REVOLUSI HIJAU pada DAN IPTEK

REVOLUSI HIJAU DAN IPTEK
PERKEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEK SERTA MASALAH LINGKUNGAN
HIDUP
A. REVOLUSI HIJAU
Latarbelakang: meningkat pesatnya jumlah penduduk,sementara lahan semakin berkurang
sehingga muncul kekhawatiran manusia akan kekurangan pangan
Thomas Robert Malthus ( 1766-1834): pertambahan penduduk mengikuti deret
ukur,pertambahan produksi mengikuti deret hitung
Pengertian : perubahan di bidang teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan
terutama
jenis serealia ( padi,gandum,jagung,sagu, kentang)
Ciri : bersifat spesifikasi, menggunakan bibit unggul, dan menggunakan teknologi modern
Cara : ekstensifikasi dan intensifikasi
Pusat penelitian:
a. padi : IRRI ( International Rice Research Institute) di Philipina
b. jagung dan gandum: IMWIC ( International Maize and Wheat Improvement Centre) di
Meksiko
Revolusi Hijau di Indonesia
1830: melalui Cultuur Stelsel terjadi perluasan lahan pertanian dan perkebunan
1870: melalui Politik Kolonial Liberal juga terjadi perluasan lahan pertanian dan perkebunan
Pada jaman Jepang kondisinya melorot drastis akibat pola penjajahan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka: pemerintah berupaya meningkatkan produksi pangan melalui
Kasimo Plan yang berisi:
a. perluasan kebun bibit dan penggunaan bibit unggul
b. transmigrasi
c. penanaman lahan tidur/kosong
d. pelarangan penyembelihan hewan pertanian (sapi, kerbau dll)
Masa Orba
Pemerintah mendirikan IPB di Bogor dan melakukan penelitian untuk menghasilkan bibit
unggul
Hasil al: Ir 36, Ir 64, Raja lele, Sinta dl.
Keberhasilan Swasembada pangan masa Orba 1984 merupakan bukti berhasilnya revolusi
hijau di Indonesia. Sayang di masa Reformasi tidak mampu mempertahankannya dan kita
harus mengimpor beras.
SEGI positif dan negatif REVOLUSI HIJAU
SEGI POSITIF:
a. meningkatnya produksi pertanian
b. dikembangkan pupuk-pupuk buatan
c. dikembangkan obat pembasmi hama dan serangga

d. pengairan terjamin karena banyaknya waduk/saluran irigasi

e. di temukannya jenis-jenis tanaman baru ( unggul)-VUTW
SEGI NEGATIF:
a. kesuburan tanah semakin berkurang
b. hama tanaman kebal terhadap pembasmi kimia buatan
c. merusak ekosistem
d. perlu modal besar
e. tersingkirnya alat-alat budaya konvensional ( bajak diganti traktor)
B.PERKEMBANGAN KOMUNIKASI,INFORMASI di INDONESIA
Komunikasi: suatu proses untuk menyampaikan pesan
Unsur-unsur komunikasi:
a. komunikator: orang yang menyampaikan pesan
b. pesan: isi yang akan di sampaikan
c. komunikan: orang yang diajak berkomunikasi/menerima pesan
d. pengaruh/dampak: hasil dari komunikasi
e. sarana: alat yang digunakan untuk mewujudkan komunikasi
Perkembangan bentuk-bentuk komunikasi
a. menggunakan tanda dan isyarat: api,asap,cermin
b. menggunakan suara: teriakan,suara panggilan
c. menggunakan lambang/gambar :rambu-rambu lalu lintas
d. menggunakan bahasa dan tulisan: huruf Hierogliph,huruf Kanji,huruf Latin

Perkembangan informasi
Informasi berasal dari kata informare: membentuk melalui pendidikan
Sifat : satu arah
Kesalahan dalam menyampaikan informasi:
a. disinformasi: informasi sengaja disampaikan tidak lengkap/tidak benar/menyesatkan
b. misinformasi:kesalahan suatu pesan yang disampaikan secara tidak sengaja
Perkembangan informasi dapat berlangsung karena peranan satelit ( ingat persaingan USA
dengan USSR dalam Perang Bintang).
Setelah Perang Dingin ada program ISS ( Internastional Space Station) yaitu kerjasama ruang
angkasa antara USA,Rusia,Jepang,Kanada,negara-negara Eropa, dan Brazilia.
Indonesia sebagai negara kepulauan sejak tahun 1974 mengembangkan SKSD ( Sistem
Komunikasi Satelit Domestik)
Radio dan televisi
Perkembangan Radio di Indonesia
Masa penjajahan Belanda ,dikenal dengan NIROM (Nederland Indische Radio Omroep
Maatschappij)
Masa penjajahan Jepang: Djawa Hoso Kanrikyoku
Setelah merdeka, sejak 11 September 1945 didirikan Radio Republik Indonesia ( 11
September : hari radio)
Perkembangan televisi di Indonesia


Pertama mengudara di Indonesia 17 Agustus 1962 – TVRI ( berkaitan dengan pelaksanaan
Asian Games IV di Jakarta 24 Agustus 1962).
Dalam perkembangannya muncul televisi swasta baik di tingkat nasional seperti :
RCTI,SCTV,TPI,Anteve,Indosiar,Metrotv ,Trans TV dan Trans 7,TVone ,
maupun lokal seperti Malang Tv, ATV, JTV, BatuTV, Mahameru TV, Gajayana TVdll
Internet
Pengertian: kumpulan jaringan komputer mandiri yang berhubungan satu dengan lainnya
dengan aturan-aturan tertentu.
Dalam perang dingin muncul ARPAnet,kemudian muncul Csnet,Bitnet,Fidonet,NSFNet,
Melalui internet pelanggan dapat mencari informasi maupun mengirim/menerima surat-surat
elektronik (email),gambar,suara.
Munculnya internet telah membuka babak baru dalam sejarah umat manusia,manusia dapat
memanfaatkannya untuk tujuan baik maupun buruk.
Berkaitan dengan munculnya penyalahgunaan internet maka pemerintah Indonesia
mengeluarkan peraturan yang mengatur penggunaan internet melalui Undang –Undang.
Sistem Transportasi
Penggunaan sarana transportsi di mulai oleh bangsa –bangsa dikawasan Timur Tengah ada
8000 SM dengan menggunakan keledai/sapi.
Bangsa Mesir kemudian menggunakan kayu gelondong sebagai roda.

Masyarakat Mesopotamia merintis penggunaan roda pada 3500 SM, kemudian
dikembangkan oleh masyarakat lembah Sungai Indus.
Di Eropa bangsa Romawi mulai memperkeras jalan untuk jalan kereta pada 300 SM
Bangsa Yunani pada 333 SM telah menggunakan kuda sebagai sarana transportasi.
Di Afrika : unta digunakan sebagai tunggangan ( kendaraan padang pasir)
Di Amerika umumnya masyarakat menggunakan rakit dan perahu, sarana transportasi kuda
dikenalkan oleh bangsa Spanyol .
Transportasi semakin berkembang setelah terjadinya Revolusi Industri dengan dibuatnya
kapal uap,kereta api, bahkan kemudian manusia mampu membuat pesawat terbang ( 1903
Orville dan Wilbur Wright).
Sistem Transportasi di Indonesia
Pada Jaman Belanda : pembuatan jalan kereta api /lori untuk mengangkut hasil perkebunan
( tebu)
Pada Zaman Jepang: transportasi dilayani oleh Rikuyu Zokyoku (angkutan kereta api ) dan
Zidosha Zokyoku ( angkutan motor, yang kemudian dikenal dengan DAMRI)
Pada masa Indonesia merdeka
Kereta api : Pt. INKA di Madiun, Kapal : Pt. PAL di Surabaya
Pesawat terbang : dirintis oleh Nurtanio Pringgoadisuryo dan Wiweko Supono sejak 1953
melalui LAPIP( Lembaga Persiapan Industri Penerbangan). LAPIP mengalami perubahan
menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio , PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio,

PT .IPTNusantara,PT DI
Sayang industri ini mengalami kemunduran akibat kekurangan dana sebagai pengaruh dari
krisis ekonomi.

MANFAAT DAN DAMPAK IPTEK bagi Sosial Ekonomi dan kelestarian lingkungan
Perkembangan teknologi telah diwujudkan dalam bentuk:
a. peningkatan kesejahteraan
b. kemajuan peradaban
c. ketangguhan daya saing bangsa dalam percaturan dunia
Manfaat iptek bagi manusia a.l:
a. pekerjaan manusia semakin mudah dan cepat ( penggunaan mesin, komputer, transportasi)
b. hubungan antarnegara menjadi semakin lancar & cepat (kecanggihan alat transportasi )
c. terpenuhinya kebutuhan manusia ( pakaian,makanan,hiburan dll)
d. arus globalisasi dan liberalisasi semakin cepat
e. meningkatnya tingkat kesehatan manusia ( angka harapan hidup meningkat)
f. meningkatnya produksi barang dan jasa
g. harga barang cenderung lebih murah ( biaya produksi berkurang)
Dampak negatif perkembangan iptek:
a. pencemaran lingkungan ( darat/tanah, air, udara)
b. masalah sosial ( pengangguran,urbanisasi,pemukiman kumuh)

c. timbul budaya konsumerisme ( pemborosan )
d. terkikis/hilangnya kebudayaan asli ( alat-alat tradisional, maupun kesenian)
e. meningkatnya angka kejahatan

PRAKATA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Pentingnya
Pengetahuan Perkembangan IPTEK bagi Petani di Indonesia ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Emilianshah
Banowo selaku Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perkembangan IPTEK dalam bidang argronomi yang penting
diketahui oleh seluruh petani di Indonesia sebagai sarana meningkatkan produktivitas Petani.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang

membacanya. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Depok, 27 November 2015
Penyusun
Akmal Zahid

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu berkembang setiap tahunnya. Banyak sekali
ditemukan teknologi-teknologi canggih pada abad ini. Salah satu perkembangannya adalah
pada bidang pertanian. Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia tentunya memiliki

perkembangan teknologi pada bidang pertanian yang cukup pesat. Banyak penemuanpenemuan yang ditemukan oleh para peneliti pertanian di Indonesia. Seperti tanaman anti
hama, berbagai varietas bibit unggul dan masih banyak lagi. Hal ini tentunya akan sangat
bernanfaat bagi pertanian di Indonesia. Namun tanpa adanya soasialisai terhadap petani,
maka penemuan-penemuan tersebut tidak akan berguna dan dimanfatkan dengan baik.
Pada dasarnya Perkembangan IPTEK yang kian terus berkembang tidak akan pernah sampai
pada lapisan masyarakat kebawah tanpa adanya sosialisasi. Dikarenakan masyarakat bawah
dalam artian miskin lebih cenderung mempercayai cara konvensional yang sudah diturunkan
secara turun temurun. Begitu pula dengan petani di Indonesia. Pemikiran yang kolot dan
tidak terbukanya dengan perkembangan IPTEK membuat petani di Indonesia kurang
maksimal dalam hal produksi. Salah satu contohnya saja adalah membajak sawah. Apabila
petani menggunakan traktor untuk membajak sawah maka penggarapan sawah akan
dilakukan secara cepat berbeda dengan petani yang mengandalkan tenaga kerbau untuk
proses penggarapan sawah maka akan memakan waktu lebih lama.
Bukan hanya masalah peningkatan produksi para petani dengan adanya perkembangan
IPTEK dalam bidang agronomi di Indonesia. Maka akan meningkatkan penghasilan petani itu
sendiri. Indonesia tidak perlu mengimpor beras dari luar untuk menyeimabngkan harga pasar.
Indonesia akan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Jika saja perkembangan
IPTEK dapat diterapkan dengan baik oleh para petani di Indonesia, maka besar kemungkinan

Indonesia akan menjadi negara agraris terkuat di dunia.Dengan cara ini, kemiskinan di

indonesia yang didominasi oleh para petani akan berkurang
1.2

Ruang Lingkup Penelitian

Makalah ini akan membahas Perkebangan IPTEK dalam bidang argronomi dan manfaatnya
terhadap petanian di Indonesia. Serta membandingkan petani yang memanfaatkan
perkembangan IPTEK dengan petani yang menggunakan cara konvensional.

1.3

Manfaat dan Tujuan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu memberikan pengetahuan tetang perkembangan
yang ada dalam bidang pertanian dan untuk mengetahui manfaat IPTEK itu sendiri terhadap
pertanian di Indonesia
Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan
khususnya petani di Indonesia tentang manfaat IPTEK terhadap produktivitas petani.
Sehingga menyadarkan petani untuk memanfaatkan perkembangan IPTEK dan
menerapkannya.


BAB II
ISI
2.1

Landasan Teori

A.

Pengertian IPTEK

IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber informasi
yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi.
Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi
ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
B.

Penegrtian Petani

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan
pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti
padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman
tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain

C.

Pengertian Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terbentang di khatulistiwa
sepanjang 3200 mil (5.120 km2) dan terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil. Nama
Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yaitu Indo yang berarti Indoa dan Nesia yang berarti
kepulauan.

2.2

Sejarah Perkembangan Teknologi Pertanian di Indonesia

Sebelum membahas masalah dan perkembangan teknologi pertanian di Indonesia, perlu
diketahui terlebih dahulu perkembangan pertanian di Indonesia yang di dalamnya diterapkan
teknologi pertanian baik teknologi sederhana maupun sudah sampai teknologi mutakhir.
Sejarah adanya teknologi pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah Indonesia itu
sendiri. Indonesia yang pada era perang dunia I diduduki oleh kolonial Belanda menjadi
‘tempat’ pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam hal pemenuhan kebutuhan
mereka. Untuk melaksanakan progamnya, pemerintah Hindia Belanda yang sebelumnya
mendatangkan tenaga ahli pertanian, karena adanya peperangan, mereka mendapatan
kesulitan untuk terus mengirim tenaga ahli dari Belanda. Untuk mengatasi masalah tersebut,
kemudian mereka membangun sekolah-sekolah pertanian dan teknik untuk mencetak tenaga
ahli di bidang pertanian. Mulai dari sinilah teknologi pertanian mulai dan dapat berkembang
di Indonesia.
Setelah merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tak
terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek telah ada sejak Pelita I tahun 1970.
Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha perbaikan pertanian. Pada saat itu juga telah ada
lembaga yang bertugas dalam melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknik seperti
lembaga penelitian pemerintah non-departemen dibawah koordinasi kemenristek. Namun
pada saat itu, yang menjadi kendala dalam pengembangan teknologi pertanian yaitu kurang
terfokusnya penelitian, kurangnya dana, dan keterbatasan tenaga ahli yang secara penuh
konsentrasi pada penelitian tersebut.
Pada tahun 60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian khususnya beras
dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi Massal Swasembada Beras,
Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya. Melalui program tersebut dikenalkan
beberapa teknologi modern seperti benih unggul, pupuk buatan atau pupuk kimia, irigasi dan
lain-lain. Selain itu ditumbuhkan kesatuan petani untuk bercocok tanam secara baik dan
bergabung dalam kelompok tani untuk mempermudah komunikasi antar petani dan
pembinaannya (BPLPP, 1978; Tim Faperta IPB, 1992).
Pertanian, khususnya di Indonesia, mulai berkembang sekitar tahun 1975. Pertanian tersebut
terbagi ke dalam tiga generasi. Generasi I yaitu generasi pertanian yang menghasilkan bibit.
Generasi II yaitu generasi penghasil komoditas pertanian. Generasi III yaitu generasi yang
meningkatkan nilai tambah hasil pertanian atau dengan kata lain agroindustri. Ketiga generasi
tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri karena ketiganya saling mendukung.
Revolusi Hijau yang kemudian dilakukan Pemerintah Republik Indonesia tersebut demi
tercapainya ketahanan pangan secara tetap tidak sesuai dengan cita-cita. Indonesia hanya
mampu menjadi negara yang berswasembada pangan selama lima tahun yakni dari 1984
sampai 1989. Selain itu, kesenjangan ekonomi dan sosial juga menjadi dampaknya.
Kesenjangan terjadi di antara petani kaya dengan petani miskin, serta penyelenggara negara
tingkat pedesaan. Sistem ini dinilai hanya menguntungkan nasib petani kaya pedesaan dan

petinggi pemerintahan tingkat desa saja sedangkan petani miskin tidak merasakan
keuntungannya. Antiklimaks pun terjadi. Kerusakan ekologi menjadi tidak terhindarkan
karena pemakaian pestisida yang terlampau sering dan banyak yang menjadikan hama kebal
terhadap pestisida sehingga hama-hama tersebut merusak produksi pertanian. Produksi
pertanian pun perlahan-lahan anjlok.
Dari kejadian tersebut dapat dikatakan, walaupun hanya selama lima tahun dalam
meningkatkan produksi pangan (swasembada), peran teknologi sangat terlihat dan terasa.
Bagaimanapun juga Indonesia pernah menerapkan teknologi yang membawa Indonesia pada
swasembada pangan. Hanya saja sistem yang bekerja tidak didukung dengan pemahaman
yang lebih para pelaku kegiatan tani ini mengenai teknologi yang dialihteknologikan dan
diterapkan sehingga berdampak yang kurang baik bagi ekosistem dengan beragam efek
sampingnya di masa Revolusi Hijau tersebut.
Sekarang seiring berkembangnya teknologi yang lebih mutakhir tidak menutup kemungkinan
bahwa Indonesia dapat mengulang prestasinya (swasembada pangan) dengan mengeliminasi
sebanyak mungkin dampak-dampak negatifnya. Terlebih lagi sekarang ini pertanian tidak
hanya dapat dilakukan dilahan luas untuk komoditas tertentu seperti buah-buahan dan sayurmayur. Teknologi green house, kultur jaringan, nanoteknologi, dan tanam gantung dapat
dijadikan alternatif. Sedangkan untuk pangan pokok, selain meningkatkan mutu padi atau
beras melalui bibit unggul, dilakukan pula divesifikasi pangan dengan mengolah umbiumbian dan serealia menjadi makanan penghasil energi tubuh pengganti nasi.
Itulah sejarah singkat bagaimana teknologi pertanian muncul di Indonesia dan berperan bagi
pertanian Indonesia. Kita perlu mengambil pelajaran dari terjadinya Revolusi Hijau dan
swasembada pangan yang dilakukan Indonesia dahulu. Teknologi terus berkembang,
pertanian terus berlangsung, pengembangan keduanya pun harus selalu disinkronisasikan
agar pertanian yang kita perjuangkan ini dapat meraih cita-cita ketahanan pangan Indonesia
serta menyejahterakan bangsa Indonesia.

2.3

Manfaat IPTEK dalam Bidang Pertanian

Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua
istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik
(technical change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan
teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam
distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan
produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan hasil yang lebih tinggi
daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur.
Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan
pupuk dan sesudah itu mengeringkannya untuk memberikankesempatan kepada tanaman
untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari
yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai
contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.
Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh
dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu suatu
jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat
pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah
didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani
dapat membelinya.
Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan

penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk
bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian
menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam
jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan
menggunakannya dalam usaha taninya.
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya
sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi.
Begitu pula dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi
perangsang produksi bagi petani. Pemerintah menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan
khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras
minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif,
perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain.
Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai teknik-teknik baru
dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan lainnya juga sangat membantu
menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan.
Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil
pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja
lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Dalam
pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa perangkutan yang efisien dan
murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara efektif. Pentingnya
perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan
jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap
usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau
kota kecil. Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani,
harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya.
Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi
dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut
terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya
dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya
angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.
Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus membentuk sistem
perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang
diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api
semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara
oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu dibangun dan
dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat.
Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil
pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula
sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa,
melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan

Pemanfaatan IPTEK sangat berguna terhadap petani di Indonesia untuk meninglkatkan
produktivitas pertanian. Dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK yang ada petani di
Indonesia dapat meningkatkan penghasilan mereka.
3.2

Saran

1) Semoga dengan adanya makalah ini petani di indonesia akan lebih sadar dan
memanfaatkan perkembangan IPTEK yang ada dalam produksi pertanian.
2) Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Sora N.Pengertian IPTEK. Pengertian Apapun Berisi berbagai macam pengertian. 25 Januari
2015 [dikutip 16 Januari 2016]. Tersedia dari :
http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-pengetahuan-dan-teknologilengkap.html/
Herry.Penggunaan Iptek dalam Bidang Pertanian. Baca Weh, Berbagi Cerita, Berita dan
Informasi Menarik, Fakta Unik dan Ilmu Pengetahuan. 25 Oktober 2014 [dikutip 16 Januari
2016]. Tersedia dari : http://bacaweh.blogspot.co.id/2014/10/penggunaan-iptek-dalambidang-pertanian.html/
Rachmat Sibali.Perkembangan Teknologi Pertanian. Rachmatsibali. 19 Maret 2014 [dikutip
16 Januari 2016]. Tersedia dari : http://rachmatsibali.blogspot.co.id/2014/03/perkembanganteknologi-pertanian.html/