Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank)

LAMPIRAN

106

CODING TEKS
EDISI 71 “ Tahun Baru, Pemilih Baru, Pemimpin Baru”
TEKS

coding

Apa jadinya aku andai kamu nggak ada. Tanpa kamu aku bukan apaapa…#1 by Slank
Dalam prespektif politik, apa jadinya negara ini tanpa rakyat? Seperti
“hiu tanpa taring”…?

Pemerintah tidak ada apaapanya tanpa rakyat.

Apa jadinya sebuah bangsa jika antara pemimpin dan yang dipimpin
tak pernah saling respek?
Apa jadinya sebuah bangsa jika diantara para pemimpin tak pernah
bersatu dalam mengambil kebijakan bagi kepentingan rakyatnya?
Apa jadinya sebuah bangsa jika diantara rakyat, diantara kita semua tak

pernah menciptakan suasana piss n luv?

Indonesia kacau karena
segenap bangsanya tidak
bersatu

Dalam hitungan detik, setiap saat kita bisa melihat berbagai perubahan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dipenghujung tahun 2008
lalu, sontak kita terkejut karna harga BBM turun. Tapi masih ada yang
mengatakan bahwa turunnya BBM belum lagi signifikan dengan
meningkatnya harga 9 bahan pokok yang makin membebani rakyat.

Kebijakan pemerintah
membebani rakyat

Pro-kontra diantara para pemimpin, masih selalu membinggungkan
rakyat!

Pemerintah saling
menjatuhkan


Tapi, sesungguhnya rakyat tak perlu binggung, karena merekalah yang
merasakan langsung, apakah usai penurunan BBM, kehidupan sosialekonomi mereka mengalami perubahan? apakah ada peningkatan mutu
dalam kehidupan sehari-hari mereka? Makanan yang sehat, tempat
tinggal yang sehat, pendidikan yang sehat bagi anak- keturunan
mereka.

Rakyat terus menjadi korban
kebijakan pemerintah

Tak layak lagi untuk menjawabnya di ujung pemerintahan SBY-JK.
Ada baiknya, bangsa ini menjadikan momentum pemilu April 2009,
sebagai titik balik bagi terpuruknya bangsa ini dari berbagai aspek
kehidupannya.

Pemerintahan SBY-JK gagal
dan bangsa terpuruk

Apa yang kita tanam hari ini, itu yang akan kita tuai kemudian. Siapa
yang kita pilih hari ini, itu yang akan memimpin kita kemudian.


Masa depan bangsa di tangan
rakyat

Karena, setelah kita memilih pemimpin, tak ada kesempatan untuk
meralatnya sampai 5 tahun kemudian pada pemilu berikutnya. Jadi,
tahun baru, eranya pemilih baru dan pemimpin baru.

Masa depan bangsa di tangan
rakyat

107

EDISI 76 “Mau Jadi Presiden, Kok Melankolis? Pemimpin Bangsa Mestinya Bersikap

Berani”
TEKS

coding


Ketika mengucapkan judul di atas, sejumlah teman sontak bereaksi,
kemudian bertanya, “emang kalo melankolis, kenapa?” Itu pertanyaan
seorang perempuan yang menegaskan bahwa manusia perlu memiliki
sisi melankolis, romantik dan sikap lemah lembut lainnya.

-

Loh, bukankah itu manusiawi, dimiliki oleh semua orang. Artinya
bahwa, melankolis adalah sisi lain dari berbagai sifat dalam diri
manusia sejati. Kecuali robot, tentu saja nggak punya hati dan perasaan
tertentu, termasuk sifat melankolis

-

Sementara itu, seorang teman cowok penasaran, pun bertanya.
“Memang yang melankolis siapa, Bud?”

-

Nah, saya pun gagap dan tidak bisa menjawabnya. Pertama, karena

saya tak mau dibilang ikut-ikutan kampanye dan merekomendasikan
siapa calon presiden ideal untuk bangsa ini.

Presiden SBY melankolis

Meski secara pribadi, rasanya tak pantas dipimpin seseorang yang
bakal mempimpin bangsa ini, dengan jumlah penduduk mendekati
angkat 300 juta jiwa, dengan membiarkan dirinya berubah dari sifat
melankolis menjadi sikap melankolis.

SBY Tidak Pantas
Memimpin Rakyat Indonesia

Bahwa melankolis adalah sifat manusia, iya.

-

Tapi sifat ini, jika dipelihara dan dibiarkan akan berkembang menjadi
sikap. Betapa konyolnya bangsa ini, jika dipimpin oleh presiden yang
dikit-dikit ngadu, dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit minta dikasihani, dikitdikit merasa dikritik, dikit-dikit merasa dikeroyok. Mau jadi apa negara

ini jika pemimpinnya melankolis?

Presiden SBY melankolis
dalam memimpin bangsa

Nampaknya sangat sopan, baik hati, murah senyum, yang notabene
adalah ciri-ciri fisik melankolis itu, namun jika sifat ini berubah
menjadi sikap melankolis dan dibawa-bawa dalam kegiatan dan sistem
manajerial berbangsa-bernegara, bakal seperti apa bangsa ini ke depan?

Presiden SBY melankolis
dalam memimpin bangsa

Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan masalah TKI di
luar negeri. Soal pulau Ambalat pun serupa nasibnya. Hingga mengejar
koruptor kelas kakap ke luar negeri pun sepertinya pemimpin kita tak
punya nyali. Soal korban lumpur Lapindo, soal pelanggaran HAM,
sampai sekarang sedikit sekali keberanian untuk menggugatnya,
termasuk saat kampanye. Kenapa?


Presiden SBY melankolis
dalam menyelesaikan
masalah bangsa

Saya tak ingin memperpanjang deskripsi terhadap sikap melankolis itu
dan seperti apa sikap melankolis muncul dalam diri seorang manusia.
Namun sebagai pembanding kongkrit, saya ingin mengemukakan sisi
lain dari sikap yang mestinya dimiliki oleh seorang pemimpin, yakni
sikap “berani”, seperti yang ditunjukan oleh presiden Iran terpilih,
Ahmadinejad, yakni; Ahmadinejad memberikan saham Adalat (saham
keadilan) bagi rakyat miskin. Menaikkan gaji pensiunan.
Membebaskan tanah untuk pemukiman warga miskin dengan cicilan
selama 99 tahun. Menurunkan harga tanah sampai 30 persen dan ini
yang pertama kali terjadi di Iran. Tidak pernah bergantung kepada
negera asing, semen, besi, tembaga dll adalah produksi asli Iran.

-

Merakyat. Ahmadinejad selalu hadir di tengah rakyat-rakyat miskin.


108

Tidak pernah menaruh hormat kepada rezim penjajah Al-Quds.
Meluncurkan satelit Omid untuk pertama kalinya di Iran. Mendukung
kemerdekaan setiap negara-negara yang terdholimi. Mengangkat
derajat Iran masuk dalam jajaran negara yang memiliki reaktor nuklir.
Tak peduli ketika semua media massa mengucilkannya. Tidak
menerima upeti dan tidak memberi upeti. Musuh utama mafia koruptor.
Revolusioner. Selalu terdepan dalam khat imam.

-

Ke-15 “sikap berani” tersebut, menjadi faktor penentu kemenangan
Ahmadinejad, termasuk saat berpidato di depan anggota PBB, yang
membuat panas kuping peserta dari Israel dan negara sekutunya.

-

Terbukti, melankolis hanya sifat dasar manusia yang dibutuhkan dalam
keseharian manusia saat bersosialisasi dengan lingkungan. Namun, jika

sifat ini pun terbawa dalam kepemimpinan seseorang, apalagi ingin
menjadi presiden, maka sesungguhnya sifat melankolis itu sudah
berkembang menjadi sikap melankolis.

Presiden SBY melankolis
dalam memimpin bangsa

Bayangkan jika pemimpin kita, berani beda pendapat. Berani
menerima saran dan kritikan. Berani mengambil keputusan meski
dalam situasi pro-kontra. Tegas tanpa tending aling-aling demi
kepentingan rakyat banyak. Berani bersikap tidak popular demi rakyat.
Berada di garis depan saat situasi genting. Berani mengambil garis
tegas dalam situasi pro-kontra. Dan tidak plin-plan.

Rakyat ingin presiden
pemberani

Tentu saja sikap berani yang dimaksud bukanlah sikap berani seperti
tawuran para pelajar dan bukan pula asal berani tapi tidak bertanggungjawab. Namun sikap berani yang dibutuhkan bangsa di negara
berkembang, termasuk Indonesia adalah berani untuk tidak tergantung

pada bangsa lain, baik secara ekonomi, sosial, budaya dan tentu saja
tidak tergantung secara politis dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Rakyat ingin presiden
pemberani

Dan ini bisa dilakukan, jika sikap berani itu dimulai ditunjukan pada
rakyatnya sendiri. Berani membela rakyat tanpa syarat.

Rakyat ingin presiden
pemberani

109

EDISI 82 “2010: Tahun Baru, Kabinet Baru Mobil Baru, Tapi Rakyat Masih Seperti

Dulu Saja”
TEKS

coding


Seorang teman di Facebook bilang; “mereka yang hanya ngurusi
perusahaan kecil aja naik mobil mewah, apalagi pejabat pemerintah
yang ngurus negara, masa sih nggak boleh naik mobil mewah?”
Argumentasi itu agak mengejutkan karena membandingkan attitude
pengusaha swasta dengan pejabat negara seperti para menteri di bawah
SBY-Boediono misalnya, yang kebetulan baru saja mendapatkan mobil
baru Toyota Royal Saloon, seharga RP 1,3 m - 4 kali lipat dari harga
mobil Toyota Camry yang digunakan.

Pejabat SBY-Boediono
nikmati fasilitas mewah

Para Menteri cukup senang dengan mobil baru ini yang baru mulai
dipakai pada Senin (28/12/09), tapi salah seorang Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Daerah, La Ode Ida yang juga menerima fasilitas mobil
mewah itu, dengan gagah berani mengembalikan mobil itu seraya
mengatakan; “mobil ini cenderung membuat kita tidak sensitif pada
kondisi rakyat. Padahal kita dipilih oleh rakyat,” tukas La Ode yang
tetap menikmati mobil Toyota Kijang Inova.

Pejabat SBY-Boediono tidak
peduli pada rakyat

Mobil ini memang termasuk mobil paling mewah dari Toyota. Di
Jepang, perusahaan-perusahaan sering menjadikan mobil ini untuk
kendaraan tamu-tamu mereka. Gengsi Toyota Crown Royal dianggap
sekelas dengan BMW Seri Lima atau Mercedes Benz Seri E.

-

Mobil ini kelasnya lebih tinggi daripada jatah kabinet yang kadaluarsa
tahun lalu. Yakni Toyota Camry. Gengsi ini setidaknya tampak dari
harga. Di Jepang, menurut situs ekspor mobil bafta.com harga Crown
Royal antara US$ 48-62 ribu (Rp 452-rp 584juta). Bandingkan dengan
Camry yang US$ 32-34 ribu (Rp 300-320juta).
Tapi ingat, itu harga di Jepang. Di Indonesia mesti ditambah ongkos
kirim US$1000 (Rp 9 juta) serta—yang paling tinggi—adalah pajak.
Harga Camry yang di Jepang paling mahal Rp 320 juta, di Indonesia
menjadi Rp 641,5 juta. Jadi, harga Crown Royal mungkin sekitar Rp 1
miliyar.

-

Katakanlah kinerja para Menteri dengan fasilitas mobil mewah itu
seimbang. Bahwa kerja keras hanya akan berhasil jika dilengkapi
dengan fasilitas yang memadai. Tapi fasilitas yang memadai bahkan
lebih dari cukup itu muncul di tengah kondisi sosial, hukum, ekonomi
dan politik Indonesia yang tengah bergejolak di awal periode kabinet
jilid II Sby-Boediono.

Pejabat SBY-Boediono tidak
peduli pada rakyat

Di saat masyarakat tengah menanti keputusan final dari kasus Bank
Century yang belum jelas siapa maling sesungguhnya. Ditengah
kegalauan masyarakat atas tindakan diskriminatif yang dialami para
tahanan disejumlah rutan dan lembaga permasyarakatan.

Pemerintah tidak adil kepada
rakyat

Mungkin rakyat tak pernah bisa membuktikan apakah Sri Mulyani dan
Boediono bersalah atau tidak. Dan rakyat pun mungkin tak akan pernah
tahu apakah SBY terlibat dalam kasus Bank Century atau tidak.
Rakyat hanya memikirkan nasib dan masa depan mereka. “Besok mau
makan apa?” Itulah pertanyaan rutin yang selalu hadir dalam sanubari
rakyat miskin di tanah air ini.

Pemerintah membodohi
rakyat

Kembali ke soal mobil mewah. Kenapa para menteri dan pejabat tinggi
lainnya itu tidak menggunakan saja mobil dengan harga yang lebih
murah atau mobil yang sama seperti yang digunakan para pejabat

Pejabat SBY-Boediono tidak
peduli pada rakyat

-

Rakyat hidup dalam
kemiskinan

110

tinggi periode 5 tahun yang lalu? Atau bahkan menggunakan mobil
lamanya saja, seperti yang dilakukan atau dicontohkan secara
gamblang oleh La Ode Ida, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari
Kendari, Sulawesi Tenggara.
Ini membuktikan bahwa pejabat tinggi di negeri ini, belum lagi bisa
rendah hati. Mereka belum lagi menunjukan sikap kebersamaan dan
solidaritas terhadap kondisi rakyat Indonesia. Mereka asik dengan
fasilitas yang diperoleh dari uang negara, yang notabene adalah uang
rakyat.

Pejabat SBY-Boediono tidak
peduli pada rakyat

Sementara rakyat masih menikmati “fasilitas” mereka yang lama,
yakni; hidup di bawah garis kemiskinan.Bahkan di dalam penjara
sekalipun, yang kaya menikmati fasilitas yang lebih mewah, sementara
rakyat jelata tetaplah dengan kondisi yang memprihatinkan; tidur di
ruang sempit sembari berdesak-desakan.

Rakyat hidup dalam
kemiskinan

Lalu bagaimana bisa rakyat memilih pemimpin dengan sikap seperti itu
pada pemilu yang lalu? Bagaimana kita bisa percaya bahwa para
pejabat negara itu benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat dan
demi perbaikan mutu kehidupan rakyat Indonesia.

Pejabat SBY-Boediono tidak
peduli pada rakyat

Terang saja akal sehat kita tidak bisa menerima kondisi ini. Tapi kritik
pun tak mempan. Mereka tetap saja menikmati fasilitas mewah itu.
Dan kita cuma bisa memaki dalam hati. Paling hebat hanya bisa
menulisnya seperti ini, tanpa bisa merubah keputusan pemberian
fasilitas mobil mewah.

Pejabat SBY-Boediono tidak
peduli pada rakyat

Akhirnya saya ingin mengajukan pertanyaan, “apa hebatnya jadi rakyat
Indonesia?”.

Rakyat Indonesia tidak
dianggap oleh pemerintah

111

EDISI 84“Obama Peduli Pada Rakyatnya. Kita?”
TEKS

coding

Obama mengajarkan pada kita, bahwa begitulah semestinya seorang
pemimpin negeri, mengutamakan kepentingan rakyatnya daripada
kepentingan politik luar negeri dan kepentingan hubungan kerjasama
perekonomian dan persoalan hubungan bilateral lainnya.

-

Akhirnya, Obama menunda kedatangnya ke Indonesia. Sejak
pelantikannya menjadi presiden Amerika pertama yang berkulit hitam,
masyarakat Indonesia terkesan berharap kedatangan presiden Obama
ke Indonesia.

-

Jika semula obama dijadwalkan akan datang ke Indonesia pada 20
maret, lalu Ditunda pada 23 Maret , hingga ditunda lagi sampai bulan
Juni 2010. Alasannya nampak sederhana (dimata kita), bahwa ia harus
memantau kinerja Parlemen Amerika yang tengah menggodok
rancangan undang-undang kesehatan untuk rakyat Amerika. Bukan
karena alasan ancaman teroris maupun karena sejumlah elemen
masyarakat di tanah air yang menolak kedatanganya ke Indonesia.
Sama sekali bukan, tapi karena alasan yang rasional bahwa Obama
ingin melihat detik-detik penetapan undang-undang kesehatan Amerika
di Parlemen.

-

Jelas ini bermakna bahwa presiden obama sangat peduli dengan
kesehatan rakyatnya.
Tentu saja obama memahami bagaiman
kecewanya pemerintah indonesia yang sangat antusias menyambut
kehadiran orang nomor satu dari negeri adi daya itu. Obama juga pasti
maklum jika anak-anak sdn menteng 01, jakarta, tempat obama pernah
menuntut ilmu pun kecewa karenanya, padahal mereka sudah siap
menyambut “saudara tua” nya itu dengan berbagai kesenian daerah.
Dan tentu saja obama tahu bahwa tidak semua rakyat indonesia kecewa
karena pembatalan kedatangannya. Bahkan sebagian lainnya merasa
tidak masalah dengan penundaan itu. Dan sisi lain sejumlah ahli
mendiskusikan.

-

“Lebih untung tanpa Amerika , tapi Amerika tidak untung tanpa
Indonesia. Tanpa mereka tanpa kita, kita kehilangan triliyunan dollar”
ujar pengamat dari CSIS Kusnanto Anggoro dalam diskusi ‘urgensi
kunjungan presiden AS Barrack Obama terhadap pembangunan
nasional dan daerah’. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, La Ode
Ida, juga menilai penundaan kedatangan tamu agung itu, tidaklah
terlalu penting apakah besok ataukah 1-2 tahun lagi. Sementara itu,
guru besar fakultas ekonomi dan manajemen IPB Didin S Damanhuri
menyatakan bahwa kedatangan Obama sebagai ajang pembuktian SBY
yang dinilai terlalu dekat Amerika.

Presiden SBY mempunyai
niat dibalik kedatangan
presiden negara lain.

Dan tentu kita pun punya cara pandang yang berbeda soal datang dan
tidaknya Obama. Namun yang pasti, jika benar bahwa penundaan
kedatangan Obama karena alasan ingin mengawasi kinerja Parlemen
Amerika soal undang-undang kesehatan yang penting untuk rakyat
Amerika , maka sikap Obama ini patut diacungi jempol. Bandingkan
misalnya, kisah yang terjadi di tanah air tercinta ini. Kita kerap
mendengar dan melihat kenyataan bagaimana seorang kepala negara
tiba-tiba meninggalkan tanah air, disaat yang bersamaan di dalam
negeri tengah berlangsung peristiwa yang penting, bahkan ketika ada
gejolak di tanah air, sang pemimpin malah “melancong” kemana-mana
sampai jauh ke luar negeri.

Presiden SBY tidak peduli
keadaan bangsa

112

Secara samar-samar kita mendengar bahwa itu dilakukan agar
pemimpin kita tidak stress dan bisa lebih tenang menghadapi gejolak di
dalam negeri. Lho kok? Bukankah esensi pemimpin memang
seharusnya mengalami stress dan harus kebal terhadap stress demi
menjaga dan mengawasi berbagai kebijakan di negerinya demi
kepentingan rakyat tercinta.

Presiden SBY banyak alasan
menghindari permasalahan
rakyat

Dan Obama mengajarkan kepada kita, bahwa begitulah semestinya
seorang pemimpin negeri, mengutamakan kepentingan rakyatnya
daripada kepentingan politik luar negeri dan kepentingan hubungan
kerjasama perekonomian dan persoalan hubungan bilateral lainnya.

-

Urusan pergaulan dunia sepenting apapun tetaplah harus mengalah
pada kepentingan utama yang harus dikerjakan oleh seorang pemimpin,
yakni bekerja untuk kepentingan nasional negerinya demi
mengutamakan kedaulatan rakyat.

Presiden SBY banyak alasan
menghindari permasalahan
rakyat

Dan Obama, buktikan pada kita, kesehatan rakyat di atas segalagalanya. Bagaimana dengan kita?

Kesehatan rakyat tidak
dipedulikan pemerintah.

113

EDISI 85 “Nyanyian Duka Ibu Pertiwi”
TEKS

coding

Entah bagaimana muasalnya, sebuatan lain tanah air adalah “Ibu
Pertiwi”. Kata “Ibu” jelas maknanya, perempuan yang melahirkan.
Sementara “Pertiwi” adalah personafikasi Indonesia sebagai sebuah
bangsa yang bermartabat, kerap disebut Tanah Air

-

Konon, di masa pra sejarah seluruh suku bangsa di kepulauan
nusantara, memberikan penghormatan kepada roh alam dan kekuatan
bumi yang diibaratkan sebagai ibu yang memberi kehidupan yang di
awal millennia pertama, masyarakat hindu menyebutnya sebagai dewi
pertiwi atau dewi bumi.

-

Sebutan ibu pertiwi pun popular dalam berbagai lagu nasional. Simak
petikan lirik dalam lagu “Indonesia Raya” berikut ini: “Jadi Pandu
Ibuku”. Kata ibu tersebut merujuk kepada sebutan “Ibu Pertiwi”
sebagai Ibu bagi bangsa dan Tanah Air Indonesia. Dan Ibu Pertiwi pun
menjadi judul lagu anak-anak yang sangat popular hingga saat ini.

-

Kulihat Ibu Pertiwi, sedang bersusah hati air matanya berlinang mas
intan mu terkenang hutan gunung sawah lautan simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah merintih dan berdoa.

-

Yaa, hari ini, setidaknya sejak pemerintahan SBY jilid II mulai
berjalan, “Ibu Pertiwi” kembali berduka dan bersusah hati. Betapa
tidak, sejak kasus Antasari Azhar yang disangka sebagai otak
pembunuhan, persoalan Bibit-Chandra yang sempat ditangkap karena
kasus suap lalu dibebaskan, dan kini akan diperiksa kembali.

SBY dan pejabat negara
menambah masalah bangsa

Camkan Bibit-Chandra akan diperiksa kembali karena laporan
Anggodo. Ada apa? Menyusul kemudian kasus Bank Century yang
membuat DPR berang lalu membentuk Pansus, dengan agenda utama
meminta pertanggung jawaban Boediono (kala itu Gubernur Bank
Indonesia) dan Sri Mulyani selaku menteri keuangan. kasus kini seperti
tenggelam.

pejabat negara menambah
masalah bangsa

Setelah Anggodo tersangka makelar kasus, tiba-tiba mantan kepala
Bareskrim Mabes Polri, Susno Duadji membongkar aib di tubuh Polri.
Sejumlah nama petinggi kepolisian disebut secara gamblang oleh
Susno sebagai para makelar kasus.

pejabat negara menambah
masalah bangsa

Tiba-tiba muncul Gayus Tambunan yang konon menilep uang pajak
hingga 28 milyar rupiah. Ia pun menyanyi dan menyebut nama Syharil
Djohan yang konon memiliki kekayaan hingga 60 milyar rupiah dari
hasil menilep uang pajak.

pejabat negara menambah
masalah bangsa

Belum setahun SBY menjadi presiden pada periode kedua ini,
sepertinya berbagai kasus yang berkaitan dengan keuangan nasional
terus bergulir tanpa henti. Tak hanya melibatkan oknum tertentu tapi
termasuk keterlibatan institusinya. Setidaknya, sistem dalam institusi
tersebut memberi ruang bagi para oknum untuk menilep uang rakyat
yang dikelolah oleh negara.

SBY dan pejabat negara
menambah masalah bangsa

Puncaknya adalah terjadinya konflik horizontal antara Satpol PP
dengan warga masyarakat di sekitar makam Mbah Priok di Tanjung
Priok yang berjuang mati-matian menjaga makam yang mejadi situs
sejarah.konon, untuk menggusur makam bersejarah tersebut, Satpol PP

Pemerintah mengorbankan
rakyat

114

menerima milyaran rupiah dan operasional dari PT Pelindo yang
memiliki wewenang atas kepemilikan lahan di sekitar makam Mbah
Periok itu.
Yakinlah saat ini “Ibu Pertiwi” hanya bisa menangis, merintih dan
berdoa, melihat bangsa Indonesia dan tanah tumpah darahnya. Rakyat
selalu menjadi objek pembangunan, yang kerapkali menjadi korban
dari dampak negatif dari pembangunan. Dan mestinya kita tak hanya
menyanyi dan menghibur diri saja, tapi terus waspada dan prihatin
terhadap upaya mengecilkan arti keadilan dan kebenaran sejati bagi
rakyat Indonesia.

Pemerintah mengorbankan
rakyat

115

LAMPIRAN WAWANCARA PERTAMA (EMAIL)
Senin 25 Juni 2012
Berikut jawaban dari mas Buddy:
Hai Mas Buddy, perkenalkan nama saya Aneke (mahasiswa komunikasi UKSW salatiga)
Saya sedang meneliti tentang kritik sosial dari teks yang ada di Koran Slank yaitu rubrik Intro
Indonesia. Saya ingin melihat bagaimana media komunitas dalam menyampaikan pandanganpandangannya terhadap isu-isu yang terjadi disekitarnya. Maka dari itu saya memilih rubrik
Intro Indonesia jadi bahan penelitian saya.
Di bawah ini adalah beberapa edisi yang saya ingin tanyakan tersebut:
1. Edisi 71 Januari-Februari 2009 “” Tahun Baru, Pemilih Baru, Pemimpin Baru
Pertanyaannya:
Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa
atau konteks keadaan yang bagaimana?
Tulisan ini dalam konteks pelaksanaan pemilu presiden. Secara pribadi (subyektif)
saya ingin muncul sosok baru menggantikan SBY.
Berdasarkan data, jumlah pemilih baru pada saat itu, mencapai angka 40%,
sebuah jumlah yang sangat besar. Dan saya menyimpulkan bahwa pemilih baru
bisa sangta menjadi penentu kemenangan presiden baru dalam pemilu tersebut.
Nah, saya mengingatkan pada anak muda, pemilih baru, agar jangan sampai
terbuai lg dengan janji manis kandidat presiden, baik SBY maupun kandidat
lainnya.

2. Edisi 76 Juli-Agustus 2009 “Mau Jadi Presiden, Kok Melankolis? Pemimpin Bangsa
Mestinya Bersikap Berani”
Pertanyaannya:
Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa
atau konteks keadaan yang bagaimana?
Lagi-lagi soal SBY,
ditengah kampanye politiknya, berbagai isu politik
menerpanya, termasuk tentu saja kritik dan koreksi terhadap kepemimpinannya
selama 5 tahun (2004 – 2009) Sayangnya, kritik dan isu-isu politik itu ditanggapi
dengan cara yang tidak bijaksana. Seperti seorang anak kecil yang “mengadu”
kepada orang tuanya, karena dicurangi teman mainnya atau berkelahi dengan
temannya.

3. Edisi 82 Februari-Maret 2010 “2010: Tahun Baru, Kabinet Baru Mobil Baru, Tapi Rakyat
Masih Seperti Dulu Saja”
Pertanyaannya:
Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa
atau konteks keadaan yang bagaimana?
116

Ini masih seperti cabinet Indonesia Bersatu jilid 2 nya SBY.
Ada informasi tentang gaji para menteri, kendaraan dinas yang baru untuk mereka.
Disaat yg bersamaan ada berita tentang kemiskinan di Indonesia yang masih
merebak merata.
Ini peringatan agar pemerintah jangan hidup berlebihan, tp harus prihatin Karena
kondisi masyarakat miskin masih merata diseluruh tanah air.

4. Edisi 84 April-Mei 2010 “Obama Peduli Pada Rakyatnya. Kita?”
Pertanyaannya:
Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa
atau konteks keadaan yang bagaimana?
Rencana kunjungan Obama ke Indonesia yang pertama batal, karena didalam
negeri Amerika Serikat, ada masalah kesehatan yang dialami masyarakatnya. Dan
pada hari dia akan ke Indonesia, disaat yang bersamaan senat Amerika akan
mengambil keputusan soal uu kesehatan masyarakatnya. Saking peduli pada
masa depan rakyatnya, Obama membatalkan kunjungannya ke Indonesia.
Sementara ditanah air, saat ada masalah, presiden malah melancong ke luar
negeri. Seperti tidak peduli dengan penderitaan rakyatnya.

5. Edisi 85 Mei-Juni 2010 “Nyanyian Duka Ibu Pertiwi”
Pertanyaannya:
Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa
atau konteks keadaan yang bagaimana?
Awal pemerintahan sby terungkap banyak masalah-masalah keuangan dan
masalah-masalah yang mengorbankan rakyat.

6. Bagaimana pengaruh redaksi terhadap praktik produksi setiap edisi?
Produksi jelas sangat dipengaruhi oleh kebijakan redaksional, isi pemberitaan.
Sebagai media bulanan, Koran Slank, selalu ingin menyajikan berita terbaru ttg
Slank, dan kadang harus menunggu peristiwa “besar” dr Slank selesai, sehingga
produksi biasanya dipending. Tapi ada batas toleransi paling lama 1 minggu. Jika
tidak, maka produksi Koran tetap dilakukan, meski ada kabar besar ttg Slank pada
minggu kedua misalnya.

7. apakah produksi teks setiap edisi juga terpengaruh oleh sistem makro dalam masyarakat,
seperti sistem politik, ekonomi dan budaya.?
Sama sekali tidak ada pengaruhnya. Kami tetap produksi,meski ada peristiwa
politik, ekonomi dan budaya yang memengaruhi kegiatan masyarakat. Justru
kondisi diluar menjadi bahan berita kami untuk edisi yg sedang berjalan.

8. Dari pandangan-pandangan mas buddy ace tersebut, sebenarnya apa yang hendak
disampaikan kepada khalayak media khususnya para Slankers?

117

Sederhana saja, Koran Slank adalah jembatan informasi antara Slank dengan
penggemarnya.
Pesan Slank dlm lagu, tentu saja tidak semua dipahami oleh
pendengar/penggemarnya. Koran Slank, berupaya untuk menjadi karya puitis atau
pesan abstrak dalam lagu Slank, menjadi lebih nyata dan terinci, sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan.
Koran Slank, ingin mengingatkan pada penggemar Slank/Slanker Indonesia,
bahwa sbg penggemar Slank, mereka tidak harus menjadi anak band seperti
Slank, tpi mereka bisa menjadi apa saja yang baik yg dibutuhkan bangsa ini,
namun dengan membawa pesan-pesan kedamaian bagi masyarakat sekitarnya.
Terbukti selama 9 tahun, penyampaian lewat tulisan di Koran Slank itu cukup
efektif memengaruhi pembacanya atau penggemar Slank

Trimakasi sekali, apabila mas buddy mau menjawab semua pertanyaan yang saat berikan.
Setiap edisi saya tanyakan karena merupakan salah satu cara saya mendapatkan validitas
data yang saya teliti. Dengan begitu penelitian saya benar-benar dapat dipercaya.
Trimakasi untuk bantuannya mas….

118

LAMPIRAN
WAWANCARA KEDUA (EMAIL)
Monday, August 13, 2012 10:42 AM
Berikut j awaban dari m as Buddy:

1. Temuan saya tentang rubrik intro indonesia adalah berbicara tentang perilaku, omongan,
dan kinerja pemerintah. bagaimana pendapat mas Buddy?
Selain soal perilaku, pendapat/omongan dan kinerja pemerintah, intro indonesia
juga menyoroti berbagai kebijakan publik yg berdampak langsung pada
masyarakat luas.
Dan satu hal lagi, intro indonesia kerap membidik pribadi atau sikap kepribadian
sang pemimpin/ orang nomor satu di berbagai level, khususnya presiden/ wakil
presiden.

2. Temuan saya tentang ideologi rubrik intro indonesia adalah ideologi nasionalisme atau
ideologi kritik. bagaimana pendapat mas buddy? saya minta, tolong jelaskan ideologi
Slank atau Koran Slank yang sebenarnya?
Ideologi yg ada dibalik intro indonesia jelas ideologi nasionalisme dan
demokratisme. Tentang perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa
indonesia ke arah yang lebih ideal/ lebih baik.

3. Selama ini adakah tindakan nyata para pembaca/ slankers kepada pemerintah? atau hanya
melakukan diskusi antar komunitas? atau malah tindakan turun ke jalan?
Belum ada penelitian khusus untuk melihat dampak dari tulisan di rubrik intro
indonesia terhadap pembaca. Tetapi, yang terjadi adalah, hubungan dialogis antara
pembaca dan penulis.pembaca selalu memberikan komentar dlm surat pembaca
terhadap setiap isu atau opini yg ada dlm intro indonesia. Sebagian besar mereka
mendukung kritisisme yang ada didalamnya. Apakah mereka berubah karena
tulisan itu? Wallahuallam, setidaknya cara pandang mereka/ mind set mengalami
koreksi, dan semoga berubah

Trimakasi untuk bantuannya mas….

119

EDISI 71

120

EDISI 76

121

EDISI 82

122

EDISI 84

123

124

EDISI 85

125

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interoperabilitas Penyadapan dalam Perspektif Easement

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Akuntan dalam Perspektif Gender

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB IV

0 0 53

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaminan Kebesaran dan Tanggung Jawab Pers dalam Perspektif Hukum Media

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial

0 0 14

VARIASI BAHASA DALAM SOSIAL MEDIA SEBUAH

0 6 7