pengaruh bantuan militer AS ke Israel me

PENGARUH BANTUAN MILITER AS KE ISRAEL MELALUI
PROGRAM THE 10-YEAR MILITARY AID AGREEMENT
TERHADAP ARM DYNAMIC IRAN TAHUN 2009-2013

ABSTRAK
AS dan Israel merupakan dua negara yang memiliki hubungan erat karena
disatu sisi Israel merupakan negara yang penting untuk mencapai kepentingankepentingan AS dikawasan Timur Tengah, sedangkan AS merupakan negara yang
penting untuk menjaga keamanan Israel dari instabilitas dikawasan. Hal ini
dibuktikan melalui adanya peningkatan bantuan militer AS ke Israel melalui
program The 10-Year Military Aid Agreement pada tahun 2009 hingga 2013
dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas militer Israel guna menjaga
eksistensi dan memperluas pengaruh Israel dikawasan Timur Tengah.
Peningkatan bantuan militer tersebut berpengaruh terhadap arm dynamic
Iran sebagai negara yang merasa terancam oleh peningkatan kapabilitas militer
Israel. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kapabilitas militer Iran yang
dapat diindikasikan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas alutsista,
peningkatan military budgetdan peningkatan kualitas dan kuantitas manpower.
Kata kunci: The 10-Year Military Aid Agreement, Timur Tengah, Arm Dynamic

1


THE INFLUENCE OF U.S. MILITARY AID TO ISRAEL THROUGH THE
PROGRAM OF THE 10-YEAR MILITARY AID AGREEMENT TO ARM
IRAN'S DYNAMIC FOR YEARS 2009-2013
ABSTRACT
The U.S.and Israel are two countries that have a close relationship because
on one hand, Israel is a country that is critical toachieving U.S. interests Middle
East region, while the U.S.is a country that is crucial to maintain the security of
Israel from the instability region. This is evidenced by an increase in U.S. military
aid toIsrael through a program of The 10-Year Military Aid Agreement in 2009
and 2013 with the aim of improving the military capabilities of Israel in order to
maintain an dexpand the influence of the existence of Israel Middle East region.
Increased military aid the dynamic effect on the arm of Iran as a nation
that feels threatened by Israel's increasing military capability. This is evidenced by
an increase in Iran's military capability may be indicated by increasing the quality
and quantity of defense equipment, increased military budget and increase the
quality and quantity of manpower.

Keywords: The 10-Year Military Aid Agreement, Middle East, Arm Dynamic

2


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Israel sudah terjalin semenjak
merdekanya negara Israel, hal ini dibuktikan ketika Harry Truman langsung
memberikan ucapan selamat hanya sebelas menit setelah proklamasi kemerdekaan
Israel yang dilakukan pada waktu tengah malam waktu Jerusalem.1 Dimana hal ini
menunjukkan arti penting Israel dalam dinamika hubungan poliitik kedua negara.
Dalam perkembangannya, hubungan bilateral antara AS dan Israel mengalami
pasang surut walaupun secara sederhana bisa dilihat sebagai hubungan
mutualisme yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dari perspektif
AS, Israel adalah negara penyangga (buffer zone) untuk pengembangan
pengendalian kawasan itu terutama untuk keamanan kepentingan-kepentingan AS
di Timur Tengah, khususnya pengamanan akan akses energi serta upaya
penangkalan kekuatan-kekuatan Islam dikawasan tersebut seperti Hizbullah dan
Hamas. Ini menunjukan bahwa sejak awal, AS sudah memiliki ketertarikan akan
kawasan Timur Tengah. Sedangkan dari perspektif Israel, kehadiran AS yang
merupakan intrusive system dikawasan Timur Tengah memberikan jaminan
keamanan serta aliansi khususnya menghadapi kecendrungan negara-negara di

Timur Tengah yang anti Israel.

2

Hal ini diperkuat dengan pengalaman sejarah

1

“Independent Recognation” http://208.84.118.121/pf_independence_recognition_us.php
diakses tanggal 10 Maret 2013
2
“intrusive system merupakan keterlibatan atau intervensi dari negara di luar suatu kawasan
terhadap negara lain yang berada diluar kawasannya yang dapat berpartisipasi terhadap interaksi
kawasan tersebut

3

adanya perlawanan dari negara-negara arab terhadap kependudukan Israel atas
tanah Palestina, seperti Perang Yom Kippur, Intifada I dan II, serangan dari
kelompok Hizbullah dan Hamas serta masih banyak perang-perang lain yang

dilakukan bangsa Arab atas Israel. Instabilitas yang terjadi dikawasan Timur
Tengah membuat Israel perlu melakukan peningkatan kapabilitas militernya guna
menjaga eksistensi dan perluasan pengaruh dikawasan Timur Tengah yang
diharapkan nantinya bisa mempermudah pencapaian kepentingan-kepentingan AS
dikawasan tersebut. Dengan demikian maka AS pada masa Obama melakukan
sebuah program yang bernama The 10-Year Military Aid Agreement yang
merupakan bantuan dalam bentuk military grand untuk meningkatkan kapabilitas
militer Israel ditengah situasi yang konfliktual dikawasan Timur Tengah. Israel
merupakan satu-satunya negara aliansi terbesar AS dikawasan Timur Tengah
yang mengalami banyak ancaman akibat dari ketidakstabilan keamanan
dikawasan, maka pada pidatonya Barrak Obama mengatakan
”Amerika berkomitmen pada keamanan Israel. Dan kita akan
selalu mendukung hak Israel untuk membela dirinya di hadapan
ancaman yang nyata. Selama bertahun-tahun, Hamas telah
meluncurkan ribuan roket kepada warga Israel yang tidak
berdosa. Tidak ada demokrasi yang bisa menerima bahaya
seperti ini bagi rakyatnya, tidak pula Komunitas Internasional,
dan tidak juga rakyat Palestina sendiri, yang kepentingannya
telah terabaikan karena aksi teror. Sebagai pihak yang benarbenar menghendaki perdamaian, Kuartet (AS, Rusia, Uni Eropa,
PBB) telah menegaskan bahwa Hamas harus memenuhi syarat

yang jelas ini: akui hak eksistensi Israel, hentikan kekerasan, dan
patuhi perjanjian (antara Israel-PLO/Otoritas Palestina) yang
telah dibuat di masa lalu”.3

3

“Obama's Announces New Envoys”
http://www.realclearpolitics.com/articles/2009/01/obama_new_envoys.html diakses pada
tanggal 10 Maret 2013

4

Dalam pidato tersebut, AS menyatakan untuk mendukung Israel dari
segala ancaman yang datang bersamaan dengan slogan yang diucapkan oleh
Obama America’s strong bonds with Israel are well-known. This bond is
unbreakable (Ikatan kuat antara Amerika dan Israel sudah umum diketahui dan
ikatan ini tidak bisa diputuskan).4 Ini menunjukkan bahwa Israel masih tetap
dipandang sebagai mitra strategisnya AS di Timur Tengah. Untuk membuktikan
komitmen tersebut, AS memberikan bantuan pertamanya sebesar USD$ 800 juta
yang menandakan bahwa Obama berkomitmen terhadap keamanan Israel

dikawasan Timur Tengah, bantuan tersebut dalam bentuk peralatan militer seperti
senjata dan amunisi.5
Hal ini dibuktikan dengan tren meningkatnya bantuan militer AS ke Israel
selama kurun waktu 2009-2013. Dalam skema The 10-Year Military Aid
Agreement

dapat dilihat bahwa peningkatan bantuan militer AS ke Israel

meningkat secara signifikan dimulai pada tahun 2009 yang mencapai 2,55 milyar
dolar dan meningkat pada tahun fiskal 2013-2018 sebesar 3,15 milyar dollar
dalam satu tahun fiskal.6 Bantuan militer ini juga ditambah dengan skema bantuan
militer lainnya sebesar USD$ 205 juta pada bulan maret 2010 dan sebesar USD$
70 juta Pada bulan Mei 2012 untuk menambah anggaran pengembangan sistem

4

“The White House” http://www.whitehouse.gov/the_press_office/Remarks-by-the-Presidentat-Cairo-University-6-04-09 diakses pada tanggal 10 maret 2013
5
http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/US-Israel/prepo1209.html diakses pada tanggal 20
November 2013

6
Jeremy M Sharp, US Aid To Israel, laporan CRS (Congressional Research Service Reports), hal 8

5

pertahanan anti misil Iron Dome.7 Dan pada tahun 2010 AS mengumumkan
bahwa Israel akan membeli 19 unit F-35 yaitu pesawat jet siluman generasi
kelima senilai USD$ 2,75 miliar, dan terdapat dukungan dari AS yang melakukan
pembelian timbal balik terhadap peralatan dari industri pertahanan Israel senilai
USD$ 4 miliar.8
Data terakhir yang didapatkan penulis menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan yang terjadi signifikan bantuan luar negeri AS terhada Israel dalam
masa pemerintahan Obama pada tahun 2009-2013, Pada tahun 2009 Military
grand yang diberikan AS terhadap Israel sebesar USD$ 2.550 juta, pada tahun
berikutnya di tahun 2010 bantuan military grand AS terhadap Israel mengalami
peningkatan sebesar USD$ 2.775 juta, pada tahun 2011 terjadi peningkatan
kembali terhadap military grand yang diberikan AS terhadap Israel menjadi
USD$ 3.000, dan pada tahun 2012 terjadi lagi peningkatan bantuan luar negeri
dengan fokus military grand terhadap Israel menjadi USD$ 3.075 juta.


9

Hal ini

menunjukkan bahwa tiap tahun dalam masa pemerintahan Obama melakukan
peningkatan bantuan luar negeri terhadap Israel yang fokus terhadap military
grand dengan tujuan untuk menjaga eksistensi Israel dikawasan Timur Tengah
mengingat bahwa kepentingan-kepentingan AS bisa tercapai dengan melakukan

7

"Iron Dome: Missile Defense system a game changer, Israelis say"
http://edition.cnn.com/2012/11/17/world/meast/iron-dome-israel-gaza-conflict diakses pada
tanggal 12 Maret 2013
8
“F-35 Joint Strike Fighter” Jeremy M Sharp, US Aid To Israel, laporan CRS (Congressional
Research Service Reports), hal 10
9

Jeremy M Sharp, US Aid To Israel, laporan CRS (Congressional Research Service Reports), hlm.

30

6

kerjasama dengan Israel yang merupakan negara aliansi terkuat AS dikawasan
Timur Tengah.
Peningkatan bantuan luar negeri AS terhadap Israel dengan fokus kepada
peningkatan kapabilitas militer juga terlihat dengan peningkatan programprogram misil yang dikembangkan oleh AS di tanah Israel. Pada tahun 2009
hingga tahun 2013, AS memberikan bantuan kepada Israel sebesar USD$ 177.237
juta pada tahun 2009, pada tahun berikutnya meningkat menjadi sebesar USD$
202.434 juta, dan meningkat kembali pada tahun berikutnya menjadi USD$
415.115 juta, pada tahun 2012 terjadi penurunan terhadap bantuan militer AS
terhadap Israel menjadi USD$ 305.700 juta, akan tetapi pada tahun 2013
mengalami peningkatan bantuan militer yang sangat signifikan yaitu sebesar
USD$ 479.736 juta.10 Tren peningkatan bantuan militer ini terjadi dalam masa
pemerintahan Obama dimana pada masa tersebut, Israel berada dalam situasi
keamanan dimana kompleksitas negara-negara di Timur Tengah dalam kondisi
yang tidak stabil. Dalam program peningkatan kapabilitas militer Israel ini, AS
memiliki kepentingan-kepentingan dikawasan Timur Tengah yang nantinya akan
membutuhkan Israel dalam mencapai semua kepentingan-kepentingannya

dikawasan sehingga AS sangat menjaga stabilitas keamanan Israel dalam segala
ancaman yang timbul dikawasan dengan cara tetap menjaga eksistensi dan
pengaruh Israel dikawasan Timur Tengah dengan meningkatkan kapabilitas
militernya.

10

Ibid

7

AS pada masa pemerintahan Obama banyak melakukan peningkatan
program misil dengan Israel yang ditujukan untuk menjaga Israel dari semua
ancaman yang muncul dikarenakan kondisi keamanan yang tidak stabil dikawasan
Timur Tengah. Program ini secara instens ditingkatkan terhitung dari tahun 2009
dimana pada masa itu Obama telah menyatakan konsistensinya untuk membantu
Israel dalam kondisi keamanan yang tidak stabil.11 Peningkatan program misil
tersebut yang paling signifikan terjadi pada program David’s Sling (Short-Range),
yaitu program yang dirancang untuk melawan roket jarak jauh dan rudal jarak
dekat yang dapat menangkal misil dengan jarak 40 km hingga 300 km seperti

untuk menangkal roket ataupun misil yang dimiliki oleh Hizbullah di Lebanon
dan Suriah.12 Berikutnya adalah peningkatan program misil yang bernama The
Arrow and Arrow II, diamana program ini merupakan bantuan militer AS
terhadap Israel yang bertujuan untuk melawan rudal balistik jarak pendek.13
Selanjutnya adalah peningkatan program yang bernama High Altitude Missile
Defense System (Arrow III), merupakan bantuan militer AS untuk memperkuat
sistem pertahanan Israel akibat dari situasi keamanan yang kompleks dikawasan
Timur Tengah terutama adanya pengembangan teknologi nuklir di Iran.14 Terakhir
peningkatan program misil yang dilakukan AS terhadap Israel adalah Iron Dome,
dimana bantuan militer ini merupakan program peningkatan pertahanan militer

11

“Obama's Announces New Envoys”
http://www.realclearpolitics.com/articles/2009/01/obama_new_envoys.html diakses pada
tanggal 10 Maret 2013
12
Jeremy M Sharp, US Aid To Israel, laporan CRS (Congressional Research Service Reports), hal 14
13
Ibid, hlm. 15
14
Ibid, hlm. 16

8

Israel dari serangan-serangan roket jarak dekat antara 2 mil hingga 45 mil yang
bisa ditembakkan dengan cuaca seperti apapun. 15
Selain Bantuan militer yang sudah dijelaskan diatas, AS juga memberikan
bantuan lain terhadap Israel yaitu X-Band Radar,16 yang merupakan program
sistem pertahanan yang dibangun di Israel pada tahun 2008. Radar ini memiliki
lebar 240 kaki dan panjang mencapai 390 kaki dengan berat 50.000 ton.

17

Radar

ini tidak hanya mendeteksi ancaman serangan rudal dari kawasan Timur Tengah,
akan tetapi dari ancaman global karena radar ini terhubung dengan satelit. Radar
ini dioperasikan oleh pasukan militer AS sebagai sistem pertahanan yang berada
di Israel.
Dalam keterangan diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang
sangat signifikan mengenai bantuan luar negeri AS terhadap Israel dalam kurun
waktu tahun 2009-2013. Dari sisi Israel penggunaan bantuan luar negeri tersebut
untuk memperkuat kapabilitas militernya juga sangat jelas terlihat. Hal ini jika
dilihat dari konstelasi keamanan regional dalam rentang waktu tersebut
diharapkan akan semakin memperkuat power Israel didalam konstelasi keamanan
yang konfliktual. Peningkatan bantuan militer AS terhadap Israel ini dapat juga
berimplikasi pada arm dynamic dikawasan Timur Tengah sehingga penulis
merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut khsusnya berkaitan dengan interaksi
AS yang melakukan peningkatan bantuan militer terhadap Israel dengan tujuan
15

“ Israel’s Iron Dome Defense Battled to Get Off Ground”
http://online.wsj.com/article/SB40001424127887324712504578136931078468210.html diakses
pada tanggal 5 Oktober 2013
16
Sistem radar X-Band dapat mendeteksi rudal masuk 500-600 km. Saat ini, sistem peringatan ini
hanya mampu mendeteksi rudal dari radius 100 mil.
17
“Missile Defense Agency” http://www.mda.mil/system/sensors.html diakses pada tanggal 5
Oktober 2013

9

meningkatkan kapabilitas militernya yang merupakan intrusive system dikawasan
tersebut terhadap sistem dinamika persenjataan yang terjadi di Iran.

Kerangka Teori
Arm Dynamic Concept
Konsep dinamika persenjataan dapat diartikan hubungan dua
negara atau lebih yang terjadi karena interaksi persenjataan. Konsep ini
dapat menjelaskan mengenai sebab yang terjadi terhadap suatu negara
dalam meningkatkan kapabilitas militernya melalui peningkatan kuantitas
dan kualitas sistem militer yang telah dimilikinya dengan tujuan untuk
pencapaian kemanan nasional suatu negara. Akan tetapi dalam dinamika
persenjataan, suatu negara melakukan peningkatan kapabilitas miltier
melalui pembangunan, pemeliharaan, kompetisi dan perlombaan senjata
adalah sebuah manifestasi dari diamika persenjataan tersebut yang
nantinya akan menyebabkan negara lain yang merasa terancam akan
melakukan peningkatan kapabilitas militer juga.18
Barry Buzan dan Erric Hering dalam bukunya yang berjudul The
Arm Dynamic in World politics memberikan pernyataan bahwa terdapat
model aksi-reaksi yang dapat melihat pemicu utama dari dinamika
persenjataan dalam persaingan negara dalam melakukan peningkatan
kapabilitas militernya sesuai dengan pernyataan Barry Buzan dan Eric
Herring, the basic proposition of the action-reaction model is that states
strenghten their armaments because of the threats the states perceive from
18

Barry Buzan & Eric Herring, Op. Cit.

10

ather state.19 Dalam hal ini diartikan bahwa model aksi-reaksi melihat negaranegara melakukan peningkatan kapabilitas militernya karena mendapat
ancaman yang berasal dari negara lain. Model ini meliat bahwa negara-negara
melakukan peningkatan kapabilitas militernya karena sistem internasional
yang anarki dan negara-negara akan mempersenjatai diri sendiri guna
menjaga stabilitas keamanan yang bertentangan dengan ancaman yang datang
dari negara lain.20 Dalam konsep Dinamika Persenjataan, proses aksi-reaksi

akan terus berlanjut hingga tercapainya suatu keseimbangan. Jika
perimbangan kapabilitas militer tidak tercapai, maka salah satru pihak
akan merasa terancam.21 Dalam hal ini terdapat empat kemungkinan yang
dilakukan para aktor untuk menghadapi tekanan yang ada yaitu arm
racing, maintenance of the military status quo, military competition or
buid up, dan military build down.22
Arm Racing merupakan manifesto paling ekstrim dalam dinamika
persenjataan dimana para aktor terlibat dalam suatu kompetisi untuk
mengakumulasi kekuatan militer yang mereka miliki untuk melawan pihak
lain. Arm Racing terjadi saat negara-negara sebagai aktor akan
menghadapi perang total.
Arms maintenance atau yang sering juga disebut dengan
Maintenance of the military status quo adalah situasi dimana negara19

Barry Buzan & Eric Herring, Op. Cit.
Barry Buzan and Herring, The Arm Dynamic in World Politics, (London:Macmillan for the
International Institute for Strategic Studies 1998)., hlm. 83
21
Barry Buzan, People, State and Fear. An Agenda for International Security Studies in the PostCold War Era, 2nd ed., (London:Harvester wheatsheaf, 1991), hlm 206
22
Barry Buzan and Herring, The Arm Dynamic in World Politics, (London:Macmillan for the
International Institute for Strategic Studies 1998)., hlm. 80-81

20

11

negara mempertahankan kapabilitas militernya dengan cara mengganti
senjata yang sudah lama dan meningkatkan serta melakukan modernisasi
terhadap alutsista yang mereka miliki seiring dengan pengembangan
teknologi di industri militer. Hal ini dilakukan dalam rangka kebutuhan
rutin memperbaharui alutsista tanpa adanya persaingan.
Kemungkinan ketiga adalah arm competition, dalam hal ini
menjelasakan bahwa situasi negara berada diantara arm race dan military
competition. Military competition disini mengakomodasi negara-negara
untuk menolak dalam mempertahankan status quo, dan secara bertahap
negara-negara mulai meningkatkan eksistensinya dalam suatu kawasan
dengan cara melakukan peningkatan kapabilitas militer yang dimilikinya.
Yang terakhir adalah build down, yaitu mengurangi persenjataan
dengan jumlah yang lebih seditkit dan lebih terbatas karena menginginkan
kondisi keamanan yang lebih stabil dengan cara merubah sistem
persenjataan tersebut. Kondisi ini tidak sama dengan mempertahankan
status quo, tetapi kurang dari mempertahankan status quo.

12

Operasional Konsep Arm Dynamic

Bagan 2.1 Alur Pemikiran

HUBUNGAN BAIK ASISRAEL

INSTABILITAS KEAMANAN
ISRAEL

PENINGKATAN BANTUAN
MILITER AS KE ISRAEL

PENINGKATAN KAPABILITAS
MILITER ISRAEL

ARM DYNAMIC IRAN

13

Bagan 2.2 Operasionalisasi Konsep

ARM DYNAMIC
CONCEPT
ARM RACING

IRAN

PENINGKATAN
KUALITAS DAN
KUANTITAS
ALUTSISTA

PENINGKATAN
MILITARY BUDGET

PENINGKATAN
KUALITAS DAN
KUANTITAS
MANPOWER

Dalam alur pemikiran diatas pada bagan 2.1 menjelaskan mengenai
hubungan baiik antara AS dan Israel yang merupakan negara aliansi terbesar AS
dikawasna Timur Tengah, Israel merupakan negara pendukung As dalam
mencapai semua kepentingan nsionalnya dikawasan tersebut. Akan tetapi
kawasan Timur Tengah merupakan kawasan yang konfliktual, dimana Israel
merasa terancam oleh negara-negara kawasan yang anti Israel lalu AS melakukan
peningkatan bantuan militer ke Israel guna menjaga eksistensi dan pengaruh Israel
dikawasan Timur Tengah melalui skema bantuan The 10-Year Military Aid
Agreement. Israel mengalami peningkatan kapabilitass militer yang signifikan
pada tahun 2009 hingga tahun 2013, hal ini memberikan ancaman serius terhadap

14

Iran yang sedang mengembangkan teknologi nuklir yang notabene sangat
ditentang oleh negara barat terutama AS dan Israel maka untuk menyeimbangkan
stabilitas keamanan, Iran melakukan peningkatan kapabilitas militernya dengan
tujuan untuk menjaga stabilitas keamanan dan kepentingan nasionalnya.
Dalam operasionalisasi konsep pada bagan 2.2 Arm dynamic yang terjadi
dikawasan Timur Tengah adalah terjadinya arm race dimana negara dalam satu
kawasan berada dalam konsidi siap untuk melakukan perang terbuka dengan cara
melakukan peningkatan kapabilitas militer akibat dari kompleksitas keamanan
yang tidak stabil, dalam hal ini adalah Iran dan Israel yang penulis teliti karena
kedua negara tersebut telah mendeklarasikan untuk meningkatkan kapabilitas
militer demi menjaga kepentingan nasionalnya. Iran merasa terancam oleh
perluasan pengaruh Israel dikawasan yang dikhawatirkan akan menimbulkan
instabilitas keamanan dan juga mempersulit Iran dalam mencapai kepentingan
nasionalnya. Sedangkan Israel yang didukung sepenuhnya oleh AS berupaya
untuk mencegah pengembangan teknologi nuklir Iran berkembang hingga menjadi
senjata nuklir. Pada akhirnya sistem arm dynamic dikawasan Timur Tengah yang
terjadi adalah arm race dimana Iran melakukan peningkatan kapabilitas
miltiernya dengan cara melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas alutsista,
peningkatan pada military budget dan peningkatan terhadap kualitas dan kuantitas
manpower.

15

PEMBAHASAN

Adanya bantuan militer AS terhadap Israel melalui program The-10 Year
Military Aid Agreement berimplikasi terhadap perubahan arm dynamic yang
terjadi dikawasan Timur Tengah. Bersamaan dengan peningkatan kapabilitas
militer Israel, Iran sebagai salah satu negara yang berada dalam satu kawasan
tersebut melakukan peningkatan kapabilitas militer guna untuk mencegah
terjadinya perluasan eksistensi Israel yang dikhawatirkan akan menghambat
kepentingan Iran dikawasan.
3.1 Arm Racing Iran
Berikut ini penulis akan menjelaskan mengenai kompleksitas keamanan
yang terjadi di Timur Tengah yang menyebabkan adanya peningkatan eskalasi
arm dynamic yang dapat dilihat melalui strategi arm race di Iran. Dan juga
penulis akan menjelaskan mengapa Iran yang menjadi fokus bahasan di bab ini,
karena Iran merupakan negara yang melakukan arm race paling tinggi
dibandingkan negara-negara yang berada dikawasan Timur Tengah lainnya

16

dikarenakan Iran sedang melakukan pengembangan teknologi nuklir yang sangat
dikecam oleh negara barat terutama AS dan Israel. Berikut ini penulis akan
menjelaskan mengenai peningkatan kapabilitas militer Iran melalui beberapa
indikator yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas alutsista, peningkatan military
budget dan peningkatan kualitas dan kuantitas manpower.

3.1.1 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Alutsista
Iran telah berhasil melakukan perbaikan untuk meningkatkan
sistem pertahanan udara jarak pendek yang berasal dari Rusia, hingga saat
ini ada 29-32 unit yang beroperasi yaitu Tor-M1 (SA-15 Gauntlet) dan 10
Pantsyr S-1E (SA-22 Greyhound).

Inimerupakan rudal jarak pendek

usang dari Rusia akan tetapi telah dirbaharui oleh Iran dengan teknologi
industri sendiri. Terhitung pada tahun 2012 Iran juga memiliki 279 rudal
crole dan 30 udal Rapiers.
Pada saat ini Rusia dan China merupakan negara yang diharapkan
Iran dapat memasok persenjataan militer yang dibutuhkan oleh Iran, dalam
memperkuat sistem pertahanan udara Iran memasok rudal S-300 dan S400 dari Rusia dan China, kerjasama pertahanan ini memberi keuntungan
bagi Iran karena mendapat bantuan dari para ahli Rusia dan China dalam
melakukan

modifikasi

sistem

rudal

tersebut.

Iran

juga

mampu

memproduksi radar berfrekuensi tinggi, sistem ini mampu untuk melacak

17

pesawat siluman B-2s, F-22s dan F-35 milik AS yang beropersai
dikawasan Timur Tengah.
Pada tahun 2010, Rusia telah memasok S-300PMU1 (SA-20
Gargoyle) yang merupakan rudal dengan jarak tempuh jauh, Iran juga
telah melakukan perubahan untuk rudal tersebut dengan melakukan
upgrade sehingga pada saat ini Iran telah mampu memproduksi sendiri
dengan sistem yang lebih maju dari rudal S-300 yang dimiliki Rusia yang
bernama Bavar 373.23 Sejauh ini juga Iran telah melakukan upgrade
terhadap SA-5/S-200 yang merupakan rudal dengan jarak tempuh
menengah dan jauh. Upgrade versi SA-5/S-200s telah berhasil di uji sejak
tahun 2009 dan Iran berencana akan melakukan upgrade dari S-300
menjadi S-400.24 Upgrade juga dilakukan terhadap SA-11 yang
merupakan roket milik uni-soviet yang telah usang hingga saat ini sistem
roket tersebut sudah bisa beroperasi kembali. Berikut ini adalah gambar
menganai jangkauan misil yang dimiliki oleh Iran.

23

http://tehrantimes.com/politics/101865-iran-upgrading-s-200-air-defense-system diakses pada
tanggal 23 Oktober 2013
24
http://www.uskowioniran.com/2008/02/iran-test-fires-modified-s-200-missile.html diakses
pada tanggal 23 Oktober 2013

18

Gambar 3.1 Jangkauan roket jarak pendek - menegah yang dimiliki Iran

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military
balance in 2012 hal 79
Keterangan : Lingkaran merah merupakan jarak jangkau misil HQ 2, Lingkaran Orange
meruppakan jarak jangkau misil HAWK, dan warna Hijau merupakan jangkauan dari
misil Tor-M1E dan S-200 memiliki jarak tempuh hingga ke Teluk dan Teluk Oman.

19

Gambar 3.2 Jangkauan misil jarak jauh yang dimiliki Iran

Sumber : http://www.bipartisanpolicy.org/sites/default/files/BPC%20Iran%20Report.pdf

Berdasarkan gambar diatas, penulis akan memberikan data mengenai
misil yang dimiliki Iran dengan jarak jauh pendak hingga jarak terjauh seperti
dibawah ini.

20

Gambar 3.3 Misil Iran berdasarkan jarak jelajah pendek hingga jauh.

Iran sangat tergantung pada pesisir, pulau dan kapal perang yang
dapat membawa rudal anti-kapal untuk menutupi kekurangan kekuatan
udara yang dimiliki Iran. Pasukan militer Iran saat ini telah dilengkapi oleh
C-700 dan C-800 yaitu rudal anti-kapal yang telah dipasok oleh China.
Rudal tersebut yang beroperasi saat ini berjumlah 13 dengan berat total
275 ton. Iran juga telah memiliki kapal perang buatan Prancis yang

21

bernama Combattante II yang meruapakn kapal perang cepat dengan
dipersenjatai 2-4 C-804 Sardine Rudal anti-kapal, senjata 76 mm dan
memiliki kecepatan maksimum 37,5 knot.25
Modernisasi angkatan darat yang dilakukan oleh Iran adalah
melakukan upgrade terhadap tank tempur sebanyak 580 dari total 1.600
unit. Dan juga Iran menambah tank tempur T-72 sebanyak 480 unit yang
diproduksi dalam negeri. Tank tempur tersebut memiliki lebih dari 2.000
senjata artileri.
Iran memberikan pernyataan serius mengenai ancaman yang
muncul dari negara barat yaitu AS dan sekutunya Israel, Iran menyatakan
bahwa rudal Zafar, Nasr, Nour dan Qader dapat diluncurkan dari kapal dan
menyatakan bahwa Iran adalah penentu nasib negara musuh dimedan
perang karena sistem misil saat ini telah mengalami perubahan menuju
teknologi maju.26
Saat ini Roket yang dikembangkan oleh Iran adalah roket artileri
dengan jarak pendek dan menengah yang meniru desain dari Rusia dan
Korea utara yang dilengkapi dengan hulu ledak kimia dan klaster. Iran
juga telah melakukan perubahan terhadap roket buatan dalam negeri yaitu
Fajr-5 sehingga mampu untuk diselundupkan ke negara lain ataupun
diberikan kepada Hamas, roket ini dibadi menjadi 4 bagian yang nantinya
akan mempermudah penyelundupan.

25

Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in 2012,
hlm. 87
26
Ibid., hlm. 91

22

Gambar 3.4 Jarak tempuh roket artileri pendek-menengah yang dimiliki
Iran

Sumber : Jane’s, Global Security, and FAS, “Iranian
http://www.fas.org/man/dod-101/sys/land/row/mrl-iran.html

Artillery

Rockets,

Pengambangan peningkatan kualitas dan kuantitas alutsista Iran
seperti data yang penulis sajikan diatas, penulis juga melihat bahwa
pengaruh terbesar yang terjadi akibat peningkatan kapabilitas militer Israel
melalui bantuan The 10-Year Military Aid Agreement terjadi kepada Iran
karena penulis menemukan data mengenai operasi sejumlah alutsista yang
aktif antar negara-negara kawasan Timur Tengah seperti yang akan
disajikan berikut ini.

23

Gambar 3.5 Perbandingan peningkatan operasional peluncur roket Iran dan
negara-negara Teluk

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in
2012

Dari data diatas, penulis dapat menjelaskan bahwa Pada tahun 2009
hingga tahun 2012 Iran mengalami peningkatan yang sangat signifikan

24

dibandingkan negara lain yang berada dalam satu kawasan, hal ini terjadi akibat
adanya peningkatan kapabilitas militer Israel yang mengancam Iran dalam
mencapai kepentingan nasionalnya. Kegiatan pengembangan teknologi nuklir Iran
sangat rentan akan serangan dari AS dan Israel, maka Iran melakukan pengaktifan
terhadap operasional peluncur roket pada tahun 2012 karena pada tahun tersebut
Iran mengalami ketegangan dengan AS di Teluk.

Gambar 3.6 Perbandingan jumlah operasional artileri Iran dan negara-negara
Teluk pada tahun 2012.27

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in
2012

27

Ibid., hlm. 33

25

Sama hal nya dengan data sebelumnya, pada tahun 2012 ketika Iran
mengalami ketegangan dengan AS dan sekutunya Israel di Teluk dapat dilihat
melalui jumlah operasional artiletri Iran yang membuktikan bahwa kehadiran AS
di Teluk memberi ancaman yang sangat berarti bagi Iran karena pada saat itu Iran
merupakan satu-satunya negara yang memiliki operasional artileri terbanyak.
Hal ini akan diperkuat dengan data yang penulis cantumkan dibawah ini
yang dapat menjelaskan mengenai bahwa Iran sangat merasa terancam oleh
peningkatan kapabilitas militer Israel. Penulis juga memasukkan negara-negara
lain sebagai pembanding security dependent yang dialami oleh masing-masing
negara. Data tersebut dapat membuktikan bahwa Iran merupakan negara yang
sangat merasa terancam yang dapat dilihat dari operasional alutsista terbesar
dikawasan Timur tengah.

26

Gambar 3.7 Perbandingan operasionalisasi tank tempur Iran dan negara-negara
Timur Tengah pada tahun 201228

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military
balance in 2012

28

Ibid., hlm. 29

27

Berdasarkan gambar diatas, diindikasikan bahwa Iran memiliki tank
tempur dengan operasionalisasi terbesar dikawasan Timuir Tengah, yaitu
memiliki 150 Tank Zulfiqar, 100 Tank Chieftain, 480 Tank T-72 dan 150 M60A1. Data ini untuk memperkuat pernyataan penulis bahwa Iran merupakan
negara yang terancam oleh peningkatan kapabilitas militer Israel. Diperkuat lagi
dengan data yang akan penulis berikan dibawah ini.

Gambar 3.8 Perbedaan kapabilitas angkatan Udara Iran dan Negara-negara di
kawasan Timur Tengah.

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in
2012

28

Gambar 3.9 Jumlah operasional pesawat tempur Iran dan negara-negara teluk
2012

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in
2012

Berdasarkan data yang penulis sajikan diatas, terlihat bahwa Iran
merupakan satu-satunya yang memiliki alutsista aktif terbanyak dikawasan
Timur Tengah, hal ini disebabkan oleh ancaman-ancaman yang timbul
karena adanya peningkatan kapabilitas militer negara aliansi AS yaitu
Israel yang dikhawatirkan akan menyebabkan perluasan pengaruh yang
dapat menghambat kepentingan nasional Iran dikawasan. Penetrasi yang
dilakukan oleh AS ke Israel dan negara GCC seperti yang sudah dijelaskan
diatas membawa dampak terhadap stabilitas keamanan nasional Iran, hal

29

ini yang menyebabkan Iran melakukan arm race dengan melakukan
peningkatan kapabilitas militer guna mencapai kepentingan nasionalnya.
Selain penjelasan diatas, penulis juga menambahkan peningkatan
kapabilitas militer melalui kemajuan teknologi senjata nuklir Iran
mgenalami peningkatan yang sangat signifikan diaman saat ini iran telah
mempercepat instalasi peralatan untuk proses pengayaan uranium di
reaktor nuklir Natanz, sejauh ini Iran telah memproduksi hingga 324
kilogram uranium dan saat ini Iran juga telah mengembangkan reaktor
nuklir lain di Arak yang bertujuan untuk memasok plutonium sebagai
bahan untuk pembuatan bom nuklir.

29

Berdasarkan dari laporan IAEA

(International Atomic Energy Agency) Iran merupakan negara yang
memiliki

senjata

kimia,

memiliki

rudal

jarak

jauh

dan

dapat

mengembangkan senjata biologi hingga saat ini Iran dalam masa
pengembangan teknologi senjata nuklir. Pada tahun 2012 IAEA
melaporkan bahwa Iran saat ini mampu untuk memproduksi senjata
pemusnal massal tersebut dibuktikan bahwa Iran telah mampu merancang
hulu ledak nuklir yang akan digunakan untuk mempersenjatai rudal
balistik armada Iran.30 Iran secara terbuka menyatakan melakukan
peningkatan kapabilitas militernya melalui parade-parade militer dan

29

“IAEA : Program nuklir Iran alami kemajuan signifikan”
http://internasional.kompas.com/read/2013/05/23/15433772/IAEA.Program.Nuklir.Iran.Alami.K
emajuan.Signifikan diakses pada tanggal 6 Oktober 2013
30
H. Cordesman, Alexander Wilner, Michael Gibbs, and Scott Modell. Laporan CSIS (center for
strategic and international studies), hlm. 23

30

transparasinya dalam memperlihatkan peningkatan kapabilitas militer
sangat signifikan seperti yang akan dijelaskan berikut ini .31
Pada bulan Februari tahun 2009, Presiden Iran Ahmadinejad
mengumumkan peluncuran the Omid yaitu satelit pertama buatan Iran.
Peluncuran ini dianggap oleh negara barat merupakan uji coba teknologi
rudal balistik, disambung pada pada bulan Mei, Iran berhasil menguji
rudal balistik the Saijjil-2 yang memiliki jangkauan hingga 1.500 mil
yakni rudal dengan jarak tempuh terbesar yang dimiliki oleh Iran. Pada
bulan September, Iran mengaku membangun fasilitas pengayaan uranium
di dekat Qom dengan tujuan damai. Iran juga memamerkan rudal balistik
Shahab-3 dan Saijjil dalam sebuah parade militer. Selain itu untuk pertama
kalinya Iran juga memamerkan Tor M1 yaitu sebuah sistem pertahanan
udara buatan Rusia. Dan Iran menguji sejumlah rudal balistik yang
berbeda selama the Great Prophet 4 war games yaitu Tondar-69, the
Shahab-1, the Shahab-2 dan Fateh-110.
Pada bulan Februari 2010 Pada bulan Februari, Presiden Iran
Ahmadinejad mengumumkan atas keberhasilan pengayaan uranium hingga
20%, dan pada bulan Maret, Iran dan Qatar menandatangani perjanjian
keamanan untuk memerangi terorisme dan meningkatkan kerjasama
keamanan. Berlanjut pada bulan Agustus, Iran berhasil menguji versi
terbaru dari Fateh-110 yaitu sebuah rudal balistik jarak pendek dengan
jarak tempuh 155 mil. Iran juga melakukan largest ever yaitu latihan
31

H. Cordesman, Alexander Wilner, Michael Gibbs, and Scott Modell. Laporan CSIS (center for
strategic and international studies), hlm. 17

31

tempur angkatan udara untuk menjaga lokasi pengembangan teknologi
nuklir dari serangan udara.
Pada bulan Januari 2011, pimpinan dari pengambangan nuklir Iran
yaitu Ali Akbar Salehi menyatakan bahwa Iran telah memiliki teknologi
yang dibutuhkan untuk membuat reaktor nuklirnya. Pada bulan Februari,
Komandan

IRCG32

memperkenalkan

Brigadir

rudal

balistik

Jenderal

Mohammed

anti-kapal

yang

Ali

Jafari

diklaim

dapat

menghancurkan kapal induk AS. Iran juga mengirimkan dua kapal perang
untuk pertama kalinya sejak Revolusi Islam ke Terusan Suez. Tindakan ini
dianggap oleh Israel sebagai sebuah tindakan provokasi. Pada bulan
September, Komandan angkatan laut Iran yaitu Laksamana Habibollah
Sayyari mengumumkan niat Iran untuk mengirimkan kapal perang yang
digunakan untuk patroli di Atlantik.
Pada bulan Pada bulan Januari 2012, Iran melakukan ujicoba
sejumlah rudal dan torpedo dalam latihan angkatan laut. Pada bulan Juli,
Iran melakukan the Great Prophet 7 war game selama tiga hari. Pada
simulasi latihan ini, rudal yang diluncurkan mengarah kepada pangkalan
militer AS di Afghanistan dan sekutu nya Israel. Pada bulan Agustus,
Wakil menteri Pertahanan Mohammad Eslami mengumumkan untuk
mengambangkan generasi terbaru dari jet tempur Saegheh, kapal
penghancur, kapal selam, dan kapal penghancur terbaru yang bernama
Velayat. Pada bulan September, Iran mengujicoba rudal jelajah anti-kapal
32

IRCG (Islamic revolutionary Guard Corps) adalah pakusan elit militer yang bertujuan untuk
menjaga pengembangan nuklir Iran

32

dalam latihan yang disebut Great Prophet 7 di Teluk. Dan pada bulan
Oktober, Iran melakukan simulasi untuk menguji kemampuan jaringan
anti-udara untuk merespon serangan yang datang dari udara.
Pada tahun 2013 Iran melakukan pertunjukan militer kembali
dengan mempertunjukkan rudal balistik dengan jarak tempuh hingga
mencapai barat Israel. Iran mengarak 30 rudal yang memiliki jarak tempuh
2.000 kilometer dengan kapasitas teoritis untuk mencapai target Israel
yaitu 12 rudal Seijil dan 18 rudal Ghadr, rudal tersebut tidak hanya dapat
menempuh Israel akan tetapi mampu menjangkau pangkalan militer AS di
Teluk.33
Menurut penjelasan diatas, terlihat jelas bahwa Iran secara terbuka
mengumumkan atau melakukan pertunjukan kepemilikan alutsista,
tujuannya adalah untuk memberitahu dunia terutama AS dan sekutunya
Israel bahwa Iran telah mengalami modernisasi militer apalagi didukung
oleh pengembangan teknologi nuklir Iran yang diharapkan akan bisa
memproduksi senjata pemusnah massal. Iran juga memiliki negara aliansi
yang sangat besar dalam hal pasokan peralatan militer yaitu Rusia dan
China, kedua negara ini merupakan negara yang memiliki industri militer
yang sangat modern. Dalam hal ini, peningkatan kapabilitas militer sangat
signifikan terlihat hal itu terjadi akibat kekhawatiran Iran akan perluasan
pengaruh AS dan sekutunya Israel dan juga negara GCC yang merupakan
aliansi AS yang nantinya akan menghambat tercapainya kepentingan33

http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/172110#.UoO9Z-KdXAM diakses pada
tanggal 12 November 2013

33

kepentingan nasional Iran, terutama dalam pengembangan teknologi
nuklir.

3.1.2 Peningkatan Military Budget
Berikut ini penulis akan meyajikan data mengenai peningkatan
anggaran belanja militer Iran.34
Gambar 5.10 Anggaran belanja militer Iran ( dalam miliar USD$ )

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military
balance in 2012

Peningkatan anggaran belanja militer Iran pada tahun 2008-2009
sebesar USD$ 9,6 miliar, itu merupakan 2,8 % dari DGP Iran35. Pada
tahun berikutnya yaitu tahun 2010 anggaran belanja militer Iran meningkat
menjadi USD$ 10,6 miliar , di tahun 2011 peningkatan anggaran militer
meningkat menjadi USD$ 12 miliar yang merupakan 2,5 % dari GDP
Iran. Pada tahun berikutnya ditahun 2012 anggaran belanja militer Iran
34

Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in 2012 hlm
50
35
www.foxnews.com/.../IranReportUnclassified.pdf diakses pada tanggal 23 Oktober 2013

34

meningkat menjadi USD$ 15,8 miliar.36 Pada tahun 2013 meningkat
secara signifikan menjadi USD$ 90 miliar untuk pertahanan militer,
sedangkan total anggaran belanja Iran pada tahun 2013 adalah sebesar
USD$ 416 miliar.37
Terlihat bahwa Iran serius menghadapi ancaman yang muncul dari
ketidakstabilan keamanan dikawasan. Dari data diatas merupakan
pengeluaran dana untuk keperluan militer, Iran dan negara teluk memiliki
pengeluaran dana yang hampir sama, berbeda dengan Saudi Arabia yang
merupakan negara GCC dengan pendanaan militer terbesar, namun
pembiayaan untuk keperluan militer tersebuttidak bergantung pada
kapabilisat militer yang dimiliki saat ini karena Saudi Arabia melakukan
pembelian senjata yang bergantung pada industri militer AS, sedangkan
Iran mampu memproduksi senjata sendiri bahkan saat ini sedang
mengembangkan teknologi nuklir yang dikhawatirkan bisa memproduksi
senjata nuklir.

36
37

http://en.trend.az/capital/business/1986800.html diakses pada tanggal 23 Oktober 2013
http://www.turkishweekly.net/news/130888/ diakses pada tanggal 23 Oktober 2013

35

3.1.3

Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Manpower
Peningkatan kualitas dan kuantitas manpower merupakan salah

satu parameter penting untuk menjelaskan peningkatan kapabilitas militer
suatu negara. Dalam sub bab ini penulis akan menyajikan mengenai
peningkatan personil tentara aktif yang dimiliki oleh Iran. 38
Gambar 5.11 Jumlah personil aktif Iran dan negara di Timur Tengah

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military
balance in 2012

Keterangan dari data diatas adalah pada tahun 2009 Iran memiliki
personil aktif sebanyak 523.000 orang, hingga pada tahun 2012 Iran tidak
mengalami peningkatan terhadap personil tentara aktif. Akan tetapi pada
tahun 2013 terjadi peningkatan persnonil tentara aktif di Iran menjadi

38

Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in 2012 hlm
16

36

545.000 orang.39 Terjadi peningkatan terhadap personil tentara aktif di
Iran pada tahun 2013, hal ini disebabkan oleh situasi keamanan yang tidak
stabil dikawasan Timur Tengah dimana Iran melakukan Internal
Transformation yang bertujuan untuk meningkatkan power yang
diharapkan dapat

mencapai

semua kepentingan nasional

dengan

meminimaliskan semua ancaman yang muncul baik dari kawasan yaitu
dengan meningkatnya kapabilitas militer Israel maupun dari ancaman yang
timbul oleh perluasan pengaruh AS dikawasan Timur Tengah.
Berikut ini penulis juga akan menyajikan data mengenai
pembagian jumlah personil aktif Iran dan negara Timur Tengah sebagai
pembanding berdasarkan angkatan darat, laut, dan angkatan udara.40

39

http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=Iran diakses
pada tanggal 12 November 2013
40
Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military balance in 2012 hlm
20

37

Gambar 3.12 Jumlah personil tentara aktif Iran dan negara Timur Tengah
berdasarkan angkatan darat, laut dan udara

Sumber : Laporan CSIS (center strategic and international studies), The gulf military
balance in 2012

Berdasarkan data diatas terlihat jelas bahwa saat ini Iran memiliki
personil tentara aktif terbanyak dibandingkan negara-negara Timur Tengah

38

lainnya, hal ini disebabkan oleh peningkatan kapabilitas militer Israel
melalui bantuan militer AS yang mengancam stabilitas keamanan dan juga
kepentingan nasional Iran. Hal ini mengindikasikan bahwa instabilitas
keamanan yang dialami oleh Iran sangat signifikan karena dapat
dibuktikan melalui indikator-indikator yang telah penulis jelaskan diatas
mengenai arm race yang terjadi di Iran.

39

KESIMPULAN

AS melakukan peningkatan bantuan militer kepada Israel untuk menjaga
eksistensi Israel dikawasan Timur Tengah melalui program The 10-Year Military
Aid Agreement dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas militer Israel. Hal
ini berimplikasi terhadap dinamika persenjataan Iran yang berusaha untuk
menyeimbangkan kekuatan dengan cara meningkatkan kapabilitas militernya. Hal
ini dapat dilihat melalui arm race Iran yang dapat di indikasikan melalui
peningkatan kualitas dan kuantitas alutsista, peningkatan military budget dan
peningkatan kualitas dan kuantitas manpower.
Peningkatan bantuan militer tersebut dilihat melalui adanya hubungan AS
dan Israel merupakan hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak, disatu sisi AS memerlukan Israel sebagai penyangga kepentingan nasional
AS dikawasan Timur tengah, disisi lain Israel sangat membutuhkan AS dalam hal
penjaga stabilitas keamanan karena Israel merupakan negara yang berada dalam
instabilitas keamanan dan banyaknya ancaman yang terjadi dikawasan Timur
Tengah.

40