View of Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Madrasah Aliyah
Madrasah Aliyah
Wagimin *
Madrasah Aliyah Negeri Cendekia, Jl. Lintas Jambi- Muaro Bulian KM. 21, Pijoan, Jambi Luar Kota, Jambi,
36657, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat materi pembelajaran untuk pengajaran sosiologi guna memotivasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan guna menformulasi produk dan mengukur efektifitasnya melalui validasi dan pengujian ahli di bidangnya. Ada tiga tipe test yang digunakan yaitu, one to one, small group, dan field test yang menunjukkan bahwa desain materi tersebut efektif. Setelah melalui revisi, desain meteri pembelajaran Sosiologi dianggap bermanfaat dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
Kata Kunci: Perangkat pembelajaran, mata pelajaran Sosiologi, siswa Madrasah Aliyah
Abstract [Tittle: The Development of Sosiology Instructional Material for The Students fo Islamic Senior
High School] . The research aims at developing a set of instructional material for teaching Sociology in order to motivate the students. The researcher employed a research and developing method to formulate a product and to measure its effectiveness through validation and trial-out by the experts of content-material and material-design. There were three types of trial to test the design; one to one, small group, and field test. Based on the test result, it was found that students in average can achieve 84% of overall score which indicate that the designed material is effective. After being revised several times in each stage, the design of instructional material for Sociology subject is considered as beneficial and able to be used in the teaching learning process.
Keywords: instructional desain, Sosiology subject, Senior High Students
1. Pendahuluan
sudut kegunaan, bahan ajar, dalam proses pembelajaran Perkembangan
terdapat dua peran penting. Pertama bagi guru bahan substansial memiliki kontribusi dalam memberikan
di
Madrasah/Sekolah
secara
ajar dapat berperan menghemat waktu, sesuai dengan motivasi kepada peserta didik untuk memperdalam
kurikulum yang berlaku, tidak tergantung pada buku kandungan yang ada dalam sosiologi, yang mencakup
teks yang kadang sulit diperoleh, meskipun ada dua sasaran yang bersifat kognitif dan praktis. Secara
materinya namun kurang sistematis, tercipta proses kognitif pembelajaran sosiologi bertujuan memberikan
pembelajaran yang efektif dan interaktif. Kedua bagi pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu
siswa, dengan bahan ajar siswa bisa belajar secara memahami dan menelaah komponen-komponen dari
mandiri, tidak harus menunggu kehadiran guru, dan bisa individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu
belajar kapan dan dimana saja siswa mau. sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis
Bahan ajar yang di rancang adalah bahan yang untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku
dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar , siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi
paling tidak terdapat empat ciri bahan ajar yang sengaja kemajmuakan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial
dirancang, yakni adanya tujuan yang jelas, ada sajian serta berbagai masalah sosial dalam kehidupan sehari-
materi, ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi hari .
keberhasilan belajar. Bahan ajar yang di rancang adalah Bahan ajar merupakan seperangkat bahan yang
bahan ajar yang dengan sengaja disiapkan untuk terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
keperluan belajar. Bila ditinjau dari sisi fungsinya, digunakan
bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan pembelajaran sesuai dengan setandar kompetensi dan
menjadi tiga kelompok, yaitu bahan presentasi, bahan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Dilihat dari
referensi, dan bahan belajar mandiri . Sedangkan ditinjau dari media ,bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, televisi, multimedia, dan web
*) Penulis korespondensi Bila kita tinjau dari salah satu cita-cita Nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia yaitu
E-mail: wagimin.sag@gmail.com E-mail: wagimin.sag@gmail.com
hal itu perlu adanya proses pembelajaran yaitu “Desain selain ditentukan oleh Sumber Daya Alam (SDA) juga
dan pengembangan penyajian informasi dan aktifitas- ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia(SDM)
aktifitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu” itu sendiri.
yang mana pembelajaran bukanlah Berangkat dari analogi ini Kontribusi yang
(Yamin, 2011)
menitik beratkan pada apa yang dipelajari, melainkan diberikan pembelajaran sosiologi sejalan dengan tujuan
pada bagaimana membuat pembelajar memahami proses yang ingin dicapai dari cita-cita inilah yang tertuang
belajar, hal ini selaras dengan pendapat Brophy : dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
“Learning is fun and exciting, at least when tre Sistem Pendidikan Nasional, yang menjelaskan bahwa
curiculum is well matched to studens’ intterests and pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
abilities and the teacher emphasizes hands-on activites. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
When you teach the right things the right way, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
motivation tekes care of itself. If s tudents aren’t berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
enjoying learning, something is wrong with your dan menjadi warga negara yang demokratis serta
curriculum and instruktion-you have somehow turned bertanggung jawab.
an inherently enjoyable activity into drudgery (2013) . Berdasarkan amanat Undang-undang di atas
menyenangkan bilamana jelaslah bahwa peran seorang guru tidak hanya
kurikulumnya sesuai dengan minat peserta didik, dan menyampaikan ilmu saja tetapi masih banyak yang
guru akan mendorong aktivitas belajar siswa dalam harus dilakukan oleh guru yaitu mendidik siswa agar
proses pembelajaran bila yang dilakukan guru benar dan menjadi manusia yang utuh, bahasa lain menggunakan
sesuai yang diharapkan peserta didik, karena jika siswa istlah “kaffah” ( ةف اك) yaitu keseluruhan dengan
tidak menikmati belajar dan bosan pasti ada demikian dapat dikatakan bahwa tugas guru adalah
pembelajaran yang salah.
sangat berat, karena bukan hanya menyampaikan Sejalan dengan hal tersebut di atas seorang guru, sebuah ilmu namun membentuk kepribadian peserta
perlu melakukan perubahan metode pembelajaran yang didik yang cerdas berilmu, beriman dan bertaqwa serta
dapat mendorong siswa untuk lebih termotivasi, dan trampil dan mandiri.
Pembaharuan metode Dalam
membangun
kemandirian.
dimaksud adalah pengembangan bahan ajar, maka Kompetensi, peran seorang guru dapat ditinjau dari
kemampuan seorang guru dalam mengembangkan beberapa aspek, yaitu “Peran guru sebagai perencana,
bahan ajar menjadi sangat penting, bahan ajar peran guru sebagai pengelola dan peran guru sabagai
merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang fasilitator, peran guru sebagai evaluator (Sanjaya,
disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan 2011). Hal ini guru dituntut penguasaan berbagai
peserta didik dalam proses pembelajaran, sementara kemampuan sebagai guru yang professional dalam
belajar merupakan proses aktif dan konstruktif melalui bidangnya, kemampuan yang dimaksud adalah mulai
suatu pengalaman dalam memperoleh informasi, hal ini dari cara mengajar, penguasaan materi, pemilihan
selaras dengan pernyataa n “Learning is an active, berbagai metode mengajar, kemampuan membuat
constructive process that is contextual; new knowledge perangkat mengajar termasuk pengembangan bahan
is acquired to relation to previous knowledge, ajar, dan lain sebagainya.
information becomes meaningful when it is presented in Motivasi siswa untuk mempelajari suatu materi
some type of framework” (Asyhar, 2012, hal. 30) . pembelajaran secara umum, memang berbeda-beda satu
(Belajar adalah proses, aktif konstruktif yang sama lain. Karena suatu materi pembelajaran itu pada
kontekstual, pengetahuan baru dibekali untuk kaitannya umumnya dipelajari secara bersamaan, yang berarti
dengan pengetahuan sebelumnya, informasi menjadi tidak didasarkan atas motivasi masing-masing individu,
bermakna ketika disajikan dalam beberapa jenis maka guru sepatutnya berusaha membangkitkan minat
kerangka kerja).
belajar secara umum untuk mempelajari materi Pengembangan bahan ajar berperan sebagai salah pembelajaran tersebut.
satu sumber belajar bagi peserta didik. Artinya melalui Pembelajaran yang prosesnya dilandasi oleh
pengembangan bahan ajar peserta didik mampu motivasi, akan memberi warna kepada upaya guru, baik
memahami konsep yang ada sehingga membentuk dalam menyajikan stimulus, memberi bimbingan,
pengetahuan baru pada diri peserta didik, maka bahan arahan, maupun dorongan. Upaya membangkitkan
ajar yang di rancang adalah bahan yang dengan sengaja motivasi itu diantaranya dapat dilakukan dengan
disiapkan untuk keperluan belajar. penyampaian bahan ajar yang menarik minat siswa.
Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai Dengan merasakan materi pembelajaran itu berarti dan
ilmu pengetahuan murni (Pure science) bukan ilmu bermakna, muncul rasa ingin mempelajari atau
pengetahuan terapan (applied science). Sebagai ilmu mengetahui. Dengan munculnya keinginan tersebut,
science ), sosiologi tentunya dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada mempelajari.
peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi Guru sebagai pendidik berperan sebagai fasilitator
sosiologi sebagai hubungan perilaku, keteraturan dalam dalam membantu siswa untuk memotivasi siswa dalam
masyarakat, tindakan dan interaksi social.
Pembelajaran mata pelajaran sosiologi di Sekolah Potensi awal yang ditemukan di Madrasah Aliyah menengah/Madrasah Aliyah mempunyai tujuan yang
Negeri Insan Cendekia Jambi yang perlu untuk mencakup dua sasaran yang bersifat kognitif dan
dikembangkan adalah keberadaan siswa merupakan praktis.
hasil seleksi secara Nasional yang sangat potensial bertujuan memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar
Secara kognitif
pembelajaran sosiologi
dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan siswa mampu memahami dan menelaah komponen-
psikomotorik. Sehingga bila aspek-aspek tersebut dapat komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat
dikembangkan secara optimal, maka hasil yang sebagai suatu sistem. Sementara itu sasaran yang
dicapaipun akan optimal. Potensi ini mengindikasikan bersifat praktis untuk mengembangkan ketrampilan
bahwa siswa kelas X mampu meningkatkan kompetensi sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam
dalam memahami matri sosiologi yang berkenaan menghadapi kemajmuakan masyarakat, kebudayaan,
dengan keteraturan dalam masyarakat, bila didukung situasi sosial serta berbagai masalah sosial dalam
materi yang tepat dan kehidupan sehari-hari.
dengan
penyampaian
meningkatkan motivasi siswa. Sementara proses Karakteristik mata pelajaran sosiologi tersebut
pembelajaran yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri mempengaruhi strategi pembelajaran dan penyusunan
Insan Cendekia Jambi dengan menggunakan buku teks prangkat pembelajaran. Dengan sifat hierarkis, maka
yang ada belum menunjukkan pencapaian hasil yang materi pembelajaran sosiologi perlu disusun secara logis
mengacu pada Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan sistematis sehingga materi prasyarat yang
yaitu 70 dan hanya 28.6 % yang tuntas, sedangkan 71.4 diperlukan dapat dimiliki sebelum siswa mempelajari
% yang lain belum tuntas.
materi tertentu. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Selain itu berdasarkan hasil wawancara penulis sosiologi hendaknya dimulai dari pengenalan masalah
dengan guru sesama pengajar sosiologi dan beberapa yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
siswa, penulis mandapat masukan bahwa permasalahan Melalui masalah kontekstual, peserta didik secara
utama yang dihadapi dalam pembelajaran sosiologi bertahap dibimbing dan diarahkan untuk memahami
adalah buku sosiologi yang ada tidak sesuai dengan fakta, menguasai konsep dan prinsip sosiologi, serta
kurikulum 13 dan berpariasi isinya sehingga siswa menerapkan dalam pemecahan masalah.
mengalami kebingungan. Sementara buku pegangan Mengingat pentingnya pelajaran sosiologi maka
siswa memiliki peran yang sangat sentral terhadap seharusnya siswa mampu menguasai materi pelajaran
keberhasilan siswa, buku pegangan siswa dapat sosiologi, namun dilapangan, selama penulis mengajar
siswa membaca dan di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi,
memberikan
kesempatan
mempelajari konsep-konsep sosiologi kapan dan menemukan kenyataan yang tidak diharapkan yaitu
dimana saja siswa tersebut berada baik secara individu lemahnya motivasi siswa dalam belajar sosiologi, siswa
maupun berkelompok.
menganggap sosiologi suatu pelajaran yang tidak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penting dan kurang menarik untuk dipelajari sehingga
bahan ajar untuk mata pelajaran sosiologi kelas X siswa malas, merasa tidak perlu terhadap pelajaran
semester I Madrasah Aliyah Megeri Insan Cendekia sosiologi.
Jambi, menghasilkan bahan ajar yang menarik dan Selain itu, hal yang terpenting adalah eksistensi
efektif untuk mata pelajaran sosiologi kelas X semester guru sebagai fasilitator pendidikan dan sebagai salah
I Madrasah Aliyah Megeri Insan Cendekia Jambi, dan satu tenaga profesi pengembang teknologi pendidikan,
menggunakankan bahan ajar yang sesuai dengan yang harus mampu menggunakan atau menghasilkan
tuntutan kurikulum 13 dengan mempertimbangkan suatu
kebutuhan siswa. Penelitian ini juga berguna meningkatkan nilai tambah. Sebagaimana dikatakan
produk tertentu
wawasan keilmuan (Yusufhadi, 2004), (produk yang digunakan atau
pendidikan yang berkaitan dengan penelitian dan dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah
pengembangan bahan ajar mata pelajaran sosiologi ada, karena menjadi bagian integral dari suatu sistem.
kelas X Madrasah Aliyah, memberikan masukan, Jadi, bahan ajar yang akan dikembangkan pada
dan alternatif dalam dasarnya merupakan revisi atau perbaikan serta
evaluasi,
pertimbangan,
menentukan bahan ajar yang dapat digunakan dalam penyempurnaan dari bahan ajar yang telah digunakan
proses pembelajaran, menambah konsep baru yang selama ini, dan bukan membuat bahan ajar yang baru.
dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih Sebagai langkah awal pengembangan, maka perlu
lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan ditelaah studi pendahuluan berupa analisis kebutuhan. Dalam Analisis kebutuhan, selain melihat dari adanya
2. Metode
masalah yang telah diuraikan di atas, keberadaan Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan potensi juga menjadi pertimbangan penting. Sebab
metode Research and Development. yaitu suatu Proses menurut Sugiyono (Sugiono, 2001), tahapan analisis
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu kebutuhan dilihat dari potensi dan masalah yang ada di
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah lapangan. Potensi merupakan sesuatu yang bila
yang dapat diperlanggungjawabkan. Model didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sementara
ada
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini masalah merupakan penyimpangan
adalah berupa model Borg and Gall, yang didasari atas diharapkan dengan yang terjadi.
antara yang
pertimbangan, pertama model ini diawali dengan penelitian pendahuluan berupa analisis kebutuhan yang pertimbangan, pertama model ini diawali dengan penelitian pendahuluan berupa analisis kebutuhan yang
tahap akhir Pada tahap ini sudah didapatkan suatu model ini bertujuan untuk menghasilkan produk melalui
produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggung proses validasi dan beberapa kali uji coba guna
jawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki menemukan penemuan baru yang valid, ketiga model
nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan. ini memiliki prosedur yang sistematis dan hasil yang
Uji coba produk merupakan bagian yang sangat teruji dan jelas, karena selalu dilakukan revisi, sehingga
pengembangan, yang produk terbukti cukup efektif untuk digunakan.
dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah
produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang Negeri Insan Cendekia Jambi, sampel yang digunakan
dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba produk juga dalam penelitian pengembangan ini meliputi: tenaga
melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat ahli sebagai validator yang terdiri dari ahli desain dan
mencapai sasaran dan tujuan.
ahli materi, sasaran pemakai produk terdiri dari guru
d. Divusi Produk
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi, yang Setelah melaui tahap uji coba dan revisi, maka dipilih untuk menilai keefektifan produk, Siswa kelas X
buku ajar yang terdiri dari buku pegangan guru dan IIS Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi
buku pegangan siswa dapat dimanfaatkan dalam proses yang berjumlah 25 orang, untuk subjek uji coba, dengan
pembelajaran.
pertimbangan.
3. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Teknik pengumpulan data pada penelitian
a. Analisis Kebutuhan Pengembangan
pengembangan ini menggunakan metode campuran
pengembangan dalam (mixed method), yaitu metode kualitatif dan metode
Analisis
kebutuhan
penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan kuantitatif.
masalah, yang datanya diperoleh melalui observasi dan pengumpulan data pada penelitian ini dikelompokkan
studi dokumentasi. Peningkatan mutu pembelajaran menjadi 6 macam instrumen yaitu : angket terbuka,
bukan saja dari segi hasil, tetapi juga proses yang pedoman wawancara, angket tertutup, soal tes, lembar
sedang dilaksanakan. Untuk mengetahui potensi yang penilaian, pedoman dokumentasi. Adapun, kisi-kisi
dimiliki, maka dalam penelitian ini dilakukan studi instrumen yang dibutuhkan dan urgensi dalam
dokumentasi yang selanjutnya dianalisis. Berdasarkan penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi dua,
hasil analisis tersebut, maka potensi yang berhubungan yaitu kisi-kisi instrumen untuk mengukur keefektifan
dengan pengembangan bahan ajar mata pelajaran bahan ajar mata pelajaran Sosiologi dan kisi-kisi
Sosiologi terbagi menjadi potensi yang dimiliki instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa kelas X
Madarasah dan potensi yang dimiliki oleh siswa. MAN Insan Cendekia Jambi semester I dengan materi
Madrasah merupakan institusi utama bagi Tindakan dan Hubungan Sosial.
formal. Keberadaan Berdasarkan penelitian dan pengembangan
terselenggaranya
pendidikan
Madrasah juga menjadi faktor utama yang menentukan model (Gall, Borg, & Gall, 1996).
keberhasilan pendidikan. Karena itu, segala sesuatu Langkah-langkah pengembangan model Borg
yang dimiliki oleh Madrasah, menjadi potensi yang bisa and Gall, dilakukan dengan lebih sederhana dan
diberdayakan guna meningkatkan mutu atau kualitas dirangkum dalam 3 langkah utama, yaitu:
pembelajaran, termasuk juga pembelajaran pada mata
Sosiologi. Hasil analisis dokumentasi Studi pendahuluan (pra-survei) merupakan langkah
a. Langkah I: Studi Pendahuluan
pelajaran
menunjukkan bahwa potensi dimiliki di Madrasah, yang awal yang dilakukan yaitu berupa analisis kebutuhan,
meningkatkan mutu mengidentifikasi ketidaksesuaian antara kenyataan dan
pembelajaran Sosiologi antara lain alokasi waktu dan kondisi yang diinginkan,.
sumber dana.
b. Langkah II: Validasi Ahli dan Revisi Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi Validasi ahli merupakan proses kegiatan untuk menilai
merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah apakah rancangan produk, secara rasional akan lebih
naungan kementrian Agama yang menyelenggarakan efektif dari yang lama atau tidak. Hasil dari validasi ini
pembelajaran umum sebagaimana lembaga pendidikan selanjutnya dilakukan revisi, untuk menghilangkan atau
di bawah naungan Dinas Pendidikan Nasional. Sebagai mengurangi kelemahan dari desain produk.
Madrasah yang menyelenggarakan pendidikan umum,
c. Langkah III : Uji Coba Produk dan Revisi Produk Madrasah Aliyah memiliki kurikulum yang tidak jauh Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui
berbeda dari kurikulum SMA. Untuk mewadahi konsep apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak.
kesamaan muatan antara SMA/MA dan maka Uji coba produk untuk melihat sejauh mana produk
dikelompokkan mata pelajaran Wajib dan Mata yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Uji
pelajaran pilihan/peminatan
coba lapangan skala kecil ini dilakukan melalui 3 tahap, Telaah tentang struktur kurikulum Sekolah yaitu:
Menengah Atas/Madrasah Aliyah di atas, menunjukkan
1) Uji coba prototype produk secara perorangan (one to
di Madrasah Aliyah one formative evaluation ),
tiga kelompok, yaitu
2) Uji coba kelompok kecil (small Group), kelompopk A, B yang dalam kata gori kelompok Wajib, dan kelompok C berada pada kelompok peminatan.
Untuk kelompok C atau peminatan dikelompokkan lagi mendukung, tentu akan mampu diberdayakan bagi menjadi kelompok Peminatan Matematika, Peminatan
peningkatan mutu pembelajaran bila diberikan stimulus- Ilmu-Ilmu Sosial dan Peminatan Ilmu Bahsa dan
stimulus yang tepat, antara lain kompetensi guru dalam Budaya. Mata pelajaran Sosiologi berada pada
mengelola pembelajaran dengan strategi dan metode kelompok C. Hal ini dirancang untuk memberi
yang menarik, waktu yang cukup, dan media kesempatan kepada siswa, belajar berdasarkan minat
pembelajaran yang memadai. Faktor-faktor tersebut bila mereka masing-masing.
mampu saling melengkapi, tentunya akan mampu Secara lebih spesifik, waktu yang diperlukan
meningkatkan kompetensi siswa secara optimal. untuk mempelajari mata pelajaran sosiologi kelas X
Berdasarkan hasil pembelajaran Sosiologi siswa Madrasah Aliyah dialokasikan sesuai analisis hari
kelas X Semester I Madrasah Aliyah Negeri Insan efektif tahun pembelajaran 2016/2017. Hari belajar
Cendekia Jambi tahun 2016/2017, diketahui bahwa efektif untuk tahun pelajaran 2016/2017 adalah 216
masalah pembelajaran yang timbul meliputi: hari. Semester 1 memiliki 108 hari efektif dan semester
Pertama, secara umum siswa cerdas/mampu
2 memiliki 108 hari efektif.. jumlah jam efektif mata memahami materi pelajaran sosiologi, tetapi sebagian pelajaran sosiologi 108 jam dengan alokasi waktu 3 jam
besar siswa kurang peduli terhadap pelajaran sosiologi untuk kelas X dalam perminggunya
dan meremehkan karena dianggap mudah. Analisis Alokasi waktu inilah yang menjadi potensi
pembelajaran sosiologi Madrasah,
berdasarkan hasil penilaian, meliputi kurang mentelaah meningkatkan mutu dalam pembelajaran sosiologi.
yang dapat
diberdayakan
untuk
ulang materi sosiologi yang telah diajarkan, disibukkan Keberadaan alokasi waktu dan kurikulum tersendiri
oleh pelajaran yang dianggap lebih sulit dan lebih pada mata pelajaran Sosiologi, memberi peluang dengan
Siswa membutuhkan lebih banyaknya materi yang spesifik Sosiologi. Dengan
penting
menurut mereka.
yang efektif, dengan demikian maka akan lebih memudahkan dalam
pengelolaan pembelajaran
memperhatikan kemampuan siswa secara individual, pencapaian kompetensi Inti dan kompetensi dasar yang
sebab tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang telah ditetapkan.
baik dalam memahami materi pembelajaran. Potensi kedua yang dimiliki Madrasah yang
Berdasarkan dokumentasi nilai Sosiologi yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran Sosiologi
dilaksanakan pada Tengah semester semester satu tahun adalah sumber dana yang dapat menunjang
pelajaran 2015/2016, diketahui bahwa dari 14 siswa ketersediaan sarana dan prasarana, yang terkait dengan
kelas X Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi, pemenuhan media pembelajaran. Dengan adanya media
hanya 28.6 % yang tuntas sedangkan 71.4 % belum pembelajaran
tuntas Data yang ada menunjukkan nilai hasil Ujian mempermudah menyampaikan materi pembelajaran.
tengah semester siswa kelas X semester satu tahun Selain itu, siswa juga akan lebih tertarik dan lebih
pelajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut: 4 orang memahami materi yang disampaikan melalui bantuan
siswa dengan nilai 74 - 87, 8 orang dengan nilai 60-73, media pembelajaran.
dan 2 orang dengan nilai 33-59. Data tersebut Keberadaan sumber dana yang cukup dapat
menunjukkan bahwa kesalahan dalam memahami memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana
materi pelajaran yang dilakukan oleh siswa kelas X pembelajaran yang berkualitas, termasuk dalam hal
lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang pengembangan bahan ajar. Bahan ajar yang akan
memahami materi dengan benar dan paham apa yang dikembangkan berupa buku cetak, memerlukan dana
dipelajarinya.
untuk penggandaannya, sehingga dengan adanya dana Berdasarkan permasalahan ini, maka perlu dari sekolah, akan mempermudah pengadaan buku ajar,
dikembangkan buku ajar mata pelajaran Sosiologi yang jika memang nantinya diperlukan.
sesuai dengan standar isi, dan mampu mengatasi Potensi yang dimiliki oleh siswa adalah bahwa
masalah pembelajaran Sosiologi yaitu kurangnya keberadaan siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan
mentelaah ulang materi sosiologi yang telah diajarkan . Cendekia merupakan hasil selesksi yang sangat ketat
Buku ajar tersebut, juga harus memiliki strategi yang melalui pihak ketiga, yaitu Kementrian Agama Pusat,
tepat, agar mampu dipahami dan dipelajari oleh seluruh tentu siswa yang diterima adalah siswa pilihan, baik dari
siswa tanpa terkecuali, dengan kemampuan yang segi kecerdasan maupun mintal, hal ini sangat potensial
mampu mencapai tujuan dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
berbeda-beda,
tetapi
pembelajaran yang direncanakan. psikomotorik. Sehingga bila aspek-aspek tersebut dapat
Berdasarkan analisis potensi dan masalah yang dikembangkan secara optimal, maka hasil yang
ditemukan di atas, maka sangat perlu dirancang dan dicapaipun akan optimal.
dikembangkan suatu produk mata pelajaran Sosiologi Sebagaimana disebutkan oleh Super & Ciptes
yang bisa meningkatkan efektifitas pembelajaran, (sebagaimana dikutip Wasty, 1998, hal. 141) bahwa
menarik, mampu meningkatkan kompetensi dan sesuai “Intelligence has frequently been defined as the ability
dengan kebutuhan, agar tujuan pembelajaran dapat to adjust to the environment or to leam from
produk tersebut bisa experience ”, kecerdasan itu merupakan salah satu aspek
tercapai.
Pengembangan
dimanfaatkan sesuai dengan alokasi waktu yang ada yang penting dan sangat menentukan keberhasilan
yang didukung oleh sumber dana yang memadai, dalam
pembelajaran.
Keberadaan
siswa
yang yang
Sosiologi kelas X semester I Madrasah Aliyah, maka pembelajaran Sosiologi selama ini.
penilaian yang dilaksanakan adalah penilaian terhadap Sebelum merancang dan mengembangkan
proses dan hasil belajar.
produk, terlebih dahulu juga dilakukan studi literatur. Kriteria ketuntasan minimal untuk mata Studi literatur ini menggali konsep-konsep yang
pelajaran Sosiologi Kelas X semester I Madrasah berkenaan dengan penelitian dan pengembangan. Dalam
Aliyah adalah 70. Nilai ini menjadi patokan dalam studi literatur ini mempertimbangkan beberapa hal,
melaksanakan penilaian. Siswa yang mendapat nilai di diantaranya: produk yang akan dibuat penting untuk
atas atau sama dengan 70, maka siswa tersebut bidang pendidikan, produk yang akan dikembangkan
dikatakan tuntas, sedangkan yang belum mencapai 70 memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan,
dikatakan belum tuntas dan harus diremedial. Penilaian pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
a) penilaian proses pengalaman dalam mengembangkan produk ini, dan
pembelajaran, dari kegiatan diskusi dan kerja kelompok, produk tersebut dapat dikembangkan dalam jangka
b) penilaian unjuk kerja berupa menyimpulkan, waktu yang tersedia. Studi literatur juga diperlukan
membacakan hasil diskusi, dan menjelaskan ulang untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat
keterangan yang disampaikan guru, c) penilaian hasil dalam pengembangan produk ini.
belajar siswa, berupa tes lisan dan tulisan.
a. Analisis Kompetensi yang dibutuhkan
Kompetensi yang
dibutuhkan
dalam b. b. Hasil Pengembangan Model
pembelajaran bukan hanya dalam tataran pengetahuan,
informasi awal dilakukan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan
Pengembangan
dengan stui pustaka dan stui lapangan, stui pustaka dalam pola perilaku (Sanjaya, 2008). Kompetensi
mngenai penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
sosiologi di kelas X Semester I MAN Insan Cendekia nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
Jambi diperoleh data bahwa 28.6 % yang tuntas, sedang berpikir dan bertindak.
71.4% yang lainnya belum tuntas, sedang data yang Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki
diperoleh dari studi lapangan menunjukan siswa kurang lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
tertarik terhadap mata pelajaran sosiologi karena buku Sikap
yang digunakan bervariasi dan isinya pun bervariasi menjalankan,
diperoleh melalui
aktivitas
menerima,
sehingga siswa mengalami kebingungan an bosan, mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
sedangkan sarana dan prasarana mendukung untuk mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
pengembangan bahan ajar, seperti dana yang cukup mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
besar.
melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, Perencanaan dan pengembangan produk awal menalar, menyaji, dan mencipta. Untuk mendorong
bahan ajar mata, mata pelajaran Sosiologi kelas X kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
semester I, berupa draf, yang diawali dari penetapan kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
judul, pengumpulan referensi, perumusan tujuan dan sangat disarankan
garis besar materi, penulisan materi/gambar dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
menggunakan pendekatan
pengetikan, yang menghasilkan keluaran produk buku pemecahan masalah(project based learning) (Sanjaya,
pegangan guru dan buku pegangan siswa. Alur analisis 2008).
keluaran produk pengembangan adalah sebagai berikut: Begitu pula, standar kompetensi lulusan mata
1) Penetapan Judul
pelajaran Sosiologi adalah diukur melalui Standar Judul dari produk pengembangan adalah Buku Ajar Proses, Standar Isi, an Standar Kompetensi Lulusan.
Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X Madrasah Aliyah Sebagaimana telah disebutkan dalam bab 1, bahwa
Semester I, berdasarkan standar isi Madrasah Aliyah penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran Sosiologi
kelas X semester I dengan materi Keteraturan dalam
2) Pengumpulan Referensi
masyarakat. Dalam standar isi disebutkan bahwa Referensi yang digunakan dalam pengembangan produk kompetensi dasar dari materi keteraturan dalam
buku ajar ini adalah referensi berupa, buku-buku yang masyarakat adalah siswa mampu memahami hubungan
Keteraturan Dalam sosial antaran indivudu dengan individu, individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok
3) Perumusan Tujuan
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam Perumusan tujuan berupa kompetensi inti dan masyarakat .
kompetensi dasar yang mengacu pada Standar Isi Setelah
Madrasah Aliyah Tahun 2013, dan indikator yang dibutuhkan, selanjutnya menyusun alat ukur/penilaian.
dikembangkan sendiri oleh guru mata pelajaran Dalam melakukan pengukuran terhadap kegiatan
Sosiologi, yang disajikakan dalam silabus dan rencana pembelajaran, digunakan tes acuan kriteria, karena
pelaksanaan pembelajaran (RPP). semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk
4) Pengembangan Materi
belajar, namun waktu yang dipergunakan berbeda-beda Pengembangan materi meliputi menyusun urutan (Haryati, 2007). Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. untuk mengembangkan bahan ajar mata pelajaran
Materi dalam pengembangan buku ajar ini yaitu materi
Tindakan dan Hubungan Soslial dalam kajian sosiologi
1) Hasil Revisi Validasi Ahli Materi kelas X semester I, sesuai dengan standar isi Madrasah
Hasil validasi ahli materi/isi bahan ajar oleh AM Aliyah. Materi dilengkapi dengan tugas, ilustrasi
adalah berupa komentar, masukan dan saran yang (gambar yang berkaitab dengan topik. Alokasi waktu
diberikan terhadap produk bahan ajar mata pelajaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran
Sosiologi untuk kelas X semester I Madrasah Aliyah. materi Tindakan dan Hubungan sosial dalam kajian
Maka revisi yang dilakukan terhadap produk awal sosiologi ini adalah 12 x 45 menit atau 6 kali
berdasarkan komentar, masukan, dan saran ahli materi, pertemuan. Alokasi waktu ini ditentukan dari analisis
antara lain: Perubahan Topik I yang semula Tindakan hari dan minggu efektif berdasarkan kalender
dan hubungan sosial dalam kajian Sosiologi menjadi pendidikan.
tindakan social, mempertajam materi tindakan sosial
5) Penulisan Bahan ajar menurut Marl Max yang membagi menjadi 3 jenis Bahan ajar ini merupakan buku cetak utama siswa
sedang menurut Max webwer dibedakan menjadi empat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mata
jenis, merivisi materi topik IV dengan menambah sub I pelajaran Sosiologi. Pada buku ajar ini terdapat
Pengertian Proses Asosiatif dan II Macam-macam sejumlah materi, terutama mengenai Hubungan Sosial
Proses Asosiatif, merivisi topik V dengan merubah sub dalam Kajian Sosiologi, dan uraian tugas yang harus
II Bentuk disosiatif menjadi Macam-macam proses dikerjakan oleh guru dan siswa. Kerangka/out line
disosiatif, merubah dari peranan sosial menjadi peran bahan ajar mata pelajaran Sosiologi ini terdiri dari dua
Sosial pada materi topic VI, dan membuat struktur dari bagian, yaitu bagian I: priliminaris, dan bagian II
materi tentang Tindakan dan hubungan sosial.
6) Pengetikan
2) Hasil Revisi Validasi Ahli Desain Ukuran kertas menggunakan B5. Margin dibuat
Desain bahan ajar divalidasi oleh ahli desain dengan ukuran: atas
yaitu MY yang prosesnya cukup dua kali tatap mukan, kiri : 3 cm, dan kanan : 2 cm. Pengetikan menggunakan
: 1,8 cm, bawah : 1,8 cm,
yang pertama pada tanggal 29 Agustus 2016 untuk huruf atau font jenis Arial, dengan size 12. Judul dan
menyerahkan buku pegangan guru dan siswa yang sub judul diketik dengan huruf kapital Arial dan Brush
disertai dengan angkit, kemudaian kedua pada tanggal Script MT . yang dibolt. Ukuran spasi adalah 1,15. Posisi
11 September 2016. Pada pertemuan kedua validator nomor halaman pada bagian bawah sebelah kanan, dan
telah menyelesaikan validasinya dengan hasil produk pengetikan menggunakan format satu kolom.
sudah bisa diuji coba kan
7) Draf Buku Ajar
3) Hasil Revisi Uji Coba Perorangan Setelah melalui beberapa tahap sebagaimana
Pengumpulan data hasil uji coba perorangan diuraikan di atas, maka buku ajar yang masih berupa
diperoleh melalui wawancara dengan teman sejawat, draf telah siap untuk dikembangkan yang terdiri dari
dan wawancara dengan siswa dari tanggal 22 – 23 buku pegangan guru dan buku pegangan siswa. Materi
September 2016. Wawancara dengan teman sejawat yang disajikan dalam buku pegangan guru dan siswa
dilakukan kepada ibu RL Sementara wawancara dengan secara garis besar sama. Hanya bedanya, untuk buku
siswa dilakukan terhadap RH, DAP, dan RAZ. Revisi pegangan guru ditambahkan rencana pelaksanaan
terhadap buku ajar mata pelajaran Sosiologi untuk kelas pembelajaran
X semester I Madrasah Aliyah berdasarkan hasil dari uji mempermudah
cobe perorangan, antara lain adalah sebagai perbanyak pembelajaran, sekaligus juga menilai proses dan hasil
gambar dan mainkan warna lebih berani. pembelajaran.
4) Hasil Revisi Uji Coba Kelompok Kecil Setelah dilakukan studi pendahuluan, selanjutnya
Pengumpulan data uji coba kelompok kecil draf produk berupa buku cetak mata pelajaran Sosiologi
dilakukan pada tanggal 23 September 2016, dengan yang terdiri dari buku pegangan siswa dan buku
memberikan angket tertutup sebanyak 15 item soal pegangan guru divalidasi dan diujicobakan. Validasi
kepada 10 orang siswa yang dipilih secara acak, untuk terdiri dari validasi ahli materi dan ahli desain,
mengomentari bahan ajar berupa buku ajar mata sementara uji coba produk terdiri dari uji coba
pelajaran Sosiologi untuk kelas X semester I Madrasah perorangan (one to one evaluation), uji coba kelompok
Aliyah. Berdasarkan hasil jawaban responden, maka kecil (small group), dan dan uji coba lapangan (field
diketahui bahwa dari keseluruhan jawaban responden, test ).
diperoleh rata-rata nilai dari siswa sebesar 82,3 %.
c. Revisi Produk
prosentase tersebut, dapat Revisi produk merupakan tindak lanjut dari hasil
Maka
dari
dikualifikasikan bahwa produk bahan ajar tersebut validasi dan uji coba dalam prosedur pengembangan
sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran model Borg and Gall. Revisi produk merupakan langkah
Sosiologi. Artinya produk bahan ajar mata pelajaran penyempurnaan produk bahan ajar sehingga diperoleh
Sosiologi untuk kelas X semester I Madrasah Aliyah prototype bahan ajar mata Sosiologi untuk kelas X
tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan, sangat mampu semester I Madrasah Aliyah, yang benar-benar sesuai
meningkatkan kompetensi, sangat efektif, dan sangat kebutuhan, mampu meningkatkan kompetensi, efektif,
menarik.
dan menarik. Berdasarkan hasil penyajian dan analisis
5) Hasil Revisi Uji Coba lapangan data hasil validasi dan uji coba di atas, maka revisi
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa uji produk dilakukan 1 kali, dengan rincian sebagai berikut:
coba lapangan (field test) untuk bahan ajar mata coba lapangan (field test) untuk bahan ajar mata
siswa, penilaian
mendeskripsikan Hubungan Saosial, dan tes hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil uji coba lapangan, diketahui bahwa bahan ajar telah cukup layak untuk digunakan, yang artinya bahan ajar telah sesuai dengan kebutuhan, mampu meningkatkan kompetensi, efektif, dan menarik. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase rata-rata yang diperoleh dari penilaian observasi, unjuk kerja, dan tes hasil belajar adalah 75,73 %, yang dikualifikasikan cukup layak. Penilaian Studi kasus adalah 74,93 %, yang dikualifikasikan cukup layak. Unjuk kerja yaitu perupan pemaparan faktor-faktor pendorong terjadinya interaksi sosial adalah 84,9 %, yang dikualifikasikan sangat layak Penilaian proses pembelajaran yang berupa mengamati (observasi) aktivitas diskusi siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah 77,6 %, yang dikualifikasikan cukup layak, penilaian unjuk kerja siswa berupa Mendeskripsikan Status Sosial dan Dampaknya adalah 87.11 yang dikualifikasikan sangat layak dan tes hasil belajar siswa adalah 84,00 %. Berdasarkan
dikategorikan bahwa 25 orang siswa telah mampu memahami topik-topik yang disajikan dalam bahan ajar tersebut. Ini menunjukkan bahwa bahan ajar efektif untuk digunakan.
d. Hasil Akhir Model dan Kondisi Akhir Siswa
Penelitian Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar mata pelajaran Sosiologi untuk kelas X semester I Madrasah Aliyah, merupakan penelitian
dan pengembangan
(Research
and
development/R&D ), yang dilakukan dalam upaya merevisi atau memperbaiki serta menyempurnakan bahan ajar yang telah digunakan selama ini, dan bukan membuat bahan ajar yang baru. Karena diketahui bahan ajar yang lama yaitu berupa buku cetak Kompetensi Dasar Sosiologi berdasarkan kurikulum 2006 untuk kelas X yang ditulis oleh Nurseno, secara umum sudah efektif,
tetapi secara
meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami asfek kognitif, afektif dan psikomotor, karena pembahsannya terlalu melebar. Sehingga berdasarkan hasil pembelajaran Sosiologi kelas X semester I tahun 2014/2015
mengaplikasikan dalam kehidupan. Berdasarkan
dikembangkan bahan ajar mata pelajaran Sosiologi berbasis studi lapangan untuk kelas X semester I Madrasah Aliyah, dengan menggunakan model Borg and Gall, yang prosedur penelitiannya diawali dengan studi pendahuluan, validasi, uji coba dan revisi produk. Studi pendahuluan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian pengembangan model Borg and Gall.
Studi pendahuluan
bertujuan
untuk
mengidentifikasi analisis kebutuhan pengembangan, kompetensi, dan keluaran produk yang dihasilkan.
Analisis
kebutuhan
pada penelitian pengembangan ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Potensi yang dimiliki Madrasah adalah alokasi waktu dan sumber dana. Potensi yang dimiliki siswa adalah keberadaan usia siswa Sekolah Menengah Atas (15-16 tahun) yang sangat potensial dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga bila aspek-aspek tersebut dapat dikembangkan secara optimal, maka hasil yang dicapaipun akan optimal. Sementara masalah yang ada adalah hasil pembelajaran Sosiologi yang diajarkan di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi belum berhasil secara optimal, terutama untuk materi Tindakan dan Hubungan Sosial, dimana siswa belum mampu membedakan antara tindakan sosial dan hubungan sosial terlebih dengan proses interaksi sosial.
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dianalisis kompetensi yang dibutuhkan dalam pengembangan yang diperoleh melalui berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Analisis kompetensi yang dibutuhkan pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas X semester I Madrasah Aliyah materi Tindakan dan Hubungan Sosial: cognitif domain (knowledge, comprehension, dan apllication), afectif domain (receive, responding, dan internalise or characterise values), psicomotoric domain
(imitation
dan
manipulation ). Analisis kompetensi juga digunakan untuk menentukan penilaian atau alat evaluasi yang akan digunakan. Selain itu, studi ini juga ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk.
Urgensi studi pendahuluan adalah guna mengumpulkan informasi (research and information collection ) sebagai dasar untuk merancang produk pengembangan
sehingga diasumsikan produk pengembangan lebih tepat untuk menjawab kebutuhan dan pemecahan masalah. Studi pendahuluan ini menghasilkan keluaran produk pengembangan yang menjadi produk awal berupa buku ajar mata pelajaran Sosiologi untuk kelas X semester I Madrasah Aliyah, dengan materi Tindakan dan Hubungan Sosial.
Pengembangan produk awal ini dilakukan dengan proses perencanaan yaitu identifikasi dan definisi keterampilan, yang meliputi perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, memperkirakan dana, dan tenaga. Pengembangan produk awal ini berupa desain produk bahan ajar mata pelajaran Sosiologi yang berbentuk buku ajar. Desain produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi. Desain produk berupa buku ajar mata pelajaran Sosiologi untuk kelas X Madrasah Aliyah semester I ini terdiri dari buku pegangan guru dan buku pegangan siswa.
Keluaran produk awal berupa buku pegangan guru dan buku pegangan siswa mata pelajaran Sosiologi untuk kelas X Semester I Madrasah Aliyah, materi Tindakan dan Hubungan Sosial, selanjutnya dilakukan validasi produk dan uji coba produk untuk melihat efektivitas produk. Validasi produk merupakan langkah awal untuk menguji efektivitas produk, yang dilakukan dengan cara menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam hal ini adalah dosen yang memiliki spesifikasi keilmuan yang sesuai yaitu ahli desain dan ahli materi, untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
Validasi produk ini merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Jadi, validasi yang dilakukan bukan hanya pada bahan ajar, tetapi juga dari instrumen yang digunakan untuk menilai bahan ajar. Data dari validasi produk yang dilakukan oleh ahli desain dan ahli materi ini, diperoleh melalui angket terbuka, yang diisi dengan komentar, saran, dan masukan dari validator. Hasil dari validasi ini selanjutnya dilakukan revisi, untuk menghilangkan atau mengurangi kelemahan dari desain produk. Setelah desain produk awal dinyatakan valid oleh ahli desain dan ahli materi, selanjutnya diujicobakan kepada sampel, yang terdiri dari uji coba perorangan (one to one), uji coba kelompok kecil (small group ), dan uji coba lapangan (field test).
Uji coba perorangan (one to one) merupakan uji coba lapangan awal untuk menguji efektifitas desain produk berdasarkan fakta lapangan, yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. Uji coba prototype produk secara perorangan atau uji coba lapangan tahap awal (one to one formative evaluation), analisis datanya menggunakan wawancara sebagai alat pengumpul data, hal ini guna memperoleh komentar dan saran dari draf buku ajar. Sebagai dasar pemilihan, selain dipilih 3 orang siswa, juga dipilih 1 orang guru (teman sejawat), karena dikhawatirkan jika dipilih dari siswa saja, akan kurang memahami kontek.
Setelah itu dilakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal. Langkah ini merupakan perbaikan desain
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal, yaitu revisi terhadap materi bahan ajar berupa ketelitian penulisan dan pengetikan, pemberian ilustrasi yang menarik dan mudah dipahami, perubahan warna pada Kalimat- kalimat yang dianggap penting, dan penekanan adanya bimbingan guru dalam setiap tugas.