Bab 3 Kabel Bawah Tanah

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

BAB III
KABEL BAWAH TANAH
1. TUJUAN
Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan
tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara
pemasangan serta peralatan yang digunakan.

2. PENGGUNAAN
Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pemasangan
Kabel Tanah Tanam Langsung maupun Kabel Duct, baik yang dilaksanakan oleh
Petugas / Karyawan PT. TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM.


3. DEFINISI
a. Kabel Bawah Tanah adalah semua jenis kabel yang konstruksinya
dirancang khusus untuk dipasang di bawah permukaan tanah, sesuai
dengan STEL-K-007, STEL-K-008, STEL-K-009 dan yang lainnya yang
dituangkan dalam SII (Standar Industri Indonesia).
b. Kabel Tanah Tanam Langsung (STEL-K-007) adalah kabel tanah yang
dalam pemasangannya ditanam secara langsung di bawah permukaan
tanah.
c. Kabel Duct (STEL-K008 dan STEL-K009) adalah kabel tanah yang dalam
pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah permukaan
tanah.
d. Kabel Primer adalah kabel yang dipasang untuk menghubungkan Rangka
Pembagi Utama dengan Rumah Kabel.
e. Kabel Sekunder adalah kabel yang dipasang untuk menghubungkan
Rumah Kabel dengan Kotak Pembagi.
f.

4.


Kabel Catu Langsung adalah kabel-kabel yang dipasang untuk
menghubungkan secara langsung antara Rangka Pembagi Utama dengan
Kotak-kotak Pembagi dan tidak melalui Rumah Kabel.

CARA PEMASANGAN KABEL TANAH TANAM LANGSUNG

4.1 Cara Pemasangan
Pemasangan Kabel Tanah Tanam Langsung pada umumnya dilakukan di bawah
permukaan tanah, ditarik di pinggir sepanjang jalan, dan sewaktu-waktu, sesuai
keperluan, menyeberang jalan atau selokan. Kedalaman galian untuk Kabel

42 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

1/11

25/07/12


1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Primer dan sekunder tidak sama. Demikian juga halnya antara rute lurus dan
penyeberangan . Hal ini sangat tergantung kepada aturan pemerintah /PERDA
setempat.

4.1.1.

Pemasangan di tepi jalan/trotoir

a.

Kabel Primer

Secara umum, kedalaman galian alur Kabel Primer ditentukan minimal 80
cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat ( contoh Jakarta lebih
kurang 130 cm ).
Lebar galian bagian atas alur kabel lebih kurang 40 cm dan bagian bawah
lebih kurang 30 cm, seperti terlihat pada Gambar 3-01 (a) dibawah ini.
Tanah bekas galian diusahakan tidak mengganggu laulintas jalan.

(a)

(b)

Gambar 3-01
Ukuran galian Kabel Tanah Tanam Langsung

b.

Kabel Sekunder
Kedalaman galian untuk Kabel Sekunder ditentukan minimal 60 cm atau
sesuai peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta lebih kurang 110 cm),
lihat Gambar 3-01 (b).

Bila kedalaman minimal tidak dapat dipenuhi maka konstruksi perlu
.
diberikan pengamanan

c.

Lebar galian pada bagian atas maupun bawah tergantung dari
kedalamannya, baik untuk penanaman Kabel Primer maupun Sekunder
seperti terlihat pada Gambar 3-02 di bawah ini.

43 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

2/11

25/07/12


1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Daftar lebar galian atas/bawah :

(T)

(A)

(B)

Gambar 3-02
Perbandingan lebar galian bagian atas dan bagian bawah

4.1.2.


Menyeberang jalan
Kabel dimasukkan dalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, tebal 5,5 cm.
Kedalaman galian lebih kurang 100 cm atau sesuai peraturan PEMDA
setempat (contoh, Jakarta lebih kurang 130 cm).
Pada penyeberangan jalan padat lalu lintas, kabel dimasukkan ke dalam pipa
galvanis diameter 4 inchi, dengan ketentuan :

a.

Untuk Kabel Primer

b.

Kabel Sekunder

c.

Kabel Primer dan Kabel Sekunder diupayakan tidak dimasukkan kedalam
satu pipa yang sama.


d.

Disiapkan pipa cadangan kosong yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan (desain), lihat Gambar 3-03 dibawah ini.

: 1 pipa hanya diisi 1 buah kabel.
: untuk satu pipa maksimum diisi oleh 3 buah kabel.

44 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

3/11

25/07/12

1


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-03
Penanaman kabel yang menyeberang jalan dengan menggunakan Pipa Galvanis

4.1.3. Menyeberang

parit

Kabel dimasukkan ke dalam pipa pelindung besi galvanis dengan diameter
dalam 4 inchi atau 2 inchi untuk kebutuhan yang menuju DP yang dipasang
melewati bawah parit (Gambar 3-04). Jika hal tersebut tidak memungkinkan,
maka pipa dapat dipasang di atas parit (Gambar- 05) dengan seijin PEMDA
setempat, dengan ketentuan :


Pipa Besi Galvanis

Gambar 3-04
Pipa Pelindung Galvanis dipasang melewati bawah parit

45 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

4/11

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1


PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-05
Pipa Pelindung Galvanis dipasang diatas parit

4.1.4.

a.

1 (satu) pipa pelindung hanya dapat diisi dengan 1 Kabel Primer atau
maksimum 3 Kabel Sekunder.

b.

Kabel Primer dan Kabel Sekunder tidak boleh berada dalam satu pipa
yang sama.

c.

Pipa pelindung dilindungi kawat berduri seperti terlihat pada Gambar 3-05
diatas.

d.

Pipa pelindung yang belum terisi kabel harus ditutup dengan Stopper
pada kedua ujungnya, sedangkan pipa yang sudah terisi kabel supaya
dipasang kabel Seal.

Menyeberang Rel Kereta Api
Kabel dimasukkan kedalam pipa galvanis diameter 4 inchi pada kedalaman
1,5 meter atau menurut ketentuan PT. KAI dengan tetap menyediakan pipa
cadangan disesuaikan dengan kebutuhan (perencanaan).

4.1.5

Menyeberang jalan bebas hambatan
Pipa besi galvanis atau PVC minimal diameter 4 inchi tebal 5,5 mm ditanam di
bawah jalan dengan kedalaman tertentu sesuai ketetapan instansi terkait.
Pemasangannya dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeboran.
Kemudian kabel tanah dimasukkan melalui pipa tersebut.

4.1.6.

Menyeberang sungai

46 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

5/11

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Pemasangan dan penarikan kabel yang menyeberangi sungai dilakukan
sesuai kondisi setempat, dengan cara :

a.

Menempel pada jembatan yang ada
Pemasangannya harus seijin PEMDA atau PU setempat. Kabel
dimasukkan dalam pipa pelindung besi yang dilewatkan pada sisi atau
bawah jembatan, seperti terlihat pada Gambar 3-06 di bawah ini.

Gambar 3-06
Pemasangnan dan penarikan kabel menyeberang jembatan

b.

Pemasangan jembatan kabel
Apabila cara pada butir a diatas tidak memungkinkan, maka alternatip lain
adalah dengan membuat jembatan kabel tersendiri dengan seijin PEMDA
atau PU setempat. Konstruksi jembatan kabel harus disesuaikan dengan
lebar bentang sungai, dan diamankan dari lalu lintas orang.

4.1.7.

c.

Dalam hal pemasangan pada butir a dan b di atas tidak memungkinkan,
maka diupayakan pemasangannya melewati dasar sungai dengan
memakai kabel sungai.

d.

Dalam hal lebar sungai kurang dari 50 meter, masih memungkinkan
menaikkan kabel tanah dengan memakai tumpuan pada ujung-ujungnya.

Melintasi kabel listrik (PLN)
Bila pada waktu penggalian alur kabel, di lokasi yang sama terdapat kabel
tegangan tinggi, maka jarak yang diperbolehkan adalah sebagai berikut :

a.

Jika sejajar, maka jarak terdekat minimum 80 cm.

b.

Jika menyilang, maka persilangan harus tegak lurus, dan jarak terdekat
minimum 45 cm.

c.

Sepanjang 1 meter pada persilangan ini, kabel harus
dilindungi/dimasukkan ke dalam pipa besi galvanis.

47 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

6/11

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

4.1.8

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Galian lubang tempat penyambungan kabel
Galian lubang tempat penyambungan kabel ditentukan ukurannya sesuai
dengan kedalaman galian kabel yang berkaitan.

4.1.9 Hal-hal

a.

lain
Apabila ada tiang listrik, maka galian alur kabel harus berjarak paling
sedikit 30 cm, lihat Gambar 3-07 berikut ini.

Gambar 3-07
Galian kabel disamping tiang listrik

b.

Jarak galian alur kabel terhadap pinggir parit berbeton paling sedikit 25
cm, sedangkan terhadap pinggir parit yang tidak berbeton paling sedikit
50 cm, lihat Gambar 3-08 berikut ini.

25 cm

(a)

50 cm

(b)

Gambar 3-08
Galian alur kabel terhadap parit berbeton (a) dan tidak berbeton (b)

48 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

7/11

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

c.

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

Sebelum pelaksanaan instalasi harus diadakan pengukuran
terlebih dahulu di gudang atau di lapangan

kabel

Peletakkan kabel dalam alur harus dibuat berbelok-belok, dengan tujuan agar
kabel fleksibel sehingga tidak terjadi kerusakan bila terjadi longsoran atau
pergeseran tanah dan memudahkan penyambungan bila diperlukan karena
panjang kabel masih cukup.
4.2.

Cara Penarikan Kabel Tanam Langsung

4.2.1. Persiapan

penarikan

Sebelum melakukan penarikan/pemasangan kabel, hal-hal yang perlu
dipersiapkan sebagai berikut :

a.

Alat-alat yang perlu dipakai :
1. Alat untuk peggalian
2. Alat untuk penarikan kabel terdiri dari : Dongkrak kabel, rol, motor
penarik/gerobak penarik (kalau ada), rambu-rambu lalu lintas dan alat
pengaman.

b.

Material yang diperlukan :
1. Batu pelindung (deskteen) atau warning tape
2. Pipa-pipa besi/PVC (jika diperlukan)
3. Pasir

c.

urug

Sarana transportasi peralatan
Sarana ini diperlukan untuk mengangkut material dari gudang ke lokasi
kerja atau pengembalian sisa kabel atau material dari lokasi pekerjaan ke
gudang. Khusus untuk mengangkut kabel, persyaratan yang harus
diperhatikan adalah :
1. Kabel diangkat dengan menggunakan Cable trailer atau Truk
2. Apabila diangkut dengan menggunakan truk, maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a) Pada waktu menaikkan dan menurunkan kabel, maka digunakan
beberapa cara, sebagai berikut :
(1) Menggunakan tali dan papan peluncur seperti Gambar 3-09
di bawah ini.

49 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

8/11

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

T

a

l

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

i

P a
P e

p a n
l u n c

u r

Gambar 3-09
Pengangkutan kabel dengan truk menggunakan tali dan papan peluncur

(2) Menggunakan katrol, seperti terlihat dalam Gambar 3-10 (a)
di bawah ini.
(3) Posisi kabel pada truk harus seperti terlihat pada Gambar 310 (b) di bawah ini.

Gambar 3-10
Cara pengangkutan kabel

50 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

9/11

25/07/12

1

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PED T-005-2000 VERSI 1

PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
KABEL BAWAH TANAH

(4) Dengan menggunakan fork lift.
(5)

Truk khusus yang berfungsi untuk menaikkan,
menurunkandan mengangkut kabel, serta dapat juga
berfungsi sebagai jack drum.

b) Dalam mengangkat, membawa dan menurunkan kabel dari truk
harus dihindarkan terjadinya benturan terhadap kabel/haspel
d. Dalam penarikan kabel, petugas/regu pelaksana dipimpin oleh kelapa
regu selaku pimpinan pelaksana.
4.2.2. Teknik

pelaksanaan.

Pertama-tama dibuat galian alur kabel sesuai dengan yang telah
direncanakan, kemudian diisi dengan pasir urug setebal 5 cm. Selanjutnya
penarikan kabel dilakukan dengan 3 cara, menurut situasi tempat/ pekerjaan
sebagai berikut :

a.

Apabila disepanjang rute galian kabel tidak terdapat hambatan-hambatan
yang berarti ( misalnya ; menyeberang jalan, rel kereta api, parit atau
sungai dan lain-lain ) dan berada di tepi tepi jalan, maka penarikan kabel
dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Penarikan dimulai dari ujung alur kabel ke arah Kantor (kearah KPU
untuk Kabel Primer, dan ke arah RK untuk Kabel Sekunder).
2. Kabel dengan haspelnya disiapkan diatas trailer yang ditarik
kendaraan.
3. Ujung kepala kabel (ujung kabel yang berada di luar) ditarik melalui
bagian bawah haspel, kemudian ditambatkan pada tempat dimana
ujung kabel tersebut nantinya akan diterminasikan ke RPU atau RK.
4. Kabel ditarik dengan cara menjalankan kendaraan penarik, maju
menuju ujung jauh dari alur kabel secara pelan-pelan (lihat Gambar
3-11 di bawah ini).
5. Kabel yang sudah tergelar sepanjang alur galian, kemudian
dimasukkan ke dalam galian, yang telah diisi pasir setebal 5 cm.
Apabila panjang kabel dirasa telah mencukupi, maka kabel dapat
dipotong, dan ujungnya ditutup/didop dengan end-cap panas kerut.

51 - 299

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

DivRisTI

10/11

25/07/12

1

Document Outline
BAB III
KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-01
Gambar 3-02
Gambar 3-03
Gambar 3-04
Gambar 3-05
Pipa Pelindung Galvanis dipasang diatas parit
Gambar 3-06
Gambar 3-08
Gambar 3-09
Kendaraan penarik kabel

Gambar 3-14
Gambar 3-17
Gambar 3-21
Gambar 3-22

dc142.4shared.com/doc/ao5aJVB3/preview.html

Untuk menempatkan kabel dalam duct terlebih dahulu harus dicari/ dipilih pipa duct yang cocok, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

11/11

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Modul TK J 147 edit rizkiM 3 mei PenambahanN

18 338 152

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Topik hari ini minggu 3 Topik hari ini m

1 47 73

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89