ANALISIS VARIAN ANAVA 1 JALUR TERHADAP P

ANALISIS VARIAN (ANAVA) 1 JALUR TERHADAP PERBEDAAN LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN

1

๐’๐ก๐ข๐Ÿ๐š ๐’๐ก๐š๐Ÿ๐ข๐ซ๐š ๐๐ฎ๐ซ ๐†๐ก๐š๐ข๐๐š๐Ÿ

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas
Pasundan,shifashafira96@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota โ€“ Universitas Pasundan
Bandung. Jl. Dr. Setiabudi. No. 193, Kota Bandung.
I.

Pendahuluan
Pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang
menempatkan isu perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sebagai titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan
berkelanjutan dimaknai sebagai pembangunan terencana di segala bidang untuk
menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi

sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang,
sehingga menunjang kehidupan bangsa. Kesadaran pembangunan berwawasan
kependudukan dilandasi oleh permasalahan kependudukan (demografi) yang
mendasar di Indonesia. Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah jumlah
penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Masalah
kependudukan ini berdampak kepada bidang sosial, ekonomi, poltik dan pertahanan
serta keamanan. Masalah kependudukan juga dilihat dari segi kuantitas dan
kualitas. Dari segi kuantitas, jumlah penduduk yang besar berarti permasalahan
dalam kemampuan menyediakan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan dari segi
kualitas melihat dari kemampuan daya saing Indonesia dengan bangsa-bangsa lain
di dunia.
Sedangkan hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan
yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Hipotesis statistik ialah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu variabel atau
tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Suatu pengujian hipotesis statistik ialah
prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk
menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan/diuji.
Hipotesis (atau lengkapnya hipotesis statistik) merupakan suatu anggapan
atau suatu dugaan mengenai populasi. Sebelum menerima atau menolak sebuah

hipotesis, seorang peneliti harus menguji keabsahan hipotesis tersebut untuk
menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah. H0 dapat berisikan tanda
kesamaan (equality sign) seperti : = , โ‰ค , atau โ‰ฅ. Bilamana H0 berisi tanda kesamaan
yang tegas (strict equality sign) = , maka Ha akan berisi tanda tidak sama (notequality sign). Jika H0 berisikan tanda ketidaksamaan yang lemah (weak inequality
sign) โ‰ค , maka Ha akan berisi tanda ketidaksamaan yang kuat (stirct inequality sign)
> ; dan jika H0 berisi โ‰ฅ, maka Ha akan berisi ๐œ‡
๐ป0 : ๐‘ฅ โ‰ค ๐œ‡
๐ป๐‘Ž : ๐‘ฅ < ๐œ‡
๐ป0 : ๐‘ฅ โ‰ฅ ๐œ‡
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis.
Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah
kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori. Karena hipotesis
adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji
kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu
diuji kebenarannya.
Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter
populasi. Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi,
melalui data-data sampel. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam
hipotesis, yaitu hipotesis nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol diartikan
sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya

perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis
yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak mengharapkan
adanya perbedaan data populasi dengan sampel.selanjutnya hipotesis alternatif
adalah lawan hipotesis nol, yang berbunyi ada perbedaan antara data populasi
dengan data sampel.

Sebagai contoh :

II.
Teori
2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan โ€œper waktu unitโ€ untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pengertian
lainnya adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap
tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di
masa yang akan datang.

Nilai Pertumbuhan Penduduk Dalam demografi dan ekologi, nilai
pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam
sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada
periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam
populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai
persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
A. Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu
wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah
penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan penduduk
eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung
terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu. Rumus laju
pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.

Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu

r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang besarnya 2,718281828
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau
terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya.
B. Laju Pertumbuhan Penduduk Geometrik
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu
wilayah tertentu pada waktu tertentu. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah
penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan penduduk
geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama setiap
tahunnya. Rumus laju pertumbuhan penduduk geometrik adalah sebagai berikut.

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi

penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya.
Pertumbuhan Penduduk dan Masalahnya
Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali masalah โ€“masalah
yang muncul di bebagai bidang. telebih dinegara โ€“ negara berkembang, banyak
sekali masalah yang datang sili berganti. Begitu pula dengan negara kita indonesia,
masalah dari berbagai bidang datang sseakan tidak ada habisnya, baik dari bidang
pulitik maupun social. Pada umumnya, masalah yang dialami negara berkembang
seperti kita adalah masalah pertumbuhan penduduk yang berlebih. Pertumbuhan
penduduk yang tidak terkendali tentu akan menimbulkan banyak pengaruh dlam
kehidupan. Akibat yang ditimbulkan tentu akan mengganggu dan menimbulkan
masalah di berbagai bidang.

Indonesia termasuk negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Jumlah
penduduk Indonesia sejak lama diketahui berada di posisi 4 dunia dan 3 Asia.
Tertinggi adalah China (1,3 miliar) , dilanjutkan oleh India (1,14 miliar) dan
Amerika (303 juta). Juni 2008 tercatat penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Oleh karena itu,

sangat penting bagi Indonesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Diperkirakan
penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Laju pertumbuhan
penduduk seperti ini diperkirakan akan menyebabkan daya dukung lingkungan
tidak seimbang.
Problem yang akan dihadapi akibat meningkatnya pertambahan penduduk
adalah pangan, energi, dan papan. Dari sisi kebutuhan pangan, setiap kenaikan
jumlah penduduk akan menaikkan pula ketersediaan pangan. Begitu juga energy,
pertumbuhan penduduk akan menyedot energy besar, sementara ketersediaan
energi makin menipis. Tak terkecuali masalah papan atau perumahan yang harus
disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini tentunya akan berujung pada naiknya
tingkat pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas, dll.
Sebenarnya banyak sebab sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor
utama dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen
pemerintah untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga
Berencana (KB) yang pada periode 1970 sampai akhir 1990-an berhasil mengerem
pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan. Pemerintah sama sekali tidak peduli
pada pertumbuhan penduduk. Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah
ini. seperti transmigrasi, kembali menggalakkan program Keluarga Berencana
(KB), meningkatkan standar pndidikan bangsa, serta melakukan pengawasanpengawasan terkait masalah ini. Pemerintah harus tanggap terhadap masalah ini.
Masalah kependudukan tak boleh diremehkan. Pertumbuhan penduduk penting,

tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam terbatas,
sehingga jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem besar di
masa depan. Prinsipnya. Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat
harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. karena dengan pertumbuhan yang
terkendali akan mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat yang
berkualitas dan sejahtera.
Berdasarkan pelaksanaannya/metode pencatatannya, sensus dibedakan
menjadi dua, yaitu metode householder dan metode canvaser.
1. Metode Householder : Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang
data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga
penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali
beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada
daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mereka
mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada
mereka.
2. Metode Canvaser : Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data
kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan
mewawancarai penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang


didatangi menjawab secara lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang
sebenarnya.
Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat
dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure.
1. Sensus De Facto : Pada metode ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada
setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode
sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang menetap ataupun
penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
2. Sensus De Jure : Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh
petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai
penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat
dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya
tinggal untuk sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk
setempat.
Registrasi penduduk yaitu pencatatan data penduduk yang dilakukan secara
terus menerus di kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan
kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
Survai Penduduk : Pengumpulan data yang sifatnya lebih terbatas dan informasi
yang dikumpulkan lebih luas dan lebih mendalam. Pada umumnya survai
kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi

kasus. ( Hasil sensus dan registrasi penduduk masih mempunyai keterbatasan
karena hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang memberikan
informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi
keterbatasan tersebut, maka perlu dilaksanakan survai penduduk. )
Masalah Jumlah Penduduk
1. Dinamika Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk dari
waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan
istilah unsur-unsur dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara
umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami,
pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
1. Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk yang
diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L โ€“ M ( Pa =
Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian )
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang
diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan
penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
Pm = I โ€“ E ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi E =
Jumlah emigrasi )

3. Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk yang
disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan
penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini : P = (L โ€“ M) + (I
โ€“ E) ( P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah kelahiran M = Jumlah
kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )

Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau
tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat
dihitung dengan dua cara, yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran
yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu
periode.
2. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang
menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia
reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk
pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian
dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:
1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang
menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
2. Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu
perseribu penduduk dalam kelompok yang sama.
3. Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang
menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang
lahir hidup.
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
tempat ke tempat lain. Terdiri dari :
1. Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi,
dan remigrasi.
๏‚ง Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah
negara.
๏‚ง Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana.
๏‚ง Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.
2. Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari:
๏‚ง Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
๏‚ง
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya.
๏‚ง
Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di
desa.
๏‚ง Evakuasi yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya
menimbulkan dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa
dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara
lain:
1. Meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
2. Meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit
lapangan dan peluang kerja;
3. Meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu
bersaing)

Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor
Keluarga Berencana.
2. Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan,
sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
3. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun
menjadi 9 tahun.
2.2 Analisis Varian (Anava) 1 Jalur
Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik analisis
multivariate yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data
dengan cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori
statistik parametric. Sebagai alat statistika parametric, maka untuk dapat
menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi
meliputi normalitas, heterokedastisitas dan random sampling (Ghozali, 2009).
Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari
berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak dipergunakan
pada penelitian-penelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu
menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok2 sampel
independen yang diamati. Analisis varian saat ini banyak digunakan dalam
penelitian survey dan penelitian eksperimen.
One-way anova dilakukan untuk menguji perbedaan tiga kelompok atau
lebih berdasarkan satu variabel independen.
III.

Aplikasi dalam SPSS
a. Signifikansi :
Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Uji Anava 1 Jalur dengan
pada taraf signifikansi 0,05

IV.

Hasil dan Pembahasan
Berikut merupakan langkah โ€“ langkah dalam menggunakan Uji Koefisien
Korelasi pada SPSS, diantaranya :
โ€ข Buka SPSS.
โ€ข Buka Tab Variable View, buat 2 variabel: Kecamatan dan Laju
Pertumbuhan Penduduk
โ€ข Ubah Type Pekerjaan ke โ€œNumericโ€, Decimals โ€œ0โ€, beri label
โ€œKecamatanโ€, ubah measure menjadi โ€œNominalโ€ dan isi value dengan
kategori: 1 = Babakan Madang, 2 = Bojonggede, 3 = Citeureup, 4 =
Sukaraja, dan 5 = Tajurhalang
โ€ข Ubah Type Pendapatan ke โ€œNumericโ€, Decimals โ€œ0โ€, beri label โ€œLaju
Pertumbuhan Pendudukโ€, ubah measure menjadi โ€œScaleโ€.
Tampilan Pengisian SPSS

โ€ข

Buka Data View dan isikan data sebanyak 20 responden sebagai berikut:

โ€ข

Pada menu, pilih Analyze, Compare Means, One-Way ANOVA, sampai
muncul jendela One-Way ANOVA
Pilih variabel โ€œLaju Pertumbuhan Pendudukโ€ lalu masukkan ke kotak
โ€œDependent List:โ€ Kemudian pilih variabel โ€œKecamatanโ€ lalu masukkan
ke kotak โ€œFactor:โ€ Sehingga nampak seperti di bawah ini:

โ€ข

โ€ข

Klik tombol Options, akan muncul jendela ini: Centang โ€œDescriptiveโ€ dan
โ€œHomogenity of variance testโ€œ

โ€ข
โ€ข

Klik Continue
Masih dijendela One way ANOVA, kilik tombol Post Hoc, sampai muncul
jendela ini:
Centang Bonferroni dan Games-Howell serta biarkan significance
level=0,05

โ€ข
โ€ข

Klik Continue
Lalu kilik OK dan lihatlah hasi!

Hasil terlihat sebagai berikut:

Interprestasi Uji ANOVA
Interprestasi hasil uji anova diatas adalah sebagai berikut:
โ€ข

โ€ข

โ€ข

Dari tabel Descriptives nampak bahwa responden yang Kecamatan di
Babakan Madang memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar
2,5675, Bojonggede memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar
6.3375, Citeureup memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar
2,0600, Sukaraja memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar
3,2600 dan Tajurhalang memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata
sebesar 3,3000. Selanjutnya untuk melihat uji kita lihat di tabel ANOVA.
Sebelum melanjutkan uji perlu diingat bahwa salah satu asumsi Anova
adalah variansnya sama. Dari tabel Test of Homegeneity of Variances
terlihat bahwa hasil uji menunjukan bahwa varian kelima kelompok tersebut
sama (P-value = 0,018), sehingga uji Anova valid untuk menguji hubungan
ini.
Selanjutnya untuk melihat apakah ada perbedaan pendapatan dari kelima
kelompok kecamatan tersebut. Kita lihat tabel ANOVA , dari tabel itu pada

kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,110. Dengan demikian pada taraf
nyata = 0,05 kita menerima Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan
adalah tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata laju pertumbuhan
penduduk berdasarkan kelima kelompok kecamatan tersebut.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26