hubungan kualitas tidur dengan fungsi ko

Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS BENGKURING KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Oleh :
Dhito Dwi Pramardika, S.K.M., M.Kes
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
Jl. K.H. Wahid Hasyim Sempaja Samarinda
E-mail : dhitodwi@gmail.com
Abstract
Background: Based on the 2004 Kyoto Declaration data, the prevalence and incidence of
dementia in Indonesia took place after China, India and Japan. According to Alzheimers
Disease International in 2010, the cost of care for Alzheimer and Dementia patients in
Southeast Asia reached US $ 4 billion, including the cost of medicines and social facilities
needed to support people with Alzheimer's Dementia.
Objective: The objective of the research is know the relationship of sleep quality, with
cognitive function in the elderly in the work area Bengkuring Public Health.
Methods: This research method is analytical with "Cross Sectional Study" method. This
research was conducted on December 15, 2014 until January 20, 2015 with the number of
samples of 199 elderly, the variables studied were sleep quality. Respondents are elderly in

the working area of Bengkuring Public Health. Technique of collecting data through
interview, questioner and observation. The analysis technique used is Chi-Square test.
Results: The results showed there was a relationship of quality with cognitive function (sig:
0.006 < 0.05)
Conclusions: The elderly with suspected cognitive dysfunction was 47.7%.
Suggestion : It is advisable to have counseling for Clean and Healthy Behavior (PHBS) such
as Eating vegetables, doing physical activity, not smoking to the elderly.
Keywords: Cognitive Function, Sleep Quality

Abstrak
Latar Belakang: Berdasarkan data Deklarasi Kyoto tahun 2004, tingkat prevalensi dan
insidensi demensia di Indonesia menempati urutan keempat setelah China, India, dan Jepang.
Menurut Alzheimers Disease International pada tahun 2010, biaya perawatan penderita
Alzheimer dan Demensia di Asia Tenggara mencapai US$4 milyar, mencakup biaya obatobatan dan fasilitas sosial yang dibutuhkan untuk mendukung penderita Demensia
Alzheimer.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur, dengan fungsi
kognitif pada lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bengkuring.
Metode: Penelitian analitik dengan metode “Cross Sectional Study”. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2014 sampai dengan 20 Januari 2015 dengan jumlah
sampel sebanyak 199 lansia, variabel yang diteliti yaitu kualitas tidur. Responden adalah

lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bengkuring. Teknik pengambilan data melalui
wawancara, kuesioner dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah uji Chi-Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan ada hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif (sig:
0.006 < 0.05)
Kesimpulan: Lansia dengan dugaan gangguan fungsi kognitif adalah 47,7%.
Saran: .disarankan adanya penyuluhan untuk Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
seperti Makan sayur, melakukan aktifitas fisik, tidak merokok kepada lansia.
Kata Kunci: Fungsi Kognitif, Kualitas tidur

Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif

Pendahuluan
Salah satu indikator keberhasilan
pembangunan
adalah
semakin
meningkatnya
usia
harapan
hidup

penduduk. Dengan semakin meningkatnya
usia
harapan
hidup
penduduk,
menyebabkan jumlah lanjut usia terus
meningkat. Di seluruh dunia penduduk
Lansia (usia 60 ke atas) tumbuh dengan
sangat cepat bahkan tercepat dibanding
kelompok usia lainnya (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan data Deklarasi Kyoto
tahun 2004, tingkat prevalensi dan
insidensi
demensia
di
Indonesia
menempati urutan keempat setelah China,
India, dan Jepang. Pada tahun 2000
prevalensi demensia sebesar 67,43%. Pada
tahun 2020 diprediksikan prevalensi

demensia
bila
tidak
dikendalikan
meningkat menjadi 69,11%, dan pada
tahun 2050 prevalensi demensia bila tidak
dikendalikan meningkat menjadi 69,36%
(Widyastuti, 2009).
Di Indonesia, peningkatan angka
kejadian kasus demensia berbanding lurus
dengan meningkatnya harapan hidup suatu
populasi. Kira – kira 5 % usia lanjut 65 -70
tahun menderita demensia dan meningkat
dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai
lebih 45% pada usia > 85 tahun. Penyakit
ini adalah penyebab yang paling umum
dari gangguan intelektual yang berat pada
orang lanjut usia dan kenyataannya
merupakan
suatu

masalah
dalam
perawatan orang usia lanjut di rumah
(Maryam, 2012).
Dari sudut pandang ekonomi
menurut Alzheimers Disease International
pada tahun 2010, biaya perawatan
penderita Alzheimer dan Demensia di Asia
Tenggara
mencapai
US$4
milyar,
mencakup biaya obat-obatan dan fasilitas
sosial yang dibutuhkan untuk mendukung
penderita
Demensia
Alzheimer
(Puskgenkes, 2014). Menurut Alzheimers
Indonesia (ALZI), biaya yang dikeluarkan
di Jakarta untuk satu orang penderita


Alzheimer bias hingga Rp 7 sampai 10 juta
per bulannya.
Menurut data BPS tahun 2012,
jumlah penduduk provinsi Kalimantan
Timur sebanyak 3.821.676 orang dan
penduduk Kota Samarinda sebanyak
779.347 jiwa. Kota Samarinda mempunyai
24 Puskesmas yang tersebar di 10
kecamatan. Dari 24 Puskesmas tersebut.
UPTD Puskesmas Bengkuring merupakan
Puskesmas Rawat Jalan dengan program
pengembangan yang berfokus pada
kegiatan pembinaan lansia, dengan fasiltas
posyandu lansia terbanyak yaitu berjumlah
7 posyandu lansia.
Berdasarkan dari letak geografis,
UPTD Puskesmas Bengkuring berada pada
wilayah paling Utara dari Kota Samarinda
yang

berbatasan
langsung
dengan
Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan
jumlah penduduknya sebanyak 19.220
orang dan jumlah lansia sebanyak 341
orang. Berdasarkan studi pendahuluan di
posyandu lansia di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Bengkuring dari 10 orang,
sebanyak 6 lansia mengalami gangguan
dalam
tidurnya,
sehingga
lansia
mendapatkan kualitas tidur kurang baik.
Berdasarkan hal tersebut peneliti
tertarik untuk meneliti hubungan fungsi
kognitif atau demensia terhadap kualitas
tidur.
Metode

Penelitian analitik dengan metode
“Cross Sectional Study”. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Desember
2014 sampai dengan 20 Januari 2015
dengan jumlah populasi sebanyak 341
orang. Besar jumlah sampel dihitung
dengan menggunakan rumus Lemeshow
dengan proporsi Kognitif pada lansia
sebanyak 47,8% dan didapatkan sampel
sebanyak 181 lansia. Namun, untuk
menghindari bias maka jumlah sampel
ditambah 10% sehingga sampel menjadi
199 responden. Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan adalah Simple
Random Sampling dengan menggunakan
tabel angka random.

Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif

Variabel yang diteliti yaitu kualitas

tidur yang diukur dengan kuesioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan
fungsi kognitif yang diukur dengan
kuesioner Mini Mental Status Examination
(MMSE).Teknik analisis yang digunakan
adalah uji Chi-Square.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil Karakteristik Responden
Karakteristik Responden
n (199)
Umur
1
60-69 Tahun
147
2
≥ 70 Tahun
52
Jenis Kelamin
1
Laki – laki

111
2
Perempuan
88
Agama
1
Islam
159
2
Kristen Katolik
11
3
Kristen Protestan
29
Suku
1
Banjar
56
2
Bugis

25
3
Jawa
52
4
Kutai
40
5
Madura
26
Alamat
1
Sempaja Selatan
95
2
Sempaja Utara
104
Pendidikan
SD
108
SLTP
16
SLTA
66
Perguruan Tinggi
9
Pekerjaan
Wiraswasta
31
Pensiunan
38
PNS/POLRI
Petani
17
Buruh
29
Tidak bekerja
84

%
73,9
26,1
55,8
44,2
79,9
5,5
14,6
28,1
12,6
26,1
20,1
13,1
47,7
52,3
54,3
8
33,2
4,5
15,6
19,1
8,5
14,6
42,2

Berdasarkan tabel 1 diketahui
distribusi responden diketahui karakteristik

responden bahwa 3 dari 4 lansia berusia
60-69 tahun. Rata-rata umur lansia yaitu
67,15 tahun dengan usia tertua 80 tahun
dan responden terbanyak berusia 65 tahun.
Berdasarkan jenis kelamin bahwa 5 dari 9
responden adalah laki-laki. Berdasarkan
agama yang dianut diketahui 4 dari 5
responden beragama islam.karakteristik
suku responden diketahui 2 dari 7
responden
adalah
suku
Banjar.
Berdasarkan alamat tempat tinggal, 2 dari
4 responden tinggal di Kelurahan Sempaja
Utara. Berdasarkan tingkat pendidikan
diketahui
5
dari
9
responden
berpendidikan hingga jenjang Sekolah
Dasar (SD). Dapat diketahui juga, 3 dari 7
responden tidak bekerja dan tidak
berpenghasilan dalam hal ekonomi.
Tabel 2. Hasil Univariat
No

Variabel
Independen
Kualitas Tidur
1 Baik
2 Buruk
Fungsi Kognitif
1 Normal
2 Dugaan MCI

n (199)

%

Jumlah Persentase
59
29,6
140
70,4
104
95

52,3
47,7

Berdasarkan tabel
2.
Bahwa
distribusi responden kualitas tidur lansia
bahwa 7 dari 10 lansia mengalami kualitas
tidur yang buruk. Dengan rata-rata lama
tidur 6,59 jam dengan efisiensi tidur
sebesar 69,56% dan jam pergi tidur ratarata yaitu jam 21.43. Responden bangun
pada malam hari untuk melakukan shalat
tahajud ≥ 3 kali dalam seminggu sebesar
55,8%. Sedangkan distribusi responden
menurut fungsi kognitif pada lansia yaitu 5
dari 10 lansia mengalami dugaan
gangguan fungsi kognitif ringan (Mild
Cognitive Impairment-MCI). Dengan ratarata skor MMSE sebesar 24,80, nilai
tertinggi 30 dan nilai terendah adalah 14.

Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif

Tabel 3. Hasil Bivariat
Fungsi Kognitif
Normal Dugaan
Variabel
P
MCI
Independen
value
n % n %
Kualitas Tidur
Baik
22 37 37 63 0,006
Buruk
82 59 58 41
Berdasarkan tabel 3. bahwa dari total
199 sampel, 140 responden dengan
kualitas tidur buruk dan 59 responden
dengan kualitas tidur baik. Sebanyak 37
responden kualitas tidur baik (62,7%)
dengan adanya dugaan gangguan kognitif
ringan (Mild Cognitive Impairment-MCI)
dan sebanyak 58 responden (41,4%)
kualitas tidur buruk dengan adanya dugaan
gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive
Impairment-MCI).
Hasil uji dengan menggunakan Chi
Square Test di peroleh P value adalah
0,006 ( P < 0,05 ). Karena nilai P