PENERAPAN ETIKA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MEWUJUDKAN DISIPLIN KERJA PADA BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOTA KENDARI

PENERAPAN ETIKA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM
MEWUJUDKAN DISIPLIN KERJA PADA BADAN
NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOTA KENDARI
SUMIATI
La Ode MustafaR
H. Justawan
Sumiati@gmail.com
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
ABSTRAK
Masalah penelitian ini bagaimana Penerapan Etika Aparatur Sipil Negara
pada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari dan bagaimana Disiplin Kerja
Aparatur Sipil Negara pada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari. Informan
penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu menetapkan
informan dengan teknik acak berdasarkan homogenitas informan dan menurut
kriteria tertentu. Untuk melengkapi data penelitian, maka ditetapkan informan
kunci berjumlah 6 orang yang terdiri dariKepala Badan, Sekretaris Badan, Kepala
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, serta 3 Aparatur Sipil Negara yang tidak

memiliki jabatan struktural pada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari.
Etika Aparatur Sipil Negara pada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari
pada umumnya sudah cukup baik, yakni dimensi kerja sama bahwa kemampuan
bekerjasama pegawai pada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari cukup baik
seperti kerjasama yang ditunjukkan dalam pelaksanaan kegiatan unit pendidikan
dan pelatihan dilingkungan pemerintah daerah provinsi. Dimensi integritas bahwa
ketaatan pegawai pada kantor Badan Narkotika Nasional Kota Kendari cukup baik
dimana tingkat kehadiran dan waktu penyelesaian terhadap tugas-tugas dan
pekerjaan yang dibebankan kepada para pegawai walaupun masih terdapat belum
taat terhadap tata tertib kantor disebabkan kurangnya kesadaran pegawai dalam
memahami pentingnya mentaati tata tertib, serta Dimensi keseksamaan bahwa
dapat dinilai keseksamaan Aparatur Sipil Negara pada Badan Narkotika Nasional
pada Kepagawaian Bagian Umum untuk mencapai hasil kerjanya cukup sesuai
dengan waktu telah ditentukan. Produktivitas kerja pegawai pada Badan
Narkotika Nasional Kota Kendari secara umum dapat dikatakan cukup baik yakni
Dimensi produktivitas bahwa pegawai pada Badan Narkotika Nasional Kota
Kendari dapat bekerja dengan kualitas kerja cukup baik. Dimensi tingkat absensi
bahwa pegawai pada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari sudah dapat
dikategorikan disiplin,serta Dimensi ketepatan menyatakan bahwa Pegawai Pada
Badan Narkotika Nasional Kota Kendari sudah cukup tepat dalam mengerjakan

tugas yang dibebankan kepada mereka.
Kata Kunci : Etika Aparatur Sipil Negara dan Disiplin Kerja

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, di dalamnya ditegaskan bahwa PNS selaku unsur aparatur negara
dan abdi negara mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting serta
strategis, karena tidak saja selaku penyelenggara tertib pemerintahan namun juga
harus mampu menggerakkan dan memperlancar kegiatan pembangunan. Selaku
aparatur dan abdi negara maka keberadaan PNSdalam pelaksanaan pembangunan
menjadi penentu bagi keberhasilan pencapaian cita-cita dan tujuan pemerintah
negara Republik Indonesia.
Menyadari akan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri tersebut, maka
pemerintah senantiasa berupaya untuk meningkatkan, memantapkan dan
menyempurnakan berbagai kebijakan pembinaan kepegawaian utamanya dalam
pembinaan masalah disiplin pegawai mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat
daerah kabupaten/kota. Hal ini dapat dipahami karena terwujudnya pembangunan
secara efesien, efektif dan optimal sangat tergantung kepada kemampuan dan
kualitas aparat pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dijalankan

secara individual maupun secara organisasional.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan etika aparatur sipil negara pada BNN Kota Kendari.
2. Bagaimana disiplin kerja aparatur sipil negara pada BNN Kota Kendari.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan etika aparatur sipil
negarapada BNN Kota Kendari.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kedisiplinan kerja aparatur sipil negara
pada BNN Kota Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pimpinan, hasil ini dapat menjadi bahan informasi perlunya penerapan
etika yang baik terhadap pegawai sehingga terwujud disiplin kerja yang baik.
2. Bagi pegawai, dapat menjadi masukan dalam menyelesaikan pekerjaannya agar
lebih efisien dan efektif baik dalam penggunaan waktu dan tenaga.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan ataupun bahan
perbandingan dalam mengkaji masalah-masalah pembinaan dan penerapan
etika aparatur sipil negara dan disiplin kerja.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Etika
Untuk memahami apakah “etika“ maka perlu membandingkan dengan
moralitas. Baik etika dan moralitas sering dipakai dengan pengertian yang
sering disamakan.Sehubungan dengan hal tersebut, secara teoritis dapat
membedakan dua pengertian etika yaitu berasal dari bahasa Yunani
“Ethos“ berarti adat istiadat atau kebiasaan. Sehingga dalam pengertian ini,
etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Hal ini berarti etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik,

2

B.

C.

D.

E.


dan segala kebiasan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain
atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya (Khasanah, 2004 : 8).
Konsep Etika Kerja
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (2006 : 58) pengertian
“etika” merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah,
atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya.
Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan
apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak
etis.
Konsep Aparatur Sipil Negara
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai ASN, terlebih dahulu perlu
diketahui apa yang dimaksud dengan ASN. Pengertian mengenai ASN itu
sendiri tertuang pada pasal 1 angka 1 UU No. 5 tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi PNS dan PPPK yang bekerja
pada instansi pemerintah. PNS menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
adalah orang yang bekerja untuk pemerintah atau negara. Menurut
Kranenburg PNS adalah pejabat yang ditunjuk, jadi pengertian tersebut tidak
termasuk terhadap mereka yang memangku jabatan mewakili seperti anggota
parlemen, presiden dan sebagainnya. (Sri Hartini, 2008 : 31).

Konsep Disiplin Kerja
Disiplin merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan yangsesuai
dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Peraturan yang dimaksud termasuk absensi, lambat masuk, serta cepat pulang
pegawai. Jadi hal ini merupakan suatu sikap indisipliner pegawai yang perlu
disikapi dengan baik oleh pihak manajemen. Banyak yang mengartikan
disiplin itu bilamana pegawai selalu datang serta pulang tepat pada waktunya.
Pendapat itu hanya salah satu yang dituntut oleh organisasi. Oleh karena itu
kedisiplinan dapat diartikan sebagai tingkah laku yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. (Hasibuan, 2009 : 212).
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep di atas, yang menjadi pisau analisis adalah variabel
etika aparatur sipil negara dan kedisiplinan kerja aparatur sipil negara.
Menurut Arens (2006 : 108) bahwa etika aparatur sipil negara dapat diukur
menggunakan dimensi tanggung jawab, integritas, dan keseksamaan.
Sedangkan untuk mengukur variabel kedisiplinan pegawai, Nitisemito
(2008 : 44) menyatakan bahwa kedisiplinan kerja aparatur sipil negara
mempunyai dimensi seperti produktifitas kerja, tingkat absensi, dan ketepatan
waktu.
METODE PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian
Penelitianinidilaksanakan pada kantor BNN Kota Kendari. Pemilihan
lokasi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti adanya
pengetahuan dasar tentang adanya fenomena dan masalah yang layak diteliti,
merupakan salah satu pertimbangan bagi penulis dalam memilih BNN Kota
Kendari seperti kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam bekerja. Selain itu,
adanya masalah pada penerapan etika aparatur sipil negara yang kurang baik
sehingga dengan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian pada BNN
Kota Kendari.
B. Jenis Penelitian
3

C.

D.

E.

F.


Jenis penelitian yang digunakan dalalm penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis.
Informan Penelitian
Informan menurut Moleong (2006 : 132) adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian serta berkaitan dengan variabel penelitian. Informan penelitian ini
ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu menetapkan informan
dengan teknik acak berdasarkan homogenitas informan dan menurut kriteria
tertentu. Untuk melengkapi data penelitian, maka ditetapkan informan kunci
berjumlah 6 orang yang terdiri dari Kepala Badan, Sekretaris Badan, Kepala
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, serta 3 pegawai yang tidak memiliki
jabatan struktural pada BNN Kota Kendari.
Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (field research), ini dilakukan dengan cara observasi
kelokasi penelitian. Teknik yang digunakan dengan cara ini adalah:
a. Wawancara (interview) merupakan langkah pencarian atau

pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada
informan yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penelitian.
b. Pengamatan (observasi) adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian.
c. Dokumentasi, mencatat dokumen berkaitan dengan penelitian berupa
bahan/ laporan yang berkaitan dengan penelitian.
Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:7), teknik analisa
data kualitatif meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisa yang menggunakan model interaktif (interactive
models of analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992:16).
Definisi Konseptual
Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Etika aparatur sipil negara dalah perilaku yang sesuai dengan normanorma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakantindakan yang benar dan baik. Variabel ini dapat diukur menggunakan
indikator tanggung jawab, integritas, dan keseksamaan yang masingmasing dapat didefinisian sebagai berikut:
a. Tanggung jawab adalah tingkat kepatuhan pegawai dalam

melaksanakan tugas dan ketentuan peraturan BNN Kota Kendari.
b. Integritasadalah sikap seseorang yang dapat dijadikan contoh baik oleh
orang lain.
c. Keseksamaan adalah kesungguhan dan transparansi pegawai dalam
melaksanakan tugas.
2. Kedisiplinan kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran
4

dan kesediaan seseorang untuk mentaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Adapun dimensinya yaitu:
a. Produktifitas kerja adalah tingkat penyelesaian kerja pegawai dalam
sebuah organisasi yang memenuhi aspek kuantitas.
b. Tingkat absensi adalah tingkat kehadiran pegawai dalam organisasi
yang mencerminkan kedisiplinan terhadap organisasi.
c. Ketepatan waktu adalah salah satu aspek kedisiplinan yang dicerminkan
dari ketepatan pegawai pada saat datang dan pulang kantor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum

1. Sejarah Singkat Pembentukan BNN Kota Kendari
Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari adalah Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, merupakan instansi vertikal perwakilan
BNN RI di daerah. Tujuan dibentuknya BNN Kota Kendari untuk
melaksanakan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkoba (P4GN) dengan fokus pada empat kegiatan
utama yakni pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan
pemberantasan, dalam rangka mengatasi kondisi bangsa Indonesia yang
saat ini dikategorikan sebagai darurat Narkoba.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum pembentukan BNN Kota Kendari adalah:
1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika
Nasional;
3. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI Nomor: B/1068/M.PAN-RB/05/2010, tanggal 12 Mei
2010 tentang Persetujuan Pembentukan Badan Narkotika Nasional
Provinsi (BNNP) dan BNN Kabupaten/Kota,
4. Peraturan Kepala BNN RI Nomor: PER/04/V/2010/BNN tentang
Organisasi dan Tata Kerja BNNP dan BNN Kabupaten/Kota.
5. Surat Keputusan WaliKota Kendari Nomor: 1291 Tahun 2011 tanggal
13 Desember 2011, tentang penempatan pegawai otonom pemerintah
Kota Kendari dipekerjakan pada BNN Kota Kendari
3. Profil BNN Kota Kendari
a. Kedudukan, tugas dan fungsi
Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, sebagaimana
dijelaskan dalam Peraturan Kepala BNN Nomor 3 tahun 2015 adalah
instansi vertikal BNN yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang
BNN dalam wilayah Kota Kendari berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala BNNP.
b. Susunan Organisasi
Susunan organisasi BNN Kota Kendari terdiri dari Kepala dalam
jabatan eselon III dan 4 (empat) unit kerja dalam jabatan eselon IV,
dengan struktur organisasi sebagai berikut:
a. Kepala;
b. Subbagian Umum;
c. Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat;
d. Seksi Rehabilitasi; dan

5

e. Seksi Pemberantasan.
c. Keadaan pegawai
Jumlah pegawai BNN Kota Kendari Per 31 Desember 2017
sebanyak 24 orang personil, melaksanakan tugas sesuai golongan,
jabatan dan kelas jabatan sebagaimana disajikan pada lampiran.
Gambaran keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan,
golongan kepangkatan, jabatan, pelatihan yang telah diikuti dan kelas
jabatan yang diisi pada BNN Kotakendari adalah sebagai berikut:
a. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan
Ditinjau dari tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa sumber
daya tenaga yang ada pada BNN Kota Kendari sangat baik dan tidak
diragukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Jumlah pegawai menurut golongan kepangkatan
Sebagian besar pegawai berpangkat golongan III keatas. Kondisi
ini merupakan potensi yang baik dalam melaksanakan tugas pada BNN
Kota Kendari.
c. Jumlah pegawai menurut jabatan
Berdasarkan formasi jabatan sesuai Keputusan Kepala BNN
nomor: KEP/173/IV/SU/KP.02.00/2015/BNN tentang daftar susunan
pegawai (DSP) di lingkungan BNN menetapkan jumlah DSP pada BNN
Kota sebanyak 78 orang. Kondisi tenaga pada BNN Kota Kendari per
31 Desember 2017 menunjukkan jumlah pegawai baru 24 orang
(33,77%) dari DSP yang seharusnya ada. Dari jumlah tersebut jabatan
struktural telah terisi 100%, akan tetapi jabatan non struktural baru
terisi sebesar 26,03%. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja organisasi
kedepannya. Karena jabatan non struktural sebagaimana dimaksud pada
Perka BNN tersebut diatas mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
kegiatan teknis program P4GN.
d. Jumlah pegawai menurut jenis pelatihan yang diikuti
Pegawai BNN Kota Kendari yang telah mengikuti pelatihan
kepemimpinan adalah pejabat eselon III, sedangkan pejabat eselon IV
belum mengikuti pelatihan kepemimpinan. Sedangkan pejabat non
struktural yang telah mengikuti pelatihan teknis dan/atau fungsional
sebanyak 14 orang.
e. Jumlah pegawai menurut kelas jabatan dan DSP
Kelas jabatan pada BNN Kota Kendari yang belum diisi adalah
grade 3, kelas jabatan ini adalah tenaga caraka pada unit kerja sub
bagian umum. Disamping itu grade 6, grade 7 dan grade 8 masingmasing baru terisi sebanyak 31,71%, 17,39% dan 28,57%.
f. Jumlah pegawai pada unit kerja menurut DSP dan kelas jabatan
Kondisi pegawai BNN Kota Kendari pada tahun 2017, baru
terpenuhi 30,77% dari DSP yang seharusnya ada. Secara keseluruhan
kondisi tenaga pada BNN Kota Kendari yang masih kurang adalah pada
unit kerja seksi pemberantasan dengan jumlah pegawai 4 orang dari 22
tenaga menurut DSP. Jenis tenaga pada seksi pemberantasan terdiri atas
1 orang polisi dan 3 orang PNS. Sedangkan pada unit kerja subag

6

umum, seksi P2M dan seksi rehabilitasi masing-masing telah terisi
sebanyak 33,33%, 35,29% dan 35,00%.
g. Sarana dan prasarana (asset)
Jumlah sarana prasara perkantoran/aset BNN Kota Kendari pada
tahun 2017 sebanyak 307 unit. Pada dasarnya keadaan sarana dan
prasarana penunjang yang dimiliki oleh BNN Kota Kendari sudah
cukup memadai dalam mendukung tugas organisasi tetapi seiring
dengan perkembangan waktu dengan kondisi kerja semakin besar dan
kompleks maka sarana dan prasarana penunjang tersebut agar selalu
diperhatikan keadaannya sehingga pelaksanaan tugas-tugas organisasi
ke depannya dapat berjalan dengan baik.
B. Etika Aparatur Sipil Negara Pada Badan Narkotika Nasional Kota
Kendari
Etika aparatur sipil negara adalah perilaku yang sesuai dengan normanorma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakantindakan yang benar dan baik. Variabel ini dapat diukur menggunakan
dimensi tanggung jawab, integritas, dan keseksamaan yang masing-masing
sebagai berikut:
a. Tanggung jawab
Tanggung jawabadalah tingkat kepatuhan pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan
yang berlaku pada BNNKota Kendari.Tanggung jawab dalam penelitian
ini fokus pada kerja sama pegawai dalam melaksanakan tanggung jawab
yang sesuai dengan kemampuan Aparatur Sipil Negara BNNKota Kendari
untuk bekerja secara tim dalam menyelesaikan pekerjaan.
b. Integritas
Integritasadalah sikap seseorang yang dapat dijadikan contoh baik
oleh orang lain. Integritas yang dimaksud dalam penelitian ini fokus pada
perilaku atau sikap pegawai dalam memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
ataupun dalam melaksanakan tugasketaatan atau kepatuhan terhadap tata
tertib serta disiplin waktu berdasarkan dorongan dan kesadaran yang
muncul dari dalam hatinya.
Berdasarkan deskripsi data tersebut maka secara umum dapat
dikatakan bahwa pegawai BNN Kota Kendari taat mengikuti tata tertib
dalam bekerja dari penilaian pimpinan, melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai pegawai. Ini berarti bahwa kinerja pegawaiBNN Kota Kendari
termasuk dalam kategori baik dalam mengikuti tata tertib kerja terhadap
indikator, mengikuti tata tertib dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pegawai. Walaupun masih ada pegawai yang cukup
sadar dalam mentaati tata tertib, kami tentu telah menyiapkan berbagai
sangsi terhadap pelanggaran-pelanggan pegawai, sehingga pegawai sadar
akan pentingnya mentaati tata tertib dalam kantor.
c. Keseksamaan
Keseksamaanadalah kesungguhan dan transparansi pegawai dalam
melaksanakan tugas.Tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, ASN yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan,
tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi, berdisiplin serta sadar
akan tanggungjawabnya sebagai unsur ASN dimasyarakat sesuai dengan
7

sumpah/janji PNS sebagai unsur Aparatur Negara dan abdi masyarakat
memilki akhlak dan budi pekerti yang baik/tidak tercela yang
berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan
serta bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dimensi keseksamaan
dalam penelitian ini fokus pada kesungguhan pegawai dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan untuk
mengukur kesungguhan pada BNN Kota Kendari.
C. Disiplin KerjaPada Badan Narkotika Nasional Kota Kendari
Disiplinkerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesedian seseorang untuk mentaati semua peraturan perusahaan dan normanorma sosial yang berlaku.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian terdahulu mengenai kreatifitas kerja dan produktifitas
kerja pegawai, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Etika ASN pada BNN Kota Kendaripada umumnya sudah cukup baik, yakni
dimensi kerja sama pegawai pada Kepala BNN Kota Kendari cukup baik
seperti kerjasama yang ditunjukkan dalam pelaksanaan kegiatan unit
pendidikan dan pelatihan dilingkungan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/Kota. Dimensi integritas bahwa ketaatan pegawai pada kantor BNN
Kota Kendari cukup baik dimana tingkat kehadiran dan waktu penyelesaian
terhadap tugas-tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepada para pegawai,
serta Dimensi keseksamaan bahwa dapat dinilai keseksamaan Apratur Sipil
Negara BNN pada Kepagawaian Bagian Umum untuk mencapai hasil kerjanya
cukup sesuai dengan waktu telah ditentukan walaupun terkadang ada beberapa
ASNyang dapat menyelesaikan tugas yang diembannya kurang dari waktu
yang telah ditentukan
2. Produktivitas kerja pegawai pada Kepala BNN Kota Kendari secara umum
dapat dikatakan cukup baik. Yakni Dimensi produktivitas bahwa pegawai BNN
Kota Kendari dapat bekerja dengan kualitas kerja cukup baik. Ini berarti bahwa
ASN pada BNN Kota Kendari terkadang melaksanakan pekerjaan yang tidak
sesuai dengan yang diperintahkan sebab kurangnya kreatifitas yang dimiliki
oleh pegawai sehingga pekerjaan dilakukan dengan kurang optimal, Dimensi
tingkat absensi bahwa pegawai pada BNN Kota Kendari sudah dapat
dikategorikan disiplin, dimana pegawai patuh terhadap tata tertib dalam
organisasi serta tepat waktu saat datang dan pulang kantor sesuai jam kerja
yang telah ditetapkan, serta Dimensi ketepatan menyatakan bahwa pegawai
pada BNN Kota Kendari sudah cukup tepat dalam mengerjakan tugas yang
dibebankan kepada mereka.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1. Pegawai BNN Kota Kendari diharapkan dapat meningkatkan etika ASN
terutama sikap dan perilaku
terkait tanggung jawab, integritas dan
keseksamaan.

8

2. Agar meningkatkan disiplin kerja pegawai BNN Kota Kendari, dan diharapkan
pegawai dapat lebih mengoptimalkan kualitas kerja mereka sehingga dapat
mempertahankan hal-hal positif yang telah diraih pada BNN Kota Kendari
DAFTAR PUSTAKA
Arens. 2006. Birokrasi. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarata.
Bernandin Dan Russel. 1993. Tinjauan Kinerja. BPFE-UGM. Yogyakarta.
C.F Strong. 2001. Modern Political Constitutions. Sidgwick and Jackson Limited.
London.
Fattah. 1999. LandasanManagemen. Rosda Karya. Bandung.
Filippo. 1990. Hakekat Dan Tantangan Managemen Personalia. Erlangga. Jakarta.
Gomes. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta.
Griffin, W. dan Ebert, R. 2006. Bisnis (Alih bahasa Rd. Soemarnagara). Erlangga.
Jakarta.
Hasibuan. 1996. Organisasi dan Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.
Hasibuan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV. Haji Masagung. Jakarta.
Hasibuan Malaya. SP. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Jones. 2002. BukuPintarManajemenKinerja. Terjemahan Anthony Dan Metalexia
Publishing. Jakarta.
Khasanah. 2004. Pengembangan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Miles, B. Mathew dan Michael Hurberman. 1992. Analisis data kualitatif buku
sumber tentang model-model baru. Jakarta: UIP
Magnis. Suseno Franz. 2001. Kuasa dan moral. Gramedia pustaka utama. Jakarta.
Musanef. 1989. Asas- Asas Kinerja. Yayasan Obor. Jakarta.
Moleong J, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdukarya
Nitisemito, A.S., 2008. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Pegawai. BPFE. Yogyakarta.
Rivai. 2005. Performance Appraisal. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ruky. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. PT Gramedia, Jakarta.
Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pustaka Setia. Bandung.
Siagian, Sondang P, 1997. Teori Pengembangan Organisasi.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Mandar
Maju. Bandung.
Sri, Hartini. 2008. Hukum Kepegawaian Di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Pranada
Media Group.
Syarif. 1990. Tekhnik Manajemen Latihan Dan Pembinaan. PT. Angkasa.
Bandung.
Thoha, Miftah. 1991. Kepemimpinan Dalam Managemen. Rajawali. Jakarta.
Timple, B. 1992. Seri Ilmu Dan Seri Manajemen Bisnis : Kinerja. Gramedia.
Jakarta.
Umar. 2003. Metode Risert, Perilaku Organisasi. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Winardi. 1996. Manajer Dan Manajemen. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Wood. 2001. Organizational Behavior A Global Perspectives. Australia.
9

Dokumen:
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Depdagri, Jakarta.
Program Pembangunan Nasional, 2001, UU RI No. 25 Tahun 2000-2004, CV
Amika Utama, Jakarta.
Peraturan Pemerintah nomor 30 Tahun 1980 Tentang Pembinaan Disiplin
PegawaiNegeri Sipil.

10