Hak Atas Kekayaan Intelektual (1)

Hak Atas Kekayaan Intelektual
1. HAKI adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan dengan permasalahan hasil
penemuan dan kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan
perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang komersial (commercial reputation) dan
tindakan / jasa dalam bidang komersial (goodwill).
2. 4 prinsip HAKI :
a. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir
manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan
kepada pemilik hak cipta.
b. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari
kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas
kekayaan intelektual terhadap karyanya.
c. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni
guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi
masyarakat, bangsa dan Negara.
d. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak
yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang

diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat/ lingkungan.
3. Merek (UU Merek pasal 1) : tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
4. Dasar hukum hak merek :
a. UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor
15)
b. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang
Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
c. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI
Tahun 1997 Nomor 29)
d. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
5. Hal-hal yang menyebabkan merek tidak dapat didaftar :
a. Didaftarkan oleh pemohon yang tidak beritikad baik
b. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Tidak memiliki daya pembeda

d. Telah menjadi milik umum
e. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan

pendaftarnya (Pasal 4 dan Pasal 5 UU Merek).
6. Cara mengalihkan hak atas merek dapat didaftar :
a. Pengalihan dapat terjadi melalui beberapa peristiwa hukum, seperti pewarisan, hibah,
perjanjian atau sebab-sebab lain yang diperbolehkan oleh undang-undang yang
berlaku (misalnya jual beli, merger perusahaan, eksekusi jaminan dan lain-lain),
sedangkan lisensi hanya dapat dilakukan dengan melalui perjanjian.
b. Dalam pengalihan, penerima pengalihan dapat menggunakan seluruh hak yang
melekat pada hak kekayaan intelektual tersebut; sedangkan dalam lisensi,
penerimanya hanya dapat menggunakan hak-hak yang dilisensikan kepadanya, dapat
berupa sebagian hak ataupun seluruh hak.
7. Penyebab penghapusan atau pembatalan merek :
a. Merek terdaftar tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut dalam perdagangan
barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir kecuali
apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, seperti
larangan impor, larangan yang berkaitan dengan ijin bagi peredaran barang yang
menggunakan merek yang bersangkutan atau keputusan dari pihak yang berwenang
yang bersifat sementara, atau larangan serupa lainnya yang ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
b. Merek digunakan untuk jenis barang/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang
dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya, termasuk pemakaian merek yang

tidak sesuai dengan pendaftarannya.

8. 3 jenis merek :
a. Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
b. Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
c. Merek Kolektif
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum

secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis
lainnya.
9. Hak Cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur
penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta
merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”. Hak cipta dapat juga memungkinkan

pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan.
10. Dasar hukum hak cipta :
a. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982
Nomor 15)
b. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang
Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
c. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI
Tahun 1997 Nomor 29)
d. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

11. Pencipta (Pasal 1 Huruf a UU Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta) adalah seorang
atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan
berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam
lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
12. Sesuai dengan pasal 11 UUHC No 19 Tahun 2002, pemegang hak cipta yang tidak
diketahui siapa penciptanya antara lain :
a. Jika suatu Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan itu belum diterbitkan,

Negara memegang Hak Cipta atas Ciptaan tersebut untuk kepentingan Penciptanya.
b. Jika suatu Ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui Penciptanya atau pada
Ciptaan tersebut hanya tertera nama samaran Penciptanya, Penerbit memegang Hak
Cipta atas Ciptaan tersebut untuk kepentingan Penciptanya.
c. Jika suatu Ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui Penciptanya dan/atau
Penerbitnya, Negara memegang Hak Cipta atas Ciptaan tersebut untuk kepentingan
Penciptanya.
Sementara Pemegang Hak Cipta atas peninggalan pra sejarah dan benda budaya nasional
sesuai dengan pasal 10 UUHC No 19 Tahun 2002 adalah Negara.
13. 3 sifat hukum Hak Cipta :

a. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program
Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang
tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang
bersifat komersial.
b. Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak. Hak Cipta dapat beralih atau
dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena :
1. Pewarisan;
2. Wasiat;
3. Hibah;

4. Perjanjian tertulis atau Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan
c. Jika suatu Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua
orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta ialah orang yang memimpin
serta mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan itu, atau dalam hal tidak ada orang
tersebut, yang dianggap sebagai Pencipta adalah orang yang menghimpunnya
dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-masing atas bagian Ciptaannya itu.
14. Lamanya perlindungan penciptaan buku adalah selama masa hidup si pencipta ditambah
50 tahun setelah meninggalnya pencipta.
Lamanya perlindungan untuk program komputer, rekaman suara dan karya siaran berlaku
selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
15. Hak paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yg untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
16. Dasar hukum Paten :
a. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor
39)
b. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang
Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)

c. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 109)
17. Seorang penemu adalah orang yang menciptakan penemuan baru, biasanya alat teknik

seperti alat atau metode mekanis, elektronik, atau piranti lunak. Meskipun penemu bisa
juga seorang ilmuwan, tapi biasanya penemu menemukan sesuatu berdasarkan berbagai
pengetahuan dari ilmuwan lainnya, bereksperimen dengan penerapan praktis dan
kombinasi berbagai pengetahuan tersebut, serta dengan mengembangkan dan
mengombinasi alat-alat yang ada, untuk menciptakan alat baru yang bermanfaat.
18. Jangka waktu pemberian hak paten adalah dua puluh tahun terhitung sejak Tanggal
Penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.
19. Cara mengalihkan kepemilikan Paten :

a. Paten yang beralih atau dialihkan wajb dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.
b. Permohonan pencatatan pengalihan paten dapat diajukan oleh pemohon atau
kuasanya. Jika pemohon tidak bertempat tinggal; atau tidak berkedudukan tetap di
wilayah Negara Republik Indonesia, permohonan pencatatan pengalihan paten harus
diajukan melalui kuasanya di Indonesia.
c. Permohonan pencatatan pengalihan paten memuat nomor dan judul paten; tanggal,

bulan, dan tahun permohonan; nama dana alamat lengkap pemohon; nama dan alamat
lengkap pemegang paten; dan nama dan alamat lengkap kuasa bila permohonan
diajukan melalui kuasa.
d. Pencatatan pengalihan paten harus memenuhi sejumlah syarat. Yakni, telah membayar
biaya permohonan pencatatan pengalihan paten; telah membayar biaya tahunan atas
paten untuk tahun yang sedang berjalan; dan kelengkapan dokumen permohoan
pencatatan pengalihan paten.
e. Dijelaskan pula bahwa terhitung 7 Juni 2010, permohonan pencatatan pengalihan
paten yang diterima sebelum ditetapkannya Perpres ini, wajib menyesuaikan dengan
Perpres ini.
f. Jika permohonan belum sesuai dengan persyaratan dalam Perpres ini, dalam jangka
waktu paling lama 60 hari sejak Perpres ini ditetapkan, DIrektorat Jenderak Hak
Kekayaan Intelektual memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi
persyaratan dimaksud paling lama 90 hari sejak tanggal pemberitahuan dari
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
20. Paten dinyatakan batal demi hukum apabila Pemegang Paten tidak memenuhi kewajiban
membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Undang-undang ini.
Paten dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal untuk seluruh atau sebagian atas
permohonan Pemegang Paten yang diajukan secara tertulis kepada Direktorat. Paten juga
dapat dibatalkan oleh Pengadilan Niaga apabila ada gugatan pembatalan Paten.

21. Desain industri adalah seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam
menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan
kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna
atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat
dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.
22. Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia
kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri,
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hal tersebut.
23. Jangka waktu perlindungan desain industri adalah selama sepuluh tahun terhitung sejak
tanggal penerimaan.
24. Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industry.

25. Hak desain industri tidak dapat dilindungi apabila suatu desain industri bertentangan
dengan Peraturan Perundang-udangan yang berlaku, Ketertiban umum, Agama.
26. Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan cara pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundangundangan. Pengalihan hak desain industri tersebut harus disertai dengan dokumen tentang
pengalihan hak dan wajib dicatat dalam daftar umum desain industri pada Ditjen HKI
dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Pengalihan hak desain industri yang tidak dicatatkan dalam daftar umum desain industri
tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan hak desain industri tersebut akan

diumumkan dalam berita resmi desain industri.
27. UU Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara RI Tahun 2000
Nomor 242).
28. Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
29. Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk :
a. menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
b. memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia
Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk
kepentingan yang bersifat komersial.
30. 3 unsur penting dalam hal Rahasia Dagang :
a. informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis
b. mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha
c. dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang
31. Perlindungan rahasia dagang berlangsung otomatis dan masa perlindungan tanpa batas.

32. Dalam pasal 5 dijelaskan tentang peralihan hak Rahasia Dagang antara lain :
a. Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan:
1.


pewarisan;

2. hibah;

3. wasiat;
4. perjanjian tertulis; atau
5. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
b. Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai
dengan dokumen tentang pengalihan hak.
c. Segala bentuk pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
d. Pengalihan Hak Rahasia Dagang yang tidak dicatatkan pada Direktorat Jenderal
tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.
e. Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diumumkan dalam Berita Resmi Rahasia Dagang.

33. Dasar hukum desain tata letak sirkuit terpadu adalah UU Nomor 32 Tahun 2000 tentang
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
34. Sirkuit Terpadu (pasal 1 ayat 1) adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi,
yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk
menghasilkan fungsi elektronik.
35. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual yang berada di bawah Departemen yang dipimpin oleh Menteri.
36. Sesuai dengan pasal 23, peralihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu antara lain :
a. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat beralih atau dialihkan dengan :
1. Pewarisan
2. Hibah
3. Wasiat
4. perjanjian tertulis
5. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh Peraturan Perundang-undangan
b. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak.
c. Segala bentuk pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini.
d. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang tidak dicatatkan dalam
Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak berakibat hukum pada
pihak ketiga.
e. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
37. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan selama 10 (sepuluh) tahun.
Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan dalam
Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
38. Dasar hukum perlindungan Varietas Tanaman adalah UU Nomor 29 Tahun 2000.
39. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada
pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman untuk menggunakan
sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan
hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
40.
41. Varietas yang dapat diberi PVT meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang
baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.
42.
43. Jangka waktu perlindungan untuk tanaman semusim adalah 20 tahun dan untuk tanaman
tahunan selama 25 tahun.
44. Hak untuk menggunakan meliputi kegiatan:
a. memproduksi atau memperbanyak benih;
b. menyiapkan untuk tujuan propagasi;
c. mengiklankan;
d. menawarkan;
e. menjual atau memperdagangkan;
f. mengekspor;
g. mengimpor;
h. mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir a,b, c, d, e, f,
dan g.
i.
45. Kewajiban hak pemegang varietas tanaman antara lain :

a. melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia
b. membayar biaya tahunan PVT
c. menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan
hak PVT di Indonesia
46. Hak PVT berakhir karena berakhirnya jangka waktu, pembatalan, dan pencabutan.
47.