Pancasila Sebagai Sistem Etika (2)

Pancasila Sebagai
Sistem Etika
Kelompok 7:

ULIANUR FAJRI
165120401111054
MANDA JOANNE
16512040111
AHARDIAN OMAR GUSTAFIANTO 165120401111057
RAH TSAMARA OEDJIANTO
1651204011110

PENGERTIAN ETIKA

• Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa
Yunani Kuno yaitu “ ethos” yang berarti
watak, sikap, cara berfikir, kebiasaan/adat.
• Etika adalah ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu
ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap
dan bertanggung jawab dengan berbagai

ajaran moral
• Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau
kajian formal tentang moralitas.

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
etika adalah nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
• Menurut Maryani Ludigdo (2001), etika
adalah seperangkat nilai atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang haru dilakukan
maupun ditinggalkan yang dianut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat
atau profesi.

Etika dibagi menjadi dua kelompok:
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsipprinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip

tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik
sebagai individu (etika individual) maupun
mahluk sosial (etika sosial).

Dalam mengkaji masalah, etika terdiri dari
2 teori:
1. Teori Konsekuensialis
2. Teori Non Konsekuensialis

KATTSOFF 1986
Etika berkaitan dengan berbagai nilai
karena etika pada dasarnya membicarakan
masalah yang berkitan dengan nilai
”susila” dan nilai “tidak susila”, “baik”dan
“buruk” sebagai bahasan khusus etika
membicarakan sifat-sifat yang
menyebabkan orang dapat di sebut susila
atau bijak. Kuwalitas ini di namakan
kebajikan yang di lawan kan dengan

kejahatan yang berarti sifat-sifat yang
menunjukkan bahwa orang yang
memilikinya di katakana orang yang tidak

ETIKA
PANCASILA
• Etika yang mendasarkan penilaian baik dan
buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
• Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai
dalam Pancasila, namun juga sesuai dan
mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
• Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal
yang sudah ada dalam cita-cita bangsa
Indonesia yang harus diwujudkan dalam
realitas kehidupan.

NILAI REALITAS

DALAM PANCASILA
• Sila pertama: Menghormati setiap orang atau warga
negara atas berbagaikebebasannya dalam menganut
agama dan kepercayaannya masing- masing, serta
menjadikan ajaran-ajaran sebagai anutan untuk
menuntun ataupun mengarahkan jalan hidupnya.
• Sila kedua: Menghormati setiap orang dan warga
negara sebagai pribadi (personal) “utuh sebagai
manusia”, manusia sebagai subjek pendukung,
penyangga, pengemban, serta pengelola hak-hak
dasar kodrati yang merupakan suatu keutuhan
dengan eksistensi dirinya secara bermartabat .

• Sila ketiga: bersikap dan bertindak adil
dalam
mengatasi segmentasi-segmentasi atau primordialisme
sempit dengan jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”,
“bersatu dalam perbedaan” dan “berbeda dalam persatuan”.
• Sila keempat: kebebasan, kemerdekaan, dan kebersamaan
dimiliki dan dikembangkan dengan dasar musyawarah

untuk mencapai kemufakatan secara jujur dan terbuka
dalam menata berbagai aspek kehidupan.
• Sila kelima: membina dan mengembangkan masyarakat
yang berkeadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat
(equality) dan pemerataan (equity) bagi setiap orang atau
setiap warga negara.

PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA

Pancasila memegang peranan dalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik
di negara ini. Disetiap saat dan dimana
saja kita berada kita diwajibkan untuk
beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti
tercantum di sila ke dua “ kemanusian
yang adil dan beadab” tidak dapat
dipungkiri bahwa kehadiran pancasila
dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar. Setiap sila pada dasarnya

merupakan asas dan fungsi sendiri-sendiri,

AKTUALISASI KETUHANAN
DALAM KONTEKS KEKINIAN