USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUD

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM

Analisis Fragmentasi hutan alam di kabupaten Luwu Timur

BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

Ferdiansyah Prawira Rosa M11114326

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

2014

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan


: Analisis fragmentasi pada hutan
alam di kabupaten Luwu Utara

2. Bidang Kegiatan

: PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat Rumah
f. No. Tel./HP
g. Email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan /Penulis
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN

c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti
b. Sumber lain (sebutkan....)
7. Jangka Waktu Pelaksanaan

:
:
:
:
:
:
:
:

Ferdiansyah Prawira Rosa
M11114326
Kehutanan
Universitas Hasanuddin
Jl. Poltek No. 04

0895604318088
ferdiansyahrosa@gmail.com

:
:
: (Wajib ada No. HP)
:
: :
Makassar,

Oktober 2016

Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Ketua Pelaksana Kegiatan,

Dr. Astuti Arif, S.Hut., M.Si
NIP. 19730315 200112 2 001


Ferdiansyah Prawira Rosa
NIM. M11114326

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan,

Dr. Ir. Abdul Rasyid Jalil, M.Si
NIP. 19650303 199103 1 004

Dosen Pendamping,

(Nama dan gelar)
NIDN.

2

DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Luaran …………………………………..………………………..... 3
1.5 Manfaat ………………..…………………………………………... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deforestasi ……... …………………………………………………. 4
2.2 Fragmentasi ………………………………………………………... 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan ……………………………………………………... 6
3.3 Prosedur Kerja ……………………………………………………… 6
BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ……………………………………………………..10
4.2 Jadwal Kegiatan …………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...iv
LAMPIRAN………………………………………………………………...v

3


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel confusion matriks ………………………………………………... 8
Tabel 2. Rekapitulasi Rancangan (Habis pakai, Peralatan, Perjalanan,dan biaya
lain-lain) ………………………………………………………………..10
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian …………………………………………….10

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia menempati peringkat ketiga (sesudah Brazil dan Zaire) dalam
kekayaan hutan hujan tropis, dan memiliki 10% dari sisa sumberdaya ini di dunia.
Perkiraan resmi mengenai kawasan lahan hutan di Indonesia sangat bervariasi.
REPELITA VI, 1994/951998/99 menyebutkan bahwa ada 92,4 juta ha lahan
hutan pada tahun 1993 (RI 1994:312). Ini merupakan 48,1 % dari keseluruhan
daratan Indonesia. Perlu diketahui bersama, dalam perjalanan perkembangan
industri perkayuan, terjadi peningkatan besar dalam jumlah dan laju hilangnya
tutupan hutan di Indonesia. Penelitian FAO tahun 1990 menunjukkan bahwa
tutupan hutan di negeri ini telah berkurang dari 74% menjadi 56% dalam jangka

waktu 30-40 tahun (FAO 1990:3) World Bank (1990:xx), mengacu pada
penelitian yang dilakukan FAO, mencatat peningkatan dalam estimasi deforestasi
setiap tahun: pada tahun 1970-an 300.000 ha/tahun; pada tahun 1981, 600.000
ha/tahun;

pada tahun 1990 satu juta ha/tahun. Dengan hal tersebut, orang

cenderung berkesimpulan bahwa pertumbuhan industri perkayuan mengakibatkan
peningkatan laju deforestasi yang dianggap cepat sekali, karena kedua fenomena
itu terjadi pada saat yang bersamaan. Namun penjelasan lain menekankan bahwa
deforestasi di pulau-pulau di luar pulau Jawa terutama adalah sebagai akibat
pertumbuhan kepadatan penduduk dan pertumbuhan jumlah petani kecil/rakyat di
kawasan-kawasan ini. Data mengenai kepadatan penduduk di Indonesia
menunjukkan korelasi negatif yang kuat dengan tutupan hutan (FAO 1990:10;
Barbier et al, 1993; Fraser 1996).
Upaya dalam mengatasi hal permasalahan diatas hanya berujung pada
reboisasi dan penyuluhan terkait fungsi dan manfaat hutan bagi kelangsungan
hidup manusia. Hal ini tidak selamanya memberi solusi terkait permasalahan yang
dihadapi, oleh karena itu dibutuhkan studi tentang pola atau alur dari lanskaplanskap kawasan hutan yang mengalami deforestasi. Salah satunya yaitu


5

fragmentasi, dimana kita mengamati kawasan hutan yang terpecah-pecah dari
kawasan hutan yang utuh menjadi kawasan hutan yang lebih kecil.
Pola fragmentasi habitat selalu menjadi bahan diskusi dalam berbagai
permasalahan penurunan luas hutan, dimana fragmentasi selalu dikaitkan dengan
pola pemecahan habitat yang langsung membelah atau membagi-bagi habitat
dalam luas kawasan yang kecil sehingga menekan laju pergerakan baik satwa
maupun flora. Hal ini biasanya diakibatkan adanya pembangunan jalan ataupun
perladangan berpindah.
Fragmentasi menyebabkan laju deforestasi semakin cepat dibandingkan
dengan kawasan hutan yang utuh, seperti yang dikemukakan oleh Gunawan
(2009) bahwa pada 2000-2006 laju degradasi hutan semakin tinggi jika
dibandingkan pada tahun1990-2000 yang diakibat oleh pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan jalan dan penunjang aksesbilitas lainnya. Kebijakan pemerintah
secara tidak sadar dapat mendukung peningkatan degradasi hutan secara perlahan.
Selain dari pemenuhan akan aksesbilitas, faktor sosial budaya masyarakat
setempat dapat membuat proses fragmentasi semakin nyata lebih cepat menaikkan
laju deforestasi. Hampir suluruh daerah memiliki permasalahan degradasi hutan
yang terfragmen-fragmen salah satunya di kabupaten Luwu Timur. Kabupaten

Luwu Timur merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki
luas hutan sekitar 111.953,5 ha atau 38 % dari luas wilayah administrasi
kabupaten (BPS Luwu Timur). Analisis fragmentasi untuk menunjukkan adanya
perubahan kawasan yang diakibatkan faktor sosial seperti pertumbuhan penduduk,
jenis pekerjaan, pendapatan perkapita, dan pembangunan infrastruktur untuk
menujang pembangunan kota tersebut (Badan Pusat Statistik Luwu Timur, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah;
1. Bagaimana tingkat deforestasi pada kawasan hutan yang mengalami
fragmentasi
2. Apakah fragmentasi didasari oleh faktor-faktor sosial budaya masyarakat
setempat.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini, yaitu;

6

1

Untuk mengetahui tingkat deforestasi pada kawasan hutan yang

mengalami fragmentasi

2

Untuk membuktikan fragmentasi didasari oleh faktor-faktor sosial budaya
masyarakat setempat.

1.4 Luaran
2. Artikel ilmiah
3. Adanya bukti bahwa terjadinya penurunan luas kawasan dari waktu ke
waktu yang ditandai dengan terpecahnya kawasan hutan menjadi fragmenfragmen yang lebih kecil
1.5 Manfaat
Sebagai bahan pertimbangan kepada dinas pembangunan daerah
dalam menyusun rencana pembangunan kedepan dengan tidak hanya
memperhatikan aspek ekonomi dan social semata, akan tetapi harus juga
berlandaskan pada aspek lingkungan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deforestasi
Deforestasi hutan tropis terjadi pada skala industri selama beberapa
dekade, yang awalnya didorong adanya permintaan atas kayu. Namun,
dampak dan kompleksitas penyebabnya telah sangat berkembang karena
semakin banyak hutan yang ditebang selain untuk mendapatkan kayu, namun
juga untuk lahan cocok-tanam komoditas lain. Banyak wilayah di Amazon
dibuka untuk peternakan dan produksi kedelai, dan di Asia, hutan gambut
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Walaupun hutan tampak tak
punya nilai ekonomi namun jika dikonversi menjadi agribisnis dapat
mendatangkan pengembalian investasi yang sangat tinggi. Saat ini Afrika
sedang menjadi target investor yang lapar lahan murah; banyak hutan di
kawasan ini ditebangi untuk pertanian guna memberi makan penduduk dunia
yang semakin banyak (Rautner, 2013).
Degradasi hutan merupakan perubahan di dalam hutan yang berefek
negatif pada tegakan atau tapak (Lund 2009), menurunkan komposisi spesies,
keanekaragaman hayati, dan produktivitas hutan (GPC, 2013); terjadi
perusakan tutupan lahan menjadi kurang dari 10 % yaitu hutan rapat menjadi
hutan terbuka. Kerusakan hutan diindikasikan oleh adanya pengurangan
tutupan kanopi atau pengurangan kualitas hutan karena penebangan,
kebakaran, penggembalaan dan pengumpulan kayu bakar. Pembedaan kelas
kerusakan hutan dalam nilai derajat kerusakan (misalnya ringan, sedang,
sangat rusak) sangat penting, karena diperlukan untuk evaluasi perubahan
selama proses pengrusakan, dan identifikasi area prioritas untuk pencegahan
kerusakan. Kerusakan hutan dapat diduga dengan interpretasi citra satelit dari
berbagai waktu perekaman yang berbeda. Meskipun sebenarnya sulit untuk
menentukan indikator yang secara jelas bisa menilai degradasi hutan. Namun
ada beberapa penciri yang dapat dijadikan sebaga

indikator penilaian

kerusakan hutan, yaitu kerapatan tegakan, penutupan hutan/kanopi, kehilangan

8

biodiversitas (spesies), okupasi atau dominasi spesies invasif, erosi, habitat
hidupan liar, dan nilai kayu maupun bukan kayunya. Komposisi dan struktur
vegetasi merupakan indikator penentuan degradasi hutan (Samsuri, 2014).
Dalam laporan terakhir, angka deforestasi rata-rata tahunan periode
2006-2009 di Indonesia mencapai 0,83 juta hektare per tahun. Deforestasi ini
terjadi di dalam dan di luar kawasan hutan. Deforestasi terbesar terjadi di
dalam kawasan hutan (73,4 persen), sedangkan di luar kawasan hutan,
deforestasi terjadi sebesar 26,6 persen. Sementara itu, angka degradasi hutan
Indonesia pada periode yang sama mencapai 446,9 ribu hektare per tahun.
Degradasi di dalam kawasan hutan mencapai 97 persen (433,7 ribu hektare per
tahun), dan sisanya di luar kawasan hutan (13,1 ribu hektare per tahun)
(Dokumen Pemantauan Hutan Indonesia).
Konversi hutan yang dilakukan akan menghasilkan suatu struktur
lansekap baru atau bahkan bisa menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat.
Fragmentasi habitat diyakini menjadi salah satu ancaman terhadap
keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem (Laurance & Bierregard, 1997
dalam Genet et al., 2001), karena 3 hal ini tidak saja menyebabkan berkurang
atau hilangnya vegetasi hutan yang diketahui memiliki peran ekologis yang
sangat vital bagi kemaslahatan manusia, tetapi juga mengakibatkan berkurang
atau hilangnya berbagai jenis fauna yang hidup di habitat tersebut (Gaston,
1994 dalam (Sahabuddin, 2003).
2.2 Fragmentasi
Fragmentasi didefinisikan sebagai pemecahan habitat organisme
mer4adi fragment- fragment (patches) habitat yang membuat organisme
kesulitan melakukan pergerakan darifragment habitat yang satu ke yang
lainnyal. Fragmentasi hutan terjadi jika hutan yang luas dan menyambung
terpecah menjadi blok-blok lebih kecil karena pembangunan jalan, pertainan,
urbanisasi

atau

pembangunan

lain

(Gunawan,

2009).

Fragmentasi

menyebabkan berkurangnya fungsi hutan sebagai habitat berbagai spesies
tumbuhan dan satwaliar.
Pemukiman manusia dan kegiatan terkait lainnya, seperti hutan
tanaman dan pertanian telah mengubah lanskap alami menghasilkan suatu

9

mosaik dari habitat yang terfragmentasi. Fragmentasi habitat dapat
memberikan pengaruh merugikan pada flora dan fauna dari habitat alami
yang sebelumnya masih utuh dan berkesinambungan. Ada dua pengaruh
utama dari fragmentasi yaitu : mengurangi total luas dari habitat asal dan
menciptakan wi layah tepi (edge area) di antara habitat asal dengan lanskap
yang terganggu oleh manusia, yang dikenal sebagai efek tepi (edge effects).
Dalam fragmentasi habitat ada enam proses terpisah yang dapat
dipertimbangkan yaitu (Prasetyo, 2013):
 Berkurangnya luas total dari habitat

 Meningkatnya jumlah wi layah tepi (edge)
 Berkurangnya luasan habitat interior
 Terisolasinya suatu fragment (potongan) habitat dari wilayah habitat
lainnya

 Terpecahnya satu patch (kantong) habitat menjadi beberapa patch
(kantong) habitat yang lebih keci l
 Berkurangnya ukuran rata-rata setiap patch (kantong) habitat

10

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yaitu terhitung mulai dari
bulan Juni sampai September, penelitian ini dilakukan pada lokasi kabupaten
Luwu Timur dan di Laboratorium Perencanaan dan Sistem Informasi
Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Receiver
GPS, Kamera, Alat etulis menulis, Komputer yang dilengkapi software
Sistem Informasi Geografis (SIG), Peta Batas Kabupaten Luwu Utara yang
bersumber dari BAKOSURTANAL, Peta Penutupan Lahan yang bersumber
dari Citra Landsat 8, Peta Penutupan Lahan Tahun 1990, 2000, 2010, yang
bersumber dari Badan Pemantapan Kawasan Hutan.
3.3 Prosedur Penelitian
1. Batas Lokasi Penelitian
Penentuan Batas Lokasi penelitian menggunakan peta batas
Administrasi dari BAKOSURTANAL dengan langkah sebagai berikut;
a. Mendownload Peta dari url www.big.BAKOSURTANAL.com

b. Memotong Peta sesuai batas lokasi penelitian menggunakan aplikasi
GIS
2. Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan untuk mencocokkan hasil olah data
menggunakan softwere GIS dengan keadaan umum dilapangan yang
sebenarnya.
a. Penutupan Lahan
Pengumpulan data penutupan lahan dari data citra satelit.
menggunakan citra landsat 8 untuk tahun 2015. Citra tersebut dapat
didownload secara gratis di website http://earthexplorer.usgs.gov.
Kemudian melakukan interpretasi citra landsat tersebut dengan
metode delineasi visual atau penafsiran citra. Kelas suatu penutupan
11

lahan ditetapkan berdasarkan pola dan karakteristik yaitu rona, warna
dan tekstur pada citra tersebut.
Untuk menguji keakuratan interpretasi citra maka dilakukan uji
akurasi klasifikasi citra. Akurasi merupakan perbandingan antara hasil
klasifikasi citra dengan kondisi yang ada dilapangan. Untuk menguji
akurasi citra maka perlu menetapkan koordinat titik-titik yang menjadi
pewakil setiap penutupan lahan. Penetapan kordinat dilakukan melalui
penandaan pada peta penutupan lahan yang telah diinterpretasi dengan
mempertimbangkan faktor kemudahan aksebilitas dengan maksimal
jarak dari akses yaitu 500 meter dari setiap penutupan lahan yang
dipilih. Titik sampel yang telah dipilih, dicatat data kordinatnya untuk
kemudian dilakukan pengecekan (ground check) di lapangan.
Proses uji akurasi disebut overall accuracy dengan persamaan
sebagai berikut :
X
Perhitungan Overall Accuracy OA = N x 100 %
Keterangan :
X : Jumlah nilai diagonal matrix,

N: Jumlah sampel matrix

Tabel 1. Tabel confusion matriks
Data Acuan (Pengecekan
Lapangan)
A
A
Data Klasifkasi
Citra

B

Total Kolom

C

Xn

XK+

B
C

Total Baris

XKK
X+K

N

Sumber : Susanto (1994)
3. Pembuatan data raster

12

Data Penutupan lahan yang berbentuk data vektor di ubah dalam
bentuk raster menggunakan softwere GIS, agar dapat terbaca dalam
softwere analisis fragmentasi.
4.

Analisis Data
Analisis meliputi operasi-operasi spasial untuk mengetahui Land
Use and Land Cover Change (LULCC) dan analisis fragmentasi untuk
rnengetahui perubahan nilai-nilai parameter fragmentasi dalam skala
landscape dan skala class. Untuk mengetahui perubahan tutupan dan
penggunaan lahan digunakan metode post-classification comparison.

13

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Adapun anggaran biaya yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Rancangan (Habis pakai, Peralatan, Perjalanan, dan biaya
lain-lain)
No.
1.
2.

Jenis Pengeluaran
Bahan Habis Pakai
Peralatan

Subtotal
Rp. 100.000
Rp. 2.800.000

3.
4.

Penunjang
Biaya Perjalanan
Biaya Lain-lain
Total

Rp. 2.000.000
Rp. 2.540.000
Rp. 7.440.000

4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian
No.

Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kegiatan

1.
2.
3.

Bimbingan Dosen
Persiapan Alat dan Bahan
Pengambilan dan Pengumpulan

4.
5.
6.

Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Penyiapan Artikel

DAFTAR PUSTAKA

14

Global Canopy Programme (GCP). 2013. Buku Kecil Pendorong Besar
Deforestasi. Oxford. UK.
Gunawan, Hendra. dan Lilik B. Prasetyo. 2013. Fragmentasi Hutan, Teori yang
mendasari penataan ruang hutan menuju pengembangan yang
berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan
Rehabilitasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementerian Kehutanan.
Gunawan, Hendra. Lilik B. Prasetyo, Ani Mardiastuti, Agus P' Kartono. 2009.
FRAGMENTASI HUTAN ALAM LAHAN KERING DI PROVINSI JAWA
TENGAH. IPB; Bogor.
Mulyanto, L. dan I Nengah Surati Jaya. 2004. ANALISIS SPASIAL DEGRADASI
HUTAN DAN DEFORESTASI: Studi Kasus di PT. Duta Maju Timber,
Sumatera Barat. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : 29-42.
Purnomo, H. 2006. DEGRADASI HUTAN DAN PENGANGGURAN: MENUJU

PENGELOLAAN HUTAN SKALA KECIL. Jurnal Manajemen Hutan
Tropika Vol. XII No. 2 : 44-56.
Rifanjani, S., 2015. Fragmentasi Hutan dan Pengaruhnya Terhadap Penggunaan
Ruang Habitat Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung.
Ringkasan Disertasi. UGM; Yogyakarta.
Samsuri. 2014. MODEL SPASIAL INDEKS RESTORASI LANSKAP HUTAN
TROPIS TERDEGRADASI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANG TORU
SUMATERA UTARA. IPB; Bogor.
Suprajaka. 2012. INDEKS FRAGMENTASI SPASIAL DAN DAMPAK
TERHADAP EKOSISTEM LAHAN BASAH DI SURABAYA DAN
SEKITARNYA. Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18.

Lampiran 1. Lampiran Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua
15

A. Identitas Diri Peneliti
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM/NIDN
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. Nomor Telepon/HP

Ferdiansyah Prawira Rosa
Laki-Laki
Kehutanan
M111 14 326
Bulukumba, 24 September 1996
ferdiansyahrosa@gmail.com
0895604318088

B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama
Institusi
Jurusan
Tahun
Masuk-Lulus

SMP

SD 138 Basokeng

SMPN 1 Bontotiro

-

-

SMA
SMAN 1
Bontotiro
IPA

2002-2008

2008-2011

2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No
.

Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.
2.
3.
D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
No
.
1.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM Penelitian oleh Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.

16

Makassar, Mei 2017
Pengusul,

(Ferdiansyah Prawira Rosa)
NIM. M11114329

Biodata Anggota
A. Identitas Diri

17

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP

Icuk Sugiarto Sesa A.
L
Kehutanan
M111 14 309
Bantaeng, 18 Oktober 1995
icuk18sugiarto@gmail.com
081355073139

B. Riwayat Pendidikan
Nama
Institusi
Jurusan
Tahun
Masuk-Lulus

SD
SDN Inpres
Mangga Tiga
-

SMP
SMPN 34 Makassar
-

SMA
SMAN 18
Makassar
IPA

2002-2008

2008-2011

2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No
.

Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.
2.
3.
D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya)
No
.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

1.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai
ketidak-suaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM Penelitian oleh Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.

18

Makassar, Mei 2017
Pengusul,

(Icuk Sugiarto Sesa A.)
NIM. M111 14 309

A. Identitas Diri
1.
2.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin

Erwin Wellang
Laki-Laki

19

3.
4.
5.
6.
7.

Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP

Kehutanan
M11114069
Carawali, 03 Maret 1997
daengtoke@gmail.com
082 332 832 236

B. Riwayat Pendidikan
SD
SDN 4 Carawali

Nama
Institusi
Jurusan
Tahun
Masuk-Lulus

2002-2008

SMP
SMPN 1 Pancarijang

SMA
SMKN 1
Pancarijang

2008-2011

Adm. Perkantoran
2011-2014

E. Pemakalah Seminar Ilmiah
No
.

Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.
2.
3.
F. Penghargaan 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya)
No
.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

1.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM Penelitian oleh Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.

20

Makassar, Mei 2017
Pengusul,

(Erwin Wellang)
NIM. M111 14 069

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

21

Alat Tulis
Menulis

Digunakan
untuk
mencatat hasil
pengukuran di
lapangan

1 paket

10.000

50.000

Kalkulator

Digunakan
untuk
menghitung
data

1 buah

50.000

50.000

SUBTOTAL (Rp) 100.000

2. Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga satuan
(Rp)

Jumlah (Rp)

Sewa GPS

Digunakan
untuk
menginput titik
koordinat yang
diperoleh dari
citra Google
Earth.

1 buah @
14 hari

100.000

1.400.000

Sewa Kamera
DSLR Nikon
3000

Digunakan
untuk
mengambil
gambar

1 buah @
14 hari

100.000

1.400.000

SUBTOTAL (Rp) 2.800.000
3. Perjalanan
Material
Transportasi

Justifikasi
Perjalanan
Perjalanan
survey lapangan
(Pulang-pergi)

Kuantitas

Harga satuan
(Rp)

5 orang

400.000

Jumlah (Rp)
2.000.000

SUBTOTAL (Rp) 2.000.000

22

4. Lain-lain
Material

Justifikasi
Perjalanan

Kuantitas

Harga satuan
(Rp)

Jumlah (Rp)

Konsumsi

Sebagai konsumsi
selama
pengambilan data

14 hari

100.000

1.400.000

Penginapan

Penginapan
selama
pengambilan data

14 hari

50.000

700.000

Kertas A4

Untuk mencetak
proposal dan
laporan

2 rim

45.000

90.000

Tinta print

Mencetak
proposal

2 unit

100.000

200.000

Penjilidan

Untuk
memperapih
proposal dan
laporan
pertanggung
jawaban akhir

10 rangkap

15.000

150.000

SUBTOTAL (Rp) 2.540.000
Total (keseluruhan) 7.440.000

23

Lampiran 3. Susunan Orgasisasi Tim

No

1.
2.
3.

Nama / NIM
Ferdiansyah
Prawira Rosa/
M111 14 326
Icuk Sugiarto
Sesa A./
M111 14 309
Erwin
Wellang/
M111 14 069

Bidang
Ilmu

Alokasi
Waktu (jam/
minggu)

Kehutanan

Kehutanan

14 jam /
minggu

Kehutanan

Kehutanan

14 jam /
minggu

Kehutanan

Kehutanan

14 jam /
minggu

Program
Studi

Uraian
Tugas
Persiapan –
penyusunan
laporan
Persiapan –
penyusunan
laporan
Persiapan –
penyusunan
laporan

24

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
90245 Sulawesi Selatan, Indonesia Telp: +62-411-586200,
+62411584200
Fax: +62 411 585188, email humas@unhas.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Ferdiansyah Prawira
NIM
: M11114326
Program Studi
: Kehutanan
Fakultas
: Kehutanan
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul:
Analisis Fragmentasi Hutan Alam di Kabupaten Luwu Utara yang diusulkan
untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.
Bila mana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima kekas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.
Makassar,
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni

Mei 2017

Yang menyatakan,

Meterai Rp 6.000

(Dr. Astuti Arif. S. Hut. M.Si.)
NIP. 19730315 200112 2 001

(Ferdiansyah Prawira Rosa)
M11114326

25