9 BAB III 17 27 Isu Strategis
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Berdasarkan hasil kajian terhadap gambaran pelayanan SKPD dan
kondisi yang telah dicapai saat ini sesuai dengan pelaporan capaian kinerja
SKPD yang mengacu pada dokumen renstra periode lalu, dapat kita
identifikasi beberapa permasalahan pelayanan SKPD sebagai berikut:
Tabel III.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman
Aspek Kajian
Capaian Kondisi Saat
Ini
Standar yang digunakan
Faktor yang Mempengaruhi
Permasalahan Pelayanan
SKPD INTERNAL EKSTERNAL
(KEWENANGAN SKPD)
(DI LUAR KEWENANGAN
SKPD)
1 2 3 4 5 6
Gambaran pelayanan SKPD
Tingkat penerapan manajemen kerja sesuai standar, dengan nilai LAKIP tahun 2014 sebesar 78,43 dan berpredikat baik
Predikat LAKIP
Belum optimalnya komitmen seluruh pegawai serta masih lemahnya mekanisme pengawasan dalam
menerapkan tata kelola
pemerintahan yang baik
Amanat dan tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi
mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang lebih baik, transparan dan akuntabel
Pelaksanaan reformasi birokrasi oleh instansi yang masih belum optimal
Tingkat
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di kecamatan, pada tahun 2015 hanya menerima aduan masyarakat satu kali dengan capaian kinerja
sebesar 100%
Indeks Kepuasan Masyarakat
Jumlah SDM pegawai yang terbatas dengan kompetensi yang tidak merata, pelaksanaan SOP yang belum optimal, serta kondisi prasarana dan sarana kerja yang belum memadai
Perkembangan masyarakat yang kian terbuka dengan tuntutan pelayanan yang semakin cepat dan transparan
Pelayanan kepada masyarakat belum efektif dan efisien serta kurang
(2)
Aspek Kajian Capaian Kondisi Saat Ini Standar yang digunakan
Faktor yang Mempengaruhi
Permasalahan Pelayanan
SKPD INTERNAL EKSTERNAL
(KEWENANGAN SKPD)
(DI LUAR KEWENANGAN
SKPD)
1 2 3 4 5 6
Persentase desa yang berstatus swasembada, pada tahun 2014 tercapai 85% dan tahun 2015 tercapai 100% Jumlah Desa yang melaksana kan Siklus Tahunan Desa tepat waktu Kemampuan aparat pemerintah desa dan peran lembaga desa yang belum optimal Perkembangan regulasi/aturan tentang Desa yang memberikan kewenangan dan anggaran yang lebih besar kepada Desa Pengelolaan pemerintahan desa yang belum optimal Persentase warga masyarakat dalam pemutakhiran data sosial budaya, ekonomi dan fisik pada tahun 2014 dan 2015 tercapai 100%
PDRB Belum optimalnya koordinasi dan sinergitas, serta adanya perbedaan data kemiskinan dan ketidaktepatan sasaran penanggulangan kemiskinan Kepedulian sektor swasta dan intervensi program penanganan kemiskinan dari masyarakat yang semakin meningkat Masih adanya penduduk miskin dan pengangguran Jumlah masyarakat terlatih penang- gulangan bencana, pada tahun 2015 dilaksanakan pelatihan terhadap 40 orang peserta dengan capaian kinerja 100% Jumlah masyarakat yang terlatih kebencana an Kondisi prasarana dan sarana penanggulangan bencana yang masih terbatas Kesadaran masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana yang semakin meningkat Potensi kebencanaan di Kabupaten Sleman yang relatif besar, khususnya di wilayah lereng Merapi
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Selanjutnya, berdasarkan hasil telaahan Visi, Misi dan Program Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat kita identifikasi beberapa
permasalahan pelayanan SKPD disertai dangan faktor pendukung dan
penghambatnya. Beberapa permasalahan pelayanan SKPD sebagai hasil
telaah seperti dirumuskan dalam tabel berikut:
(3)
Tabel III.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD-Kecamatan Turi
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
No. Program dan Kegiatan Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
1. Misi 1:
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat 1 Pelaksanaan reformasi birokrasi oleh instansi yang masih belum optimal 1 Jumlah SDM aparat yang terbatas 1 Adanya sistem informasi manajemen pemerintahan yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi 2 Pelayanan
kepada
masyarakat masih belum efektif dan efisien serta kurang transparan
2 Kompetensi SDM aparat yang tidak merata
2 Tersedianya pedoman aturan tentang laporan kinerja, perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Program:
1 Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan
keuangan dan kekayaan daerah
3 Pengelolaan pemerintahan desa yang belum optimal
3 Kondisi prasarana dan sarana kerja yang kurang memadai
3 Tingkat pendidikan sumber daya aparatur yang cukup
2 Program pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan keuangan desa
4 Tingkat kepatuhan terhadap perda yang masih kurang
4 Pelaksanaan SOP yang belum optimal
4 Tuntutan masyarakat atas pelayanan yang semakin cepat dan transparan 3 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
5 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan dan berbagai perijinan
5 Kewenangan dan anggaran desa yang semakin bertambah 4 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH 6 Tersedianya berbagai produk hukum daerah demi terwujudnya keamanan dan ketertiban dalam masyarakat
5 Program perencanaan
pembangunan daerah
(4)
No. Program dan Kegiatan Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
6 Program peningkatan administrasi
pemerintahan
7 Program peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa
8 Program penataan administrasi kependudukan
9 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
10 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
11 Program
peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
12 Program peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur
13 Program pengembangan data/informasi/stati
stik daerah
14 Program
penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip
daerah
15 Program peningkatan kualitas pelayanan
publik
16 Program Penataan
Peraturan
Perundang-undangan
17 Program
penegakan hukum
18 Program
pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
(5)
No. Program dan Kegiatan
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
2. Misi 3: Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, asksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, dan penanggulangan kemiskinan
1 Masih adanya penduduk miskin dan
pengangguran
1 Belum sinerginya koordinasi dalam penanggulangan kemiskinan
1 Potensi pertanian, peternakan dan pariwisata yang belum dikelola secara optimal
Program: 2 Belum
optimalnya peran lembaga kemayarakatan desa dalam mendukung pembagunan desa
2 Jumlah kunjungan wisatawan di Sleman yang meningkat dari tahun ke tahun 1 Program
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
2 Program peningkatan partisipasi
masyarakat dalam membangun desa
3 Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan seni budaya, pemuda dan olah raga
3 Perkembangan investasi atau penanaman modal di Sleman yang terus menunjukkan peningkatan
3. Misi 4:
Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan
kenyamanan
1 Potensi
kebencanaan di Kabupaten Sleman yang relatif besar
1 Prasarana dan sarana
penanggulangan bencana yang yang masih terbatas
1 Kesadaran masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana yang semakin meningkat Program: 1 Program
pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
4. Misi 5:
Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang proporsional
1 Potensi konflik yang dipicu permasalahan sosial, politik dan ekonomi yang cukup tinggi
1 Laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi karena banyaknya migrasi penduduk yang masuk ke wilayah Sleman dengan berbagai keragaman etnis dan suku
1 Kultur masyarakat Yogyakarta dan Sleman khususnya, yang toleran dan terbuka kepada masuknya pendatang
(6)
No. Program dan Kegiatan
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Program:
1 Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah 2 Program
Penyelesaian konflik-konflik pertanahan 3 Program
pengembangan wawasan kebangsaan
4 Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan
5 Program
pendidikan politik masyarakat
3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Sleman 2011-2031, penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan
mewujudkan ruang kabupaten yang tanggap terhadap bencana dan
berwawasan lingkungan dalam rangka menciptakan masyarakat yang
sejahtera, demokratis, dan berdaya saing.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dijabarkan
sebagai berikut:
1. Strategi kebijakan pengintegrasian dan pengembangan pusat kegiatan di
luar kawasan bencana;
2. Strategi kebijakan pengelolaan kawasan rawan bencana alam dan
kawasan lindung geologi;
3. Strategi kebijakan pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
4. Strategi kebijakan pengembangan kawasan pertanian dalam rangka
keamanan dan ketahanan pangan;
5. Strategi kebijakan pengembangan kawasan pariwisata terintegrasi;
6. Strategi kebijakan pengembangan kawasan pendidikan;
7. Strategi kebijakan pengembangan industri menengah, kecil dan mikro
yang ramah lingkungan;
(7)
8. Strategi kebijakan pengembangan kawasan permukiman yang aman,
nyaman, dan berwawasan lingkungan;
9. Strategi kebijakan pemantapan prasarana wilayah;
10. Strategi Kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan negara.
Di dalam rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang merupakan
pengembangan sistem pusat kegiatan, dalam hal ini pengembangan sistem
perkotaan kabupaten, Kecamatan Turi termasuk dalam Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK).
Sedangkan dalam pengembangan sistem jaringan prasarana, baik
prasarana utama maupun lainnya, untuk Kecamatan Turi meliputi:
1. Pengembangan sistem jaringan prasarana utama:
Sistem jaringan transportasi darat-jaringan lalulintas dan angkutan
jalan-jaringan jalan:
- Jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen
- Jalan kolektor primer: jalan Tempel-Pakem-Prambanan
- Jalan lokal
2. Pengembangan sistem prasarana lainnya:
a. pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro;
b. pengembangan bioenergi;
c. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
d. pengembangan sistem jaringan sumber daya air;
e. pengembangan sistem jaringan irigasi;
f. pengembangan prasarana pengelolaan lingkungan;
g. jalur evakuasi bencana letusan gunungapi Merapi;
h. jalur evakuasi bencana lahar dingin;
i.
ruang evakuasi tempat penampungan sementara;
j.
ruang evakuasi hunian tetap,
Berdasarkan rencana pola ruang wilayah kabupaten, Kecamatan Turi
ditetapkan dalam Kawasan Lindung berupa:
a. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahannya berupa kawasan resapan air;
b. Kawasan Perlindungan Setempat, sempadan sungai;
c. Kawasan Perlindungan Setempat, kawasan sekitar mata air;
d. Kawasan Perlindungan Setempat, kawasan sekitar embung;
(8)
e. Kawasan Perlindungan Setempat, ruang terbuka hijau perkotaan;
f. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
g. Kawasan lindung geologi, kawasan rawan bencana gunung api,
Kawasan rawan bencana Merapi III;
h. Kawasan lindung geologi, kawasan rawan bencana gunung api,
Kawasan rawan bencana Merapi II; dan
i.
Kawasan lindung geologi rawan gempa bumi.
Berdasarkan rencana pola ruang wilayah kabupaten, Kecamatan Turi
ditetapkan mengemban Kawasan Budidaya sebagai:
a. Kawasan peruntukan hutan rakyat;
b. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan pertanian tanaman pangan
komoditas padi;
c. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan hortikultura komoditas
salak, alpukat, rambutan;
d. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan perkebunan
komoditas kopi, kelapa, coklat;
e. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan peternakan,
ternak besar: sapi perah, sapi potong, kerbau; ternak kecil; kambing
peranakan etawa, kelinci; ternak unggas: ayam ras, ayam buras;
f. Kawasan
peruntukan
pertanian,
Pengembangan
kawasan
agropolitan;
g. Kawasan peruntukan perikanan, budidaya perikanan darat;
h. Kawasan peruntukan pertambangan berupa pertambangan mineral
bukan logam dan pertambangan batuan: andesit, pasir, kerikil, dan
batu kali;
i.
Kawasan peruntukan pariwisata, wisata alam berupa keragaman flora
dan fauna, dan pemandangan alam gunungapi Merapi;
j.
Kawasan peruntukan pariwisata, wisata perdesaan berupa wisata
pertanian dan kehidupan perdesaan;
k. Kawasan peruntukan permukiman, Kawasan permukiman perkotaan
dan permukiman pedesaan;
l.
Kawasan peruntukan lainnya, Kawasan pertahanan dan keamanan
(9)
Berdasarkan Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten,
Kecamatan Turi ditetapkan mengemban Kawasan Strategis sebagai:
a. Kawasan strategis nasional berupa kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi;
b. Kawasan strategis kabupaten berupa kawasan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup kawasan resapan air.
Dari uraian di atas mengenai posisi dan fungsi Kecamatan Turi dalam
kaitannya dengan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten
Sleman, dapat kita identifikasi beberapa permasalahan pelayanan SKPD
beserta faktor pendukung dan penghambatnya sebagai berikut:
Tabel III.3
Permasalahan Pelayanan SKPD-Kecamatan Turi Berdasarkan
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi
SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
1. Rencana Struktur Ruang
1 Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap perda yang masih kurang
1 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan terkait perijinan tata ruang
1 Adanya produk hukum daerah berupa perda yang mengatur secara teknis tentang pemanfaatan ruang 1 Pusat Kegiatan
Kecamatan Turi termasuk dalam Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
2 Jaringan Prasarana 2 Potensi
kebencanaan di Kabupaten Sleman yang relatif besar
2 Prasarana dan sarana
penanggulangan bencana yang yang masih terbatas
2 Kesadaran masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana yang semakin meningkat
Kecamatan Turi termasuk dalam sistem jaringan Jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen dan Jalan kolektor primer Tempel-Pakem-Prambanan
2. Rencana Pola Ruang 3 Meningkatnya alih fungsi lahan untuk
permukiman dan kegiatan
perekonomian
3 Perkembangan jumlah
penduduk sehingga kebutuhan penggunaan ruang untuk pemukiman semakin meningkat
3 Komitmen pemerintah yang tinggi untuk pengembangan pertanian dan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1 Kawasan Lindung
Kecamatan Turi ditetapkan dalam Kawasan Lindung Geologi, Kawasan Rawan Bencana Merapi III dan II
(10)
No.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi
SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
2 Kawasan Budidaya 4 Belum
ditetapkannya RDTR
Kecamatan Turi sebagai
pedoman dalam peningkatan pengelolaan tata ruang
Kecamatan Turi
ditetapkan sebagai Kawasan Peruntukan Pertanian,
Peternakan, Perikanan,
Pertambangan dan Pariwisata
3. Rencana Kawasan
Strategis
5 Adanya kegiatan ekonomi
masyarakat yang tidak ramah lingkungan
Kecamatan Turi ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Taman Nasional Gunung Merapi dan Kawasan Strategis Kabupaten berupa fungsi dan daya dukung lingkungan hidup kawasan resapan air
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan hasil identifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi
dengan menggunakan berbagai kriteria di atas dapat dirumuskan beberapa
isu strategis yang dianggap penting dan berpengaruh serta terkait dengan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab SKPD-Kecamatan Turi, sebagai
berikut:
1. Keterbatasan jumlah sumber daya aparatur pemerintah dengan
kompetensinya yang tidak merata, serta kondisi prasarana dan prasarana
kantor yang kurang memadai.
2. Belum optimalnya pelaksanaan SOP yang telah disusun oleh SKPD.
3. Belum optimalnya pengendalian terhadap pemanfaatan tata ruang (alih
fungsi lahan), serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan
tertib administrasi pertanahan, administrasi kependudukan, serta berbagai
perizinan yang terkait.
4. Penyelenggaraan dan pengelolaan pemerintah desa yang belum optimal
serta peran lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang perlu
ditingkatkan dan diberdayakan.
(11)
5. Belum optimalnya kondisi prasarana dan sarana infrastruktur (jalan,
jembatan, jaringan irigasi, sarana prasarana perekonomian), serta
pengelolaan koperasi dan UKM.
6. Belum optimalnya sinergitas dan koordinasi dalam upaya penanggulangan
kemiskinan, pembinaan dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
seni, budaya dan pelestarian tradisi, serta pembinaan pemuda dan olah
raga.
7. Belum optimalnya penegakan perda, kurangnya kesadaran masyarakat
dalam mematuhi peraturan perundang-undangan, dan belum semua
masyarakat terlatih dalam penanggulangan bencana.
(1)
No. Program dan Kegiatan
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Program:
1 Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah 2 Program
Penyelesaian konflik-konflik pertanahan 3 Program
pengembangan wawasan kebangsaan
4 Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan
5 Program
pendidikan politik masyarakat
3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031, penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan mewujudkan ruang kabupaten yang tanggap terhadap bencana dan berwawasan lingkungan dalam rangka menciptakan masyarakat yang sejahtera, demokratis, dan berdaya saing.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dijabarkan sebagai berikut:
1. Strategi kebijakan pengintegrasian dan pengembangan pusat kegiatan di luar kawasan bencana;
2. Strategi kebijakan pengelolaan kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi;
3. Strategi kebijakan pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup; 4. Strategi kebijakan pengembangan kawasan pertanian dalam rangka
keamanan dan ketahanan pangan;
5. Strategi kebijakan pengembangan kawasan pariwisata terintegrasi; 6. Strategi kebijakan pengembangan kawasan pendidikan;
7. Strategi kebijakan pengembangan industri menengah, kecil dan mikro yang ramah lingkungan;
(2)
8. Strategi kebijakan pengembangan kawasan permukiman yang aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan;
9. Strategi kebijakan pemantapan prasarana wilayah;
10. Strategi Kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Di dalam rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang merupakan pengembangan sistem pusat kegiatan, dalam hal ini pengembangan sistem perkotaan kabupaten, Kecamatan Turi termasuk dalam Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).
Sedangkan dalam pengembangan sistem jaringan prasarana, baik prasarana utama maupun lainnya, untuk Kecamatan Turi meliputi:
1. Pengembangan sistem jaringan prasarana utama:
Sistem jaringan transportasi darat-jaringan lalulintas dan angkutan jalan-jaringan jalan:
- Jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen
- Jalan kolektor primer: jalan Tempel-Pakem-Prambanan - Jalan lokal
2. Pengembangan sistem prasarana lainnya:
a. pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro; b. pengembangan bioenergi;
c. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi; d. pengembangan sistem jaringan sumber daya air; e. pengembangan sistem jaringan irigasi;
f. pengembangan prasarana pengelolaan lingkungan; g. jalur evakuasi bencana letusan gunungapi Merapi; h. jalur evakuasi bencana lahar dingin;
i. ruang evakuasi tempat penampungan sementara; j. ruang evakuasi hunian tetap,
Berdasarkan rencana pola ruang wilayah kabupaten, Kecamatan Turi ditetapkan dalam Kawasan Lindung berupa:
a. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya berupa kawasan resapan air;
b. Kawasan Perlindungan Setempat, sempadan sungai;
(3)
e. Kawasan Perlindungan Setempat, ruang terbuka hijau perkotaan; f. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
g. Kawasan lindung geologi, kawasan rawan bencana gunung api, Kawasan rawan bencana Merapi III;
h. Kawasan lindung geologi, kawasan rawan bencana gunung api, Kawasan rawan bencana Merapi II; dan
i. Kawasan lindung geologi rawan gempa bumi.
Berdasarkan rencana pola ruang wilayah kabupaten, Kecamatan Turi ditetapkan mengemban Kawasan Budidaya sebagai:
a. Kawasan peruntukan hutan rakyat;
b. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan pertanian tanaman pangan komoditas padi;
c. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan hortikultura komoditas salak, alpukat, rambutan;
d. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan perkebunan komoditas kopi, kelapa, coklat;
e. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan peternakan, ternak besar: sapi perah, sapi potong, kerbau; ternak kecil; kambing peranakan etawa, kelinci; ternak unggas: ayam ras, ayam buras; f. Kawasan peruntukan pertanian, Pengembangan kawasan
agropolitan;
g. Kawasan peruntukan perikanan, budidaya perikanan darat;
h. Kawasan peruntukan pertambangan berupa pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan: andesit, pasir, kerikil, dan batu kali;
i. Kawasan peruntukan pariwisata, wisata alam berupa keragaman flora dan fauna, dan pemandangan alam gunungapi Merapi;
j. Kawasan peruntukan pariwisata, wisata perdesaan berupa wisata pertanian dan kehidupan perdesaan;
k. Kawasan peruntukan permukiman, Kawasan permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan;
l. Kawasan peruntukan lainnya, Kawasan pertahanan dan keamanan negara berupa Komando Rayon Militer, Kepolisian Sektor
(4)
Berdasarkan Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten, Kecamatan Turi ditetapkan mengemban Kawasan Strategis sebagai:
a. Kawasan strategis nasional berupa kawasan Taman Nasional Gunung Merapi;
b. Kawasan strategis kabupaten berupa kawasan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup kawasan resapan air.
Dari uraian di atas mengenai posisi dan fungsi Kecamatan Turi dalam kaitannya dengan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Sleman, dapat kita identifikasi beberapa permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor pendukung dan penghambatnya sebagai berikut:
Tabel III.3
Permasalahan Pelayanan SKPD-Kecamatan Turi Berdasarkan
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi
SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
1. Rencana Struktur Ruang
1 Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap perda yang masih kurang
1 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan terkait perijinan tata ruang
1 Adanya produk hukum daerah berupa perda yang mengatur secara teknis tentang pemanfaatan ruang 1 Pusat Kegiatan
Kecamatan Turi termasuk dalam Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
2 Jaringan Prasarana 2 Potensi
kebencanaan di Kabupaten Sleman yang relatif besar
2 Prasarana dan sarana
penanggulangan bencana yang yang masih terbatas
2 Kesadaran masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana yang semakin meningkat Kecamatan Turi termasuk dalam sistem jaringan Jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen dan Jalan kolektor primer Tempel-Pakem-Prambanan
2. Rencana Pola Ruang 3 Meningkatnya alih
fungsi lahan untuk
permukiman dan kegiatan
perekonomian
3 Perkembangan jumlah penduduk sehingga kebutuhan penggunaan ruang untuk pemukiman
3 Komitmen pemerintah yang tinggi untuk pengembangan pertanian dan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan
1 Kawasan Lindung
Kecamatan Turi ditetapkan dalam Kawasan Lindung Geologi, Kawasan
(5)
No.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi
SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
2 Kawasan Budidaya 4 Belum
ditetapkannya RDTR
Kecamatan Turi sebagai
pedoman dalam peningkatan pengelolaan tata ruang
Kecamatan Turi
ditetapkan sebagai Kawasan Peruntukan Pertanian,
Peternakan, Perikanan,
Pertambangan dan Pariwisata
3. Rencana Kawasan Strategis
5 Adanya kegiatan ekonomi
masyarakat yang tidak ramah lingkungan
Kecamatan Turi
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Taman Nasional Gunung Merapi dan Kawasan Strategis Kabupaten berupa fungsi dan daya dukung lingkungan hidup kawasan resapan air
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan hasil identifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan berbagai kriteria di atas dapat dirumuskan beberapa isu strategis yang dianggap penting dan berpengaruh serta terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab SKPD-Kecamatan Turi, sebagai berikut:
1. Keterbatasan jumlah sumber daya aparatur pemerintah dengan kompetensinya yang tidak merata, serta kondisi prasarana dan prasarana kantor yang kurang memadai.
2. Belum optimalnya pelaksanaan SOP yang telah disusun oleh SKPD. 3. Belum optimalnya pengendalian terhadap pemanfaatan tata ruang (alih
fungsi lahan), serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi pertanahan, administrasi kependudukan, serta berbagai perizinan yang terkait.
4. Penyelenggaraan dan pengelolaan pemerintah desa yang belum optimal serta peran lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang perlu ditingkatkan dan diberdayakan.
(6)
5. Belum optimalnya kondisi prasarana dan sarana infrastruktur (jalan, jembatan, jaringan irigasi, sarana prasarana perekonomian), serta pengelolaan koperasi dan UKM.
6. Belum optimalnya sinergitas dan koordinasi dalam upaya penanggulangan kemiskinan, pembinaan dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan seni, budaya dan pelestarian tradisi, serta pembinaan pemuda dan olah raga.
7. Belum optimalnya penegakan perda, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan perundang-undangan, dan belum semua masyarakat terlatih dalam penanggulangan bencana.