Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah di SD Negeri 2 Purbosari Temanggung

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Namun pada kenyataannya hal tersebut belum terlihat secara optimal, terutama peran serta masyarakat. Pada saat ini masyarakat mempercayakan pendidikan sepenuhnya pada pemerintah. Masih rendahnya kesadaran orang tua dan masyarakat mengenai arti penting keterlibatan mereka dalam pendidikan anak, rendahnya tingkat pendidikan orangtua, faktor budaya dan sikap orang tua yang cenderung mempercayakan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada sekolah, diduga akan menjadi kendala utama dalam upaya pelibatan orang tua dalam pendidikan anaknya di sekolah.

  Masyarakat adalah komponen pendidikan nasional yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan. Untuk dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, harus ada hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat dan keluarga. Hubungan yang harmonis akan terwujud apabila ada saling pengertian antara sekolah, orang tua, dan masyarakat serta lembaga- lembaga lain yang ada dalam masyarakat. Setiap unsur mempunyai peran masing-masing, sehingga membentuk satu kesatuan dalam sebuah sistem masyarakat. Pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah mempunyai peran masing-masing yang saling mendukung satu dengan yang lainnya. Masyarakat dituntut untuk berpartisipasi aktif agar dapat lebih memahami, membantu, dan mengontrol proses pendidikan.

  Di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 54 dikemukakan (1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan, (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Selain pasal di atas, pada pasal 56 disebutkan sebagai berikut: (1) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah, (2) Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis, (3) Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. ( UUSisdiknas 2003: 16)

  Rohiat ( 2010: 55) menyatakan, otonomi dapat diartikan sebagai kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri serta merdeka/ tidak bergantung. Kemandirian dalam program dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. Kemandirian yang terus menerus akan menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah. Otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang- undangan pendidikan nasional yang berlaku.

  Sementara Suryadi (2011:7) mengemukakan, otonomi sekolah didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/menghargai pendapat, kemampuan memobilisasi sumber daya, kemampuan memilih cara pelaksanaan terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan sekolah, kemampuan adaptasi dan antisipasif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, serta kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri. Sekolah yang mampu mendorong warganya berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang demokratis. Makin besar tingkat partisipasi warga sekolah, makin besar pula rasa tanggung jawab dan dedikasinya. Pelibatan warga sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian, batas kewenangan, dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah.

  Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dalam praktiknya lebih dikenal sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Secara umum, MPMBS diartikan sebagai model manajemen yang memberi otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Nurkolis, 2003:9). Dalam penyelenggaraan pendidikan, sekolah diberi wewenang atau otonomi untuk mengelola penyelenggaraan pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah.

  MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah (efektivitas, kualitas, efisiensi, inovasi, relevansi dan pemerataan serta akses pendidikan). Dalam penerapannya, ada tiga pilar dalam MBS, yaitu Manajemen Sekolah, Pembelajaran yang Aktif Kreatif dan Menyenangkan ( PAKEM ), serta Peran serta Masyarakat yang diwakili komite sekolah.( DediSupriadi: 2004 )

  Menurut Depdiknas (2001:1-2) salah satu faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan, yaitu peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Hal ini mengakibatkan timbulnya persepsi bahwa penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah sehingga tidak mengherankan apabila partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat kewajiban untuk mendukung input pendidikan tertentu (dana), bukan proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Seiring dengan reformasi pendidikan yang diilhami oleh Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000, Pemerintah berupaya memberlakukan manajemen peningkatan mutu berbasis berbasis sekolah di semua jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta.

  Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sangat membantu sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Komite sekolah bisa membantu memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan keluarga, sarana prasarana, serta memberikan pengawasan dalam penyelenggaraan pendidikan.

  Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

  

Pasal 196 secara jelas mengatur fungsi dan tugas

Komite Sekolah/Madrasah. Pasal 196 ayat (1): Komite

Sekolah/Madrasah berfungsi dalam peningkatan mutu

pelayanan pendidikan dengan memberikan

pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana

dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan. Ayat (2): Komite

Sekolah/Madrasah menjalankan fungsinya secara

mandiri dan profesional. Ayat (3): Komite Sekolah/

Madrasah memperhatikan dan menindaklanjuti

  

terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi

masyarakat terhadap satuan pendidikan.

  Dari ayat tersebut jelas bahwa Komite Sekolah

memiliki peran penting dalam upaya memajukan dunia

pendidikan di tingkat nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota. Komite Sekolah juga turut

memberikan pertimbangan dalam dunia pendidikan.

Hal ini menjadikan Komite Sekolah sebagai mitra

strategis dan sejajar bagi sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan. Komite Sekolah sebagai

wakil masyarakat harus bisa membawa suara untuk

kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam

berbagai kebijakan pendidikan yang diambil sekolah.

Untuk mewujudkan tugas dan perannya, maka Komite

Sekolah harus membuat program-program yang

dilaksanakan dalam kinerjanya.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri 2 Purbosari dikatakanbahwa, komite SDN2 Purbosari sudah berjalan namun belum maksimal. Hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. ( Wawancara, Januari 2015 )

  Peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan juga dilaksanakan diberbagai sekolah seperti halnya yang diteliti oleh Tina Rahmawati, M.Pd dalam penelitiannya yang berjudul “Pemberdayaan Komite Sekolah di SMA Unggulan Kota Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan program kerja Komite Sekolahdi SMA Unggulan Kota Yogyakarta telah berjalan secara efektif. Hal ini ditandai dengan adanya pemahaman pengurus Komite Sekolah dan Kepala Sekolah terhadap tugas dan peran Komite Sekolah dan peran serta aktif Komite Sekolah dalam penyelenggaraan program kerja sekolah. (2) Pemberdayaan Komite Sekolah di SMA Unggulan Kota Yogyakarta dilakukan dengan berbagai upaya komunikasi intensif dan terbuka antara pihak sekolah dengan Komite Sekolah, dan pelibatan Komite Sekolah dalam penyelenggaraan program kerja sekolah yang bersifat strategis. Secara umum Kinerja Komite Sekolah berdampak positif terhadap mutu pendidikan di SMA Unggulan Kota Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan adanya dukungan materiil maupun non materiil dalam berbagai program peningkatan mutu sekolah.

  Berbeda dengan Tina Rahmawati, M.Pd., penelitian yang dilakukan oleh Armansyah dengan judul Peranan dan Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan SMA Negeri di Kota Binjai, menunjukkan bahwa, dalam pelaksanaan perannya hanya sebagai pemberi pertimbangan dan pengawasan yang lebih utama, sedang peran lainnya sebagai pendukung dan mediator belum sepenuhnya terlaksana. Adapun dalam dukungan dana belum berhasil sepenuhnya, karena baru mendapatkan dukungan dana dari wali murid melalui iuran komite, sedang dana dari masyarakat sekitar seperti dari dunia usaha maupun masyarakat yang peduli akan pendidikan belum berhasil.

  Evaluasi program komite perlu dilaksanakan untuk mengetahui keterlaksanaan program tersebut. Selain itu juga untuk mengadakan tindak lanjut sebagai perbaikan program.

  1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah konteks Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari ?

  2. Bagaimanakah input Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari ?

  3. Bagaimanakah proses Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari ?

  4. Bagaimanakah hasil Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari ?

  1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi :

  1. Kontek Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari.

  2. Input Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari.

  3. Proses Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari .

  4. Hasil Program Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah di SDN 2 Purbosari .

  1. 4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu teoretis dan praktis.

  1. Manfaat Teoretis, Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori-teori manajemen pendidikan dalam kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah khususnya program partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah. Melalui penelitian yang dilakukan ini dapat diungkapkan salah satu bentuk partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah sesuai dengan kultur sosial dan kebutuhan sekolah yang dapat memperkaya keragaman pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah.

  2. Manfaat Praktis

  a. BagiSekolah (1) Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membuat suatu perencanaan pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan melalui peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah. (2) Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah. b. Bagi Komite Sekolah 1) Pelaksanaan program partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah akan optimal. 2) Komite Sekolah ikut berperanaktif di dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Guru untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru pada Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Cahaya Insani Temanggung

0 0 12

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Guru untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru pada Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Cahaya Insani Temanggung

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Guru untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru pada Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Cahaya Insani Tema

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Guru untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru pada Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Cahaya Insani Temanggung

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecam

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Peran Badan Pertimbangan Komi te Sekolah 2.1.1 Hakikat Peningkatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah

0 0 16

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

0 1 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

0 0 54