mengunjugi kantor Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK)
untuk memperoleh data pertanian Kecamatan M ori Utara. Karena
beberapa hal, peneliti baru dapat memperoleh data tersebut pada
tanggal 16 September 2013.
Oleh karena aktivitas penelitian yang cukup padat dari awal
turun lapangan, membuat ketahanan fisik peneliti sempat menurun.
Namun demikian peneliti berusaha untuk tetap bersemangat untuk
merampungkan penelitian dengan meminta surat keterangan telah
melakukan penelitian yang ditandatangani oleh camat M ori Utara
tanggal 16 September 2013 dengan No.048/133/IX/CM U/2013.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.
Gambar 3 & 4. Salah Satu Jalan dan Jembatan Penghubung Antar Desa Yang
Sering Dilalui Peneliti Saat Melakukan Penelitian Lapangan.
37
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
Pendekatan Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, S. (1992) dalam
Rahmat (2009) adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dan uraian yang mendalam berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku individu, kelompok masyarakat dan
atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang
dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus
itu sendiri mencakup serumpun metode penelitian yang sama-sama
memumpunkan perhatiannya pada penelaahan diseputar suatu
kejadian atau dapat dikatakan sebagai penyelidikan sistematis atas suatu
kejadian khusus (J.Nisbet & J.W att dalam L.W ilarjo, 1994). Kasus yang
dikaji dalam hal ini telah dijabarkan secara rinci pada bagian masalah
penelitian sebelumnya. Untuk pengumpulan data, peneliti memadukan
metode pengamatan (observasi), wawancara mendalam yang tentunya
bersifat subyektif, serta metode analisis data dokumen.
Namun demikian, untuk membuat penelitian ini menjadi lebih
lengkap maka peneliti menyertakan data yang bersifat kuatitatif. Secara
umum data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
adalah berupa data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data
primer sesuai dengan standar penelitian studi kasus, maka peneliti
memulai pengumpulan data dengan observasi di lokasi penelitian.
Secara khusus untuk kegiatan pengamatan, peneliti langsung
mengamati kondisi di sekitar lapangan penelitian, kegiatan keseharian
petani kakao, usaha pertanian kakao, serta kondisi ekonomi rumah
tangga petani tersebut. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui objektivitas dari kenyataan yang ada tentang keadaan
umum lokasi penelitian dan kondisi perkebunan-perkebunan petani.
M aksud lain dari penggunaan teknik observasi ini yaitu untuk
mengungkap fenomena yang tidak diperoleh melalui teknik
wawancara. Alat yang digunakan dalam teknik ini adalah perekam
gambar (kamera) dan buku catatan harian penelitian.
38
M etode Penelitian
Selanjutnya demi mengetahui dan memahami lebih mendalam
masalah di tingkat petani, digunakan teknik pengumpulan data melalui
wawancara secara mendalam dengan para informan yang telah dipilih.
Pemilihan informan berdasarkan pertimbangan bahwa mereka
mengalami, mengetahui dan dapat memberikan penjelasan tentang
objek atau masalah yang berkaitan dengan penulisan tesis ini.
W awancara yang dilakukan menggunakan pedoman yang berisi pokokpokok pertanyaan fokus permasalahan di dalam penelitian seperti
pengalaman atau sejarah usaha tani kakao milik petani, alasan tetap
bertani kakao, alasan memilih untuk beralih dari usaha tani kakao,
faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani, dan lain-lain. Setiap
informan diberi kesempatan atau ruang yang lebih untuk memberikan
tanggapannya dengan caranya sendiri demi memperoleh data yang
lebih mendalam dan luas, tetapi peran pewawancara tidaklah pasif
karena harus memberikan petunjuk tentang topik umum yang
dimaksudkan dalam wawancara tersebut. Selain pokok pertanyaan, alat
yang akan digunakan dalam teknik wawancara ini adalah alat perekam
suara (voice recorder) dan buku catatan. Data primer yang bersifat
kuantitatif diperoleh melalui pertanyaan dengan alat kuesioner terkait
usaha tani seperti luas lahan, biaya produksi, jumlah produksi,
pendapatan usaha tani serta ekonomi rumah tangga petani secara
umum. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner, observasi dan
wawancara tersebut, dalam sebuah penelitian merupakan data primer.
Data lain yang tidak kalah diperlukan adalah data sekunder. Data
sekunder berupa dokumen-dokumen dan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini sendiri adalah data
yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa literatur atau laporan
studi, data statistik dari BPS dan dari dinas terkait lainnya yang
tentunya berhubungan dengan objek atau masalah penelitian. Data
tersebut diantaranya, luas lahan dan produksi kakao secara umum
(tingkat Nasional) dan secara khusus di Kabupaten M orowali Utara dan
Kecamatan M ori Utara. Tanaman apa saja yang menjadi pengganti
kakao serta beberapa data lainnya.
Untuk memperoleh data, maka diperlukan para informan yang
akan memberikan informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti.
39
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
Penentuan informan dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dengan
memilih 14 orang yang terbagi dari 5 orang petani kakao yang tetap
mempertahankan lahan dan mengolah perkebunan komoditi kakao, 5
orang petani kakao yang melakukan alih komoditi di beberapa desa di
Kecamatan M ori Utara, 2 orang petani komoditi pertanian lain di luar
kakao, dan 2 orang dari dinas terkait (pihak kecamatan dan Balai
Penyuluh Kecamatan M ori Utara) yang mengetahui peta atau kondisi
lingkungan pertanian dan perkebunan di Kecamatan M ori Utara secara
umum.
Kecamatan M ori Utara yang merupakan bagian dari Kabupaten
M orowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah dipilih sebagai tempat
penelitian. Tempat penelitian ini ditentukan dengan sengaja oleh
peneliti karena dianggap dapat menjawab masalah pokok penelitian,
dan dari pengamatan awal, lokasi ini merupakan daerah yang sedang
mengalami kondisi seperti yang telah digambarkan sebelumnya pada
bagian pendahuluan dan sesuai masalah penelitian.
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data merupakan proses yang cukup panjang
dan menjemukan. Proses ini dikatakan cukup panjang karena data
primer yang diperoleh melalui kuesioner harus direkap satu per satu
dan kemudian diolah menggunakan M icrosoft Excel maupun secara
manual (menggunakan kalkulator). Pada tahap ini diperlukan ketelitian
dan pengecekan data berulang-ulang agar tidak terjadi kesalahan dalam
penginputan, sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih akurat.
Hasil olahan data kuesioner tersebut kemudian dituangkan dalam
bentuk tabel-tabel kemudian dianalisis dan dijelaskan secara deskriptif.
Untuk memperoleh gambaran usaha tani kakao terutama pada segi
pendapatan petani, peneliti menggunakan rumus:
Π
= TR-TC
TR
= Q.P
TC
= FC+VC+OC
40
M etode Penelitian
Keterangan:
Π = Pendapatan Bersih (Rp)
TR =Total Revenue/ Penerimaan (Rp)
adalah jumlah penerimaan petani yang diperoleh dari hasil perkalian
jumlah produksi dengan harga kakao.
Q = Produksi Kakao (Kg)
adalah hasil pengolahan usaha tani kakao yang berupa biji kakao kering
P =Harga Kakao Per Kg (Rp)
adalah harga jual biji kakao kering
TC =Total Cost/ Total Biaya Produksi (Rp)
adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel
FC =Fexed Cost/ Biaya Tetap (Rp)
adalah biaya yang harus dikeluarkan meskipun tidak menghasilkan
output, dan besarnya biaya tersebut tidak berubah meskipun output atau
jumlah produksi berubah, contoh: sewa lahan, peralatan, bembayaran
utang dan lain-lain.
VC =Vriable Cost/ Biaya Variabel (Rp)
adalah biaya yang jumlahnya berubah ketika terjadi perubahan output
produksi, contoh: biaya sarana produksi, tenaga kerja, upah, pengemasan,
transportasi dan lain-lain.
OC =Opportunity Cost
adalah biaya atau nilai dari barang dan jasa yang hilang atau tidak jadi
dilaksanakan yang kadang lupa untuk diperhitungkan. Contohnya
seperti biaya waktu yang dihabiskan petani untuk bekerja pada usaha
pertaniannya.
Selanjutnya beberapa jenis data yang diperoleh baik data dari
hasil pengamatan, wawancara mendalam maupun data dari dokumendokumen, dikelompokan berdasarkan pertanyaan menjadi sebuah
transkrip. Proses ini juga cukup menjemukan peneliti, karena peneliti
harus mendengarkan kembali, memahami kata-perkata yang diucapkan
informan dan menulisnya di lembar transkrip sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan wawancara. Setelah proses transkrip selesai,
tahap selanjutnya adalah analisis untuk menemukan topik yang akan
diuraikan pada bagian pembahasan sebagai temuan penelitian.
Demi menjaga kesahihan atau keakuratan data, baik dalam
wawancara atau oleh dokumen hasil penelitian, diperlukan pengecekan
41
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
hasil wawancara informan satu dengan informan yang lainnya, dan
menguji apa yang telah mereka katakan dengan isi dokumen yang ada.
Proses ini disebut trianggulasi (J.Nisbet & J.W att dalam L.W ilarjo,
1994;22).
Setelah proses-proses tersebut dilalui, barulah peneliti
memberanikan diri untuk bertemu dengan pembimbing dan
mendiskusikan hasil-hasil temuan lapangan tersebut. Dari beberapa
kali pertemuan dan diskusi dengan pembimbing, peneliti membuat
sebuah uraian cerita sesuai dengan fakta empiris lapangan sehingga
menjadi sebuah karya ilmiah (tesis).
42
METODE PENELITIAN
Pengalaman Penelitian
Bagian ini berisi cerita mengenai perjalanan dan pengalaman
peneliti selama melakukan penelitian lapangan. Dimulai dari sebuah
ketertarikan karena pengalaman hidup terhadap topik tentang
pertanian, kemudian pengambilan data serta menjalani segala proses
dalam aturan sebuah penelitian baku. Semua itu dilakukan untuk
memperoleh gambaran nyata tentang kehidupan dan berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat petani secara khusus di Kecamatan
M ori Utara. Oleh karena itu, pada bagian ini akan menceritakan
bagaimana peneliti melakukan proses penelitian, pengumpulan data
lapangan dan juga suka-duka selama melakukan penelitian di
Kecamatan M ori Utara.
Ketertarikan Yang Berawal Dari Pengalaman
Peneliti berasal dari desa yang terpencil tepatnya Desa Era, salah
satu desa di sudut Kecamatan M ori Utara. Karena berasal dari keluarga
petani, membuat peneliti tidak merasa asing dengan kegiatan
pertanian. Peneliti memiliki ayah seorang petani yang aktivitasnya
dihabiskan di ladang (kebun). Semasa kecil, peneliti sering diajak oleh
beliau untuk mengikutinya di lahan pertanian bahkan sampai sekarang
saat peneliti pulang kampung. Ciri umum pertanian di pedesaan adalah
petani subsisten, tidak terkecuali keluarga peneliti sebelum tahun 2000.
Umur 7 tahun, peneliti pernah diajak untuk mengambil rotan di hutan
dan pulang dengan mengendarai dan mengemudikan gerobak 1
bermuatkan beratus-ratus kilogram rotan mentah, dan juga menemani
1
Adalah alat transportasi dan alat angkutan yang ditarik oleh sepasang sapi.
31
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
sang ayah mosensor 2 di hutan. Selain itu, sejak masih duduk dibangku
sekola dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SM A) saat pulang
sekolah atau waktu libur, peneliti ikut menanam padi atau jagung di
ladang, menggendong tangki penyemprot untuk menyemprot hama di
sawah, menumbuk padi 3 dan lain-lain. Suka-duka petani subsisten
dirasakan dan dilakoni oleh ayah peneliti sampai pada tahun 2000.
Setelah itu beliau beralih mengusahakan perkebunan padi dan kakao.
Sekarang ini beliau beralih dari kakao dengan mengusahakan
perkebunan kelapa sawit dan karet (sejak tahun 2011-sekarang).
Peneliti merasa beruntung karena merupakan salah satu anak
dari desa yang bisa menempuh pendidikan, bahkan sampai diperguruan
tinggi. Banyak pengalaman dan cerita berharga yang peneliti dapatkan
sebagai anak seorang petani bahkan yang suka-dukanya pun peneliti
telah rasakan. Setelah peneliti mendapat kesempatan untuk kuliah di
luar pulau, peneliti mulai belajar tentang berbagai ilmu sosial
khususnya tentang ekonomi dan pembangunan. Dari proses belajar
tersebut peneliti terus membuka, melatih dan membiarkan pikiran diisi
oleh berbagai persoalan pembangunan baik secara umum maupun
secara khusus masalah pembangunan di daerah peneliti sendiri. Dari
sini juga peneliti mulai mengetahui tentang begitu banyak dan
kompleksnya persoalan pembangunan khususnya di sektor pertanian.
Persoalan itu pula yang mendorong peneliti selalu mengangkat topik
pertanian untuk setiap tugas-tugas kuliah bahkan sampai saat ini.
W alaupun secara pribadi peneliti ingin atau memiliki misi khusus
untuk memperkenalkan daerah peneliti melalui tugas-tugas dan tulisan
tesis ini, juga ingin memberikan sedikit kontribusi terhadap daerah
peneliti dengan memperkenalkannya melalui karya ilmiah ini.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, topik yang peneliti angkat
dalam tulisan tesis ini merupakan kelanjutan dari penelitian dan tulisan
skripsi peneliti saat mengambil gelar S1. Setelah selesai mengikuti ujian
Kegiatan memotong kayu di hutan menggunakan Sensor (alat pemotong kayu) untuk
dijadikan balok atau papan yang kemudian dijual untuk mendapatkan uang.
3 Proses membuat padi menjadi beras dengan cara menumbuk padi didalam lesung
(biasanya terbuat dari sepotong kayu besar degan lubang besar di tengahnya)
menggunkana alu (sebatang kayu yang dapat di genggam) sehingga memisahkan beras
dari kulitnya.
2
32
M etode Penelitian
skripsi tanggal 10 Agustus 2012 dan dinyatakan lulus, beberapa saat
kemudian peneliti menyampaikan keinginan untuk melanjutkan studi
S2 di Program Pascasarjana Studi Pembangunan M agister Studi
Pembangunan Universitas Kristen Satya W acana (PPS M SP UKSW )
kepada pembimbing, Bapak Prof. Daniel Kameo. Beliau menyarankan
agar peneliti melanjutkan topik penelitian skripsi tersebut menjadi
sebuah tulisan tesis. Oleh karena itu, peneliti tetap pertahankan topik
tersebut sampai menjadi sebuah proposal tesis dengan permasalahan
baru yang lebih kompleks.
Pulang Kampung Untuk Penelitian
Untuk melanjutkan topik skripsi tentang pertanian kakao
menjadi sebuah tesis, membutuhkan sebuah perenungan. Perenungan
tersebut berhubungan dengan masalah yang harus diangkat sesuai
dengan standar sebuah penelitian tesis. Proses tersebut dimulai sejak
awal perkuliahan (semester 1) sampai peneliti mendapatkan
kesempatan untuk pulang libur di kampung (Desa Era) pada bulan
Desember tahun 2012 dan menyaksikan perkembangan serta masalah
pertanian sub sektor perkebunan yang sedang terjadi. Sepulangnya dari
liburan dan memulai kembali aktivitas perkuliahan, peneliti mulai
merancang permasalahan penelitian sesuai dengan hasil pengamatan
awal. Permasalahan tersebut kemudian peneliti diskusikan dengan
pembimbing yang kemudian dituangkan dalam proposal penelitian.
Agar proses penelitian lapangan berjalan lancar, diperlukan
beberapa alat penunjang. Beberapa alat penunjang penelitian tersebut
adalah: pedoman wawancara dan kuesioner, voice recorder, kamera
digital, buku catatan penelitian, dan laptop yang digunakan penulis
untuk menginput data hasil penelitian.
Setelah dinyatakan lulus dalam ujian proposal pada bulan Juli
2013 dan mendapatkan surat ijin penelitian dari PPS M SP UKSW
dengan No.0173/PPs/M SP/VII/2013 pada bulan yang sama, peneliti
langsung pulang kampung dengan misi penelitian lapangan.
33
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
Penelitian di Kecamatan M ori Utara
Untuk kelancaran proses penelitian di Kecamatan M ori Utara,
peneliti sudah merencanakan untuk terlebih dahulu melaporkan tujuan
kedatangan peneliti dan meminta ijin dari pihak kecamatan. Namun
karena minggu pertama penelitian lapangan (tanggal 5-10 Agustus
2013) pegawai kantor kecamatan sedang libur dan juga karena
beberapa kesibukan lain, peneliti baru dapat bertemu dengan Bapak
Royke Tobigo (camat M ori Utara) dikantornya pada tanggal 29 Agustus
2013. Saat peneliti mengutarakan maksud kedatangan peneliti,
menyerahkan surat ijin penelitian dan meminta maaf atas
keterlambatan laporan, beliau memaklumi dan mengatakan bahwa hal
tersebut tidak menjadi masalah karena peneliti merupakan anak daerah
dan datang untuk meneliti di kampung sendiri. Saat itu juga peneliti
langsung memperoleh surat ijin penelitian dari pihak kecamatan
dengan No. 070/126/CM U/VIII/2013.
Karena perjalanan yang cukup melelahkan sebelumnya, peneliti
membutuhkan waktu istirahat, dan baru melakukan observasi lapangan
dengan mengunjungi semua desa di Kecamatan M ori Utara pada
tanggal 6 Agustus 2013. Pada kesempatan tersebut peneliti menemui
para kepala desa untuk mengutarakan keinginan dan memohon ijin
melakukan penelitian di desa-desa tersebut dengan menyerahkan surat
ijin penelitian yang telah disiapkan sebelumnya. Namun demikian,
pada awal perjalanan tersebut peneliti tidak dapat bertemu dengan
beberapa kepala desa karena kesibukan mereka.
Sulitnya bertemu dengan beberapa kepala desa, membuat
peneliti terpaksa harus mencari sendiri warga desa yang akan dijadikan
informan penelitian. Namun demikian, peneliti juga langsung
menanyakan kondisi umum warga desa dan meminta rekomendasi
warga yang dapat dijadikan sebagai informan dari beberapa kepala desa
dan sekretaris desa yang dapat ditemui pada hari itu. Setelah
mendapatkan informasi, peneliti memutuskan hanya memilih dan
mewawancarai informan dibeberapa desa yang memenuhi syarat untuk
menjawab masalah penelitian. Informan tersebut yaitu Bapak A.
34
M etode Penelitian
M asuu, dan Bapak C. Lolo petani di Desa Tabarano; Bapak D. M peana
petani sekaligus kepala Desa W awondula; Bapak M. Pombile, Bapak R.
Ragumpi dan Bapak M . Ratang petani di Desa Tamonjengi; Bapak P.
Labiro, Bapak B. Nante dan Bapak U. Nante petani di Desa Peleru; serta
Bapak B. Guampe petani di Desa Era.
Informan yang cukup banyak, tersebar dibeberapa desa dan
kesibukan para petani tersebut di lahan perkebunan, membuat peneliti
harus mengatur hari dan waktu untuk bertamu dengan mereka.
Berikut beberapa pengalaman peneliti saat melakukan penelitian
lapangan:
o
Karena melakukan observasi keliling Kecamatan M ori Utara sampai
sore menjelang malam hari, peneliti memutuskan untuk singgah
dan bermalam bersama keluarga Bapak A. W unto (keluarga
peneliti) di pondok yang terletak di persawahan milik paman yang
berjarak sekitar 1,5 km dari Desa Peleru dan 6,5 km sebelum Desa
Era. Pada waktu itu Bapak A. W unto baru saja selesai melakukan
pemanenan padi sawah. W aktu bermalam tersebut peneliti
gunakan untuk berbincang-bincang dengan beliau mengenai
pertanian khususnya sawah, perkebunan kakao dan kelapa sawit.
Beliau juga termasuk petani yang memiliki lahan dan
mengusahakan ketiga komoditi tersebut. Keesokan harinya, hampir
pukul 07.00 W ITA melanjutkan perjalanan pulang ke Desa Era
kemudian pukul 14.15 W ITA kembali melakukan perjalanan ke
Desa Tabarano untuk mewawancarai seorang informan dan
kembali lagi ke Desa Peleru pukul 17.30 W ITA.
o
Pada tanggal 11 Agustus 2013 pukul 16.10 W ITA peneliti ditemani
ayah berangkat ke Desa Tamonjengi untuk melakukan wawancara
dengan tiga orang informan yang ada di desa tersebut. Karena tidak
dapat melakukan wawancara sekaligus pada malam harinya, maka
kami bermalam di rumah Bapak Y. M oenggo dan keesokan harinya
melanjutkan wawancara dengan salah seorang informan.
o
Satu pengalaman dan kejadian yang peneliti tidak akan lupakan
yaitu tanggal 29 Agustus 2013. Karena tugasnya sebagai seorang
tenaga pendidik (guru), peneliti mengantar ibu peneliti ke ibukota
35
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
kecamatan (Desa M ayumba) untuk mengikuti rapat. Kesempatan
tersebut juga peneliti gunakan untuk bertemu dengan camat guna
meminta ijin melakukan penelitian. Kami berangkat dari Desa Era
pukul 07.45 W ITA dengan kondisi cuaca sedang hujan sehingga
jalan menjadi sangat licin dan berlumpur. Dalam perjalanan, saat
menyeberang di jembatan kuse, sepeda motor yang peneliti
kendarai terpeleset dan kami pun terjatuh. Untung saja kami tidak
sampai terjatuh ke kali yang pada saat itu arus dan debit airnya
meningkat karena hujan.
o
Tanggal 2 September 2013 setelah melakukan wawancara dengan
sekretaris Kecamatan M ori utara, pukul 12.15 W ITA, peneliti
langsung melanjutkan perjalanan menuju Desa W awondula.
Namun demikian setibanya di desa tersebut peneliti tidak langsung
dapat melakukan wawancara dengan petani informan (Bapak D.
M peana) karena sedang ada kegiatan di luar perkampungan.
Setelah beliau pulang, peneliti langsung melakukan wawancara di
rumah beliau dari pukul 18.00-20.20 W ITA. Setelah selesai
melakukan wawancara dan walaupun sudah malam hari dengan
kondisi hujan, peneliti tetap memberanikan diri untuk pulang ke
Desa Peleru yang berjarak 12 km dan kemudian menginap di
rumah salah satu keluarga peneliti.
o
W aktu pulang kampung untuk penelitian pada bulan AgustusSeptember, terbilang cukup beruntung bagi peneliti. Hal ini
dikarenakan pada tanggal 13-14 September 2013 beberapa desa di
Kecamatan M ori Utara mengadakan pesta rakyat yang disebut
dengan padungku. Jaman sekarang padungku diartikan sebagai
acara ucapan syukur yang dilaksanakan sekali setiap tahun atas
keberhasilan berbagai usaha masyarakat khususnya usaha pertanian
dalam sebuah desa. Acara ini diwujudkan dengan memasak
berbagai macam makanan, dan pada esok harinya para warga desa
siap menyambut tamu baik sesama warga desa maupun kerabat
atau sanak saudara dari luar desa. Pada malam harinya warga desa
berkumpul di banua polimbu atau banua pogombbo (balai desa)
untuk makan bersama dan setelah itu menari bersama dengan
tarian dero.
36
M etode Penelitian
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.
Gambar 2. Memasak Inuyu, Makanan Khas Acara Padungku
o
W alaupun dalam suasana padungku di Desa Era tanggal 14
September 2013, peneliti tetap melaksanakan proses penelitian
dengan mengunjugi kantor Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK)
untuk memperoleh data pertanian Kecamatan M ori Utara. Karena
beberapa hal, peneliti baru dapat memperoleh data tersebut pada
tanggal 16 September 2013.
Oleh karena aktivitas penelitian yang cukup padat dari awal
turun lapangan, membuat ketahanan fisik peneliti sempat menurun.
Namun demikian peneliti berusaha untuk tetap bersemangat untuk
merampungkan penelitian dengan meminta surat keterangan telah
melakukan penelitian yang ditandatangani oleh camat M ori Utara
tanggal 16 September 2013 dengan No.048/133/IX/CM U/2013.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.
Gambar 3 & 4. Salah Satu Jalan dan Jembatan Penghubung Antar Desa Yang
Sering Dilalui Peneliti Saat Melakukan Penelitian Lapangan.
37
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
Pendekatan Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, S. (1992) dalam
Rahmat (2009) adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dan uraian yang mendalam berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku individu, kelompok masyarakat dan
atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang
dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus
itu sendiri mencakup serumpun metode penelitian yang sama-sama
memumpunkan perhatiannya pada penelaahan diseputar suatu
kejadian atau dapat dikatakan sebagai penyelidikan sistematis atas suatu
kejadian khusus (J.Nisbet & J.W att dalam L.W ilarjo, 1994). Kasus yang
dikaji dalam hal ini telah dijabarkan secara rinci pada bagian masalah
penelitian sebelumnya. Untuk pengumpulan data, peneliti memadukan
metode pengamatan (observasi), wawancara mendalam yang tentunya
bersifat subyektif, serta metode analisis data dokumen.
Namun demikian, untuk membuat penelitian ini menjadi lebih
lengkap maka peneliti menyertakan data yang bersifat kuatitatif. Secara
umum data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
adalah berupa data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data
primer sesuai dengan standar penelitian studi kasus, maka peneliti
memulai pengumpulan data dengan observasi di lokasi penelitian.
Secara khusus untuk kegiatan pengamatan, peneliti langsung
mengamati kondisi di sekitar lapangan penelitian, kegiatan keseharian
petani kakao, usaha pertanian kakao, serta kondisi ekonomi rumah
tangga petani tersebut. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui objektivitas dari kenyataan yang ada tentang keadaan
umum lokasi penelitian dan kondisi perkebunan-perkebunan petani.
M aksud lain dari penggunaan teknik observasi ini yaitu untuk
mengungkap fenomena yang tidak diperoleh melalui teknik
wawancara. Alat yang digunakan dalam teknik ini adalah perekam
gambar (kamera) dan buku catatan harian penelitian.
38
M etode Penelitian
Selanjutnya demi mengetahui dan memahami lebih mendalam
masalah di tingkat petani, digunakan teknik pengumpulan data melalui
wawancara secara mendalam dengan para informan yang telah dipilih.
Pemilihan informan berdasarkan pertimbangan bahwa mereka
mengalami, mengetahui dan dapat memberikan penjelasan tentang
objek atau masalah yang berkaitan dengan penulisan tesis ini.
W awancara yang dilakukan menggunakan pedoman yang berisi pokokpokok pertanyaan fokus permasalahan di dalam penelitian seperti
pengalaman atau sejarah usaha tani kakao milik petani, alasan tetap
bertani kakao, alasan memilih untuk beralih dari usaha tani kakao,
faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani, dan lain-lain. Setiap
informan diberi kesempatan atau ruang yang lebih untuk memberikan
tanggapannya dengan caranya sendiri demi memperoleh data yang
lebih mendalam dan luas, tetapi peran pewawancara tidaklah pasif
karena harus memberikan petunjuk tentang topik umum yang
dimaksudkan dalam wawancara tersebut. Selain pokok pertanyaan, alat
yang akan digunakan dalam teknik wawancara ini adalah alat perekam
suara (voice recorder) dan buku catatan. Data primer yang bersifat
kuantitatif diperoleh melalui pertanyaan dengan alat kuesioner terkait
usaha tani seperti luas lahan, biaya produksi, jumlah produksi,
pendapatan usaha tani serta ekonomi rumah tangga petani secara
umum. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner, observasi dan
wawancara tersebut, dalam sebuah penelitian merupakan data primer.
Data lain yang tidak kalah diperlukan adalah data sekunder. Data
sekunder berupa dokumen-dokumen dan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini sendiri adalah data
yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa literatur atau laporan
studi, data statistik dari BPS dan dari dinas terkait lainnya yang
tentunya berhubungan dengan objek atau masalah penelitian. Data
tersebut diantaranya, luas lahan dan produksi kakao secara umum
(tingkat Nasional) dan secara khusus di Kabupaten M orowali Utara dan
Kecamatan M ori Utara. Tanaman apa saja yang menjadi pengganti
kakao serta beberapa data lainnya.
Untuk memperoleh data, maka diperlukan para informan yang
akan memberikan informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti.
39
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
Penentuan informan dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dengan
memilih 14 orang yang terbagi dari 5 orang petani kakao yang tetap
mempertahankan lahan dan mengolah perkebunan komoditi kakao, 5
orang petani kakao yang melakukan alih komoditi di beberapa desa di
Kecamatan M ori Utara, 2 orang petani komoditi pertanian lain di luar
kakao, dan 2 orang dari dinas terkait (pihak kecamatan dan Balai
Penyuluh Kecamatan M ori Utara) yang mengetahui peta atau kondisi
lingkungan pertanian dan perkebunan di Kecamatan M ori Utara secara
umum.
Kecamatan M ori Utara yang merupakan bagian dari Kabupaten
M orowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah dipilih sebagai tempat
penelitian. Tempat penelitian ini ditentukan dengan sengaja oleh
peneliti karena dianggap dapat menjawab masalah pokok penelitian,
dan dari pengamatan awal, lokasi ini merupakan daerah yang sedang
mengalami kondisi seperti yang telah digambarkan sebelumnya pada
bagian pendahuluan dan sesuai masalah penelitian.
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data merupakan proses yang cukup panjang
dan menjemukan. Proses ini dikatakan cukup panjang karena data
primer yang diperoleh melalui kuesioner harus direkap satu per satu
dan kemudian diolah menggunakan M icrosoft Excel maupun secara
manual (menggunakan kalkulator). Pada tahap ini diperlukan ketelitian
dan pengecekan data berulang-ulang agar tidak terjadi kesalahan dalam
penginputan, sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih akurat.
Hasil olahan data kuesioner tersebut kemudian dituangkan dalam
bentuk tabel-tabel kemudian dianalisis dan dijelaskan secara deskriptif.
Untuk memperoleh gambaran usaha tani kakao terutama pada segi
pendapatan petani, peneliti menggunakan rumus:
Π
= TR-TC
TR
= Q.P
TC
= FC+VC+OC
40
M etode Penelitian
Keterangan:
Π = Pendapatan Bersih (Rp)
TR =Total Revenue/ Penerimaan (Rp)
adalah jumlah penerimaan petani yang diperoleh dari hasil perkalian
jumlah produksi dengan harga kakao.
Q = Produksi Kakao (Kg)
adalah hasil pengolahan usaha tani kakao yang berupa biji kakao kering
P =Harga Kakao Per Kg (Rp)
adalah harga jual biji kakao kering
TC =Total Cost/ Total Biaya Produksi (Rp)
adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel
FC =Fexed Cost/ Biaya Tetap (Rp)
adalah biaya yang harus dikeluarkan meskipun tidak menghasilkan
output, dan besarnya biaya tersebut tidak berubah meskipun output atau
jumlah produksi berubah, contoh: sewa lahan, peralatan, bembayaran
utang dan lain-lain.
VC =Vriable Cost/ Biaya Variabel (Rp)
adalah biaya yang jumlahnya berubah ketika terjadi perubahan output
produksi, contoh: biaya sarana produksi, tenaga kerja, upah, pengemasan,
transportasi dan lain-lain.
OC =Opportunity Cost
adalah biaya atau nilai dari barang dan jasa yang hilang atau tidak jadi
dilaksanakan yang kadang lupa untuk diperhitungkan. Contohnya
seperti biaya waktu yang dihabiskan petani untuk bekerja pada usaha
pertaniannya.
Selanjutnya beberapa jenis data yang diperoleh baik data dari
hasil pengamatan, wawancara mendalam maupun data dari dokumendokumen, dikelompokan berdasarkan pertanyaan menjadi sebuah
transkrip. Proses ini juga cukup menjemukan peneliti, karena peneliti
harus mendengarkan kembali, memahami kata-perkata yang diucapkan
informan dan menulisnya di lembar transkrip sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan wawancara. Setelah proses transkrip selesai,
tahap selanjutnya adalah analisis untuk menemukan topik yang akan
diuraikan pada bagian pembahasan sebagai temuan penelitian.
Demi menjaga kesahihan atau keakuratan data, baik dalam
wawancara atau oleh dokumen hasil penelitian, diperlukan pengecekan
41
Dinamika Usaha Tani Perkebunan
hasil wawancara informan satu dengan informan yang lainnya, dan
menguji apa yang telah mereka katakan dengan isi dokumen yang ada.
Proses ini disebut trianggulasi (J.Nisbet & J.W att dalam L.W ilarjo,
1994;22).
Setelah proses-proses tersebut dilalui, barulah peneliti
memberanikan diri untuk bertemu dengan pembimbing dan
mendiskusikan hasil-hasil temuan lapangan tersebut. Dari beberapa
kali pertemuan dan diskusi dengan pembimbing, peneliti membuat
sebuah uraian cerita sesuai dengan fakta empiris lapangan sehingga
menjadi sebuah karya ilmiah (tesis).
42