BURSA EFEK GLOBAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP BURSA EFEK INDNESIA PASCA KRISIS KEUANGAN 2008

BURSA EFEK GLOBAL DAN PENGARUHNYA
TERHADAP BURSA EFEK INDNESIA
PASCA KRISIS KEUANGAN 2008
Ibnu Khajar
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung
email: ibnukhajar@yahoo.com
ABSTRACT
The global financial crisis has negatip effect on global capital markets include Indonesian Capital
market (IDX). This aims of this research are, first, to, to knowing effect of global stock market to
Indonesian Capital Maket. Second, to analyze how performance of each Global Capital Market
compare with each others, than analyze wich are the best and worst market. The types of
this research were descriptive and explanatory research and the research method with used
seconder data and purposive sampling technique. The samples in this research are indexes of
global capital markets, like as: DJI, NIKKEI, KOSPI, HSI, FTSE, ASX and JKSE (IHSG). The
data collection technique is the literature study and documentation, while the data analysis
technique is with Eviews. The results of this research indicated that (1) There are significantly
simultan relationship between global capital markets (DJI, NIKKEI, KOSPI, HSI, FTSE and ASX)
to Indonesian capital market (IHSG), and three global capital markets (DJI, FTSE and HSSI)
has significant partial impact to IHSG. (2) There isn’t defference significance performance
between each capital market in the global capital market. And (3) Indonesian capital market
has highest average market return.

Keywords: Global financial crisis, indexes of global capital, market return.
PENDAHULUAN
Menjelang akhir triwulan III-2008, perekonomian dunia dihadapkan pada satu babak baru yaitu runtuhnya stabilitas ekonomi
global, seiring dengan meluasnya krisis
keuangan keberbagai Negara. Di penghujung triwulan III-2008, intensitas krisis semakin membesar seiring dengan bangkrutnya bank investasi terbesar AS Lehman
Brothers, yang diikuti oleh kesulitan keuangan yang semakin parah di sejumlah lembaga keuangan berskala besar di AS, Eropa,
dan Jepang (Outlook perekonomian Indonesia, 2009-2014). Krisis keuangan global
2008 telah berdampak negatip terhadap
menurunnya indeks bursa saham di seluruh
dunia, seperti Bursa Amerika sendiri dalam
hal ini DJI, Jepang-NIKKE, Korea-KOSPI,
Hongkong-HSI, Inggris-FTSE, AustraliaASX, Singapura-STI, dan tidak terkecuali Indonesia-JKSE. Krisis keuangan global telah
Bursa Efek Global ………. (Ibnu Khajar)

mempengaruhi mempengaruhi mekanisme
investasi dan perdagangan secara global
di pasar modal dunia dan telah berdampak
terhadap investor di Amerika Utara, Eropa,
Australia, dan Asia (Darmawan,2009).
Para ahli berpendapat bahwa kondisi perekonomian suatu negara akan terpengaruh

oleh kondisi perekonomian Negara lainnya.
Kondisi krisis 13 negara-negara Asia tahun
1997 menurut penelitian Bank Dunia terutama disebabkan oleh adanya contagion
effect domino effect dari negara lain (Tan,
Jose Antonio, dalam Darmawan,2009).
Riset yang dilakukan oleh Eun dan Shim
(1989) menunjukkan bahwa pasar Amerika
Serikat merupakan pasar modal yang paling
berpengaruh, sehingga perubahan pasar
AS akan dapat mempengaruhi pergerakan
pasar modal lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipastikan
bahwa kasus subprime mortgage yang ber-

153

mula di Amerika Serikat pemicu munculnya
krisis keuangan global dapat mempengaruhi
perekonomian dunia yang salah satu indikatornya tercermin dalam pasar modal dunia.
Turunnya indek harga saham secara signifikan merupakan salah satu indikator akibat
krisis yang terjadi di Negara Amerika, begitu

juga sebaliknya naiknya indeks bursa global
juga indicator bahwa krisis telah mulai mereda. Tabel-1 mengilustrasikan perkembangan
4 bursa global yaitu IHSG, FTSE, NIKKEI
dan DJI periode 2008-2009 yang ditengarai
terjadinya penurunan indeks yang signifikan
akibat krisis dan sedikit demi sedikit naik
kembali bebarengan dengan mulai berakhirnya krisis. Penurunan indek mulai terlihat
pada periode sekitar September-Oktober
2008 hingga sekitar Mei-Juni 2009 dan September 2009 nampak grafik indeks sudah
naik kembali, oleh karena itu dalam penelitian bulan tersebut merupakan awal periode
pasca krisis keuangan global.

(Sukirno,1985:167). Analog juga dengan
Bursa Efek Global bahwa penurun indek sebagai akibat krisis keuangan global hanya
bersifat sementara dan suatu saat juga akan
naik kembali ke posisi semula atau bahkan
lebih tinggi dibanding sedia kala seiring
dengan selesainya krisis(lihat Tabel-1). Permasalahan dalam penelitian ini selain untuk
mengetahui pengaruh antara Bursa Efek
Global terhadap Bursa efek Indonesia juga

untuk mengatahui bagaimana perkembangan kebangkitan (recovery) setelah mengalami keterpurukan. Bagaimana perkembangannya, bursa mana yang lebih cepat pulih
dibandingkan bursa global lainnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas serta bukti-bukti empiris sebelmunya
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh Bursa Global
(DJI, NIKKEI, FTSE, KOSPI, ASX, HIS,
dan STI ) terhadap IHSG pasca krisis

Tabel-1
INDEKS BURSA GLOBAL

Sumber: yahoo finance, 2011
Siklus naik atau turunnya kegiatan ekonomi dalam jangka panjang akan selalu terjadi,
setiap kali terjadi kenaikan akan mencapi
puncaknya kemudian menurun dan itu tidak
selamanya dan akhinya akan naik kembali


keuangan global 2008?
2. Bagaimanakah perkembangan Bursa
Global (DJI, NIKKEI, FTSE, KOSPI, ASX,
HIS, STI dan IHSG) pasca krisis keuangan global 2008?

154

EKOBIS Vol.12, No.2, Juli 2011 : 153 - 167

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan
rumusan masalah penelitian, maka tujuan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh Bursa Global (DJI, NIKKEI,
FTSE, KOSPI, ASX, HIS, dan STI ) terhadap IHSG pasca krisis keuangan global
2008?
2. Untuk mengetahui dan menganalisis
perkembangan Bursa Global (DJI, NIKKEI, FTSE, KOSPI, ASX, HIS, STI dan
IHSG) pasca krisis keuangan global

2008.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat
bagi:
1. Khasanah ilmu pengetauan, hasil temuan
ini diharapakan dapat memberikan tambahan gambaran dan pemahaman yang
didukung bukti empiris terkait dengan
perkembangan Bursa Global serta pengaruhnya terhadap Bursa Efek Indonesia (IHSG) pasca krisis keuangan global
2008.
2. Bagi investor saham di BEI, hasil temuan
ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan maupun rambu-rambu dalam
investasi guna pembentukan portfolio
saham.
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Asal Mula Krisis Keuangan Global
Subprime
Krisis ekonomi yang melanda Amerika
Serikat terjadi akibat macetnya kredit property (subprime mortgage) yang diikuti oleh
ambruknya lembaga-lembaga keuangan di
Amreika Serikat. Kredit perumahan yang

awalnya berjalan baik karena ditujukan kepada nasabah yang prima akhirnya meluas
kepada nasabah-nasabah yang tidak prima
(layak). Nasabah yang pernah dilanda kredit
macet memperoleh kembali kredit baru. Selain itu, banyak kredit yang diberikan dengan uang muka yang sangat rendah, atau
Bursa Efek Global ………. (Ibnu Khajar)

bahkan tanpa uang muka sama sekali. Banyak pula kredit yang hanya mensyaratkan
pembayaran bunga dan tidak mewajibkan
membayar cicilan pokok sama sekali.
Mengapa perbankan Amerika berbuat
sedemikian ceroboh, karena harga-harga
property naik tajam bertahun-tahun tanpa
henti. Harga rumah yang naik terus, nilai
jaminan (harga rumah) juga meningkat, sedangkan jumlah pinjaman pokoknya tetap.
Oleh karena itu dalam perhitungan bank,
walaupun tanpa uang muka, jika harga jaminan naik 20% per tahun, maka nilai jaminan akan menjadi 120% dari harga awal.
Sehingga nilai pinjaman dibandingkan dengan jaminan menjadi turun. Situasi itulah
yang membuat bank berani memberikan
kredit pemilikan rumah tanpa uang muka.
Bermacam-macam kredit itulah yang disibut

subprime.
Kenaikan rumah yang terjadi secara terus menerus akan tetap ada jika orang yang
membeli rumah makin banyak. Juga jika
perbankan terus memasok perekonomian
dengan kredit pemilikan rumah yang makin
besar. Tetapi karena sebelumnya bank juga
memberikan kredit pada mereka yang tidak
prima selain nasabh yang prima, maka pembayaran cicilan pun mulai seret. Karena itu
bank mulai hati-hati menyalurkan kredit.
Dampaknya, kehati-hatian bank tersebut
menyebabkan harga rumah berhenti naik,
bahkan mulai turun. Penurunan harga itu
menyebabkan nasabah kredit pemilikan rumah mulai berpikir apakah akan meneruskan cicilan atau pergi saja (ngemplang).
Akhirnya, kredit macet pun membesar. Jadilah problem kemacetan kredit subprime
morgatge menggelinding ke seluruh dunia
bagai bola salju.
Derivatif Subprime
Kredit-kredit perumahan oleh bank yang
bersangkutan dikumpulkan dan kemudian
disekuritisasi. Ini adalah suatu proses menstranformasikan kredit pemilikan rumah

menjadi surat berharga (sekuritas). Istilah
yang sering digunakan untuk sekuritas yang

155

dijamin oleh kredit pemilikan rumah tersebut adalah mortgage back securities (MBS)
dengan varian yang bernama collateralized
debt obligation (CDO).
Nasabah kredit perumahan tetap membayar cicilan kepada bank asalnya, tapi
bank itu kemudian meneruskan pembayarannya kepada investor yang membeli
MBS ataupun CDO. Jika pembayaran cicilan lancar, pembayaran dari bank kepada
pemegang MBS dan CDO juga lancar. Namun karena pembayaran cicilan mulai seret,
pembayaran kepada investor pembeli surat
berharga juga tersendat.
Proses sekuritisasi kedua sekuritas tersebut banyak dibantu oleh lembaga keuangan
yang awalnya didirikan pemerintah Amerika,
yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac. Mereka
berfungsi sebagai penjamin (underwriter),
karena fungsinya tersebut, akhirnya mereka
juga memiliki sekuritas MBS dan CDO, dengan alasan karena ada yang tidak laku atau

sengaja untuk memilikinya. Dengan peran
yang seperti itu, begitu terjadi kisruh pembayaran MBS dan CDO, pasar memperkirakan
kedua lembaga tersebut yang sahamnya sudah dicatatkan di NYSE itu pasti rugi besar.
Investor pemegang saham kedua lembaga
tersebut rame-rame menjual sahamnya sehingga menyebabkan anjloknya harga saham, dan akhirnya pemerintah menolong
kedua lembaga tersebut.
Lembaga lain yang memiliki MBS dan
CDO antara lain bank besar seperti Citigroup.
Karena nilai kedua jenis surat utang tersebut
jatuh, akhirnya membuat bank tersebut rugi,
dan investor pun melepas saham banka
tersebut, sehingga harga saham mereka pun
juga ikut anjlok. Beberapa bank investasi
juga banyak yang memiliki MBS dan CDO,
sehingga mereka pun kut merugi.
Pasar Modal (Capital Market)
Pasar modal adalah pasar di mana banyak jenis instrument keuangan jangka panjang dapat diperdagangkan. Meliputi obligasi (bond), ekuitas (stocks), mutual fund,
instrument derivative dan instrument keun-

gan lainnya (Jsx. Co. id, 2007). Pasar modal

adalah suatu sumber pendanaan bagi perusahaan dan institusi lainnya (misal: pemerintah), dan sebagai alat investasi. Oleh
karena itu pasar modal memfasilitasi infrastuktur proses pembelian dan penjualan dan
aktivitas lainnya yang terkait.
Jika di pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi,
waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi
(put atau call), maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Commercial Paper, Promissory Notes, Call
Money, Repurchase Agreement, Banker’s
Acceptence, Treasury Bills dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun
1995 memberikan pengertian Pasar Modal
yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek”. Pada dasarnya pasar modal
mirip dengan pasar-pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu harus ada
penjual yang berhasil. Jika jumlah orang
yang ingin membeli lebih banyak dibanding
yang ingin menjual, harga akan menjadi lebih tinggi, jika yang terjadi sebaliknya maka
harga saham akan turun.
Terdapat banyak sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu
investasi. Namun pasar modal dapat digolongkan sebagai sumber pembiayaan modern. Dikatakan sebagai sumber pembiayaan
modern, karena ada sumber pembiayaan
tradisional. Sumber pembiayaan tradisional
yang sudah sangat populer adalah bank.
Satu keunggulan penting yang dimiliki pasar
modal dibanding bank adalah bahwa untuk
mendapatkan dana sebuah perusahaan
tidak perlu menyediakan agunan sebagaimana dituntut oleh bank. Hanya dengan
menunjukkan prospek yang baik, maka surat berharga perusahaan tersebut akan laku
dijual di pasar. Di samping itu, dengan me-

156

EKOBIS Vol.12, No.2, Juli 2011 : 153 - 167

manfaatkan dana dari pasar modal, perusahaan tidak perlu menyediakan dana setiap
bulan atau setiap tahun untuk membayar
bunga. Sebagai gantinya perusahaan harus
membayar dividen kepada investor.
Bagi investor menginvestasikan dananya
di pasar modal juga memberi keuntungan
yang tidak bisa diberikan oleh bank, yakni
berupa pembayaran dividen yang bukan
tidak mungkin bisa melampaui jumlah yang
dibayarkan oleh bank atas nilai investasi
yang sama, sekalipun keuntungan ini juga
diiringi risiko yang tidak kecil. Bila perusahaan sedang merugi, misalnya, sering terjadi
investor tidak mendapatkan hak dividennya.
Jeff Madura (2003) menyatakan bahwa
Pasar modal (Equity Markets) mempunyai
beberapa fungsi: (1) Memfasilitasi aliran
dana dari investor individual atau institusi
ke perusahaan, sehingga mereka (pasar
modal) memungkinkan perusahaan dapat
mendanai investasi baru ataupun ekspansi
usaha, (2) Memfasilitasi aliran dana antar
investor, dan (3) Memfasilitasi investor (equity) masuk ke dalam perusahaan. Pasar
modal mempunyai peranan penting bagi
perekonomian suatu Negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi (Sumber:
JSX.Co.id). Pertama, pasar modal merupakan kendaraan untuk pendanaan atau suatu
alat bagi perusahaan untuk memperoleh
dana dari masyarakat investor. Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
untuk pengembangan bisnis, ekpansi, menambah modal kerja, dan sebagainya. Kedua, pasar modal menjadi media bagi public
untuk investasi dalam instrumen keuangan
seperti saham, obligasi, mutual fund, dan
yang lainnya. Publik dapat menempatkan
dana mereka menurut karakteristik resiko
dan return dari setiap instrument yang public kehendaki.
Indeks Harga Saham
Salah satu komoditas yang paling popular yang diperdagangkan di Bursa Efek
adalah saham. Sebenarnya ada beberapa
katagori saham, yaitu saham biasa seri A,
Bursa Efek Global ………. (Ibnu Khajar)

B dan saham preferen. Masing-masing katagori tersebut mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Misalnya saham seri
A, biasanya dimiliki oleh pendiri perusahaan
(Founding Father) dan memiliki hak khusus
seperti pemilihan direksi. Saham preferen
salah satu cirinya mempunyai hak dividen
tetap tidak perduli apakah perusahaan untung atau rugi. Saham biasa seri B juga
mempunyai hak dividen, hanya saja dividen
dibagikan atau tidak sangat tergantung pada
RUPS serta apakah perusahaan bersangkutan memperoleh keuntungan atau tidak. Ketiga jenis saham tersebut yang lazim banyak
dikenal masyarakat dan banyak serta popular diperdagangkan di Bursa adalah saham
seri B.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ada sekitar
400 emiten yang sahamnya diperdagangkan
di Bursa. Setiap saham yang diperdagangkan pada jam bursa setiap saat akan mengalami perubahan harga, naik atau turun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) salah
satu indeks yang ada di BEI akan mencerminkan rata-rata tertimbang dari imbal hasil
(return) saham-saham yang ada didalamnya
pada periode tersebut. Indek dapat berfungsi
sebagai indicator kinerja suatu bursa saham
tertentu atau sebagian dari pasar secara
keseluruhan, dengan indek investor dapat
melakukan perbandingan kinerja saham individual dengan indicator pasar secara lebih
luas (Madura, 2003). Indek harga saham
merupakan suatu indicator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indek digunakan sebagai suatu indicator trend pasar,
artinya pergerakan indek menggambarkan
kondisi pasar pada suatu saat, apakah aktif
atau tidak. Melalui indek, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham apakah naik, konstan, atau turun. Oleh karena
itu jika ingin melihat bagaimana keadaan
dan perkembangan saham-saham yang
ada pada suatu bursa salah satu indikatornya adalah dengan melihat indeks bursa
bersangkutan. Penelitian ini akan mengkaji keterkaitan dan perkembangan bursa
global, oleh sebab hampir setiap Negara di

157

Keterkaitan Antar Bursa Efek Dunia
Proses globalisasi
mencakup bisnis
produk dan keuangan, untuk keuangan
mempunyai signifikansi dan kekuatan yang
lebih besar dibandingkan bisnis produk. Bisnis keuangan meliputi valuta asing (Valas)
serta kegiatan investasi langsung maupun
tidak langsung. Pasar modal merupakan
salah satu media untuk melakukan kegiatan
investasi langsung dari sector bisnis keuangan. Investasi dipasar modal bisa dilakukan
diseluruh dunia termasuk di Bursa Efek In-

donesia (BEI). Investor dapat melakukan
kegiatan investasi sesuai dengan preferensi
mereka atas resiko dan return.
Sejak memasuki era globalisasi, satu per
satu negara di dunia mulai ikut dalam proses globalisasi. Hal ini berakibat kalau terjadi
suatu peristiwa buruk di satu negara atau
kawasan, kawasan lain tak pelak terseret
juga. Masalah integrasi bursa saham antar
negara telah dipelajari sejak akhir dekade
80-an, khususnya setelah jatuhnya Wall
Street 1987. Sejak saat itu, beberapa ahli
melakukan penelitian sejenis di berbagai
belahan dunia. Pada umumnya para ahli
sepakat bahwa bursa–bursa saham internasional saling terkait satu sama lain. Pasar
modal Indonesia melalui bursa efek Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan
dari kegiatan bursa saham global. Selain
itu biasanya untuk bursa-bursa saham yang
berdekatan lokasinya, seringkali memiliki
investor yang sama. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain. Dalam hal ini,
biasanya bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil. Salah satu
pasar modal terbesar di dunia adalah bursa
yang berada di New York (NYSE), dimana
kurang lebih 2800 perusahaan mencatatkan
sahamnya di Bursa tersebut. Angka yang
cukup fantastis jika dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI yaitu sekitar 400-an
perusahaan. Perkembangan seluruh pasar
modal dari berbagai negara di seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh yang terjadi di
Wall Street yaitu NYSE. Menurut riset yang
dilakukan oleh Eun dan Shim 1989 pasar
Amerika Serikat adalah pasar modal yang
paling berpengaruh, sehingga perubahan
pasar AS akan dapat mempengaruhi pergerakan pasar modal lainnya.
Salah satu penelitian yang terkait dengan masalah keterkaitan bursa efek global
adalah dilakukan Darmawan (2009) dengan judul “Pengaruh Indeks DJI, FTSE100,
NKY225, dan HSI Terhadap Indeks harga
Saham Gabungan Sebelum, Ketika, dan

158

EKOBIS Vol.12, No.2, Juli 2011 : 153 - 167

dunia mempunyai bursa maka tidak semua
bursa akan diteliti, tetapi delapan (8) bursa
terkemuka yang mewakili beberapa benua
saja yang akan ditelliti sebagaimana yang
dilakukan oleh Mansyur (2005) dan Darmawan (2010). Data yang akan dikaji dari
bursa global tersebut adalah indeks masing-masing bursa, Inggris FTSE, Jepang
NIKKEI, Amerika DJI, Australia ASX, Korea
KOSPI, Hongkong HSI, Singapura STI dan
Indonesia adalah IHSG (JKSE).
Nilai indeks bursa global terbentang
pada kisaran nilai ribuan sampai puluhan
ribu. Tahun 2007 sebelum terjadinya krisis
bursa efek Hongkong (HSI) mempunyai nilai
indeks tertinggi 23455 dan terendah bursa
efek Korea (KOSPI) sebesar 1625, sedangkan pasca krisis yaitu tahun 2009, indeks
tertinggi adalah Jepang (NIKKEI) 10456
dan terendah KOSPI 1683 (yahoo, finance).
Nilai indeks berbeda-beda, oleh karena itu
jika ingin membuat perbandingan kinerja
atau perkembangan antar bursa tidak bisa
dibandingkan secara langsung, tetapi harus
dibuat prosentase perubahan indeks yang
dikenal dengan istilah imbal-balik (return)
pasar, misal imbal-balik pasar (Rm) BEI dihitung dengan formula sebagai berikut:

Rm =

IHSG t − IHSG t -1
x 100
IHSG t -1

Formula tersebut akan digunakan untuk
menghitung imbal-balik pasar seluruh bursa
efek global yang dijadikan obyek dalam penelitian ini.

Sesudah Subprime Mortgage Pada tahun
2006-2009”. Berdasarkan pada Contagion
Effect Theory (Tan, Jose Antonio, 1998, dalam Darmawan:2009) yang intinya menyatakan bahwa kondisi perekonomian suatu
negara akan berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian serta dengan bantuan alat
statistik uji kausalitas Granger dan uji Chow
Break Point, beliau mencatat bahwa Indeks
DJI, FTSE100, NKY225 mempunyai pengaruh terhadap IHSG. Sedangkan HSI tidak
berpengaruh terhadap IHSG dan IHSG juga
tidak berpengaruh terhadap HSI. Mansur
(2005) juga melakukan penelitian serupa
dengan judul “Pengaruh Indeks Bursa Global terhadap Indeks harga Saham Gabungan
(IHSG) Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode Tahun 2000-2002”. Bursa global diwakili oleh bursa jepang (NIKKEI-225), Korea
(KOSPI), Taiwan (TAIEX), Amerika (DJI),
Hongkong (HSI), London (FTSE) dan Australia (ASX). Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Path Analysis guna mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh
ketujuh bursa global tersebut baik secara
simultan maupun parsial terhadap IHSG.
Penelitian menunjukkan secara bersamasama ketujuh bursa berpengaruh terhadap
IHSG, akan tetapi secara parsial hanya KOSPI, NIKKEI225, TAIEX dan ASX saja yang
berpengaruh terhadap IHSG.
Berdasarkan pada hasil penelitian dari
Darmawan (2009) dan Mansyur (2005),
maka dalam penelitian ini akan di bahas
apakah dalam kasus subprime mortgage
yang bermula di Amerika Serikat berpengaruh terhadap pasar modal dunia. Lebih tepatnya adalah setelah berakhirnya krisis tersebut apakah pasar dunia akan bangkit dan
pulih kembali seperti sedia kala atau bahkan
melebihi dianding kondisi Bursa sebelum krisis. Hampir setiap Negara di dunia mempunyai bursa saham, ada ratusan bursa yang
membentang dari daratan Eropa, Amerika
Utara, Asia, Oceania, Amerika Selatan bahkan Afrika. Sebagaimana banyak penelitian
lain yang membahas bursa global, penelitian
ini hanya mengambil beberapa bursa dunia
Bursa Efek Global ………. (Ibnu Khajar)

yang mewakili benua yang ada di dunia, dan
data yang akan dibahas dan analisis adalah indeks dari bursa bersangkutan karena
salah satu indicator kinerja bursa ada pada
indeks. Bursa dunia yang akan diteliti adalah Amerika serikat dan salah satu indeks
adalah Dow Jones Industry (DJI), Jepang
(NIKKEI), London (FTSE), Korea (KOSPI),
Australia (ASX), Hongkong (HSI), Singapura
(STI), dan Indonesia (IHSG). Berdasarkan
uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H1:

terdapat pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun
simultan antara bursa efek dunia
(DJI, NIKKEI, FTSE, KOSPI, ASX,
HIS dan STI) terhadap Bursa
Efek Indonesia (IHSG).

Kebangkitan Bursa Efek Pasca Krisis
Keuangan 2008
Sebagai sebuah siklus, kondisi bursa
yang tercermin dalam indeks tidak statis
tetapi selalu dinamis pararel dengan kondisi
kegiatan perekonomian yang menyertainya.
Suatu saat bursa dalam kondis bullish, pada
kesempatan yang lain bearish sebagaimana
pada saat krisis keuangan Global dimana
seluruh bursa di dunia tidak terkecuali BEI
terpuruk. Siklus naik atau turunnya kegiatan
ekonomi dalam jangka panjang mempunyai
persamaan sifat-sifat: a). setiap kenaikan
ekonomi yang berlaku pada akhirnya akan
mencapai puncaknya dan diikuti penurunan
dalam tingkat kegiatan itu; b). Penurunan itu
tidak akan terus berlangsung, pada akhirnya
tingkat kegiatan ekonomi akan mengalami
perkembangan kembali, dan keadaan ini
akan terus berlangsung selama beberapa
waktu sebelum ia mengalami penurunan
kembali (Sukirno, 1985:167). Sebagaimana terilustarikan dalam grafik-1 pada latar
belakang masalah, bahwa kondisi bursa
dunia naik dan turun sebagai sebuah siklus.
Pasca krisis tepat disekitar September 2009
sebagaian besar bursa telah bangkit dan pulih kembali. Pertanyaan yang muncul adalah

159

Bursa dunia manakah yang bangkit lebih cepat dari keterpurukannya? Faktor apa yang
dapat mempercepat keterpurukan tersebut?
Inilah beberapa pertanyaan penting yang
akan diteliti dan dikaji dalampenelitian ini.
Terkait dengn uraian tersebut di atas, maka
hipotesis kedua yang diajukan adalah:
H2:

terdapat perbedaan antar return
pasar Bursa Efek Dunia yang
signifikan pasca krisis keuangan global.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh bursa
efek yang ada didunia, sedangkan sample
penelitian adalah 8 bursa dunia yang mewakili benua Eropa, Amerika, dan Asia yaiu
Amerika (DJI), Jepang (NIKKEI), London
(FTSE), Korea (KOSPI), Hongkong (HSI),
Indonesia (IHSG), Singapura (STI), dan
Australia (ASX).
Metode Analisis Data
Penilitian ini ingin mengetahui pengaruh
bursa efek dunia terhadap bursa efek indonesia (BEI) pasca krisis keuangan global
2008 yaitu periode september 2009 sampai
dengan Juni 2011. Pengaruh bursa dunia
terhadap BEI diukur melalui return pasar
masng-masing Bursa dunia. Periode tersebut dipilih karena krisis keuangan global sudah mulai bangkit kembali, ditandai dengan
meningkatnya indek bursa dunia seperti sedia kala pada saat terjadi krisis keuangan,
bahkan ada beberapa bursa dengan indek
yang melebihi indek saat terjadi krisis, lihat
Tabel-1 pada latar belakang masalah. Selain
pengaruh, penelitian ini juga ingin mengetahui perbandingan return pasar masingmasing bursa dunia pasca krisis, hal ini dilakukan untuk mengetahui bursa mana yang
pulih (recovary) lebih cepat dibanding bursa
dunia lainnya.
Untuk mengetahui pengaruh akan digunakan analisis regresiberganda, sedanga-

160

kan untuk mengatahui perbandingan kinerja
bursa efek dunia akan digunakan uji beda.
Kedua metode statistik tersebut semuanya
akan dibandtu dengan program Eviews5,
dengan sebagai berikut:
1. Analisis regresi berganda, yaitu untuk
melihat pengaruh bursa efek dunia terhadap BEI, ada dunia rumusan hipotesis
yaitu pengaruh parsial dan simultan.
a. Pengujian hipotesis pengaruh parsial
digunakan uji-t sebagai berikut:
Ho: Bursa efek dunia secara parsial
tidak berpengaruh terhadap BEI
H1: Bursa efek dunia secara parsial
berpengaruh terhadap BEI
Jika, - t-tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel atau
probabilitas >0,05 maka Ho diterima
dan jika t-hitung ≤ -t-tabel atau t-hitung ≥ t-tabel atau probabilitas < 0.05
maka H1 diterima.
b. Pengujian hipotesis pengaruh simultan digunakan uji-F sebagai berikut:
Ho: Bursa efek dunia secara simultan
tidak berpengaruh terhadap BEI
H1: Bursa efek dunia secara simultan
berpengaruh terhadap BEI
Jika, F-hitung ≤ F-tabel atau probabilitas >0,05 maka Ho diterima dan jika
F-hitung ≥ F-tabel atau probabi < 0.05
maka H1 diterima.
2. Uji Anova, yaitu untuk melihat apakah
seluruh sampel mempunyai rata-rata (return pasar yang sama. Pengujian dilakukan dengan rumusan hipotesis:
Ho: Seluruh populasi mempunyai ratarata yang identik
H1:

Seluruh populasi tidak mempunyai rata-rata yang identik

Jika probabilitas >0,05 maka Ho diterima
dan seluruh populasi rata-ratanya identik,
jika sebaliknya yaitu < 0,05 maka H1 diterima artinya seluruh populasi rata-ratanya
tidak identik, artinya ada perbedaan kinerja
(return pasar) antara bursa efek dunia.

EKOBIS Vol.12, No.2, Juli 2011 : 153 - 167

HASIL DAN PEMBAHASAN
Imbal-Balik (Return) Pasar Bursa Efek
Dunia
Penelitian ini mengkaji 8 bursa efek dunia
(ASX, DJI, FTSE, HSI, JKSE, KOSPI, NIK-

minkan fluktuasi indeks sebagaimana dalam
Table-2.
Tabel-2 menunjukkan bahwa rata-rata
imbal-balik (return) pasar bursa global semuanya telah menunjukkan nilai positip.

Tabel-2
Rata-rata Return Pasar Pasca Krisis Keuangan Global 2008

Sumber: data yahoo finance (2011) yang diolah

Keterangan:
ASX
DJI
FTSE
HSI
JKSE
KOSPI
NIKKEI
STI

=
=
=
=
=
=
=
=

Bursa efek Australia
Bursa efek Amerika
Bursa efek London
Bursa efek Hingkong
Bursa efek Indonesia
Bursa efek Korea
Bursa efek Jepang
Bursa efek SIngapura

KEI dan STI) pasca krisis keuangan global,
bagaimana kinerja bursa, apakah sudah
mulai pulih kembali sebagaimana kondisi
sebelum terjadi krisis. Terdapat beberapa indikator untuk melihat baik-buruknya bursa,
dua diantaranya adalah imbal-balik (return)
pasar yang mencerminkan naik-turunya
indeks dan stnadart deviasi yang mencer-

Dari kedelapan bursa yang menjadi obyek
penelitian kenaikan indeks terbesar adalah bursa efek Indonesia (JKSE) sebesar
0,37%, setelah itu secara berturut-turut dengan nilai yang semakin kecil adalah Amerika
(DJI) 0,22%, Hongkong (HIS) 0,17%, London (FTSE) 0,15%, Singapura (STI) 0,13%,
Jepang (NIKKEI) 0,10%, Korea (KOSPI)

Sumber: data yahoo finance (2011) yang diolah
Gambar-1
Rata-Rata Return Pasar Bursa Efek Dunia Pasca Krisis Keuangan Global 2008

Bursa Efek Global ………. (Ibnu Khajar)

161

0,08%, dan Australia (ASX) 0,04%. Kinerja
bursa dunia jika dilihat dari nilai standart deviasi yang paling baik ( nilai SD terkecil) secara berturut turut adalah DJI (0,42%), HSI
(0,45%), JKSE (0,46%), NIKKEI (0,51%),
KOSPI (0,58%), STI (0,62%), dan yang
terbesar adalah ASX (1,02%). Data dalam
table-2 secara grafik dalam gambar-1.

tan antara imbal-balik (return) pasar Bursa
efek Dunia terhadap Bursa efek Indonesia.
Output analisis regresi berganda dengan
bantuan Eviews5 antara Bursa efek Indonesia (JKSE) dengan Bursa efek Dunia (DJI,
ASX, NIKKEI, HIS, STI, FTSE dan KOSPI)
sepenuhnya dirangkum dalam Tabel-3.

Tabel-3
Rangkuman Regresi Berganda

Sumber: data yahoo finance yang diolah

Berdasarkan Gambar-1, ke-8 bursa efek
dunia pada periode kwartal I sampai dengan
Kwartal 4 2010 memiliki pola fluktuasi yang
hampir sama. Pada periode tersebut grafik
menunjukkan adanya pola titik support dan
resisten yang trendnyasama yaitu sama-sama naik dan sama-sama turun meskipun titik support dan resisten berbeda. Sedangkan
pada kawartal I&II 2011 pola fluktuasinya sudah menunjukkan variasi yang acak dan titik
resisten dan support paling ekstrim adalah
bursa efek Australia (ASX), hal ini diperkuat
oleh nilai standart deviasi ASX paling besar
yaitu 1,02%.
Pengaruh Nursa Efek Dunia Terhadap
Bursa Efek Indonesia
Analisis regresi berganda digunakan
untuk menguji apakah terdapat pengaruh
yang signifikan baik parsial maupun simul-

Pengaruh Parsial
Berdasarkan output Eviews5 pada table
3, bahwa dari 7 bursa efek dunia yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Bursa
efek Indonesia (JKSE) secara parsial hanya
tiga bursa yaitu Bursa Amerika (DJI) dengan
koefisien regresi 0,35 dan tingkat signifikansi
4,4% (< 5%), Bursa efek London (FTSE)
dengan koefisien regresi 0,29 dan tingkat signifikasi 2,5% (

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26