Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Dan Kekuasaan (Studi Analisis Wacana Kritis Metro Xin Wen terhadap Etnis Tionghoa)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Taufik dkk.”SEJARAH: Memahami Kontroversi Sejarah Orde Baru.”
Jakarta: Masyarakat Sejarawan Indonesia.
Coppel, Charles A,1994. “Tionghoa Indonesia dalam Krisis.” Jakarta : Pustaka
Sinar harapan.
Eriyanto,2001.”Analisis Wacana Pengantar Teks Media.” Jogjakarta: Lkis.
Greif,Stuart W,1991. WNI Problematik Orang Indonesia asal Cina. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Hamad, Ibnu,2004.”Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa; sebuah Studi
critical Discourse Analysis terhadap Berita Politik.” Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Kartono, Kartini. 1990. Pengatur Metodologi Riset Sosial. CV. Mondar Maju :
Bandung
Kite, Erin, 2004. Identitas Kebidayaan Tionghoa; Kebijakan Soeharto dan
Keberhasilannya Mecapai Pembauran Lengkap. Malang : ACICIS, Studi
Lapangan Malang, Universitas Muhamadiyah Malang.
Kwik Kian Gie dan nurcholis Madjid, 1998. Masalah Pri dan Nonpri Dewasa ini.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mellaz, August, 2002. "Antara Prasangka dan Realita; Wacana Anti Cina di
Indonesia". Jakarta: Pustaka Inspirasi.
Mulyana, Deddy,2008. “Komunikasi Massa,
aplikasi”.Bandung :Widya Padjajaran.
kontroversi,
teori
dan
Narwaya, Tri Guntur,2006. “Matinya Ilmu komunikasi.” Jogjakarta: RESIST
Book.
Rusdiarti, Suma Riella.”Bahasa, Pertarungan Simbolik dan Kekuasaan.” Edisi
khusus Pierre Bourdieu, BASIS November-Desember 2003; Hal.31-39.
Rustopo,2007. “Cina dan Kebudayaan Jawa.” Jogjakarta : ombak.
Sobur,
Alex,2006. “Analisis
ROSDAKARYA.
Teks
Media.”
Bandung;
PT.
REMAJA
Sunartio, Anindhita N. (2001), “Perancangan Kawasan Pusat Kota Lama Lasem”,
Studi Kasus: Lingkungan Sekitar Alun-Alun Lasem, Program Magister
Arsitektur, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
1
Saparaus, Kasmun,2003. “Kapilarisasi Sosial Masayarakat Tionghoa”. Salatiga:
Widya Sari.
Setiawan,Yohanes,2011.”Agamaning Wong Balong.” Salatiga: UKSW.
Setiono,Benny G,2002.” Tionghoa dalam Pusaran Politik”. Jakarta: Elkasa.
Suryadinata,Leo.”Etnis Tionhoa sejak reformasi.” Edisi hari kemerdekaan, Tempo
17 Agustus 2004; hal. 38-39. Indonesia
Suryadinata,L, 1984. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Pers.
Suryadinata,L, 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan. Jakarta: LP3S.
Taher, Tarmizi, 1997. Masyarakat Cina Ketahanan Nasional dan Intergrasi
Bangsa di Indonesia. Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat
(PPIM).
Toer, Pramoedya Ananta ,1996. “Arus Balik”. Jakarta: Hasta Mitra.
Wibisono, Christianto, 2004. Tionghoa dan Diaspora Politik RI. Jakarta: Majalah
Tempo 17th Aug, Edisi Hari Kemerdekaan; Hal 42-43.
2
“KIBAR AKBAR TERBESAR DI LASEM DAN TIONGKOK KECIL DI
PULAU JAWA”
Presenter : Pemirsa, apa kabar? Selamat datang di kota batik, Lasem. Disini
adalah kecamatan Lasem di Jawa Tengah. Sekalipun Lasem hanyalah kota kecil,
namun ia memiliki warisan sejarah yang teramat kaya, khususnya warisan budaya
Tionghoa, karena pada abad 14, saat orang China pertama kali mendarat di Pulau
Jawa, daerah pertama yang ditapaki adalah Lasem, jika ingin tahu lebih banyak
tentang Lasem, maka mari ikuti saya.
Presenter: Lasem baru saja mengadakan kibar akbar pertama yang menarik
peserta dari sekitar 50 kelenteng dari seluruh negri. Suksesnya acara kali ini tak
lepas dari dukungan dan bantuan dari segenap warga Lasem, jelas menunjukkan
solidaritas masyarakat lasem yang tinggi.
VO: Ulang Tahun Dewi Mak Co jatuh pada tanggal 23 bulan 3 penanggalan
China. Tahun ini, Kelenteng Tjoe An Kiong Lasem merayakan kibar akbar untuk
merayakannya. Ada sekitar 50 kelenteng di seluruh negri turut serta dalam kibar
ini, setiap kelenteng membawa sekitar 100 orang. Setiap rombongan membawa
serta patung Dewa Tuan Rumah mereka, jumlah seluruhnya sekitar 80 patung
Dewa Tuan Rumah dalam kibar ini. Kibar dibuka oleh Wakil Bupati Rembang, H.
Abdul Hafidz. Beliau mengatakan, merupakan suatu kebanggaan bagi warga
Lasem untuk dapat mengadakan acara ini, karena itu budaya ini harus terus
dipertahankan.
H. Abdul hafidz (Bupati Rembang) : “Untuk masyarakat Lasem ini merupakan
kebanggaan karena ini salah satu budaya yang bisa kita angkat pada level nasional
bahkan internasional”
VO: Kibar mengelilingi Kecamatan Lasem sejauh 7 km. Meski cuaca sangat
panas, namun sama sekali tidak mengurangi antusiasme penonton untuk
menonton, peserta kibar pun penuh semangat mengikuti acara ini, lautan manusia
memenuhi sepanjang jalan. Demi menjaga ketertiban selama acara, beberapa jalan
utama di Lasem ditutup. Ketua panitia, Rudy Hartono mengatakan tujuan kibar ini
adalah untuk mengucap syukur atas segala berkat Tuhan, menolak bala dan
mempererat hubungan antar sesama.
Rudy Hartono (Ketua Panitia) : “Kita mengucapkan banyak terimakasih atas
berkat dari Dewi Mak Co dan Tuhan, sehingga perekonomian-perekonomian
khususnya di Kota Lasem bisa bagus dan untuk sekop nasional supaya negara kita
bisa menjadi lebih baik.”
VO: Kibar ini tidak hanya diikuti oleh anggota kelenteng di seluruh negri. Namun
juga mendapat dukungan dan bantuan dari seluruh warga Lasem, termasuk juga
Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah dan Forum Silaturahmi Santri lasem
Sekar Jagad. Forum Santri bahkan bertugas menjaga keamanan di area kelenteng
selama kibar berlangsung, benar-benar menunjukkan semangat kekeluargaan dan
toleransi antar umat beragama dan suku yang berbeda di Lasem.
Abdul Rochmin (Ketua Santri Sekar jagad) : “Sebetulnya itu sudah menjadi
kebiasaan dari orang-orang Lasem untuk saling menghormati diantara sesama,
diantara komponen masyarakat di Lasem ini.”
VO: Selama ini warga Tionghoa Lasem hanya mengadakan kibar kecil-kecilan
pada perayaan Cap Go Meh setiap tahun. Kini, dalam rangka memperkenalkan
Lasem kepada khalayak luas, kibar diadakan skala nasional.
Presenter : Batik merupakan industri penting di Lasem. Setiap orang yang datang
ke Lasem, tidak akan lupa membeli batik. Orang Tionghoa telah tiba di Pulau
Jawa pada abad 14, mereka tiba pertama kali di Lasem, serta hasil asimilasi 2
budaya Jawa-Tionghoa juga sangat terlihat. Mari kita lihat bersama profil Kota
Lasem.
VO: Lasem merupakan sebuah kecamatan kecil di pesisir pantai Laut Jawa Utara.
Memiliki sejarah yang panjang dan nuansa oriental yang sangat kental, karena
itulah ia dikenal sebagai “Tiongkok kecil”. Perjalanan dengan mobil dari
Semarang menuju Lasem sekitar 2-3 jam. Menurut catatan yang ada Lasem
merupakan wilayah pertama di Pulau Jawa yang ditapaki oleh Laksamana Cheng
Ho pada abad 14, mengawali masuknya budaya Tionghoa ke tanah air kemudian
banyak mempengaruhi budaya lokal.
Sigit Witjaksono (Tokoh Tionghoa) : “Orang Tionghoa sudah berbaur dengan
orang Indonesia sejak Cheng Ho datang, mereka datang dari Tiongkok kesini
hanya orang laki-laki saja, disini kawin dengan wanita-wanita dari Jepara, wanita
dari Lasem sehingga melahirkan keturunan orang seperti saya ini yang dikatakan
Hua Kiao yaitu orang Tionghoa peranturan.”
VO: Asimilasi 2 budaya ini pun melahirkan budaya baru, budaya peranakan.
Batik Lasem yang termashyur memancarkan keindahan budaya peranakan. Motif
burung Hong yang elegan diselingi motif tradisional Jawa diatas kain batik merah.
Menceritakan pertautan 2 budaya, layaknya interaksi harmonis diantara suku
Tionghoa dan Jawa selama ini yang rukun dan bersatu. Menurut sejarah, suku
Tionghoa Lasem dahulu berperang bersama dengan suku Jawa melawan penjajah
Belanda. Industri yang berkembang di Lasem antara lain industri batik,
pembuatan terasi, dan perikanan. Pemerintah daerah setempat sedang berusaha
mengembangkan ekonomi kreatif dan pariwisata Lasem. Karena itu, kini banyak
bank yang mulai membuka cabang di Lasem untuk membantu perkembangan
ekonomi masyarakat setempat.
Ismanto (Camat Lasem) : “masyarakat Lasem terkenal dengan massyarakat yang
kreatif. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi, kami
mengaplikasikannya pada kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh Kabupaten
yang dinamakan Program Gerbang Elok (Gerakan Pembangunan
Ekonomi
Lokal). Kami meningkatkan, kami aplikasikan di tengah-tengah masyarakat.”
VO:Terdapat banyak bangunan tua Tionghoa di Lasem, termasuk diantaranya
bangunan kelenteng dan perumahan. Bangunan-bangunan ini pun telah
dimasukkan menjadi calon bangunan Cagar Budaya sejak tahun lalu.
“BUKU TENTANG WANITA TIONGHOA YANG INSPIRATIF”
Presenter : Selamat pagi pemirsa, selamat menonton acara Xin Wen Lifestyle.
Senang sekali saya Christine Ng dapat kembali bertemu dengan anda. Hari ini
merupakan hari yang penting bagi para wanita Indonesia, sebab hari ini kita
memperingati hari kelahiran R.A. Kartini, seorang pahlawan wanita Indonesia.
Tanpa Kartini tentunya tidak akan ada wanita Indonesia yang hebat seperti anda
dan saya. Pada zaman Kartini, keluar dari rumah pun kaum wanita tidak diijinkan,
apalagi muncul di depan layar seperti ini, tentu lebih tidak mungkin lagi. Untuk
itu kita perlu berterimakasih pada ibu Kartini untuk kebebasan dan kecerdasan
yang kini kita miliki.
Presenter : Setiap orang memiliki cara berbeda dalam memperingati hari Kartini.
Aimee Dawis meluncurkan buku keduanya mengenai keturunan Tionghoa pada
bulan April tahun ini. Bukunya berjudul “Potret Inspirasi Tokoh Perempuan
Tionghoa Indonesia”. Yang bercerita tentang kisah sukses 9 tokoh wanita
Indonesia keturunan Tionghoa.
VO: Orang Tionghoa Indonesia telah merajut banyak kisah hidup menarik di
negeri ini. Aimee Dawis meluncurkan buku “Indonesia Tionghoa Mencari
Identitas” pada tahun 2010. Dua tahun kemudian, ia meluncurkan buku “Potret
Inspirasi Tokoh Perenmpuan Tionghoa Indonesia”, pada bulan April 2012. Buku
ini merangkum kisah sukses 9 wanita Tionghoa Indonesia, yang lewat kerja keras,
keberanian mereka menebas stereotype serta kebanggaan mereka akan
keindonesiaannya, sehingga mengantar mereka mencapai prestasi gemilang.
Kesembilan tokoh ini antara lain: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari
Elka pangestu; Pengusaha sukses, Siti Hartati Murdaya; Atlet bulutangkis
legendaris internasional, Susi Susanty; Pelestari busana tradisional, Josephine
Kowara; Pemilik media fashion ternama, Dian Muljadi; Sastrawan peneliti dan
psikolog, Myra Sidharta; Perintis pendidikan musik tanah air, Kuei Pin Yeo;
Perempuan pertama keturunan Tionghoa yang menjadi profesor di Fakultas Ilmu
Budaya UI, Melani Budianta; Sosiolog dan pejuang hak-hak perempuan, DR.
Mely G. Tan.
Aimee Dawis (penulis buku): “Semuanya menganggap bahwa mereka itu orang
Indonesia first and famous, tapi terutama orang Indonesia dan they just happen to
be chinese, jadi etnis mereka itu etnis Tionghoa tapi mereka merasa bahwa
Indonesia is aplace we can contribute the most”
Mari Elka Pangestu (salah satu tokoh buku) : “Saya bangga menjadi orang
Indonesia karena kita kuat di dalam hal-hal seperti pluralisme, keagamaan dan
kesetaraan, walaupun belum sempurna, tetapi kita lebih baik dari banyak negara
lain.”
Mely G.Tan (salah satu tokoh) : “Dimasukkan dalam bukunya Aimee, saya kira
ini merupakan sesuatu yang juga untuk memperlihatkan bahwa sebenarnya
perempuan Tionghoa itu cukup banyak yang berperan dalam berbagai bidang.”
VO: Buku ini ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Buku ini menekankan
pentingnya persamaan gender dan kesetaraan dalam masyarakat. Penulis berharap
buku ini dapat memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia untuk lebih giat demi
mencapai impian mereka.
HASIL WAWANCARA dengan Candy Natazia Jorian (Produser, presenter, dan reporter
Metro xin wen)
Tanggal 24 Mei 2012, berlokasi di redaksi Metro Xin Wen.
P : Metro Xin Wen sudah berdiri dari Tahun 2000 sampai sekarang, apa yang
membedakan tayangan berita metro xin wen yang dulu dengan sekarang?
J: Metro xin wen pada awalnya menampilkan program berita jenis hard news, jadi sama
seperti program berita yang lain, menampilakan berita seputar isu politik, ekonomi,
sosial hanya saja dikemas dalam bahasa mandarin, tapi xin wen yang sekarang terutama
setelah xin wen masuk kedalam wideshot pada 25 November 2011 ,fokus xin wen
berubah menjadi berita- berita features yang ringan dan menarik.
P: mengapa xin wen bisa masuk ke program wideshot yang didalamnya terdapat
gabungan dan rangkaian dari program-program berita yang lain, sedangkan dulunya xin
wen merupakan program berita yang berdiri sendiri, terutama xin wen merupakan
program berita eksklusif?
J: sebenarnya xin wen masuk kedalam rangkaian wideshot yang tergabung dalam
berbagai segmen program berita setiap hari senin- jumat pukul 1.00 WIB - 5.00 WIB, dan
xin wen hadir di wide shot sekitar pukul jam 3.00 WIB- 4.00 WIB, tidak patokan pasti
jamnya, yang jelas sekitar jam segitu, dan xin wen masih berdiri sendiri pada hari sabtu
dan minggu pukul 10.30 WIB, walaupun cukup banyak juga yang mengeluhkan jadwal
xin wen yang tidak pasti dan sepertinya menjadi tidak eksklusif lagi, tapi ini merupakan
kebijakan dari manajemen atas dan banyak hal yang lebih baik dengan kebijakan ini.
program wideshot sendiri merupakan program yang segmentasinya lebih ke anak muda,
jika dipikir pada kisaran jam segitu siapa yang menonton televisi jika bukan anak muda?
nah oleh karena itu konten berita kita pun berubah dari hardnews menjadi features seputar
budaya, kuliner , human interest. Kita juga fokus pada berita-berita yang mengangkat
mengenai budaya tionghoa karena sudah hampir 32 tahun lebih budaya ini hilang bahkan
untuk generasi dari tionghoa sendiripun tidak banyak yang tahu kebudayaan etnis mereka,
nah jadi dengan konten yg seperti itu sesuai juga dengan segmentasi wideshot yang
notabene kawula muda, jadi generasi muda khususnya dari etnis tionghoa bisa mengenal
budaya etnisnya dan tidak menutup juga untuk generasi muda yang lainnya untuk bisa
mengenal, maka dari itu konten berita kita juga banyak mengulas mengenai budaya
campuran tionghoa dengan lokal dan solidaritas, jika kita mengingat waktu kerusahan
mei '98, kenapa etnis Tionghoa yang menjadi sasaran? itu karena dari masyarakat ada
stereotip bahwa orang cina pasti kaya semua, padahal kan belum tentu, selain itu juga
karena sudah ada rasa curiga yang tertanam. jadi itulah yang saya bilang banyak hal baik
dengan xinwen yang masuk kedalam rangkaian wideshot supaya masyarakat luas lebih
bisa menerima dan punya sikap solidaritas terutama generasi muda.
P: saya tertarik dengan segmen belajar bahasa mandarin pada penghujung program xin
wen di rangkaian wideshot, mengapa bisa tercetus ide seperti itu?
J: tidak ada alasan khusus yahh... ide itu tercetus begitu aja, mungkin karena wideshot
merupakan program yang segmennya anak muda sehingga kita mencoba untuk
mengemasnya menjadi lebih menarik, bahasa mandarin yang di berikan juga ringan dan
dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga cocok untuk anak muda yang punya
ketertarikan dan rasa ingin tahu yang kuat. kami juga berusaha untuk menghilangkan
nilai ekskusif dari xin wen, kami tidak hanya menyorot pada budaya dan pengetahuan
mengenai etnis tionghoa tapi kami mengimbangi dengan menampilkan berita features
yang menarik dengan adanya perpaduan , dan solidaritas kehidupan antar etnis dan
agama, maka dari segi kemasan kami pun juga berusaha untuk adanya ketertarikan pada
budaya tionghoa terutama bahasa madarin dengan interaksi para presenter pada segmen
belajar bahasa mandarin, pada berita pun kami sudah memberikan teks bahasa Indonesia
agar semuanya dapat menyimak berita xin wen.
P: apakah ada perubahan visi dan misi pada metro xin wen?
J: ya boleh dibilang cukup banyak pergeserannya klo dlu fokus kita ada memberikan
berita yang aktual dan berimbang dengan kemasan bahasa mandarin untuk memenuhi
rasa kecintaan dan ketertarikan masyarakat pada bahasa mandarin, sekarang kita lebih
menekankan pada solidaritas dan wawasan pada generasi muda kecuali untuk xin wen
minggu karena xin wen hari minggu lebih mengupas berita seputar kesehatan yang
segmennya ke orangtua.
P: bagaimana mekanisme dalam menaikkan suatu berita?
J: kami selalu ada rapat redaksi untuk pencetusan topik berita, namun topik yang
dicetuskan juga selalu dalam koridor visi kita, dan saya yang bertanggung jawab atas
keseluruhan produksi berita.
P: apakah redaksi metro xin wen harus orang dari etnis tionghoa?
J: kami hanya menekakan untuk reporter, presenter harus yang bisa berbahasa mandarin,
itu sudah pasti, namun memang kebanyakan yang menjadi presenter dan reporter adalah
etnis tionghoa, tapi tidak menutup kemungkinan untuk siapa saja yang bisa berbahasa
mandarin bisa menjadi reporter dan presenter xin wen, justru itu akan lebih menarik.
P: apa yang menjadi pandangan cici sebagai produser dalam menyangkan berita
mengenai peluncuran “Buku Wanita Tionghoa yang menginspirasi” karangan Aimee
Dawis?
J: pemberitaan mengenai peluncuran buku Aimee bertepatan dengan hari Kartini yang
merupakan pejuang kesetaraan perempuan Indonesia , banyak perempuan-perempuan
Tionghoa yang punya semangat juang seperti Kartini untuk Indonesia dalam berbagai
bidang seperti olahraga, pendidikan musik,keilmuwan, bisnis, kementrian dan sebagainya
yang diangkat melalui buku ciptaan Aimee Dawis, ini menjadi penting bagi masyarakat
Indonesia mengetahui dan merubah stigma negatif mereka selama ini, etnis Tionghoa
merasa berbangsa Indonesia dan bangga menjadi Indonesia dan memberikan sumbangsih
bagi negara ini, tidak hanya dari segi perekonomian saja tapi dalam segala bidang yang
mereka capai dengan usaha keras dan ketekunan.
P: Ketika mengangkat berita mengenai Kota Lasem, hal apa yang ada di benak cici
sebagai produser yang bertanggung jawab dalam penayangan berita?
“Kota Lasem merupakan fenomena yang menarik yang meyakinkan kita semua bahwa
perdamaian dan hubungan yang baik antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Indonesia
bukan suatu hal yang mustahil, ini merupakan pengetahuan yang harus dimengerti dan
ditanamkan oleh seluruh masyarakat luas bahwa semuanya dapat diperbaiki dan kita bisa
hidup berdampingan seperti masyarakat di Lasem.
P: apa pendapat cici menyikapi permasalahan mengenai etnis Tionghoa dengan
masyarakat Indonesia, jika dilihat pada pemberitaan metro Xin Wen banyak
menyingggung mengenai hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat, sebenarnya apa
yang menjadi pemikiran cici menyikapi permasalahan ini?
J: yang menjadi kunci dari semua permasalahan ini adalah sikap eksklusif dan
diskriminasi tidak akan pernah terwujud ketika ada rasa berbagi dan rasa
menolong antara sesama etnis dan agama, dikarenakan setiap rangkaian tradisi
dan ibadah sama-sama dimaknai bahwa itu merupakan kekayaan Bangsa
Indonesia dan kekayaan itu milik bersama,sekalipun itu bukan budaya dan tradisi
mereka.
26-01-2012, 09:34 AM
Mr.Mesum
kaskuser
#1
Hari raya dan budaya etnis tionghoa di
Indonesia sebaiknya di tiadakan
Dikarenakan orang cina tak ada andil buat perjuangan
kemerdekaan RI
maka segala bentuk perayaan imlek, barongsay, cap go
meh tak pantas dan tak perlu di lestarikan di Indonesia.
Mereka cuma numpang dagang di Indonesia
UserID: 3830876
Join Date: Dec 2011
Location: penganut tongol
3rd
Posts: 298
Gw milih di hapusin aja tanggal merah buat tahun baru
cina menjadi hitam kembali seperti era soeharto.
Ga apa2 jatah libur gw hilang 1 hari ketimbang ada
perayaan yg ga ada sumbangsih nya buat kemerdekaan
RI
Quote:
Originally Posted by Kemenyan
Another stupid get punished here and please...
Jangan paksa gw mengunakan banned.
Terima kasih atas kerjasamanya
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
31-01-2012, 11:18 AM
drtommy94
Moderator Kaskus
#2
Tak ada andil buat perjuangan kemerdekaan RI ?????????
Apakah TS tidak pernah mendengar nama2 seperti Pong
Tiku pahlawan ber ras cokin dari tanah toraja, Major John
Lie sang mualim kapal Black Pearl!!!...eh maxut gw kapal
the Outlaw, sersan tan che bok anak buah Soeharto dalam
serangan umum di jogja, kopral beng cut yang pernah ikut
ngangkat tandu Jendral Soedirman, Praka tong sam
UserID: 603648
Join Date: Nov 2008
Location:
_iLLusTre'_s⏝Heart
Posts: 7,609
Blog Entries: 3
chong.....kalo ini ada gak sih ???????
QUOTE
31-01-2012, 11:20 AM
Lights.
kaskus addict
#3
keduax, ijin pejwan dulu dok ntar diedit komennya
OS nya gak sepanjang yang sebelah tapi maknanya dalem
banget nih.
Gw kurang setuju, meski cokin gak ada sumbangsihnya
bagi kemerdekaan, tapi cokin punya sumbangsih dalam
mengembangkan perekonomian dan membuka selebarlebarnya lapangan kerja untuk tiko-tiko.
UserID: 3601907
Join Date: Nov 2011
Location: Pengikut Tongol
No. 2
Posts: 3,466
bagaimanapun cokin ama tiko punya hak yang sama
sebagai WNI.
QUOTE
31-01-2012, 11:20 AM
nidhi [$]
Kaskus Donator
#4
cina juga punya sumbangsih kok buat negara
entar gua list kalo inget yah
UserID: 569484
Join Date: Oct 2008
Location: I love u too
Posts: 11,301
QUOTE
31-01-2012, 11:22 AM
pacikun [$]
Kaskus Donator
#5
Terpaku sama bambu luncing Lu olang
Ntar kalo diilangin Lu olang kaga kebagean angpao a
UserID: 2141737
Join Date: Oct 2010
Location: 6°54′53.08″S
Posts: 5,183
QUOTE
31-01-2012, 11:22 AM
semiconcerto
kaskus maniac
#6
hush...!!! ga dpt ang pao donk klo diapusin...
UserID: 671715
Join Date: Jan 2009
Location: Under your
Bed
Posts: 5,044
QUOTE
31-01-2012, 11:29 AM
shafira.rizkyna
newbie
#7
Laksamana ceng ho berperan lho
gua kagum dgn nasionalismenya
Last edited by shafira.rizkyna; 31-01-2012 at 11:39
AM..
UserID: 3724553
Join Date: Dec 2011
Location: di hati ayang
qu
Posts: 22
QUOTE
31-01-2012, 11:33 AM
Mr.Mesum
kaskuser
#8
reserpret buat apdetan gweh
UserID: 3830876
Join Date: Dec 2011
Location: penganut
tongol 3rd
Posts: 298
QUOTE
31-01-2012, 11:35 AM
Shoten Zenjin
kaskus addict
#9
ga ngaruh.... mo ga libur sekalipun ga ngaruh banyak
bagi saya dan keluarga saya...
UserID: 207063
Join Date: Sep 2006
Location: ga jelas kaya
tuhan
Posts: 3,396
QUOTE
31-01-2012, 11:36 AM
Quncoenks
kaskus maniac
#10
baca sejarah dulu, jangan asal bacot
dan baca UU No. 12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan
UserID: 996080
Join Date: Jul 2009
Location: Timur
Jakarta& Timur Solo
Posts: 6,888
QUOTE
31-01-2012, 11:42 AM
shafira.rizkyna
newbie
#11
Quote:
Originally Posted by tongol
laksana???
laksana raja di laot??
laksana apa laksamana sih??
UserID: 3724553
Join Date: Dec 2011
Location: di hati ayang
qu
Posts: 22
kurang kata ma sahaja tega elu ngol protes sama gua
gua tampol elu sampai nekuk
QUOTE
31-01-2012, 11:45 AM
pilemon189
kaskus addict
#12
gejala tret sara neh
si ts mo ngajak perang sara dimari, nyadar ga yg dagang
di indo bkn cinak doang, napa ga ente usir smua skalian?
judul trit ente bener2 cerdas bin pintar
btw skalian natal ama idul fitri ditiadakan, itu agama
asalnya bkn dr indonesia
UserID: 2466264
Join Date: Jan 2011
Location: somewhere in
town
Posts: 1,773
QUOTE
31-01-2012, 11:51 AM
Roudo
kaskus holic
#13
gua bingung ini thread koq di apruv ya ?
ts cacad anak
UserID: 1027994
Join Date: Aug 2009
Location: in my room
Posts: 848
QUOTE
#14
31-01-2012, 11:57 AM
shafira.rizkyna
newbie
Quote:
Originally Posted by pilemon189
gejala tret sara neh
si ts mo ngajak perang sara dimari, nyadar ga yg
dagang di indo bkn cinak doang, napa ga ente usir
smua skalian? judul trit ente bener2 cerdas bin pintar
UserID: 3724553
Join Date: Dec 2011
Location: di hati ayang
qu
Posts: 22
btw skalian natal ama idul fitri ditiadakan, itu agama
asalnya bkn dr indonesia
meluk agama kan bukan berdasar asal negara
memang konghucu ori made in cina ya mangkanya elu
meluk ? Kalau gua milih yg gua sreg ama hati bukan
made in mana
QUOTE
12-03-2012, 09:46 AM
papaniela
kaskuser
#1
Demi menjaga persatuan, Bagaimana bila Nomore Etnis Cina tapi Suku Tionghoa
Seperti Suku Jawa, Suku Sumatera, dsb
Ngeri tau, kalo pecah Mei 1998 lagi.Sekarang aja BBM
mo naik mulai gerah suasana
UserID: 2139348
Join Date: Oct 2010
Posts: 283
Banyak bukti jasa Suku Tionghoa bagi Bangsa dan
Negara Indonesia
contoh;Tjong Api di Medan, Kwik kian gie. Lim see king,
Dokter Oen(surakarta), saya nggak tahu ada nggak
konglemerat suku Tionghoa yang berjasa sekarang?
Oya , kenapa Suku Tionghoa di Medan tidak seperti di
Jawa, yang bangga berbahasa dan berdialek Jawa, bahkan
gw kagum mereka bertutur bisa lebih halus dari Orang
Jawa Aseli-nya sendiri?
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
12-03-2012, 09:51 AM
ivanurzu7
newbie
UserID: 2883602
Join Date: Apr 2011
Location: BSD City
#2
Setuju gan! Kita harus melaksanakan sila ketiga di
Pancasila
Posts: 67
QUOTE
12-03-2012, 09:56 AM
Cezze
kaskuser
#3
Numpang mejeng pejwan gan
UserID: 1143695
Join Date: Oct 2009
Posts: 143
QUOTE
12-03-2012, 10:09 AM
genjutsu_master
newbie
#4
piece mytpuluh
setuju gan!!
NO MORE SARA!!
kita semua uda pada bosen dg konflik, aplg
konflik yg sengaja di setir oleh oknum tertentu
UserID: 1004046
Join Date: Jul 2009
Location: jakarta
Posts: 86
QUOTE
12-03-2012, 10:23 AM
#5
Ken3748
kaskus addict
Setuju gan, ane ada darah suku Tionghua
UserID: 1307168
Join Date: Dec 2009
Location: In the dark
Posts: 2,019
QUOTE
12-03-2012, 10:32 AM
#6
Avinkhansamu
kaskus holic
setuju gan ,,,
,,, buat yang di Medan
mungkin sukunya beda ama yang di Pulau Jawa
UserID: 1316933
Join Date: Jan 2010
Posts: 777
QUOTE
12-03-2012, 10:33 AM
MGunawan
kaskuser
UserID: 216016
Join Date: Oct 2006
Posts: 190
#7
China Medan ...
Di jalan2 umum mereka seperti itu, gue juga heran.
Kalo di jakarta hanya di pecinan. Kalo di umum
mereka membaur.
QUOTE
12-03-2012, 10:40 AM
#8
eric49
kaskus addict
agan TS orang Medan juga nih?
ane setuju gan , say no to SARA!
UserID: 2897490
Join Date: Apr 2011
Location: Everywhere
Posts: 2,245
QUOTE
12-03-2012, 10:43 AM
Jong.Q
kaskus addict
#9
emang di medan gak di kasih pelajaran bahasa daerah
di sd
ane di bandung pnya temen tionghoa klo ketemu terus
ngobrol pake bahasa sunda jdinya tambah akrab
UserID: 3762086
Join Date: Dec 2011
Posts: 2,055
QUOTE
12-03-2012, 10:51 AM
kurniawan.mgl
aktivis kaskus
#10
tergantung juga daerah dan komunitasnya..
tp tidak bisa dipungkiri juga, kadang tionghoa akan
lebih "nyaman" jika berkelompok dengan suku mereka
sendiri.
jadi ya ane menghimbau juga, gak cuma di medan,
singkawang, bangka, ataupun daerah lain yg banyak
suku tionghoanya.. berbaurlah dengan suku lain.
UserID: 3594676
Join Date: Oct 2011
Location: yogyakarta
Posts: 506
btw.. bini ane juga keturunan tionghoa, sedang ane
jawa
QUOTE
12-03-2012, 10:53 AM
Vaiueo
kaskus addict
#11
ane setuju ma agan ini,kedamaian emang paling hal
yg pling indah
UserID: 1361194
Join Date: Jan 2010
Location: dimana-mana
Posts: 2,325
QUOTE
12-03-2012, 11:09 AM
#12
pt.usm
Auto Banned
UserID: 3430809
Join Date: Sep 2011
Location:
http://usm.co.id
Posts: 284
DAMAI ITU INDAH GAN
Quote:
Unit ed heat er indust r y
Heat er | Tubular | Ther mocouple| Oven| Fur na
ce| Heat ing| Nozzle| RTD
QUOTE
12-03-2012, 11:14 AM
cipek1984
kaskus addict
#13
setujuuuuuu
: nosara
UserID: 1969928
Join Date: Aug 2010
Posts: 2,134
QUOTE
12-03-2012, 11:19 AM
ocean23
kaskus addict
#14
gw suka tionghoa lahir d indonesia dan bangga
berbahasa indonesia... so piz2 aja dehhh.... mo ada
perang sama malay gw juga ikud deh gan bantai tu
orang melayu sok
UserID: 505421
Join Date: Jul 2008
Location: on earth~
Posts: 1,518
QUOTE
12-03-2012, 11:41 AM
BlythZ
aktivis kaskus
UserID: 1342877
Join Date: Jan 2010
Location: wherever i
want
#15
adem sejukkk bngt klo srng2 liat thread kyk gni, kyk
ga kliatan prbedaannya kita smua ..
Posts: 659
QUOTE
12-03-2012, 11:58 AM
bk1111er
kaskuser
UserID: 1108533
Join Date: Sep 2009
Posts: 271
#16
saya suku Tionghoa dari Medan, bagi agan sekalian
yang belum pernah tinggal di Medan pasti kurang
mengerti.
Simplenya begini, banyak (tidak semua) masyarakat
suku batak yg juga masih sangat anti dengan suku
Tionghoa, mereka bahkan membenci tanpa alasan,
menghina walaupun cuma sekedar "Cino doi (bahasa
batak)" bahkan yang ngomong anak sd dan smp yang
saya simpulkan mereka dapat dari lingkungan atau
keluarga.
Yaa karena demikian secara tidak langsung kalangan
suku Tionghoa hanya "dekat" dengan orang suku
Tionghoa saja. Saya bahkan salah satu yang sangat
bergaul dengan orang suku batak karena saya besar di
kampung Sumut, jd lebih faseh berbahasa batak
daripada temen saya yang orang batak.
Yaa demikian sedikit pengetahuan saya tentang
hubungan antara suku tionghoa dan suku batak.
CMIIW - no sara - saya mencintai Indonesia, bahkan
saya mengikuti salah satu organisasi semi militer
Indonesia..Terimakasih
QUOTE
12-03-2012, 11:58 AM
xsessionx
kaskuser
#17
ane si setuju2 aja gan.. tapi menurut
ane orang cina sendiri merasa mereka
lebih tinggi daripada pribumi kaya ane
gan, jadi sebelum menyuruh orang laen
menghormati diri sendiri tanya dulu
diri sendiri apakah sudah menghormati
orang lain?
UserID: 530163
Join Date: Aug 2008
Location: lagi ada di jakarta
Posts: 226
QUOTE
12-03-2012, 12:04 PM
Anitachrist1 [$]
Kaskus Donator
#19
Setuju sama pendapat TS
UserID: 3021780
Join Date: Jun 2011
Location: I ♥ Kaskus
Posts: 10,982
QUOTE
12-03-2012, 12:06 PM
luv_makerxxx
kaskus addict
#20
Quote:
Originally Posted by xsessionx
UserID: 791447
Join Date: Apr 2009
Posts: 2,168
ane si setuju2 aja gan.. tapi menurut
ane orang cina sendiri merasa
mereka lebih tinggi daripada
pribumi kaya ane gan, jadi sebelum
menyuruh orang laen menghormati
diri sendiri tanya dulu diri sendiri
apakah sudah menghormati orang
lain?
ane 183cm gan, ente berapa tingginya???
canda gan...
ane tionghoa gan, walaupun gk keliatan dr
fisiknya, sering dikirain orang jawa...
ane setuju beberapa tionghoa masih terlalu
menutup diri dengan pribumi, tapi itu tidak
mewakili anggapan bahwa tionghoa merasa
lbh tinggi...itu hanya sebagian saja kok...
QUOTE
Page
1 of 1 2 3 >
3
12-03-2012, 12:10 PM
arceolog
kaskuser
#21
ijin nyimak dl gan,,,
say no to
UserID: 2051653
Join Date: Sep 2010
Location: d'depan layar yang
bisu
Posts: 448
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
12-03-2012, 12:21 PM
miabisucu
newbie
UserID: 1252615
Join Date: Dec 2009
Posts: 74
#22
sertuji
QUOTE
12-03-2012, 12:23 PM
neo_reddragon
newbie
#23
Setuju gan ama TS
Saya juga tionghua tapi juga punya banyak teman
jawa.
Damai tuh indah gan
nb: menurut saya penggunaan kata "pribumi" juga
agak berkesan "membeda-bedakan"... menurut saya
lhooo..
UserID: 90399
Join Date: Jun 2005
Location: Surabaya
Posts: 39
QUOTE
12-03-2012, 12:24 PM
FaRawaYz
kaskus holic
#24
Quote:
Originally Posted by papaniela
Seperti Suku Jawa, Suku Sumatera, dsb
Ngeri tau, kalo pecah Mei 1998 lagi.Sekarang aja
BBM mo naik mulai gerah suasana
UserID: 1554718
Join Date: Apr 2010
Posts: 974
Banyak bukti jasa Suku Tionghoa bagi Bangsa dan
Negara Indonesia
contoh;Tjong Api di Medan, Kwik kian gie. Lim see
king, Dokter Oen(surakarta), saya nggak tahu ada
nggak konglemerat suku Tionghoa yang berjasa
sekarang?
Oya , kenapa Suku Tionghoa di Medan tidak seperti
di Jawa, yang bangga berbahasa dan berdialek
Jawa, bahkan gw kagum mereka bertutur bisa lebih
halus dari Orang Jawa Aseli-nya sendiri?
Krna suku di medan Yang non tionghua slalu mencari2
masalah dgn suku tionghua di medan , Jika tidak
mungkin suku tionghua dan non tionghua bs hdp
damai
Secara ane Juga suku tionghua Jdi ane tau
QUOTE
12-03-2012, 12:24 PM
#25
rasdeaff
kaskuser
Ane sangat setuju dengan cerita TS, indahnya
UserID: 4081859
Join Date: Feb 2012
Posts: 115
Prulalisme di Indonesia...
QUOTE
12-03-2012, 12:26 PM
#26
Kliber
newbie
Indonesia bangga dgn beragam suku
UserID: 4128324
Join Date: Mar 2012
Posts: 13
gan..
QUOTE
12-03-2012, 12:40 PM
Hendrick.young
kaskuser
UserID: 1318896
Join Date: Jan 2010
Location:
Bandung,Indonesia
Posts: 166
#27
Gan.. ane orang tionghoa dari Medan.. n speak Chinese
too..
Gan kadang miris ane naek angkot di Bandung.. masih
banyak masyarakat yang nyebut "Dasar "si Cina" "
wew.. rupanya masih ada yg "benci" ya..?
wkwk...
QUOTE
12-03-2012, 12:40 PM
reyvalentino19
newbie
#28
jawa dan china itu sehati.. liat aja di semarang,
pedagang cina maen catur bareng tukang becak jawa...
sejak nenek moyang, cina dan jawa juga kimpoi
UserID: 3646704
Join Date: Nov 2011
Posts: 55
silang...
QUOTE
12-03-2012, 12:55 PM
xline1st
kaskus addict
#29
ane juga maunya damai..
tapi kenapa para pr*bumi itu sering nyebut ane WOY
CINA
sapa tuh yang ngajak ribut dasar an**nk ane juga punya
nama..
UserID: 2091548
Join Date: Sep 2010
Location: di atas kepala
ente
Posts: 1,037
QUOTE
12-03-2012, 02:01 PM
mnur83ukt
newbie
#30
setuju ma TS, Suku Tionghoa lebih Indonesia.
secara ane waktu skul punya tmn tionghoa n asik2 aja tuh
bahkan dia n ortunya fasih bahasa lokal sini.
UserID: 2441058
Join Date: Jan 2011
Posts: 55
QUOTE
2-03-2012, 02:17 PM
manjeges
newbie
#31
Quote:
Originally Posted by bk1111er
saya suku Tionghoa dari Medan, bagi agan sekalian
yang belum pernah tinggal di Medan pasti kurang
mengerti.
UserID: 3688987
Join Date: Nov 2011
Location: bangku
sekolah
Posts: 10
Simplenya begini, banyak (tidak semua) masyarakat
suku batak yg juga masih sangat anti dengan suku
Tionghoa, mereka bahkan membenci tanpa alasan,
menghina walaupun cuma sekedar "Cino doi (bahasa
batak)" bahkan yang ngomong anak sd dan smp yang
saya simpulkan mereka dapat dari lingkungan atau
keluarga.
Yaa karena demikian secara tidak langsung kalangan
suku Tionghoa hanya "dekat" dengan orang suku
Tionghoa saja. Saya bahkan salah satu yang sangat
bergaul dengan orang suku batak karena saya besar di
kampung Sumut, jd lebih faseh berbahasa batak
daripada temen saya yang orang batak.
Yaa demikian sedikit pengetahuan saya tentang
hubungan antara suku tionghoa dan suku batak.
CMIIW - no sara - saya mencintai Indonesia, bahkan
saya mengikuti salah satu organisasi semi militer
Indonesia..Terimakasih
ane tinggal dimedan asli batak....kesimpulan agan salah,
gak pernah ada yg begitu dikeluarga atau lingkungan ane
QUOTE
12-03-2012, 02:33 PM
beirut
newbie
UserID: 1485885
Join Date: Mar 2010
Posts: 41
#32
ini jawabannya: cina medan tidak mau belajar
dari mei 98
mereka ga punya inisiatif buat melebur scr sosial,
malahan hidup eksklusif berkelompok.
rumah di-kerangkeng bagai miara singa. padahal
penduduk disini ga pernah ada mental nyolong.
simbol2 lampion norak rata2 ditaruh di depan rumah,
seolah2 ngasih pesan sama penduduk asli sekitar "kami
cina!".
kami adl penduduk asli disini. lalu org2 cina perahu ini
datang dan ngisi slot2 kampung kami yg masih kosong.
tapi setiap kami yg lalu lalang di depan rumah mereka,
pandangan mereka lsg curiga. apaan sih! ga penting bgt!
gw jadi inget peribahasa "dimana bumi dipijak disitu
langit dijunjung", ane tau kawan2 tionghoa di jawa udah
benar nerapinnya. hanya cina-cina hokkien medan tai yg
totok kolot ini yg keras kepala. jadinya ya ngerusak image
tionghoa bersahabat yg susah2 dibangun kawan2 tionghoa
di jawa+bangka+padang.
gw pernah baca bantahan kaskuser cina "golongan
pribumi yg anti kaum tionghoa umumnya berasal dr kelas
menengah ke bawah yg minim pendidikan. justru yg
toleran berasal dari kelas pendidikan tinggi". well, gw mo
bilang, pernyataan itu ga benar, krn gw sendiri
mengenyam pendidikan tinggi formal. meniupkan stigma
kadar toleransi yg didasarkan pd tingkat pendidikan adl
bodoh, gada hubungannya. karena cina-cina medan tai ini
udah keliru dr awal. inisiatif untuk membangun
kehidupan sosial berbangsa = nol besar, kamu2 semua
memang dari awal ga berniat jadi bagian anak negeri
NKRI.
inget, kamu2 itu pendatang dari timur jauh dgn perahu2
kayu semua, karna disana pun awalnya kamu miskin,
makan aja ga sanggup. jadi.. kamu2 itulah yg pertama
menumbuhkan prasangka dari kami kalo kamu tetap ga
mau bersosialisasi, jangan salahkan kami melabeli kamu
"cina! bukan chayna"..
Last edited by beirut; 12-03-2012 at 06:33 PM..
QUOTE
12-03-2012, 02:43 PM
#33
heavenorth
kaskuser
UserID: 1703475
Join Date: May 2010
Posts: 112
bila ada anggapan orang pribumi merasa orang tionghoa
manganggap diri mereka lebih tinggi itu cuma bekas bagian
kelam dari masa penjajahan belanda dimana orang belanda
dan eropa kelas 1,,, sedangkan orang cina ,arab ,timur asing
kelas 2, dan orang pribumi adalah kelas 3 pada masa itu dan
terbawa sampai kemerdekaan sampai sekarang masi ada.
masi banyak orang2 "pribumi" di daerah terbelakang yang masi
membedakan orang tionghoa dan menganggap (suku
jawa,sunda,batak,dll) itu orang indonesia..
contohnya :
pribumi: mas orang indonesia apa orang cina?
ane : ane orang INDONESIA....!
pribumi : kok mirip orang cina ?
ane : *&^%^%#$
bingung ane ama mereka, di sekolah di ajarin apa bisa ampe
mikir gitu.
sekarang udah ga ada kata PRIBUMI lagiii !!!! udah merdeka
woi, pancasila sila ketiga di ajarin kan??? T.T
kita orang indonesia, beragam suku, ada suku jawa,sunda,
tionghoa, batak, badui,madura,dll buanyakkkk...
QUOTE
12-03-2012, 03:26 PM
chikuwthakuw
newbie
UserID: 1156978
Join Date: Oct 2009
Posts: 98
#34
Wes ojo tukaran >>>
lapo to podo tukaran pokok dana mengucur lak beres a ...
ga usa ngurus suku2 an .. urusen iku duit gae urip mu
dewe2 ... lapo ngurus negoro lek isek ra godak ngurus
awak e dewe ... cok2 lek kon sugih wes g butuh duit baru
melu o demo2, tawuran antar suku dsb ... lek mangan ae
angel ojo kakean neko2 ... golek kerjo, golek duit urip
seng genah ... mati masyo g mlebu surgo seng penting pas
nang ndonya ora kakean gae duso ...
PESAN moral : kalo masi keberatan BBM naik jgn
perang suku woi ... PERANG SUKU butuh bbm buat
antar jemput pasukan ... yg untung sapa hayo kalo bbm
laris ?
GO GREEN NAEK SPEDA AMA BECAK AE LEK
AREP PERANG :P
QUOTE
12-03-2012, 03:59 PM
#35
kang_jati
newbie
UserID: 944136
Join Date: Jun 2009
Posts: 1
:iloveindonesias
ane skrng sekolah diluar, temen2 sekampus ada beberapa
g indonesia keturunan.
senang sekali ngobrol pake bahasa Indonesia bahkan
bercanda pake bahasa Jawa (ternyata mereka banyak yg
dari Jawa Tengah)
bener bener
meskipun jauh di negeri orang
QUOTE
12-03-2012, 03:59 PM
tetsugakutekina
kaskus addict
UserID: 351411
Join Date: Oct 2007
Posts: 1,821
#36
hubungan antar ras memang masih harus dipupuk di ina
jangan sama ina kayak malaysia yang hubungan antar ras
nya bagai bom waktu, keliatannya aja rukun2 tapi
sewaktu waktu bisa meledak
QUOTE
Abdullah,Taufik dkk.”SEJARAH: Memahami Kontroversi Sejarah Orde Baru.”
Jakarta: Masyarakat Sejarawan Indonesia.
Coppel, Charles A,1994. “Tionghoa Indonesia dalam Krisis.” Jakarta : Pustaka
Sinar harapan.
Eriyanto,2001.”Analisis Wacana Pengantar Teks Media.” Jogjakarta: Lkis.
Greif,Stuart W,1991. WNI Problematik Orang Indonesia asal Cina. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Hamad, Ibnu,2004.”Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa; sebuah Studi
critical Discourse Analysis terhadap Berita Politik.” Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Kartono, Kartini. 1990. Pengatur Metodologi Riset Sosial. CV. Mondar Maju :
Bandung
Kite, Erin, 2004. Identitas Kebidayaan Tionghoa; Kebijakan Soeharto dan
Keberhasilannya Mecapai Pembauran Lengkap. Malang : ACICIS, Studi
Lapangan Malang, Universitas Muhamadiyah Malang.
Kwik Kian Gie dan nurcholis Madjid, 1998. Masalah Pri dan Nonpri Dewasa ini.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mellaz, August, 2002. "Antara Prasangka dan Realita; Wacana Anti Cina di
Indonesia". Jakarta: Pustaka Inspirasi.
Mulyana, Deddy,2008. “Komunikasi Massa,
aplikasi”.Bandung :Widya Padjajaran.
kontroversi,
teori
dan
Narwaya, Tri Guntur,2006. “Matinya Ilmu komunikasi.” Jogjakarta: RESIST
Book.
Rusdiarti, Suma Riella.”Bahasa, Pertarungan Simbolik dan Kekuasaan.” Edisi
khusus Pierre Bourdieu, BASIS November-Desember 2003; Hal.31-39.
Rustopo,2007. “Cina dan Kebudayaan Jawa.” Jogjakarta : ombak.
Sobur,
Alex,2006. “Analisis
ROSDAKARYA.
Teks
Media.”
Bandung;
PT.
REMAJA
Sunartio, Anindhita N. (2001), “Perancangan Kawasan Pusat Kota Lama Lasem”,
Studi Kasus: Lingkungan Sekitar Alun-Alun Lasem, Program Magister
Arsitektur, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
1
Saparaus, Kasmun,2003. “Kapilarisasi Sosial Masayarakat Tionghoa”. Salatiga:
Widya Sari.
Setiawan,Yohanes,2011.”Agamaning Wong Balong.” Salatiga: UKSW.
Setiono,Benny G,2002.” Tionghoa dalam Pusaran Politik”. Jakarta: Elkasa.
Suryadinata,Leo.”Etnis Tionhoa sejak reformasi.” Edisi hari kemerdekaan, Tempo
17 Agustus 2004; hal. 38-39. Indonesia
Suryadinata,L, 1984. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Pers.
Suryadinata,L, 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan. Jakarta: LP3S.
Taher, Tarmizi, 1997. Masyarakat Cina Ketahanan Nasional dan Intergrasi
Bangsa di Indonesia. Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat
(PPIM).
Toer, Pramoedya Ananta ,1996. “Arus Balik”. Jakarta: Hasta Mitra.
Wibisono, Christianto, 2004. Tionghoa dan Diaspora Politik RI. Jakarta: Majalah
Tempo 17th Aug, Edisi Hari Kemerdekaan; Hal 42-43.
2
“KIBAR AKBAR TERBESAR DI LASEM DAN TIONGKOK KECIL DI
PULAU JAWA”
Presenter : Pemirsa, apa kabar? Selamat datang di kota batik, Lasem. Disini
adalah kecamatan Lasem di Jawa Tengah. Sekalipun Lasem hanyalah kota kecil,
namun ia memiliki warisan sejarah yang teramat kaya, khususnya warisan budaya
Tionghoa, karena pada abad 14, saat orang China pertama kali mendarat di Pulau
Jawa, daerah pertama yang ditapaki adalah Lasem, jika ingin tahu lebih banyak
tentang Lasem, maka mari ikuti saya.
Presenter: Lasem baru saja mengadakan kibar akbar pertama yang menarik
peserta dari sekitar 50 kelenteng dari seluruh negri. Suksesnya acara kali ini tak
lepas dari dukungan dan bantuan dari segenap warga Lasem, jelas menunjukkan
solidaritas masyarakat lasem yang tinggi.
VO: Ulang Tahun Dewi Mak Co jatuh pada tanggal 23 bulan 3 penanggalan
China. Tahun ini, Kelenteng Tjoe An Kiong Lasem merayakan kibar akbar untuk
merayakannya. Ada sekitar 50 kelenteng di seluruh negri turut serta dalam kibar
ini, setiap kelenteng membawa sekitar 100 orang. Setiap rombongan membawa
serta patung Dewa Tuan Rumah mereka, jumlah seluruhnya sekitar 80 patung
Dewa Tuan Rumah dalam kibar ini. Kibar dibuka oleh Wakil Bupati Rembang, H.
Abdul Hafidz. Beliau mengatakan, merupakan suatu kebanggaan bagi warga
Lasem untuk dapat mengadakan acara ini, karena itu budaya ini harus terus
dipertahankan.
H. Abdul hafidz (Bupati Rembang) : “Untuk masyarakat Lasem ini merupakan
kebanggaan karena ini salah satu budaya yang bisa kita angkat pada level nasional
bahkan internasional”
VO: Kibar mengelilingi Kecamatan Lasem sejauh 7 km. Meski cuaca sangat
panas, namun sama sekali tidak mengurangi antusiasme penonton untuk
menonton, peserta kibar pun penuh semangat mengikuti acara ini, lautan manusia
memenuhi sepanjang jalan. Demi menjaga ketertiban selama acara, beberapa jalan
utama di Lasem ditutup. Ketua panitia, Rudy Hartono mengatakan tujuan kibar ini
adalah untuk mengucap syukur atas segala berkat Tuhan, menolak bala dan
mempererat hubungan antar sesama.
Rudy Hartono (Ketua Panitia) : “Kita mengucapkan banyak terimakasih atas
berkat dari Dewi Mak Co dan Tuhan, sehingga perekonomian-perekonomian
khususnya di Kota Lasem bisa bagus dan untuk sekop nasional supaya negara kita
bisa menjadi lebih baik.”
VO: Kibar ini tidak hanya diikuti oleh anggota kelenteng di seluruh negri. Namun
juga mendapat dukungan dan bantuan dari seluruh warga Lasem, termasuk juga
Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah dan Forum Silaturahmi Santri lasem
Sekar Jagad. Forum Santri bahkan bertugas menjaga keamanan di area kelenteng
selama kibar berlangsung, benar-benar menunjukkan semangat kekeluargaan dan
toleransi antar umat beragama dan suku yang berbeda di Lasem.
Abdul Rochmin (Ketua Santri Sekar jagad) : “Sebetulnya itu sudah menjadi
kebiasaan dari orang-orang Lasem untuk saling menghormati diantara sesama,
diantara komponen masyarakat di Lasem ini.”
VO: Selama ini warga Tionghoa Lasem hanya mengadakan kibar kecil-kecilan
pada perayaan Cap Go Meh setiap tahun. Kini, dalam rangka memperkenalkan
Lasem kepada khalayak luas, kibar diadakan skala nasional.
Presenter : Batik merupakan industri penting di Lasem. Setiap orang yang datang
ke Lasem, tidak akan lupa membeli batik. Orang Tionghoa telah tiba di Pulau
Jawa pada abad 14, mereka tiba pertama kali di Lasem, serta hasil asimilasi 2
budaya Jawa-Tionghoa juga sangat terlihat. Mari kita lihat bersama profil Kota
Lasem.
VO: Lasem merupakan sebuah kecamatan kecil di pesisir pantai Laut Jawa Utara.
Memiliki sejarah yang panjang dan nuansa oriental yang sangat kental, karena
itulah ia dikenal sebagai “Tiongkok kecil”. Perjalanan dengan mobil dari
Semarang menuju Lasem sekitar 2-3 jam. Menurut catatan yang ada Lasem
merupakan wilayah pertama di Pulau Jawa yang ditapaki oleh Laksamana Cheng
Ho pada abad 14, mengawali masuknya budaya Tionghoa ke tanah air kemudian
banyak mempengaruhi budaya lokal.
Sigit Witjaksono (Tokoh Tionghoa) : “Orang Tionghoa sudah berbaur dengan
orang Indonesia sejak Cheng Ho datang, mereka datang dari Tiongkok kesini
hanya orang laki-laki saja, disini kawin dengan wanita-wanita dari Jepara, wanita
dari Lasem sehingga melahirkan keturunan orang seperti saya ini yang dikatakan
Hua Kiao yaitu orang Tionghoa peranturan.”
VO: Asimilasi 2 budaya ini pun melahirkan budaya baru, budaya peranakan.
Batik Lasem yang termashyur memancarkan keindahan budaya peranakan. Motif
burung Hong yang elegan diselingi motif tradisional Jawa diatas kain batik merah.
Menceritakan pertautan 2 budaya, layaknya interaksi harmonis diantara suku
Tionghoa dan Jawa selama ini yang rukun dan bersatu. Menurut sejarah, suku
Tionghoa Lasem dahulu berperang bersama dengan suku Jawa melawan penjajah
Belanda. Industri yang berkembang di Lasem antara lain industri batik,
pembuatan terasi, dan perikanan. Pemerintah daerah setempat sedang berusaha
mengembangkan ekonomi kreatif dan pariwisata Lasem. Karena itu, kini banyak
bank yang mulai membuka cabang di Lasem untuk membantu perkembangan
ekonomi masyarakat setempat.
Ismanto (Camat Lasem) : “masyarakat Lasem terkenal dengan massyarakat yang
kreatif. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi, kami
mengaplikasikannya pada kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh Kabupaten
yang dinamakan Program Gerbang Elok (Gerakan Pembangunan
Ekonomi
Lokal). Kami meningkatkan, kami aplikasikan di tengah-tengah masyarakat.”
VO:Terdapat banyak bangunan tua Tionghoa di Lasem, termasuk diantaranya
bangunan kelenteng dan perumahan. Bangunan-bangunan ini pun telah
dimasukkan menjadi calon bangunan Cagar Budaya sejak tahun lalu.
“BUKU TENTANG WANITA TIONGHOA YANG INSPIRATIF”
Presenter : Selamat pagi pemirsa, selamat menonton acara Xin Wen Lifestyle.
Senang sekali saya Christine Ng dapat kembali bertemu dengan anda. Hari ini
merupakan hari yang penting bagi para wanita Indonesia, sebab hari ini kita
memperingati hari kelahiran R.A. Kartini, seorang pahlawan wanita Indonesia.
Tanpa Kartini tentunya tidak akan ada wanita Indonesia yang hebat seperti anda
dan saya. Pada zaman Kartini, keluar dari rumah pun kaum wanita tidak diijinkan,
apalagi muncul di depan layar seperti ini, tentu lebih tidak mungkin lagi. Untuk
itu kita perlu berterimakasih pada ibu Kartini untuk kebebasan dan kecerdasan
yang kini kita miliki.
Presenter : Setiap orang memiliki cara berbeda dalam memperingati hari Kartini.
Aimee Dawis meluncurkan buku keduanya mengenai keturunan Tionghoa pada
bulan April tahun ini. Bukunya berjudul “Potret Inspirasi Tokoh Perempuan
Tionghoa Indonesia”. Yang bercerita tentang kisah sukses 9 tokoh wanita
Indonesia keturunan Tionghoa.
VO: Orang Tionghoa Indonesia telah merajut banyak kisah hidup menarik di
negeri ini. Aimee Dawis meluncurkan buku “Indonesia Tionghoa Mencari
Identitas” pada tahun 2010. Dua tahun kemudian, ia meluncurkan buku “Potret
Inspirasi Tokoh Perenmpuan Tionghoa Indonesia”, pada bulan April 2012. Buku
ini merangkum kisah sukses 9 wanita Tionghoa Indonesia, yang lewat kerja keras,
keberanian mereka menebas stereotype serta kebanggaan mereka akan
keindonesiaannya, sehingga mengantar mereka mencapai prestasi gemilang.
Kesembilan tokoh ini antara lain: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari
Elka pangestu; Pengusaha sukses, Siti Hartati Murdaya; Atlet bulutangkis
legendaris internasional, Susi Susanty; Pelestari busana tradisional, Josephine
Kowara; Pemilik media fashion ternama, Dian Muljadi; Sastrawan peneliti dan
psikolog, Myra Sidharta; Perintis pendidikan musik tanah air, Kuei Pin Yeo;
Perempuan pertama keturunan Tionghoa yang menjadi profesor di Fakultas Ilmu
Budaya UI, Melani Budianta; Sosiolog dan pejuang hak-hak perempuan, DR.
Mely G. Tan.
Aimee Dawis (penulis buku): “Semuanya menganggap bahwa mereka itu orang
Indonesia first and famous, tapi terutama orang Indonesia dan they just happen to
be chinese, jadi etnis mereka itu etnis Tionghoa tapi mereka merasa bahwa
Indonesia is aplace we can contribute the most”
Mari Elka Pangestu (salah satu tokoh buku) : “Saya bangga menjadi orang
Indonesia karena kita kuat di dalam hal-hal seperti pluralisme, keagamaan dan
kesetaraan, walaupun belum sempurna, tetapi kita lebih baik dari banyak negara
lain.”
Mely G.Tan (salah satu tokoh) : “Dimasukkan dalam bukunya Aimee, saya kira
ini merupakan sesuatu yang juga untuk memperlihatkan bahwa sebenarnya
perempuan Tionghoa itu cukup banyak yang berperan dalam berbagai bidang.”
VO: Buku ini ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Buku ini menekankan
pentingnya persamaan gender dan kesetaraan dalam masyarakat. Penulis berharap
buku ini dapat memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia untuk lebih giat demi
mencapai impian mereka.
HASIL WAWANCARA dengan Candy Natazia Jorian (Produser, presenter, dan reporter
Metro xin wen)
Tanggal 24 Mei 2012, berlokasi di redaksi Metro Xin Wen.
P : Metro Xin Wen sudah berdiri dari Tahun 2000 sampai sekarang, apa yang
membedakan tayangan berita metro xin wen yang dulu dengan sekarang?
J: Metro xin wen pada awalnya menampilkan program berita jenis hard news, jadi sama
seperti program berita yang lain, menampilakan berita seputar isu politik, ekonomi,
sosial hanya saja dikemas dalam bahasa mandarin, tapi xin wen yang sekarang terutama
setelah xin wen masuk kedalam wideshot pada 25 November 2011 ,fokus xin wen
berubah menjadi berita- berita features yang ringan dan menarik.
P: mengapa xin wen bisa masuk ke program wideshot yang didalamnya terdapat
gabungan dan rangkaian dari program-program berita yang lain, sedangkan dulunya xin
wen merupakan program berita yang berdiri sendiri, terutama xin wen merupakan
program berita eksklusif?
J: sebenarnya xin wen masuk kedalam rangkaian wideshot yang tergabung dalam
berbagai segmen program berita setiap hari senin- jumat pukul 1.00 WIB - 5.00 WIB, dan
xin wen hadir di wide shot sekitar pukul jam 3.00 WIB- 4.00 WIB, tidak patokan pasti
jamnya, yang jelas sekitar jam segitu, dan xin wen masih berdiri sendiri pada hari sabtu
dan minggu pukul 10.30 WIB, walaupun cukup banyak juga yang mengeluhkan jadwal
xin wen yang tidak pasti dan sepertinya menjadi tidak eksklusif lagi, tapi ini merupakan
kebijakan dari manajemen atas dan banyak hal yang lebih baik dengan kebijakan ini.
program wideshot sendiri merupakan program yang segmentasinya lebih ke anak muda,
jika dipikir pada kisaran jam segitu siapa yang menonton televisi jika bukan anak muda?
nah oleh karena itu konten berita kita pun berubah dari hardnews menjadi features seputar
budaya, kuliner , human interest. Kita juga fokus pada berita-berita yang mengangkat
mengenai budaya tionghoa karena sudah hampir 32 tahun lebih budaya ini hilang bahkan
untuk generasi dari tionghoa sendiripun tidak banyak yang tahu kebudayaan etnis mereka,
nah jadi dengan konten yg seperti itu sesuai juga dengan segmentasi wideshot yang
notabene kawula muda, jadi generasi muda khususnya dari etnis tionghoa bisa mengenal
budaya etnisnya dan tidak menutup juga untuk generasi muda yang lainnya untuk bisa
mengenal, maka dari itu konten berita kita juga banyak mengulas mengenai budaya
campuran tionghoa dengan lokal dan solidaritas, jika kita mengingat waktu kerusahan
mei '98, kenapa etnis Tionghoa yang menjadi sasaran? itu karena dari masyarakat ada
stereotip bahwa orang cina pasti kaya semua, padahal kan belum tentu, selain itu juga
karena sudah ada rasa curiga yang tertanam. jadi itulah yang saya bilang banyak hal baik
dengan xinwen yang masuk kedalam rangkaian wideshot supaya masyarakat luas lebih
bisa menerima dan punya sikap solidaritas terutama generasi muda.
P: saya tertarik dengan segmen belajar bahasa mandarin pada penghujung program xin
wen di rangkaian wideshot, mengapa bisa tercetus ide seperti itu?
J: tidak ada alasan khusus yahh... ide itu tercetus begitu aja, mungkin karena wideshot
merupakan program yang segmennya anak muda sehingga kita mencoba untuk
mengemasnya menjadi lebih menarik, bahasa mandarin yang di berikan juga ringan dan
dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga cocok untuk anak muda yang punya
ketertarikan dan rasa ingin tahu yang kuat. kami juga berusaha untuk menghilangkan
nilai ekskusif dari xin wen, kami tidak hanya menyorot pada budaya dan pengetahuan
mengenai etnis tionghoa tapi kami mengimbangi dengan menampilkan berita features
yang menarik dengan adanya perpaduan , dan solidaritas kehidupan antar etnis dan
agama, maka dari segi kemasan kami pun juga berusaha untuk adanya ketertarikan pada
budaya tionghoa terutama bahasa madarin dengan interaksi para presenter pada segmen
belajar bahasa mandarin, pada berita pun kami sudah memberikan teks bahasa Indonesia
agar semuanya dapat menyimak berita xin wen.
P: apakah ada perubahan visi dan misi pada metro xin wen?
J: ya boleh dibilang cukup banyak pergeserannya klo dlu fokus kita ada memberikan
berita yang aktual dan berimbang dengan kemasan bahasa mandarin untuk memenuhi
rasa kecintaan dan ketertarikan masyarakat pada bahasa mandarin, sekarang kita lebih
menekankan pada solidaritas dan wawasan pada generasi muda kecuali untuk xin wen
minggu karena xin wen hari minggu lebih mengupas berita seputar kesehatan yang
segmennya ke orangtua.
P: bagaimana mekanisme dalam menaikkan suatu berita?
J: kami selalu ada rapat redaksi untuk pencetusan topik berita, namun topik yang
dicetuskan juga selalu dalam koridor visi kita, dan saya yang bertanggung jawab atas
keseluruhan produksi berita.
P: apakah redaksi metro xin wen harus orang dari etnis tionghoa?
J: kami hanya menekakan untuk reporter, presenter harus yang bisa berbahasa mandarin,
itu sudah pasti, namun memang kebanyakan yang menjadi presenter dan reporter adalah
etnis tionghoa, tapi tidak menutup kemungkinan untuk siapa saja yang bisa berbahasa
mandarin bisa menjadi reporter dan presenter xin wen, justru itu akan lebih menarik.
P: apa yang menjadi pandangan cici sebagai produser dalam menyangkan berita
mengenai peluncuran “Buku Wanita Tionghoa yang menginspirasi” karangan Aimee
Dawis?
J: pemberitaan mengenai peluncuran buku Aimee bertepatan dengan hari Kartini yang
merupakan pejuang kesetaraan perempuan Indonesia , banyak perempuan-perempuan
Tionghoa yang punya semangat juang seperti Kartini untuk Indonesia dalam berbagai
bidang seperti olahraga, pendidikan musik,keilmuwan, bisnis, kementrian dan sebagainya
yang diangkat melalui buku ciptaan Aimee Dawis, ini menjadi penting bagi masyarakat
Indonesia mengetahui dan merubah stigma negatif mereka selama ini, etnis Tionghoa
merasa berbangsa Indonesia dan bangga menjadi Indonesia dan memberikan sumbangsih
bagi negara ini, tidak hanya dari segi perekonomian saja tapi dalam segala bidang yang
mereka capai dengan usaha keras dan ketekunan.
P: Ketika mengangkat berita mengenai Kota Lasem, hal apa yang ada di benak cici
sebagai produser yang bertanggung jawab dalam penayangan berita?
“Kota Lasem merupakan fenomena yang menarik yang meyakinkan kita semua bahwa
perdamaian dan hubungan yang baik antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Indonesia
bukan suatu hal yang mustahil, ini merupakan pengetahuan yang harus dimengerti dan
ditanamkan oleh seluruh masyarakat luas bahwa semuanya dapat diperbaiki dan kita bisa
hidup berdampingan seperti masyarakat di Lasem.
P: apa pendapat cici menyikapi permasalahan mengenai etnis Tionghoa dengan
masyarakat Indonesia, jika dilihat pada pemberitaan metro Xin Wen banyak
menyingggung mengenai hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat, sebenarnya apa
yang menjadi pemikiran cici menyikapi permasalahan ini?
J: yang menjadi kunci dari semua permasalahan ini adalah sikap eksklusif dan
diskriminasi tidak akan pernah terwujud ketika ada rasa berbagi dan rasa
menolong antara sesama etnis dan agama, dikarenakan setiap rangkaian tradisi
dan ibadah sama-sama dimaknai bahwa itu merupakan kekayaan Bangsa
Indonesia dan kekayaan itu milik bersama,sekalipun itu bukan budaya dan tradisi
mereka.
26-01-2012, 09:34 AM
Mr.Mesum
kaskuser
#1
Hari raya dan budaya etnis tionghoa di
Indonesia sebaiknya di tiadakan
Dikarenakan orang cina tak ada andil buat perjuangan
kemerdekaan RI
maka segala bentuk perayaan imlek, barongsay, cap go
meh tak pantas dan tak perlu di lestarikan di Indonesia.
Mereka cuma numpang dagang di Indonesia
UserID: 3830876
Join Date: Dec 2011
Location: penganut tongol
3rd
Posts: 298
Gw milih di hapusin aja tanggal merah buat tahun baru
cina menjadi hitam kembali seperti era soeharto.
Ga apa2 jatah libur gw hilang 1 hari ketimbang ada
perayaan yg ga ada sumbangsih nya buat kemerdekaan
RI
Quote:
Originally Posted by Kemenyan
Another stupid get punished here and please...
Jangan paksa gw mengunakan banned.
Terima kasih atas kerjasamanya
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
31-01-2012, 11:18 AM
drtommy94
Moderator Kaskus
#2
Tak ada andil buat perjuangan kemerdekaan RI ?????????
Apakah TS tidak pernah mendengar nama2 seperti Pong
Tiku pahlawan ber ras cokin dari tanah toraja, Major John
Lie sang mualim kapal Black Pearl!!!...eh maxut gw kapal
the Outlaw, sersan tan che bok anak buah Soeharto dalam
serangan umum di jogja, kopral beng cut yang pernah ikut
ngangkat tandu Jendral Soedirman, Praka tong sam
UserID: 603648
Join Date: Nov 2008
Location:
_iLLusTre'_s⏝Heart
Posts: 7,609
Blog Entries: 3
chong.....kalo ini ada gak sih ???????
QUOTE
31-01-2012, 11:20 AM
Lights.
kaskus addict
#3
keduax, ijin pejwan dulu dok ntar diedit komennya
OS nya gak sepanjang yang sebelah tapi maknanya dalem
banget nih.
Gw kurang setuju, meski cokin gak ada sumbangsihnya
bagi kemerdekaan, tapi cokin punya sumbangsih dalam
mengembangkan perekonomian dan membuka selebarlebarnya lapangan kerja untuk tiko-tiko.
UserID: 3601907
Join Date: Nov 2011
Location: Pengikut Tongol
No. 2
Posts: 3,466
bagaimanapun cokin ama tiko punya hak yang sama
sebagai WNI.
QUOTE
31-01-2012, 11:20 AM
nidhi [$]
Kaskus Donator
#4
cina juga punya sumbangsih kok buat negara
entar gua list kalo inget yah
UserID: 569484
Join Date: Oct 2008
Location: I love u too
Posts: 11,301
QUOTE
31-01-2012, 11:22 AM
pacikun [$]
Kaskus Donator
#5
Terpaku sama bambu luncing Lu olang
Ntar kalo diilangin Lu olang kaga kebagean angpao a
UserID: 2141737
Join Date: Oct 2010
Location: 6°54′53.08″S
Posts: 5,183
QUOTE
31-01-2012, 11:22 AM
semiconcerto
kaskus maniac
#6
hush...!!! ga dpt ang pao donk klo diapusin...
UserID: 671715
Join Date: Jan 2009
Location: Under your
Bed
Posts: 5,044
QUOTE
31-01-2012, 11:29 AM
shafira.rizkyna
newbie
#7
Laksamana ceng ho berperan lho
gua kagum dgn nasionalismenya
Last edited by shafira.rizkyna; 31-01-2012 at 11:39
AM..
UserID: 3724553
Join Date: Dec 2011
Location: di hati ayang
qu
Posts: 22
QUOTE
31-01-2012, 11:33 AM
Mr.Mesum
kaskuser
#8
reserpret buat apdetan gweh
UserID: 3830876
Join Date: Dec 2011
Location: penganut
tongol 3rd
Posts: 298
QUOTE
31-01-2012, 11:35 AM
Shoten Zenjin
kaskus addict
#9
ga ngaruh.... mo ga libur sekalipun ga ngaruh banyak
bagi saya dan keluarga saya...
UserID: 207063
Join Date: Sep 2006
Location: ga jelas kaya
tuhan
Posts: 3,396
QUOTE
31-01-2012, 11:36 AM
Quncoenks
kaskus maniac
#10
baca sejarah dulu, jangan asal bacot
dan baca UU No. 12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan
UserID: 996080
Join Date: Jul 2009
Location: Timur
Jakarta& Timur Solo
Posts: 6,888
QUOTE
31-01-2012, 11:42 AM
shafira.rizkyna
newbie
#11
Quote:
Originally Posted by tongol
laksana???
laksana raja di laot??
laksana apa laksamana sih??
UserID: 3724553
Join Date: Dec 2011
Location: di hati ayang
qu
Posts: 22
kurang kata ma sahaja tega elu ngol protes sama gua
gua tampol elu sampai nekuk
QUOTE
31-01-2012, 11:45 AM
pilemon189
kaskus addict
#12
gejala tret sara neh
si ts mo ngajak perang sara dimari, nyadar ga yg dagang
di indo bkn cinak doang, napa ga ente usir smua skalian?
judul trit ente bener2 cerdas bin pintar
btw skalian natal ama idul fitri ditiadakan, itu agama
asalnya bkn dr indonesia
UserID: 2466264
Join Date: Jan 2011
Location: somewhere in
town
Posts: 1,773
QUOTE
31-01-2012, 11:51 AM
Roudo
kaskus holic
#13
gua bingung ini thread koq di apruv ya ?
ts cacad anak
UserID: 1027994
Join Date: Aug 2009
Location: in my room
Posts: 848
QUOTE
#14
31-01-2012, 11:57 AM
shafira.rizkyna
newbie
Quote:
Originally Posted by pilemon189
gejala tret sara neh
si ts mo ngajak perang sara dimari, nyadar ga yg
dagang di indo bkn cinak doang, napa ga ente usir
smua skalian? judul trit ente bener2 cerdas bin pintar
UserID: 3724553
Join Date: Dec 2011
Location: di hati ayang
qu
Posts: 22
btw skalian natal ama idul fitri ditiadakan, itu agama
asalnya bkn dr indonesia
meluk agama kan bukan berdasar asal negara
memang konghucu ori made in cina ya mangkanya elu
meluk ? Kalau gua milih yg gua sreg ama hati bukan
made in mana
QUOTE
12-03-2012, 09:46 AM
papaniela
kaskuser
#1
Demi menjaga persatuan, Bagaimana bila Nomore Etnis Cina tapi Suku Tionghoa
Seperti Suku Jawa, Suku Sumatera, dsb
Ngeri tau, kalo pecah Mei 1998 lagi.Sekarang aja BBM
mo naik mulai gerah suasana
UserID: 2139348
Join Date: Oct 2010
Posts: 283
Banyak bukti jasa Suku Tionghoa bagi Bangsa dan
Negara Indonesia
contoh;Tjong Api di Medan, Kwik kian gie. Lim see king,
Dokter Oen(surakarta), saya nggak tahu ada nggak
konglemerat suku Tionghoa yang berjasa sekarang?
Oya , kenapa Suku Tionghoa di Medan tidak seperti di
Jawa, yang bangga berbahasa dan berdialek Jawa, bahkan
gw kagum mereka bertutur bisa lebih halus dari Orang
Jawa Aseli-nya sendiri?
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
12-03-2012, 09:51 AM
ivanurzu7
newbie
UserID: 2883602
Join Date: Apr 2011
Location: BSD City
#2
Setuju gan! Kita harus melaksanakan sila ketiga di
Pancasila
Posts: 67
QUOTE
12-03-2012, 09:56 AM
Cezze
kaskuser
#3
Numpang mejeng pejwan gan
UserID: 1143695
Join Date: Oct 2009
Posts: 143
QUOTE
12-03-2012, 10:09 AM
genjutsu_master
newbie
#4
piece mytpuluh
setuju gan!!
NO MORE SARA!!
kita semua uda pada bosen dg konflik, aplg
konflik yg sengaja di setir oleh oknum tertentu
UserID: 1004046
Join Date: Jul 2009
Location: jakarta
Posts: 86
QUOTE
12-03-2012, 10:23 AM
#5
Ken3748
kaskus addict
Setuju gan, ane ada darah suku Tionghua
UserID: 1307168
Join Date: Dec 2009
Location: In the dark
Posts: 2,019
QUOTE
12-03-2012, 10:32 AM
#6
Avinkhansamu
kaskus holic
setuju gan ,,,
,,, buat yang di Medan
mungkin sukunya beda ama yang di Pulau Jawa
UserID: 1316933
Join Date: Jan 2010
Posts: 777
QUOTE
12-03-2012, 10:33 AM
MGunawan
kaskuser
UserID: 216016
Join Date: Oct 2006
Posts: 190
#7
China Medan ...
Di jalan2 umum mereka seperti itu, gue juga heran.
Kalo di jakarta hanya di pecinan. Kalo di umum
mereka membaur.
QUOTE
12-03-2012, 10:40 AM
#8
eric49
kaskus addict
agan TS orang Medan juga nih?
ane setuju gan , say no to SARA!
UserID: 2897490
Join Date: Apr 2011
Location: Everywhere
Posts: 2,245
QUOTE
12-03-2012, 10:43 AM
Jong.Q
kaskus addict
#9
emang di medan gak di kasih pelajaran bahasa daerah
di sd
ane di bandung pnya temen tionghoa klo ketemu terus
ngobrol pake bahasa sunda jdinya tambah akrab
UserID: 3762086
Join Date: Dec 2011
Posts: 2,055
QUOTE
12-03-2012, 10:51 AM
kurniawan.mgl
aktivis kaskus
#10
tergantung juga daerah dan komunitasnya..
tp tidak bisa dipungkiri juga, kadang tionghoa akan
lebih "nyaman" jika berkelompok dengan suku mereka
sendiri.
jadi ya ane menghimbau juga, gak cuma di medan,
singkawang, bangka, ataupun daerah lain yg banyak
suku tionghoanya.. berbaurlah dengan suku lain.
UserID: 3594676
Join Date: Oct 2011
Location: yogyakarta
Posts: 506
btw.. bini ane juga keturunan tionghoa, sedang ane
jawa
QUOTE
12-03-2012, 10:53 AM
Vaiueo
kaskus addict
#11
ane setuju ma agan ini,kedamaian emang paling hal
yg pling indah
UserID: 1361194
Join Date: Jan 2010
Location: dimana-mana
Posts: 2,325
QUOTE
12-03-2012, 11:09 AM
#12
pt.usm
Auto Banned
UserID: 3430809
Join Date: Sep 2011
Location:
http://usm.co.id
Posts: 284
DAMAI ITU INDAH GAN
Quote:
Unit ed heat er indust r y
Heat er | Tubular | Ther mocouple| Oven| Fur na
ce| Heat ing| Nozzle| RTD
QUOTE
12-03-2012, 11:14 AM
cipek1984
kaskus addict
#13
setujuuuuuu
: nosara
UserID: 1969928
Join Date: Aug 2010
Posts: 2,134
QUOTE
12-03-2012, 11:19 AM
ocean23
kaskus addict
#14
gw suka tionghoa lahir d indonesia dan bangga
berbahasa indonesia... so piz2 aja dehhh.... mo ada
perang sama malay gw juga ikud deh gan bantai tu
orang melayu sok
UserID: 505421
Join Date: Jul 2008
Location: on earth~
Posts: 1,518
QUOTE
12-03-2012, 11:41 AM
BlythZ
aktivis kaskus
UserID: 1342877
Join Date: Jan 2010
Location: wherever i
want
#15
adem sejukkk bngt klo srng2 liat thread kyk gni, kyk
ga kliatan prbedaannya kita smua ..
Posts: 659
QUOTE
12-03-2012, 11:58 AM
bk1111er
kaskuser
UserID: 1108533
Join Date: Sep 2009
Posts: 271
#16
saya suku Tionghoa dari Medan, bagi agan sekalian
yang belum pernah tinggal di Medan pasti kurang
mengerti.
Simplenya begini, banyak (tidak semua) masyarakat
suku batak yg juga masih sangat anti dengan suku
Tionghoa, mereka bahkan membenci tanpa alasan,
menghina walaupun cuma sekedar "Cino doi (bahasa
batak)" bahkan yang ngomong anak sd dan smp yang
saya simpulkan mereka dapat dari lingkungan atau
keluarga.
Yaa karena demikian secara tidak langsung kalangan
suku Tionghoa hanya "dekat" dengan orang suku
Tionghoa saja. Saya bahkan salah satu yang sangat
bergaul dengan orang suku batak karena saya besar di
kampung Sumut, jd lebih faseh berbahasa batak
daripada temen saya yang orang batak.
Yaa demikian sedikit pengetahuan saya tentang
hubungan antara suku tionghoa dan suku batak.
CMIIW - no sara - saya mencintai Indonesia, bahkan
saya mengikuti salah satu organisasi semi militer
Indonesia..Terimakasih
QUOTE
12-03-2012, 11:58 AM
xsessionx
kaskuser
#17
ane si setuju2 aja gan.. tapi menurut
ane orang cina sendiri merasa mereka
lebih tinggi daripada pribumi kaya ane
gan, jadi sebelum menyuruh orang laen
menghormati diri sendiri tanya dulu
diri sendiri apakah sudah menghormati
orang lain?
UserID: 530163
Join Date: Aug 2008
Location: lagi ada di jakarta
Posts: 226
QUOTE
12-03-2012, 12:04 PM
Anitachrist1 [$]
Kaskus Donator
#19
Setuju sama pendapat TS
UserID: 3021780
Join Date: Jun 2011
Location: I ♥ Kaskus
Posts: 10,982
QUOTE
12-03-2012, 12:06 PM
luv_makerxxx
kaskus addict
#20
Quote:
Originally Posted by xsessionx
UserID: 791447
Join Date: Apr 2009
Posts: 2,168
ane si setuju2 aja gan.. tapi menurut
ane orang cina sendiri merasa
mereka lebih tinggi daripada
pribumi kaya ane gan, jadi sebelum
menyuruh orang laen menghormati
diri sendiri tanya dulu diri sendiri
apakah sudah menghormati orang
lain?
ane 183cm gan, ente berapa tingginya???
canda gan...
ane tionghoa gan, walaupun gk keliatan dr
fisiknya, sering dikirain orang jawa...
ane setuju beberapa tionghoa masih terlalu
menutup diri dengan pribumi, tapi itu tidak
mewakili anggapan bahwa tionghoa merasa
lbh tinggi...itu hanya sebagian saja kok...
QUOTE
Page
1 of 1 2 3 >
3
12-03-2012, 12:10 PM
arceolog
kaskuser
#21
ijin nyimak dl gan,,,
say no to
UserID: 2051653
Join Date: Sep 2010
Location: d'depan layar yang
bisu
Posts: 448
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
12-03-2012, 12:21 PM
miabisucu
newbie
UserID: 1252615
Join Date: Dec 2009
Posts: 74
#22
sertuji
QUOTE
12-03-2012, 12:23 PM
neo_reddragon
newbie
#23
Setuju gan ama TS
Saya juga tionghua tapi juga punya banyak teman
jawa.
Damai tuh indah gan
nb: menurut saya penggunaan kata "pribumi" juga
agak berkesan "membeda-bedakan"... menurut saya
lhooo..
UserID: 90399
Join Date: Jun 2005
Location: Surabaya
Posts: 39
QUOTE
12-03-2012, 12:24 PM
FaRawaYz
kaskus holic
#24
Quote:
Originally Posted by papaniela
Seperti Suku Jawa, Suku Sumatera, dsb
Ngeri tau, kalo pecah Mei 1998 lagi.Sekarang aja
BBM mo naik mulai gerah suasana
UserID: 1554718
Join Date: Apr 2010
Posts: 974
Banyak bukti jasa Suku Tionghoa bagi Bangsa dan
Negara Indonesia
contoh;Tjong Api di Medan, Kwik kian gie. Lim see
king, Dokter Oen(surakarta), saya nggak tahu ada
nggak konglemerat suku Tionghoa yang berjasa
sekarang?
Oya , kenapa Suku Tionghoa di Medan tidak seperti
di Jawa, yang bangga berbahasa dan berdialek
Jawa, bahkan gw kagum mereka bertutur bisa lebih
halus dari Orang Jawa Aseli-nya sendiri?
Krna suku di medan Yang non tionghua slalu mencari2
masalah dgn suku tionghua di medan , Jika tidak
mungkin suku tionghua dan non tionghua bs hdp
damai
Secara ane Juga suku tionghua Jdi ane tau
QUOTE
12-03-2012, 12:24 PM
#25
rasdeaff
kaskuser
Ane sangat setuju dengan cerita TS, indahnya
UserID: 4081859
Join Date: Feb 2012
Posts: 115
Prulalisme di Indonesia...
QUOTE
12-03-2012, 12:26 PM
#26
Kliber
newbie
Indonesia bangga dgn beragam suku
UserID: 4128324
Join Date: Mar 2012
Posts: 13
gan..
QUOTE
12-03-2012, 12:40 PM
Hendrick.young
kaskuser
UserID: 1318896
Join Date: Jan 2010
Location:
Bandung,Indonesia
Posts: 166
#27
Gan.. ane orang tionghoa dari Medan.. n speak Chinese
too..
Gan kadang miris ane naek angkot di Bandung.. masih
banyak masyarakat yang nyebut "Dasar "si Cina" "
wew.. rupanya masih ada yg "benci" ya..?
wkwk...
QUOTE
12-03-2012, 12:40 PM
reyvalentino19
newbie
#28
jawa dan china itu sehati.. liat aja di semarang,
pedagang cina maen catur bareng tukang becak jawa...
sejak nenek moyang, cina dan jawa juga kimpoi
UserID: 3646704
Join Date: Nov 2011
Posts: 55
silang...
QUOTE
12-03-2012, 12:55 PM
xline1st
kaskus addict
#29
ane juga maunya damai..
tapi kenapa para pr*bumi itu sering nyebut ane WOY
CINA
sapa tuh yang ngajak ribut dasar an**nk ane juga punya
nama..
UserID: 2091548
Join Date: Sep 2010
Location: di atas kepala
ente
Posts: 1,037
QUOTE
12-03-2012, 02:01 PM
mnur83ukt
newbie
#30
setuju ma TS, Suku Tionghoa lebih Indonesia.
secara ane waktu skul punya tmn tionghoa n asik2 aja tuh
bahkan dia n ortunya fasih bahasa lokal sini.
UserID: 2441058
Join Date: Jan 2011
Posts: 55
QUOTE
2-03-2012, 02:17 PM
manjeges
newbie
#31
Quote:
Originally Posted by bk1111er
saya suku Tionghoa dari Medan, bagi agan sekalian
yang belum pernah tinggal di Medan pasti kurang
mengerti.
UserID: 3688987
Join Date: Nov 2011
Location: bangku
sekolah
Posts: 10
Simplenya begini, banyak (tidak semua) masyarakat
suku batak yg juga masih sangat anti dengan suku
Tionghoa, mereka bahkan membenci tanpa alasan,
menghina walaupun cuma sekedar "Cino doi (bahasa
batak)" bahkan yang ngomong anak sd dan smp yang
saya simpulkan mereka dapat dari lingkungan atau
keluarga.
Yaa karena demikian secara tidak langsung kalangan
suku Tionghoa hanya "dekat" dengan orang suku
Tionghoa saja. Saya bahkan salah satu yang sangat
bergaul dengan orang suku batak karena saya besar di
kampung Sumut, jd lebih faseh berbahasa batak
daripada temen saya yang orang batak.
Yaa demikian sedikit pengetahuan saya tentang
hubungan antara suku tionghoa dan suku batak.
CMIIW - no sara - saya mencintai Indonesia, bahkan
saya mengikuti salah satu organisasi semi militer
Indonesia..Terimakasih
ane tinggal dimedan asli batak....kesimpulan agan salah,
gak pernah ada yg begitu dikeluarga atau lingkungan ane
QUOTE
12-03-2012, 02:33 PM
beirut
newbie
UserID: 1485885
Join Date: Mar 2010
Posts: 41
#32
ini jawabannya: cina medan tidak mau belajar
dari mei 98
mereka ga punya inisiatif buat melebur scr sosial,
malahan hidup eksklusif berkelompok.
rumah di-kerangkeng bagai miara singa. padahal
penduduk disini ga pernah ada mental nyolong.
simbol2 lampion norak rata2 ditaruh di depan rumah,
seolah2 ngasih pesan sama penduduk asli sekitar "kami
cina!".
kami adl penduduk asli disini. lalu org2 cina perahu ini
datang dan ngisi slot2 kampung kami yg masih kosong.
tapi setiap kami yg lalu lalang di depan rumah mereka,
pandangan mereka lsg curiga. apaan sih! ga penting bgt!
gw jadi inget peribahasa "dimana bumi dipijak disitu
langit dijunjung", ane tau kawan2 tionghoa di jawa udah
benar nerapinnya. hanya cina-cina hokkien medan tai yg
totok kolot ini yg keras kepala. jadinya ya ngerusak image
tionghoa bersahabat yg susah2 dibangun kawan2 tionghoa
di jawa+bangka+padang.
gw pernah baca bantahan kaskuser cina "golongan
pribumi yg anti kaum tionghoa umumnya berasal dr kelas
menengah ke bawah yg minim pendidikan. justru yg
toleran berasal dari kelas pendidikan tinggi". well, gw mo
bilang, pernyataan itu ga benar, krn gw sendiri
mengenyam pendidikan tinggi formal. meniupkan stigma
kadar toleransi yg didasarkan pd tingkat pendidikan adl
bodoh, gada hubungannya. karena cina-cina medan tai ini
udah keliru dr awal. inisiatif untuk membangun
kehidupan sosial berbangsa = nol besar, kamu2 semua
memang dari awal ga berniat jadi bagian anak negeri
NKRI.
inget, kamu2 itu pendatang dari timur jauh dgn perahu2
kayu semua, karna disana pun awalnya kamu miskin,
makan aja ga sanggup. jadi.. kamu2 itulah yg pertama
menumbuhkan prasangka dari kami kalo kamu tetap ga
mau bersosialisasi, jangan salahkan kami melabeli kamu
"cina! bukan chayna"..
Last edited by beirut; 12-03-2012 at 06:33 PM..
QUOTE
12-03-2012, 02:43 PM
#33
heavenorth
kaskuser
UserID: 1703475
Join Date: May 2010
Posts: 112
bila ada anggapan orang pribumi merasa orang tionghoa
manganggap diri mereka lebih tinggi itu cuma bekas bagian
kelam dari masa penjajahan belanda dimana orang belanda
dan eropa kelas 1,,, sedangkan orang cina ,arab ,timur asing
kelas 2, dan orang pribumi adalah kelas 3 pada masa itu dan
terbawa sampai kemerdekaan sampai sekarang masi ada.
masi banyak orang2 "pribumi" di daerah terbelakang yang masi
membedakan orang tionghoa dan menganggap (suku
jawa,sunda,batak,dll) itu orang indonesia..
contohnya :
pribumi: mas orang indonesia apa orang cina?
ane : ane orang INDONESIA....!
pribumi : kok mirip orang cina ?
ane : *&^%^%#$
bingung ane ama mereka, di sekolah di ajarin apa bisa ampe
mikir gitu.
sekarang udah ga ada kata PRIBUMI lagiii !!!! udah merdeka
woi, pancasila sila ketiga di ajarin kan??? T.T
kita orang indonesia, beragam suku, ada suku jawa,sunda,
tionghoa, batak, badui,madura,dll buanyakkkk...
QUOTE
12-03-2012, 03:26 PM
chikuwthakuw
newbie
UserID: 1156978
Join Date: Oct 2009
Posts: 98
#34
Wes ojo tukaran >>>
lapo to podo tukaran pokok dana mengucur lak beres a ...
ga usa ngurus suku2 an .. urusen iku duit gae urip mu
dewe2 ... lapo ngurus negoro lek isek ra godak ngurus
awak e dewe ... cok2 lek kon sugih wes g butuh duit baru
melu o demo2, tawuran antar suku dsb ... lek mangan ae
angel ojo kakean neko2 ... golek kerjo, golek duit urip
seng genah ... mati masyo g mlebu surgo seng penting pas
nang ndonya ora kakean gae duso ...
PESAN moral : kalo masi keberatan BBM naik jgn
perang suku woi ... PERANG SUKU butuh bbm buat
antar jemput pasukan ... yg untung sapa hayo kalo bbm
laris ?
GO GREEN NAEK SPEDA AMA BECAK AE LEK
AREP PERANG :P
QUOTE
12-03-2012, 03:59 PM
#35
kang_jati
newbie
UserID: 944136
Join Date: Jun 2009
Posts: 1
:iloveindonesias
ane skrng sekolah diluar, temen2 sekampus ada beberapa
g indonesia keturunan.
senang sekali ngobrol pake bahasa Indonesia bahkan
bercanda pake bahasa Jawa (ternyata mereka banyak yg
dari Jawa Tengah)
bener bener
meskipun jauh di negeri orang
QUOTE
12-03-2012, 03:59 PM
tetsugakutekina
kaskus addict
UserID: 351411
Join Date: Oct 2007
Posts: 1,821
#36
hubungan antar ras memang masih harus dipupuk di ina
jangan sama ina kayak malaysia yang hubungan antar ras
nya bagai bom waktu, keliatannya aja rukun2 tapi
sewaktu waktu bisa meledak
QUOTE