ANALISIS PENGEDITAN DAN EFEK VISUAL FILM

Albert Pratama Aliambar
(004138055994822)
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Green Economy dan Digital Communication
Surya University
Gedung 01 Scientia Business Park Jl. Boulevard Gading Serpong Bl 0/1 Summarecon Serpong,
Tangerang
Telp. 021-71026562-63
E-mail: yehuda.albert@gmail.com

Film Memento merupakan sebuah film karya Christopher Nolan sebagai sutradara
sekaligus penulis film ini. Pada awalnya, awalnya saya tidak begitu tertarik dengan film ini
karena begitu banyaknya plot yang saling melompat. Selain itu, film ini juga menggunakan 2
karakter, yaitu bewarna dan hitam putih.
Menurut seorang pengkaji film terkenal David Bordwell, Editi g

a

e thought of

as the oordi atio of o e shot with the e t. yang artinya editing dapat diartikan sebagai
koordinasi dari satu shot ke shot berikutnya. Berdasarkan definisi tersebut, kita akan

menganalisis editing 20 menit awal Memento (2000) karya Christopher Nolan untuk melihat
hasil koordinasi dari satu shot ke shot lainnya.
Memento (2000) memang menggunakan konsep continuity editing, namun dengan
susunan cerita yang tidak linear dan tidak jelas urutan waktunya, konsep continuity
editing yang umumnya digunakan untuk menservis cerita dengan kreatifnya dapat
memberikan sensasi discontinuity. Menariknya susunan cerita yang tidak linear ini juga
memiliki pola, sehingga di akhir cerita, penonton dapat menarik kesimpulan seluruhnya dan
memahami urutan story duration dalam film.
Film ini menggunakan scene bewarna dan hitam putih. Scene hitam putih menjelaskan
sesuatu Real yang sedang terjadi menggunakan alur maju. Sedangkan, scene bewarna
merupakan scene flashback atau khayalan, dan alurnya mundur.

Scene pertama dalam film ini memberikan sensasi twist karena memanfaatkan
teknik reverse speed dengan sangat kreatif. Ketika tangan dalam figur 10 mengibaskan kertas
foto tersebut, penonton tidak akan menyangka bahwa waktu telah diputarbalikkan. Cara
kerja foto polaroid seharusnya semakin lama warna foto semakin jelas dan tampak, namun
dalam film ini, warna foto malah semakin memudar.

Teknik reverse speed ini menunda penonton untuk memahami apa yang sedang
terjadi dalam cerita. Dengan demikian, suspense dan kemisteriusan film ini sejak awal sudah

dibangun. Setelah beberapa shot ditunjukkan, barulah penonton dapat menarik kesimpulan,
Dalam Memento ini banyak menggunakan intercut, yang berarti pemotongan secara
berselang-seling di mana peristiwanya terjadi dalam 1 ruang dan 1 waktu.

Me e to i i juga

e ggu aka teori George Al ert S ith Eyeli e Mat h , yaitu

suatu garis imajinatif yang menghubungkan mata tokoh A dengan tokoh B dalam yang saling
berhadapan yang berwujud dalam beberapa shot.

Memento juga menerapkan Point of View Cutting yang berarti untuk memperlihatkan
sebuah benda yang sedang menjadi fokusnya seara detail.

Adegan ketika Nolan sedang melihat sebuah foto yang ada di kantongnya, kemudian
shot kamera pun zoom untuk memperjelasnya.
Nolan juga menerapkan parallel editing yang berarti menyambungkan secara selang
seling peritiwa yang diasumsikan dalam waktu bersamaan.

Pada adegan ini Lenny awalnya terlihat sedang bertelpon, namun tiba-tiba berubah

pada saat Lenny sedang menjadi seperti detektif. Hal ini dimaksudkan sebuah kesinambungan
yang berarti khayalan dari Lenny.
Secara garis besar, Memento ini menggunakan teknik Classical Cutting yang berarti
editing bukan hanya sebagai perangkat fisik untuk menyambung antar sequence namun
digunakan untuk intensitas dramatik dan penekanan emosional. Classical cutting ini mencoba
membuat penonton memahami adegan yang disajikan
Secara normatif urtuannya adalah :
1. Extreme Longs Shot (ELS / XLS)
2. Long Shot (LS)

3. Full Shot (FS)
4. Medium Shot (MS)
5. Medium Close Up (MCU)
6. Close Up (CU)
7. Big Close Up (BCU)
8. Extreme Close Up (ECU / XCU)
Atau bisa juga disusun secara terbalik
Dalam Film Memento ini banyak sekali yang bercampur secara editing. Contoh dari
long shot, kemudian close up, setelah itu kembali lagi ke full shot kemudian disusul oleh
medium close up, dan sebagainya.

Memento ini juga sangat sering menggunakan penekanan secara dramatik dari long
shot, dilanjutkan oleh extreme close up.

Hal ini membantu untuk penonton mengerti alur cerita yang maju mundur dengan
memperlihatkan setiap detail adegannya.
Tidak jarang Memento ini juga sering menggunakan Jumpcut, hal ini terlihat
memotong tanpa adanya maksud. Menurut analisa saya ini digunakan untuk menghemat
waktu akhir dari film ini yang sudah hampir mencapai 2 jam.

Ketika Lenny naik mobil, adegan langsung berganti mobilnya sudah jalan cukup
kencang tanpa adanya adegan mobil yang keluar dari parkiran terlebih dahulu.
Dalam dimensi grafis, keempat aspek mise-en-scene (lighting, setting, kostum dan
tingkah laku figur dalam ruang dan waktu) serta hampir semua kualitas sinematografik
(fotografi, framing dan mobilitas kamera) mengisi elemen grafis. Oleh sebab itu setiap
potongan dapat membentuk hubungan grafis. Dalam film Memento (2000), hubungan grafis
ini dimanfaatkan untuk membedakan kejadian satu ke kejadian lainnya.
Graphical continuity

Graphical contrast


Terakhir, dalam dimensi ritmis, durasi setiap shot terhitung cukup lama sehingga
dapat disimpulkan bahwa cutting film ini lambat dan konstan. Cutting ini cocok untuk
menambahkan suspense agar penonton terus penasaran dengan apa yang akan terjadi
berikutnya. Namun meskipun film ini berjalan dengan pelan, ritme internal dipercepat dengan
variasi tipe shot dan dialog yang tidak terlalu lambat, sehingga penonton tidak kehilangan
perhatiannya terhadap film.