Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975) T1 152009011 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang- undang RI tahun 2003 (2003 : 2) mendefinisikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Berdasarkan definisi pendidikan dari Undang-undang RI tahun
2003 tersebut, nampak bahwa pendidikan merupakan suatu proses
pembelajaran yang menciptakan peserta didik yang lebih berkembang
secara spiritual, kepribadian serta dapat berdiri sendiri dalam memenuhi
tugasnya hidupnya. Proses pembelajaran ditujukan kepada peserta didik
agar bisa memimpin dirinya untuk hidup selanjutnya
Apabila suatu bangsa tidak mengembangkan sumber-sumber
manusianya, maka bangsa tersebut tidak akan dapat mengembangkan
sistem politik, aparat pemerintahan yang cakap dan bersih, angkatan
perang yang tangguh, ataupun peekonomian yang makmur bagi seluruh
rakyat (Oteng Sutrisna, 1977: 41). Setiap pengembangan kualitas

Sumber Daya Manusia selalu diupayakan melalui sebuah pendidikan.

1

Suatu bangsa yang maju adalah bangsa yang mengupayakan pendidikan
yang berkualitas.
Di abad ke-16, pengaruh pendidikan masa Penjajahan Belanda di
Indonesia dibawa oleh penyebar agama dari Eropa. Agama Kristen dan
Katolik dalam karyanya di Indonesia, memiliki tiga bidang kerja yaitu:
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Sosial
Penyebaran ini dilakukan saat bangsa Eropa terutama Spanyol dan
Portugis melakukan perdagangan untuk mencari rempah-rempah ke
Indonesia (Tri Widiarto, 2007 : 65-66). Untuk menyebarkan agama
Katolik diperlukan calon-calon misionaris/pekerja agama. Fransiscus
Xaverius adalah misionaris yang di anggap sebagai peletak dasar agama
Katolik di Indonesia. Pada tahun 1536 di Ternate didirikan sekolah yang
mendidik calon-calon misionaris/pekerja agama. Banyak anak-anak
Indonesia yang masuk sekolah ini. Dengan adanya usaha-usaha sosial

dari para misionaris, kehidupan orang-orang Maluku semakin menjadi
maju (Soemanto dan Soeryono dalam buku nya Muhammad Rifa’i yang
berjudul Sejarah Pendidikan Nasional : dari masa klasik hingga modern
1983 : 34-35).

2

Sekolah seminari pertamakali didirikan oleh Antonio Galvano di
Maluku untuk anak-anak pemuka-pemuka pribumi. Di sekolah ini selain
diajarkan pelajaran agama juga diajarkan membaca, menulis, dan
berhitung (Muhammad Rifai, 2010:54-55).
Penyebaran agama Katolik juga didasarkan pada kebijakan Politik
Etis. Semakin lama sekolah seminari atau sekolah katolik ini berkembang
pesat di daerah Indonesia, tidak hanya pada masa itu saja bahkan hingga
sekarang masih berdiri berbagai sekolah Katolik maupun Kristen tersebut
(Depdikbud, 1985:71 dan Gunawan, 1995;8) dalam bukunya Muhammad
Rifai yang berjudul sejarah pendidikan nasional.
Pendidikan di Indonesia mengalami banyak perbaikan. Upaya
perbaikan pendidikan salah satunya melalui Politik Etis yang muncul
karena dipengaruhi oleh seorang anggota parlemen Belanda yang bernama

Van Deventer. Ia mengatakan bahwa kondisi bangsa Belanda sekarang
telah maju dan disegani di dunia Eropa tidak boleh menafikan jasa dari
penduduk jajahannya, yaitu : Indonesia, kerena Belanda telah berhutang
budi (ereschuld) kepada Indonesia dan hutang itu harus dibayar. Cara yang
digunakan oleh Van Deventer adalah Politik Etis yaitu suatu usaha
mengangkat tingkat kehidupan bangsa Indonesia. Politik Etis ini kemudian
di rangkum dalam program Trias Van Deventer. Isi Politik Etis tersebut,
antara lain :
1. Irigasi (pengairan) membangun dan memperbaiki pengairanpengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian

3

2. Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan
pendidikan
3. Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi.
Setelah adanya Politik Etis ini khususnya dibidang pendidikan
terjadi beberapa perubahan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Pelaksanaan Politik Etis di Indonesia mempunyai pengaruh positif dan
negatif bagi rakyat Indonesia. Pengaruh positifnya antara lain dibangunnya
sekolah-sekolah di seluruh daerah Indonesia. Pengaruh negatifnya adalah

adanya penyimpangan-penyimpangan didalam kebijakan Politik Etis.
Salah satu penyimpangannya terjadi pada kebijakan Edukasi yaitu
Pemerintah Belanda membangun sekolah-sekolah. Pendidikan ditujukan
untuk mendapatkan tenaga administrasi yang cakap dan murah
(Muhammad Rifai, 2011: 73-74). Dampak positif dalam pendidikan ini
juga berpengaruh di Salatiga dan banyak sekolah- sekolah tersebut yang
masuk ke berbagai daerah Indonesia termasuk kota Salatiga.
Berawal pada tahun 1952 sekolah-sekolah di bawah naungan
Yayasan Kanisius yang didalamnya berkarya para Bruder Fratres
Imaculate Congrulation (yang dalam perkembangannya menjadi FIC)
bertambah banyak, hingga mengalami kesulitan dalam pengelolaan
terutama dari segi Finansial. Akhirnya sejumlah sekolah dan asrama
ditanggung kongresi Fratres Imaculate Congrulation (FIC), sekaligus
menjadi titik awal menuju tanggungjawab sendiri. Dua tahun kemudian
didirikan Yayasan Pangudi Luhur tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1954

4

dengan akta notaries, yang dirumuskan dalam rapat dewan oleh Br. Petrus
Claver. Sekaligus penyerahan sekolah-sekolah yang ditanggung FIC

kepada Yayasan Pangudi Luhur sesuai SK Kementrian Pendidikan pada
tanggal 1 Agustus 1955.
Dalam waktu yang singkat nama “Pangudi Luhur” sudah terkenal
dan mempunyai reputasi yang cukup baik. Pada tahun 1958, Br. Leonardus
menjabat sebagai pimpinan Badan Pengurus Yayasan Pangudi Luhur dan
berkantor di bekas pastoran dan rumah yavenat, disinilah kantor Yayasan
Pangudi Luhur didirikan.
Yayasan Pangudi Luhur ini mendirikan sekolah di Salatiga yang
diberi nama Pangudi Luhur Putra dan Pangudi Luhur Putri. Di tahun
1975 SMP Pangudi Luhur Putra beralih dari sekolah khusus putra
menjadi sekolah campuran (putra-putri). Hal ini yang menarik peneliti
untuk melakukan penelitian. Penelitian ini sebagai upaya untuk
menjelaskan

perkembangan

pendidikan

di


Salatiga

khususnya

perkembangan SMP Pangudi Luhur Salatiga.

5

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pangudi Luhur Salatiga?
2. Apa faktor yang menyebabkan SMP Pangudi Luhur Salatiga beralih
menjadi sekolah campuran (putra-putri) dari yang sebelumnya sekolah
khusus putra?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Sekolah Menengah Petrama (SMP)
Pangudi Luhur Salatiga.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan SMP Pangudi Luhur
Salatiga beralih menjadi sekolah campuran (putra-putri) dari yang
sebelumnya sekolah khusus putra.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Signifikasi Akademis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Memberi sumbangan ilmiah kepada mereka yang belajar sejarah,
khususnya Sejarah Pendidikan di Salatiga.
2. Manfaat Praktis
Mendorong kepada peneliti yang memilih minat yang sama untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang SMP Pangudi Luhur.

6

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975) T1 152009011 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975) T1 152009011 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975) T1 152009011 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975)

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Stella Matutina Salatiga Tahun 1970-2008 T1 152008003 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang T1 202008080 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang T1 202008080 BAB II

2 13 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang T1 202008080 BAB IV

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang T1 202008080 BAB V

0 0 2